Pertumbuhan Dan Produksi Tiga Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Perbandingan Pemberian Kascing Dan Pupuk Kimia

PERTUMBUHAN
DAN
PRODUKSI
TIGA
VARIETAS
PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN
PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

ALLEN WIJAYA
070301024

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

PERTUMBUHAN
DAN

PRODUKSI
TIGA VARIETAS
PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN
PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

SKRIPSI

Oleh :

ALLEN WIJAYA
070301024

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


Judul Skripsi

: Pertumbuhan dan produksi tiga varietas
padi gogo (Oryza sativa L.) terhadap perbandingan
pemberian kascing dan pupuk kimia

Nama

: Allen Wijaya

Nim

: 070301024

Departemen

: Agroekoteknologi

Program Studi


: Agronomi

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS
Ketua

Ir. Asil Barus, MS
Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina, MAgr. Sc. Ph.D
Ketua Departemen Agroekoteknologi

Tanggal lulus:

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ALLEN WIJAYA: Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas
Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Perbandingan Pemberian Kascing dan
Pupuk Kimia. Dibimbing oleh Hapsoh dan Asil Barus.
Padi adalah makanan pokok sebagian besar penduduk dunia. Peningkatan
produksi padi masih sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia.
Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk menggantikan peran pupuk
kimia, melestarikan lingkungan dan untuk pertanian yang berkelanjutan.
Penelitian dilaksanakan di Desa Marindal Kecamatan Medan Johor, pada bulan
September 2010 sampai Maret 2011. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas
(V) yang terdiri atas : Situ Patenggang (V1), Situ Bagendit (V2) dan Limboto
(V3). Faktor kedua adalah perbandingan kascing dan pupuk kimia (K) terdiri atas:
Kascing 100% (K1), Kascing 75% + Pupuk Kimia 25% (K2), Kascing 50% +
Pupuk Kimia 50% (K3), Kascing 25% + Pupuk Kimia 75% (K4) dan Pupuk
Kimia 100% (K5).
Hasil yang diperoleh adalah varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman 2,4,6 dan 8 MST, jumlah anakan 4,6 dan 8 MST, jumlah anakan
produktif, panjang malai, jumlah gabah per rumpun, jumlah gabah berisi per

rumpun, persentase jumlah gabah berisi per rumpun dan bobot 1000 butir.
Selanjutnya varietas berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi per
rumpun dan produksi per hektar. Perbandingan kascing dengan pupuk kimia
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2,4,6 dan 8 MST, jumlah
anakan 6 dan 8 MST, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per rumpun,
persentase jumlah gabah berisi per rumpun dan bobot 1000 butir. Selanjutnya
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah anakan 4 MST, panjang
malai, jumlah gabah berisi per rumpun, produksi per rumpun dan produksi per
hektar. Interaksi antara varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia
hanya berpengaruh terhadap parameter jumlah gabah berisi per rumpun dan
persentase jumlah gabah berisi per rumpun sedangkan berpengaruh tidak nyata
terhadap pameter – parameter lainnya.
Kata Kunci

: Padi gogo, Varietas, Kascing, Pupuk kimia

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT


ALLEN WIJAYA: The Growth and Production of Three Varieties of Upland Rice
to the Ratio of Vermicompost and Chemical Fertilizers. The study was conducted
under the guidance of Hapsoh and Asil Barus.
Rice is the staple food of most of the world’s population. Increasing rice
production is still very dependent on the use of chemical fertilizers. The use of
organic fertilizer is needed to replace the role of chemical fertilizers, preserving
the environment and for sustainable agriculture. The study was conducted in Desa
Marindal, Kecamatan Medan Johor from September 2010 to March 2011. The
research used a randomized block design with two factors. The first factor is
varieties (V), which include Situ Patenggang (V1), Situ Bagendit (V2), and
Limboto (V3). The second factor is the ratio of vermicompost and chemical
fertilizers, which include : vermicompost 100% (K1), vermicompost 75% +
chemical fertilizer 25% (K2), vermicompost 50% + chemical fertilizer 50% (K3),
vermicompost 75% + chemical fertilizer 75% (K4) and chemical fertilizers 100%
(K5).
The result obtained that varieties significantly affected the parameters of
plant height 2, 4, 6, and 8 weeks after planting, the number of tillers are 4, 6 and
8 weeks after planting, the number of productive tillers, length of panicle, the
number of grains per hill, number of grains contain per cluster, the percentage of
grains contain per clump, and 1000 grain weight. Varieties did not significantly

affect the parameters production per cluster, and the production per hectare. The
ratio of vermicompost and chemical fertilizers significantly affected the
parameters of plant height 2, 4, 6 and 8 weeks after planting, the number of tiller
6 and 8 weeks after planting, number of productive tillers, number of grains per
hill, percentage of grains contain per clump, and 1000 grain weight. In addition,
varieties did not significantly affect the parameters number of tillers 4 weeks after
planting, length of panicle, number of grains contain per cluster, production per
cluster, and production per hectare. The interaction between varieties and the
ratio of vermicompost and chemical fertilizers only affect the parameters of grain
content per hill and the percentage of grain contains per clump, whereas the
interaction between the two have no significant effect on other parameters.
Keywords : Upland rice, Varieties, Vermicompost, Chemical fertilizers.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan pada tanggal 5 Januari 1989. Anak ke tiga dari tiga
bersaudara dari pasangan ayahanda Rivai Yamin dan ibunda Yuhibbah.
Pada tahun 2007 penulis menamatkan sekolahnya dari SMA Negeri 16

Medan dan lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB
dan memilih program studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi
HIMADITA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian) dan pengajian Nahdatus
Syu’ban. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bakrie
Sumatera Plantation kabupaten Asahan pada tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pertumbuhan dan Produksi Tiga
Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Perbandingan Pemberian
Kascing Dan Pupuk Kimia“. Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapat gelar
sarjana dari Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua
orang tua, abang serta kakak ku tercinta yang telah memberikan semangat dan

dukungannya. Prof. Dr. Ir. Hapsoh MS dan Ir. Asil Barus, MS selaku komisi
pembimbing. Teman – teman yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, serta kepada dosen – dosen dan
pegawai di fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengharapkan kritik dan juga saran yang bersifat membangun
agar skripsi ini lebih baik dan dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan ,

Mei 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................. ......... i
ABSTRACT .......................................................................................... .......... ii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... ......... iii
KATA PENGANTAR........................................................................... .......... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................... ......... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ........... viii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ...... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian......................................................................... .................... 3
Hipotesa Penelitian..................................................................... ..................... 3
Kegunaan Penelitian................................................................... ..................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman………………………………………................................... 4
Syarat Tumbuh………………………………………………… .................... 6
Iklim…………………………………………………… ......................... 6
Tanah…………………………………………………... ......................... 7
Pupuk Kascing............................................................................. .................... 7
Varietas........................................................................................ .................... 8
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ..................................................................... .................... 9

Bahan dan Alat............................................................................ .................... 9
Metode percobaan............................................................................................ 9
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan............................................................................................... 12
Persiapan Kascing....................................................................... .................... 12
Pembuatan Blok............................................................................................... 12
Persiapan Media Tanam............................................................... ................... 12
Penanaman....................................................................................................... 13
Penyulaman.................................................................................. ........ 13
Pemupukan.................................................................................. ......... 13
Pemeliharaan Tanaman................................................................ ........ 13
Penyiraman...................................................................... .................... 13
Penyiangan......................................................................................... 13
Pengendalian Hama Penyakit.......................................... .................. 14
Panen............................................................................... .................. 14
Peubah Amatan................................................................................................ 14
Tinggi Tanaman................................................................................. 14
Jumlah Anakan per Tanaman......................................... ................... 14
Jumlah Anakan Produktif per Tanaman......................... ................... 15
Panjang Malai per Tanaman............................................ .................. 15

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Gabah Per Rumpun............................................ ................... 15
Jumlah Gabah Berisi per Rumpun.................................. ................... 15
Persentase Gabah Berisi per Rumpun.............................. ................. 15
Bobot 1000 Butir............................................................. .................. 15
Produksi Gabah Kering per Rumpun................................................. 15
Produksi Gabah Kering per Hektar.................................. ................. 16

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil................................................................................................................. 17
Pembahasan................................................................................ ..................... 29
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan……………………………………………………. ..................... 36
Saran…………………………………………………………… .................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No

Hal

1. Tinggi padi (cm) umur 2,4,6 dan 8 MST pada perlakuan
varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk
kimia..................................................................................................18
2. Jumlah anakan padi (batang) umur 4,6 dan 8 MST pada
perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk
kimia.................................................................................................. 20
3. Jumlah anakan produktif padi (batang) pada perlakuan varietas
dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia................................ 22
4. Panjang malai padi (cm) pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia....................................... 23
5. Jumlah gabah per rumpun padi (butir) pada perlakuan varietas
dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia................................ 24
6. Jumlah gabah berisi per rumpun padi (butir) pada perlakuan
varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia................... 25
7. Persentase jumlah gabah berisi per rumpun padi (%) pada
perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk
kimia................................................................................................ 26
8. Bobot 1000 butir padi (g) pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia....................................... 27
9. Produksi per rumpun padi (g) pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia....................................... 28
10. Produksi per hektar padi (ton) pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia....................................... 28

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No

Hal

1. Foto tanaman padi pada berbagai kombinasi perlakuan............. ..............

62

2. Foto lahan penelitian.......................................................................... .......

64

3. Foto hasil gabah kering pada dari berbagai kombinasi
perlakuan.............................................................................................. .....

65

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No

Hal

1.

a. Deskripsi padi varietas Situ Patenggang .............................................. 39
b. Deskripsi padi varietas Situ Bagendit................................................... 40
c. Deskripsi padi varietas Limboto........................................................... 41

2. Perhitungan Kebutuhan Pupuk.................................................................. 42
3. Hasil analisis kandungn kascing................................................................43
4. Data pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi padi (cm) umur
2 MST Pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia.............................................................................................. 44
5. Data pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi padi (cm) umur
4 MST pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia.............................................................................................. 45
6. Data pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi padi (cm) umur
6 MST pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia.............................................................................................. 46
7. Data pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi padi (cm) umur
8 MST pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia.............................................................................................. 47
8. Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah anakan padi
(batang) umur 4 MST pada perlakuan varietas dan perbandingan
kascing dengan pupuk kimia.................................................................... 48
9. Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah anakan padi
(batang) umur 6 MST pada perlakuan varietas dan perbandingan
kascing dengan pupuk kimia ................................................................. 49
10. Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah anakan padi
(batang) umur 8 MST pada perlakuan varietas dan perbandingan
kascing dengan pupuk kimia ................................................................. 50
11. Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah anakan produktif
padi (Batang) pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing
dengan pupuk kimia ............................................................................... 51
12. Data pengamatan dan analisis sidik ragam panjang malai padi (cm)
pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk
kimia ..................................................................................................... 52

Universitas Sumatera Utara

13. Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah gabah per
rumpun padi (butir) pada perlakuan varietas dan perbandingan
kascing dengan pupuk kimia .................................................................. 53
14. Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah gabah berisi
per rumpun padi (butir) pada perlakuan varietas dan perbandingan
kascing dengan pupuk kimia .................................................................. 54
15. Data pengamatan dan analisis sidik ragam persentase jumlah
gabah berisi per rumpun padi (%) pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia ............................................ 55
16. Data pengamatan dan analisis sidik ragam bobot 1000 butir
padi (g) pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia ........................................................................................... 56
17. Data pengamatan dan analisis sidik ragam produksi per rumpun
padi (g) pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia ........................................................................................... 57
18. Data pengamatan dan analisis sidik ragam produksi per hektar
padi (ton) pada perlakuan varietas dan perbandingan kascing dengan
pupuk kimia ........................................................................................... 58
19. Rangkuman pertumbuhan padi pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia ............................................ 59
20. Rangkuman komponen produksi dan produksi padi pada perlakuan
varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia......................... . 60
21. Bagan penelitian.........................................................................................60
22. Jadwal pelaksanaan penelitian...................................................................61
23. Foto padi pada berbagai kombinasi perlakuan..........................................62
24. Foto lahan penelitian.............................................................................. ..64
25. Foto hasil gabah kering padi pada berbagai kombinasi perlakuan......... ..65

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

ALLEN WIJAYA: Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas
Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Perbandingan Pemberian Kascing dan
Pupuk Kimia. Dibimbing oleh Hapsoh dan Asil Barus.
Padi adalah makanan pokok sebagian besar penduduk dunia. Peningkatan
produksi padi masih sangat tergantung pada penggunaan pupuk kimia.
Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk menggantikan peran pupuk
kimia, melestarikan lingkungan dan untuk pertanian yang berkelanjutan.
Penelitian dilaksanakan di Desa Marindal Kecamatan Medan Johor, pada bulan
September 2010 sampai Maret 2011. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas
(V) yang terdiri atas : Situ Patenggang (V1), Situ Bagendit (V2) dan Limboto
(V3). Faktor kedua adalah perbandingan kascing dan pupuk kimia (K) terdiri atas:
Kascing 100% (K1), Kascing 75% + Pupuk Kimia 25% (K2), Kascing 50% +
Pupuk Kimia 50% (K3), Kascing 25% + Pupuk Kimia 75% (K4) dan Pupuk
Kimia 100% (K5).
Hasil yang diperoleh adalah varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman 2,4,6 dan 8 MST, jumlah anakan 4,6 dan 8 MST, jumlah anakan
produktif, panjang malai, jumlah gabah per rumpun, jumlah gabah berisi per
rumpun, persentase jumlah gabah berisi per rumpun dan bobot 1000 butir.
Selanjutnya varietas berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi per
rumpun dan produksi per hektar. Perbandingan kascing dengan pupuk kimia
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2,4,6 dan 8 MST, jumlah
anakan 6 dan 8 MST, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per rumpun,
persentase jumlah gabah berisi per rumpun dan bobot 1000 butir. Selanjutnya
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah anakan 4 MST, panjang
malai, jumlah gabah berisi per rumpun, produksi per rumpun dan produksi per
hektar. Interaksi antara varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia
hanya berpengaruh terhadap parameter jumlah gabah berisi per rumpun dan
persentase jumlah gabah berisi per rumpun sedangkan berpengaruh tidak nyata
terhadap pameter – parameter lainnya.
Kata Kunci

: Padi gogo, Varietas, Kascing, Pupuk kimia

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

ALLEN WIJAYA: The Growth and Production of Three Varieties of Upland Rice
to the Ratio of Vermicompost and Chemical Fertilizers. The study was conducted
under the guidance of Hapsoh and Asil Barus.
Rice is the staple food of most of the world’s population. Increasing rice
production is still very dependent on the use of chemical fertilizers. The use of
organic fertilizer is needed to replace the role of chemical fertilizers, preserving
the environment and for sustainable agriculture. The study was conducted in Desa
Marindal, Kecamatan Medan Johor from September 2010 to March 2011. The
research used a randomized block design with two factors. The first factor is
varieties (V), which include Situ Patenggang (V1), Situ Bagendit (V2), and
Limboto (V3). The second factor is the ratio of vermicompost and chemical
fertilizers, which include : vermicompost 100% (K1), vermicompost 75% +
chemical fertilizer 25% (K2), vermicompost 50% + chemical fertilizer 50% (K3),
vermicompost 75% + chemical fertilizer 75% (K4) and chemical fertilizers 100%
(K5).
The result obtained that varieties significantly affected the parameters of
plant height 2, 4, 6, and 8 weeks after planting, the number of tillers are 4, 6 and
8 weeks after planting, the number of productive tillers, length of panicle, the
number of grains per hill, number of grains contain per cluster, the percentage of
grains contain per clump, and 1000 grain weight. Varieties did not significantly
affect the parameters production per cluster, and the production per hectare. The
ratio of vermicompost and chemical fertilizers significantly affected the
parameters of plant height 2, 4, 6 and 8 weeks after planting, the number of tiller
6 and 8 weeks after planting, number of productive tillers, number of grains per
hill, percentage of grains contain per clump, and 1000 grain weight. In addition,
varieties did not significantly affect the parameters number of tillers 4 weeks after
planting, length of panicle, number of grains contain per cluster, production per
cluster, and production per hectare. The interaction between varieties and the
ratio of vermicompost and chemical fertilizers only affect the parameters of grain
content per hill and the percentage of grain contains per clump, whereas the
interaction between the two have no significant effect on other parameters.
Keywords : Upland rice, Varieties, Vermicompost, Chemical fertilizers.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi adalah tanaman yang paling banyak dibudidayakan, meliputi sekitar
143,5 juta hektar, dan 90% lebih berada dikawasan Asia. Luas areal padi di setiap
negara sangat tergantung dari kebijaksanaan masing – masing pemerintah. Padi
dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah dari yang bertopografi datar sampai
miring, dan sampai 1500 m di atas permukaan laut (Noor, 1996).
Sebagai bahan makanan, nasi dan beberapa bahan makanan pokok lainnya
merupakan sumber untuk mendapatkan karbohidrat dan lemak. Pencernaan
karbohidrat di dalam tubuh akan menghasilkan energi. Dibandingkan dengan
bahan makan lainnya, beras merupakan bahan makanan yang paling lengkap
kandungan gizinya dan sangat tinggi kandungan karbohidrat, lemak dan
proteinnya (Sugeng, 2001).
Hal ini menjadikan padi sebagai tanaman pangan yang terpenting di
Indonesia dan menyebabkan kebutuhan terhadap padi terus bertambah. Produksi
padi tahun 2009 sebesar 64,33 juta ton gabah kering giling, meningkatan
sebanyak 4 juta ton (6,64%) dari tahun 2008. Produksi 2010 diperkirakan sebesar
64,9 juta ton gabah kering giling, yang menunjukkan peningkatan sebanyak
568,37 ribu ton (0,88%) (www.bps.com,2010).
Untuk meningkatkan produksi padi nasional, adalah dengan rehabilitasi
dan pembangunan jaringan irigasi baru, dan itu meliputi intensifikasi pertanian,
salah satunya dengan budidaya padi system of rice intensification (SRI). Pada
sistem SRI pemakaian air lebih hemat dan pendapatan petani meningkat karena

Universitas Sumatera Utara

hemat benih, biaya tanam lebih rendah dan produksi lebih tinggi. Meskipun benih
yang ditanam hanya satu namun akarnya lebih panjang dan anakan padi yang
dihasilkan lebih banyak. Pupuk yang dianjurkan pada metoda SRI adalah pupuk
organik karena selain memperbaiki struktur tanah, juga bisa mengikat air
(www.pu.go.id, 2010).
Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan, penurunan produktivitas lahan, terjadinya residu bahan
kimia sehingga membahayakan kesehatan. Pupuk organik merupakan solusi untuk
memberdayakan pertanian yang berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik
diharapkan dapat menggantikan sebagian dari penggunaan pupuk kimia.
Kascing
fithohormon

merupakan pupuk

dan

unsur-unsur

organik

yang

yang

diperlukan

mengandung
bagi

mikroba,

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman. Kascing mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya
dapat

memperbaiki

sifat

fisik,

biologi

dan

kimia

tanah

(Prasetyo, 2010)
Cacing tanah dapat memakan bahan organik sebesar ukuran badannya
dalam waktu 24 jam. Cacing tanah mampu menguraikan sampah organik 2 sampai
5 kali lebih cepat daripada mikroorganisme pembusuk. Limbah bahan organik
yang diuraikan bobot nya dapat menyusut 40-60%. Pupuk organik yang
dihasilkan dari proses pengomposan menggunakan mikroorganisme cacing tanah
inilah yang disebut kascing (Nick, 2010).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui sejauh mana penggunaan pupuk organik dapat menggantikan peran
pupuk kimia dalam upaya budidaya padi gogo.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi beberapa varietas padi gogo
(Oryza sativa L.) terhadap perbandingan pemberian kascing dengan pupuk kimia.

Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh perbandingan kascing dan pupuk kimia terhadap
pertumbuhan dan produksi beberapa varietas padi gogo (Oryza sativa L.) dan ada
interaksi antara perbandingan kascing dan pupuk kimia dengan varietas padi
gogo(Oryza sativa L.)

Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan perbandingan dosis
kascing dan pupuk kimia yang tepat dalam budidaya padi gogo.
2. Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data dalam penyusunan skripsi
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Padi

Menurut Aak (1990) klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Class

: Monocotyledonae

Ordo

: Graminales

Famili

: Graminae (Poaceae)

Genus

: Oryza

Species

: Oryza sativa L.

Akar padi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian. Pertama, akar
tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang. Kedua, akar serabut, akar ini tumbuh setelah 5-6 hari dari
terbentuknya akar tunggang. Ketiga akar rambut yaitu merupakan bagian akar
yang keluar dari akar tunggang, merupakan saluran pada kulit akar yang berada
diluar, dan ini penting dalam pengisian air serta zat-zat makanan. Kemudian akar
tajuk yaitu akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk dibedakan
menjadi akar tajuk dangkal dan dalam. Apabila kandungan udara dalam tanah
rendah, maka akar tajuk dangkal mudah berkembang (Tjitrosoepomo, 2001).
Sumbu utama batang dibedakan dari titik tumbuh embrio, yang pada
awalnya tertutup oleh koleoptil. Tinggi batang utama tergantung pada jumlah ruas
dan panjangnya, tetapi kemungkinan lebih dipengaruhi oleh lingkungan, dalam

Universitas Sumatera Utara

kondisi pertumbuhan yang sebanding yang lebih menentukan adalah karakteristik
varietas. Varietas yang memiliki metode pematangan yang pendek umumnya
memiliki ruas lebih sedikit dibandingkan dengan periode pematangan yang lama,
tetapi tetap terdapat pengecualian. Jumlah ruas dapat bervariasi dari sekitar
sepuluh sampai dua puluh (Girst, 1960).
Daun terdiri dari dua bagian yaitu, sarung yang membungkus batang dan
lidah atau lamina. Daun berada pada suatu sumbu yang jumlahnya sama dengan
ruasnya. Daun yang pertama merupakan selubung daun atau koleoptil. Daun
kedua muncul melalui celah koleoptil itu, ukurannya lebih kecil dan tidak
memiliki lidah daun. Daun yang lain sama, kecuali daun yang paling atas atau
daun bendera yang sedikit berbeda (Girst, 1960).
Bunga padi merupakan bunga dioceus dan bakal buah berada diatasnya.
Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas.
Bulir – bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan
sumbu utama malai adalah ruas buku terakhir pada batang. Panjang malai
tergantung varietas, kultur teknis dan lingkungan. Dari sumbu utama pada ruas
buku yang terakhir inilah biasanya panjang malai diukur. Jumlah cabang pada
setiap malai berkisar antara 15 – 20 buah. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi
rendemen tanaman (Aak, 1990).
Tanaman padi berbentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan
tumbuh pada dasar batang. Anakan pertama tumbuh diantara dasar batang dan
daun sekunder, sedangkan pada pangkal batang anakan pertama berbentuk
perakaran. Anakan ini tetap melekat pada batang utama hingga masa pertumbuhan
berikutnya. Anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama yaitu pada

Universitas Sumatera Utara

buku pertama, dan juga membentuk perakaran sendiri. Anakan ketiga tumbuh
pada buku pertama pada batang anakan kedua. Jumlah anakan maksimum dicapai
pada umur 50-60 hari setelah tanam (Aak,1990).
Biji padi atau gabah terdiri dari dua penyusun utama yaitu 72-82% bagian
yang dapat dimakan (kariopsis) dan 18-28% kulit gabah atau sekam. Kariopsis
tersusun dari 1-2% perikarp, 4-6% aleuron dan testa, 2-3% lemma dan 89-94%
endosperm (Haryadi,2006).

Syarat Tumbuh Padi
Iklim
Pertumbuhan padi gogo sangat tergantung pada hujan, yang terdistribusi
cukup untuk setiap fase pertumbuhan. Panjang pendeknya musim tanam sangat
menentukan keberhasilan panen padi gogo. Selain jumlah hujan dan distribusinya,
umur padi gogo juga berperan dalam menentukan kualitas hasil panen, makin
pendek umur padi makin baik kualitasnya. Padi gogo yang berumur 90 – 135 hari
sangat baik ditanam di Indonesia karena musim hujan di Indonesia pendek. Curah
hujan rata – rata yang diperlukan 200 mm/bulan dengan suhu 22 – 27° C
(Suprayono dan Setyono, 1997).
Pemakaian air yang optimal pada tanaman padi pada kondisi intensitas
cahaya rendah adalah ± 150 mm/bulan dan pada intensitas cahaya tinggi ± 200
mm/bulan (Guslim, 2008)

Tanah
Media yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan padi adalah tanah
dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu,

Universitas Sumatera Utara

dan diperlukan air dalam jumlah cukup. Ketebalan lapisan atasnya antara 18 – 22
cm dengan pH 4 – 7 (www. Ngraho. com, 2010)
Padi gogo sebaiknya ditanam di tanah yang berhumus, struktur remah
serta cukup mengandung air dan udara. Media yang cocok bervariasi mulai dari
yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah yang kasar, lapisan
olah tanah sebaiknya berkisar antara 25 cm. Sebaiknya tanah tidak berbatu
(www. BPP Teknologi. com, 2010).

Varietas
Tidak semua varietas padi cocok dibudidayakan secara organik. Padi
hibrida kurang cocok ditanam secara organik karena diperoleh melalui proses
pemuliaan laboratorium. Walaupun merupakan varietas unggul tahan hama dan
penyakit tertentu, tetapi umumnya padi hibrida hanya dapat tumbuh dan
berproduksi optimal bila disertai dengan aplikasi pupuk kimia dalam jumlah
banyak. Tanpa pupuk kimia, padi tersebut tidak akan tumbuh subur dan
berproduksi optimal. Varietas padi yang cocok ditanam secara organik hanyalah
jenis atau varietas alami. Agar berproduksi optimal jenis padi ini tidak menuntut
penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar (Andoko, 2006).

Pupuk Kascing
Pupuk alam adalah pupuk yang diperoleh dari alam tanpa melalui proses
industri atau tidak dibuat oleh pabrik pupuk. Pada umumnya pupuk ini bersifat
organik karena terdiri atas senyawa dan bahan – bahan yang dihasilkan dari proses
penguraian makhluk hidup (Hasibuan,2010).

Universitas Sumatera Utara

Jenis cacing yang sering digunakan untuk membuat kascing adalah
Lumbricus teristis, Lumbricus rubellus, Pherettima defringes dan Eisenia foetida.
Cara membuat kompos dengan bantuan cacing tanah ini disebut vermicomposting.
Cacing tanah akan mengurai bahan kompos yang telah terdekomposisi oleh
mikroorganisme. Keterlibatan dua jenis mikroorganisme ini dalam pengomposan
menyebabkan cara kerjanya lebih cepat dan efisien. Hasil dari vermikompos ini
disebut kascing. Kascing mengandung nitrogen, fosfor, mineral, hormon auksin,
giberelin dan sitokinin serta beberapa enzim; seperti protease, lipase, selulase dan
kitinase yang cukup tinggi. Dalam pengomposan, cacing tanah dapat memakan
bahan organik sebanyak dua kali berat tubuhnya dalam waktu 24 jam, serta
membantu

aerase

dan

mengaduk

bahan

melalui

pergerakannya

(Simamora dan Salundik, 2006).
Syarat – syarat yang diperlukan agar pertumbuhan cacing dapat berjalan
baik adalah; pH media harus netral 6 – 7,2 agar mikroorganisme dalam
pencernaan cacing dapat hidup membantu pencernaan. Kelembaban media
15 – 30 % agar oksigen dapat masuk dan cacing dapat berespirasi. Suhu 15 - 25°C
untuk menjaga metabolisme cacing. Tempat pengomposan yang ideal memiliki
tinggi 30 cm panjang 2,5 dan lebar 1 m. Media mempunyai dua fungsi, sebagai
tempat hidup sekaligus tempat bahan makanan cacing. Cara panen dengan
melakukan penerangan pada bagian permukaan cacing agar cacing turun ke
tempat yang lebih gelap. Ambil media sedikit demi sedikit sehingga akhirnya
hanya tersisa cacingnya (Sinaga, 2010).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Marindal kecamatan Medan Johor dengan
ketinggian 25 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2010 sampai dengan bulan Maret 2011

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih padi gogo
varietas Situ Patenggang (Lampiran 1.a), Situ Bagendit (Lampiran 1.b) dan
Limboto (Lampiran 1.c), pupuk kimia (NPK) (Lampiran 2), pupuk kascing
(Lampiran 3), pestisida organik (dippel wp dan nordox 56 wp), dan tanah top soil.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkul untuk
mengolah lahan, polibeg, meteran untuk mengukur, timbangan, gembor untuk
menyiram tanaman, pacak sampel, penggaris dan jaring untuk melindungi padi
dari hama burung.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor, yaitu :
Faktor I : varietas padi gogo (V) yang terdiri atas :
V1

: Situ Patenggang

V2

: Situ Bagendit

V3

: Limboto

Universitas Sumatera Utara

Faktor II : pupuk kascing (K) dengan 5 taraf, yaitu :
K1 : pupuk kascing 100% (8 ton/ha)
K2 : pupuk kascing 75% (6 ton/ha) + pupuk kimia 25% (50, 18.75, 25 kg/ha)
K3 : pupuk kascing 50% (4 ton/ha) + pupuk kimia 50% (100, 37.5, 50 kg/ha)
K4 : pupuk kascing 25% (2 ton/ha) + pupuk kimia 75% (150, 56.25, 75 kg/ha)
K5 : pupuk kimia 100% (200, 75, 100 kg/ha)

Sehigga diperoleh 15 kombinasi perlakuan, yaitu :
V1 K1

V2 K1

V3 K1

V1 K2

V2 K2

V3 K2

V1 K3

V2 K3

V3 K3

V1 K4

V2 K4

V3 K4

V1 K5

V2 K5

V3 K5

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot/blok

: 15 plot

Jumlah plot seluruhnya

: 45 plot

Panjang plot

: 100 cm

Lebar plot

: 100 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Jumlah polibeg /plot

: 4 polibeg

Jumlah tanaman/polibeg

: 1 tanaman

Jumlah sampel/plot

: 3 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya

: 135 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya

: 180 tanaman

Universitas Sumatera Utara

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Dimana:
Yijk

: Data hasil pengamatan dari unit percobaan ke-i dengan perlakuan
varietas taraf ke-j dan pemberian kascing pada taraf ke-k

µ

: Nilai tengah

ρi

: Efek blok ke-i

αj

: Efek perlakuan varietas ke-j

βk

: Efek pemberian kascing ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari perlakuan varietas ke-j dan
perlakuan pemberian kascing pada taraf ke-k
εijk

: Efek error pada blok ke-i yang mendapat perlakuan varietas pada
taraf ke-j dan perlakuan pemberian kascing pada taraf ke-k.

Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,
maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1989).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa akar
tanaman, kemudian diratakan dengan menggunakan cangkul

Persiapan Kascing
Bahan-bahan kascing yang terdiri atas campuran tandan kosong kelapa
sawit, jerami padi dan rumput - rumputan (2 : 1: 1) dicacah dengan mesin
pencacah (kapasitas 500 kg/jam). Bahan yang telah halus kemudian diletakkan
dalam bak dan ditambah dengan kotoran lembu yang telah dicairkan dengan air
dan molase. Bahan dicampur rata kemudian, dimasukkan cacing sebagai
mikroorganisme dekomposer.

Pembuatan Blok
Setelah areal diratakan dibuat blok tanaman sebanyak 3 blok dengan jarak
antar blok 50 cm ,setiap blok dibagi menjadi 15 plot, dengan jarak antar plot
30 cm dan ukuran 100 cm x 100 cm

Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah top soil.
Sebelum dilakukan penanaman, tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sampah
dan sisa-sisa akar. Kemudian tanah dimasukkan dalam polibeg dan ditambahkan
kascing sesuai dengan perlakuan.

Universitas Sumatera Utara

Penanaman
Sebelum ditanam benih direndam di dalam air selama 60 menit. Kemudian
ditanam dalam polibeg sebanyak satu benih per polibeg sedalam dua cm.

Penyulaman
penyulaman dilakukan jika ada benih yang tidak tumbuh, atau yang
pertumbuhannya terganggu. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan benih
transplanting yang telah disiapkan sebelumnya, dan dilakukan pada 1 sampai 2
minggu setelah tanam.

Pemupukan
Pemupukan kascing dilakukan sebelum penanaman dengan cara dicampur
di bagian atas media tanam dengan dosis sesuai perlakuan. Pupuk TSP dan KCL
diberikan pada 2 MST dengan dosis sesuai perlakuan, sedangkan pupuk Urea
diberikan dua kali yaitu pada 2 MST dan 8 MST, masing – masing setengah dari
dosis perlakuan.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari dengan menggunakan
gembor sampai kapasitas lapang atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan sekitar 1 bulan sekali. Apabila terdapat gulma di
dalam polibeg maka gulma dicabut dari polibeg dan menyiangi gulma di plot
dengan cangkul

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian Hama Dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan
pestisida organik (insektisida dan fungisida). Pengendalian penyakit pada tanaman
dilakukan dengan menyemprotkan fungisida organik, sedangkan pengendalian
serangan

hama

dilakukan

dengan

menyemprotkan

Penyemprotan dilakukan setiap satu minggu sekali dan

insektisida

organik.

di sesuaikan dengan

kondisi tanaman di lapangan

Panen
Panen dilakukan ketika bulir padi sudah matang atau sudah mencapai
stadium tua. Ciri morfologisnya yaitu daun berwarna kuning kecoklatan atau
33-36 hari setelah berbunga

Peubah Amatan

Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari
pangkal batang yang berada di permukaan tanah sampai ujung daun yang tertinggi
setelah diluruskan. Pengamatan dilakukan saat 2, 4, 6 dan 8 MST.

Jumlah Anakan per Tanaman
Jumlah anakan dihitung dengan menghitung seluruh jumlah batang per
rumpun kemudian dikurangi satu batang. Pengukuran dilakukan pada 4, 6 dan 8
MST.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Anakan Produktif per Tanaman
Jumlah anakan produktif dihitung dengan menghitung seluruh anakan
yang menghasilkan malai. Jumlah anakan produktif dihitung setelah panen.

Panjang Malai per Tanaman
Panjang malai diukur dengan menggunakan penggaris setelah malai
diluruskan, panjang malai diukur dari pangkal hingga ujung malai. Pengukuran
dilakukan setelah panen.

Jumlah Gabah per Rumpun
Jumlah gabah per rumpun dihitung dengan menghitung seluruh jumlah
gabah pada rumpun padi. Jumlah gabah per rumpun dihitung setelah panen dari
masing – masing sampel.

Jumlah Gabah Berisi per Rumpun
Jumlah gabah berisi per rumpun dihitung dengan menghitung hanya gabah
yang berisi dari seluruh rumpun padi. Jumlah gabah berisi per rumpun dihitung
setelah panen dari masing-masing sampel.

Persentase Gabah Berisi per Rumpun
Dihitung persentase gabah berisi per rumpun dengan rumus :
% gabah berisi per rumpun =

jumlah gabah berisi per rumpun
X 100%
jumlah gabah total per rumpun

Bobot 1000 Butir
Dihitung jumlah seluruh gabah berisi per sampel, lalu ditimbang beratnya.
Setelah itu hasilnya dirata – ratakan dan hasilnya dikalikan 1000.

Universitas Sumatera Utara

Produksi Gabah Kering per Rumpun
Produksi per rumpun dihitung dengan menimbang keseluruhan dari hasil
gabah berisi setelah pemanenan pada masing-masing tanaman sampel.

Produksi Gabah Kering per Hektar
Produksi per hektar dihitung dengan menimbang seluruh gabah berisi dari
setiap sampel kemudian dirata – ratakan, setelah itu hasilnya dikalikan dengan
jumlah populasi dalam satu hektar

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa varietas menghasilkan pengaruh
nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif,
panjang malai, jumlah gabah per rumpun, jumlah gabah berisi per rumpun,
persentase jumlah gabah berisi per rumpun dan bobot 1000 butir. Selanjutnya
varietas tidak berpengaruh nyata terhadap parameter produksi per rumpun dan
produksi per hektar.
Perlakuan perbandingan kascing dengan pupuk kimia menghasilkan
pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah anakan 6 dan 8 minggu
setelah tanam (MST), jumlah anakan produktif, jumlah gabah per rumpun,
persentase jumlah gabah berisi per rumpun, dan bobot 1000 butir. Tetapi tidak
berpengaruh nyata pada parameter jumlah anakan 4 MST, panjang malai, jumlah
gabah berisi per rumpun, produksi per rumpun dan produksi per hektar.
Interaksi antara varietas dan kascing berdasarkan hasil analisis sidik ragam
hanya berpengaruh nyata pada parameter jumlah gabah berisi per rumpun dan
persentase jumlah gabah berisi per rumpun. Sedangkan tidak menunjukkan
adanya pengaruh nyata pada parameter yang lainnya.

Tinggi Tanaman
Hasil analisis sidik ragam rataan tinggi tanaman (Lampiran 4 -7)
memoerlihatkan bahwa varietas menghasilkan pengaruh nyata pada parameter
tinggi tanaman. Kascing berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 2,6 dan 8 MST

Universitas Sumatera Utara

tetapi tidak berpengaruh nyata pada 4 MST. Sedangkan interaksi antara varietas
dan kascing tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Rataan tinggi
tanaman 2,4,6 dan 8 MST dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tinggi padi (cm) umur 2,4,6 dan 8 MST pada perlakuan varietas dan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia
Tinggi Tanaman
Perlakuan
2MST

4MST

6MST

8MST

Varietas
V1 (Situ Patenggang)
V2 (Situ Bagendit)
V3 (Limboto)

21,36 a
16,97 b
18,14 b

46,72 a
39,84 b
43,63 ab

59,68 a
47,45 b
59,19 a

63,89 a
50,81 b
66,28 a

Kascing : Pupuk Kimia
K1 (Kascing 100%)
K2 (kascing 75% + P. Kimia 25%)
K3 (Kascing 50% + P. Kimia 50%)
K4 (Kascing 25% + P. Kimia 75%)
K5 (P. Kimia 100%)

19,75 ab
20,06 a
19,87 ab
17,48 bc
16,96 c

40,69
47,67
44,34
41,57
42,72

52,23 b
55,52 ab
56,49 a
54,82 ab
58,14 a

56,83 c
59,87 b
60,94 b
59,18 bc
64,82 a

22,73
21,61
22,85
19,96
19,61
17,55
16,43
20,05
16,05
14,78
18,98
22,11
16,70
16,41
16,49

43,43
45,80
50,46
47,85
46,06
36,15
50,46
39,81
32,65
40,13
42,48
46,73
42,75
44,20
41,96

54,60
59,00
62,21
60,81
61,78
45,33
49,28
48,70
42,33
51,61
56,76
58,28
58,55
61,31
61,03

60,00
67,13
63,45
62,43
66,41
48,35
50,33
51,81
47,86
55,70
62,13
62,13
67,55
67,25
72,33

Interaksi V x K
V1K1
V1K2
V1K3
V1K4
V1K5
V2K1
V2K2
V2K3
V2K4
V2K5
V3K1
V3K2
V3K3
V3K4
V3K5

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata
menurut uji Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada rataan tinggi tanaman 2 MST,
varietas V1 menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 21,36 cm dan terendah pada
varietas V2 yaitu 16,97 cm. Perlakuan perbandingan kascing dengan pupuk kimia

Universitas Sumatera Utara

tertinggi terdapat pada K2 yaitu 20,06 cm dan terendah pada K5 yaitu 16,96 cm.
Sedangkan interaksi antara varietas dan perbandingan kascing yang menghasilkan
tanaman tertinggi adalah perlakuan V1K3 yaitu 22,85 cm dan terendah pada
perlakuan V2K4 yaitu 16,05 cm.
Rataan tinggi tanaman 4 MST, varietas V1 menghasilkan tanaman
tertinggi yaitu 46,72 cm dan terendah pada V2 yaitu 39,84 cm. Perlakuan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia tertinggi terdapat pada K2 yaitu
47,67 cm dan terendah pada K1 yaitu 40,69 cm. Sedangkan interaksi antara
varietas dan perbandingan kascing pada perlakuan V1K3 dan V2K2 menghasilkan
tanaman tertinggi yaitu 50,46 cm dan terendah pada perlakuan V2K4 yaitu
32,65 cm.
Rataan tinggi tanaman 6 MST, varietas V1 menghasilkan tanaman
tertinggi yaitu 59,68 cm dan terendah pada V2 yaitu 47,45 cm. Perlakuan
perbandingan kascing dengan pupuk kimia tertinggi terdapat pada K5 yaitu
58,14 cm dan terendah pada perlakuan K1 yaitu 52,23 cm. Interaksi antara
varietas dan kascing yang menghasilkan tanaman tertinggi adalah perlakuan
V1K3 yaitu 62,21 cm dan terendah pada perlakuan V2K4 yaitu 42,33 cm.
Pada rataan tinggi tanaman 8 MST, varietas V3 menghasilkan tanaman
tertinggi yaitu 66,28 cm dan terendah pada V2 yaitu 50,81 cm. Perlakuan
perbandingan kascing tertinggi terdapat pada K5 yaitu 64,82 cm dan terendah
pada K1 yaitu 56,83 cm. Interaksi antara varietas dan kascing pada perlakuan
V3K5 menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 72,33 cm dan terendah pada
perlakuan V2K4 yaitu 47,86 cm.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Anakan
Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam (Lampiran 8- 10) dapat
disimpulkan bahwa varietas menghasilkan pengaruh nyata pada parameter jumlah
anakan. Kascing berpengaruh nyata pada parameter jumlah anakan 6 dan 8
(MST). Rataan jumlah anakan 4,6 dan 8 MST dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah anakan padi (batang) umur 4,6 dan 8 MST pada perlakuan
varietas dan perbandingan kascing dengan pupuk kimia
Perlakuan

Jumlah Anakan
4MST

6MST

8MST

4,33 ab
5,17 a
3,63 b

11,70 b
17,60 a
10,73 b

12,20 b
21,90 a
11,07 b

Kascing : Pupuk Kimia
K1 (Kascing 100%)
K2 (kascing 75% + P. Kimia 25%)
K3 (Kascing 50% + P. Kimia 50%)
K4 (Kascing 25% + P. Kimia 75%)
K5 (P. Kimia 100%)

3,89
4,89
5,17
4,06
3,89

10,17 c
12,61 bc
14,83 a
14,06 ab
15,06 a

10,17 c
13,28 bc
16,67 ab
16,22 ab
17,28 a

Interaksi V x K
V1K1
V1K2
V1K3
V1K4
V1K5
V2K1
V2K2
V2K3
V2K4
V2K5
V3K1
V3K2
V3K3
V3K4
V3K5

3,67
4,83
5,17
4,33
3,67
4,50
5,67
7,17
4,17
4,33
3,50
4,17
3,17
3,67
3,67

9,33
10,83
12,67
12,83
12,83
12,83
16,00
21,83
16,67
20,67
8,33
11,00
10,00
12,67
11,67

7,50
9,33
11,50
14,33
13,33
15,00
19,50
28,00
22,17
24,83
8,00
11,00
10,50
12,67
13,67

Varietas
V1 (Situ Patenggang)
V2 (Situ Bagendit)
V3 (Limboto)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata
menurut uji Duncan pada taraf 5%

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2 memperlihatkan pada rataan jumlah anakan 4 MST, varietas V2
menghasilkan jumlah anakan terbanyak yaitu 5,17 batang dan terendah pada V3
yaitu 3,63 batang. Perlakuan perbandingan kascing dengan jumlah anakan
terbanyak terdapat pada K3 yaitu 5,17 batang dan terendah pada perlakuan K1 dan
K5 yaitu 3,89 batang. Interaksi antara varietas dan kascing pada perlakuan V2K3
menghasilkan jumlah anakan terbanyak yaitu 7,17 batang dan yang terendah pada
perlakuan V3K3 yaitu 3,17 batang.
Rataan jumlah anakan 6 MST, varietas V2 menghasilkan jumlah anakan
terbanyak yaitu 17,60 batang dan yang terendah pada V3 yaitu 10,73 batang.
Perlakuan kascing dengan jumlah anakan terbanyak terdapat pada K5 yaitu 15,06
batang dan yang terendah pada K1 yaitu 10,17 batang. Sedangkan interaksi antara
varietas dan kascing

yang menghasilkan jumlah anakan terbanyak adalah

perlakuan V2K3 yaitu 21,