Kaitan Sirkumsisi pada perempuan dari segi kebudayaan

24 kasus infeksi setelah menjalani sunat, yang merenggut nyawa si gadis tersebut Meilani, 2005 Tidak ada bukti yang sahih dari hukum – hukum Islam Al-Quran dan Hadist yang menyatakan hukum bersunat untuk wanita. Mayoritas sarjana – sarjana Islam berpendapat bahwa sirkumsisi pada perempuan tidak diwajibkan Noor, 2008 . Para antropolog mengungkapkan data praktik sirkumsisi pada perempuan telah popular di masyarakat Mesir kuno. Dibuktikan dengan penemuan mumi perempuan pada abad ke – 16 SM. Yang memiliki tanda Cltoridectomy pemotongan yang merusak alat kelamin . Menurut Hassan Hathout, pelaksanaan sirkumsisi pada perempuan telah berlangsung lama sebelum kedatangan Islam. Terutama di lembah Nil yakni Sudan, Mesir dan Ethiopia. Jadi tidak ada hubungannya antara sirkumsisi dengan perintah agama Aziziqalbii, 2007 .

3. Kaitan Sirkumsisi pada perempuan dari segi kebudayaan

Beberapa kebudayaan menganggap sirkumsisi berguna untuk mengurangi libido seksual pada perempuan, agar perempuan tidak mengumbar nafsunya. Ada juga yang menganggap agar perempuan terhindar dari nafsu dan dosa, seorang perempuan yang disunat dapat menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah. Dan ada juga yang menganggap segumpal daging sebesar butiran beras pada klitoris perempuan disebut sebagai titipan setan maka harus disunat Uci, 2007 Sebahagian masyarakat meyakini perempuan memiliki nafsu seksual lebih tinggi dibanding laki – laki, maka menurut mereka cara efektif untuk mereduksi nafsu seksual perempuan ini adalah dengan melakukan tindakan sunat Rini 2006, dalam Diah, 2006. Khitan Untuk Anak Perempuan 2006 Universitas Sumatera Utara 25 Alasan lain masyarakat melaksanakan sunat pada perempuan adalah melanjutkan tradisi, menghilangkan hambatan atau kesialan, perekat sosial, lebih terhormat, meningkatkan kesuburan dan daya tahan anak. Diharapkan pemotongan klitoris akan mengurangi libido pada perempuan, mengurangi masturbasi, menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah Khomar, 2007. Survei epidemiologi WHO menemukan beberapa alasan melakukan sirkumsisi pada perempuan. Seperti identitas kesukuan, tahapan menuju wanita dewasa, pra-syarat sebelum menikah, juga pemahaman bahwa klitoris merupakan organ kotor, mengeluarkan secret berbau, mencegah kesuburan atau menghilangkan impotensi bagi pasangannya Uci, 2007 . Para antropologi dunia yang mempelajari kasus ini mengatakan bahwa asal upacara ini telah ada sebelum lahirnya agama Islam, dimana dari hasil penelitian tersebut dijumpai bahwa prakti – praktik penyunatan baik anak laki – laki maupun anak perempuan banyak ditemukan disetiap suku bangsa di dunia, bahkan menurut Atashendartii Hapsya, pemilik rumah sakit swasta, menyatakan bahwa kasus ini juga banyak dijumpai dikalangan agama Kristen di Pulau Jawa Sulaksono, 2008 . Selain alasan tradisi dan agama, ada juga alasan kebersihan dan mencegah perempuan mengumbar nafsu seksualnya. Sejauh ini tidak ada bukti medis yang membenarkan libido seks perempuan bisa tak terkendali karena tidak disunat. Disamping itu seolah ada kecurigaan atas seksualitas perempuan yang bahkan sejak bayi pun telah dituduh memiliki kecenderungan seks yang tak terkendali Meilani, 2005 . Di beberapa komunitas ada anggapan, perempuan tidak berhak menikmati kepuasan seksual, sebab wanita dianggap sebagai pelengkap kepuasan seksual laki – Universitas Sumatera Utara 26 laki. Diluar masalah kultur, jika tindakan ini dilakuka dengan tidak tepat dan hati – hati, justru akan menimbulkan komplikasi baik akut maupun kronis Diah, 2006 . Rini 2006, dalam Diah, 2006. Khitan Untuk Anak Perempuan 2006 sebaiknya dilakukan program edukasi tentang sirkumsisi pada anak perempuan ini di masyarakat. Penjelasan secara rinci tentang anatomi genitalia perempuan eksterna maupun interna serta fungsinya, begitu juga dampak fisik dan psikologis jangka panjang dari tindakan FGM Female Genital Mutilation . Program ini memerlukan kerja keras bagi dokter anak dan seluruh tenaga medis pada umumnya. Universitas Sumatera Utara 27

BAB 3 KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul Pengetahuan Ibu Tentang Sirkumsisi Pada Anak Perempuan Dilingkungan V Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 Skema 1 Kerangka konsep Pengetahuan ibu Sirkumsisi pada anak perempuan meliputi: - Pengertian sirkumsisi - Alasan dan Pelaksana sirkumsisi - Beberapa pandangan tentang sirkumsisi Universitas Sumatera Utara