Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pada Siswa Dan Siswi Di SMA N 23 Bandung

(1)

STRATEGI HUMAS KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT DALAM MENSOSIALISASIKAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG

NARKOTIKA PADA SISWA DAN SISWI DI SMA N 23 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh,

VERLIAN OKTA FIANTI 41807062

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iv

ABSTRAK

STRATEGI HUMAS KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT DALAM MENSOSIALISASIKAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG

NARKOTIKA PADA SISWA DAN SISWI DI SMA NEGERI 23 BANDUNG

Oleh

VERLIAN OKTA FIANTI NIM.41807062 Skripsi ini dibawah bimbingan

Adiyana Slamet, S.Ip.M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa barat dalam mensosialisasikan Undang-undang No. 35 tahun 2009 pada siswa dan siswi di SMA Negeri 23 Bandung. Untuk menjawab masalah diatas maka peneliti mengangkat indikator Pengumpulan Data, Rencana, Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode desktiptif untuk mengungkap Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika di SMA Negeri 23 Bandung. Informan dalam penelitian ini adalah Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Kasi Penkum, Jaksa Fungsional serta siswa dan siswi SMA Negeri 23 Bandung. Selain itu, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, study pustaka, dokumentasi dan internet searching. Untuk teknik analisa data menggunakan model siklus Miles dan Huberman yang kemudian dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebelum melaksanakan sosialisasi melakukan pengumpulan data terlebih dahulu dengan melakukan survei untuk mengetahui dimana tempat yang akan diberikan sosialisasi dan undang-undang apa yang akan disampaikan, selanjutnya masuklah pada tahap rencana yaitu megadakan rapat antara Kasi Penkum dan Asisten intelejen untuk menentukan meteri apa saja yang akan dibahas berdasarkan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dan menentukan narasumber yang akan menyampaikan sosialisasi tersebut, masuklah ketahap pelaksanaan kegiatan yaitu dimana narasumber menjelaskan mengenai meteri-materi berdasarkan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dilanjutkan dengan tanya jawab serta pemberian brosur, selanjutnya di akhiri dengan Evaluasi yaitu pembagian questioner untuk mengetahui tanggapan siswa dan siswi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sudah mendapatkan respon yang baik juga dari siswa dan siswi SMA Negeri 23 Bandung.

Saran untuk Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yaitu diharapkan kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat lebih sering ditingkatkan lagi sehingga dapat mencegah tindakan penyimpangan-penyimpangan yang ada di kalangan pelajar.


(3)

v

ABSTRACT

THE STRATEGY OF THE WEST JAVA JUDICIARY PUBLIC RELATION TO SOCIALIZE THE 2009 ACT NUMBER 35 OF DRUGS

ON MALE AND FEMALE STUDENTS AT IN 23 BANDUNG HIGH SCHOOL

By.

VERLIAN OKTA FIANTI NIM.41807062

This research under the guidance of Adiyana Slamet, S.Ip.M.Si.

This study aims to determine how the PR Strategy Java High Court in the Act No. socializing. 35 of 2009 on male and female students at High School 23 Bandung. To answer the above problem, the researcher picked up the indicator Data Collection, Planning, Implementation and Evaluation of activity of.

This study uses qualitative methods to approach Public Relations Strategy desktiptif to uncover the West Java High Court in socializing the Law no. 35 of 2009 on narcotics at SMAN 23 Bandung. Informants in this study is the West Java Provincial Prosecutor's Office of Public Relations, Headi Legal Information, Attorney Functional as well as male and female students high school 23 Bandung. In addition, techniques of data collection is done by in-depth interviews, observation, study libraries, documentation and Internet searching. For data analysis techniques using the model of Miles and Huberman cycle is then carried out the examination techniques of data validity.

Research indicated that Public Relations of the West Java High Court prior to the dissemination of data collection in advance by conducting a survey to find out where the place will be given the socialization and what legislation will be submitted, then go on the stage of the plan megadakan meeting between the Head and Assistant legal information materials intelligence to determine what will be covered under Law No. 35 of 2009 on narcotics and determine the speakers who will deliver socialization, go ketahap implementation of activities, namely where the sources explained about materials on the basis of Law. 35 of 2009 on narcotics followed by questions and answers as well as the provision of brochures, then ends with the evaluation questionnaire to determine the distribution of students and student responses to the activities undertaken by the Public Relations of the High Court of West Java.

Based on this research, it was concluded that outreach activities conducted by the Public Relations of the law the High Court of West Java has been pretty good and getting good response from male and female students also High School 23 Bandung. PR advice to the High Court of West Java which is expected to outreach activities conducted by the Public Relations of the law the High Court of West Java is more often improved again so as to prevent acts of deviations that exist among students.


(4)

Assalamualaikum wr. Wb.

h j M

SMA Negeri 23 Bandung.

u p Bandung. s p d m

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

s i

Assalamualaikum wr. Wb.

Dengan hidayah serta judul : S Mensosialisa

SMA Negeri 23 Bandung. Skripsi

ujian sidang pada Fakulta Bandung.

Penulis sempurna, d penggunaan dikarenakan mengharapka

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. Penulis

segala yang ini, Penulis s

Assalamualaikum wr. Wb.

an mengucap rta karunia-Nya

Strategi H lisasikan Und SMA Negeri 23 Bandung.

si ini ditujuk

ng Sarjana Komunikasi ltas Ilmu So

lis sangat men dan banyak

n tata bahas n keterbatas kan saran dan

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. lis memberik

g diperlukan s selalu mend

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

apkan syukur Nya , akhirny Humas Ke ndang-undan SMA Negeri 23 Bandung.

ukan untuk m Komunikasi Ju

osial dan Ilm

enyadari bahw k kekuranga asa maupu tasan kemam dan kritik yan

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. kan segala d

n dalam peny ndapatkan duk

vi

KATA PENGANTAR

ur Alhamduli nya penulis da Kejaksaan T

n No. 35 Tah

memenuhi sa Jurusan Ilmu Ilmu Politik

hwa dalam pe gan baik dal pun dalam p

mpuan Penu ang bersifat m

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. daya upaya

nyelesaian skr ukungan, bim KATA PENGANTAR

ulilah, karena dapat menyele Tinggi Ja ahun 2009 T

salah satu sya u Komunikas Universitas

penulisan skrip alam metode pembahasan

nulis oleh membangun

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. a yang terba

skripsi ini. Da imbingan, doro

na atas berka elesaikan skrip Jawa Barat Tentang Nar

yarat dalam m kasi Konsentra

s Komputer

ripsi ini masih de penulisan, an materi. S karena itu

n kepada Pen Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

baik untuk m Dalam penulis orongan, serta

kat, rahmat, ripsi dengan at Dalam arkotika di

menempuh trasi Humas r Indonesia,

sih jauh dari n, dari segi Semua ini itu, Penulis enulis, yang Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

merampung lisan skripsi rta semangat


(5)

vii

dari semua pihak yang yang telah membantu Penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, semangat serta doa dan semua kerja kerasmu, dorongan moril mapun materil yang tidak akan pernah terbalas sampai kapanpun.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak rasa terimakasih kepada :

1. Yth. Bapak Ir. Eddy Suryanto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs.,MA. Selaku Dekan Fakultas Fisip Universitas Komputer Indonesia atas segala dukungan khususnya dalam hal memberi izin dan mensahkan skripsi ini.

3. Yth. Bapak Manap Solihat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia atas ilmu, informasi, serta nasehat kepada penulis.

4. Yth. Ibu Melly Maulin.P,S.Sos., M.Si., selaku Sekertaris Program Studi Komunikasi yang telah memberikan pengarahan sebelum penelitian dilksanakan.

5. Yth. Ibu Desayu Eka Surya,S.Sos,M.Si. selaku Dosen Wali penulis, yang senantiasa memberikan arahan, nasihat dan dorongan kepada penulis. 6. Yth. Bapak Adiyana Slamet.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Penulis,

yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.


(6)

viii

7. Yth, Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom yakni Ibu Rismawaty S.Sos., M.Si., Ibu Iin Rahmi Handayani S.Sos.,M.Kom., Bapak Arie Prasetio.,M.Si., Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom, dan Bapak Sangra Juliano S.I.Kom yang sempat memberikan ilmu kepada penulis sehingga penulis siap dengan tantangan-tantangan baru nantinya.

8. Yth, Ibu Astri Ikawati, A.M.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom, atas segala bantuan dan pengertiannya sebelum dan setelah proses penyelesaian skripsi berlangsung.

9. Yth, Bapak. Suryo Atmono, S.H.,M.H. selaku Kasi Penkum dan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

10. Yth. Ibu Yeni Sulastri, S.H, Bapak Dr. Wahyu Wiriadinata, atas kesediaanya dalam memberikan informasi, arahan serta data yang diperlukan peneliti selama proses penelitian.

11. Terima kasih untuk keluarga dan saudaraku yang tercinta k Prima, Tesa mama nux, tante nani, om agus, tante rina, tante brient, pak tuha , ci En, ci I , ci os dan om edi. Saudara-saudara sepupu k Lolon berserta keluarga, mbak Hera beserta keluarga, k Lulu berserta keluarga, yu Nux berserta keluarga, mas Iyo beserta keluarga, k Dudi berserta keluarga, k Monde berserta keluarga, Rinaldy, dan Sandu, yang telah memberikan dorongan dan perhatiannya.


(7)

ix

12. Buat teman-teman satu bimbingan (Rahma, Duane, Janit) terima kasih telah membantu dalam penulisan skripsi ini, baik dalam memberikan inspirasi dan semangat.

13. Buat Sobat-sobatku Everlasting Friend (Chika, Harlina, Diah), Lolipop (Desvita dan Lisda) Linda, Mayang, Gabriela, Wieke, Indah (Mini), Uwie, Rifki, Agus (Abang), Iay, Iza, Dewi, terima kasih telah membantu dalam segala hal baik support dan doanya. Dan untuk teman-teman seperjuangan di UNIKOM terutama anak-anak Ilmu Komunikasi 07, Sukses selalu.

Dengan demikian penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang penulis sebutkan, dan apabila ada yang tidak tersebutkan penulis mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi yang ditulis oleh penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlimpah dari allah SWT, Amiiin.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya. (Effendy,2009:32). Demikian pula dengan strategi Hubungan Masyarakat (Humas) yaitu bagaimana merancang mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi oleh masyarakat maupun instansi. Tujuan sentral Humas adalah mengacu kepada kepentingan pencapaian sasaran (target) yaitu masyarakat.

Kejaksaan adalah Lembaga Pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-undang. Selaku institusi penegak hukum, Kejaksaan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya hendaknya senantiasa berlandaskan hukum. Artinya Kejaksaan harus selalu berpihak pada hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, baik represif dalam kaitannya dengan Proses Peradilan Pidana Terpadu (Integrated Criminal Justice System), preventif berupa penyuluhan, serta administrative sehubungan dengan tindakan Kejaksaan dalam upayanya mengatur.


(9)

2

Pada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat posisi Humas memegang peranan penting dalam meningkatkan citra lembaga dan mengatur publik intern maupun extern.

Menurut Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek istilah Hubungan Masyarakat yang disingkat Humas sebagai terjemahan dari istilah Public Relation (Effendi, 2009:131). Dengan pengertian bahwa sasaran kegiatannya adalah khalayak dalam (Internal Public) dan Khalayak keluar (Eksternal Public) yang merupakan sasaran kegiatan Public Relation. Dengan demikian di dalam suatu instansi dibutuhkan Public Relation atau hubungan masyarakat (Humas) yang mempunyai fungsi menjembatani antara suatu instansi dengan publiknya.

Didalam peranannya diharapkan Humas menjadi mata dan telinga , serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi / lembaga yang ruang lingkup tugasnya antara lain, meliputi aktivitas :

1. Membina hubungan kedalam (public internal)

Yang dimaksud dengan public internal adalah public yang menjadi bagian dari unit/badan/lembaga/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kabijakan oleh organisasi. 2. Membina hubungan keluar (public eksternal)

Yang dimaksud dengan public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif public terhadap lembaga yang diwakilinya. (Ruslan, 1999:20-21).

Menurut Edward L Bernay dalam Ruslan Yang menjelaskan bahwa Humas mempunyai 3 fungsi utama Humas yaitu :

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.


(10)

3

3. Berupaya untuk mengintergrasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga/badan, sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. (Ruslan, 1999:19).

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Adapun tugas dari Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat adalah :

1. Malaksanakan pelayanan Public pencari berita dari media cetak maupun media elektronik

2. Melayani masyarakat maupun LSM dalam melakukan pelaporan pengaduan baik dilingkungan instansi pemerintah maupun di lingkungan Kejaksaan sendiri

3. Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum atau Sosilisasi ke daerah-daerah atau sekolah-sekolah untuk membimbing masyarakat taat hukum.

Keberadaan humas di sebuah perusahaan mempunyai tujuan yaitu sebagai upaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi.


(11)

4

Kegiatan komunikasi dalam Humas di Kejati Jabar ditunjukan kepada masyarakat yang ada dalam organisasi (internal) dan masyarakat luar organisasi (eksternal). Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu Komunikasi personal atau pribadi dan Komunikasi kelompok. Yang penting untuk memberi pengertian bahwa komunikasi dalam Humas, sentral dan mempunyai peranan penting dalam pencapain tujuan yang telah ditentukan.

Salah satu Tugas Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Yaitu Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum atau sosialisasi ke daerah-daerah atau sekolah-sekolah untuk membimbing masyarakat taat hukum. Penyuluhan hukum atau Sosialisasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang sangat penting dan menjadi prasyarat untuk menumbuhkan kesadaran, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka penegakan hukum suatu negara demokrasi yang tertib hukum. Namun disisi lain perlu juga disadari bahwa upaya untuk menciptakan kesadaran hukum bukan suatu hal yang sederhana, sebab hukum sebagai suatu produk sosial yang tidak nyata (intangible product) tidak semudah memasarkan sama dengan produk-produk nyata (tangible product) yang bisa digunakan dan dinikmati hasilnya dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu format perencanaan komunikasi yang selama ini banyak dikaji dan dikembangkan oleh studi komunikasi pembangunan dapat diaplikasikan dalam penyuluhan hukum bagi masyarakat yang buta atau kurang memahami tentang hukum.

Sehingga dalam hal ini sosialisasi sangat diperlukan Humas Keajaksaan Tinggi Jawa Barat dalam menjalankan tugasnya salah satunya untuk membina


(12)

5

hubungan kerjasama dengan masyarakat dan memberikan penyuluhan atau arahan mengenai UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Wright menyatakan Sosialisasi adalah proses penyebaran informasi atau konsep baru kepada masyarakat, sehingga mengetahui dan memahami terhadap informasi dan konsep baru tersebut. Sosialisasi tidak pernah berhenti total dan merupakan proses yang terlus berlangsung, bergerak, sejak masa kanak-kanak sampai tua.1

Inti dari sosialisasi adalah proses pembelajaran kepada masyarakat mengenai sesuatu hal yang belum diketahui untuk dapat diterima dan dapat dilaksanakan dengan baik.

Kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat bertempat di SMA Negeri 23 Bandung yang beralamat di Jalan Malangbong Raya-Antapani Bandung. Pada awal berdirinya SMA Negeri 23 Bandung berlokasi di Jalan Cihampelas Nomor 178, yang semula menginduk kepada SMA Negeri 2 Bandung. Pada tahun 1993 lokasinya dipindahkan ke Malangbong Raya-Antapani dengan nama resmi SMA Negeri 23 Bandung. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Humas kejaksaan tinggi Jawa barat pada siswa dan siswi di SMA Negei 23 Bandung mengangkat materi mengenai penyalaggunaan narkotika berdasarkan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba merupakan suatu kajian yang sudah menjadi masalah besar dalam lingkup nasional maupun secara

1


(13)

6

internasional. Karena itu, kejahatan narkoba dikatakan sebagai salah satu jenis kejahatan Transnational Crime. Masalah ini melibatkan sebuah jaringan sistemik yang berpengaruh secara global dan berkaitan erat dengan Ketahanan Nasional sebuah bangsa. Dalam perkembangannya hingga saat ini penyalahgunaan narkoba tersebar secara luas dan nyasir merata pada berbagai lapisan sosial masyarakat tanpa mengenal usia. Mulai dari jenjang usia muda hingga tua, kelas ekonomi bawah sampai dengan menengah ke atas, narkoba telah menjadi sebuah bencana bagi bangsa ini.

Penyalahgunaan narkoba ini sudah selayaknya menjadi perhatian dari segenap element bangsa, karena dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba ini memiliki efek yang sangat luar biasa. Kemungkinan paling buruk bahkan dapat menyebabkan ketergantungan akut yang berujung pada kematian. Tidak cukup sampai disitu, narkoba dapat dengan mudah menimbulkan efek addict (ketergantungan) yang sangat sulit disembuhkan, terbukti dengan tingginya angka relaps (kambuh) pengguna yang tidak hanya menjadi isu mendesak di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Situasi ini tidak pelak lagi menjadikan narkoba sebagai sebuah kejahatan yang masuk dalam kategori bencana bagi negara kita. Tentu saja bencana narkoba ini termasuk ke dalam jenis bencana yang disebabkan karena ulah manusia. Situasi demikian benar-benar menjadi bukti nyata bahwa kejahatan narkoba menjadi mustahil untuk diberantas, tanpa adanya dukungan dari semua pihak.

Pengertian penyalahgunaan narkotika itu sendiri adalah pemakain narkotika yang menyimpang dari ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena


(14)

7

menurut undang-undang bahan narkotika dapat digunakan untuk pengobatan yang ditentukan dokter, untuk penelitian ilmiah tetap harus diawasi oleh Pemerintah.

Sesuai dengan undang-undang no 35 tahun 2009, pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini. Contoh dari narkotika adalah opium, ganja, morfina dan lain-lain.2

Dengan disahkannya Undang-Undang no 35 tahun 2009 tentang Narkotika diharapkan para pengguna dan pengedar narkoba akan semakin jera. Hal ini mengingat ancaman hukuman yang dikenakan dalam uu no 35 tahun 2009 diyakini lebih berat dan lebih terarah dibanding dengan undang-undang no 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan undang-undang no 5 tahun 1997. Namun perlu disadari bahwa hal penting yang lebih mendesak adalah tindakan pencegahan yang dilakukan oleh semua pihak, entah itu pemerintah maupun semua lapisan dan element masyarakat Indonesia.

Bukan suatu hal yang mudah untuk merubah kebiasaan masyarakat yang telah membudi daya sejak lama. Walaupun kebiasaan tersebut dapat menimbulkan kerugian, namun pradigma masyarakat telah dicontohkan secara turun temurun.

2

http://www.syamsul-rijal.co.cc/2010/07/uu-no35-tahun-2009-tentang- narkotika.htmlrabu 13/04/2011, 09.05


(15)

8

Oleh karenanya diperlukan sebuah strategi dalam proses sosialisasi tersebut. Untuk bisa mensukseskan sosialisasi tentang UU No. 35 tentang narkotika tersebut maka Humas perlu melakukan Strategi.

Menurut Arifin dalam bukunya yang berjudul Strategi Komunikasi, Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai suatu tujuan. Jadi didalam merumuskan suatu strategi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Untuk mencapainya maka diperlukan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Mengenal khalayak atau sasaran

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha pencapain strategi

2. Pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. (Arifin, 1984:59)

Perumusan strategi diperlukan penyusunan pesan yaitu menentukan tema dan materi, syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan ialah mampu membangkitkan perhatian. Agar kegiatan sosialisasi tersebut efektif, komunikator yaitu Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat harus memiliki kredibiltas yang baik dimata komunikannya. Kredibilitas menurut Hafied Canggara merupakan seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak. (Cangara, 2002:95)

Strategi inilah yang kemudian digunakan Humas kejaksaan tinggi jawa barat dalam mensosilisasikan UU No.35 tahun 2009 tentang narkotika, serta pesan dari sosilisasi yang mereka sampaikan dapat diterima oleh siswa dan siswi SMA N 23 Bandung.


(16)

9

Uraian yang telah penulis ungkapkan dalam latar belakang peneliian diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pada Siswa dan Siswi Di SMA Negeri 23 Bandung .

1.2 Identfikasi Masalah

Untuk menjelaskan rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengumpulan Data yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

2. Bagaimana Rencana Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

3. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?


(17)

10

5. Bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi Di SMA Negeri 23 Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pengumpulan Data yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung. 2. Untuk Mengetahui Rencana Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

3. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.


(18)

11

4. Untuk Mengetahui Evaluasi yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

5. Untuk Mengetahui Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah untuk mengembangkan wacana keilmuan komunikasi khusunya Hubungan Masyarakat (Humas) yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dalam penlitian lebih lanjut.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Kegunaan untuk Peneliti

Penelitian ini dapat berguna secara praktis bagi penelitian sebagai pengaplikasian ilmu atau teori yang sudah peneliti dapatkan selama mengikuti perkuliahan.

2. Kegunaan untuk Universitas dan Program Studi

Penelitian ini dapat berguna bagi Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum dan program studi ilmu komunikasi secara


(19)

12

khusus sebagai bahan literature terutama bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian pada bahan kajian penelitian yang sama.

3. Kegunaan untuk Perusahaan

Penelitian ini dapat berguna bagi instansi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tentang strategi yang telah dilakukan Humas dalam mensosialisasikan UU No 35 tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini mengingat fungsinya sangat penting dalam penelitian ini, penulis mengemukakan kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut.

1.5.1 Kerangka Teoritis

Strategi sendiri pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.(Effendy, 1999: 32).

Adnanputra pakar Humas dalam naskah workshop berjudul Public Relation Strategy (1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan


(20)

13

(planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses menajemen.

Tahapan fungsi-fungsi manajemen, fungsi pertama adalah menetapkan tujuan (objektif) yang hendak diraih, posisi tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization destination) yang telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam menejemen suatu organisasi bersangkutan. Berikutnya adalah strategi apa dan bagaimana yang digunakan dalam perencanaanya untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaga.

Mengacu kepada pola strategi Public Relation (1990) tersebut diatas, maka menurut Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jatakarta, batasan pengertian tentang strategi Public Relation adalah, Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relation dalam kerangka suatu rencana Public Relation(Public Relation Plan) . (Ruslan, 2008:133-134)

Suatu program public relations dalam menjalankan Strategi, baik itu yang berjangka panjang maupun berjangka pendek, harus direncanakan dengan cermat dan hati-hati, sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata. Perencanaan yang matang akan menghasilkan suatu program public relations yang efektif. Perencanaan program public relations berdasarkan fakta dan landasan berpikir yang sehat, yang membuat seseorang menjadi tahu arah dan tujuan yang ingin dicapainya. Perencanaan program public relations dalam menjalankan Strategi Public Relation berkaitan dengan Proses Public Relation.


(21)

14

Pelaksanaan perencanaan program Public Relation dalam menjalankan strategi, seorang praktisi Public Relation akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnnya, seperti mengumpulkan data, membuat rencana, melakukan pelaksanaan program, dan ditutup dengan tindakan pengendalian yang disebut evaluasi, itu semua tercermin pada proses Public Relation.

Dalam merencanakn suatu strategi, seorang praktisi Public Relation seharusnya mengacu pada proses Public Relations seperti Cutlip and Center, proses kerja Public Relations meliputi :

Gambar 1.1 Proses Public Relation

Fact Finding

Planing

Communicating

Evaluating

Sumber : Diadaptasi dari Scott M. Cutlip, Allen H. center dan Glen M. Brown (1985) dalam Iriantara, 2003 : 55


(22)

15

Dari bagan proses Public Relation diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Fact Finding

Mengumpulkan fakta atau data-data mengenai kebutuhan atau keperluan publiknya.

2. Planning

Berdasarkan pada data-data dan definisi permasalahan, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat kegiatan berdasarkan kebijakan organisasi yang juga disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan publik

3. Communicating

Dalam tahap ini harus mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong pelaksanaan program tersebut.

4. Evaluating

Tahap ini melakukan penilain terhadap hasil-hasil pelaksanaan program yang dilakukan Humas tersebut, berhasil atau gagal yang terjadi dari kegiatan tersebut.


(23)

16

1.5.2 Kerangka Konseptual

Pada prinsipnya Public Relation adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. Dalam hal ini Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melakukan strategi dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA N 23 Bandung.

Dalam penelitian ini penggumpulan data dengan pencarian informasi mengenai bahaya Narkotika ditingkatan anak SMA. Kemudian Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menyusun perencanaan dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA N 23 Bandung, kemudian program itu disosialisasikan dan terakhir di evaluasi dengan memantau pada program UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Penjabaran gambar diatas di aplikasikan oleh peneliti seperti gambar dibawah ini :


(24)

17

Gambar 1.2 Proses Public Relation

Fact Finding

(Pencarian informasi oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat tentang apa yang dibutuhkan di SMA Negeri 23 Bandung)

Planning

(Perencanaan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam memsosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung)

Communicating

(Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat untuk menangani masalah mengenai bahaya narkoba di SMA N 23 Bandung melalui

UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika) Evaluating

(Pemantauan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat setelah mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

Sumber : Analisis Peneliti 2011

Dari penjabaran gambar di atas dapat dejelaskan sebagai berikut :

1. Fact Finding

Pada tahap ini Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menggumpulkan data atau mencari informasi untuk menentukan dimana tempat yang akan


(25)

18

mereka berikan pengarahan dan menentukan pula apa yang dibutuhkan oleh audiens dalam kegitan sosialisasi yang akan mereka laksanakan.

2. Planning

Pada tahap ini Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sudah menentukan tepat yang akan ditetapkan untuk dilaksanakannya sosialisasi dan juga sudah menentukan Undang-undang apa yang sesuai dengan audiens yang akan mereka berikan pengarahan tersebut. Selanjutnya Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegitan sosialisasi pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung. Pada tahap ini dalam menentukan materi-materi yang akan disampaikan, materi tersebut haruslah dibuat semenarik mungkin. Sehingga dapat menimbulkan perhatian dari masyarakat. Dengan demikian awal dari informasi yang disampaikan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian dari masyarakat.

3. Communicating

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atau kegiatan sesuai dengan pengumpulan data dan rencana yang telah dilakukan. Dalam tahap ini yaitu merupakan pengkomunikasian Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang berupa sosialisasi UU No.35 tahun 2009 tentang narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

4. Evaluating

Proses akhir dari semua tahap diatas ialah evaluasi pemantauan terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat


(26)

19

dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung. Mengadakan penilaian kembali apakah kegiatan sosialisasi yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diharapkan.

1.6. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana Pengumpulan Data yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Bagaimana cara Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mengumpulkan data atau informasi sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi ?

b) Mengapa perlu dilakukan pencarian informasi atau survey terlebih dahulu?

c) Setelah melakukan survei tindakan apa lagi yang dilakukan ? 2. Bagaimana Rencana Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Apa saja yang direncanakan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan Undang-undang tersebut ?

b) Untuk tujuan apakah rencana dilakukan?

c) Menurut kamu bagaimana rencana yang telah dilakukan oleh pihak dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan Undang-undang tentang narkotika?


(27)

20

3. Bagaimana Pelaksanaan Program Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Apakah yang melatarbelakangi kegiatan sosialisasi UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ?

b) Media apa yang dipilih dalam kegiatan sosilisasi tersebut ?

c) Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ?

d) Apa saja informasi yang disampaikan pihak Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika?

e) Apakah sosialisasi ini sudah memberikan informasi yang lengkap? 4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Bagaimana cara Humas memantau kegiatan sosialisasi tersebut, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan ?

b) Bagaimana menurut kamu kegiatan sosialisasi yang dilakukan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat?

5. Bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?


(28)

21

a) Apakah ada faktor penghambat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung ? b) Apa yang menjadi tujuan dalam mensosialisasikan UU No 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung

1.7 Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu baik makhluk hidup, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (atributnya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.3

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

1.7.2 Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian (Moleong 2007: 132).

3

http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/, Subjek penelitian, responden penelitian, dan informan (narasumber) penelitian, Rumah, Jumat/11-06-2010, 01.34


(29)

22

Pengambilan informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 orang. Diantaranya yaitu Suryo Atmono SH, Dr. Wahyu Wiriadinata, dan Yeni Sulastri SH. Karena beliaulah yang merancanakan sekaligus pembicara dalam program sosialisasi ini. Dan ditambah lagi informan dari siswa dan siswi yang mengikuti sosialisasi tersebut yaitu Rian Mahesa Putra dan Adeva Oktoveri.

Tabel 1.1 Informan Penelitian

No NAMA KETERANGAN

1 Suryo Atmono, SH Kasi Penerangan Hukum dan Humas

2 Dr. Wahyu Wiriadinata Jaksa Fungsional 3 Yeni Sulastri, SH Kasubsi Hubungan Masyarakat

4 Rian Mahesa Putra Siswa

5 Adeva Oktoveri Siswi

Sumber : Peneliti 2011

1.8 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Deskriptif, menurut Bodgan dan Taylor (Moleong, 2003 : 3) menyatakan bahwa metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan


(30)

23

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Hal seperti ini juga oleh Creswell (19989 : 14) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang latar tempat dan waktunya alamiah.

Metode deskriptif, yaitu mengambarkan dan menganalisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang nyata. Hal ini sejalan dengan Jalludin Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi.

Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat. (Rakhmat, 2002 : 22).

Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini metode desktiptif yang diamati yakni Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika di SMA Negeri 23 Bandung yang merupakan suatu kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Pada penelitian ini peneliti berusaha untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika di SMA Negri 23 Bandung. Melalui penelitian dengan pendekatan deskriptif diharapkan mendapatkan informasi dan data yang bersifat apa adanya mengenai Strategi


(31)

24

Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika di SMA Negeri 23 Bandung yang merupakan suatu kegiatan dari Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini disesuaikan dengan focus dan tujuan penelitian, yaitu :

1. Wawancara Mendalam (Indept Interview)

Wawancara yaitu peneliti mengadakan Tanya jawab dengan pihak terkait khususnya Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan sejumlah responden lainnya. Dengan mengadakan tanya jawab/interview penulis dapat mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dibahas oleh penulis, sehingga penulis mendapatkan informasi langsung berupa data-data yang sebenarnya dan secara mendalam.

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam (Riduwan 2005:29).

Wawancara dilakukan sebagaimana kondisi yang akan terjadi di lapangan, sehingga sifat wawancara tidak terstruktur. Mengingat pewawancara ingin menanyakan kegiatan yang bersifat penemuan, peneliti tertarik untuk berhubungan langsung dengan beberapa responden, dan peneliti ingin agar responden memberikan penjelasan secara detail sesuai dengan persepsinya, mengungkapkan pengertian suatu peristiwa, situasi atau keadaan tertentu.


(32)

25

Bentuk wawancaranya, informal mengingat penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi, sesuai dengan sistem, proses kerja Humas Kejaksaan Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di SMA N 23 Bandung.

2. Observasi

Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang nyata dan jelas mengenai kegiatan yang akan diteliti. Jenis observasi yang dilakukan penulis adalah observasi tidak langsung, dimana peneliti hanya sewaktu-waktu saja meninjau lokasi penelitian.

3. Study Pustaka.

Yaitu usaha untuk mendapatkan informasi dengan cara menelaah referensi yang sesuai dengan penelitian, seperti mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berasal dari dokumen yang berhubungan dengan perusahaan yang diteliti. Penulis Mencari data dari berbagai buku serta karya ilmiah yang sesuai dengan bahasan penelitian dan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari lapangan.

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakaan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2000:6).


(33)

26

Dokumentasi sendiri merupakan salah satu sumber pengumpulan data dimana sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data / dokumen, laporan, buku, surat kabar dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitian ini.

5. Internet Searching

Pencarian melalui situs inrternet (Internet Searching), merupakan proses dimana peneliti menemukan informasi-informasi yang mendukung kelengkapan data dan terdapat kaitan dengan penelitian melalui media on-line.

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono 2005 : 89)

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti ini adalah analisis data kualitatif dengan menerapkan konsep yang dilahirkan oleh Miles and Huberman serta Spradley. Miles and Huberman (1984 ) mengemukakan bahwa aktivitas daam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.


(34)

27

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing / verifying. Berikut adalah model interaktif dalam analisis data :

Gambar 1.3

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber : Sugiyono 2005 : 89

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Pertama Pengumpulan Data (Data Collection) : data yang dikelompokan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.

Data Display Data Collection

Data Reduction

Conclution : Drawing / verifying


(35)

28

2. Tahap Kedua Reduksi Data (Data Reduction) : kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokan sesuai topik masalah.

3. Tahap tiga Penyajian Data (Data Display) : melakukan interprestasi data yaitu menginterprestasikan apa yang telah diinterprestasikan informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Tahap keempat Penarikan Kesimpulan (Conclusion verification) : pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian. (Sugiyono 2005 : 89)

Tahapan-tahapan dalam analisis data diatas merupakan bagian yang tidak saling terpisahkan, sehingga saling berhubungan antara tahapan yang satu dengan yang lain. Analisis dilakukan secara kontinyu dari awal sampai akhir penelitian, untuk mengetahui Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung.

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan


(36)

29

valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. (Sugiono, 2005 : 270)

a. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

b. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. c. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2005 : 270-274)


(37)

30

d. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007 : 334)

e. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

f. Membercheck ,proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.(Sugiyono, 2005 : 275-276)


(38)

31

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang beralamat di Jalan R.E Martadinata No. 54 Telp. 4205377-4204202 Bandung 40114.

1.12.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan peneliti dimulai pada bulan Februari 2011 sampai bulan Juli 2011, mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu sebagai berikut :


(39)

32

Tabel 1.2

Waktu dan Jadwal Penelitian Tahun 2011

Sumber : Peneliti 2011

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab 1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab II

Bimbingan

5 Penulisan Bab III

Bimbingan

6 Pengumpulan Data

Wawancara

Bimbingan

7 Pengolahan Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

8 Penulisan Bab V

Bimbingan

9 Penyusunan Bab

10 Sidang kelulusan


(40)

33

1.13 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), Kerangka Pemikiran, Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisis Data, Subjek Penelitian dan Informan, Lokasi dan Waktu Penelitian (meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian) dan Sistematika Penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi, tinjauan tentang Komunikasi Organisasi, tinjauan tentang Hubungan Masyarakat, tinjauan tentang Strategi, tinjauan tentang Sosialisasi, tinjauan tentang UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Bab III Objek Penelitian

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai gambaran umu perusahaan / instansi tempat dilaksanakannya penelitian, sejarah singkat perusahaan, visi misi, struktur organisasi dan job description.


(41)

34

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Terdiri atas Analisis Data Responden dan Analisis Data Penelitian dan pembahasan data penelitian.

Bab V Penutup

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan terhadap hasil penelitian berikur saran-saran yang bisa diimplementasikan.


(42)

35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat kita hindari.Melalui komunikasi, sosialisasi antar individu dapat berjalan sesuai dengan keinginan individu-individu itu sendiri. Dan melalui komunikasi juga individu dapat mengadakan suatu hubungan dengan lingkunganya. Jadi, dengan demikian komunikasi merupakan unsur pokok dalam tata pelaksanaan hidup manusia, yaitu dalam mengadakan hubungan antar manusia untuk saling mempengaruhi antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.

Dikatakan bahwa Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama . Sama disini yang dimadsud adalah sama makna (Effendy, 2006: 9), jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yag disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. (Effendy,1993 : 30)

Carl I. Hovland mendefinisakan Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk merubah perilaku orang lain (komunikan). (Mulyana, 2007: 68)


(43)

36

Gerald R. Miller menjelaskan bahwa Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaiakan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. (Mulyana, 2007: 68)

Harold Lasswell menjelaskan bahwa (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana? (Mulyana, 2007: 68)

Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain adalah:

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (chanel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

Dari berbagai pendapat atau definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli jelas bahwa komunikasi mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, pikiran, pendapat, perasaan, pengalaman, pengetahuan maupun harapannya. Komunikasi dilakukan tidak hanya untuk memberikan informasi agar orang lain menjadi tahu, tetapi komunikasi juga bertujuan untuk mencapai


(44)

37

kesepakatan bersama, pengertian bersama dan untuk mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku orang lain.

2.1.2 Fungsi Komunikasi

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. 2. Mendidik (to educated)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan


(45)

38

lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.(Effendy, 1997 : 36).

Dilihat dari fungsi dan keberadaanya di masyarakat, komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan, karena komunikasi akan selalu berada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dimana dengan komunikasi manusia dapat mengembangkan dirinya dengan berbagai informasi yang manusia dapat.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Dalam setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan komunikasi, adalah :

1. Mengubah sikap (to change theattitude)

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the social) (Effendy, 2006:8)

Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut, maka sebelumnya harus diteliti, apa yang menjadi tujuan dilakukannya komunikasi itu. Tujuan komunikasi menurut Udai Pareek dalam buku komunikasi organisasi yaitu:

1. Memberikan informasi, yakni pengiriman informasi dari sumber kepada orang lain atau sekelompok orang, atau dapat berupa kebijakan organisasi, peraturan-peraturan, perkembangan organisasi.


(46)

39

2. Umpan balik (feedback), berguna untuk mengetahui prestasi kerja karyawan dan memperoleh langkah-langkah perbaikan yang diperlukan sekaligus memberikan motivasi kepada pihak organisasi untuk mengembangkan rencana-rencana yang menantang dan realistic.

3. Pengendalian, yaitu pengontrolan setiap pelaksanaan program agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan untuk memenuhi sasaran yang tepat dalam pelaksanaan serta menghindari adanya kesenjangan informasi. 4. Pengaruh, yaitu komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain,

seorang manajer, berkomunikasi dengan para karyawannya untuk menciptakan suasana yang baik, sikap yang benar dan hubungan yang menyenagkan.

5. Pemecahan masalah (problem solving), yaitu komunikasi antara pihak pimpinan dan karyawan bertujuan untuk menemukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.

6. Pengambilan keputusan, memerlukan berbagai macam komunikasi misalnya, pertukaran informasi, pendapat, dan penilaian alternative pemecahan masalah.

7. Mempermudah perubahan yaitu komunikasi antar karyawan dapat membantu kesulitan perubahan terhadap tindakan perbaikan dalam organisasi.

8. Pembentukan kelompok komunikasi, jika komunikasi terputus, maka kesatuan akan hancur, dalam perselisihan yang berat hubunga baik hanya dapat dikembalikan melalui proses komunikasi yang berkelanjutan. Dalam


(47)

40

hal ini komunikasi yang merupkan ungkapan perasaan, perhatian sangat penting.

9. Menjaga pintu yaitu sebagai penyaring informasi baik yang datang dari dalam organisasi ataupun dari luar organisasi, sehingga informasi yang berkembang senantiasa relevan denag kepentingan komunikan dan kebutuhan informasi. (Yeni 2003 : 22-23)

2.2 Tinjaun Komunikasi Organisasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , yaitu :

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip. (Mulyana, 2005 : 75).

Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi adalah sebagai berikut, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi . (Wiryanto, 2004:54).


(48)

41

Menurut Goldhaber yang dikutip oleh S. Djuarda Sendjaja dalam buku yang berjudul Teori Komunikasi , pengertian komunikasi organisasi adalah Arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain . (Sendjaja, 1994:133). Dengan landasan dan konsep pengertian komunikasi organisasi yang telah dijelaskan diatas sehingga batasan tentang komunikasi organisasi, yaitu: komunikasi antara manusia yang terjadi dalam konteks organisasi.

2.3 Tinjauan Hubungan Masyarakat 2.3.1 Pengertian Hubungan Masyarakat.

Menurut J.C., Seidel, Public Relation Direstor, Devision of Housing, state of New York, yang dikutip oleh Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Public Relation adalah Public Relation adalah :

Proses yang kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelenggannya, pegawainya dan pubik terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan". (Soemirat dan Ardianto 2005:13).

Sedangkan menurut John E. Maison, yang dikutip oleh Rhenaldi Kasali dalam buku yang berjudul Manajemen Public Relation , mendefiniskan secara umum, Public Relation adalah Public Relation is planned, persuasive communications designed to influence significant public . (Public Relation adalah


(49)

42

merencanakan, menggunakan komunikasi dengan cara membujuk untuk memepengaruhi kahalayak sasaran) . (Kasali, 2000:6)

Berbeda dengan definisi yang berkaitan dengan manajemen adalah definisi yang dikeluarkan oleh Danny Grinswold, Public Relation News (Internasional Public Relations Weekly for Executives) yang dikutip oleh Rhenaldi Kasali dalam buku yang berjudul Manajemen Public Relations , dimana Public Relations adalah :

Fungsi menejmen yang melekukan evaluasi terhadap sikap dua publik, megidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang/sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemehaman dan penerimaan publik . (Kasali,2000:7).

Lebih lanjut Fraser P. Seitel, dalam bukunya The Practice of Public Relations yang dikutip oleh Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Public Relations , memeberikan definisi tentang Public Relations yaitu :

Public Relations merupakan fungsi manjemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alurb komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menengani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. Public Relations membanru manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. Public Relations secara efektif memebantu menejemn mementau berbagai perubahan . (Soemirat dan Ardianto, 2005:13).

Dari beberapa definisi yang telah dikemukan, ada beberapa kesamaan antara pengertian yang satu dengan yang lainnya. Ada unsur-unsur utama yang sama yang menyangkut antara lain :

1. Public Relations sebagai fungsi manajemn yang melekat pada organiasi merupakan suatu kegiatan yang berorientasi/bertujuan untuk memperoleh


(50)

43

goodwill, menciptan dan membina pengertian dan pengakuan dari publik, membina dan memelihara kerjasama, menciptakan citra serta membentuk dan memelihara hubungan yangsaling menguntungkan antara organisasi dan publik-publiknya.

2. Orientasi kegiatan Public Relations adalah organisasi dan publik, artinga apabila antara kepentingan organisasi dan publik seimbang, maka hal ini akan menentukan sukses atau gagalnya tujuan organisasi.

3. Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang terencana, artinya setiap kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations telah melelui tahapan-tahapan dimana setiap tahapan-tahapan ini melelui perencanaan yang matang dan asal-asalan. Ini berarti Public Relations ada;ah suatu rangkaian kegitan yang di organisasikan sebagai suatu rangkaian program yang terpadu dan teratur. Jadi Public Relations bukanlah kegiatan yang sifatnya sembaranagan.

4. Perencanaan dalam kegiatan Public Relation adalah perencanaan dengan tujuan yang baik untuk menciptakan opini publik yang Favourable dan menguntungkan semua pihak.

5. Aktivitas Public Relations adalah aktivitas komunikasi timbal balik atau dua arah sebagai upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi dan masyarakat. Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya mutual understanding, mutual confidence dan image yang baik.


(51)

44

Jadi dalam ke lima unsur utama tersebut diatas menunjukan adanya hubungan kait mengkiat secara holistik yang merupakan proses berkesinambungan delam fungsional Public Relations yang melekat dengan manajmen organisasi, dalam upya mencapai tujuan dan sasaran utama badan usaha/organisasi.

2.3.2 Peranan Hubungan Masyarakat.

Didalam peranannya diharapkan Humas menjadi mata dan telinga , serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi/lembaga yang ruang lingkup tugasnya antara lain, meliputi aktivitas:

1. Membina hubungan kedalam (public internal).

Yang dimaksud dengan public internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/lembaga/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

2. Membina hubungan keluar (public eksternal).

Yang dimaksud dengan public eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakam tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif public terhadap lembaga yang diwakilinya.

Jadi, peran Humas bersifat dua arah, seperti yang dijelaskan diatas, yaitu berorientasi kedalam (inward looking) dan keluar (outward looking). (Rosady ruslan,1999:20-21)


(52)

45

2.3.3 Fungsi Hubungan Masyarakat.

Menurut Edward L Bernay dalam bukunya Public Relation, University of Oklahoma Press. Yang menjelaskan bahwa Humas mempunyai 3 fungsi utama Humas yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.

3. Berupaya untuk mengintergrasikan siakp dan perbuatn suatu lembaga/badan, sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(Rosady Ruslan, 1999:19)

2.4 Tinjauan Tentang Strategi

Agar keberadaan public relation dapat berfungsi dengan benar maka sebelum mengimplementasikan programnya perlu disusun rencana strategis. Menurut Ahmad S Adnanputra, strategi merupakan bagian terpadu dari suatu rencana sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan yang pada akhirnya perencanaan merupakan salah satu fungsi dasar manajemen. Sedangkan strategi public relation adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relation dalam kerangka rencana public relation.

Dengan menerapkan strategi Public Relations (PR) bahwa seorang Public Relations (PR) dituntut harus dapat menyatakan kebijaksanaan kepada public sesuai keputusan manajemen organisasinya, dimana fungsi itu dilakukan atas


(53)

46

dasar kepentingan publiknya, karena pada prinsipnya seorang Public Relations (PR) harus dapat mengetahui dan menanggapi sikap publiknya dengan cara mengatur dan menekankan tanggung jawab manajemen guna melayani kepentingan publiknya yang selanjutnya harus dapat disampaikan kembali kepada publik-publiknya untuk menjadi perhatian organisasi tersebut.

Dengan demikian untuk menunjang segala hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi, khususnya untuk memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik terhadap organisasi, maka seorang Public Relations harus dapat membuat program kerja yang baik yang dapat diterima oleh semua publik yang berkepentingan terhadap organisasi.

Oleh karena itu seorang Public Relations (PR) dituntut untuk mempunyai kreativitas yang tinggi, sehingga dapat membuat program-program kerja yang mempunyai kualitas demi untuk memberi keuntungan dan kepuasan bagi kedua belah pihak yakni kepentingan organisasi disatu sisi dan public-publik yang terkait disisi yang lain.

Jauch & Glueck mengemukakan bahwa strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi organisasi dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. (Jauch & Glueck, 1997:12)


(54)

47

Pearce dan Robinson yang dikutip oleh Rhenald Kasali, mengembangkan langkah-langkah strategi Public Relations, sebagai berikut:

1. Menentukan misi perusahaan. Termasuk pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran perusahaan.

2. Mengembangkan profil perusahaan (company profile) yang mencerminkan kondisi internal perusahaan dan kemampuan perusahaan yang dimilikinya. 3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi

semangat kompetitif maupun secara umum.

4. Analisa terhadap peluang yang tersedia pada lingkungan.

5. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat dilengkapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.

6. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objektif tersebut.

7. Mengembangkan objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan objektif jangka panjang dan garis besar objektif.

8. Implementasi atas hal-hal di atas dengan menggunakan sumber yang tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan sumber daya manusia, struktur, tekhnologi, dan sistem balas jasa yang memungkinkan.

9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai masukan bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang. (Kasali, 2000: 43).


(55)

48

2.5 Tinjauan Tentang Sosialisasi 2.5.1 Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi mencakup pemerikasaan mengenai lingkungan cultural, lingkungan social dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi social dan tingkah laku social berdasarkan hal tersebut sosialisasi merupakan mata rantai paling penting diantara sistem-sistem social lainya, karena delam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi mengandung makna memperkenalkan, memberitahukan, menjelaskan tentang suatu masalah (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:855). Sosialiasasi (pemasyarakatan) juga mengandung arti penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. (Effendy, 2005 : 27)

Mensosialisasikan adalah proses untuk mencapai kematangan dalam hubungan-hubungan social dengna kata lain merupakan proses belajar untuk penyesuaian terhadap norma-norma kelompok, moral tradisi dan meleburkan diri menjadi satu kesatuan. (Natawijaya, 1979 : 97)

Para sosiolog umunya sependapat bahwa pusat perhatian ilmunya adalah kelompok dan struktur social. Sosialisasi merupakan contoh gejala yang


(56)

49

memerlukan analisis sosiolog maupun psikologis. Sosialisasi mencakup proses yang berkaitan dengan kegiatan individu untuk mempelajari tertib social, lingkungannya dan menyerasikan pola interaksi yang terwujud dalam konfromitas dan konfromita merupakan penghindaran dari konflik. (Soekanto, 1982 : 70) .

Dari urain diatas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak pada objek sosialisasi yaitu : masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manuasia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia sebagai anggota kelompok.

Pada dasarnya penyebaran informasi mengenai nilai-nilai dan norma-norma adalah inti dari sosialisasi untuk menenamkan nilai-nilai, sikap-sikap dan pengetahuan pada objek sosialisasi. Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah system kepada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan social, ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.

2.5.2 Jenis-jenis Sosialisasi

Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis sosialisasi, menurut Peter L. Bergerdan Luckman terdapat dua jenis sosialisasi yaitu :


(57)

50

1. Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosilisasi ini berlangsung pada saat kanak-kanak.

2. Sosialisasi sekunder, adalah suatu sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memeperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.4

Kedua proses berlangsung dalam institute total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institutsi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalankan proses kehidupan dari diatur secara formal.

2.5.3 Syarat Terjadi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan system dalam kehidupan masyarakat yang sangat penting berdasarkan hal tersebut, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan masyarakat, yaitu :

1. Memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektifdalam masyarakat.

2. Memungkinkan lestarinya suatu masyarakat, karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu.5

4

wikipediaindonesia,http://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi 5


(58)

51

Berdasarkan unraian diatas, dapat disimpulkan bahwa melelui sosialisasi masyarakat dapat berpartisipasi untuk kepentingan hidupnya dan menciptakan generasi untuk kelestarian kehidupan selanjutnya.

2.6 Tinjauan Tentang Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

2. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika.

3. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi atau nonekstraksi dari sumber alami atau sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas dan atau mengubah bentuk Narkotika.

4. Impor adalah kegiatan memasukkan Narkotika dan Prekursor Narkotika ke dalam Daerah Pabean.


(1)

134

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Cipta Aditya Bakti.

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung : CV Armico

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, Uchjana. 1993. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.

________________ . 2006. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

________________ . 2009. Ilmu Teori dan Falsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakthi.

Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Public Relation, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2002. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Posda Karya.

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.


(2)

135

Ruslan, Rosady. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soemirat, Soleh, dan Ardianto, Elviaro. 2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

_________________. 2005. Dasar-Dasa Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Yeni, dkk, 2003. Komunikasi Organisasi, Jakarta : Universitas Terbuka.

Sumber Lain :

- Company Profile Kejaksaan Tinggi Jawa Barat - http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/09/Definisi-sosialisasi

-

http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan penelitian/, Subjek penelitian, responden penelitian, dan http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan (narasumber)

- http://www.syamsul-rijal.co.cc/2010/07/uu-no35-tahun-2009-tentang- narkotika.html


(3)

185 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

Nama Lengkap : Verlian Okta Fianti Nama Panggilan : Ve

Tempat, Tanggal Lahir : Baturaja, 26 Oktober 1990 Agama : Islam

Hobby : Shooping &Travelling

Alamat : Jln. Gagak 2 No. 272 Nomor Handphone : 081395477171


(4)

186 II. Identitas Keluarga

NO. NAMA HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN 1.

Drs. Herlin MM Ayah

Kandung Sarjana Strata 2 PNS 2.

Dra. Yati Nurhayati Ibu Kandung Sarjana Strata 1 PNS 3. Prima Kennedy, SH. Kakak

Kandung Sarjana Strata 1 PNS 4.

Tresia Febriana Adik

Kandung SLTP Siswi III. Pendidikan Formal

NO. TAHUN URAIAN KETERANGAN 1. 2007-Sekarang Program Studi Ilmu Komunikasi,

Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk UNIKOM 2. 2004-2007 SMA Sentosa Bhakti Baturaja

OKU Sumsel Berijazah 3 2001-2004 SMPN 7 Baturaja OKU Sumsel Berijazah 4 1995 2001 SDN 2 Kec. Simpang OKU

Selatan Berijazah IV. Pendidikan Non Formal

NO. TAHUN URAIAN KETERANGAN 1. 2010-2011 Kursus Bahasa Inggris (Liebe

Coures)

Bersertifikat 2. 2011 English Proficiency Test (EPT)


(5)

187 V. Pelatihan/Workshop/Seminar

NO. WAKTU

PELAKSANAAN SEMINAR / PELATIHAN KETERANGAN

1. 28/01/2008 Table Manner Course Berseritifikat 2. 27/05/2008

Pelatihan Brain Management dan

Master of Ceremony Berseritifikat 3. 27/05/2008

Development & Brain Management Auditorium

UNIKOM

Bersertifikat 4 20/06/2008 Mentoring Agama Islam Bersertifikat 5. 24/03/2009 Worskshop Fotografi Bersertifikat 6. 06/03/2009 Peserta Seminar Jurnalistik Bersertifikat

7 31/03/2009 Peserta Pelatihan Melejitkan

Potensi dan Pengembangan Diri Bersertifikat 8. 16/04/2009

The Future of United States of America Indonesia

Relationship

Berseritifikat 9. 28/05/2009 Perserta Study Tour Mass Media

2009

Berseritifikat 10. 19/11/2009

Peserta Workshop Pembuatan Program TV Auditorium Miracle

UNIKOM

Berseritifikat 11. 21/12/2009 Peserta Pelatihan Protokoler

Angkatan Ke-II

Berseritifikat 12. 31/06/2010 Peserta Pelatihan Public Speaking


(6)

188 13. 30/10/2010

Peserta Seminar Future Job

Entrepreneurship ITHB Berseritifikat 14. 2/11/2010

Peserta Seminar Lomba Fotografi

dan Apresiasi Seni Berseritifikat 15. 29/12/2010 Seminar Budaya Preneurship Berseritifikat 16. 28/05/2011 Seminar Cyberpreneurship Berseritifikat VI. Pengalaman Organisasi

NO. TAHUN URAIAN KETERANGAN 1. 2005 - 2007

Anggota KKI FORKI Baturaja OKU

Sumsel - 2. 2004 - 2007

Anggota Paskibra SMA Sentosa

Bhakti Baturaja OKU Sumsel - 3. 2001 - 2003

Anggota Pramuka SMPN 7 Baturaja

OKU Sumsel - VII. Pengalaman Kerja

NO. BULAN dan TAHUN URAIAN KETERANGAN 1. Juli-Agustus 2010

Praktek Kerja Lapangan di


Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sebagai Upaya Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 60 90

Kajian Alat Bukti Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Sistem Pembuktian Perkara Pidana

2 53 135

Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Di Atas Umur 35 Tahun Tahun 2009.

0 28 55

Peluang Penerapan PP 51 Tahun 2009 Terkait Titik Impas: Studi Kasus Di Apotek Farma Nusantara Dan Kimia Farma 27 Medan.

0 25 59

Sertifikasi & Akreditasi Oleh Asosiasi Dalam Perspektif Uu No. 5/1999 (Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat)

0 25 21

Pelaksanaan Nikah Dan Talak Di Luar Ketentuan UU. No. 1 Tahun 1974 Dalam Masyarakat (Studi Kasus...

1 45 4

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KURIR PERDAGANGAN NARKOTIKA DIBAWAH UMUR DITINJAU DARI UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DAN UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 2 23

SKRIPSI PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KURIR PERDAGANGAN NARKOTIKA PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KURIR PERDAGANGAN NARKOTIKA DIBAWAH UMUR DITINJAU DARI UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DAN UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 4 13

PENDAHULUAN PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KURIR PERDAGANGAN NARKOTIKA DIBAWAH UMUR DITINJAU DARI UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DAN UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 3 12

PENUTUP PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KURIR PERDAGANGAN NARKOTIKA DIBAWAH UMUR DITINJAU DARI UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DAN UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 3 5