Latar Belakang ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk.

B. Tinjauan Teori

Pengertian kesehatan Bank menurut Nuritomo edisi 5: 2014 yaitu kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas karena kesehatan bank mencakup kesehatan bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Prinsip tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan kelangsungan usaha bank merupakan tanggungjawab sepenuhnya dari manajemen bank. Bank wajib memelihara dan memperbaiki tingkat kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya termasuk melakukan penilaian sendiri self assessment secara berkala terhadap tingkat kesehatannya dan mengambil langkah- langkah perbaikan secara efektif. Prinsip-prinsip umum sebagai landasan penilai tingkat kesehatan bank berdasarkan Surat Edaran No.1324DPNP meliputi: 1. Berorientasi pada Risiko Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien. 2. Proporsionalitas Penggunaan parameterindikator dalam tiap faktor penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Parameterindikator penilaian tingkat kesehatan bank dalam Surat Edaran BI merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Namun demikian, bank dapat menggunakan parameterindikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai tingkat kesehatan bank sehingga dapat mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik. 3. Materialitas dan Signifikansi Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor penilaian tingkat kesehatan bank yaitu Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi parameterindikator penilaian pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai risiko dan kinerja keuangan bank. 4. Komprehensif dan Terstruktur Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan antar faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh bank Bank Indonesia telah menetapkan kriteria kesehatan bank dan parameternya, sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 yaitu CAMELS adalah Capital modal, Asset quality kualitas aset, Management manajemen, Earnings rentabilitas, Liquidity likuiditas, Sensitivity to market risk sensitivitas terhadap risiko pasar. Metode analisis kesehatan bank pada tahun 2011 dirubah menjadi Peraturan Bank Indonesia No. 131PBI2011 pada 5 Januari 2011 telah ditetapkan tentang penilaian tingkat kesehatan bank yaitu RGEC. RGEC adalah Profil resiko risk profile, Good Corporate Governance, Rentabilitas Earnings, Permodalan Capital. Peringkat Komposit PK Tingkat Kesehatan Bank ditetapkan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor, dengan memperhatikan materialitas dan signifikansi masing- masing faktor, serta mempertimbangkan kemampuan bank dalam menghadapi perubahan kondisi eksternal yang signifikan. SE BI No.1324DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 telah ditetapkan Indikator Peringkat Komposit dikategorikan dalam 5 lima peringkat komposit yakni peringkat kompoosit 1 PK-1, peringkat komposit 2 PK-2, peringkat komposit 3 PK-3, peringkat komposit 4 PK-4, dan peringkat komposit 5 PK-5. Tabel 2.1 Indikator Peringkat Komposit Peringkat Komposit Keterangan PK 1 Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat, sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. PK 2 Mencerminkan kondisi bank secara umum sehat sehingga mampu menghadapi pengaruh negatif yg signifikan PK 3 Mencerminkan kondisi bank secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yg signifikan PK 4 Mencerminkan kondisi bank secara umum kurang sehat sehingga kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan, dan PK 5 Mencerminkan kondisi bank secara umum tidak sehat sehingga kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan Sumber: SE BI No.1324DPNP Tanggal 25 Oktober 2011