3
penjualan tas Planet Ocean pada waktu yang akan datang sehingga mendapatkan nilai kesalahan yang terkecil.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
memilih judul
“PERBANDINGAN HASIL PERAMALAN PENJUALAN TAS PLANET OCEAN PT. DELIMAS LESTARI KENCANA DENGAN METODE
PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA HOLT DAN METODE HOLT- WINTERS”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana mengetahui hasil ramalan penjualan tas untuk periode mendatang dan
melihat perbandingan hasil ramalan menggunakan metode pemulusan eksponensial ganda dari Holt dan metode Holt-Winters.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Data yang diambil yaitu data tahun 2009-2014.
2. Hasil ramalan dalam penelitian ini diarahkan untuk satu tahun mendatang.
3. Penulis tidak menggunakan data harga penjualan dalam penelitian ini
melainkan hanya data jumlah barang penjualan tas saja.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan jumlah penjualan tas planet ocean PT. Delimas Lestari Kencana agar tidak rugi dalam memproduksi
4
kedepannya, dan memilih salah satu metode peramalan yaitu metode pemulusan eksponensial ganda dari Holt atau metode Holt-Winters berdasarkan hasil nilai
error peramalan penjualan tas PT. Delimas Lestari Kencana selama tahun 2015.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Dapat menjadi suatu bahan masukan atau sebagai pertimbangan yang berguna
bagi PT. Delimas Lestari Kencana dalam mengambil suatu kebijaksanaan.
2. Membantu penulis dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat
selama masa perkuliahan kedalam dunia nyata.
3. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan untuk
mahasiswa matematika, terlebih bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian dalam peramalan.
1.6 Tinjauan Pustaka
Lerbin R. Aritonang R dalam bukunya “Peramalan Bisnis” 2002 menyatakan eksponensial ganda linier dua parameter Holt adalah teknik yang menghaluskan
komponen trend secara terpisah dengan menggunakan parameter yang berbeda yaitu alpha dan gamma, yang masing-masing nilainya dapat dipilih dari setiap
angka antara 0 sampai dengan 1. Selain itu metode Holt juga lebih fleksibel karena trendnya dapat dihaluskan dengan menggunakan bobot yang berbeda.
Pada metode pemulusan eksponensial sederhana dilakukan peramalan dengan penghalusan sekali saja, sedangkan metode Holt ini dilakukan dua kali
penghalusan dan kemudian dilakukan peramalan. Metode ini sering juga disebut metode penghalusan eksponensial berganda Double Exponential Smoothing.
Adler Haymans Manurung, SE “Teknik Peramalan Bisnis Dan Ekonomi” 1990.
5
Spyros Makridakis dalam bukunya berjudul “Metode Dan Aplikasi Peramalan” 1992 menyatakan bahwa metode pemulusan smoothing
eksponensial dijelaskan sekelompok metode yang menunjukkan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai observasi yang lebih tua. Metode ini
disebut prosedur pemulusan smoothing eksponensial terdiri atas tunggal, ganda, dan tripel. Semuanya sifat yang sama, yaitu nilai yang lebih baru diberikan bobot
yang relatif lebih besar dibandingkan nilai observasi yang lebih lama. Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Holt adalah serupa dengan rata-
rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend.
Lerbin R. Aritonang R dalam bukunya “Peramalan Bisnis”2002 mengemukakan bahwa metode pemulusan eksponensial tripel merupakan
perluasan dari teknik dua parameter Holt atas musim dengan menyertakan penghalusan ketiga, yaitu parameter ketiga untuk menyesuaikan komponen
musim. Metode pemulusan eksponensial tripel disebut juga metode Holt-Winters. Persamaan yang dipakai dari Holt adalah:
�
�
= � · �
�
+ 1 − ��
�−1
+ �
�−1
�
�
= ɤ · �
�
− �
�−1
+ 1 − ɤ · �
�−1
�
�+�
= �
�
+ �
�
· �
di mana: �
�
= nilai pemulusan eksponensial ganda ����
∝ = parameter pemulusan eksponensial yang besarnya 0 � 1 ɤ = parameter pemulusan eksponensial yang besarnya 0 ɤ 1
6
Persamaan yang dipakai Holt-Winters adalah:
�
�
′ = ∝ �
�
+ 1 −∝�
�−1
′ �
�
′′ = ∝ �
�
′ + 1−∝�
�−1
′′ �
�
′′′ = ∝ �
�
′′ + 1−∝�
�−1
′′′ �
�
= 3 �
�
′ − 3�
�
′′ + �
�
′′′ �
�
=
∝ 21
− ∝
2
[6 − 5 ∝�
�
′ − 10 − 8 ∝�
�
′′ + 4 − 3 ∝�
�
′′′ ] �
�
=
�
2
1 − ∝
2
�
�
′ − 2�
�
′′ + �
�
′′′ �
�+�
= �
�
+ �
�
� + 0,5�
�
�2
di mana: �
�
′ = nilai pemulusan eksponensial tunggal �
�
′′ = nilai pemulusan eksponensial ganda �
�
′′′ = nilai pemulusan eksponensial ���� − ������� ∝ = parameter pemulusan eksponensial yang besarnya 0 α 1
�
�
= konstanta pemulusan tunggal �
�
= konstanta pemulusan ganda �
�
= konstanta pemulusan ���� − �������
�
�+�
= hasil peramalan untuk periode ke depan yang diramalkan
7
Ketepatan ramalan beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji antara lain yaitu:
1. ME Mean Error atau Nilai Tengah Kesalahan
�� = � �
�
�
� �−1
2. MSE Mean Square Error atau Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat
��� = � �
� 2
�
� �−1
3. MAE Mean Absolute Error atau Nilai Tengan Kesalahan Absolut
��� = � |
�
�
| �
� �−1
4. MAPE Mean Absolute Percentage Error atau Nilai Tengah Kesalahan
Presentase Absolut ���� = �
| ��
�
| �
� �−1
5. MPE Mean Percentage Error atau Nilai Tengah Kesalahan Persentase
��� = � ��
�
�
� �−1
di mana: �
�
= �
�
�
�
kesalahan pada periode ke t �
�
= data aktual pada periode ke t ��
�
= �
�
�
−�
�
�
�
� 100 kesalahan persentase pada periode ke t �
�
= nilai ramalan pada periode ke t � = banyaknya periode waktu
8
1.7 Metodologi Penelitian