Kritera inklusi dalam penelitian ini : 1. Murid SMP
2. Anak yang mampu mengikuti jalannya pemeriksaan gigi dan mulut Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :
1. Murid yang tidak mengembalikan
informed consent
Untuk mendapatkan besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah sampel untuk estimasi proporsi. Penggunaan rumus
estimasi proporsi dibawah ini dilakukan karena penelitian ini menggunakan skala pengukuran kategorikal yaitu skala nominal. Skala nominal tidak mempunyai makna
besaran, tetapi hanya sekedar pemberian label. n =
Zα
2
.P.Q = 1,96
2
. 0,17. 1-0,17 0,05
2
= 216 sampel Keterangan :
n : jumlah sampel
Zα : deviat baku alfa = 1,96
P : proporsi yang diambil dari hasil penelitian Andreasen dan Ravn = 17,1
Q : 1- P = 1- 0,17 = 0,83
d : presisi 0,05
Berdasarkan rumus tersebut, presisi penelitian 0,05 bearti kesalahan penelitian yang masih bisa diterima untuk memprediksi proporsi yang akan diperoleh yaitu 5.
Jumlah sampel ditambahkan 10 dari jumlah sampel yang didapat dari rumus untuk mengantisipasi adanya sampel yang
droup-out
. Sehingga besar sampel yang akan digunakan sebanyak 237 orang. Besar sampel akan didistribusikan merata, pada
masing-masing kecamatan diperlukan 119 orang.
3.4 Variabel Penelitian
Universitas Sumatera Utara
a. Klasifikasi trauma gigi permanen anterior yang dapat dilihat secara klinis berupa: retak mahkota, fraktur enamel, fraktur enamel-dentin, fraktur mahkota
kompleks, subluksasi, luksasi, luksasi intruksi, luksasi ekstrusi, avulsi. b. Elemen gigi
c. Jenis kelamin d. Usia trauma
e. Etiologi trauma f. Lokasi terjadinya trauma
3.5 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional
Cara ukur Alat Ukur
Hasil Klasifikasi
trauma pada
gigi sulung anterior
menurut WHO yang
dilihat secara klinis
1. Jaringan keras gigi
dan pulpa:
a Retak mahkota adalah fraktur yang
tidak sempurna pada enamel tanpa
kehilangan struktur gigi dalam arah
horizontal atau vertikal.
b. Fraktur enamel yang tidak kompleks
adalah fraktur pada mahkota gigi yang
hanya mengenai lapisan enamel saja.
c. Fraktur enamel- dentin yaitu fraktur
pada mahkota gigi yang hanya mengenai
enamel dan dentin saja tanpa melibatkan
pulpa. d. Fraktur mahkota
kompleks adalah fraktur yang mengenai
enamel, dentin, dan Wawancara
dan pemeriksaan
klinis Sonde,
kapas, kaca mulut,
pinset, senter dan
kuesioner Nominal
Universitas Sumatera Utara
pulpa. 2. Kerusakan pada
jaringan periodontal: .
Subluksasi adalah
kegoyangan gigi tanpa disertai
perubahan posisi akibat trauma
pada jaringan
pendukung gigi. b.
Luksasi merupakan
perubahan letak gigi yang terjadi karena
pergerakan gigi ke
arah labial, palatal, maupun lateral.
. Luksasi ekstrusi adalah
pelepasan sebagian
gigi keluar
dari soketnya
sehingga mahkota gigi terlihat
lebih panjang.
d. Luksasi instrusi adalah
pergerakan gigi ke
dalam tulang alveolar, menyebabkan
kerusakan atau fraktur soket
alveolar sehingga mahkota gigi
akan terlihat
lebih pendek.
. Avulsi adalah pergerakan
seluruh gigi keluar dari soketnya.
nis Kelamin nis
kelamin responden,
yaitu laki-laki
atau perempuan
Observasi Kuisioner
Normal
Usia Responden Usia responden
dihitung berdasarkan
tanggal, bulan
dan tahun
kelahiran sampai
penelitian dilakukan awancara
Kuisioner dinal
Usia kejadian trauma Usia anak saat mengalami
trauma gigi riwayat awancara
Kuisioner dinal
Universitas Sumatera Utara
trauma yang didapat dari wawancara
Etiologi nyebab dari trauma gigi
sulung anterior yang dialami anak, yaitu
karena terjatuh,
olahraga, kecelakaan,
kekerasan fisik
dan lain-lain sebutkan
awancara Kuisioner
Nominal
okasi Kejadian
Trauma Tempat anak
mengalami trauma gigi sulung anterior yaitu :
di rumah, di sekolah, di ruang bermain, di
jalan, dan di tempat lainnya sebukan
awancara Kuisioner
Nominal
3.6 Prosedur Penelitian