Peralatan yang terdapat di ruang fisika antara lain adalah alat uji kekerasan tablet, keregasan tablet, waktu hancur tablet dan alat uji kebocoran sirup.
4. Ruang Instrumen Peralatan yang terdapat di ruang Instrumen adalah spektrofotometer UV–Vis,
alat uji disolusi dan HPLC. 5. Ruang timbang
6. Ruang contoh pertinggal Ruang ini sebagai tempat penyimpanan contoh Bets dari tiap item yang di
produksi Lafi dengan massa simpan satu tahun setelah massa kadaluarsa. 7. Gudang reagen
8. Perpustakaan 9. Ruang staff
3.7.3 Kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan Installitbang
Dalam menjalankan perannya Installitbang melakukan penelitian terhadap produk baru dan pengembangan produk lama untuk memperoleh kualitas yang
lebih baik. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pengajuan rencana penelitian dan pengembangan produk Lafi Ditkesad yang meliputi :
1. Membuat spesifikasi teknis bahan baku obat, bahan pembantu dan bahan pengemas embalage.
2. Mencari dan meneliti formula yang dapat dikembangkan sebagai produk Lafi Ditkesad.
3. Merevisi ulang suatu formula yang sudah ditetapkan bila suatu saat terjadi perubahan alat, bahan baku dan komponen produksi lainnya.
4. Mengadakan evaluasi terhadap keluhan yang terjadi dan obat kembalian.
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Penelitian dan pengembangan dimulai dari penelusuran pustaka, pengadaan bahan, penelitian skala laboratorium dan skala produksi, selanjutnya dilakukan
validasi proses produksi dan pengawasan mutu dengan kerjasama antara Insproduksi dan Instal wastu.
3.7.4 Kegiatan Instalasi Produksi Instalprod
Kegiatan produksi obat-obatan dilaksanakan oleh Instalprod yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian. Produk yang dihasilkan
oleh Lafi Ditkesad berupa produk Betalaktam dan produk non Betalaktam, dimana masing-masing produk dikerjakan pada gedung yang berbeda. Pada Instalprod
terdapat empat seksi yaitu: seksi non Betalaktam, seksi sediaan Betalaktam, seksi sediaan sefalosporin dan seksi kemas. Masing-masing seksi dikepalai oleh
seorang Apoteker. Obat-obat yang diproduksi oleh Lafi Ditkesad tidak diperdagangkan bagi
masyarakat umum, dan belum memiliki nomor registrasi, namun demikian proses produksinya tetap dilaksanakan sesuai dengan Pedoman CPOB yang dikeluarkan
oleh Badan POM. Rencana produksi dibuat berdasarkan pada banyaknya jenis obat yang
diminta, jenis peralatan yang dimiliki kapasitas dan spesifikasi mesin, jumlah sumber daya manusia dan jam kerja serta waktu produksi yang tersedia.
Seluruh proses produksi yang dilaksanakan, dicatat dan didokumentasikan dalam Catatan Pengolahan Bets dan Catatan Pengemasan Bets Batch Record
yang disusun oleh tim CPOB dan disetujui oleh Kainstal prod dan Kainstal wastu, kemudian didistribusikan dan didokumentasikan. Hal yang diuraikan dalam
catatan pengolahan bets dan catatan pengemasan bets adalah kode produk, nama
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
produk, nomor bets, besar bets, bentuk sediaan, kemasan, tanggal pengolahan dan tanggal penyimpanan.
Selain itu dalam catatan pengolahan bets diuraikan mengenai komposisi, spesifikasi, peralatan, penimbangan bahan, prosedur pengolahan dan rekonsiliasi.
Pada catatan pengemasan bets di cantumkan tentang penerimaan bahan pengemas, prosedur pengemasan primer, prosedur pengemasan sekunder pelulusan oleh
pengawasan mutu, rekonsiliasi pengemasan dan pengiriman obat jadi ke Instal Simpan.
Proses produksi dimulai dari penimbangan bahan baku yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Instalsimpan berdasarkan catatan pengolahan bets
dan catatan pengemasan bets untuk setiap produk. Barang yang telah dikeluarkan dari Ins. Simpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing
seksi produksi, yaitu seksi sediaan non Betalaktam, seksi sediaan Betalaktam, seksi sediaan Sefalosporin.
Berikut ini adalah uraian mengenai proses produksi pada masing-masing seksi yang ada di Instalasi Produksi :
1. Seksi Sediaan Non Betalaktam Sidia Non Betalaktam Seksi sediaan Non Betalaktam adalah seorang Apoteker yang bertanggung
jawab kepada Kepala Instalasi produksi. Pada seksi ini memproduksi obat- obatan yang terdiri dari: sediaan tablet, sediaan kapsul dan sediaan sirup
kering, salep dan sirup basah a. Sediaan
Tablet
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Pembuatan tablet meliputi kegiatan pencampuran, granulasi, pengeringan, pencetakan, penyalutan dan stripping. Hasil dari seksi sediaan non
Betalaktam kemudian dikirim ke seksi pengemasan untuk dikemas. Tablet merupakan sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan. Peralatan yang digunakan oleh seksi sediaan padat untuk pembuatan tablet
diantaranya adalah mesin pembuat mucilago dengan energi panas dari uap, mesin pencampur basah sekaligus campur kering, oven pengering,
granulator, mesin cetak tablet, mesin salut film serta mesin strip tablet. Metoda pembuatan tablet yang biasa digunakan adalah metoda cetak
langsung dan metoda granulasi basah. Tablet yang diproduksi adalah tablet biasa, tablet kunyah, tablet lapis dua dan tablet salut film.
Alur proses produksi tablet di Lafi Ditkesad dengan menggunakan metoda granulasi basah dimulai dengan urutan sebagai berikut:
1 Penimbangan bahan baku
Bahan yang ditimbang diambil dari Instalasi simpan. Bahan yang dibawa ke ruang timbang hanya boleh terbungkus oleh kemasan
primernya, sedangkan kemasan sekundernya tidak disertakan. Proses penimbangan dilakukan di ruang kelas III. Ruang timbang dilengkapi
dengan dust extractor dan meja timbang yang kuat dan tahan getar. Bahan baku yang akan digunakan adalah bahan baku yang sudah
dinyatakan lulus.
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
2 Proses pencampuran bahan berkhasiat dengan fase dalam Bahan berkhasiat dicampurkan dengan fase dalam, diaduk sampai
homogen. Pada pencampuran ini yang harus diperhatikan adalah waktu pencampuran dan putaran mesin pencampur agar dihasilkan
massa yang homogen. 3 Proses pembuatan bahan pengikat mucilago
Pada proses pembuatan mucilago harus diperhatikan bahwa bahan mucilago telah dicampur homogen sebelum ditambahkan ke dalam
penambahan aqua demineralisata panas. Kemudian dilakukan pengadukan sampai terbentuk massa bening. Pembuatan mucilago ini
dilakukan di dalam tangki pemanas double jacket. 4 Proses granulasi basah
Pada proses granulasi ditambahkan sejumlah bahan pengikat mucilago ke dalam hasil campuran zat berkhasiat dengan fase dalam
dan diaduk hingga homogen sampai terbentuk massa yang dapat dikepal. Proses granulasi ini dilakukan didalam Mixer.
5 Proses pengeringan Massa yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 38
C selama ±20 jam, sampai terbentuk massa setengah kering tergantung
jenis tablet yang dibuat.
6 Proses pengayakan
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Massa setengah kering diayak dengan ayakan mesh tertentu tergantung dari jenis dan ukuran tablet yang akan dibuat. Hasil
pengayakan disebut dengan granul setengah kering. 7 Pada granul dilakukan IPC yang meliputi pemeriksaan kadar air
granul 8 Proses pembuatan massa cetak
Setelah granul lulus pemeriksaan uji mutu dibuat massa cetak yaitu dengan penambahan bahan pelincir dan bahan penghancur luar.
Diaduk sampai homogen. 9 Pengawasan mutu In process control
Sebelum proses pencetakan, dilakukan IPC terhadap massa cetak yang meliputi pemeriksaan homogenitas dan kadar zat aktif.
10 Proses pencetakan Pencetakan
tablet dilakukan
sesuai dengan ukuran diameter dan berat tablet.
11 Pengawasan mutu In process control Sebelum dikemas, dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan kadar zat aktif. 12 Proses penyalutan
Jika tablet memerlukan penyalutan maka dapat dilakukan penyalutan dengan mencampurkan larutan penyalut dengan tablet jadi.
13 Proses penyetripan
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Setelah tablet selesai dicetak atau disalut untuk tablet salut maka dilakukan proses pengemasan primer yakni proses penyetripan
stripping. 14 Pengawasan mutu In process control
Pada hasil penyetripan dilakukan uji mutu IPC meliputi tes kebocoran strip. Tablet yang telah lulus uji mutu siap dikemas dan
dikirim ke Instalasi simpan. Untuk pembuatan tablet metode cetak langsung
Dimulai dari proses penimbangan bahan baku, selanjutnya mengikuti proses pencampuran massa cetak sampai dengan proses penyetripan dan
pengemasan tanpa melalui proses granulasi. Alur proses produksi tablet
dan tablet salut dapat dilihat pada Lampiran 7 8.
Untuk pembuatan tablet metoda cetak langsung dimulai dari proses penimbangan bahan baku, selanjutnya mengikuti proses pencampuran
massa cetak sampai dengan proses penyetripan dan pengemasan tanpa melalui proses granulasi.
b. Sediaan Kapsul
Ruang produksi kapsul terdiri dari ruang pencampuran, ruang pengisian dan polishing, serta ruang stripping. Peralatan yang digunakan untuk
pembuatan kapsul diantaranya adalah mesin pencampur, mesin pengisi kapsul, mesin polishing dan mesin strip.
Alur proses produksi kapsul terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1 Penimbangan bahan baku
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Penimbangan bahan baku antara lain penimbangan bahan aktif, bahan pengisi, bahan pelincir dilakukan oleh personil Instalsimpan.
2 Pencampurangranulasi Proses pencampuran dilakukan hingga seluruh bahan yang
dicampurkan homogen. Bahan yang diisikan ke dalam kapsul ada yang harus digranulasi terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat
alirnya, sedangkan untuk bahan yang tidak digranulasi langsung diisikan pada cangkang kapsul.
3 Pengawasan mutu
Hasil pencampuran massa kapsul dilakukan IPC oleh Instal wastu yang meliputi pemeriksaan homogenitas kadar zat aktifnya.
4 Pengisian kapsul
Setelah massa kapsul diluluskan oleh Instal wastu maka massa kapsul diisikan ke dalam cangkang kapsul. Selama pengisian harus
diperhatikan suhu dan kelembaban ruangan. 5
Polishing Polishing
dilakukan untuk menghilangkan debu yang masih menempel pada dinding luar kapsul.
6 Pengawasan mutu
Pemeriksaan dilakukan pada hasil pengisian ke dalam cangkang kapsul yang meliputi pemeriksaan kadar zat aktif, keragaman bobot,
uji waktu hancur dan uji disolusi untuk kapsul tertentu yang ada pengujian disolusinya.
7 Stripping
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Proses stripping
kapsul sama dengan proses stripping pada tablet. 8 Pengawasan
mutu Pada
hasil stripping
dilakukan tes kebocoran strip. Kapsul yang telah di strip siap untuk dikemas dan dikirim ke Instalsimpan.
Alur proses produksi kapsul dapat dilihat pada Lampiran 9.
c. Sirup Kering Alur proses produksi sirup kering hampir sama dengan alur proses
produksi tablet, yang membedakan hanya pada proses pencetakan, stripping
dan pengemasan.
Alur proses produksi sirup kering dapat dilihat pada Lampiran 10. d. Sediaan Salep
Ruang produksi salep terdiri dari ruang pencampuran dan ruang pengisian. Peralatan yang digunakan antara lain mesin peleleh basis Doubel Jacket,
mesin pencampur salep dan mesin pengisi-penutup salep otomatis. Alur proses produksi salep terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1 Penimbangan bahan baku
Penimbangan bahan baku dilakukan di ruang kelas III, oleh personil instalasi simpan.
2 Pelelehan basis
Basis dilelehkan pada tangki pemanas double jacket, disaring kemudian didiamkan selama satu malam.
3 Pencampuran
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Bahan basis yang telah dilelehkan lalu dicampur dengan zat aktif dan diaduk terus sampai homogen pada suhu 40
C di dalam Homomixer. 4 Pengawasan
mutu Pada hasil proses pencampuran dilakukan uji mutu IPC terhadap
homogenitas, pH dan kadar zat aktif. 5 Pengisian
tube Setelah lulus uji mutu, massa salep diisikan ke dalam tube dengan
suhu yang terjaga sekitar 40 C.
6 Pengawasan mutu
Pada hasil pengisian dilakukan uji mutu IPC untuk diperiksa keseragaman isi tube dengan cara menimbang tube satu persatu yang
dilakukan setiap 15 menit selain itu juga dilakukan uji mutu IPC yang meliputi pemeriksaan pH, massa salep dan kadar zat aktif tiap
tube. Setelah lulus uji mutu, tube siap dikemas dan dikirim ke Ins. Simpan.
Alur proses produksi salep dapat dilihat pada Lampiran 11.
e. Sediaan Sirup Ruang produksi sirup merupakan ruang kelas III yang terdiri dari ruang
pencampuran, ruang pengisian, ruang pencucian alat. Peralatan yang digunakan antara lain mixer, colloid mill, tangki pemanas double jacket,
filter, drum stainless, mesin pengisi sirup, penutup botol dan pemasangan etiket yang merupakan satu rangkaian In Line Process.
Alur proses produksi sirup terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1
Penimbangan bahan baku
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
Penimbangan bahan baku dilakukan di ruang kelas III, oleh personil instalasi simpan.
2 Pembuatan larutan gula pekat Syrupus Simplex
Pembuatan larutan gula pekat dilakukan pada tangki pemanas double jacket
. Pemanasan menggunakan uap air yang dihasilkan oleh ketel uap.
3 Pencampuran Zat aktif dan zat tambahan pewarna dan pengawet masing-masing
dilarutkan dalam pelarutnya sampai larut sempurna, lalu dicampur dengan larutan gula pekat. Essence dapat ditambahkan jika
diperlukan dan volume ditambahkan sampai tanda batas yang ditentukan.
4 Pengawasan mutu
Pada hasil pencampuran dilakukan uji mutu IPC terhadap homogenitas larutan, kadar zat aktif, pH larutan dan berat jenis.
5 Pengisian, penutupan dan labelling
Setelah lulus uji mutu dilakukan pengisian, penutupan dan pemberian etiket atau label.
6 Pengawasan mutu
Pada hasil pengisian dan penutupan dilakukan pengawasan mutu yang meliputi kadar zat aktif, pH larutan dan berat jenis. Selama
proses pengisian dilakukan pengontrolan setiap 15 menit terhadap keseragaman volume dan hasil penutupan.
Alur proses sediaan cairan obat luar dapat dilihat pada Lampiran 12.
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
2. Seksi Sediaan Sefalosporin Sidia Sefalosporin.
Produksi Sefalosporin belum dimulai produksi karena bangunan produksi belum jadi.
3. Seksi Sediaan Betalaktam Produksi Betalaktam di Lafi Ditkesad telah mendapatkan sertifikat CPOB
pada tanggal 1 Juni 2000. Proses produksi Betalaktam dilakukan pada gedung yang terpisah dengan produksi Non Betalaktam untuk menghindari terjadinya
pencemaran silang. Gedung produksi Betalaktam telah dilengkapi dengan sistem pengaturan udara Air Handling System, air washer, air shower, dan
ruang penyangga air lock. Lantai, dinding dan langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan pembersihan.
Ruang kelas I terdiri dari Laminar Air Flow LAF, dimana dilakukan pengisian ke dalam vial. Ruang kelas II meliputi loker, koridor kelas II, air
shower, dan ruang staging steril. Ruang kelas III meliputi ruang timbang, ruang staging, ruang campur, ruang cetak tablet, ruang karantina, ruang salut
film, ruang penyetripan, ruang isi kapsul, ruang isi sirup kering, ruang cuci vial, ruang botol bersih, ruang simpan alat, ruang IPC, ruang janitor, loker
kelas III wanita dan pria. Ruang kelas IV meliputi ruang coding, ruang kemas, ruang karantina obat jadi, ruang gudang sejuk, ruang gudang
botolvial, ruang cuci botol, ruang simpan alat, ruang laundry dan loker kelas IV wanita dan pria.
Sistem pengaturan udara Air Handling SystemAHS untuk ruang kelas I dan kelas II dilakukan dengan sistem recycle udara dari kelas II disaring
kemudian ditambah udara segar 10-20 , kemudian udara yang masuk
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
disaring dengan HEPA filter. Sementara untuk ruang kelas III dengan sistem pengolahan udara terbuka udara segar yang masuk disaring dengan pre-filter
dan medium filter. Kondisi ruangan di Betalaktam selalu diukur secara berkala untuk mengukur pertukaran udara, suhu udara, kelembaban dan
jumlah partikel. Setiap personel yang masuk ke ruangan Betalaktam diharuskan menggunakan pakaian khusus lengkap dengan aksesorisnya yang
berupa masker, sepatu dan sarung tangan. Sebelum memasuki ruangan dan saat keluar dari ruangan diharuskan melewati air shower yang dimaksudkan
untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor yang melekat. Setelah selesai melaksanakan kegiatan produksi, setiap personel diharuskan untuk
membersihkan diri dengan mandi. 4. Seksi Kemas
Pengemasan dilakukan pada produk ruahan tablet, kapsul, sirup, dan salep. Pengemasan tablet dilakukan setelah proses stripping. Tablet yang sudah
distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam sak plastik dilengkapi dengan brosur lalu diseal, setiap sak plastik berisi 25 strip, tiap-tiap
strip berisi 10 tablet. Hasil seal kemudian dimasukkan ke dalam dus dilengkapi dengan identitas berupa slip pak dimana setiap dus isinya berbeda
sesuai dengan ukuran diameter tablet yaitu: a. Untuk tablet dengan diameter 7,5 mm, setiap dus berisi 40 sak plastik.
b. Untuk tablet dengan diameter 10-13 mm, setiap dus berisi 30 sak plastik. c. Untuk kaplet dan kapsul, setiap dus berisi 20 sak plastik.
Pengemasan kapsul dilakukan setelah proses stripping. Kapsul yang sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam sak plastik dilengkapi
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
dengan brosur lalu diseal. Hasil seal kemudian dimasukkan ke dalam dus dilengkapi dengan identitas berupa slip pak dimana tiap dus berisi 20 sak plastik,
setiap sak plastik berisi 25 strip dan setiap strip berisi 10 kapsul. Untuk sirup dipak ke dalam dus. Tiap dus berisi 25 botol dilengkapi dengan
sendok takar, brosur dan slip pak. Untuk sediaan salep setelah dimasukkan ke dalam tube aluminium sebanyak
10 g yang etiketnya telah tercetak pada permukaan luar tube, dimasukkan ke dalam dus kecil dilengkapi dengan brosur. Setiap dus kecil berisi 25 tube dan
dimasukkan ke dalam dus besar yang berisi 24 dus kecil. Setelah pengemasan selesai, dilakukan pemeriksaan oleh Instalasi pengawasan
mutu dan tim komisi, kemudian Inswastu menempelkan label dikeluarkan dikemasan sekundernya dan setelah diperiksa oleh tim komisi seksi kemas
membuat laporan administrasi yang terdiri dari laporan bulanan dan bukti penyerahan obat jadi yang dikirim ke Instalasi Simpan.
3.7.5 Kegiatan Instalasi Simpan Instalsimpan
Instalasi Simpan Instalsimpan bertanggung jawab terhadap penyimpanan barang- barang yang berkaitan dengan setiap proses kerja yang berlangsung di
Lafi Ditkesad yaitu produksi, Wastu, administrasi dan logistik serta proses pendukung lainnya. Barang- barang yang disimpan di gudang Instalsimpan
disusun berdasarkan jenis dan sifat barang. Adapun penyelenggaraan administrasi yang menyertai pemindahan tanggung jawab dari Instalsimpan ke Gudang Pusat II
dan sebaliknya adalah sebagai berikut: 1. PPM
2. PPnM
Oryza Sativa : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Jl.Gudang Utara No.25-26 Bandung, 2008
USU Repository © 2008
3. Bukti Penyerahan Barang BP dari Pusat II 4. Bukti Pengiriman Surat Kirim Barang.
Kegiatan yang dilakukan oleh Instalsimpan meliputi : 1. Menerima dan menyimpan bahan baku, bahan pendukung Prod, reagensia, dan
bahan lain serta peralatan produksi dari Gudang Pusat II. 2. Menyerahkan bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain serta
peralatan kepada bagian dan Instalasi yang membutuhkan. 3. Menerima obat jadi dari Instalasi Produksi
4. Menyerahkan obat jadi ke Gudang Pusat II. Persediaan barang di Instalsimpan diawasi dengan ketat dimana
pemasukan dan pengeluaran barang dicatat di kartu gudang Ruangan. Instalsimpan terdiri dari ruangan administrasi, ruang sejuk AC, ruang sampling
kelas III, ruang timbang dan staging kelas III, ruang bahan aktif, ruang bahan cair dan ruang produk jadi, ruang bahan pembantu, ruang embalage.
3.7.6 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan dan Sisjang