Kebijakan penagihan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus dipatuhi dalam pengumpulan piutangnya yang dapat dilihat dari
jumlah kerugian piutang. Sehubungan dengan itu perusahaan perlu melakukan pengelompokan terhadap customer berdasarkan pola pembayaran atau kredit,
misalnya dapat dikategorikan sebagai berikut : •
Kredit Lancar Customer yang membayar kewajibannya sesuai dengan jatuh tempo.
• Kredit Tidak Lancar
Bila customer melakukan pembayaran 3 – 6 bulan dari tanggal jatuh tempo dan sebab-sebab ketidak lancaran harus diteliti lebih lanjut.
• Kredit Diragukan
Bila customer tidak membayar kewajibannya selama batas waktu yang diberikan perusahaan, dimana kemungkinan customer dapat diberi
kelonggaran yaitu perpanjangan masa kredit. •
Kredit Macet Bila usaha penyelesaian pembayaran kredit tidak berhasil sampai
dengan batas waktu maksimal misalnya saja 10 hari setelah masa perpanjangan terakhir yang diberikan perusahaan sebelum menyita
barang jaminan.
B. Pengawasan Piutang
Pengawasan adalah proses pemberian pengaruh terhadap suatu aktivitas objek, makhluk hidup atau sistem. Pengawasan dapat membantu perusahaan
dalam mengontrol kegiatan perusahaan dan merupakan suatu tujuan dari sistem informasi akuntansi. Akuntansi membantu mencapai tujuan dengan mendesain
Universitas Sumatera Utara
sistem pengawasan yang efektif dan mengaudit sistem tersebut untuk meyakinkan tercapainya tujuan dengan efektif.
Usry dan Hammer 2000:5 mendefinisikan bahwa : “Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara
membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting”. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan kegiatan dalam mengadakan penilaian pengukuran dan perbaikan mengenai pelaksanaan dari
bawahan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan pengawasan adalah untuk mengusahakan agar apa yang direncanakan sesuai dengan kenyataan. Untuk dapat merealisasikan tujuan
tersebut, maka pengawasan pada tahap awal bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang ditentukan. Tahap berikutnya untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat
diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang. Pengawasan bukan hanya untuk mencari
kesalahan tetapi berusaha untuk menghindarkan terjadinya kesalahan itu.
C. Kebijaksanaan Penagihan Piutang untuk Menekan Jumlah Piutang
tak Tertagih
Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya adalah dengan melakukan penjualan kredit. Penjualan kredit ini
pada akhirnya akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. Pembayaran piutang
Universitas Sumatera Utara
tersebut akan dilakukan pada saat piutang tersebut telah jatuh tempo, namun menimbulkan masalah jika pembayarannya tidak tepat waktu sehingga
menyebabkan umur piutang semakin bertambah dan jumlah piutang tak tertagih semakin bertambah juga. Penagihan piutang berdasarkan lamanya umur piutang
ini akan terjadi pemborosan waktu dan biaya penagihan yang akan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk menjaga hal tersebut tidak
terjadi sebaiknya dilakukan pengelolaan penagihan piutang yang baik. Untuk itu perlu dibuat kebijakan mengenai sistem dan prosedur penagihan piutang pada
sebuah perusahaan. Jika proses panagihan tersebut telah dilakukan sesuai dengan sistem dan prosedur penagihan piutang maka jumlah piutang tak
tertagih dapat diminimalisasikan sehingga perputaran piutang berjalan dengan lancar dan untuk menjaga keseimbangan antara arus kas masuk dengan arus kas
keluar. Sistem dan prosedur penagihan piutang dibuat untuk mengetahui
piutang mana yang termasuk ke dalam piutang lancar, tidak lancar, diragukan dan piutang macet. Dengan demikian perusahaan dapat mengantisipasi sebab-
sebab timbulnya piutang tidak dapat ditagih lebih lanjut Adapun cara untuk menilai seberapa baik perusahaan dalam mengelola
piutang mereka dapat dihitung dengan rasio perputaran piutang dagang. Menurut Skousen, Stice 2001 : 315 rasio perputaran piutang dagang adalah
mencoba menentukan berapa lama selama setahun suatu perusahaan membalikkan atau menerima kembali piutangnya. Rasio tersebut mengukur
berapa lama piutang diterima dan diganti dengan piutang baru.
Universitas Sumatera Utara
Perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut :
Perputaran piutang usaha = Penjualan Rata-rata piutang usaha
D. Kerangka Konseptual