Pengertian Qardhul Hasan Tinjauan Umum Qardhul Hasan

9 Sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011, Pengelolaan zakat harus berasaskan: a. syariat Islam; b. amanah; c. kemanfaatan; d. keadilan; e. kepastian hukum; f. terintegrasi; dan g. akuntabilitas. Sesuai dengan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, sumber dana zakat, infak, dan shadaqah berasal dari bank dari pihak lain yang diterima bank untuk disalurkan kepada yang berhak. Jadi lembaga amil zakat menerima dana zakat, infak, dan shadaqah dari masyarakat yang mampu atau masyarakat yang membayar dana zakat, infak, dan shadaqah, kemudian menyalurkannya kepada masyarakat yang berhak menerima. Kemudian penyaluran dana zakat, infak, dan shadaqah kepada yang berhak harus sesuai dengan prinsip syariah. Kemudian untuk sisa dana zakat, infak, dan shadaqah adalah dana zakat, infak, dan shadaqah yang belum dibagikan pada tanggal tertentu kepada masyarakat yang berhak.

2.2 Tinjauan Umum Qardhul Hasan

2.2.1 Pengertian Qardhul Hasan

Secara etimologi qardh merupakan al- qhat’u yaitu potongan. Sedangkan secara terminologi qardh berarti menyerahkan uang kepada orang bisa memanfaatkannya, kemudian ia meminta pengembalian sebesar uang tersebut al-Jazairi, 2005:545. Menurut Antonio 1999:223, qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Sedangkan menurut Anshori 2007:140, qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. 10 Menurut Dewan Syariah Nasional, qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah muqtarid yang memerlukan, nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. Menurut Bank Indonesia, qardh adalah akad pinjaman dari bank muqrid kepada pihak tertentu muqtarid yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. Sedangkan pengertian qardhul hasan sesuai PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, qardhul hasan adalah Pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian yang bukan merupakan kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, dana qardhul hasan adalah pinjaman yang diberikan kepada orang lain, kemudian dana tersebut dapat dikembalikan sesuai jumlahnya tanpa ada tambahan atau imbalan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. 2.2.2 Landasan Syariah Qardhul Hasan Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadist riwayat Ibnu Majjah dan ijma’ ulama. Sungguhpun demikian, Allah mengajarkan kepada kita, agar meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”. Antonio, 1999:223 a. Al Quran Landasan syariah dana qardhul hasan terdapat dalam Q.S. Al-Hadid ayat 11, yang berbunyi : ٌمْيِرَك ٌمرْجَأ ٌ هَلَو ٌ هَل ٌ يَ ف ٌ هَفِعاَض اًنَسَح اًضْرَ ق ٌَل ٌ ضِرْقي ىِذَلا ٌَاذ ٌْنم Artinya : ”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gatidakan balasan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” Q.S Al Hadid:11 11 b. Al Hadits Landasan syariah dana qardhul hasan juga terdapat dalam Hadist H.R. Ibnu Majjah – No. 2421, dalam kitab Al Ahkam -; Ibnu Hibban, dan Baihaqi, yang berbunyi : ُضِرْقُ ي ٍمِلْسُم ْنِم اَم َلاَق َمَلَسَو ِهْيَلَع ُه ىَلَص ََِِنلا َنَأ ٍدْوُعْسَم ِنْبا ِنَع اًمِلْسُم َم اَهِتَقَدَصَك ناَك َاِإ َِْْ تَرَم اًضْرَ ق Artinya : “Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi saw. Berkata, ”bukan seorang muslim mereka yang meminjamkan muslim lainnya dua kali kecuali yang satunya adalah senilai shadaqah” H.R. Ibnu Majjah – no. 2421, kitab Al Ahkam -; Ibnu Hibban, dan Baihaqi. c. Ijma’ Para ulama telah menyepakati bahwa pembiayaan qardh atau qardhul hasan ini boleh dilaksanakan. Kesepakatan ulama ini atas dasar bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan orang lain atau saudaranya. Tidak ada seorang pun yang dapat memiliki semua kebutuhan atau barang yang dibutuhkan, sehingga pinjam meminjam menjadi sebuah bagian dalam kehidupan manusia. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan segala kebutuhan umatnya. 2.2.3 Rukun Qardhul Hasan Akad qardhul hasan memiliki rukun-rukun yang harus terpenuhi agar akad qardhul hasan dapat terlaksana Antonio, 1999:224. Dalam hal ini terdapat 4 rukun yang harus dipenuhi, yaitu: a. Pemilik barang muqridh b. Yang mendapatkan pinjaman barang muqtaridh 12 c. AkadIjab qabul. d. Barang yang dipinjamkan Pemilik barang muqridh dan orang yang mendapatkan pinjaman barang muqtaridh, keduanya harus dewasa, baliq, orang yang berakal dan melakukan akad dengan kehendak sendiri. Akad qardhul hasan bertujuan untuk menolong sesama bukan untuk mencari keuntungan. Pada saat melakukan akad kedua belah pihak tidak boleh mensyaratkan mengembalikan melebihi pinjaman yang telah dilakukan. 2.2.4 Syarat Qardhul Hasan Menurut Antonio 1999:224, terdapat dua syarat sah pembiayaan qardh agar pembiayaan ini dapat dikatakan sah. a. Qardh atau barang yang dipinjamkan harus memiliki manfaat, tidak sah jika ada kemungkinan pemanfaatan, karena qardh adalah akad terhadap harta. b. Akad qardh tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan ijab dan qabul, seperti halnya dalam jual beli.

2.2.5 Ketentuan umum Qardhul Hasan