Pengaruh Arus Listrik mA

rendah maka sinar-X memiliki gelombang yang panjang sehingga akan mudah diserap oleh atom dari target anoda. Radiasi yang dihasilkan dengan pengaturan tegangan yang cukup tinggi maka akan dihasilkan sinar-X dengan daya tembus yang besar dan panjang gelombang yang pendek. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat menembus suatu bahan, tetapi hanya sinar-X yang mempunyai energi yang tinggi yang dapat menembus bahan yang dilaluinya, selain itu akan diserap oleh bahan tersebut. Sinar-X yang mampu menembus bahan itulah yang akan membentuk gambar atau bayangan.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dan kualitas dari citra. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi citra :

2.3. Pengaruh Arus Listrik mA

Arus listrik akan berpengaruh pada intensitas sinar-X atau derajat terangbrighnees. Dengan peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X dan sebaliknya. Oleh sebab itu derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Pengaruh jarak dan waktu pencitraan exposure. Selain arus listrik mA, jarak dan waktu pencitraan juga berpengaruh pada intensitas. Waktu exposure yang lama juga akan meningkatkan intensitas dari sinar-X. Untuk itu dalam setiap pengoperasian pesawat sinar-X selalu dilakukan pengaturan waktu S dan arus mA atau biasa disebut dengan mAS yang bergantung pada obyek yang disinari. Jika tabung didekatkan pada obyek maka intensitas akan naik dan hasil gambar jelas dan terang. Sebaliknya jika tabung dijauhkan dari obyek maka intensitas akan menurun. Dari sini dapat disimpulkan bahwa cahaya dan sinar-X merambat dalam pancaran garis lurus yang melebar. Pengaruh Tegangan kV Tegangan tinggi merupakan daya dorong elektron di dalam tabung dari katoda ke anoda. Supaya dapat menghasilkan sinar-X, daya dorong ini harus kuat sehingga mampu menembus obyek. Dengan demikian perubahan kV sangat berpengaruh terhadap daya tembus sinarX. Penyerapan Sinar-X Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan tergantung pada tiga faktor sebagai berikut. : a Panjang gelombang sinar-X b Susunan obyek yang terdapat pada alur berkas sinar-X c Ketebalan dan kerapatan obyek Jika kV rendah maka akan dihasilkan sinar-X dengan gelombang yang panjang dan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang gelombang sinar-X akan semakin pendek. Seperti dikutip dari hasil penelitian didapatkan rumusan regresi linier tentang hubungan variabel berat badan, tinggi badan dan tebal dada dengan faktor eksposi kV, dan hubungan antara berat badan dan tebal dada dengan faktor ekspsoi mAs. Hasil analisis multivariat diperoleh hubungan antara tebal dada dan berat badan dengan faktor eksposi kV dengan rumus : Y hat kV = 51,335 + 0,127 Berat Badan + 0,267 Tebal Dada. Hubungan faktor eksposi dengan tebal tipisnya objek rule of thumb : a kV Tiap bertambah atau berkurang 1 cm ketebalan objek tubuh maka kV yang digunakan harus ditambah atau dikurangi: 2 kV jika kV 80 kV 3 kV jika kV antara 80 kV sampai dengan 100 kV 4 kV jika kV 100 kV Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. Menurut teori Prof. Van Der Plats didalam bukunya Medical x-ray technic. Tiap kenaikan 1 cm kenaikan tebal tubuh penambahan kV yang digunakan adalah 5 dari semula. Misalnya kenaikan 3 cm dengan 50 kV mula-mula jadi kVyang akan digunakan adalah : 1,05 x 1,05 x 1,05 = 1, 576 atau 1,16 50 kV + 16 x 60 50 + 8 = 58 kV Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. b mAs Menurut Prof. Van Der Plats tiap tebal objek bertambah atau berkurang 1 cm maka mAs juga bertambah atau berkurang 25 contoh : tebal dari 17 cm ke 20 cm menggunakan 20 mAs, 1,25 x 1,25 x 1,25 = 1,95 20 mAs + 95 x 20 20 + 19 = 39 mAs Jadi mAs yg digunakan adalah 39 mAs Catatan: pada kV tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. Hubungan Penggunaan kV dengan mAs Tiap kenaikan 10 kV, mAs harus dikurangi 50 pada pemeriksaan radiologi antara 30 – 60 kV untuk mendapatkan hasil yang sama. Contoh : 60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 70 kV dan 10 mAs Atau sebaliknya 60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 50 kV dan 40 mAs Catatan: pada FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. Pemberian faktor eksposi kV pada Thorax PA dapat ditentukan berdasarkan tebal dada dan berat badan pasien secara bersamaan. Pemberian faktor ekposi mAs ditentukan berdasarkan tebal dada atau berat badan pasien saja. Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan juga tergantung pada susunan obyek yang dilaluinya, sedangkan susunan obyek tergantung pada nomor atom unsur, misalnya nomor atom alumunium lebih rendah dari nomor atom tembaga. Ternyata penyerapan sinar-X alumunium lebih rendah dari penyerapan sinar-X oleh tembaga. Timah hitam mempunyai nomor atom yang besar, maka daya serap terhadap sinar-X juga besar. Ketebalan dan kerapatan suatu unsur bahan juga berpengaruh terhadap penyerapan sinar- X. Bahan yang tebal akan lebih banyak menyerap sinar-X dibanding dengan bahan yang tipis, tentunya pada unsur yang sama. Penyerapan sinar-X oleh tubuh manusia pada proses foto Rontgen dapat dijelaskan sebagai berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh unsur- unsur yang sangat komplek. Oleh sebab itu, penyerapan sinar-X oleh tubuh pada proses Rontgen tidak sama, misalnya tulang akan lebih banyak menyerap sinar-X dibanding dengan otot atau daging. Bagian tulang yang sakit atau daging akan lebih besar menyerap sinar-X dibanding kondisi normal. Usia juga akan menjadi penyebab perbedaan penyerapan sinar X. Tulang orang tua yang telah kekurangan kalsium, maka penyerapan sinar- X akan berkurang dibanding tulang anak muda

2.3 Teknik Postprosessing CT Angiografi