Simulasi Analisis Harmonisa Inverter Satu Phasa dengan Modulasi Lebar Pulsa

5. Membentuk gelombang komponen harmonisa, gelombang hasil sintesis serta spektrum harmonisa arus keluaran 6. Menampilkan nilai rms arus keluaran dan komponen fundamental arus keluaran serta besar gangguan harmonisa THD Besar gangguan harmonisaTHD dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.28 9:; = ∋ = ∋ 7 ? Atau ≅ Α 7. Menampilkan bentuk gelombang arus keluaran, serta komponen harmonisa dari hasil sintesis deret Fourier.

IV.4 Simulasi Analisis Harmonisa Inverter Satu Phasa dengan Modulasi Lebar Pulsa

Untuk menganalisa gangguan harmonisa Inverter dengan Kontrol Modulasi lebar pulsa digunakan program inverter_pwmbanyak.m Lampiran 1. Sama halnya dengan struktur program sebelumnya, agar mudah untuk dibaca dan dimengerti, struktur program dipilah menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi dan tahapan prosesnya. Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Tahapan proses itu antara lain adalah sebagai berikut: 1. Memasukkan data-data yang diperlukan Data-data yang diperlukan untuk proses analisis antara lain adalah: - Besar tegangan sumber dc, dalam satuan volt - Frekuensi tegangan keluaran, dalam satuan hertz - Pemilihan jenis data beban yang akan dianalisis, dapat berupa tahanan dan induktansi beban ataupun berupa impedansi dan sudut phasa beban. Dengan catatan bahwa program ini tidak dapat digunakan untuk beban resistif murni dan beban induktif murni. - Frekuensi sinyal carrier, dalam Hertz. Besar frekuensi sebaiknya merupakan kelipatan dari frekuensi tegangan keluaran - Besar indeks modulasi amplitudo, merupakan perbandingan amplitudo sinyal carrier dengan amplitudo sinyal referensi. Besar indeks modulasi yang diizinkan adalah antara 0.1 sampai 0.9 dengan kenaikan 0.1 Β + Χ 3 Χ D - Besar indeks modulasi frekuensi yang merupakan perbandingan frekuensi sinyal carrier dengan dua kali sinyal tegangan keluaran. Β Ε Ε 3 7Ε D - Jumlah pulsa per setengah siklus, dimana Φ Β Ε 7 D 2. Membentuk gelombang awal sebagai referensi, yang meliputi pembentukan tegangan sumber V in , tegangan referensi awalV ref dan V out , dan juga fungsi waktu t Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Fungsi V ref merupakan fungsi logika. Nilai logika 1 menyatakan bahwa rangkaian terhubung dengan sumber tegangan, sedangkan nilai logika 0 menyatakan bahwa rangkaian tidak terhubung dengan sumber tegangan. Jika frekuensi sinyal carrier adalah f c , maka jumlah sinyal carrier dalam satu periode gelombang adalah: Γ Φ Ε 3 Ε 4 D . Dari persamaan 3.15a diketahui bahwa Ε 3 Ε 4 D Β Ε . Dengan demikian jumlah data dalam satu periode gelombang adalah: Γ Φ Β Ε Ε 3 Ε 4 D . Sinyal carrier yang digunakan adalah sinyal segitiga, yang terdiri dari dua buah fungsi. Jika setiap fungsi terdiri dari j buah data, maka dari gambar diperoleh: V c = j untuk k = 1,3,5,... dan 1 j 50 V c = 50 – j untuk k = 2,4,6,... dan 1 j 50 Dengan demikian, jumlah data dalam satu perioda gelombang adalah: i=2M f 50 = 100 M f . Fungsi waktu t dan tegangan sumber adalah: t i = i M f 50 untuk 1 j 100M f V ini = V dci Jika V c 50Ma, maka rangkaian akan terhubung dengan sumber tegangan dan sumber tegangan keluaran akan sama dengan tegangan sumber. V outi = V ini = V dci Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Sebaliknya jika sumber dan tegan 3. Membentuk gelo 4. Menganalisis gel rangkaian dalam 5. Membentuk gelo spektrum harmon Gambar 4.2 6. Menampilkan ni keluaran serta bes Besar gangguan persamaan 2.28 9:; = ∋ = ∋ 7 ? Atau a V c 50Ma, maka rangkaian akan terputus d gangan keluaran akan sama dengan nol. elombang tegangan keluaran yang sebenarnya gelombang arus keluaran. Dengan mengambil a m keadaan steady state. elombang komponen harmonisa, gelombang hasil monisa arus keluaran .2 Pembentukan sinyal carrier dan pulsa switching nilai rms arus keluaran dan komponen funda besar gangguan harmonisa THD an harmonisaTHD dapat dihitung dengan m 28 ? s dari tegangan l asumsi bahwa sil sintesis serta ing ndamental arus menggunakan Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 ≅ Α 7. Menampilkan bentuk gelombang tegangan keluaran, arus keluaran, serta komponen harmonisa dari hasil sintesis deret Fourier. IV.5 Perbandingan Gangguan Harmonisa Inverter Tanpa Kontrol Modulasi Lebar Pulsa dan Inverter dengan Kontrol Modulasi Lebar Pulsa Banyak Untuk mendapatkan perbandingan besar gangguan harmonisa antara inverter tanpa kontrol modulasi lebar pulsa dan inverter dengan kontrol modulasi lebar pulsa banyak, diambil contoh dengan kondisi sebagai berikut: Tegangan sumber DC = 220 Volt Frekuensi keluaran = 50 Hz Tahanan beban = 2.5 Ohm Induktansi beban = 31.5 mH Impedansi beban = 10.2069 Ohm Sudut phasa beban = 75.8222 Deg Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Untuk mendapatkan performansi dari Inverter dengan Kontrol Modulasi Lebar Pulsa banyak dijalankan program inverter_pwmbanyak.m pada Lampiran 1. Dengan menggunakan pulsa sebanyak 5, 6, dan 7 per setengah siklus, diperoleh hasil analisis seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 - 4.3. Tabel 4.1 Inverter Kontrol Modulasi Lebar Pulsa dengan menggunakan 5 pulsa per setengah siklus P = 5; f c = 500 Hz Ma arus keluaran Amp arus fundamental Amp THD 0.1 5.6954 5.5736 21.0207 0.2 11.2747 11.1087 17.3512 0.3 16.7356 16.5673 14.2915 0.4 22.0762 21.9117 12.2778 0.5 27.2626 27.1055 10.782 0.6 32.2587 32.1136 9.5179 0.7 37.0297 36.9023 8.3175 0.8 41.5452 41.4398 7.1358 0.9 45.7768 45.6966 5.9239 THD dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Jika diambil contoh data diatas pada saat Ma = 0,6; 7 7∗ΗΙ 7 8 ϑ Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 4.2 Inverter Kontrol Modulasi Lebar Pulsa dengan menggunakan 6 pulsa per setengah siklus P = 6; f c = 600 Hz Ma arus keluaran Amp arus fundamental Amp THD 0.1 5.6419 5.5474 18.531 0.2 11.2101 11.0683 16.0591 0.3 16.6922 16.5361 13.7714 0.4 22.0898 21.9248 12.2909 0.5 27.3798 27.2086 11.2348 0.6 32.5325 32.3627 10.2585 0.7 37.5249 37.3626 9.3299 0.8 42.3325 42.1852 8.3665 0.9 46.9332 46.808 7.3178 Tabel 4.3 Inverter Kontrol Modulasi Lebar Pulsa dengan menggunakan 7 pulsa per setengah siklus P = 7; f c =700 Hz Ma arus keluaran Amp arus fundamental Amp THD 0.1 5.6123 5.5318 17.1251 0.2 11.171 11.044 15.2078 0.3 16.666 16.5174 13.4435 0.4 22.0988 21.9327 12.3286 0.5 27.4514 27.2709 11.5258 0.6 32.701 32.5133 10.7619 0.7 37.83 37.6417 10.015 0.8 42.8196 42.6385 9.2263 0.9 47.6517 47.4865 8.3494 Dari tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 diperoleh pengaruh jumlah pulsa per setengah siklus terhadap besar arus keluaran Inverter satu phasa dengan menggunakan kontrol Modulasi Lebar Pulsa seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini. Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 4.3 Pengaruh jumlah pulsa terhadap arus keluaran Gambar 4.4 Hubungan besar arus keluaran dan gangguan harmonisa pada Inverter kontrol Modulasi Lebar Pulsa Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 Dari gambar 4.3 dan gambar 4.4 dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar indeks modulasi amplitudo, maka arus keluaran akan semakin besar. Contoh tampilan hasil keluaran dari program inverter_pwmbanyak.m ditunjukkan pada lampiran 1. Dengan menggunakan data-data sumber tegangan dan beban yang sama dengan data-data tersebut diatas, dijalankan program inverter_tanpakontrolpwm.m pada lampiran 2 untuk mendapatkan performansi inverter satu phasa tanpa kontrol Modulasi Lebar Pulsa, diperoleh data-data sebagai berikut list program dan contoh tampilan keluaran ditunjukkan pada lampiran 2: arus keluaran Amp arus fundamental Amp THD 27.6532 27.4434 12.3868 Tabel 4.4 Hasil keluaran Inverter satu phasa tanpa kontrol Modulasi Lebar Pulsa Dari kurva yang ditunjukkan pada gambar 4.3 dan tabel 4.4 dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: - Semakin kecil arus keluaran, maka gangguan harmonisa yang dihasilkan akan semakin besar - Gangguan harmonisa yang dihasilkan oleh inverter satu phasa kontrol modulasi Lebar pulsa dengan indeks modulasi amplitudo lebih besar dari 0,4 akan lebih kecil dibandingkan dengan gangguan harmonisa inverter tanpa kontrol modulasi lebar pulsa. Budiman Saragih : Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa, 2008 USU e-Repository © 2008 - Semakin besar indeks modulasi amplitudo yang digunakan, maka gangguan harmonisa yang dihasilkan akan semakin kecil. - Semakin banyak jumlah pulsa yang digunakan maka arus keluaran yang dihasilkan akan semakin besar - Pada jumlah pulsa per setengah siklus yang berbeda, perbedaan arus keluaran yang dihasilkan inverter kontrol Modulasi Lebar Pulsa untuk Indeks Modulasi Amplitudo yang sama tidak terlalu signifikan dan cenderung konstan.

IV.6 Pengaruh Sudut Beban Terhadap Besar Gangguan Harmonisa pada Inverter