Penentuan Kadar Nitrat(NO3-) Dan Nitrit(NO2-) pada Air Mineral Isi Ulang dan Air Bersih Secara Spektrofotometri Di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus di lindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan berbahaya bagi semua mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.

Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia dan biologi.

Namun, sebelum melangkah pada tahap pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminologi, karakteristik dan interkoneksi parameter - parameter kualitas air. (Effendi, 2003).

Air sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup dalam jumlah besar dan apabila terjadi kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim akan dapat mengakibatkan bahaya yang fatal bagi mahluk hidup. Dapat dinyatakan bahwa kualitas air merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat.

(Situmorang, 2007). Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau kehijauan, air sungai biasanya berwarna kuning


(2)

kecoklatan karena mengandung lumpur, atau air buangan yang mengandung besi/tannin dalam jumlah tinggi berwarna coklat kemerahan. Warna air tidak normal batasannya menunjukkan adanya polusi.Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang dibedakan oleh bahan - bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di antaranya yang bersifat koloid.

Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan- bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati.

Ciri - ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Tanda - tanda polusi air berbeda disebabkan oleh sumber dan jenis polutan berbeda - beda. Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat di kelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat - sifatnya sebagai berikut:

1. Padatan

2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (Oxygen demanding wastes) 3. Mikroorganisme

4. Komponen organik sintetik 5. Nutrien tanaman

6. Minyak

7. Senyawa anorganik dan mineral 8. Bahan radioaktif

9. Panas

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat - sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batas - batasan polusi air. Sifat - sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:

1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas 2. Suhu


(3)

3. Warna, bau dan rasa 4. Jumlah padatan 5. Nilai BOD/COD

6. Pencemaran mikroorganisme pathogen 7. Kandungan minyak

8. Kandungan logam berat

9. Kandungan bahan radioakif. (Agusnar, 2007)

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya adalah sebagai berikut:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku dan air minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi, 2003)

2.1.1 Karakteristik Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC(32o F) - 100o C, air berwujud cair. Suhu 0o C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100o C merupakan titik didih (boiling paint) air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang baik

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah perubahan air menjadi uap air.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia.


(4)

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku . (Effendi, 2003)

2.1.2 Sumber air

Secara garis besar air dapat dikatakan bersumber dari: 1. Laut : air laut

2. Darat : air tanah dan air permukaan 3. Udara : air hujan atau air atmosfer

1 Air Laut

Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80% sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju, dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan di dunia. Kadar garam pada air laut bervariasi pada setiap tempat. (Gabriel, 2001)

2 Air Tanah(Ground Water)

Terbagi atas: a. Air tanah dangkal

Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan tetap jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia, karena melalui lapisan tanah yang mengandung unsur - unsur kimia tertentu untuk masing - masing lapisan tanah. b. Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air dangkal, dan harus menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dengan kedalaman tertentu akan didapatkan lapisan air.


(5)

c. Mata air

Adalah air tanah yang keluar sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.

3 Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini mendapat pengotor selama pengalirannya, seperti lumpur, batang - batang kayu, daun - daun, kotoran industri kota dan sebagainya.

4 Air Hujan

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran - kotoran industri/ debu dan lain sebagainya. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa - pipa penyalur maupun bak - bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya korosi. Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros dalam penggunaan sabun.

2.1.3 Pembagian Air Berdasarkan Analisis

Berdasarkan analisis air maka air di golongkan dalam 3 (tiga) yaitu: a. Air kotor/ air tercemar

Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan yang disebut air tercemar/air kotor.

b. Air bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisika, kimia namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air.

c. Air siap diminum/ air minum

Air siap diminum/ air minum ialah air yang sudah terpenuhi sifat fisika, kimia maupun bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kmia, kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas - batas aman.


(6)

2.1.4 Syarat - syarat Air Bersih

Dari segi kualitas, air bersih harus memenuhi beberapa syarat yaitu: a. Syarat fisik

- Air tidak boleh berwarna - Air tidak boleh berasa - Air tidak boleh berbau

- Suhu air hendaknya dibawah sel udara ( sejuk 25o C) - Air harus jernih

b. Syarat - syarat kimia - Tidak mengandung racun

- Zat - zat mineral atau zat - zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah di tentukan

c. Syarat - syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri - bakteri penyakit( phatogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri – bakteri golongan coli melebihi batas – batas yang telah di tentukan yaitu 1 coli/100 ml air.

Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah:

- Bakteri typhsum - Vibrio colera - Bakteri dysentriae - Entamoeba hystolotica

- Bakteri enteritis (penyakit perut)

Air yang mengandung golongan coli dianggap telah berkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia.

Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung di periksa apakah air itu mengandung bakteri phatogen tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. (Sutrisno, 1994)


(7)

2.2 Nitrogen

Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen. Meskipun beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, akan tetapi sumber utama nitrogen di perairan tidak terdapat dalam bentuk gas. Di perairan, nitrogen berupa anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas amonia (NH3), ammonium (NH4), Nitrit

(NO2-), Nitrat (NO3-) dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik

berupa protein, asam amino, dan urea.

2.2.1 Nitrat

Nitrat (NO3-) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient

utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit di lakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.

Nitrosomonas

2 NH3 + 3O2 2 NO2- + 2 H+ + 2 H2O

Nitrobacter

2 NO3- + O2 2 NO3-

Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/liter dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air pesat (blooming). Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100 mg/liter. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/liter. Pada perairan yang menerima limpasan air dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat


(8)

mencapai 1.000 mg/liter. Kadar nitrat untuk keperluan air minum sebaiknya tidak melebihi 10 mg/liter.

Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Konsumsi air yang mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk mengikat oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan. Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease, yang mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (cyanosis). (Effendi, 2003)

2.2.2 Nitrit

Di perairan alami, nitrit (NO2-) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,

lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi).

Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/liter. Di perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1mg/liter. Kadar nitrat yang lebih dari 0,05 mg/liter dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan air minum, WHO merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/liter. Bagi manusia dan hewan, nitrit bersifat lebih toksik daripada nitrat.

Garam - garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen. (Effendi, 2003).

2.3 Spektrofotometer

Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spectrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang - panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 mm. Sebuah spektrofotometer optimis adalah sebuah instrument yang mempunyai sistem optis yang dapat menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnet yang diteruskan atau suatu


(9)

fungsi intensitas ini. Bila digabung dalam spektrofotometer, spektrometer dan fotometer itu digunakan secara gabungan untuk menghasilkan suatu isyarat yang berpadan dengan selisih antara radiasi yang diteruskan oleh badan pembanding dan radiasi yang di teruskan oleh contoh pada panjang - panjang gelombang yang di terpilih.

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh I0, Ia

intensitas sinar terserap, It intensitas sinar diteruskan, Ir intensitas sinar

terpantulkan,maka:

I0 = Ia + It + Ir

Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan bahwa sekitar 4 persen cahaya yang masuk dipantulkan. Ir biasanya

terhapus dengan penggunaan suatu control, seperti misalnya sel pembanding, jadi: I0 = Ia + It

2.3.1 Hukum Lambert

Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama. Angka banding It/I0 adalah bagian dari cahaya masuk yang diteruskan oleh

medium setebal l dan disebut transmitan T. I0/It adalah keuraman (opasitas), dan

absorbans A medium diberikan oleh : A = log I0/It

Jadi suatu medium dengan absorbans 1 untuk suatu panjang gelombang tertentu, meneruskan 10 persen cahaya-masuk pada panjang gelombang tersebut.


(10)

2.3.2 Hukum Beer

Sejauh ini telah dibahas absorpsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisa kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbansi cahaya. (Vogel, 1994)

2.4 Komponen – Komponen Spektrofotometer

2.4.1 Sumber

Sumber yan g biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, I = K Vn , I = arus cahaya, V= tegangan, n = eksponen (3- 4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2 % pada suatu sumber DC, misalnya baterai. Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh panjang gelombang di peroleh transformator.

2.4.2 Monokromator

Digunakan untuk memeperoleh sumber,sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah.

2.4.3 Sel absorpsi

Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10mm,tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk slinder juga digunakan. Kita harus


(11)

menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

2.4.4 Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan.


(1)

2.1.4 Syarat - syarat Air Bersih

Dari segi kualitas, air bersih harus memenuhi beberapa syarat yaitu: a. Syarat fisik

- Air tidak boleh berwarna - Air tidak boleh berasa - Air tidak boleh berbau

- Suhu air hendaknya dibawah sel udara ( sejuk 25o C) - Air harus jernih

b. Syarat - syarat kimia - Tidak mengandung racun

- Zat - zat mineral atau zat - zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah di tentukan

c. Syarat - syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri - bakteri penyakit( phatogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri – bakteri golongan coli melebihi batas – batas yang telah di tentukan yaitu 1 coli/100 ml air.

Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah:

- Bakteri typhsum - Vibrio colera - Bakteri dysentriae - Entamoeba hystolotica

- Bakteri enteritis (penyakit perut)

Air yang mengandung golongan coli dianggap telah berkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia.

Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung di periksa apakah air itu mengandung bakteri phatogen tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. (Sutrisno, 1994)


(2)

2.2 Nitrogen

Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen. Meskipun beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, akan tetapi sumber utama nitrogen di perairan tidak terdapat dalam bentuk gas. Di perairan, nitrogen berupa anorganik dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas amonia (NH3), ammonium (NH4), Nitrit

(NO2-), Nitrat (NO3-) dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik

berupa protein, asam amino, dan urea.

2.2.1 Nitrat

Nitrat (NO3-) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient

utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit di lakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.

Nitrosomonas

2 NH3 + 3O2 2 NO2- + 2 H+ + 2 H2O

Nitrobacter

2 NO3- + O2 2 NO3-

Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/liter dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air pesat (blooming). Kadar nitrat dalam air tanah dapat mencapai 100 mg/liter. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/liter. Pada perairan yang menerima limpasan air dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat


(3)

mencapai 1.000 mg/liter. Kadar nitrat untuk keperluan air minum sebaiknya tidak melebihi 10 mg/liter.

Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Konsumsi air yang mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk mengikat oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan. Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease, yang mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (cyanosis). (Effendi, 2003)

2.2.2 Nitrit

Di perairan alami, nitrit (NO2-) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,

lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi).

Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/liter. Di perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1mg/liter. Kadar nitrat yang lebih dari 0,05 mg/liter dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan air minum, WHO merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/liter. Bagi manusia dan hewan, nitrit bersifat lebih toksik daripada nitrat.

Garam - garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen. (Effendi, 2003).

2.3 Spektrofotometer

Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spectrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang - panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 mm. Sebuah spektrofotometer optimis adalah sebuah instrument yang mempunyai sistem optis yang dapat menghasilkan sebaran (dispersi) radiasi elektromagnet yang diteruskan atau suatu


(4)

fungsi intensitas ini. Bila digabung dalam spektrofotometer, spektrometer dan fotometer itu digunakan secara gabungan untuk menghasilkan suatu isyarat yang berpadan dengan selisih antara radiasi yang diteruskan oleh badan pembanding dan radiasi yang di teruskan oleh contoh pada panjang - panjang gelombang yang di terpilih.

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh I0, Ia

intensitas sinar terserap, It intensitas sinar diteruskan, Ir intensitas sinar

terpantulkan,maka:

I0 = Ia + It + Ir

Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan bahwa sekitar 4 persen cahaya yang masuk dipantulkan. Ir biasanya

terhapus dengan penggunaan suatu control, seperti misalnya sel pembanding, jadi: I0 = Ia + It

2.3.1 Hukum Lambert

Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama. Angka banding It/I0 adalah bagian dari cahaya masuk yang diteruskan oleh

medium setebal l dan disebut transmitan T. I0/It adalah keuraman (opasitas), dan

absorbans A medium diberikan oleh : A = log I0/It

Jadi suatu medium dengan absorbans 1 untuk suatu panjang gelombang tertentu, meneruskan 10 persen cahaya-masuk pada panjang gelombang tersebut.


(5)

2.3.2 Hukum Beer

Sejauh ini telah dibahas absorpsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja. Tetapi dalam analisa kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbansi cahaya. (Vogel, 1994)

2.4 Komponen – Komponen Spektrofotometer

2.4.1 Sumber

Sumber yan g biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, I = K Vn , I = arus cahaya, V= tegangan, n = eksponen (3- 4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2 % pada suatu sumber DC, misalnya baterai. Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh panjang gelombang di peroleh transformator.

2.4.2 Monokromator

Digunakan untuk memeperoleh sumber,sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah.

2.4.3 Sel absorpsi

Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10mm,tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk slinder juga digunakan. Kita harus


(6)

menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

2.4.4 Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan.