E-Bussiness, E-Commerce, dan E- Marketting

Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Jogiyanto Hartono, 2005 : 11

2.2 E-Bussiness, E-Commerce, dan E- Marketting

2.2.1 Definisi E-Bussiness

Menurut Turban dan kawan-kawan, e-business merupakan definisi yang lebih luas dari e-commerce, e-business tidak hanya meliputi pembelian dan penjualan barang dan jasa. Tetapi juga melayani para pelanggan, dan berkerjasama dengan mitra usaha, serta melakukan transaksi elektronik didalam sebuah organisasi. Jadi e-business tidak hanya melakukan kegiatan jual-beli saja, tetapi juga melayani para pelanggannya agar tetap menjadi pelanggan yang setia. Dan juga melakukan kerjasama dengan mitra usaha yang lain untuk menciptakan suatu produk barang dan jasa yang inovatif, yang dapat bertransaksi elektronik melalui Internet dengan tujuan mengurangi segala jenis pencatatan pada organisasi atau perusahaan dengan media kertas paperless Turban. dkk, 2004 : 3.

2.2.2 Definisi E-Commerce

Turban dan kawan-kawan mendefinisikan e-commerce sebagai suatu proses penjualan, pembelian, proses transfer atau pertukaran produk, servis dan informasi melalui jaringan komputer, termasuk Internet Turban. dkk, 2004 : 3. E-commerce dapat didefinisikan sebagai cara untuk menjual dan membeli barang-barang dan jasa lewat jaringan Internet Nugroho, 2006 : 5. Dari kedua definisi diatas, penulis menyimpulkan e- commerce adalah kegiatan perdagangan baik itu pembelian, penjualan, pemasaran, pembayaran, maupun pelayanan yang berupa barang atau jasa yang dilakukan melalui suatu koneksi yang terhubung dengan jaringan Internet.

2.2.3 Jenis-jenis Transaksi Dalam E-

Commerce Ada beberapa jenis transaksi dalam e- commerce, menurut Turban dan kawan- kawan ada delapan jenis klasifikasi dari sifat-sifatnya dan interaksinya, diantaranya adalah sebagai berikut Turban. dkk, 2004 : 7-8: 1. Business-to-business B2B. Jenis transaksi B2B ini, semua peserta baik itu penjual atau pembeli merupakan suatu organisasi atau pebisnis pengusaha. 2. Business-to-costumer B2C. Jenis transaksi B2C ini, dimana bisnis- bisnis penjualan ditujukan kepada para pembeli secara perorangan atau individual. 3. Business-to-business-to-costumer B2B2C. Jenis transaksi B2B2C ini merupakan suatu bisnis yang menyediakan beberapa produk atau pelayanan kepada mitra bisnis yang melayani dan mengurus para pelanggan mereka sendiri. 4. Costumer-to-Business C2B. Jenis transaksi C2B ini, mengikutsertakan seseorang individu yang menggunakan Internet, untuk menjual produk produk-produk atau layanan kepada organisasi, atau untuk perorangan yang bertujuan untuk menawarkan produk-produk atau layanan yang mereka butuhkan. Salah satunya dengan cara pihak perseorangan tersebut membangun halaman web yang dapat diakses oleh pihak perusahaan-prusahaan. 5. Costumer-to-costumer C2C. Jenis transaksi ini, hubungan bisnis dimana pihak perseorangan secara langsung menjual kepada pelanggan lainnya. 6. Business-to-employee B2E. Jenis transaksi ini, dimana suatu organisasi mengantarkan pelayanan, informasi, atau produk-produk kepada para karyawan mereka sendiri. 7. E-Government. Dalam e-governtment electronic commerce, pihak pemerintah membeli atau menyediakan barang-barang, pelayanan, atau informasi untuk para pebisnis pengusaha. 8. M-Commerce Mobile Commerce. Jenis transaksi ini, dimana transaksi dimana kegiatan e-commerce yang dilakukan secara penuh dan sebagian dalam lingkungan wireless yang disebut juga mobile commerce.

2.2.4 E-Marketing Pemasaran

Elektronik Nugroho, 2006 : 203 Menurut American Marketing Association Electronic Commerce tulisan Marilyn Greenstein dan Miklos Vasahelyi yang dikutip oleh Nugroho, menjelaskan pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses analisis, perencanaan, dan implementasi konsep-konsep penetapan harga pricing, promosi promotion, serta penyebaran distribution ide-ide, barang- barang, dan layanan-layanan, untuk menciptakan pertukaran-pertukaran yang memuaskan, baik untuk sasaran-sasaran organisasi maupun untuk sasaran-sasaran pribadi. Ada istilah empat ā€Pā€ yang diterapkan pada pemasaran diInternet, yaitu Nugroho, 2006 : 205-214: 2.2.5 Jenis-Jenis Pembayaran di Internet Menurut Adi Nugroho, jenis- jenis pembayaran diInternet dapat dilakukan melalui 6 cara yaitu Nugroho, 2006 : 80- 91: 1. Kartu magnetik Magnetic Stripe Card: Adalah kartu plastik kecil yang memilki pita termagnetisasi di permukaannya. Kartu magnetik digunakan secara luas untuk aplikasi- aplikasi seperti kartu debit, kartu kredit, kartu telpon, kartu ATM, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kartu magnetik dapat diperluas fungsinya menjadi kartu yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi-transaksi pembelian barang danatau jasa dalam kaitannya dengan perdagangan elektronik. 2. Kartu kredit: Dalam transaksi menggunakan kartu kredit, konsumen memerlukan nomor kartu kreditnya ke pedagang. Pedagang kemudian dapat memverifikasi nomor itu ke bank penerbit dan kemudian dibuat slip pembelian bagi konsumen untuk disetujui. Pedagang kemudian menggunakan slip pembelanjaan itu untuk mendapatkan uang dari bank. Pada periode berikutnya, konsumen akan menerima pernyataan dari bank yang mencatat transaksi yang bersangkutan. Dalam suatu kasus, konsumen mungkin dapat menelusuri situs web dan memasukkan nomor kartu kredit pada form pemesanan dan mengklik tombol Submit untuk mentransmisikan informasi yang bersangkutan ke server web milik pedagang. 3. Cek elektronik: Sistem pembayaran menggunakan kartu kredit tidak dapat disangkal lagi merupakan sistem pembayaran yang paling populer dalam perdagangan diInternet, tetapi kartu kredit bukan satu-satunya metode pembayaran diInternet. Ada dua sistem yang telah dikembangkan, yaitu oleh Financial Services Technology Corporation FTSC dan oleh CyberCash yang memungkinkan konsumen menggunakan cek elektronik untuk membayar secara langsung kepada pedagang di web. Cek elektronik dapat dibuktikan lebih unggul dari cek kertas dalam satu aspek yang signifikan. Sebagai pengirim, konsumen dapat melindungi dirinya dari kecurangan- kecurangan yang mungkin muncul dari penyingkapan nomor rekening oleh orang yang tidak berhak. Cek elektronik ini menggunakan tanda tangan digital untuk penandatanganan dan penyetujuan terhadap transaksi yang dilakukan. 4. Digital cash: Digital cash atau e-cash bertindak dengan cara yang mirip, versi digital lebih menarik sebab digital cash sangat bersifat pribadi, digital cash sangat menghargai privasi. Digital cash juga merupakan sistem yang sesuai untuk melakukan transaksi komersial yang melibatkan nilai uang dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Saat ini diInternet, digital cash dipandang sebagai aplikasi gelombang baru untuk perdagangan elektronik. 5. Kartu pintar smart card: Adalah kartu plastik kecil yang bentuk dan tampilannya mirip dengan kartu magnetik biasa, tetapi di dalamnya mengandung suatu mikroprosesor dan tempat penyimpanan memori. Teknologi kartu pintar merupakan inovasi yang mengatasi keterbatasan- keterbatasan yang dimiliki oleh kartu magnetik. Data-data yang tersimpan di kartu pintar relatif tahan terhadap kerusakan-kerusakan yang biasa terjadi pada kartu magnetik seperti goresan-goresan dan sebagainya. Kartu pintar dengan foto pengguna dan kata sandi password yang harus dimasukkan relatif lebih aman dari pencurian. Selain itu, dibandingkan dengan kartu kredit atau kartu debit, kartu pintar juga seringkali lebih aman, karena kartu pintar memiliki mikroprosesor di dalamnya dan data- data pada kartu pintar juga dapat disandikan dienkripsi menggunakan protokol SET Secure Electronic Transaction. 6. Electronic Data Interchange EDI: EDI telah digunakan sejak tahun 1960-an di Amerika Serikat, tetapi penggunaannya hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan besar dengan para penyedianya supplier yang saling bekerja sama lewat jaringan pribadi yang dinamakan VAN Value Added Network. Penyedia layanan EDI memelihara VAN, dengan masing-masing kotak surat mailbox untuk masing-masing rekanan bisnis. Penyedia layanan ini menyimpan kemudian mengirimkan pesan-pesan EDI antarrekanan kerja. Masing- masing perusahaan menggunakan EDI untuk mengendalikan bisnisnya. Dalam hal ini, masing-masing perusahaan yang berpartisipasi harus memiliki perangkat lunak EDI untuk menerjemahkan data-data EDI ke format-format yang digunakan oleh sistem basis data milik perusahaan. Penyedia layanan EDI saat ini menawarkan akses ke layanan EDI yang terkemas di pusat-pusat komputer mereka sehingga perusahaan-perusahaan tidak perlu memelihara perangkat keras dan perangkat lunak terlalu banyak. Dengan pergerakan implementasi EDI yang lebih fleksibel, beberapa dari mereka dapat menggunakan formulir-formulir yang dilengkapi penggunaan browser web, banyak perusahaan-perusahaan berskala kecil menengah mulai menggunakan EDI untuk bisnis mereka. 2.3 Database 2.3.1 Konsep Database