Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A Di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG PEMBERIAN KAPSUL

VITAMIN A DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN PAYA PASIR

KECAMATAN MEDAN MARELAN

TAHUN 2009

NIM : 085102087

RANGI NADYA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Rangi Nadya

NIM : 085102087

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir

Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 Abstrak

Saat ini kekurangan vitamin A menjadi masalah kesehatan dunia. Masyarakat yang hidup di bawah kemiskinan diperkirakan mengalami kekurangan vitamin A dengan resiko yang sangat mengkhawatirkan. Kekurangan vitamin A pada anak balita akan berakibat pada kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan (intervensi). Desain penelitian ini adalah

quasy eksperiment yang bersifat one group pretest – posttest yaitu untuk membandingkan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang. Pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Dari hasil uji t-dependent didapatkan frekuensi pengetahuan sebelum intervensi rata-rata 8,23 dengan standar deviasi 3,802. Frekuensi pengetahuan setelah intervensi rata-rata 11,88 dengan standar deviasi 4,204. Perbedaan rata-rata frekuensi pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi adalah -3,654 dengan standar deviasi 4,370. Hasil uji statistik didapatkan nilai p<0,05. Maka disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan dari frekuensi pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Dari hasil penelitian ini diketahui penyuluhan yang dilakukan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A. penyuluhan juga dapat dilakukan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan dalam memberikan pelayanan kebidanan.

Kata Kunci : Penyuluhan, Pengetahuan Daftar Pustaka : 22 (1998-2008)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “ Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 “. Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun dari susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc (CM-FM) selaku dosen pembimbing materi dalam penelitian karya tulis ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai admistrasi program studi D-IV Bidan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak membantu baik moril maupun materil dan memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.


(4)

6. Kepada adikku dan keluargaku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

7. Rekan-rekan Mahasiswa di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini khususnya Riska Safitri, Fitrianis Mulyasari, Lydia Meilani, Rahmalinda, Anita Manalu, Ika Suherlin, Sarah Herlina, dan Elly Puspita.

8. Seluruh pihak yang turut ambil andil dalam selesainya karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2009 Peneliti

( Rangi Nadya )


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A. Penyuluhan 1. Pengertian Penyuluhan ... 7

2. Tujuan Penyuluhan ... 7

3. Ruang Lingkup ... 7

B. Pengetahuan ... 8

C. Vitamin A 1. Pengertian Vitamin A... 12

2. Manfaat Vitamin A ... 12

3. Sumber-Sumber Vitamin A ... 13

4. Kebutuhan Vitamin A ... 14

5. Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin A ... 15

6. Akibat Kekurangan Vitamin A ... 15

7. Pencegahan dan Pengobatan Kekurangan Vitamin A ... 16

8. Jadwal Pemberian Vitamin A ... 18


(6)

BAB III Kerangka Konsep, Hipotesa, dan Definisi Operasional

A. Kerangka Konsep ... 20

B. Hipotesa ... 20

C. Definisi operasional ... 21

BAB IV Metodologi Penelitian A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 22

2. Sampel ... 23

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 23

2. Waktu Penelitian ... 23

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian ... 24

2. Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 25

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 25

G. Analisa Data ... 26

BAB V Hasil dan Pembahasan A. Analisa Univariat ... 28

B. Analisa Bivariat ... 32

BAB VI Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden meliputi umur, pendidikan, dan paritas di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009...29 Tabel 5.2. Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pemberian

Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009...30 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah

diberikan Penyuluhan Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009...31 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberikan

Penyuluhan Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009...32


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 2 : Kuesioner


(9)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Rangi Nadya

NIM : 085102087

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir

Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 Abstrak

Saat ini kekurangan vitamin A menjadi masalah kesehatan dunia. Masyarakat yang hidup di bawah kemiskinan diperkirakan mengalami kekurangan vitamin A dengan resiko yang sangat mengkhawatirkan. Kekurangan vitamin A pada anak balita akan berakibat pada kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan (intervensi). Desain penelitian ini adalah

quasy eksperiment yang bersifat one group pretest – posttest yaitu untuk membandingkan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang. Pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Dari hasil uji t-dependent didapatkan frekuensi pengetahuan sebelum intervensi rata-rata 8,23 dengan standar deviasi 3,802. Frekuensi pengetahuan setelah intervensi rata-rata 11,88 dengan standar deviasi 4,204. Perbedaan rata-rata frekuensi pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi adalah -3,654 dengan standar deviasi 4,370. Hasil uji statistik didapatkan nilai p<0,05. Maka disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan dari frekuensi pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Dari hasil penelitian ini diketahui penyuluhan yang dilakukan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A. penyuluhan juga dapat dilakukan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan dalam memberikan pelayanan kebidanan.

Kata Kunci : Penyuluhan, Pengetahuan Daftar Pustaka : 22 (1998-2008)


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Salah satu jenis vitamin yang harus diperhatikan adalah vitamin A Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk lainnya tidak akan dapat melakukan aktivitas karena kekurangan vitamin, karena menyebabkan peluang terkena penyakit pada tubuh (Siswono, 2004, Ibu dan anak sehat berkat vitamin A, ¶ 2, November 2008).

Saat ini kekurangan vitamin A menjadi masalah kesehatan dunia. Masyarakat yang hidup di bawah kemiskinan diperkirakan mengalami kekurangan vitamin A dengan resiko yang sangat mengkhawatirkan (Siswanto, 2007, Setiap Satu Menit Orang di Indonesia Alami Kebutaan. ¶ 2, Oktober 2008).

Perkiraan World Health Organization (WHO), jumlah orang buta di seluruh dunia saat ini 45 juta penderita. Diperkirakan terdapat 6-7 juta kasus baru xeroftalmia

pada anak-anak prasekolah tiap tahunnya. Sepertiga berada di Asia Tenggara. WHO juga memperkirakan 12 orang menjadi buta setiap menit di dunia, dan empat orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara (Siswanto. 2007, Setiap Menit Satu Orang

Indonesia Alami Kebutaan, ¶ 4,


(11)

Bila dibandingkan dengan angka kebutaan di negara-negara regional Asia Tenggara angka kebutaan di Indonesia (1,5%) merupakan yang tertinggi setelah Bangladesh (1%), India (0,7%), dan Thailand (0,3%). Sebagian besar masyarakat Indonesia yang mengalami kebutaan berasal dari status ekonomi kurang mampu dan belum akses langsung dengan pelayanan kesehatan

Tubuhku Kuat, ¶ 4,).

Di Indonesia banyak anak yang mengalami kekurangan vitamin A. Apabila seorang anak mengalami kekurangan vitamin A maka anak yang bersangkutan akan menderita penyakit rabun ayam dan lebih parah lagi dapat menimbulkan kebutaan (Krisnatuti, 2000, hlm.149).

Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan, vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi, kekurangan vitamin A terutama pada anak – anak balita akan berakibat pada kebutaan (Almatsier, 2001, hlm.160).

Kekurangan Vitamin A (KVA) di kalangan balita tidak dapat lagi dianggap remeh karena bukan hanya menyebabkan kebutaan permanen, tetapi juga dapat meningkatkan resiko oleh menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi (Siswono, 2003, Upaya Meningkatkan Kualitas Balita dengan Vitamin A, ¶ 1,

Berdasarkan insiden kurang Vitamin A pada balita di daerah miskin, perkotaan meningkat selama krisis ekonomi melanda Indonesia. Beberapa data menunjukkan hampir 10 juta balita menderita kekurangan vitamin A, 60 ribu diantaranya disertai dengan bercak bitot yang terancam buta. (Siswono, 2004, Ibu dan anak sehat berkat vitamin A, ¶ 3,


(12)

Berdasarkan hasil survei indera penglihatan dan pendengaran tahun 2007 yang dilakukan di delapan propinsi menunjukkan prevalensi kebutuhan di Indonesia sebesar 1,5% dengan penyebabnya Katarak 0,78%, Glaukoma 0,20% dan kelainan Refraksio 0,14% (Siswanto, 2007, Setiap Satu Menit Orang di Indonesia Alami Kebutaan, ¶ 5,

Hasil penelitian yang dijelaskan survei pemantauan status gizi dan kesehatan pada tahun 2007 menunjukkan, sekitar 10 juta anak balita yang berusia enam bulan hingga lima tahun berarti setengah dari populasi anak balita di Indonesia berisiko menderita kekurangan vitamin A. Menurut penelitian yang dilakukan Depkes setiap tiga bulan sekali ini, makanan mereka sehari – hari di bawah angka kecukupan vitamin A yang ditetapkan untuk anak balita, yaitu 350-460 Retino Ekivalen per hari. (Rangkuti, A, 2007, Kekurangan Vitamin A pada Bayi dan Balita di Sumut Cukup Memprihatinkan. ¶ 2, http://www.sumutpos.com.buletin.cetak, 10092007.3pc.htm. diperoleh tanggal 21 Oktober 2008).

Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2005, cakupan kapsul vitamin A pada bayi dan balita mencapai lebih dari 80%, sementara tahun 2006 angka cakupan menurun, yaitu pada bayi dan balita hanya 60% (Siswanto, 2007, Setiap Satu Menit Orang di Indonesia Alami Kebutaan, ¶ 7, tanggal 19 Oktober 2008).

Hasil survei pada tahun 2007 yang dilakukan Departemen Kesehatan di Sumatera Utara terdapat 1.118.270 bayi dan balita, yang mendapatkan vitamin A hanya sebanyak 1.003.318 sedangkan yang tidak mendapatkan vitamin A sebanyak 114.952 (10,82%) diperoleh tanggal 15 Oktober 2008).


(13)

Dari survei pendahuluan yang peneliti lakukan di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan, terhadap 108 orang ibu yang mempunyai balita, sebagian besar belum mengetahui kebutuhan vitamin A bagi balita usia 6-59 bulan.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang memiliki balita berdasarkan umur, pendidikan, paritas, tentang pemberian kapsul vitamin A.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu yang memiliki balita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A.


(14)

c. Untuk membandingkan pengetahuan ibu yang memiliki balita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Kesehatan

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya dalam pemberian kapsul vitamin A kepada ibu–ibu yang memiliki balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan Kepustakaan D IV Bidan Pendidik dan dapat menjadi sumber informasi bagi riset atau penelitian selanjutnya dengan variabel yang lebih luas.

3. Bagi Responden

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang pentingnya pemberian kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dari hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan wawasan peneliti tentang kebutuhan pemberian kapsul vitamin A terhadap ibu – ibu yang memiliki balita.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan

1. Pengertian

Penyuluhan berarti proses, cara, memberikan penerangan serta perbuatan menyuluh (Dep.Pendidikan,2005).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku.

2. Tujuan

Tujuan penyuluhan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat selain itu berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehata yang optimal. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan maupun masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy,2003,hlm.232).

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyuluhan kesehatan meliputi 3 aspek, yaitu; a). Sasaran penyuluhan yaitu individu, keluarga, dan masyarakat yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari; b). Materi atau


(16)

pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam bahasa kesehariannya, materi yang disampaikan tidak perlu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi penyuluhan menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman, sehingga materi yang akan disampaikan dapat dirasakan langsung oleh sasaran; c). Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberika penyuluhan dengan sasaran,sehingga diharapkan tingkat pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami, diantaranya metode curah pendapat, diskusi, demonstrasi, simulasi, dan ceramah (Effendy,2003,hlm.236).

B. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan panguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku. Menurut Rogers (1974) bahwa individu akan melakukan perubahan perilaku dengan mengadopsi perilaku dengan tahapan-tahapan antara lain ; individu mulai menyadari adanya stimulus, individu mulai tertarik dengan adanya stimulus, individu mulai berpikir dan mempertimbangkan, individu mulai mencoba perilaku baru, individu menggunakan perilaku baru. (Setiawati, S., & Dermawan, A.C., 2008, hlm 55).


(17)

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1). Cara coba salah ( trial and error )

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Bila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan ke empat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

2). Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3). Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan maka orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4). Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.


(18)

b. Cara Modern Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” (Notoatmodjo, 2005, hlm. 11-18 ).

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni :

a. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperoleh sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami ( Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat mejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebaginya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat


(19)

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003, hlm. 128 - 130).

C. Vitamin A

1. Pengertian Vitamin A

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak, dan merupakan vitamin yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup (Almatsier, 2003, hlm. 153).

Vitamin A adalah suatu zat gizi yang sangat penting bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dibuat oleh tubuh, jadi harus dipenuhi dari luar tubuh berupa makanan yang dikonsumsi ( Hassan, 2002, hlm. 344 ).


(20)

Vitamin A juga merupakan vitamin yang berfungsi bagi pertumbuhan sel – sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata (Notoatmodjo, 2003, hlm. 196).

2. Manfaat Vitamin A a. Penglihatan

Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Bila kita dari cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya, maka kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia didalam darah. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu disebabkan karena kekurangan vitamin A.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan

Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak – anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.

c. Reproduksi

Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid


(21)

mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kandung kemih.

d. Fungsi Kekebalan

Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia. Dimana kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada limfosit yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh seseorang ( Almatsier, 2003, hlm. 158 –161 ).

3. Sumber-Sumber Vitamin A

Vitamin A yaitu karoten terdapat dalam berbagai macam makanan. Daging merah hati, susu, full cream, keju, mentega merupakan makanan yang tinggi retinol. Sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning seperti wortel, sayur hijau seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk, buah peach, apricot dan minyak sayur, yaitu minyak kelapa sawit yang berwarna merah merupakan makanan yang tinggi karoten ( Hidayat, 2005, hlm. 91 ).

4. Kebutuhan Vitamin A

Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia (Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang


(22)

Indonesia. http://www.Widyakaryanasional.co.id. cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).

Tabel 1. Daftar Kecukupan Vitamin A

Golongan Umur Kebutuhan Vitamin A (RE)

Bayi 0 – 6 bulan 7 – 12 bulan Balita 1 – 3 tahun 4 – 6 tahun 7 – 9 tahun Pria 10 – 12 tahun 13 – 15 tahun 16 – 19 tahun 20 – 45 tahun 46 – 59 tahun >60 tahun Wanita 10 – 12 tahun

13 – 15 tahun 16 – 19 tahun 20 – 45 tahun 46 – 59 tahun >60 tahun Hamil

Menyusui 0 – 6 bulan 7 – 12 bulan

350 350 350 460 400 500 600 700 700 700 600 500 500 500 500 500 500 + 200 + 350 + 300 (Almatsier, 2003, hlm. 161).

5. Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gangguan pada mata dapat terjadi dalam beberapa tahap, tergantung berat ringannya defisiensi vitamin A, terganggunya kemampuan untuk beradaptasi dan melihat dalam kondisi gelap,

xerophthalmia, hingga akhirnya mengalami kebutaan dapat terjadi.

Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total.


(23)

Beberapa tanda dan gejala lain jika kekurangan vitamin A adalah kelelahan yang sangat, anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar. Pada rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku (Almatsier, 2003, hlm. 162)

6. Akibat Kekurangan Vitamin A

Vitamin A juga berperan sebagai antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas yang terdapat didalam membran lemak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Penyebab primer adalah kekurangan vitamin A dan pembentukan vitamin A dalam pengaturan makanan sehari-hari. Penyebab sekundernya adalah terjadinya kegagalan dalam penggunaan vitamin A ( Almatsier, 2003, hlm. 163 ).

Penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin A adalah Xeropthalmia yaitu keadaan selaput ikat mata yang kering akibat kekurangan vitamin A (Notoadmojo, 2003, hlm. 201).

7. Pencegahan dan Pengobatan

Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat orang menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan vitamin A. penyakit usus yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus terganggu.

Untuk melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya dokter akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang. Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya, wortel dan sayur-sayuran yang berwarna ( Hassan, 2002, hlm. 345 ).


(24)

Program nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting untuk mencegah kekurangan vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Tujuan Program ini adalah untuk mendistribusikan kapsul vitamin A pada semua anak di seluruh wilayah Indonesia dua kali dalam satu tahun. Setiap Februari dan Agustus, kapsul vitamin A didistribusikan secara gratis kepada semua anak yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Vitamin A yang terdapat dalam kapsul tersebut cukup untuk membantu melindungi anak-anak dari timbulnya beberapa penyakit yang pada gilirannya akan membantu menyelamatkan penglihatan dan kehidupan mereka ( Maryam, 2000 ).

Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam satu sampai dua minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A ditegakkan maka berikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua. Belum ada perbaikan maka diberikan obat yang sama pada hari ketiga. Biasanya diobati gangguan protein kalori mal nutrisi dengan menambah vitamin A, sehingga perlu diberikan perbaikan gizi.

Pencegahan dan pengobatan di kutip berdasarkan keterangan dari brosur suplementasi vitamin A kapsul yang terdiri dari :

a. Kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU)

Tiap kapsul mengandung vitamin A palmitat 1,7 juta IU 64.7059 mg (setara dengan vitamin A 100.000 IU) dengan dosis

1) Pencegahan bayi umur 6 bulan – 11 bulan : 1 kapsul 2) Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia :

- Saat ditemukan segera beri 1 kapsul - Hari berikutnya 1 kapsul


(25)

3) Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul.

b. Kapsul vitamin A berwarna merah (200.000 IU) tiap kapsul vitamin A mengandung palmitat 1,7 juta IU 129.5298 mg (setara dengan vitamin A 200.000 IU) dengan dosis :

1). Pencegahan bayi umur 1 tahun – 3 tahun : 1 kapsul 2). Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia :

- Saat ditemukan segera beri 1 kapsul - Hari berikutnya 1 kapsul

- 4 minggu berikutnya 1 kapsul

3). Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul ( Puspitorini, 2006 ).

8. Jadwal Pemberian Dosis Vitamin A

Anak-anak yang mengalami gizi kurang mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami kebutaan sehubungan dengan defisiensi vitamin A, karena alasan ini vitamin A dosis tinggi harus diberikan secara rutin untuk semua anak yang mengalami gizi kurang pada hari pertama, kecuali bila dosis yang sama telah diberikan pada bulan yang lalu. Dosis tersebut adalah sebagai berikut: 50.000 IU untuk bayi berusia < 6 bulan, 100.000 IU untuk bayi berumur 6 - 12 bulan , dan 200.000 IU untuk anak berusia > 12 bulan. Jika terdapat tanda klinis dari defisiensi vitamin A (seperti rabun senja, xerosis konjungtiva dengan bitot’s spot, xerosis kornea atau ulceration, atau ketomalasia), maka dosis yang tinggi harus diberikan


(26)

untuk dua hari pertama, diikuti dosis ketiga sekurang-kurangnya 2 minggu kemudian (Maryam, 2000).

9. Efek Samping dari Penggunaan Vitamin A

Pemberian vitamin A dengan dosis yang terlalu tinggi dan terjadi dalam waktu yang lama dapat menjadi toksin (racun) bagi tubuh. Hipervitaminosis A banyak dijumpai pada anak-anak dengan tanda-tanda cengeng, bengkak disekitar tulang-tulang yang panjang, kulit kering dan gatal.

Hipervitaminosis A dapat terjadi dalam 2 tingkat :

a. Hipervitaminosis A akut, yaitu jika anak usia 1 tahun – 5 tahun mengkonsumsi lebih tinggi (300.000 IU) dosis tunggal, mungkin akan menderita mual, sakit kepala dan anoreksia (tidak nafsu makan). Penonjolan ubun-ubun juga dapat terjadi pada balita < 1 tahun dan akan hilang dalam waktu 1 hari – 2 hari.

1) Terjadi akibat pemberian dosis tunggal vitamin A yang sangat besar atau pemberian berulang dosis tunggal yang lebih kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena di konsumsi dalam periode 1 hari – 2 hari.

2) Pengobatannya dilakukan dengan cara pemberian vitamin A dan pengobatan simptomatis.

b. Hipervitaminosis A kronis, yaitu jika bayi dan balita mengkonsumsi > 25.000 IU tiap hari selama > 3 bulan atau beberapa tahun baik yang berasal dari makanan maupun dari pemberian vitamin A dosis tinggi. Biasanya hanya terjadi pada orang dewasa.


(27)

1) Pada anak usia muda dan bayi biasanya dapat menyebabkan anoreksia, kulit kering, gatal-gatal serta kemerahan di kulit, peningkatan intracranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan bengkak.

2) Pengobatannya sama dengan hipervitaminosis A akut.


(28)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Variabel independen ( bebas ) dalam penelitian ini adalah pengaruh penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A, dan variabel dependen ( terikat ) adalah pengetahuan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengetahuan ibu terhadap pemberian kapsul vitamin A pada balita. Penelitian ini terdiri dari satu kelompok sebelum diberi penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A dan satu kelompok setelah diberi penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A. Hasil yang diharapkan adalah pengetahuan ibu bertambah setelah mendapatkan penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A.

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Hipotesa

Hipotesa yang di harapkan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu:

Karekteristik 1. Umur 2. Pendidikan 3. Paritas

Pemberian penyuluhan


(29)

Ada pengaruh sebelum dan setelah pemberian penyuluhan dengan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang pemberian kapsul vitamin A.

C. Defenisi Operasional

No

Variabel /

Sub Variabel

Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Umur Umur yang

dihitung sejak

lahir hingga

penelitian

dilakukan

Kuesioner Wawancara 1. 20-26 tahun

2. 27-35 tahun

3. 34-40 tahun

1nterval

2. Pendidikan Jenjang dari

tingkat yang

rendah ke tingkat

yang tinggi

untuk

menyelesaikan

suatu pendidikan

Kuesioner Wawancara 1 = SD

2 = SMP

3 = SMA

4 = Perguruan tinggi

Ordinal

3. Paritas Banyaknya anak

yang dilahirkan

hidup oleh ibu

Kuesioner Wawancara 1 = 1 anak

2 = 2 anak

3 = 3 anak

4 = > 3 anak

Nominal

4. Pengetahuan

ibu terhadap

kebutuhan

pemberian

Segala sesuatu

yang diketahui ibu

terhadap

kebutuhan


(30)

kapsul

vitamin A.

pemberian kapsul

vitamin A yang

meliputi :

pengertian,

manfaat, sumber,

tanda dan gejala

kekurangan, akibat

kekuran gan,

pencegahan dan

pengobatan, jadwal

pemberian, dan

efek samping dari


(31)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian berbentuk quasy eksperiment

yang bersifat one group pretest - postest yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita terhadap pemberian vitamin A sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan, desain penelitian ini digambarkan :

Pretest Perlakuan Postest

01 X 02

Keterangan:

01 : Ibu yang memiliki balita sebelum diberikan penyuluhan kapsul vitamin A

X : Intervensi ( Pemberian penyuluhan kapsul vitamin A )

02 : Ibu yang memiliki balita setelah diberikan penyuluhan kapsul vitamin A

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan sebanyak 108 orang.


(32)

2. Sampel

Dalam pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti mengetahui besarnya populasi. Dan apabila populasinya banyak, peneliti dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

) (d N 1

N

n 2

+ =

Dimana n : Besar sampel N : Besar Populasi

d : Tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan

Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah berapa banyak sampel yang akan digunakan dalam penelitian yaitu sebanyak 52 orang ibu yang mempunyai balita. Dimana teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara

simple random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.

C. Lokasi

Penelitian ini akan dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Karena di Lingkungan ini merupakan daerah yang ditemui ibu – ibu yang memiliki balita yang tidak mengetahui tentang pemberian kapsul vitamin A pada balita, sedangkan kapsul vitamin A dapat dengan mudah diperoleh dari Posyandu atau Puskesmas secara gratis.

D. Waktu Penelitian


(33)

E. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Desa Kelurahan Paya Pasir, peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan membagi lembar persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden pada lembaran kuesioner, tetapi dengan menggunakan nomor kode pada masing-masing lembaran tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian. Setelah responden memahami serta dapat menerima maksud dan tujuan dari penelitian, maka responden dengan sukarela menandatangani lembar persetujuan dan akan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti akan menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Kuesioner yang akan dibagikan terdiri dari dua bagian, yaitu: bagian pertama adalah data demografi, sedangkan bagian kedua adalah kuesioner untuk mengetahui pengetahuan ibu yang mempunyai balita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A.


(34)

Kuesioner data pengetahuan menggunakan pertanyaan pilhan berganda dengan interpretasi penilaian, apabila jawaban benar nilainya 1 dan jika pertanyaan salah nilai 0. Dengan jumlah pertanyaan 20 soal, sehingga nilai tertinggi adalah 20 dan nilai terendah adalah 0 (Hidayat,2007).

G. Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan penyuluhan, akan dilakukan pengumpulan data sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu-ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A. Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner, kemudian responden menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden, kuesioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi kemudian dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data maka akan diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang. Setelah mendapatkan hasil dari jawaban responden, peneliti akan memberikan penyuluhan mengenai pengertian vitamin A, manfaat vitamin A, sumber vitamin A, tanda dan gejala kekurangan vitamin A, serta pencegahan dan pengobatan pada balita yang menderita kekurangan vitamin A. Dengan interval waktu 1 bulan peneliti memberikan kuesioner yang sama untuk mengetahui pengetahuan ibu setelah mendapatkan penyuluhan. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.


(35)

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas telah dilakukan dengan cara content validity sebanyak 2 kali yang diuji oleh ahli gizi, sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur. Tahap pertama content validity

dilakukan pada tanggal 25 Februari 2009 yang mana dari 20 pertanyaan terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid yaitu tentang tanda balita kekurangan vitamin A, penyebab kekurangan vitamin A, waktu pemberian kapsul vitamin A, dan tanda yang dijumpai pada balita yang mendapatkan dosis yang berlebihan. Tahap kedua dilakukan pada tanggal 30 Februari 2009 yang mana semua pertanyaan dinyatakan valid dengan CVI (Content Validity Indeks) sebesar 0,84.

Sedangkan uji reliabilitas instrument dilakukan pada 20 orang yang mempunyai karakteristik yang sama di Kampung Dadap, yang mana untuk mengetahui konsistensi alat ukur apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Crombach’s alpha yang diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi melalui program SPSS. Hasil yang

didapatkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel karena α hitung > r tabel. Dimana α

hitung sebesar 0,928 dan r tabel sebesar 0,468 pada derajat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi dan df =(n-2) = (20-2) = 18.

I. Analisa Data

1. Analisa univariat

Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi masing-masing variabel yaitu karakteristik ibu yang mempunyai balita


(36)

meliputi umur, pendidikan dan jumlah anak, serta tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitaminA.

2. Analisa bivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji t-dependent yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A,

dan diperoleh mean perbedaan pretest dan postest. Taraf signifikan 95 % (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesa apabila nilai probabilitas ( p ) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila ( p ) > 0,05 maka Ho gagal ditolak. Data

yang disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah dilihat pengaruh penyuluha terhadap pengetahuan ibu tentang pemberian kapsul vitamin A pada balita.


(37)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Dari penelitian yang dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun 2009 diperoleh 52 orang responden yang mana hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk univariat dan bivariat yaitu sebagai berikut :

1. Hasil Univariat

Analisa Univariat ini mendeskripsikan karakteristik masing – masing variabel yang diteliti, yaitu melihat pengetahuan ibu yang memiliki balita sebelum dan sesudah penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan persentasenya, sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean, median dan standar deviasinya.

Karakteristik responden dari data demografi meliputi umur, pendidikan, paritas.


(38)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX

Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun 2009.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur :

20 – 26 tahun 27 – 33 tahun 34 – 40 tahun

16 22 14 30.8 42.3 26.9 Pendidikan : SD SLTP SLTA Perguruan tinggi 27 12 10 3 51,9 23,1 19,2 5,8 Paritas : 1 anak 2 anak 3 anak > 3 anak

8 14 19 11 15,4 26,9 36,5 21,2

Berdasarkan Tabel di atas diperoleh bahwa sebagian besar responden berusia 27–33 tahun sebanyak 22 orang (42,3%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan SD (sekolah dasar) sebanyak 27 orang (51.9%). Berdasarkan paritas mayoritas responden mempunyai 3 oang anak sebanyak 19 orang (36,5%).


(39)

Tabel 5.2

Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir

Kecamatan Medan Marelan tahun 2009

No Pertanyaan Jumlah Pretest Jumlah Postest

B % S % B % S %

1 Pengertian Vitamin A 39 7.80 13 2.60 42 8.40 10 2.00

2 Fungsi Vitamin A 21 4.20 31 6.20 46 9.20 6 1.20

3 Kebutuhan Vitamin A 16 3.20 36 7.20 36 7.20 16 3.20

4 Kekurangan Vitamin A 17 3.40 35 7.00 35 7.00 17 3.40

5 Tanda Kekurangan 18 3.60 34 6.80 30 6.00 22 4.40

6 Penyebab Terjadi Kekurangan 19 3.80 33 6.60 26 5.20 26 5.20

7 Jenis Sayuran 25 5.00 27 5.40 31 6.20 21 4.20

8 Jenis Buah-buahan 23 4.60 29 5.80 34 6.80 18 3.60

9 Makanan lain yang mengandung vit.A 26 5.20 26 5.20 30 6.00 22 4.40

10 Program pemulihan 18 3.60 34 6.80 35 7.00 17 3.40

11 Bulan pemberian 24 4.80 28 5.60 25 5.00 27 5.40

12 Macam kapsul 19 3.80 33 6.60 31 6.20 21 4.20

13 Umur pemberian kapsul merah 18 3.60 34 6.80 28 5.60 24 4.80

14 Umur pemberian kapsul biru 18 3.60 34 6.80 30 6.00 22 4.40

15 Penyakit akibat kekurangan Vitamin A 16 3.20 36 7.20 28 5.60 24 4.80

16 Tempat mendapatkan kapsul 20 4.00 32 6.40 28 5.60 24 4.80

17

Kemana ibu membawa jika kekurangan

vit. A 29 5.80 23 4.60 27 5.40 25 5.10

18 Akibat pemberian Berlebihan 23 4.60 29 5.80 25 5.10 27 5.40

19 Dampak kekurangan dan tidak diobati 23 4.60 29 5.80 28 5.60 24 4.80

20

Terhadap bayi yang kurang vit A

berlebihan 16 3.20 36 7.20 29 5,80 23 4,20

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengetahuan responden sebelum diberi penyuluhan tentang kebutuhan pemberian kapsul vitamin A pada balita


(40)

sebanyak 20 pertanyaan yaitu dari nomor 1 sampai 20 menunjukkan bahwa jawaban yang paling banyak benar adalah pertanyaan nomor 1 (7.80%) yaitu mengenai pengertian vitamin A. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah yaitu pertanyaan nomor 3 (7.20%) mengenai kebutuhan vitamin A, pertanyaan nomor 15 (7.20%) mengenai penyakit akibat kekurangan Vitamin A, dan pertanyaan nomor 20 (7.20) mengenai dampak terhadap bayi yang kekurangan Vitamin A yang berlebihan.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengetahuan responden sesudah diberi penyuluhan tentang pemberian kapsul vitamin A pada balita sebanyak 20 pertanyaan yaitu dari nomor 1 sampai 20 menunjukkan bahwa jawaban yang paling banyak benar adalah pertanyaan nomor 2 (9.20%) yaitu mengenai Fungsi vitamin A. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah yaitu pertanyaan nomor 20 (5.80) mengenai dampak terhadap bayi yang kekurangan Vitamin A yang berlebihan.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberikan Intervensi Kepada Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan

tahun 2009

Pengetahuan ibu Mean Median SD Min-Maks N

Pengetahuan sebelum 8,23 6,00 3,80 3-17 52


(41)

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan rata-rata pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan adalah 8,23, median 6,00, dengan standar deviasi 3,80, pengetahuan responden terendah adalah 3 dan tertinggi adalah 17. Sedangkan rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan adalah 11,88, median 13,00, dengan standar deviasi 4,20, pengetahuan responden terendah adalah 5 dan yang tertinggi adalah 19.

A. Hasil Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang kebutuhan pemberian kapsul vitamin A. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji t-dependent yakni membandingkan data sebelum dan setelah diberikan penyuluhan tentang kebutuhan pemberian kapsul vitamin A, dan diperoleh mean perbedaan sebelum dan setelah intervensi. Taraf signifikansi 95%

(α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : Apabila nilai probabilitas (p)


(42)

Tabel 5.4

Distribusi Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Kepada Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A

di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan tahun 2009

Variabel

Perbedaan

p.value Mean

Standar

deviasi

Pengetahuan sebelum diberikan intervensi

-3,654 4,370 0,000

Pengetahuan setelah diberikan intervensi

Berdasarkan tabel diatas diperoleh perbedaan rata – rata frekuensi pengetahuan sebelum dan setelah intervensi adalah -3,654 dengan standar deviasi 4,370 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan ibu yang memiliki balita sebelum dan setelah dilakukan intervensi.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Dari hasil uji statistik diperoleh karakteristik ibu yang mempunyai balita berdasarkan umur sebagian besar responden berumur antara 27 – 33 tahun sebanyak 22 orang (42,3%). Menurut data yang diperoleh peneliti, masih terdapat ibu-ibu yang


(43)

mempunyai balita yang kurang mengetahui tentang pemberian kapsul vitamin A pada balita.

Berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 27 orang (51,9%). Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan, yang mana pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu sehingga seseorang dikatakan tahu akan sesuatu. Penginderaan terjadi melalui panca indera seseorang, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Ada dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus. Baik pengetahuan umum maupun khusus, keduanya menjadi milik manusia berdasarkan pengalamannya sendiri ataupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hlm.121).

Berdasarkan paritas sebagian besar responden mempunyai 3 orang anak sebanyak 19 orang (36,5%). Menurut data yang diperoleh peneliti, masih banyak ibu-ibu yang mempunyai 3 orang anak yang masih kurang pengetahuan mengenai pemberian kapsul vitamin A pada balitanya.

2. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A

Dari hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan taraf signifikan 0,000 (P<0,05).

Penelitian ini sesuai dengan metode pendidikan yaitu penyuluhan yang merupakan bentuk dari pendekatan metode pendidikan individual. Dengan cara ini


(44)

kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu dalam penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

Dari pengertiannya penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melaksanakan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Hasil yang diharapkan dari penyuluhan kesehatan adalah terjadinya perubahan sikap dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip-prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 2003).

C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian

1. Untuk pelayanan kebidanan

Penelitian ini memberikan informasi kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan kebidanan kepada ibu–ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A, agar ibu–ibu tersebut dapat lebih memahami akan pentingnya pemberian kapsul vitamin A pada balitanya


(45)

2. Untuk pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya bagi ibu–ibu yang mempunyai balita tentang pemberian kapsul vitamin A untuk meningkatkan derajat kesehatan.


(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden sebagian besar berumur antara 27 – 33 tahun sebanyak 22 orang (42,3%) dan yang sedikit berumur 34 – 40 tahun sebanyak 14 orang (26,9%). Berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 27 orang (51,9%) dan yang paling sedikit berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 orang (5,8%). Berdasarkan paritas sebagian besar responden mempunyai 3 orang anak sebanyak 19 orang (36,5%) dan yang paling sedikit responden yang mempunyai 1 orang anak sebanyak 8 orang (15,4%). 2. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan rata-rata pengetahuan

responden sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,23, median 6,00, dengan standard deviasi 3,80, pengetahuan responden terendah 3 dan tertinggi 17, sedangkan rata-rata pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan adalah 11,88, median 13,00, dengan standard deviasi 4,20, pengetahuan responden terendah 5 dan tertinggi 20.

3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,000 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan dari frekuensi pengetahuan sebelum dilakukan intervensi dan sesudah dilakukan intervensi.


(47)

B. Saran

1. Bagi pelayanan kebidanan

Agar mendapatkan informasi dari hasil penelitian dalam melakukan pelayanan kebidanan dan menggunakan penyuluhan sebagai intervensi dalam memberikan asuhan kebidanan.

2. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan instistusi pendidikan dapat memperbanyak literatur tentang pemberian kapsul vitamin A.

3. Bagi Ibu

Diharapkan ibu yang mempunyai balita dapat lebih mengetahui tentang pemberian kapsul vitamin A agar terpenuhi kebutuhan kapsul vitamin A pada balita.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan desain penelitian bersifat quasy eksperiment dengan menggunakan dua kelompok sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi agar diperoleh hasil yang lebih baik.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S., 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

V. Jakarta. Rineka Cipta

Astuti, S., 2008. Setiap Menit Satu Anak Di Dunia Menjadi Buta.

Hidayat, A.A, 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta. Salemba Medika

_______, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika

Hipervitaminosis, A, 2008. Efek Samping dari Penggunaan Vitamin A. Wib.

Krisnatuti, d., 2000. Menyiapkan Makanan Penting ASI. Jakarta, Puspaswara, Manuaba, IBG.,1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Maryam, S., 2000. Defisiensi dan Tokisisitas Vitamin A. pukul 20.10 Wib.

Murbawani, E.A., 2008. Vitamin A Kurang Penglihatan Hilang. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta __________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta __________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Puspitorini, 2006. Vitamin A.

Rangkuti, A., 2007. Kekurangan Vitamin A pada Bayi dan Balita di Sumut Cukup Memprihatinkan. http://www.sumutpos.com.buletin.cetak, 10092007.3pc.htm. Diakses Sabtu, 19 Oktober 2008, pukul 19.45 Wib.


(49)

Siswanto, 2007. Setiap Satu Menit Orang di Indonesia Alami Kebutaan. Siswono, 2004, Ibu dan anak sehat berkat vitamin A.

diakses Jumat, 08 November 2008, pukul 20.23 Wib.

Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang Indonesia. Diakses 26 Oktober 2008, pukul 19.30 Wib


(50)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Rangi Nadya ( 085102087 ) adalah mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Kebutuhan Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu – ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu – ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu – ibu dalam penelitian ini.

Medan, Februari 2009

Peneliti Responden


(51)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU YANG

MEMPUNYAI BALITA TENTANG PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN

MEDAN MARELAN TAHUN 2009

No Responden :

Tanggal Pengambilan Data :

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang benar atau salah berikut ini dengan menggunakan tanda silang ( X ).

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Umur : ………Tahun

2. Pendidikan 1. SD 2. SLTP 3. SLTA

4. Perguruan Tinggi 3. Jumlah anak

1. 1 anak 2. 2 anak 3. 3 anak 4. > 3 anak


(52)

II. SOAL PENGETAHUAN

1. Menurut Ibu apa itu vitamin A?

1. Vitamin yang diperoleh dari tubuh. 2. Vitamin yang diperoleh dari makanan. 3. Vitamin yang diperoleh dari minuman. 2. Selain untuk mata, vitamin A juga berfungsi untuk? 1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan.

2. Untuk pertumbuhan otot dan otak 3. Untuk perkembangan otak dan syaraf 3. Menurut Ibu Vitamin A dibutuhkan untuk siapa saja ?

1. Semua umur dari bayi sampai orang tua 2. Hanya untuk bayi sampai balita

3. Hanya untuk orang yang terkena penyakit rabun senja 4. Menurut ibu kekurangan vitamin A banyak terjadi pada siapa?

1. Balita 2. Remaja 3. Dewasa

5. Menurut Ibu tanda Balita kurang vitamin A adalah? 1. Rambut rontok, cengeng, lemas

2. Kulit menjadi kering, gatal dan kasar 3. Muka kusam, kurus dan lemah

6. Menurut ibu apa penyebab terjadinya kekurangan vitamin A? 1. Karena adanya penyakit keturunan


(53)

2. Karena tidak diberi ASI

3. Karena faktor makan yang dikonsumsi

7. Menurut ibu sayuran yang banyak mengandung vitamin A? 1. Kol dan terong

2. Sawi dan kentang 3. Wortel dan tomat

8. Jenis buah-buahan apa yang banyak mengandung vitamin A? 1. Semangka, rambutan dan pisang

2. Salak, langsat, apel 3. Wortel, tomat, papaya

9. Selain dari buah-buahan vitamin A juga bisa diperoleh dari? 1. Hati, kuning telur, susu dan mentega

2. Kerang, putih telur, daging dan ikan 3. Nasi, jagung, tempe dan ikan

10. Berapa kali dalam setahun pemerintah memberikan kapsul vitamin A secara gratis?

1. Tiga kali 2. Empat kali 3. Dua kali

11. Pada bulan apa program nasional pemberian vitamin A pada bayi dan balita? 1. Januari dan Juli

2. Februari dan Agustus 3. Maret dan September


(54)

12. Ada berapa warna kapsul vitamin A yang ibu ketahui? 1. Satu warna

2. Dua warna 3. Tiga warna

13. Menurut ibu umur berapa balita mendapatkan kapsul vitamin A warna Biru ?

1. 1 – 5 bulan 2. 6 – 11 bulan 3. 7 – 12 bulan

14. Menurut ibu umur berapa balita mendapatkan kapsul vitamin A warna Merah ?

1. 1 – 3 tahun 2. 2 – 3 tahun 3. 3 – 4 tahun

15. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A? 1. Cacingan

2. Diare 3. Rabun senja

16. Dimana ibu bisa mendapatkan kapsul vitamin A ? 1. Posyandu dan Puskesmas

2. Di rumah


(55)

17. Kemana ibu membawa Balitanya apabila terdapat gejala kekurangan vitamin A ?

1. Dukun 2. Dokter 3. Kepala desa

18. Apa akibat dari Pemberian vitamin A yang berlebihan pada bayi dan balita? 1. Racun bagi tubuh

2. Baik dalam pertumbuhan 3. Menambah daya tahan tubuh

19. Menurut ibu dampak dari kekurangan vitamin A yang tidak diobati adalah? 1. Kebutaan

2. Sakit kepala yang hebat 3. Nyeri ulu hati

20. Menurut ibu, di bawah ini manakah yang merupakan tanda-tanda bayi yang terlalu banyak mengkonsumsi vitamin A

1. Anak tumbuh dengan gemuk 2. Anak cepat dalam pertumbuhan


(1)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Rangi Nadya ( 085102087 ) adalah mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Kebutuhan Pemberian Kapsul Vitamin A di Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu – ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu – ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu – ibu dalam penelitian ini.

Medan, Februari 2009

Peneliti Responden


(2)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU YANG

MEMPUNYAI BALITA TENTANG PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN

MEDAN MARELAN TAHUN 2009

No Responden : Tanggal Pengambilan Data :

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang benar atau salah berikut ini dengan menggunakan tanda silang ( X ).

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Umur : ………Tahun 2. Pendidikan

1. SD 2. SLTP 3. SLTA

4. Perguruan Tinggi 3. Jumlah anak

1. 1 anak 2. 2 anak 3. 3 anak 4. > 3 anak


(3)

II. SOAL PENGETAHUAN

1. Menurut Ibu apa itu vitamin A?

1. Vitamin yang diperoleh dari tubuh. 2. Vitamin yang diperoleh dari makanan. 3. Vitamin yang diperoleh dari minuman. 2. Selain untuk mata, vitamin A juga berfungsi untuk? 1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan.

2. Untuk pertumbuhan otot dan otak 3. Untuk perkembangan otak dan syaraf 3. Menurut Ibu Vitamin A dibutuhkan untuk siapa saja ?

1. Semua umur dari bayi sampai orang tua 2. Hanya untuk bayi sampai balita

3. Hanya untuk orang yang terkena penyakit rabun senja 4. Menurut ibu kekurangan vitamin A banyak terjadi pada siapa?

1. Balita 2. Remaja 3. Dewasa

5. Menurut Ibu tanda Balita kurang vitamin A adalah? 1. Rambut rontok, cengeng, lemas

2. Kulit menjadi kering, gatal dan kasar 3. Muka kusam, kurus dan lemah


(4)

2. Karena tidak diberi ASI

3. Karena faktor makan yang dikonsumsi

7. Menurut ibu sayuran yang banyak mengandung vitamin A? 1. Kol dan terong

2. Sawi dan kentang 3. Wortel dan tomat

8. Jenis buah-buahan apa yang banyak mengandung vitamin A? 1. Semangka, rambutan dan pisang

2. Salak, langsat, apel 3. Wortel, tomat, papaya

9. Selain dari buah-buahan vitamin A juga bisa diperoleh dari? 1. Hati, kuning telur, susu dan mentega

2. Kerang, putih telur, daging dan ikan 3. Nasi, jagung, tempe dan ikan

10. Berapa kali dalam setahun pemerintah memberikan kapsul vitamin A secara gratis?

1. Tiga kali 2. Empat kali 3. Dua kali

11. Pada bulan apa program nasional pemberian vitamin A pada bayi dan balita? 1. Januari dan Juli

2. Februari dan Agustus 3. Maret dan September


(5)

12. Ada berapa warna kapsul vitamin A yang ibu ketahui? 1. Satu warna

2. Dua warna 3. Tiga warna

13. Menurut ibu umur berapa balita mendapatkan kapsul vitamin A warna Biru ?

1. 1 – 5 bulan 2. 6 – 11 bulan 3. 7 – 12 bulan

14. Menurut ibu umur berapa balita mendapatkan kapsul vitamin A warna Merah ?

1. 1 – 3 tahun 2. 2 – 3 tahun 3. 3 – 4 tahun

15. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A? 1. Cacingan

2. Diare 3. Rabun senja

16. Dimana ibu bisa mendapatkan kapsul vitamin A ? 1. Posyandu dan Puskesmas

2. Di rumah


(6)

17. Kemana ibu membawa Balitanya apabila terdapat gejala kekurangan vitamin A ?

1. Dukun 2. Dokter 3. Kepala desa

18. Apa akibat dari Pemberian vitamin A yang berlebihan pada bayi dan balita? 1. Racun bagi tubuh

2. Baik dalam pertumbuhan 3. Menambah daya tahan tubuh

19. Menurut ibu dampak dari kekurangan vitamin A yang tidak diobati adalah? 1. Kebutaan

2. Sakit kepala yang hebat 3. Nyeri ulu hati

20. Menurut ibu, di bawah ini manakah yang merupakan tanda-tanda bayi yang terlalu banyak mengkonsumsi vitamin A

1. Anak tumbuh dengan gemuk 2. Anak cepat dalam pertumbuhan