2.3.2 Limbah Tahu
Limbah tahu banyak di hasilkan oleh pabrik-pabrik tahu. Limbah tahu ini pun
penggunaannya juga sangat terbatas dan umumnya limbah ini juga di buang ke sungai, yang kemudian sungai dan lingkungan sekitar tercemar karenanya.
Seiring berjalannya teknologi, limbah tahu ini bisa memproduksi enzim dan zat antibiotika dengan cara memanfaatkan limbah tersebut sebagai subtrat untuk
menumbuhkan mikroba untuk memproduksi berbagai jenis bahan yang bermanfaat bagi industri. Selain itu pembuatan nata de soya merupakan salah satu
pemanfaatan limbah tahu yang telah dilakukan. Pengolahan tersebut melibatkan bakteri Acetobacter xylinum yang memanfaatkan protein dan karbohidrat dalam
limbah itu sebagai sumber energi untuk hidup dan berkembang biak Kusumowardani, 2008. Maka dari pada itu limbah tahu ini sangat berpotensi
dihasikan sebagai substrat pembiakan bakteri.
Tabel 2.1. Karakteristik Kandungan Ampas Tahu dan Limbah Cair per 100 gram Ampas Tahu dan 100 ml Limbah Cair
Limbah Energi
kalori Air
gr Protein
gr Lemak
gr C
gr N
gr Mineral
gr K
mg P
mg Ampas
393 4,9
17,4 5,9
66,6 0,8
4,3 19
29 Cair
79 53,4
10,4 4,9
24,1 0,5
62 55
365
Kandungan yang terdapat pada air tahu ini yaitu kadar air 99,28; kadar abu 0,06; total padatan 0,67; protein 0,17; lemak 0,09; karbohidrat 0,35;
dan pH 4,27. Limbah cair tahu merupakan sumber media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, termasuk bakteri antagonis, tetapi untuk memperoleh hasil
pertumbuhan yang optimal diperlukan tambahan nutrisi berupa sumber karbon dan sumber nitrogen Hariyadi et al., 2002.
2.3.4 Air Kelapa
Tanaman kelapa di indonesia begitu banyak tumbuh di belahan negeri ini. Produksi dari tanaman ini pun begitu banyak, namun untuk air kelapa tua
pemanfaatannya masih kurang. Karena menimbulkan polusi asam asetat yang terbentuk dari fermentasi air kelapa yang di sebabkan oleh air kelapa tua yang
terbuang percuma Yolanda et al, 2011.
Maka dari pada itu air kelapa perlu di manfaatkan dengan mengolah nya jadi lebih bermanfaat. Salah satunya di gunakan untuk media tumbuh bakteri
tertentu. Pemanfaatan limbah organik cair sebagai media tumbuh bakteri tertentu telah dilakukan sejak lama. Misalnya nata de coco yang terbuat dari limbah air
kelapa dengan penambahan bakteri Acetobacter xylinum. Komposisi nutrisi air kelapa termasuk bagus dan lengkap. Semakin tua umur buah kelapa, maka
semakin baik nutrisinya. Komposisi tersebut yaitu 95,5 air; 4 karbohidrat; 0,1 lemak; 0,02 kalsium; 0,01 fosfor; 0,5 besi, asam amino, vitamin C,
vitamin B kompleks, dan garam-garam mineral Vigliar et al., 2006.
Tabel 2.2 Komposisi air buah kelapa Palungkun, 2006
Sumber Air dalam 100 g Kelapa Muda
Kelapa Tua
Kalori 17,0 Kal
- Protein
0,2 g 0,14 g
Lemak 1,0 g
1,5 g Karbohidrat
3,8 g 4,6 g
Kalsium 15,0 mg
- Fosfor
8,0 mg 0,5 mg
Besi 0,2 mg
- Air
95,5 g 91,5 g
Bagian yang dapat dimakan 100 g
-
9
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada bulan
Mei sampai bulan September tahun 2014.
3.2 Alat dan bahan
Alat-alat yang di gunakan pada penelitian ini yaitu: kertas saring, cawan petri, autoklaf, vortex, lemari pendingin, shaker, tabung plastik, mikroskop.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu: media Nutrient Agar NA, air tetes tebu, air kelapa, limbah tahu, NaOH 0,1 M, Nutrient Broth,
glukosa, micro pipet, hemasitometer, aquades.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Pembiakan P. diminuta
P. diminuta yang dibiakan yaitu dari kultur stok koleksi dari Dr. Iis Nur Asyiah, SP.,MP. Sebanyak satu lup
. P. diminuta diambil, dilakukan secara aseptik
dari kultur stok dan digoreskan pada cawan petri steril yang berisi media Na padat dan diinkubasi pada suhu ruang.
3.3.2 Persiapan Limbah Organik Cair sebagai Media Alternatif untuk P.