Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Bawang Dayak Eleutherine palmifolia

Gambar 2.2. Hasil Pewarnaan Gram Staphylococcus aureus Sumber : http:www.microbeworld.org diunduh pada tanggal 12122013 Gambar 2.3. Koloni Staphylococcus aureus pada Nutrient Agar Staphylococcus aureus bersifat invasif, penyebab hemolisis, membentuk koagulase, mencairkan gelatin, membentuk pigmen kuning emas dan meragi manitol. Bakteri ini merupakan bakteri patogen utama pada manusia yang menghasilkan 3 metabolit bersifat nontoksin, eksotoksin, dan enterotoksin. Metabolit nontoksin yang dimiliki antara lain: antigen permukaan dan koagulase yang berfungsi mencegah fagositosis, dan hialuronidase yang berfungsi mempermudah penyebaran bakteri. 1,15 Sehingga bakteri ini dapat masuk ke saluran limfatik dan pembuluh darah yang akhirnya menimbulkan komplikasi bakteremia yang membahayakan. Tempat predileksi Staphylococcus aureus pada tubuh manusia yaitu 70-90 pada nares anterior, 5-20 pada perineum, 10 di vagina pada perempuan yang dalam masa menstruasi. 16 Bahan untuk mengidentifikasi bakteri ini dapat diperoleh dengan cara swabbing, atau langsung dari darah, pus, sputum atau likuor serebrospinal. 15 Infeksi Staphylococcus aureus disebabkan karena faktor virulensi bakteri dan juga daya tahan tubuh yang menurun. Dari faktor mikroba, bakteri Staphylococcus aureus memiliki dinding yang tersusun dari peptidoglikan yang besar sehingga mampu bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu, bakteri Staphylooccus aureus juga menghasilkan banyak toksin ekstraseluler yang berespon terhadap rangsangan lingkungan fisikokimiawi. 16 Selain dapat menyebabkan infeksi pada kulit, bakteri Staphylococcus aureus juga termasuk penyebab ISPA ke empat yaitu 3,6 setelah Streptococcus alba 10,7, Streptococcus alfa 10,7, dan Candida 7,1. 2

2.1.3 Mekanisme Kerja Antibakteri

Antibakteri adalah suatu senyawa yang dapat membunuh atau menekan pertumbuhan bakteri, khususnya bakteri yang merugikan manusia. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu: 1. Menghambat metabolisme sel bakteri Mikroba membutuhkan asam folat untuk bisa bertahan hidup. Asam folat yang dibutuhkan mikroba didapatkan dari hasil sintesis asam amino benzoat PABA. Sulfonamida adalah contoh obat yang bekerja menghambat metabolisme akan bersaing dengan PABA yang menghasilkan analog asam folat nonfungsional sehingga pertumbuhan sel mikroba akan terhambat. 17 2. Menghambat sintesis dinding sel bakteri Dinding sel mikroba terdiri dari peptidoglikan. Golongan antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bersifat bakterisidal karena tekanan osmotik intra sel lebih tinggi daripada ekstra sel. Penisilin adalah obat yang bekerja menghambat reaksi pembentukan dinding sel pada tahap transpeptidasi. 17 3. Mengganggu keutuhan membran sel bakteri Antimikroba yang mengandung senyawa amonium-kuaterner bila bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid akan dapat merusak membran sel