Penentuan Kadar Nitrat(NO3-) Dan Nitrit(NO2-) pada Air Mineral Isi Ulang dan Air Bersih Secara Spektrofotometri Di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan

(1)

PENENTUAN KADAR NITRAT(NO

3

-) DAN NITRIT (NO

2

-) PADA

AIR MINERAL ISI ULANG DAN AIR BERSIH SECARA

SPEKTROFOTOMETRI DI LABORATORIUM DINAS

KESEHATAN MEDAN

KARYA ILMIAH

MASRYANA IKAWANY GIRSANG

092401058

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

ABSTRAK

Telah di lakukan analisa Penentuan Kadar Nitrat (NO3-) dan Nitrit(NO2-) Pada Air

Mineral Isi Ulang dan Air Bersih Secara Spektrofotometri dengan panjang gelombang 410 nm untuk nitrat (NO3-) dan 543 nm untuk nitrit (NO2-). Adapun kadar maksimum

nitrat (NO3-) pada air minum dan air bersih menurut peraturan Pemerintahan Menteri

Kesehatan RI yaitu 10 mg/L dan kadar maksimum nitrit (NO2-) pada air minum dan air

bersih yaitu 1,0 mg/L. Hasil yang diperoleh, untuk analisa air mineral isi ulang kadar nitrat (NO3-) sampel 1 yaitu 0,7 mg/L, sampel 2 yaitu 1,9 mg/L, sampel 3 yaitu 1,5

mg/L, sampel 4 yaitu 1,3 mg/L. Kadar nitrit (NO2-) yang diperoleh sampel 1 yaitu 0,01

mg/L, sampel 2 yaitu 0,09 mg/L, sampel 3 yaitu 0,02 mg/L, sampel 4 yaitu 0,01 mg/L. Untuk analisa air bersih kadar nitrat (NO3-) yang diperoleh, sampel 1 yaitu 0,7 mg/L,

sampel 2 yaitu 0,9 mg/L, sampel 3 yaitu 0,4 mg/L, sampel 4 yaitu 1,7 mg/L. Kadar nitrit (NO2-) yang diperoleh sampel 1 yaitu 0,02 mg/L, sampel 2 yaitu 0,38 mg/L,

sampel 3 yaitu 0,20 mg/L, sampel 4 yaitu 0,01 mg/L. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa air mineral isi ulang dan air bersih yang di analisa masih di bawah kadar maksimum yang di tetapkan Pemerintahan Menteri Kesehatan RI. Hal ini menandakan bahwa air mineral dan air bersih yang di analisa layak konsumsi dan layak pakai.


(3)

DETERMINING VALUE OF NITRATE (NO3-) AND NITRIT (NO2-) IN REEFILL

MINERAL WATER AND CLEAR WATER ACCORDANCE WITH SPECTROFOTOMETRY IN LABORATORY OF

DINAS KESEHATAN MEDAN

ABSTRACT

Had done an analisyst determining value of Nitrate (NO3-) and Nitrit (NO2-) in refill

mineral water and clear water accordance with spectrofotometry with long wave 410 nm for nitrate (NO3-) and 543 nm for nitrit (NO2-). Maximum value of nitrate (NO3-) in

drinking water and clear water according to Regulation of Minister of Public Healthy R.I. Government namely 10 mg/L and maximum value of nitrit (NO2-) in drinking

water and clear water namely 1,0 mg/L. Result that had got, for analisyst of refill mineral water value of nitrate (NO3-) 1st example namely 0,7 mg/L, 2nd example

namely 1,9 mg/L, 3rd example namely 1,5 mg/L, 4th example namely 1,3 mg/L. Value of nitrit (NO2-) that get from 1st example namely 0,01 mg/L, 2nd example namely 0,09

mg/L, 3rd example namely 0,02 mg/L, 4th example namely 0,01 mg/L. Analisyst for clear water value of nitrate (NO3-) that get from 1st example namely 0,7 namely 0,7

mg/L, 2nd example namely 0,9 mg/L, 3rd example namely 0,4 mg/L, 4th example namely 1,7 mg/L. Value of nitrit (NO2-) that get from 1st example namely 0,02 mg/L,

2nd example namely 0,38 mg/L, 3rd example namely 0,20 mg/L, 4th example namely 0,01 mg/L. From the result that get can make conclusion that refill mineral water and clear water still down of maximum value that had be decision Minister of Public Healthy R.I. Goverment. This is indicate that the refill mineral water and clear water had analysted can to comsume and can use.


(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Air adalah sesuatu sangat vital bagi kehidupan. Selain dikonsumsi untuk mencuci, mandi, makan dan minum, air juga digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, transportasi, perikanan, proses pabrik atau industri dan sebagainya. (Wardhana, 2001).

Tetapi dengan semakin meningkatnya perkembangan sektor industri, baik industri migas, pertanian, industri kimia, industri logam dan jenis aktivitas manusia lainya, maka semakin meningkat pula pencemaran (polusi) pada air. (Fardiaz, 1992)

Beberapa bahan pencemar (polutan), seperti bahan mikrobiologi (bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida, deterjen) dan bahan organik (garam, asam, logam) serta bahan kimia lainya sudah banyak ditemukan dalam air, yang pada konsentrasi tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumen. (Darmono, 2001).

Mengantisipasi terjadinya dampak negatif tersebut, maka Pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan mengeluarkan peraturan/ketetapan, antara lain mengenai kadar maksimum beberapa parameter kualitas air untuk air baku, air bersih dan air minum, yang mencakup tiga pokok persyaratan yaitu: fisis, kimia dan biologis.

(Suriawiria, 2005). Kandungan nitrat mempengaruhi suatu populasi tertentu dalam penggunaan air yang khusus. Kosentrasi Nitrat yang melebihi 45 mg/L dalam air merupakan


(5)

peringatan agar berhati-hati dalam penggunaan air tersebut untuk campuran makanan dan minuman.

Jumlah NO3- (Nitrat) yang besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi

nitrit (NO2-) yang dapat bereaksi langsung dengan haemoglobine dalam darah membentuk “Methaemoglobine” yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam

tubuh.

Standar konsentrasi maksimum yang diperbolehkan untuk NO3- yang

ditetapkan Dep. Kes. R.I adalah sebesar 20,0 mg/L. Menurut standar Internasional WHO, batas konsentrasi yang diterima adalah 45 mg/L, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh US public Health Service.

Efek terhadap kesehatan manusia yang dapat di timbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air adalah serupa dengan apa yang di akibatkan oleh Nitrit yaitu dapat

menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat mengakibatkan “Blue Babies” pada bayi. Selain itu Nitrit adalah zat yang bersifat racun, sehingga standar

persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh Dep. Kes.R.I. tidak memperbolehkan kehadiran bahan ini dalam air minum.( Sutrisno, 1996).

1.2 Permasalahan

Apakah kadar Nitrat (NO3-) dan kadar Nitrit (NO2-) pada air mineral isi ulang dan air

bersih yang di analisa di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan masih memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui kadar Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) pada air mineral isi ulang dan


(6)

1.4Manfaat

a. Memberikan Informasi untuk menganalisa kadar Nitrat (NO3-) dan Nitrit(NO2-)

pada air mineral isi ulang dan air bersih dari daerah Porsea.

b. Menginformasikan tentang besarnya kadar Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) dan


(7)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus di lindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan berbahaya bagi semua mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.

Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia dan biologi.

Namun, sebelum melangkah pada tahap pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminologi, karakteristik dan interkoneksi parameter - parameter kualitas air. (Effendi, 2003).

Air sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup dalam jumlah besar dan apabila terjadi kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim akan dapat mengakibatkan bahaya yang fatal bagi mahluk hidup. Dapat dinyatakan bahwa kualitas air merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat.

(Situmorang, 2007). Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau kehijauan, air sungai biasanya berwarna kuning


(8)

kecoklatan karena mengandung lumpur, atau air buangan yang mengandung besi/tannin dalam jumlah tinggi berwarna coklat kemerahan. Warna air tidak normal batasannya menunjukkan adanya polusi.Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang dibedakan oleh bahan - bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di antaranya yang bersifat koloid.

Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan- bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati.

Ciri - ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Tanda - tanda polusi air berbeda disebabkan oleh sumber dan jenis polutan berbeda - beda. Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat di kelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat - sifatnya sebagai berikut:

1. Padatan

2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (Oxygen demanding wastes) 3. Mikroorganisme

4. Komponen organik sintetik 5. Nutrien tanaman

6. Minyak

7. Senyawa anorganik dan mineral 8. Bahan radioaktif

9. Panas

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat - sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batas - batasan polusi air. Sifat - sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:

1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas 2. Suhu


(9)

3. Warna, bau dan rasa 4. Jumlah padatan 5. Nilai BOD/COD

6. Pencemaran mikroorganisme pathogen 7. Kandungan minyak

8. Kandungan logam berat

9. Kandungan bahan radioakif. (Agusnar, 2007)

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya adalah sebagai berikut:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku dan air minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi, 2003)

2.1.1 Karakteristik Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC(32o F) - 100o C, air berwujud cair. Suhu 0o C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100o C merupakan titik didih (boiling paint) air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang baik

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah perubahan air menjadi uap air.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia.


(10)

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku . (Effendi, 2003)

2.1.2 Sumber air

Secara garis besar air dapat dikatakan bersumber dari: 1. Laut : air laut

2. Darat : air tanah dan air permukaan 3. Udara : air hujan atau air atmosfer

1 Air Laut

Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80% sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju, dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan di dunia. Kadar garam pada air laut bervariasi pada setiap tempat. (Gabriel, 2001)

2 Air Tanah(Ground Water)

Terbagi atas:

a. Air tanah dangkal

Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan tetap jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia, karena melalui lapisan tanah yang mengandung unsur - unsur kimia tertentu untuk masing - masing lapisan tanah. b. Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air dangkal, dan harus menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dengan kedalaman tertentu akan didapatkan lapisan air.


(11)

c. Mata air

Adalah air tanah yang keluar sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.

3 Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini mendapat pengotor selama pengalirannya, seperti lumpur, batang - batang kayu, daun - daun, kotoran industri kota dan sebagainya.

4 Air Hujan

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran - kotoran industri/ debu dan lain sebagainya. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa - pipa penyalur maupun bak - bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya korosi. Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros dalam penggunaan sabun.

2.1.3 Pembagian Air Berdasarkan Analisis

Berdasarkan analisis air maka air di golongkan dalam 3 (tiga) yaitu: a. Air kotor/ air tercemar

Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan yang disebut air tercemar/air kotor.

b. Air bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisika, kimia namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air.

c. Air siap diminum/ air minum

Air siap diminum/ air minum ialah air yang sudah terpenuhi sifat fisika, kimia maupun bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kmia, kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas - batas aman.


(12)

2.1.4 Syarat - syarat Air Bersih

Dari segi kualitas, air bersih harus memenuhi beberapa syarat yaitu: a. Syarat fisik

- Air tidak boleh berwarna - Air tidak boleh berasa - Air tidak boleh berbau

- Suhu air hendaknya dibawah sel udara ( sejuk 25o C) - Air harus jernih

b. Syarat - syarat kimia - Tidak mengandung racun

- Zat - zat mineral atau zat - zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah di tentukan

c. Syarat - syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri - bakteri penyakit( phatogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri – bakteri golongan coli melebihi batas – batas yang telah di tentukan yaitu 1 coli/100 ml air.

Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah:

- Bakteri typhsum - Vibrio colera - Bakteri dysentriae - Entamoeba hystolotica

- Bakteri enteritis (penyakit perut)

Air yang mengandung golongan coli dianggap telah berkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia.

Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung di periksa apakah air itu mengandung bakteri phatogen tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. (Sutrisno, 1994)


(13)

2.2 Nitrogen

Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen. Meskipun beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, akan tetapi sumber utama nitrogen di perairan tidak terdapat dalam bentuk gas. Di perairan, nitrogen berupa anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas amonia (NH3), ammonium (NH4), Nitrit

(NO2-), Nitrat (NO3-) dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik

berupa protein, asam amino, dan urea.

2.2.1 Nitrat

Nitrat (NO3-) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient

utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit di lakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.

Nitrosomonas

2 NH3 + 3O2 2 NO2- + 2 H+ + 2 H2O

Nitrobacter

2 NO3- + O2 2 NO3-

Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/liter dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air pesat (blooming). Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100 mg/liter. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/liter. Pada perairan yang menerima limpasan air dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat


(14)

mencapai 1.000 mg/liter. Kadar nitrat untuk keperluan air minum sebaiknya tidak melebihi 10 mg/liter.

Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Konsumsi air yang mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk mengikat oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan. Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease, yang mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (cyanosis). (Effendi, 2003)

2.2.2 Nitrit

Di perairan alami, nitrit (NO2-) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,

lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi).

Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/liter. Di perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1mg/liter. Kadar nitrat yang lebih dari 0,05 mg/liter dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan air minum, WHO merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/liter. Bagi manusia dan hewan, nitrit bersifat lebih toksik daripada nitrat.

Garam - garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen. (Effendi, 2003).

2.3 Spektrofotometer

Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spectrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang - panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 mm. Sebuah spektrofotometer optimis adalah sebuah instrument yang mempunyai sistem optis yang dapat menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnet yang diteruskan atau suatu


(15)

fungsi intensitas ini. Bila digabung dalam spektrofotometer, spektrometer dan fotometer itu digunakan secara gabungan untuk menghasilkan suatu isyarat yang berpadan dengan selisih antara radiasi yang diteruskan oleh badan pembanding dan radiasi yang di teruskan oleh contoh pada panjang - panjang gelombang yang di terpilih.

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh I0, Ia

intensitas sinar terserap, It intensitas sinar diteruskan, Ir intensitas sinar

terpantulkan,maka:

I0 = Ia + It + Ir

Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan bahwa sekitar 4 persen cahaya yang masuk dipantulkan. Ir biasanya

terhapus dengan penggunaan suatu control, seperti misalnya sel pembanding, jadi: I0 = Ia + It

2.3.1 Hukum Lambert

Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama. Angka banding It/I0 adalah bagian dari cahaya masuk yang diteruskan oleh

medium setebal l dan disebut transmitan T. I0/It adalah keuraman (opasitas), dan

absorbans A medium diberikan oleh : A = log I0/It

Jadi suatu medium dengan absorbans 1 untuk suatu panjang gelombang tertentu, meneruskan 10 persen cahaya-masuk pada panjang gelombang tersebut.


(16)

2.3.2 Hukum Beer

Sejauh ini telah dibahas absorpsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisa kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbansi cahaya. (Vogel, 1994)

2.4 Komponen – Komponen Spektrofotometer

2.4.1 Sumber

Sumber yan g biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, I = K Vn , I = arus cahaya, V= tegangan, n = eksponen (3- 4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2 % pada suatu sumber DC, misalnya baterai. Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh panjang gelombang di peroleh transformator.

2.4.2 Monokromator

Digunakan untuk memeperoleh sumber,sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah.

2.4.3 Sel absorpsi

Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10mm,tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk slinder juga digunakan. Kita harus


(17)

menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

2.4.4 Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan.


(18)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1. Alat – alat

- Gelaserlenmeyer Pyrex 100 ml - Pipet volume Pyrex 10 ml - Math pipet Pyrex 10ml - Botol aquadest

- Bola karet

- Spektrofotometer (spektroquant NOVA 60) - Kuvet

- Gelas ukur Pyrex 50 ml - Gelas ukur Pyrex 10 ml

3.2 Bahan – bahan

- Sampel air mineral isi ulang - Sampel air bersih

- Reagent brucin - H2SO4 6 N

- Aquadest

- Asam sulfanilamid - Napthyl Amin


(19)

3.3 Prosedur percobaan

3.3.1 Prosedur operasi alat spektroquant NOVA 60

- Dibuka alat ( langsung On)

- Ditunggu sampai muncul tanda baca konsentrasi - Ditekan enter

- Dipilih parameter metode (Nitrat : 139, Nitrit : 036) - Ditekan enter

- Ditekan metode program - Ditekan enter (3x)

- Dimasukkan sampel kedalam kuvet - Ditekan enter

- Dibaca hasil

- Dikeluarkan sampel

- Ditutup alat ( langsung off)

3.3.2 Prosedur percobaan untuk analisa nitrat (NO3-)

- Diukur sampel sebanyak 5 ml

- Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer - Ditambahkan reagent brucin 0,25ml - Ditambahkan H2SO4 6 N 10 ml

- Ditambahkan aquadest 10 ml


(20)

3.3.3 Prosedur percobaan untuk analisa nitrit (NO2-)

- Diukur sampel sebanyak 25 ml

- Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer - Ditambahkan asam sulfanilamid 0,5 ml - Ditambahkan napthyl amin 0,5 ml

- Ditunggu selama 2-8 menit

- Dibaca pada alat spektroquant NOVA 60


(21)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data percobaan

Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-)

pada air mineral isi ulang dan air bersih secara spektrofotometer di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kadar nitrat (NO3-) pada air mineral isi ulang

Sampel Kadar nitrat (NO3-) mg/L

Sampel 1 0,7

Sampel 2 1,9

Sampel 3 1,5

Sampel 4 1,3


(22)

Kadar nitrit (NO2-) pada air mineral isi ulang

Sampel Kadar nitrit (NO2-) mg/L

Sampel 1 0,01

Sampel 2 0,09

Sampel 3 0,02

Sampel 4 0,01

Tabel 4.3

Kadar nitrat (NO3-) pada air bersih

Sampel Kadar nitrat (NO3-) mg/L

Sampel 1 0,7

Sampel 2 0,9

Sampel 3 0,4


(23)

Tabel 4.4

Kadar nitrit (NO2-) pada air bersih

Sampel Kadar nitrit (NO2-) mg/L

Sampel 1 0,02

Sampel 2 0,38

Sampel 3 0,20

Sampel 4 0,01

4. 2. Pembahasan

Nitrogen dalam air dapat berada dalam berbagai bentuk : nitrat , nitrit, amonia atau N yang terikat oleh senyawa organik dan anorganik. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/L. Di perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1 mg/L . Kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/L dapat bersifat toksik bagi organisme perairan. Kadar nitrat pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L.Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100 mg/L. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/L. Kadar nitrat yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat. Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Konsumsi air yang mengandung kadar nitrat dan nitrit yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk mengikat oksigen, terutama bayi yang berumur kurang dari lima bulan. Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobin atau blue baby disease, yang mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan. Dari keterangan tersebut,bahwa air mineral isi ulang dan air bersih yang di analisa masih memenuhi persyaratan kadar maksimum nitrat dan nitrit dalam air minum dan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.


(24)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis yang di lakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer di peroleh

kadar nitrat (NO3-) pada air mineral isi ulang,sampel 1yaitu 0,7 mg/L, sampel 2 yaitu

1,9 mg/L, sampel 3 yaitu 1,5 mg/L, sampel 4 yaitu 1,3 mg/L.Kadar nitrit (NO2-) pada

air mineral isi ulang, sampel 1 yaitu 0,01 mg/L, sampel 2 yaitu 0,09 mg/L, sampel 3

yaitu 0,02 mg/L, sampel 4 yaitu 0,01 mg/L. Kadar nirat (NO3-) pada air bersih, sampel

1 yaitu 0,7 mg/L, sampel 2 yaitu 0,9 mg/L, sampel 3 yaitu 0,4 mg/L, sampel 4 yaitu

1,7 mg/L. Kadar nitrit (NO2-) pada air bersih,sampel 1 yaitu 0,02 mg/L, sampel 2 yaitu

0,38 mg/L, sampel 3 yaitu 0,20 mg/L, sampel 4 yaitu 0,01 mg/L.

Hasil analisa yang di peroleh dari sampel air mineral isi ulang dan air bersih

masih di bawah standar maksimum yang telah di tetapkan Pemerintahan Menteri

Kesehatan RI untuk air minum kadar nitrat (NO3-) maksimum yaitu 10 mg/L dan

kadar nitrit (NO2-) maksimum yaitu 1,0 mg/L. Standar maksimum Nitrat (NO3-) pada


(25)

analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel yang di analisa masih layak

konsumsi dan layak pakai.

5.2 Saran

- Sebaiknya untuk sampel yang konsentrasinya pekat dilakukan pengenceran

agar tidak mengganggu pada saat analisa.

- Sebaiknya analisa sampel dilakukan secara duplo atau triplo agar hasil yang

diperoleh lebih akurat.

- Sebaiknya keselamatan kerja lebih diperhatikan demi menghindari kecelakaan


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Agusnar, H.2007. Kimia Lingkungan. Medan: Penerbit USU-Press.

Darmono.2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press).

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Kanisius. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta :

Kanisius

Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Hipokrates Khopkhar, S.M.2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit

Universitas

Indonesia (UI-Press)

Situmorang, M.2007. Kimia Lingkungan. Cetakan Pertama. Medan: UNIMED-Press.

Suriawiria, U. 2005. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung:

Penerbit PT. Alumni.

Sutrisno, T. 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka

Cipta.

Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Vogel.1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit


(27)

PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM

27 Mei 2010

PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM

NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990

Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan Kadar maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

A. FISIKA

Bau - - Tidak

berbau

- Tidak berbau

Jumlah padat terlarut (TDS)

mg/L 1.000 1.500

Kekeruhan skala NTU 5 25

Rasa - - Tidak berasa - Tidak berasa

Suhu oC Suhu

udara±3oC

Suhu

udara±3oC

Warna skala TCU 15 50

B. KIMIA

a. Kimia Anorganik

Air Raksa mg/L 0,001 0,001

Aluminium mg/L 0,2 -

Arsen mg/L 0,05 0,05

Barium mg/L 1,0

Besi mg/L 0,3 1,0

Fluorida mg/L 1,5 1,5

Kadmium mg/L 0,005 0,005

Kesadahan (Ca CO3)

mg/L 500 500

Klorida mg/L 250 600

Kromium Valensi 6

mg/L 0,05 0,05

Mangaan mg/L 0,1 0,5

Natrium mg/L 200 200


(28)

Nitrit, sebagai N mg/L 1,0 1,0

Perak mg/L 0,05 0,05

pH 6,5-8,5 merupakan

batas max dan min

6,5-9,0 merupakan batas max dan min

Selenium mg/L 0,01 0,01

Seng mg/L 5,0 15

Sianida mg/L 0,1 0,1

Sulfat mg/L 400 400

Sulfida sebagai H2S

mg/L 0,05 -

Tembaga mg/L 1,0 -

Timbal mg/L 0,05 0,05

a. Kimia Organik

Aldrin Dan Dieldrin

mg/L 0,0007 0,0007

Benzene mg/L 0,01 0,01

Benzo(A) Pyrene mg/L 0,00001 0,00001 Chlordane (Total

Isomer)

mg/L 0,0003 0,007

Chloroform mg/L 0,03 0,03

2,4 – D mg/L 0,1 0,1

DDT mg/L 0,03 0,03

Detergent mg/L 0,05 0,5

1,2- Dichloroetane mg/L 0,01 0,01

1,1- Dichloroetene mg/L 0,0003 0,0003 Heptachlor dan

Heptachlor Epoxide

mg/L 0,003 0,003

Hexachlorbenzene mg/L 0,00001 0,00001 Gamma-HCH

(lindane)

mg/L 0,004 0,004

Metoxychlor mg/L 0,03 0,1

Pentachlorophenol mg/L 0,01 0,01

Pestisida total mg/L 0,1 0,1

2,4,6

trichlorophenol

mg/L 0,01 0,01

Zat organik (kmno4)

mg/L 10 10

c. Mikrobiologik

Koliform tinja Jumlah/100 ml

0

Total koliform Jumlah/100 ml

0 95% dari

sampel yang diperiksa selama setahun kadang-kadang

5010 bukan air perpipaanair perpipaan


(29)

boleh ada 3 per 100ml sampel air, tetapi tidak berturut turut

d. Radio aktifitas

Aktifitas alpha (Gross Alpha activity)

Bq/L 0,1 0,1

Aktifitas beta (Gross Alpha activity)

Bq/L 1,0 1,0

Lampiran I

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002

Tanggal : 29 Juli 2002

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

1. BAKTERIOLOGIS

Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

1. Air minum

E. Coli atau fecal coli

Kuman per 100 ml sampel

0

1. Air yang masuk distribusi

E. coli atau fecal coli

Total bakteri Coliform

Kuman per 100 ml sampel

Kuman per 100 ml sampel

0

0


(30)

distribusi

E. coli atau fecal coli

Total bakteri Coliform

sampel

Kuman per 100 ml sampel

0

2. KIMIAWI

2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan

a. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

Antimon mg/liter 0,005

Air raksa mg/liter 0,001

Arsenic mg/liter 0,01

Barium mg/liter 0,7

Boron mg/liter 0,3

Kadmium mg/liter 0,003

Kromium ( val. 6 ) mg/liter 0,05

Tembaga mg/liter 2

Sianida mg/liter 0,07

Fluorida mg/liter 1,5

Timbal mg/liter 0,01

Molybdenum mg/liter 0,07

Nikel mg/liter 0,02

Nitrat ( sebagai NO3 ) mg/liter 50

Nitrit ( sebagai NO 2 ) mg/liter 3

Selenium mg/liter 0,01

b. Bahan Organik

Parameter Satuan Kadar

Naksimum yang

diperbolehkan

Keterangan


(31)

Carbon tetrachloride mg/liter 2

Dichloromethane mg/liter 20

1,2- dichloroethane mg/liter 30

1,1,1-trichloroethane mg/liter 2000

Chlorinated Ethenes

Vinyl Chloride mg/liter 5

1,1-dichloroethene mg/liter 30

1,2-trichloroethene mg/liter 50

Trichloroethene mg/liter 70

Tetrachloroethene mg/liter 40

Aromatic hydrocarbons

Benzene mg/liter 10

Toluen mg/liter 700

Xylene mg/liter 500

Benzo(a)pyrene mg/liter 0.7

Chlorinated benzenes

Monochlorobenzene mg/liter 300

1,2-dichlorobenzene mg/liter 1000

1,4-dichlorobenzene mg/liter 300

Trichlorobenzenes (togal ) mg/liter 20

Lain lain

Di(2 –ethylhexiny)adipate mg/liter 80

Di(2-ethylhexyl)phtalate mg/liter 8

Acrylamide mg/liter 0.5

Epichlorohydrin mg/liter 0.4

Hexachlorobutadiene mg/liter 0.6

Edetic Acid (EDTA) mg/liter 200

Tributyltin oxide mg/liter 2

1. Pestisida

Parameter Satuan Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

keterangan

Alachlor g/liter 20

Aldicarb g/liter 10

Aldrin/dieldrin g/liter 0.03

Atrazine g/liter 2

Bentazone g/liter 30

Carbofuran g/liter 2

Chlordane g/liter


(32)

DDT g/liter 30 1,2-dibromo-3-chloropropane g/liter 20

2,4-D1,2-dichloropropane g/liter 20

1,3-dichloropropene g/liter

Heptachlor and heptachlor epoxide

g/liter 0.03

Hexachlorobenzene g/liter 1

Isoproturon g/liter 9

Lindane g/liter 2

MCPA g/liter 2

Methoxychlor g/liter 20

Metolachlor g/liter 10

Molinate g/liter 6

Pendimethaline g/liter 20

Pentachlorophenol g/liter 9

Permetrine g/liter 20

Propanil g/liter 20

Pyridate g/liter 100

Simazine g/liter 2

Trifuraline g/liter 20

Chlorophenoxy

Herbicides

Selain 2,4 D dan MCPA g/liter 90

2,4-DB dichlorprop g/liter 100

Fenoprope g/liter 9

Mecoprop g/liter 10

2,4,5-T g/liter 9

1. desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar

maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

Monochloromaine 3

Chlorine mg/l 5

Bromate mg/l 25

Chlorite mg/l 200

Chlorophenol mg/l

2,4,6-trichlorophenol mg/l 200

Formaldehyde mg/l 900

Trihalomethanes

Bromoform mg/l 100


(33)

Bromodichloromethane mg/l 60

Chloroform mg/l 200

Chlorinated acetic aid

Dichloroacetic acid mg/l 50

Tricholoracetic acid mg/l 100

Chloral hydrate

Trichloroacetaldehyde mg/l 10

Halogenated acetonitriles

Dichloroacetonitrile mg/l 90

Dibromoacetonitrile mg/l 100

Trichloroacetonitrile mg/l 1

Cyanogen chloride


(1)

Nitrit, sebagai N mg/L 1,0 1,0

Perak mg/L 0,05 0,05

pH 6,5-8,5 merupakan

batas max dan min

6,5-9,0 merupakan batas max dan min

Selenium mg/L 0,01 0,01

Seng mg/L 5,0 15

Sianida mg/L 0,1 0,1

Sulfat mg/L 400 400

Sulfida sebagai H2S

mg/L 0,05 -

Tembaga mg/L 1,0 -

Timbal mg/L 0,05 0,05

a. Kimia Organik

Aldrin Dan Dieldrin

mg/L 0,0007 0,0007

Benzene mg/L 0,01 0,01

Benzo(A) Pyrene mg/L 0,00001 0,00001

Chlordane (Total Isomer)

mg/L 0,0003 0,007

Chloroform mg/L 0,03 0,03

2,4 – D mg/L 0,1 0,1

DDT mg/L 0,03 0,03

Detergent mg/L 0,05 0,5

1,2- Dichloroetane mg/L 0,01 0,01

1,1- Dichloroetene mg/L 0,0003 0,0003

Heptachlor dan Heptachlor Epoxide

mg/L 0,003 0,003

Hexachlorbenzene mg/L 0,00001 0,00001

Gamma-HCH (lindane)

mg/L 0,004 0,004

Metoxychlor mg/L 0,03 0,1

Pentachlorophenol mg/L 0,01 0,01

Pestisida total mg/L 0,1 0,1

2,4,6

trichlorophenol

mg/L 0,01 0,01

Zat organik (kmno4)

mg/L 10 10

c. Mikrobiologik

Koliform tinja Jumlah/100 ml

0

Total koliform Jumlah/100 ml

0 95% dari

sampel yang diperiksa selama setahun kadang-kadang

5010 bukan air

perpipaanair perpipaan


(2)

boleh ada 3 per 100ml sampel air, tetapi tidak berturut turut

d. Radio aktifitas

Aktifitas alpha (Gross Alpha activity)

Bq/L 0,1 0,1

Aktifitas beta (Gross Alpha activity)

Bq/L 1,0 1,0

Lampiran I

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002

Tanggal : 29 Juli 2002

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

1. BAKTERIOLOGIS

Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

1. Air minum E. Coli atau fecal coli

Kuman per 100 ml sampel

0

1. Air yang masuk distribusi E. coli atau fecal coli

Total bakteri Coliform

Kuman per 100 ml sampel

Kuman per 100 ml sampel

0 0


(3)

distribusi E. coli atau fecal coli

Total bakteri Coliform

sampel

Kuman per 100 ml sampel

0

2. KIMIAWI

2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan a. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

Antimon mg/liter 0,005

Air raksa mg/liter 0,001

Arsenic mg/liter 0,01

Barium mg/liter 0,7

Boron mg/liter 0,3

Kadmium mg/liter 0,003

Kromium ( val. 6 ) mg/liter 0,05

Tembaga mg/liter 2

Sianida mg/liter 0,07

Fluorida mg/liter 1,5

Timbal mg/liter 0,01

Molybdenum mg/liter 0,07

Nikel mg/liter 0,02

Nitrat ( sebagai NO3 ) mg/liter 50

Nitrit ( sebagai NO 2 ) mg/liter 3

Selenium mg/liter 0,01

b. Bahan Organik

Parameter Satuan Kadar

Naksimum yang

diperbolehkan

Keterangan


(4)

Carbon tetrachloride mg/liter 2

Dichloromethane mg/liter 20

1,2- dichloroethane mg/liter 30

1,1,1-trichloroethane mg/liter 2000

Chlorinated Ethenes

Vinyl Chloride mg/liter 5

1,1-dichloroethene mg/liter 30

1,2-trichloroethene mg/liter 50

Trichloroethene mg/liter 70

Tetrachloroethene mg/liter 40

Aromatic hydrocarbons

Benzene mg/liter 10

Toluen mg/liter 700

Xylene mg/liter 500

Benzo(a)pyrene mg/liter 0.7

Chlorinated benzenes

Monochlorobenzene mg/liter 300

1,2-dichlorobenzene mg/liter 1000

1,4-dichlorobenzene mg/liter 300

Trichlorobenzenes (togal ) mg/liter 20

Lain lain

Di(2 –ethylhexiny)adipate mg/liter 80

Di(2-ethylhexyl)phtalate mg/liter 8

Acrylamide mg/liter 0.5

Epichlorohydrin mg/liter 0.4

Hexachlorobutadiene mg/liter 0.6

Edetic Acid (EDTA) mg/liter 200

Tributyltin oxide mg/liter 2

1. Pestisida

Parameter Satuan Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

keterangan

Alachlor g/liter 20

Aldicarb g/liter 10

Aldrin/dieldrin g/liter 0.03

Atrazine g/liter 2

Bentazone g/liter 30

Carbofuran g/liter 2

Chlordane g/liter


(5)

DDT g/liter 30

1,2-dibromo-3-chloropropane g/liter 20

2,4-D1,2-dichloropropane g/liter 20

1,3-dichloropropene g/liter

Heptachlor and heptachlor epoxide

g/liter 0.03

Hexachlorobenzene g/liter 1

Isoproturon g/liter 9

Lindane g/liter 2

MCPA g/liter 2

Methoxychlor g/liter 20

Metolachlor g/liter 10

Molinate g/liter 6

Pendimethaline g/liter 20

Pentachlorophenol g/liter 9

Permetrine g/liter 20

Propanil g/liter 20

Pyridate g/liter 100

Simazine g/liter 2

Trifuraline g/liter 20

Chlorophenoxy

Herbicides

Selain 2,4 D dan MCPA g/liter 90

2,4-DB dichlorprop g/liter 100

Fenoprope g/liter 9

Mecoprop g/liter 10

2,4,5-T g/liter 9

1. desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar

maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

Monochloromaine 3

Chlorine mg/l 5

Bromate mg/l 25

Chlorite mg/l 200

Chlorophenol mg/l

2,4,6-trichlorophenol mg/l 200

Formaldehyde mg/l 900

Trihalomethanes

Bromoform mg/l 100


(6)

Bromodichloromethane mg/l 60

Chloroform mg/l 200

Chlorinated acetic aid

Dichloroacetic acid mg/l 50

Tricholoracetic acid mg/l 100

Chloral hydrate

Trichloroacetaldehyde mg/l 10

Halogenated acetonitriles

Dichloroacetonitrile mg/l 90

Dibromoacetonitrile mg/l 100

Trichloroacetonitrile mg/l 1

Cyanogen chloride