BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Algoritma
Algoritma Semut untuk mencari jalur terpendek dari sebuah graf pada tulisan ini menggunakan semut sebagai agen, yang setiap semut memiliki tournya masing-
masing mulai dari kota awal dan kembali ke kota tersebut dengan mengunjungi masing-masing kota yang ada hanya sekali, untuk mendapatkan hasil terbaik.
Algoritma ini dimulai dengan menempatkan setiap semut pada kota awalnya masing-masing yang diwakili oleh verteks yang ada pada graf tersebut. Tour yang
dilakukan oleh setiap semut ini dimulai dari sebuah kota awal dan melewati edge yang menghubungkan n kota yang ada kemudian kembali lagi ke kota awal tersebut.
Setelah ditempatkan pada kota awalnya masing-masing, setiap semut memulai tournya dengan memilih kota berikutnya yang akan dikunjungi dengan persamaan
probabilitas. Pemilihan kota ini dipengaruhi oleh panjang edge yang menghubungkan setiap kota dan jumlah feromon yang berada pada edge tersebut. Edge yang lebih
pendek akan menerima feromon dalam jumlah yang lebih besar. Setelah menentukan kota berikutnya yang akan dituju, semut berjalan melewati edge yang menghubungkan
kedua kota tersebut dan memperbarui jumlah feromon yang terdapat pada edge yang dilewatinya. Kemudian semut memasukkan edge dan kota yang dilewatinya itu
kedalam daftar semut untuk menandakan bahwa edge dan kota tersebut merupakan bagian dari tour mereka. Selanjutnya semut memilih lagi kota berikutnya yang akan
dikunjungi.
Setelah semua semut menyelesaikan tour mereka, panjang tour dari setiap semut dihitung dan dipilih yang paling pendek. Tour terpendek dari setiap siklus akan
Universitas Sumatera Utara
menjadi tour terbaik. Namun pencarian jalur terpendek akan terus berjalan sampai mencapai siklus maksimum yang diinput kan oleh user. Semakin besar angka yang di
inputkan pada input kota dan parameter, hasil pencarian dari algoritma ini semakin beragam. Dari analisa terhadap algoritma Semut ini, beberapa hal yang penting
adalah:
1. Dalam pemilihan kota berdasarkan persamaan probabilitas diperlukan nilai parameter q
yang merupakan sebuah bilangan acak dimana 0 ≤ q
≥ 1.
2. Setiap semut harus memiliki daftar semut untuk menyimpan hasil tournya masing-masing. Daftar semut berisi kumpulan edge dan vertex yang
merupakan bagian dari tour setiap semut. Nilai dari masing-masing daftar semut akan dikosongkan kembali setiap kali semut akan memulai tournya.
3. Proses perbaikan jejak feromon dipengaruhi oleh dua parameter yaitu ρ suatu
koefisien yang bernilai antara 0 sampai 1 dan τ
∆
didapat dari hasil perkalian antara panjang tour dengan jumlah vertex yang ada pada graf tersebut.
3.2 Implementasi TSP dengan Algoritma Semut