2.2.1 Konsep Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuann dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Suharto, 2005:57-60
2.2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Suharto, 2005:57-60 pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu- individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan
dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan
aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Mardikanto dan Soebiato 2012:100 dalam bukunya mengenai pemberdayaan masyarakat memberikan definisi bahwa pemberdayaan merupakan upaya yang
dilakukan oleh masyarakat dengan atau tanpa dukungan dari pihak luar, untuk memperbaiki kehidupannya yang berbasis kepada daya mereka sendiri, melalui upaya
optimasi daya serta peningkatan posisi-tawar yang dimiliki, dengan kata lain, pemberdayaan harus menempatkan kekuatan masyarakat sebagai modal utama serta
menghindari “rekayasa” pihak luar yang seringkali mematikan kemandirian masyarakat setempat. Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat oleh Slamet
2000 diartikan sebagai proses penyuluhan yang Mardikanto 2003 diartikan sebagai:
“Proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang
partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders individu,
kelompok, kelembagaan
yang terlibat
dalam proses
pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partis
ipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan”. Menurut Edi Suharto, Adi, 2005: 66-67 menjelaskan pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan mikro, mezzo, dan makro 1.
Pendekatan mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap individu melalui bimbingan, konseling. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih
individu dalam menjalankan tugas-tugas kesehariannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas task centered
approach. 2.
Pendetakatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat, pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan, pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan serta sikap-sikap kelompok agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
3. Pendekatan makro. Pendekatan ini sering disebut dengan strategi sistem pasar
large-system strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
yang luas.
Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial,
kampanye,aksi sosial, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini
2.2.3 Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat