Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Di Atas Umur 35 Tahun Tahun 2009.

(1)

PENGETAHUAN WUS TENTANG KEHAMILAN DIATAS UMUR 35 TAHUN DI DESA NAMU UKUR SELATAN KEC.SEI

BINGAI.KAB.LANGKAT TAHUN 2009

EVA KRISTINA NIM : 085102030

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

MEDAN 2009


(2)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Eva Kristina

NIM : 085102030

Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Di Atas Umur 35 Tahun Tahun 2009

ABSTRAK vii + 39 halaman + 5 tabel + 1 skema +10 lampiran

Jumlah kematian maternal dirumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup, dan penyebab kematian maternal adalah abortus, eklamsi dan preeklamsia, plasenta previa), perdarahan antepartum. jika ditinjau dari golongan sebab sakit kasus obsterti tebanyak adalah karena penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas lainya, diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus, sedangkat pada kabupaten Langkat sendiri tedapat kematian maternal pada saat persalinan sebanyak 22, dan pada kec sei bingai pada tahun 2008 ada terdapat 5 kasus kematian maternal pada saat persalinan dan nifas. .Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data dari bulan Agustus-Oktober 2008 adalah 458 orang. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20-25 tahun sebanyak 36 responden (36,5%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden adalah SMA sebanyak 46 responden (46%). Berdasarkan paritas mayoritas responden 0-1 yaitu sebanyak 62 responden (62%). Dan berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronik yaitu sebanyak 62 responden (62%).Pengetahuan ibu post partum tentang tingkat kehamilan diatas umur 35 tahun adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 49 responden (49 % ) Direkomendasikan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi pelayanan kebidanan dalam memberikan penyuluhan pada wus tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.

Daftar Pustaka : 25 (1998-2008)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Diatas umur 35 Tahun Di Desa Namu Ukur Selatan. Kecamatan Sei Bingai. Kabupaten Langkat” yang merupakan tugas akhir studi Program Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih ada kekurangan baik dari segi kata – kata maupun dalam penggunaan bahasa, dengan demikian penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan, namun semua ini penulis jadikan sebagai pemacu semangat, begitu juga dalam penulisan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, karena itu dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas

Kedokteran USU.

2. Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), Ketua Departemen Ilmu Keperawatan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Muniarti Manik ,MSc,SpKK, selaku ketua program D-IV Bidan Pendidik FK

USU yang telah memberikan dorongan dan pengarahan kepada Penulis Untuk menyusun proposal karya tulis ilmiah ini.


(4)

4. Ibu Nur Asnah Sitohang,S.Kep,Ns,MKep, selaku koordinator pendidikan program D-IV Bidan Pendidik dan selaku penguji I yang telah memberikan pengarahan kepada penulis untuk menyusun proposal karya tulis ilmiah ini,

5. Ir.Dwi Lindarto.MT, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan arahan, motivasi dan bimbingan selama penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.

6. dr. Christoffel L Tobing SpOG (K), selaku penguji II dalan penyusunan

proposal karya tulis ilmiah.

7. Bpk Sinar Perangin-Angin selaku Kepala Desa Namu Ukur Selatan karena telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan

Materil.

9. Keluarga Besar Puskesmas Namu Ukur Selatan khususnya teman – teman bidan

desa yang banyak membantu dan memberikan motivasi.

10. Teman-teman di D- IV Kebidanan yang banyak memberi dukungan dan

semangat Serta seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan proposal karya tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan semua pembaca pada umumnya.

Medan, juni 2008


(5)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1.Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengetahuan ... 6

B. Resiko Kehamilan ... 8

C Pencegahan ... 16

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 17

A. Kerangka Konsep ... 17

B. Defenisi Operasional ... 18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19


(6)

2. Sampel ... 19

C. Lokasi Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Pertimbangan Etik ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 22

G. Pengumpulan Data ... 23

H. Analisa Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 24

A. HASIL ... ... 25

B. PEMBAHASAN ... ... 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... ……... 38 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Data Demografi WUS Tentang Kehamilan diatas Umur 35 Tahun di Desa Namu Ukur Selatan ,Kec,Sei

Bingai,Kab Langkat……… 26

Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan diatas Umur 35 Tahun di Desa Namu Ukur Selatan ,Kec,Sei

Bingai,Kab Langkat………... 28

Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pengertian Tentang Kehamilan diatas umur 35 tahun di Desa Namu selatan kec sei bingai.kab langkat ………. 29

Tabel 5.4 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Penyebab di Desa Namu namu ukur selatan kec, sei bingai.kab langkat……… 30

Tabel 5.5 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan gelaja di Desa Namu Ukur


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian...17


(9)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar Konsultasi

2. Jadwal Kegiatan

3. Surat Keterangan Pergantian Judul 4. Surat Izin Data Pendahuluan

5. Surat Balasan Izin Data Pendahuluan 6. Surat Izin Penelitian

7. Surat selesai Penelitian 8. Daftar Riwayat Hidup


(10)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Eva Kristina

NIM : 085102030

Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Di Atas Umur 35 Tahun Tahun 2009

ABSTRAK vii + 39 halaman + 5 tabel + 1 skema +10 lampiran

Jumlah kematian maternal dirumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup, dan penyebab kematian maternal adalah abortus, eklamsi dan preeklamsia, plasenta previa), perdarahan antepartum. jika ditinjau dari golongan sebab sakit kasus obsterti tebanyak adalah karena penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas lainya, diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus, sedangkat pada kabupaten Langkat sendiri tedapat kematian maternal pada saat persalinan sebanyak 22, dan pada kec sei bingai pada tahun 2008 ada terdapat 5 kasus kematian maternal pada saat persalinan dan nifas. .Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data dari bulan Agustus-Oktober 2008 adalah 458 orang. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20-25 tahun sebanyak 36 responden (36,5%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden adalah SMA sebanyak 46 responden (46%). Berdasarkan paritas mayoritas responden 0-1 yaitu sebanyak 62 responden (62%). Dan berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronik yaitu sebanyak 62 responden (62%).Pengetahuan ibu post partum tentang tingkat kehamilan diatas umur 35 tahun adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 49 responden (49 % ) Direkomendasikan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi pelayanan kebidanan dalam memberikan penyuluhan pada wus tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.

Daftar Pustaka : 25 (1998-2008)


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menikah dan hamil pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal yang biasa, terlebih zaman dimana perempuan banyak bekerja dan berkarir. Secara psikologis dan financial memang akan lebih matang dan lebih siap namun jika ditinjau dari segi fisik tidaklah demikian, mereka justru beresiko mengalami kelainan kehamilan yang dapat membahayakan kesehatan janinnya. Ada beberapa resiko yang akan dihadapi wanita yang hamil diatas usia 35 tahun yaitu janin dapat mengalami kelainan genetik dan lahir cacat. Meski bukan penyakit keturunan namun secara teori wanita yang hamil diatas usia 35 tahun atau lanjut akan lebih besar mempunyai resiko bayi dengan kelainan genetik (Admin. 2008.Menikah Pada Umur 35 Tahun ¶ 1 http://www.yanmedik .depkes.net.com, diperoleh tanggal 22 Nopember 2008).

Pada usia diatas 35 tahun sel telur biasanya mengalami kemunduran dalam kuantitas dan kualitas dan wanita cenderung mengalami kondisi-kondisi medis yang berkaitan dengan sistem reproduksi juga dapat terjadi beberapa masalah seperti pada saat kehamilan berupa nyeri otot, nyeri punggung dan juga proses melahirkan lebih lama dan panjang.Data angka kematian ibu maternal di rumah sakit yang bersumber dari ditjen bina yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal dirumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan penyebab kematian maternal tersebut adalah seperti abortus 42.354 kasus (31,5 %), eklamsi dan preeklamsia 7.848 kasus (5,8 %), plasenta previa 4.409 kasus (3,3 %), perdarahan antepartum 1.940 kasus (1,4 % ).


(12)

Jika ditinjau dari golongan sebab sakit maka kasus obsterti tebanyak adalah disebabkan karena penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas lainya yaitu 47,3 %, diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus (31,5 %), sedangkan jika dilihat dari CFR (case fatality rate), penyebab kematian terbesar adalah eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 2,1 %. Sedangkan pada Kabupaten Langkat sendiri tedapat kematian maternal pada saat persalinan sebanyak 22 kasus, dan pada Kec Sei Bingai pada tahun 2008 ada terdapat 5 kasus kematian maternal pada saat persalinan dan nifas. genetik (Bangbang. 2007, profil kesehatan indonesia. ¶ 1, http://www. .depkes.net.com, diperoleh tanggal 22 Nopember 2008).

Pada grande multigravida mempunyai resiko lebih besar jika usianya diatas 35 tahun, karena mereka lebih mungkin menderita komplikasi kehamilan dan persalinan, dibanding wanita yang mempunyai anak lebih sedikit. karena lebih mungkin mengalami perdarahan kehamilan, dan hipertensi kehamilan. Meskipun biasanya melahirkan bayi yang lebih besar, namun persalinan cukup cepat, tetapi mempunyai resiko perdarahan setelah kelahiran, kecuali segera diambil tindakan (Derek Llewellyn-Jones. 2005. hal. 332)

Kira-kira 10 % wanita dari kelompok sosial ekonomi yang lebih baik, menunda kehamilan sampai usia lebih dari 35 tahun. Mereka disebut primigravida yang lebih tua, dibanding istilah sebelumnya primigravida dewasa, primigavida tua lebih tinggi mengembangkan komplikasi yang lebih besar dalam kehamilan, dibandingkan yang lebih muda. Oleh karena itu ia harus mendapatkan perawatan dokter agar komplikasi dapat didiagnosa dan ditangani secepatnya. Primigravida tua mempunyai resiko tiga kali lipat mengembangkan hipertensi dalam kehamilan, Kelahiran pada primigravida tua cenderung berlansung lebih lama atau dengan bedah Caesar. Dokter lebih


(13)

berhati-hati disebabkan peluang hidup janin didalam kandungan lebih kecil, karena itu bedah Caesar mencapai kira-kira 20%.

Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut maka ditetapkan 4 (empat) strategi utama dan asas- asas pedoman oprasional strategi antara lain bahwa MPS memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang baku, cost effective, dan berdasarkan bukti (evidence based) pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan, baik disektor pemerintah maupun swasta.(Bari. 2002. hal. vi).

Salah satu cara yang harus dilakukan untuk menurunkan angka kematian maternal dan neonatal adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat kususnya tentang pendidikan kesehatan reproduksi, karena beberapa dari mereka masih banyak yang tidak mengetahui resiko yang dapat terjadi jika wanita itu akan hamil pada usia diatas 35 tahun karena kalau dipantau dari hasil diatas maka beberapa resiko yang muncul itu salah satunya didukung oleh umur yang sudah tua.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Bagaimanakah Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Diatas Umur 35 Tahun di. Desa Namu Ukur Selatan. Kecamatan Sei Bingai. Kabupaten Langkat


(14)

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pegetahuan WUS Tentang Kehamilan Diatas Umur 35 Tahun di Desa Namu Ukur Selatan. Kecamatan Sei Bingai. Kabupaten Langkat”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum.

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas Umur 35 tahun di Desa Namu Ukur Selatan. Kecamatan Sei Bingai. Kabupaten Langkat 2009

2. Tujuan Khusus.

a. Untuk mengidentifiksi karakteristik WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun

b. Untuk mengidentifikasi sumber informasi tentang pengetahuan WUS terhadap kehamilan diatas umur 35 tahun

c. Untuk memperoleh pengetahuan WUS berdasarkan Pengertian. Gejala, Penyebab, tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidan praktek swasta

Diharapkan untuk dapat memberikan informasi yang jelas kepada WUS tentang apa resiko yang mungkin dihadapai jika terjadi kehamilan diatas umur 35 tahun. 2. Bagi pelayanan puskesmas yang ada pada daerah .

Diharapkan agar banyak membuat program tentang penyuluhan kesehatan supaya masyarakat banyak mengetahui informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kwalitas kesehatan didaerahnya.


(15)

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan khusnya tentang kehamilan diatas umur 35 tahun kepada WUS.

4. Bagi peneliti yang akan datang


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengetahuan 1. Pengertian

Pengetahuan juga merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku di dasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang mencangkup didalam dominan kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu :

”Tahu” diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu “tahu” merupkan tingkat pengetahuan yang paling rendah.”Memahami” diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mejelaskan secara objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.”Memahami ”diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mejelaskan secara objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.”Analisis ”adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. ”Sintesis ”menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain


(17)

sintesis itu suatu bentuk keseluruhan yang baru. ”Evaluasi” ini berkaitan dangan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian perhadap suatu objek atau materi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari objek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau diukur, dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat diatas (Notoadmojo,2003:hal 121-124).

2. Defenisi Umur

Umur adalah waktu ibu sejak dilahirkan sampai dilaksanakanya penelitian yang dinyatakan dengan tahun. Usia > 20 tahun dinamakan remaja, dimana menurut piaget secara psikologi, masa remaja adalah usia dimana induvidu berinteraksi dengan masyarakat dewasa dan termasuk juga perubahan intekektual yang mencolok. Pada masa remaja terjadi perubahan sikap dan prilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivalen tehadap setiap perubahan. Usia 18-40 tahun dinamakan dewasa dini dimana kemampuan mental mencapai puncaknya dalam usia 20 tahun untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru seperti pada misalnya mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran analogis dan berfikir kreatif. Pada masa dewasa ini sering mencapai puncak prestasi.

Umur > 40 tahun dinamakan usia madya dini dimana pada masa tersebut pada akhirnya ditandai perubahan-perubahan jasmani dan mental pada masa ini seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapainya pada usia dewasa (Hurlock. 2002. hal. 20 ).


(18)

3. Defenisi Reproduksi Sehat.

Reproduksi sehat adalah keberhasilan melaksanakan fungsi prokreasi, mengatur, dan memelihara kehamilan nenuju well born baby well health mother (Manuaba. 2001. hal.563).

Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara internasional yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan kelahiran anak mereka. (Endif.2008.kesehatan reproduksi ¶ 3. http://www. yan medik.depkes.net.com, diperoleh tanggal 25 Nopember 2008).

B. Beberapa hal yang mungkin dapat terjadi pada kehamilan diatas usia 35 tahun.

1. Sindrom Down.

Bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia diatas 35 tahun memiliki resiko mengidap

berbagai masalah yang berhubungan dengan kromosom, seperti Down Syndrome.

Pada usia 30 tahun, resiko terjadinya Down Syndrome terjadi satu kali pada setiap 1000 kelahiran hidup. Pada usia 35 tahun, kemungkinannya satu dibanding 400 kelahiran hidup. Pada usia 40 tahun, resikonya satu diantara 100 kelahiran hidup. (Mayo.2007.anak dengan down syndrome.¶, 1 http://wwwyan medic.net.com, diperoleh tanggal 20 Nopember 2008).


(19)

down Sindrom merupakan kelainan fisik janin dengan ciri - ciri yang khas seperti retardsi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukimia, hingga gangguan penglihatan dan pendengaran,. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom.

Timbulnya down's syndrome, biasanya diakibatkan kelebihan kromosom. Si anak memiliki kandungan kromosom di atas 46. Biasanya, penyakit ini akan diderita anak-anak yang ibunya hamil setelah melewati usia 35 tahun, atau terkena infeksi virus, atau bisa juga keadaan yang memengaruhi sistem daya tahan tubuh selama ibu hamil. Anak-anak yang menderita kelainan ini, umumnya lebih pendek dari anak yang umurnya sebaya. Kepandaiannya lebih rendah dari normal. Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek. Walaupun susah disembuhkan, dengan memberikan terapi dan stimulasi tertentu, fungsi otak maupun gangguan perkembangan, gangguan mental, dan kecerdasan bisa dioptimalkan. Walaupun tidak akan senormal anak-anak pada umumnya.(Yandi. 2004.down syndrome, ¶ 1 http://www.yanmedik, net, com, diperoleh tanggal 20 Nopember 2008).

2. Kehamilan Ektopik.

a. Pengertian

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri. Hampir 90 % kehamilan ektopik terjadi di tuba uteina. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura apabila masa kehamilam berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya tuba).


(20)

.(Khamsory. 2004.down syndrome, ¶ 1 http://www.yanmedik, net, com, diperoleh tanggal 20 Nopember 2008).

b. Etiologi

Umur ibu yang tua., Infeksi panggul yang kronik., Penggunaan kontrasepsi IUD, Kehamilan ektopik sebelumnya.

c. Gejala..

Nyeri pada perut., Menstuasi abnormal, Perubahan bentuk utrus dengan dislokasi uterus yang normal, Perubahan tekanan darah-nadi., Pada hasil pemeriksaan plano tes positif.

d. komplikasi

Komplikasi pada Ibu : Perdarahan dan Abortus, Komplikasi pada Janin : Kematian Janin dalam Kandungan (KJDK).

3. Solusio Plasenta a. Pengertian

Solusio plasenta adalah: pemisahan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang normal kebanyakan dan terjadi pada trimester ke III, juga bisa terjadi pada setiap waktu setelah kehamilan 20 minggu (Danfourt. 2002. hal. 274)

Solusio plasenta adalah: pelepasan sebagian atau seluruhnya plasenta dari tempatnya berimplantasi sebelum anak lahir (Chalik. 1998. hal. 110).


(21)

Solusio plasenta adalah: suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablation plasentae, abruption plasentae, accidental hemorrhage dan premature separation of the normali implated placent ( Mochtar. 1998. hal. 297).

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta dari tempatnya yang normal dan pelepasan terjadi pada saat janin belum lahir.

b. Etiologi

faktor pencetus predisposisi terjadinya adalah: Hamil pada pada usia tua diatas 35 tahun, Mempunyai tekanan darah tinggi., Bersamaan dengan terjadinya pre eklamsia dan eklamsia., Dan trauma langsung lainya., Tali pusat yang pendek (Hanifa. 1999. hal. 377).

c. Gejala klinisnya adalah:

Perdarahan dengan rasa sakit, Perut terasa tegang, Gerakan janin berkurang/tidak terasa lagi bergerak, Pada palpasi gerakan janin sulit diraba., Auskultasi jantung janin (-) / tidak terdengar, Dinding perut sakit, Pada pemeriksaan dalam, ketuban tegang dan menonjol,Uterus terjadi ganguan kontraksi dan atonia uteri (Manuaba. 1998. hal. 256-260).

d.Komplikasi

Komplikasi pada ibu :

Perdarahan dapat menimbulkan : Variasi turunya tekanan darah sampai keadaan syok. Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita yang anenis bahkan sampai


(22)

syok. Keadaan bervariasi dari baik sampai koma, Gangguan pembekuan darah dapat menimbulkan : Masuknya tromboplastin kedalam sirkulasi darah yang menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan disertai hemolisis. Terjadi penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah. Oliguria terjadi sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang, perdarahan postpartum, Pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah kedalam otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri. Kegagalan pembekuan darah dapat menambah beratnya perdarahan.

Komplikasi pada janin yang dikandung adalah :

Perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta dapat mengganggu sirkulasi darah janin, sehingga dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai berat, juga dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan (Manuaba. 1998. hal. 261-262). 4. Plasenta Previa

a. Pengertian

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal: yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir (Mochtar.1998. Hal. 269).

Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya ostium uteri internumn (prae = didepan, vias=jalan) (Djamhoer. 2005. hal. 83).

Dari beberapa defenisi diatas dapat diketahui bahwa plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang tidak normal


(23)

b. Etiologi

Faktor pencetusnya adalah :

Pada primigravida hamil diatas usia 35 tahun (usia tua). Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang. Adanya tumor seperti mioma uteri dan polip endometrium. Kadang-kadang pada ibu yang malnutrisi.

c. Gejala Klinis

Sifat perdarahan tanpa sebab, tanpa nyeri, dan terjadi secara berulang. Pada perdarahan yang banyak ibu tampak anemis. Perdarahan pervaginam dari encer sampai menggumpal (Muchtar. 1998. hal. 272-273 ).

d. Komplikasi

Komplikasi pada ibu adalah :

Letak janin tidak normal, sehingga menyebabkan partus akan menjadi patologik, Perdarahan sampai syok, Infeksi karena perdarahan yang banyak, Robekan-robek jalan lahir.

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah :

Bayi prematur atau mati (KJDK), (Muchtar.1998. hal. 272-273 ). 5. Pre Eklamsia dan Eklamsia

a. Pengertian Pre Eklamsi dan Eklamsi

Pre Eklamsi dan Eklamsi adalah : Merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan masa nifas yang terdiri dari tanda trias yaitu : hipertensi, proteinuria, dan odema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma.pada ibu, namun hal tersebut tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya.(Muchtar. 1998. hal. 272-273 ).


(24)

Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan gejala utama penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan dalam masa nifas. Pada tingkat tanpa kejang disebut pre eklamsia dan pada tingkat dengan kejang disebut eklamsi (Djamhoer. 2005.hal. 68).

Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa pre eklamsi dan eklamsi merupakan merupakan penyakit yang dapat timbul pada saat kehamilan.

b. Etiologi

Faktor pencetusnya adalah : Jumlah usia ibu diatas 35 tahun.

Distensi rahim berlebihan pada primigravida, kehamilan kembar atau hamil mola, Penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes mellitus, dan kegemukan. c. Gejala Klinis

Kenaikan tekanan darah, Odema kaki, tangan sampai muka, Terjadi gejala subjektif : Kenaikan tekanan darah, Penglihatan kabur, Nyeri pada epigastium, Sesak nafas, Berkurangnya urin, Penurunan kesadaran ibu hamil sampai koma, Terjadinya kejang.

d. Komplikasi

1) Komplikasi pada ibu:

Lidah tergigit, Terjadi perlukaan dan fraktur, Gangguan pernafasan, Perdarahan otak, Solusio plasenta, Merangsang persalinan.

2) Komplikasi pada janin:


(25)

6. Abortus

a. Pengertian Abortus adalah :

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

Abortus adalah penghentian hasil kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas sebelum usia kehamilan 20-22 minggu, dan berat badan janin kurang dari 500 gram.

Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin viabel (dalam konteks ini, usia kehamilan 20 minggu) (Helen Farrer. 2001 hal. 53).

beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa abortus merupakan terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar uterus.

b. Etiologi

Sering terjadi pada wanita umur kurang dari 20 tahun dan wanita lebih dari 35 tahun, Jumlah paritas tinggi, Kelainan dari ovariun dan spermatozoa dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya adalah pembuhan yang patologis, Kesalahan-kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroit, kesalahan korpus luteum, kesalahan plasenta yaitu, tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesteron, Keadaan gizi ibu hamil, Hipertensi karena kelainan pembuluh darah sirkulasi pada plasenta/villi terganggu dan fetus jadi mati.

c. Gejala Klinis

Keluar darah dari vagina mulai dalam jumlah yang sedang sampai jumla yang banyak, Nyeri pada perut.


(26)

d. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu adalah : Perdarahan (hemorrhage ), Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli, Infeksi dan tetanus, Payah ginjal akut, Syok pada abortus disebabkan oleh perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik.

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah: Kematian pada janin. C .PENCEGAHAN

1. Pencegahan terhadap beberapa resiko yang mungkin dapat terjadi pada ibu yang hamil diatas usia 35 tahun adalah :

a. Hindari hamil pada waktu usia diatas 35 tahun karena dapat neningkatkan

resiko cacat bawaan pada janin, kematian maternal dan neonatal.

b. Rajin memeriksakan kesehatan pada saat hamil kepada petugas kesehatan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin dapat terjadi.


(27)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan, kaitan konsep yang satu dengan lainnya dari masalah yang ingin di teliti (Notoadmojo. 2002. hal.43 ).

Skema 1 Kerangka Konsep Pengetahuan Wus Tentang

Kehamilan Diatas Umur 35 Tahun di Desa Namu Ukur Selatan Kec. Sei Bingai Kab.Langkat yang menyangkut tentang :

- Syndrome down - Kehamilan ektopik - Solusio plasenta - Plasenta previa

- Pre eklamsia dan Eklamsi - Abortus

Pengetahuan tentang : - Pengertian - Penyebab - Gejala


(28)

A. Defenisi Operasional

NO Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur 1. Tingkat

Pengetahuan WUSTentang Kehamilan Diatas Umur 35 Tahun Segala sesuatu yang diketahui WUS tersebut berkaitan dengan pengertian, penyebab, gejala, tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.

kuesioner Wawancara 1. Baik jika skor

Nilai (76- 100%) 2. Cukup jika skor nilai (56- 75%)

3. Kurang jika

Skor nilai

(<55%)

Ordinal

2. Umur Lamanya hidup

dalam tahun yang terhitung sejak lahir hingga saat dilakukan penelitian

kuesioner wawancara 1. 20 - 25 tahun

2. 26 - 30 tahun 3. 31 - 35 tahun

Nominal

3. Paritas Jumlah

persalinan yang dialami oleh ibu

kuesioner wawancara 1. 0 - 1 orang

2. 2 - 3 orang 3. 4 – 6 orang

Nominal

4. Pekerjaan Mata pencarian

responden atau hal yang dilakukan sehari

- hari ( aktivitas responden ).

kuesioner wawancara 1. Peg. Negeri

2. Peg. Swasta 3. Wiraswasta 4. Bertani 5. Lain - Lain

4. Pendidikan Jenjang

pendidikan

formal yang dilewati

responden

kuesioner wawancara 1. SMU

2. Diploma 3. Sarjana

Nominal

5 Sumber informasi

Suatu media atau sarana yang berfungsi

sebagai tempat mendapatkan kabar atau berita tentang sesuatu

kuesioner wawancara 1. Media Elektronik

2. Petugas Kesehatan 3. Perangkat Desa 4. lingkungan

sekitar


(29)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengunakan metode deskriptif yang dimaksud dengan penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang akan menggambarkan seluruh subjek penelitian, (Machfoedz. 2008. hal.14 )

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah: keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, disebut populasi penelitian ( Notoadmojo. 2002. hal.79 ) populasi dalam penelitian ini adalah WUS yang ada di Desa Namu Ukur Selatan, Kec.Sei Bingai, Kab.Langkat Tahun 2008 yang berjumlah 458 populasi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi ( Notoadmojo 2002, hal. 79). Sampel diambil dengan tehnik simple random sampling yaitu dengan cara mengurutkan nomor responden sampai 458 responden kemudian mengambil nomor responden yang bilangannya ganjil sampai 107 responden, jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus :

za2.P,Q

n= d2


(30)

n = jumlah sample za = tingakat kemaknaan P = proporsi dari pustaka

Q = 1 – P

D = ketetapan relative yang ditetapkan oleh peneliti α= 10 % Jadi sample yang diperoleh peneliti adalah :

Diketahui : za = 1,96 ; P =0,5 ; Q = 1 - P = 1- 0,5 =0,5 ; d = 10 % maka

za2.P,Q

n =

d2

(1,96)2. ( 0,5). (0,5) n =

(0,1) 2

N = 96, 04 n = 96

Sampel yang diperoleh adalah 96 orang, karena untuk mengantisipasi kemungkinan responden yang terpilih akan mengundurkan diri atau tidak bersedia menjadi responden, maka perlu dilakukan koreksi tehadap sampel yang dihitung dengan menambah sampel, sebagai berikut : (Sastroasmoro. 2002.hal 283 ).

n n’ =

(1 - f) n’ = 38


(31)

= 96 0,9 106,6 = 107

keterangan :

f = perkiraan proporsi drop out n’ = besar sampel yang dihitung

jadi sampel yang diperoleh adalah 107 orang WUS.

Adapun kriteria sampel yang ditetapakan adalah sebagai berikut :

1. WUS yang bersedia untuk dijadikan responden tanpa adanya paksaan. 2. WUS dengan pendidikan terendah SMU.

3. WUS yang berumur 20-35 tahun baik yang menikah ataupun yang belum menikah. C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Namu Ukur Selatan, Kec.Sei Bingai. Kab.Langkat tahun 2008.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Desember 2008 sampai Februari 2009.

E. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini peneliti sudah mendapatkan izin dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Bapak Kepala Desa Namu Ukur Selatan. Peneliti kemudian menjelaskan maksud dan tujuan kepada calon yang akan menjadi responden bahwa partisipasi responden yang akan diteliti adalah bersifat sukarela, responden dapat


(32)

saja mengundurkan diri dari penelitian . kemudian peneliti akan membagikan lembar persetujuan yang akan ditandatangani responden dilajutkan dengan pengisian kuesioner oleh responden.

Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar kuesioner, tetapi memberikan nomor kode responden pada setiap masing-masing lembar kuesioner. Data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

F. Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan dan pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Alat ukur terdiri dari 3 bagian yaitu: bagian pertama berisi tentang karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi. Bagian kedua berupa model pertanyaan menggunakan pilihan ganda yaitu meliputi tentang pegertian ,penyebab dan gejala. Bagian ketiga berisi tentang pernyataan yang meliputi tentang pengertian, penyebab, gejala. Jadi, total pertanyaan adalah 34. Skala pengukuran pengetahuan adalah jika jawaban yang benar diberi nilai atau skor 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0.

Maka aspek kategori pengetahuan responden, rentangnya adalah sebagai berikut:

1. Kategori baik bila 76-100%, jika responden mampu menjawab 26 - 34 pertanyaan 2. Kategori cukup bila 56-75%, jika responden mampu menjawab 20 - 25 pertanyaan 3. Kategori kurang bila <55%, jika responden mampu menjawab < 20 pertanyaan


(33)

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mampu mengukur apa yang diinginkan. uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity ). Content validity adalah tingkat substansi pengukuran terhadap konsep yang dirumuskan dalam defenisi oprasional yang didasarkan pada landasan teori. (Mochfoedz.2007.hal.75).

Selain itu, content validity ini dilakukan dengan berkonsultasi pada yang ahli, dimana dalam hal ini dilakukan dengan Dokter spesialis obgyne, yang tujuannya agar pertanyaan-pertanyaan dalam alat ukur itu tidak menyimpang dari konsep isi yang hendak diukur.

Sedangkan uji realibilitas dilakukan uji coba pada sampel yang sejenis ketika sebelum melakukan penelitian yaitu sebanyak 20 orang responden. Uji realibilitas dilakukan dengan koefisien realibilitas alpha dan rumus Spearman Brown dengan bantuan program SPSS yaitu:

Kuisioner dinyatakan reliabel jika nilai rhitung > rtabel, dan kuisioner dinyatakan tidak reliabel jika nilai rhitung lebih < dari nilai rtabel, pada α=0,05, denagan dk =n-1=20, maka ttabel = 0,444. dari hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner, seluruh pertanyaan dinyatakan valid, karena nilai rhitung > t lebih besar dari nilai ttabel.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada istitusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan


(34)

izin melaksanakan penelitian di Desa Namu Ukur Selatan, Kec. Sei Bingai, Kab. Langkat tahun 2008, setelah mendapatkan izin melaksanakan penelitian, selanjutnya peneliti melaksanakan pengumpulan data pada WUS, dan peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan, kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden

dengan menandatangani informend concent dan memberikan kuesioner untuk

mengidentifikasi data dan pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun. Dalam mengumpulkan data penulis meminta pertolongan pada tiga orang bidan desa yang ada di Desa Namu Ukur Selatan dan sebelumnya penulis juga telah menerangkan cara pengisian kuesioner pada Bidan desa tersebut dan juga mengajukan kuesioner kepada mereka dengan tujuan agar penulis dan Bidan desa tersebut mempunyai persepsi yang sama.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mengelompokkan data katagorik dengan menggunakan komputerisasi dengan langkah secara univariat dimana anlaisis ini digunkan untuk mendiskripsikan karakteristik masing- masing variabel yang diteliti. Karakteristik variabel dijelaskan sesuai dengan skala pengukuran. Data yang bersifat katagorik yaitu untuk mencari frekuensi dari data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekwensi dan presentasi.


(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun di Desa Namu Ukur Selatan Kec,Sei Bingai, Kab Langkat tahun 2009. Jumlah responden adalah 100 orang yang termasuk dalam kriteria. Responden menjawab semua pertanyaan dalam bentuk bekuesioner. Kuesioner terdiri atas dua bagian yaitu bagian pertama adalah data demografi dan bagian kedua berisikan 34 pertanyaan tingkat pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”dan pilihan ganda.

A. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang diteliti. Yakni mengetahui pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi, mean, median, standar deviasi.

Karakteristik responden dari data demografi meliputi : Usia, Pendidikan, Pekerjaan, paritas dan sumber informasi.


(36)

Tabel 5.1

Distribusi frekwensi responden berdasarkan data demografi WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun di Desa Namu Ukur Selatan.

Kec.Sei Bingai.Kab,Langkat Tahun 2009 (N = 100)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)

UMUR :

- 20 - 25 tahun - 26 - 30 tahun - 31 - 35 tahun

36 34 30 36 34 30 PARITAS :

- 0 - 1 orang - 2 - 3 orang - > 3 orang

62 15 23 62 15 23 PEKERJAAN :

- Peg. Negeri - Peg. Swasta

- Wiraswasta

- Bertani - Lain - Lain

16 12 15 17 40 16 12 15 17 40 PENDIDIKAN :

- SMU

- Diploma

- Sarjana

46 28 26 46 28 26

SUMBER INFORMASI:

- Media Elektronik

- Petugas Kesehatan

- Perangkat Desa

- Lingkungan Sekitar

58 24 8 19 58 24 8 19

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh bahwa mayoritas responden yang paling banyak adalah yang berusia 20 – 25 tahun yaitu sebanyak 36 responden ( 36 % ), berdasarkan paritas maka mayoritas responden yang paling banyak adalah yang


(37)

0 – 1 yaitu 62 responden ( 62 % ), dimana didalamnya termasuk WUS yang belum menikah dan WUS yang sudah menikah tetapi belum mempunyai anak, berdasarkan pekerjaan maka mayoritas responden yang terbanyak adalah responden yang mempunyai pekerjaan lain - lain yaitu sebanyak 40 responden ( 40 % ), dan berdasarkan pendidikan maka mayoritas responden mempunyai pendidikan tebanyak adalah SMU yaitu sebanyak 46 responden ( 46 % ) termasuk didalamnya yang masih melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.


(38)

Tabel 5.2

Distribusi frekwensi responden berdasarkan pengetahuan WUS Tentang kehamilan Diatas umur 35 tahun di Desa Namu Ukur Selatan. Kec, Sei,Bingai

.Kab,Langkat. Tahun 2009 (N = 100 )

No Pengetahuan Frekwensi persentase

1 Baik 18 18 %

2 Cukup 46 46 %

3 kurang 36 36 %

jumlah 100 100 %

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu tentang kehamilan diatas umur 35 sebanyak 46 responden ( 46 % ), responden yang berpengetahuan baik sebanyak 18 responden ( 18 % ), sedangan responden yang mempunyai pegetahuan kurang hanya sebanyak 36 responden ( 36 % ).


(39)

Tabel 5.3

Distribusi frekwensi responden berdasarkan pengetahuan WUS tentang pengertian kehamilan diatas umur 35 tahun di Desa Namu Ukur Selatan.

Kec, Sei,Bingai.Kab,Langkat. Tahun 2009 (N = 100 )

No Pengetahuan Frekwensi persentase

1 Baik 33 33 %

2 Cukup 39 39 %

3 Kurang 28 28 %

Jumlah 100 100 %

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh pengetahuan WUS tentang pengertian kehamilan diatas umur 35 tahun mayoritas responden menjawab cukup yaitu sebanyak 39 responden ( 39 % ), yang menjawab baik sebanyak 33 responden (33 % ),dan yang kurang sebanyak 28 responden ( 28 % ).


(40)

Tabel 5.4

Distribusi frekwensi responden tentang pengetahuan WUS berdasarkan penyebab di Desa Namu Ukur Selatan. Kec, Sei,Bingai.Kab,Langkat.

Tahun 2009 (N = 100 )

No Pengetahuan Frekwensi Persentasi

1 Baik 17 17 %

2 Cukup 43 43 %

3 Kurang 42 42 %

Jumlah 100 100 %

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa pengetahuan WUS berdasarkan penyebab mayoritas responden menjawab cukup yaitu sebanyak 43 responden ( 43 % ), yang menjawab kurang sebanyak 42 responden ( 42 % ).sedangkan yang mejawab baik hanya 17 responden ( 17 % )


(41)

Tabel 5.5

Distribusi frekwensi responden tentang pengetahuan WUS berdasarkan gejala di Desa Namu Ukur Selatan. Kec, Sei,Bingai.Kab,Langkat

. Tahun 2008-2009 (N = 100 )

No Pengetahuan Frekwensi Persentasi

1 Baik 17 17 %

2 Cukup 45 45 %

3 Kurang 38 38 %

Jumlah 100 100 %

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa pengetahuan WUS berdasarkan gejala mayoritas responden menjawab cukup yaitu sebanyak 45 responden ( 45 % ), yang menjawab kurang sebanyak 38 responden ( 38 % ),sedangkan yang mejawab baik hanya 17 responden (17% ).

B. Pembahasan

Didalam pembahasan akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan literatur yang berhubungan dengan data yang diambil yakni tingkat pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun.

A.Interprestasi Dan Diskusi Hasil

1.Pengetahuan WUS Tentang Kehamilan Diatas Umur 35 Tahun.

Pengetahuan merupakan faktor yang terpenting untuk terbentuknya prilaku atau tindakan seseorang. Dengan pengetahuan juga dapat terbentuk keyakinan tertentu


(42)

sehingga seseorang akan berprilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. (Notoatmojo. 2003).

Pengetahuan dapat terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan dapat terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmojo. 2003,hal.21 ).

Berdasarkan hasil dari penelitian megenai pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun diperoleh data bahwa mayoritas responden perpengetahuan cukup yaitu sebanyak 46 responden ( 46 % ), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 36 responden ( 36 % ).

Jika dilihat dari data tersebut maka pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun ini sudah cukup baik dimana bila dihubungkan dengan teori maka walaupun dilapangan lebih banyak responden yang berumur 20-25 tahun manun dengan banyaknya mereka melihat dan mendengar tentang kejadian ataupun informasi yang menyangkut kehamilan diatas umur 35 tahun , maka mereka dapat mengetahui apa sebenarnya kehamilan diatas umur 35 tahun itu walaupun sebenarnya masyarakat lebih mengenal dengan hamil pada usia tua.

Azhari (2002) juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan terhadap suatu objek.


(43)

Jika dilihat dari hasil penelitian ini maka rata-rata responden memang sudah berpengetahuan cukup namum bukan berarti mereka akan 100 % dapat terhindar dari resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan diatas umur 35 tahun jadi untuk mengantisipasi resiko ini mereka harus rajin mencari informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan tidak boleh menyepelekan terhadap resiko yang mungkin akan terjadi.

2. pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun berdasarkan pengertian.

Berdasarkan hasil dari penelitian maka pengetahuan wus tentang pengertian kehamilan diatas umur 35 tahun sudah cukup baik dapat dilihat dari data frekwensi dan presentasi pengertian bahwa mayoritas responden perpengetahuan cukup yaitu sebanyak 39 responden ( 39 % ), dan responden perpengetahuan baik sebanyak 34 responden ( 34 % ), dan yang berpengetahuan kurang hanya 28 responden (28 %).dan mayoritas respon yang menjawab benar adalah pada pertanyaan pegertian abortus yaitu sebanyak 91 responden ( 91 % ) dan pertanyaan yang paling sedikit benar adalah plasenta yang terlepas sebelum janin lahir yaitu sebanyak 44 responden ( 44 % ).

Hal ini juga sesuai dengan pendapat sidi gazalba dalam (Salam 2003 ), bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, pekerjaan tahu adalah hasil dari kenal, sadar, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.

Berdasarkan data diatas maka diketahui bahwa masyarakat awam, khususnya pada wus mengatakan bahwa kata abortus sudah umum mereka dengar dan sering melihat dari media elektonik dan juga sekitar mereka, bahkan diantara mereka ada


(44)

yang pernah mengalami jadi sedikit banyak mereka dapat megetahui apa sebenarnya pengertian dari abortus itu sedangkan pada pertanyaan plasenta terlepas sebelum janin lahir mereka kurang mengetahui apa pengertianya walaupun mungkin dikehidupan sehari- hari mereka sering mendengar atau melihat namun mereka kurang paham karena kurang mendapat informasi.

3. pengetahuan wus tentang kehamilan diatas umur 35 tahun bedasarkan penyebab

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa mayoritas responden nenjawab benar adalah pada pertanyaan penyebab plasenta tidak tumbuh pada tempatnya yaitu sebanyak 64 responden ( 64 % ), dan yang paling sedikit menjawab benar adalah pada pertanyaan penyebab perdarahan pada hamil tua yaitu sebanyak 47 responden ( 47 % ).

Menurut (derek llewelly-jones), bahwa pada grande miltipara memepunyai resiko lebih besar jika usianya lebih dari 35 tahun, karena mereka lebih mungkin menderita komplikasi kehamilan dan persalinan, dibanding wanita yang mempunyai anak lebih sedikit. Dia lebih mungkin mengalami perdarahan kehamilan, dan hipertensi kehamilan. Meskipun biasanya melahirkan bayi yang lebih besar, namun persalinan cukup cepat, tetapi mempunyai resiko perdarahan setelah kelahiran, kecuali segera diambil tindakan

Jika dihubungkan dengan hasil data diatas maka dapat diketahui bahwa responden itu hanya mengetahui atau sebatas pernah mendengar bahwa plasenta itu dapat tumbuh tidak pada tempatnya yang mormal namun dampak dari plasenta itu tidak tumbuh pada tempatnya hanya samar diketahui yaitu seperti perdarahan yang


(45)

dapat terjadi pada masa kehamilan karena letak plasenta yang tidak mormal itu sendiri, hal ini mungkin diakibatkan karena pemberian informasi yang kurang. 4 pengetahuan wus tentang kehamilan diatas umur 35 tahun bedasarkan gejala

Berdasarkan penelitian maka diperoleh hasil bahwa mayoritas responden menjawab benar yaitu pada pertanyaan tanda ibu yang terkena keracunan kehamilan dan gejala keguguran mempunyai jumlah yang sama yaitu sebanyak 64 responden (64 % ),dan responden yang paling sedikit menjawab benar adalah pada pertanyaan tanda pre eklamsi dan eklamsi yaitu sebanyak 49 responden (49 % ).

Menurut (Ditjen Bina Yan Medik), jika ditinjau dari golongan sebab sakit kasus obstetric terbanyak adalah disebabkan karena penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas dan kemudian di ikuti dengan abortus pre eklamsi dan eklamsia

Jika dihubungkan dengan data diatas maka dapat kita ketahui bahwa pengetauan wus sudah cukup baik khususnya tentang keracunan kehamilan dan abortus mungkin karena bahasa-bahasa tersebut sudah tidak asing lagi dikesehariam mereka mamun dengan rendahnya mereka menjawab tentang pre eklamsi dan eklamsi kurang maka sebenarnya pengetahuannya masih kurang karena keracunan pada kehamilan itu sebebarnya merupakan tanda dari pre eklamsi dan ekalamsi B. Keterbatasan penelitian

1. Sampel

Pada penelitian ini responden ditetapkan sebanyak 96 responden dan dianalisis secara univariat. Jumlah responden sebenarnya pada penelitian ini adalah 107 responden. Namun, ketika penelitian sebanyak 7 responden tidak mau melakukan pengisian kuesioner dengan alasan menolak penelitian sehingga akhirnya peneliti mengambil responden menjadi 100 orang.


(46)

Pada penelitian ini peneliti juga merasa kurang puas karena peneliti tidak dapat membandingkan hasil penelitianya dengan peneliti yang lalu, sebenarnya peneliti sudah berusaha mencari namun peneliti tidak dapat menemukanya.

C. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan

Pada pelayanan kebidanan penelitian ini memberi informasi bagi pelayanan kebidanan sebagai sumber informasi bagi pelayanan kebidanan dalam praktek memberikan asuhan kebidanan di masyarakat.


(47)

BAB VI

Kesimpulan Dan Saran A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan WUS tentang kehamilan diatas umur 35 tahun di Desa Namu Ukur Selatan Kec, Sei Bingai. Kab, Langkat tahun 2009 maka dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengertian kehamilan diatas umur 35 tahun sudah cukup baik hal ini dapat diketahui dari persentase responden yang menjawab cukup sebanyak 30 responden (30 % ) untuk kategori baik sebayak 39 responden ( 39 % ) dan pada kategori kurang hanya sedikit yaitu sebayak 27 responden (27 % ).

Berdasarkan pengetahuan tentang penyebab maka dari 7 pertanyaan mayoritas reponden sudah menjawab dengan kategori sudah baik dapat diketahui dari mayoritas responden menjawab baik yaitu sebanyak 17 responden ( 17 % ), kemudian yang menjawab cukup sebanyak 43 responden ( 43 % ) dan yang menjawab kurang hanyalah 42 responden ( 42% ).

Berdasarkan pengetahuan tentang gejala maka dari 5 pertanyaan mayoritas reponden sudah menjawab dengan kategori sudah baik dapat diketahui dari mayoritas responden menjawab baik yaitu sebanyak 17 responden ( 17 % ), kemudian yang menjawab cukup sebanyak 45 responden ( 45 % ) dan yang menjawab kurang hanyalan 38 responden ( 38 % ).

B.Saran


(48)

Diharapkan untuk dapat memberikan informasi yang jelas tentang apa resiko yang mungkin dihadapai jika terjadi kehamilan diatas umur 35 tahun karena dari data yang diperoleh sangat sedikit sekali responden yang mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan.

2. Bagi Pelayanan Puskesmas yang ada pada daerah .

Diharapkan agar banyak membuat program tentang penyuluhan kesehatan agar masyarakat banyak mengetahui informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kwalitas kesehatan didaerahnya dan menyarankan bagi petugas kesehatan yang dilapangan agar dapat memeberikan penjelasan tentang informasi keshatan pada masyarakat dengan jelas dan benar..

3. Bagi Bidan Institusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan khusnya tentang kehamilan diatas umur 35 tahun kepada WUS.

4. Bagi peneliti yang akan datang


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2008), Menikah Pada Umur 35 Tahun, http // www Depkes.Com, Jakarta. Arikunto,S, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V Azhari, (2002), faktor-faktor mutu pelayanan puskesmas, http // www.skripsistikes.com,

Jakarta.

Chalik TMA. 1998, Hemoragi Utama Obstetric dan Ginekologi Widya Medika. Jakarta. Danforth. 2002, Buku Saku Obstetric Dan Ginekologi, Widya Wedika.Jakarta

Farrer Helen, 2001 , Perawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hanifa Winkjosastro 1999, Ilmu Kebidaan, Yayasan Bina Pustaka.Jakarta.

Hartono bangbang, (2007), Prifil Indonesia, Health Statistics, http // www.depkes RI. Com, jakarta

Hidayat ,A, (2007). Metode Pelitian Kebidaan Teknik Analisis Data, Edisi Pertama, Penerbit Selemba Medika,Jakarta.

Hurlock, ( 2002 ), Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta

Jones-llewellyn Derek.( 2005), Setiap Wanita Delapratasa Publishing

Machfoedz Ircham, (2008), prosedur penelitian, penerbit fitranaya yokyakarta.

Manuaba,IBG.1998.Ilmu Kebidaan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Martaadisoebrata djmhoer, ( 2005), obstetric patologi. Buku kedokteran Jakarta. Mochtar Rustam, (1998) Synopsis Obstetric, Edisi 1 Jakarta.

1998 Synopsis Obstetric, Edisi 2 Jakarta.


(50)

Salam.B, (2003), Logika Materil filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta Pustaka, Jakarta

Sasmoro, (2002), dasdar-dasar metodologi penelitian klinis edisi ke-2, jakarta.

Soekidjo Notoatmodjo,S.(2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi V,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

(2003), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi V,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

(2006), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi V,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Suharsini Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Edisi Revisi, Rineka Cipta Jakarta. Saifudin Abdul Bari..( 2002). Buku Panduan Praktis Pelayaan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Gunawan Yandi (2004), Down Syndrome yan http // www.ne,com,jakarta,. .


(51)

INSTRUMEN PENELITAN Petunjuk pengisian:

Ibu diharapkan:

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tesedia dengan memberikan tanda Silang 

pada tempat yang disediakan.

2. Semua pernyataan harus dijawab dengan ya dan tidak

3. Setiap satu pertanyaan dan pernyataan diisi dengan satu jawaban. 4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti. A.DATA DEMOGRAFI

1. Umur saat ini…tahun 2. Jumlah paritas…kali

3. Pendidikan  SMU

 Diploma

 Sarjana

4. Pekerjaan  pegawai negeri

 pegawai swasta  wiraswasta  bertani  lain-lain 5. Mendapatkan sumber informasi

 Jika pernah, dari mana… … …


(52)

B. PENGETAHUAN

Berikanlah tanda silang  pada jawaban yang menurut anda paling benar

1. Hal apa sajakah yang dapat meningkatkan resiko tinggi pada saat kehamilan : a. Jarak kehamilan lebih dari dua tahun

b. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun c. Ibu hamil yang bekerja dikantor d. Ibu hamil pada waktu usianya 20 tahun 2. Abortus (Keguguran) adalah :

a. Ibu hamil yang mengalami perdarahan berulang pada saat hamil muda dan

janin sudah meninggal

b. Ibu hamil yang mengalami perdarahan pada saat hamil tua dan terasa nyeri pada daerah perut

c. Ibu hamil yang melahirkan bayi premature (belum cukup bulan)

d. Ibu hamil yang dapat mengalami perdarahan pada saat hamil muda dan hamil tua namun tidak terasa nyeri

3. Apa yang dapat menyebabkan terjadinya keguguran : a. Ibu hamil yang kurang gizi (malnutrisi).

b. Ibu hamil yang bekerja dikantor c. Ibu hamil yang melakukan senggama

d. Ibu hamil yang mual pada awal kehamilan namun masih dalam batas yang

nomal (tidak berlebihan).

4. Bagaimana gejala keguguran yang anda ketahui :

a. Perdarahan pada ibu hamil dan terjadi pada akhir kehamilan b. Keluar cairan yang keruh dari vagina ibu hamil

c. Terjadi perdarahan pada saat hamil muda dan janin telah meninggal d. Keluar darah bercampur lendir pada hamil yang sudah cukup bulan

5. Bagaimana caranya agar dapat mengurangi resiko keguguran pada ibu hamil : a. Pemenuhan gizi yang cukup pada ibu hamil

b. Beraktifitas yang berat pada saat hamil c. Mempunyai anak dalam jarak yang dekat d. Sering makan dan dalam porsi yang banyak


(53)

6. Apa yang dapat menyebabkan perdarahan pada saat hamil tua : a. Hamil anggur

b. Plasenta lepas pada tempatnya sebelum janin lahir c. Beraktifitas ringan dan tidak berlebihan

d. Anak lahir sebelum waktunya (premature)

7. Plasenta dapat terlepas dari tempat tumbuhnya yang normal sebelum janin lahir menurut sepengetahuan ibu apa yang dapat memicu terjadinya hal tersebut : a. Janin yang dikandung terlalu besar

b. Janin terlalu sering bergerak (aktif) c. Ibu hamil diatas umur 35 tahun d. Ibu hamil yang tidak bekerja

8. Menurut ibu apa yang dapat menyebabkan jika ada plasenta (uri) tidak tumbuh atau tidak berada pada tempat yang seharusnya (normal):

a. ibu yang mengandung bayi kembar b. Ibu yang menderita penyakit gula (DM)

c. Ibu mengandung anak pertama pada usia diatas 35 tahun d. ibu terlalu lelah pada saat hamil

9. Pre eklamsi dan Eklamsi (Keracunan Kehamilan ) adalah : a. Keracunan makanan pada saat hamil

b. Janin keracunan pada saat dalam kandungan

c. Salah satu ditandai dengan hipertensi pada saat kehamilan

d. Terdapat mual dan muntah yang normal pada ibu hamil di pagi hari 10. Bagaimana tanda Pre Eklamsia dan Eklamsia (keracunan kehamilan) :

a. Tekanan darah ibu hamil tinggi sehingga dapat menyebabkan koma b. Kadar gula darah ibu hamil tinggi

c. Ibu hamil mengeluh serig buang air kecil d. Ibu hamil mengalami perdarahan


(54)

11. Kemungkinan penyakit yang diderita oleh ibu hamil yang sering mengeluh pusing dan ada terlihat bengkak karena penumpukan caira pada muka dan bagian tubuh yang lain adalah :

a. Pre eklamsia dan eklamsia b. Abortus spontan atau keguguran

c. Plasenta lepas dari tempatnya sebelum janin lahir d. Palasenta tidak tumbuh pada tempatnya yang normal

12. Bagaimana tanda yang dapat dilihat pada ibu yang terkena keracunan kehamilan :

a. Badan ibu hamil terlihat kurus dan mata terlihat cekung

b. Penumpukan cairan (odema)pada muka.tangan dan kaki ibu hamil c. Nyeri pada perut secara terus-menerus

d. Ibu hamil terlihat anemis (pucat)

13. Resiko apa yang dapat ditimbulkan jika ibu hamil diatas umur 35 tahun : a. Perdarahan dan gangguan darah tinggi

b. Infeksi

c. Anak yang akan dilahirkan besar (Obesitas) d. Mual dan muntah yang berlebihan

14. Kemungkinan apa yang dapat terjadi bila ibu mengalami perdarahan pada saat hamil muda :

a. Keguguran (Abortus spontan)

b. Lepasnya plasenta sebelun janin lahir c. Kadar gula darah ibu maningkat

d. Plasenta tidak tumbuh pada tempatnya yang normal karena janin besar

15. Apa kemungkinan yang diderita ibu hamil bila dia mengeluh keluar darah segar dari vagina dan umur kehamilan sudah hampir cukup bulan :

a. Plasenta terlepas dari tempatnya yang normal sebelum janin lahir b. Plasenta yang tumbuh pada tempat yang tidak normal

c. Abortus/keguguran


(55)

16. Apa kemungkinan yang diderita ibu hamil bila dia mengeluh nyeri pada perut dan keluar darah kehitaman dari vagina :

a. Plasenta terlepas dari tempatnya yang normal sebelum janin lahir b. plasenta yang tumbuh pada tempat yang tidak normal

c. Abortus/keguguran

d. Pre eklamsia dan eklamsia (keracunan kehamilan) 17. Dari manakah ibu biasa memperoleh informasi kesehatan :

a. Media elektronik b. Petugas kesehatan c. Petugas desa

d. Lingkungan sekitar (masyarakat)

18. Menurut anda yang dimaksud dengan down Sindrom atau penyakit bawaan pada anak :

a. Anak yang lahir terlalu gemuk

b. Anak yang mempunyai kelainan mental maupun fisik c. Anak yang lahir dengan tingkat kepintaran yang tinggi d. Anak yanjg lahir dengan berat badan yang sangat rendah

19. Hal apa yang dapat meningkatkan kelainan bawaan (cacat) pada anak : a. Ibu yang hamil pada usia lanjut.

b. Ibu yang Hamil pada usia muda c. Ibu yang depresi pada saat hamil


(1)

Salam.B, (2003), Logika Materil filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta Pustaka, Jakarta

Sasmoro, (2002), dasdar-dasar metodologi penelitian klinis edisi ke-2, jakarta.

Soekidjo Notoatmodjo,S.(2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi V,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

(2003), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi V,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

(2006), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi V,Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Suharsini Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Edisi Revisi, Rineka Cipta Jakarta. Saifudin Abdul Bari..( 2002). Buku Panduan Praktis Pelayaan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Gunawan Yandi (2004), Down Syndrome yan http // www.ne,com,jakarta,. .


(2)

INSTRUMEN PENELITAN Petunjuk pengisian:

Ibu diharapkan:

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tesedia dengan memberikan tanda Silang  pada tempat yang disediakan.

2. Semua pernyataan harus dijawab dengan ya dan tidak

3. Setiap satu pertanyaan dan pernyataan diisi dengan satu jawaban. 4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti. A.DATA DEMOGRAFI

1. Umur saat ini…tahun 2. Jumlah paritas…kali

3. Pendidikan  SMU  Diploma  Sarjana

4. Pekerjaan  pegawai negeri  pegawai swasta  wiraswasta  bertani  lain-lain

5. Mendapatkan sumber informasi

 Jika pernah, dari mana… … …  Tidak pernah


(3)

B. PENGETAHUAN

Berikanlah tanda silang  pada jawaban yang menurut anda paling benar

1. Hal apa sajakah yang dapat meningkatkan resiko tinggi pada saat kehamilan : a. Jarak kehamilan lebih dari dua tahun

b. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun c. Ibu hamil yang bekerja dikantor d. Ibu hamil pada waktu usianya 20 tahun 2. Abortus (Keguguran) adalah :

a. Ibu hamil yang mengalami perdarahan berulang pada saat hamil muda dan janin sudah meninggal

b. Ibu hamil yang mengalami perdarahan pada saat hamil tua dan terasa nyeri pada daerah perut

c. Ibu hamil yang melahirkan bayi premature (belum cukup bulan)

d. Ibu hamil yang dapat mengalami perdarahan pada saat hamil muda dan hamil tua namun tidak terasa nyeri

3. Apa yang dapat menyebabkan terjadinya keguguran : a. Ibu hamil yang kurang gizi (malnutrisi).

b. Ibu hamil yang bekerja dikantor c. Ibu hamil yang melakukan senggama

d. Ibu hamil yang mual pada awal kehamilan namun masih dalam batas yang nomal (tidak berlebihan).

4. Bagaimana gejala keguguran yang anda ketahui :

a. Perdarahan pada ibu hamil dan terjadi pada akhir kehamilan b. Keluar cairan yang keruh dari vagina ibu hamil

c. Terjadi perdarahan pada saat hamil muda dan janin telah meninggal d. Keluar darah bercampur lendir pada hamil yang sudah cukup bulan


(4)

6. Apa yang dapat menyebabkan perdarahan pada saat hamil tua : a. Hamil anggur

b. Plasenta lepas pada tempatnya sebelum janin lahir c. Beraktifitas ringan dan tidak berlebihan

d. Anak lahir sebelum waktunya (premature)

7. Plasenta dapat terlepas dari tempat tumbuhnya yang normal sebelum janin lahir menurut sepengetahuan ibu apa yang dapat memicu terjadinya hal tersebut : a. Janin yang dikandung terlalu besar

b. Janin terlalu sering bergerak (aktif) c. Ibu hamil diatas umur 35 tahun d. Ibu hamil yang tidak bekerja

8. Menurut ibu apa yang dapat menyebabkan jika ada plasenta (uri) tidak tumbuh atau tidak berada pada tempat yang seharusnya (normal):

a. ibu yang mengandung bayi kembar b. Ibu yang menderita penyakit gula (DM)

c. Ibu mengandung anak pertama pada usia diatas 35 tahun d. ibu terlalu lelah pada saat hamil

9. Pre eklamsi dan Eklamsi (Keracunan Kehamilan ) adalah : a. Keracunan makanan pada saat hamil

b. Janin keracunan pada saat dalam kandungan

c. Salah satu ditandai dengan hipertensi pada saat kehamilan

d. Terdapat mual dan muntah yang normal pada ibu hamil di pagi hari 10. Bagaimana tanda Pre Eklamsia dan Eklamsia (keracunan kehamilan) :

a. Tekanan darah ibu hamil tinggi sehingga dapat menyebabkan koma b. Kadar gula darah ibu hamil tinggi

c. Ibu hamil mengeluh serig buang air kecil d. Ibu hamil mengalami perdarahan


(5)

11. Kemungkinan penyakit yang diderita oleh ibu hamil yang sering mengeluh pusing dan ada terlihat bengkak karena penumpukan caira pada muka dan bagian tubuh yang lain adalah :

a. Pre eklamsia dan eklamsia b. Abortus spontan atau keguguran

c. Plasenta lepas dari tempatnya sebelum janin lahir d. Palasenta tidak tumbuh pada tempatnya yang normal

12. Bagaimana tanda yang dapat dilihat pada ibu yang terkena keracunan kehamilan :

a. Badan ibu hamil terlihat kurus dan mata terlihat cekung

b. Penumpukan cairan (odema)pada muka.tangan dan kaki ibu hamil c. Nyeri pada perut secara terus-menerus

d. Ibu hamil terlihat anemis (pucat)

13. Resiko apa yang dapat ditimbulkan jika ibu hamil diatas umur 35 tahun : a. Perdarahan dan gangguan darah tinggi

b. Infeksi

c. Anak yang akan dilahirkan besar (Obesitas) d. Mual dan muntah yang berlebihan

14. Kemungkinan apa yang dapat terjadi bila ibu mengalami perdarahan pada saat hamil muda :

a. Keguguran (Abortus spontan)

b. Lepasnya plasenta sebelun janin lahir c. Kadar gula darah ibu maningkat

d. Plasenta tidak tumbuh pada tempatnya yang normal karena janin besar

15. Apa kemungkinan yang diderita ibu hamil bila dia mengeluh keluar darah segar dari vagina dan umur kehamilan sudah hampir cukup bulan :


(6)

16. Apa kemungkinan yang diderita ibu hamil bila dia mengeluh nyeri pada perut dan keluar darah kehitaman dari vagina :

a. Plasenta terlepas dari tempatnya yang normal sebelum janin lahir b. plasenta yang tumbuh pada tempat yang tidak normal

c. Abortus/keguguran

d. Pre eklamsia dan eklamsia (keracunan kehamilan) 17. Dari manakah ibu biasa memperoleh informasi kesehatan :

a. Media elektronik b. Petugas kesehatan c. Petugas desa

d. Lingkungan sekitar (masyarakat)

18. Menurut anda yang dimaksud dengan down Sindrom atau penyakit bawaan pada anak :

a. Anak yang lahir terlalu gemuk

b. Anak yang mempunyai kelainan mental maupun fisik c. Anak yang lahir dengan tingkat kepintaran yang tinggi d. Anak yanjg lahir dengan berat badan yang sangat rendah

19. Hal apa yang dapat meningkatkan kelainan bawaan (cacat) pada anak : a. Ibu yang hamil pada usia lanjut.

b. Ibu yang Hamil pada usia muda c. Ibu yang depresi pada saat hamil


Dokumen yang terkait

Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Terhadap Produksi Karya Seni Berupa Rekaman Musik Daerah ( Studi Pada Elta Record Kota Bukittinggi )

1 125 100

Aspek Hukum Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sebagai Upaya Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 60 90

Pewarisan Hak Cipta Menurut KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

7 123 201

Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/2011/PN.Mdn)

3 76 145

Due Diligence dalam Akuisisi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

5 99 110

Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8 96 109

Kajian Alat Bukti Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Sistem Pembuktian Perkara Pidana

2 53 135

Tinjauan Yuridis Atas Akuisisi Perusahaan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3 101 142

Keawetan dan Keterawetan Kayu Ekaliptus (Eucalyptus urophylla) Umur 7 Tahun dari Areal HPHTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

0 37 62

Penerapan Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Terhadap Beberapa Putusan Hakim di Pengadilan Negeri Medan)

0 47 117