Chemical Oxygen Demand COD Nitrat Suhu Kekeruhan TSS

oksidasi oleh mikrooganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup Wardhana, 2004. Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan semakin tingginya aktivitas organisme untuk menguraikan bahan organik atau dapat dikatakan semakin besar kandungan bahan organik di suatu perairan tersebut. Oleh karena itu, tingginya kadar BOD dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut dalam air. Apabila oksigen terlarut sudah habis maka bakteri aerobik dapat mati sehingga akan timbul aktivitas bakteri anaerob yang dapat menyebabkan bau yang tidak enak misalnya bau busuk Sukmadewa, 2007.

4. Chemical Oxygen Demand COD

COD Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam mgl. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukartidak bisa diuraikan secara biologis Barus, 2004. Pengukuran COD didasarkan atas prinsip bahwa hampir semua bahan organik yang ada diperairan dapat dioksidasi menjadi karbondioksida dan air menggunakan suatu oksidator kuat dalam kondisi asam. Sebagai oksidator digunakan Potassium Dichromate K 2 Cr 2 O 7 ditambahkan kedalam sampel yang telah diasamkan dengan asam sulfat H 2 SO 4 Hariyadi, dkk., 2008.

5. Nitrat

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di peraiaran alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas.Oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapat energi dari proses kimiawi Effendi, 2003. Nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan diketahui sebagai senyawa yang kurang berbahaya dibandingkan dengan amoniumamoniak atau nitrit. Nitrat adalah zat nutrisi yang dibutuhkan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang Barus, 2004.

6. Fosfat

Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang keberadaannya sangat penting bagi semua makhluk hidup, terutama dalam pembentukan protein dan transfer energi di dalam sel seperti ATP dan ADP. Pada ekosistem perairan, fosfor terdapat dalam bentuk senyawa fosfor, yaitu 1 fosfor anorganik; 2 fosfor organik dalam protoplasma tumbuhan dan hewan dan 3 fosfor organik terlarut dalam air, yang terbentuk dari proses penguraian sisa-sisa organisme Barus, 2004. Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Karakteristik fosfor sangat berbeda dengan unsur-unsur utama lain yang merupakan penyususn biosfer karena unsur ini tidak terdapat di atmosfer. Pada kerak bumi, keberadaan fosfor relatif sedikit dan mudah mengendap. Fosfor juga merupakan unsur yang esensial. Bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan Effendi, 2003. Faktor Biologi 1. Total Coliform Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air karena keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Escherichia coli termasuk kelompok bakteri berbentuk batang aerob fakultatif gram negatif dengan tebal 0,5 μm, panjang antara 1,0 - 3,0 μm.E. coli berbentuk seperti filamen yang panjang, tidak berbentuk spora, bersifat Gram negatif Anggraini, 2013. Di dalam uji analisis air, E. coli merupakan mikroorganisme yang dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam kehidupan kita E.coli mempunyai peranan yang cukup penting yaitu selain sebagai penghuni tubuh di dalam usus besar juga E. coli menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogenik. E. coli akan menjadi patogen bila pindah dari habitatnya yang normal kebagian lain dalam inang, misalnya, bila E. coli di dalam usus masuk ke dalam saluran kandung kemih kelamin dapat menyebabkan sistitis, yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut Melliawati, 2009. Bakteri coliform umumnya digunakan sebagai indikator bakteri untuk kualitas makanan dan air. Coliform banyak ditemukan di dalam tinja dari hewan hewan berdarah panas, tetapi dapat juga ditemukan di lingkungan perairan, tanah, dan vegetasi. Secara umum coliform itu sendiri tidak mengakibatkan sakit, tetapi mereka mudah berkembang biak dan keberadaannya digunakan untuk menunjukkan bahwa organisme patogen lain juga ada Atmojo dkk., 2011. Pencemaran Air Pencemaran air adalah bertambahnya suatu material atau bahan dan setiap tindakan manusia yang mempengaruhi kondisi perairan sehingga mengurangi atau merusak daya guna perairan. Industri pertambangan dan energi mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan lingkungan karena sumberdaya alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan Darsono, 1992. Menurut Ginting 2011 pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri dan lain-lain. Beban Pencemaran Daya tampung beban pencemaran air adalah batas kemampuan sumber daya air untuk menerima masukan beban pencemaran yang tidak melebihi batas syarat kualitas air untuk berbagai peruntukannya. Daya tampung danau danatau waduk yaitu kemampuan perairan danau danatau waduk menampung beban pencemaran air sehingga memenuhi baku mutu air dan status trofik Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2009 Baku Mutu Kualitas Air Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemaran yang di tenggang keberadaannya di dalam air. Kriteria mutu air dan penatapan kelas sebagai berikut : Kelas Satu : Bahan baku air minum dan peruntukan lain dengan syaratkualitas air sama. Kelas Dua : Prasaranasarana rekeasi, pembudidayaan ikan air tawar, perternakan, pertanaman, dan peruntukan lain dengan syarat kuliatas air yang sama. Kelas Tiga : pembudidayaan ikan air tawar, perternakan, pertanaman dan peruntukan lain dengan syarat kualitas yang sama. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015 di Perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Sampel air yang diidentifikasi dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Medan. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer, GPS Global Positioning System , pH meter, botol sampel air, Secchi disk, botol sampel BOD 5 , botol Winkler, labu Erlenmeyer, pipet tetes, alat yang sejenis Van Dorn Water Sampler , kertas label, coolbox, alat tulisdan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air danau Pondok Lapan dan bahan kimia untuk titrasi MnSO 4 , KOH-KI, H 2 SO 4 dan Na 2 S 2 O 3 dan amilum. Gambar alat dan bahandapat dilihat pada Lampiran 10. Deskripsi Area Lokasi pengambilan sampel berada di Perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara merupakan danau buatan yang memiliki luas 6 ha. Di danau ini terdapat berbagai aktivitas masyarakat, seperti domestik, pertanian dan lain-lain. Lokasi penelitian di Danau Pondok Lapan dapat dilihat pada Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun. Foto stasiun dapat dilihat pada Lampiran 9. Skala untuk dicetak dikertas A4 Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

a. Stasiun I

Stasiun I merupakan outlet atau daerah keluaran air Danau Pondok Lapan.Secara geografis terletak pada 3 o 30’27,02” LU dan 98 o 17’22,47 ” BT. Lokasi stasiun I dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Stasiun I Sumber : ASTER GDEM 2015

b. Stasiun II

Stasiun II merupakan daerah outlet atau daerah keluaran air danau yang berjarak sekitar 50 meter dari stasiun I, terletak di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Secara geografis terletak pada 3 o 30’43,97” LU dan 98 o 17’25,24” BT. Lokasi stasiun II dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Stasiun II

c. Stasiun III

Stasiun III merupakan daerah kontrol yang terletak sekitar 70 meter dari staiun II, terletak di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Secara geografis terletak pada 3 o 30’38,05” LU dan 98 o 17’26,95” BT. Lokasi stasiun III dapat dilihat pada Gambar 5.

d. Stasiun IV

Stasiun IV ini merupakan daerah perkebunan yang berjarak sekitar 70 meter dari stasiun III, terletak di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Secara geografis terletak pada 3 o 30’30,90” LU dan 98 o 17’28,81” BT. Lokasi stasiun IV dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 5. Stasiun III Gambar 6. Stasiun IV Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam menentukan lokasistasiun penelitian adalah Purpossive Random Sampling yaitu dengan cara memilih 4 empat stasiun penelitian berdasarkan rona lingkungan yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian. Pengambilan sampel air dilakukan menggunakan alat yang sejenis Van Dorm Water Sampler . Parameter fisika dan parameter kimia dilakukan melalu cara in situ yaitu pengukuran secara langsung data di lokasi penelitian dan cara ex situ yaitu hasil sampel merupakan data hasil laboratorium. Pengukuran Parameter FisikaKimia dan Biologi Perairan Pengukuran Faktor Fisika Perairan

1. Suhu

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan alat termometer.Termometer dimasukkan ke dalam air sampel selama lebih kurang 10 menit.Kemudian dibaca skala pada termometer tersebut.Pengukuran suhu air dilakukan setiap pengamatan dilapangan.

2. Kekeruhan TSS

Kekeruhan TSS diukur dengan mengambil sampel air danau sebanyak 1 liter kedalam botol sampel. Setelah itu di awatkan dengan pendinginan menggunakan es. Sampel air dibawa ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit BTKLPP Kelas 1 Medan untuk dianalisis.

3. Kecerahan