Pola Komunikasi Penjual Mobil Bekas (studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Penjual Mobil bekas Dalam Menarik Pembelinya Di Paguyuban Mobil Bekas (PAMONGKAS) LOttemart KOta Bandung)

(1)

Dalam Menarik Minat Pembelinya Di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1)

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh,

Gilang Firmansyah NIM : 41810108

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

Bandung City) By

GILANG FIRMANSYAH NIM: 41810108

This minithesis is prepared under guidance of OKI ACHMAD ISMAIL, S.Sos. M.I.Kom

The study is designed to understand how Used Car Vendor Communication Design in Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) of Lottermar, Bandung City. To respond to the study, the researcher has sub focus on communication process and obstacle of communication to analyze the focus of communication design under study.

Approach used in this study is qualitative by descriptive study. The selection of informants is using purposive sampling technique. The techniques of data collection used are in-dept interviews, observations, documentation, literature studies, and investigation of online data. Meanwhile, the techniques of data analysis being used are reduction of data, data collection, presentation of data, and making of conclusion.

In a used car vendor communication process in Bandung City, the researcher found such habits as group communication, communication media, and purposeful contents of message.

Based on the results of the study, the researcher concluded that communication design is shaped because of continuously, repeatedly communication process and directly (face-to-face) delivery of message. The process taking place, commonly, is communication inclined to speak in (Verbal: use of words and pronunciation of greetings. Nonverbal: gesture, smile, point toward).

Suggestions for Used Car Vendors in Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) of Lottemar, Bandung City, are the vendors should create directly communication to make it communication design in order to draw buyer interest. Thus, effective communication is directly communication.

Keywords: metode kualitatif, descriptive study, communication design, communication process, obstacle of communication.


(3)

langsung berhubungan dengan konsumen dan akan berlangsung proses komunikasi antara penjual dengan pembeli. Pengertian jual beli secara etimologis, jual beli diartikan sebagai menukar harta dengan harta lainnya. Sedangkan secara terminologis, jual beli dimaknai sebagai transaksi penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan.

Jual beli merupakan sebuah proses pemindahan hal milik berupa barang ataupun harta kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai salah satu alat tukarnya. Sebenarnya jual beli sendiri dua buah istilah yang saling berlawanan maknanya, akan tetapi dipakai secara bersamaan untuk menekankan fungsinya, karena hal ini masing-masing pihak dalam prosesnya dinamakan penjual dan juga pembeli. Penjual adalah orang atau sekelompok orang yang mengeluarkan barang untuk diperdagangkan, sedangkan pembeli ialah orang yang berusaha menjadikan barang dengan cara membayar kepada pihak penjual.

Menurut Basu Swastha DH (2004:403) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk

menyampaikan barang-barang bagi mereka yang

memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

Bandung sebagai ibu kota jawa Barat memilliki sejumlah area bursa otomotif khususnya pasar mobil bekas yang menjadi favorit baik untuk warga lokal ataupun wisatawan domestik. Bertempat di halaman parkir Lotte Mart Jl. Soekarno Hatta no. 646 Bandung, bursa mobil terbesar dan terlengkap di Bandung ini dibuka setiap hari Minggu pukul 08.00 WIB, yang di selenggarakan oleh Paguyuban Bursa Mobil Bekas (PAMOKAS) di Lottemart Kota Bandung.

Bursa jual beli mobil bekas yang dilaksanakan oleh Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) ini merupakan wadah bagi penjual mobil yang ingin mencoba memfasilitasi peruntungan agar mobil yang dipasarkan akan terjual dengan apa yang diinginkan oleh pihak penjual, berbagai jenis serta merk mobil berkumpul di bursa jual beli mobil bekas ini. Bursa jual beli yang diperuntukan bagi kendaraan


(4)

berlangsung sejak tahun 2005 ini, peserta yang ikut berpartisipasi dalam bursa mobil ini umumnya berasal dari daerah Bandung namun dari luar Bandung juga selalu ikut meramaikan bursa mobil-mobil bekas ini. Pembeli yang datang bukan hanya orang Bandung, warga luar Bandung juga hadir baik untuk membeli ataupun hanya sekedar melihat-lihat mobil. Penjualan mobil ini dijual langsung oleh pemiliknya sehingga sang calon pembeli bisa dapat langsung berkomunikasi, baik untuk mengetahui kondisi mobil yang diminati ataupun bernegosiasi dengan sang pemilik mobil. Transaski dalam bursa mobil ini bisa dilakukan dengan cara Cash ataupun Kredit.

Pola komunikasi yang digunakan penjual dalam menciptakan komunikasi yang baik dalam penyampaian informasi dan untuk menarik minat pembelinya terhadap calon pembeli dapat berlangsung efektif apabila komunikasi berlangsung silih berganti, baik dari bahasa verbal dan non verbal, hal ini agar mampu menciptakan suatu komunikasi yang kondusif sebagai salah satu upaya mempertahankan suatu kenyamanan baik bagi penjual itu sendiri maupun pembeli, sehingga pesan komunikasi dapat tersampaikan dan berjalan komunikasi yang baik antara penjual dan pembeli.

Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Saat komunikasi berlangsung selayaknya ada umpan balik (feed back) yang baik dari lawan bicara (komunikan). Jika komunikan memiliki argumen serta pijakan yang berbeda untuk memecahkan suatu masalah, besar kemungkinan komunikasi mengalami gangguan (miss communication).

Komunikasi merupakan kunci utama apabila kita ingin berhubungan dengan orang lain. Apabila dua orang terlibat dalam komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diucapkan. Kesamaan kata yang dipergunakan dalam percakapan belum tentu dapat dimengerti, sehingga kita perlu memahami apa makna dari kata-kata tersebut.

Pola komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainya. (Tarmudji, 1998:27)


(5)

komunikasi yang lebih baik diharapkan akan terciptanya responsive antara penjual dengan calon pembeli agar terjadi kesepakatan yang diinginkan oleh kedua belah pihak dalam proses kegiatan jual beli mobil bekas di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung.

Banyak makna mengenai pengertian komunikasi yang diungkapkan dari para ahli, namun dari keseluruhan pengertian komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau prilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media) (Effendy, 2002:5).

Dalam transaksinya penjual memungkinkan untuk dapat berkomunikasi langsung dengan calon pembeli yang hendak melihat-melihat atau sekedar ingin mengetahui informasi mobil bekas yang penjual dijajakan di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung. Komunikasi yang digunakan penjual dalam menawarkan mobil yang akan dijual memiliki kaidah-kaidah dalam penyampaiannya agar dapat meyakinkan pembeli komunikasi tatap muka yang digunakan dalam proses jual beli bursa mobil ini, sang penjual dapat langsung mengimplementasikan langsung tanpa ada perantara tentang kondisi mobil yang akan ditawarkan kepada calon pembeli hal ini merupakan bentuk komunikasi yang berfungsi ganda, yaitu menjadi pendengar dan pembicara yang akan berlangsung secara bergantian.

Pada saat penjual mobil melakukan komunikasi dengan seorang pembeli yang telah serius meminati dan tertarik untuk memiliki mobil yang ditawarkan penjual, biasanya terlihat bagaimana ketika calon pembeli dimana orang tersebut lebih condong terhadap mobil yang ditawarkan ketimbang mobil yang ditawarkan oleh penjual lainnya dan menanyakan hal-hal teknis lainnya seperti sistem pembayaran, setelah itu berlangsunglah komunikasi diadik karena penjual akan melakukan komunikasi yang lebih intens dengan penjual lalu memusatkan perhatiannya hanya kepada diri pembeli tersebut.

Dalam proses selanjutnya penjual harus bisa

menekankan bagaimana kelangsungan komunikasi

transaksi pembayaran agar nantinya kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan, dimana dalam isi pesannya direncanakan agar lebih dimengerti dan dipahami oleh


(6)

proses transaksi selanjutnya akan seperti apa kemudian penjual mengkonfirmasi kepastian pembeli terkait masalah harga barang, untuk lebih mengoptimalkan proses negosiasi pemilihan media komunikasi menggunakan perangkat telepon genggam, hal tersebut apabila sudah mendapat kesepakatan penjual akan calon pelanggan lewat telpon dengan waktu yang telah ditentutakan.

2. Rumusan Masalah Makro

Dari penjabaran yang telah dijelaskan oleh peneliti pada bagian latar belakang masalah, peneliti dapat membuat suatu rumusan masalah penelitian sebagai berikut

Dari uraian-uraian penjelasan diatas yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan pertanyaan makro yaitu, “Bagaimana Pola Komunikasi Penjual Mobil Bekas Di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lotte Mart Bandung?” Rumusan Masalah Mikro

1. Bagaimana proses komunikasi penjual mobil bekas untuk menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung?

2. Bagaimana hambatan yang dihadapi penjual mobil bekas untuk menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung?

II. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, seperti yang dikutip dalam buku Lexy J Moelong bahwasannya:

“Pendekatan kulitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistich (utuh).Dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variable tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moelong, 2007:4)”.


(7)

Melakukan suatu penelitian sangat diperkukan perencanaan dan perancangan dalam penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan lancar, baik dan sistematis.

Menurut Jonathan Sarwono pengertian desain penelitian memiliki pengertian sebagai berikut:

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan terhadap pengumpulan data sehingga dapat menjawab pertanyaan dalam penelitian.

Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan perancangan dan perencanaan. Maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Pola Komunikasi Penjual mobil bekas untuk menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung.

2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu kehidupan. Dalam penelitian ini menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

a. Proses komunikasi


(8)

kepustakaan atau data yang di peroleh dari sumber lain, seperti buku, literatur, ataupun catatan-catatan perkuliahan.

III. Pembahasan

Fokus pada penelitian ini adalah Pola komunikasi penjual dalam menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung. Dimana penjual menarik minat pembelinya di lingkungan Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung. Pengertian mengenai pola komunikasi menurut Soejanto (2001:27) ada sebagai berikut : Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.

Sedangkan menurut Syaiful Djamarah Bahri (2004:1) didalam bukunya yaitu pola diartikan sebagai bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan anatar dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami demikian yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah hubungan antar dua orang atau lebih dalam penerimaan dan pengiriman pesan dengan cara yang tepat sehingga dapat dipahami.

Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengaitkan dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan antar manusia.

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan tentang pola komunikasi penjual di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart kota Bandung, peneliti mengaplikasikan ke dalam bentuk nyata diantaranya proses komunikasi dan hambatan yang dialami penjual dalam minat pembelinya. Seperti yang sudah dipaparkan diatas mengenai proses komunikasi dan hambatan yang dialami penjual di bursa mobil kekas Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart kota Bandung.

4.2.1 Proses Komunikasi Penjual Mobil Bekas di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung

Setelah melakukan wawancara dengan para informan serta hasil observasi langsung kelapangan, dapat peneliti analisis dilihat proses komunikasi penjual dalam menarik minat pembelinya.

Dari pernyataan ke tiga informan, dapat kita ketahui bahwa penjual Bapak Edi Kurnaedi mengalami proses komunikasi yang baik, dimana pengalaman dalam menjual mobil bekas berpengaruh dalam menarik minat pembelinya, dapat kita lihat dari hasil wawancara peryataan diatas, bahwa proses komunikasi yang dilakukan Bapak Edi Kurnaedi dalam proses mempengaruhi konsumennya dapat memahami situasi yang ada dalam menghadi berbagai jenis perilaku manusia karena. Hal ini karena Bapak Edi telah berhadapan dengan berbagai orang sehingga mengetahui komunikasi yang harus dilakukannya seperti


(9)

pribadinya di bawah pembeli hal ini bertujuan agar Bapak Edi mampu mengikuti proses komunikasinya akan seperti apa misalnya seperti menghadapi konsumen yang angkuh, sehingga nanti dapat menarik pembelinya agar mempercayai Bapak Edi sebagai penjual.

Informan selanjutnya yaitu Bapak Dinar yang merupakan penjual yang menjadikan aktivitas jual beli mobil sebagai usaha untuk menambah penghasilannya. Dalam proses komunikasi yang dilakukan Bapak Dinar dalam menjalankan aktivitas komunikasi dalam menjual mobil miliknya untuk menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung yaitu, dengan berkomunikasi secara ramah baik dari bentuk verbal dan non verbal dalam melayani calon pembeli serta memberikan informasi tentang kelebihan-kelebihan secara jujur terkait dengan mobil yang dia jual sebagai jurus memikat minat konsumennya. Dalam proses komunikasi menjual mobil bekas miliknya Bapak Dinar menggunakan perantara sebagai proses menjual mobil milikinya, karena Bapak Dinar merupakan seorang pegawai pabrik sehingga terkadang waktu menjual dan bekerja waktunya tidak tepat dalam menjual mobil miliknya di Paguyuban Mobil Bekas sehingga Bapak Dinar menitipkan mobil miliknya untuk tetap dijual dengan menitipka dititipkan kepada rekan atau saudaranya sebagai perantara dirinya.

Arif Nugraha seorang yang menjual mobil bekas miliknya karena memiliki kepentingan lain. Dalam proses komunikasinya saudara Arif menarik minatnya dengan cara keterbukaan dengan memberikan informasi secara apa adanya, pengalaman yang kurang dalam menghadapi aktivitas jual beli mobil bekas mengakibatkan kegugupan pada diri Arif.

4.2.2 Hambatan Komunikasi Penjual mobil Bekas Di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung

Dari pernyataan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap ke tiga informan mengenai hambatan penjual dalam menarik minat pembelinya, bahwa Bapak Edi dalam hambatan yang dialaminya yaitu ketika berhadapan dengan konsumen wanita dimana sifat wanita yang selalu memperhatikan penampilannya sehingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi konsumennya, bapak Edi menghadapinya dengan cara memperhatikan dan memperbaiki penampilan dirinnya agar terlihat rapih dan oleh konsumennya.

Terlihat jelas disni Bapak Dinar tidak memberikan kebebasan kepada perantara yang ditunjuk oleh dirinya hal ini karena Perantara yang digunakan Bapak Dinar sebagai upaya menarik minat pembelinya mengalami hambatan seperti informasi yang disampaikan perantara kepada konsumen belum tentu sesuai dengan infomasi yang diberikan langsung oleh pemilik mobilnya, kepercayaan yang dihadapi Bapak Dinar terhadap perantaranya menjadi hambatan beliau menggunakan perantara dari orang disekelilingnya seperti saudara dan teman terdekat sebagai bentuk sikap positif terhadap orang lain dengan tujuan menarik minat pembelinya..

Hambatan yang di alami oleh Arif Nugrha yaitu kurangnya mempengaruhi sikap dan tingkah laku hal ini dapat dilihat ketika Arif berhadapan


(10)

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV telah diangkat subfokus yang menjelaskan Pola Komunikasi Penjual Mobil Bekas Dalam Menarik Minat Pembelinya Di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses Komunikasi Penjual Mobil Bekas Dalam Menarik Minat Pembelinya

Proses komunikasi penjual dalam menarik minat pembelinya, bagaimana penjual memperlakukan konsumennya dengan keramahan, perilaku serta keterbukaan mempengaruhi respon yang akan di terima oleh calon konsumennya. Proses komunikasi dimana pemilik mobil yang menjual mobil miliknya memungkinkan langsung berhadapan dengan calon konsumen penjual memiliki karakteristik dan pengalaman dalam statusnya sebagai penjual yang berbeda sehingga akan mempengaruhi tanggapan calon konsumennya. Simbol-simbol yang dilakukan oleh penjual seperti gerakan tubuh serta gesture muka, contohnya gerakan tubuh yang relax dan santai, gesture muka penjual yang tersenyum akan menghasilkan keterbukaan serta keakraban sebagai upaya dalam menarik minat pembelinya. Proses komunikasi melalui media dalam hal ini yaitu perantara atau mediator berlangsung berjalan kurang kondusif karena adanya kekhawatiran atau kurangnya kepercayaan hal ini agar tidak ada kesalahan dalam penyampaian pesan dalam menarik minat pembelinya


(11)

Pembelinya

Hambatan yang di alami penjual mobil bekas dalam menarik minat pembelinya, yaitu ketika berhadapan dengan calon konsumen yang memiliki kredibilitas rendah, latar belakang budaya & sosial, karena apabila penjual tidak memahami dan tidak pintar dalam berkomunikasi akan berdampak pada pertentangan dan kesan baik kepada penjual dalam menarik minat pembelipun akan berkurang. Peran media dalam hal ini yaitu perantara tidak lepas dari hambatan yang akan terjadi walaupun dari sisi positif perantara dapat menguntungkan penjual dalam menghemat waktu dan tenaga, perantara juga dianggap sebagai kendala baik ketika dalam proses penyampaian pesan ataupun sisi ke efisienan dengan pemilik aslinya karena harus berhadapan terlebih dahulu dengan pihak ketiga yaitu perantara.

3. Pola Komunikasi Penjual Mobil Bekas Dalam Menarik Minat Pembelinya Pola komunikasi yang dilakukan penjual dalam menarik minat pembelinya menghasilkan hubungan antarpribadi antara penjual dengan konsumen dalam menarik minat pembelinya. Komunikasi yang efektif juga ditandai dengan hubungan antarpribadi yang baik pula. Disini menjelaskan bagaimana interaksi yang dilakukan dan tahapan apa saja yang dilakukan dalam bentuk hubungan komunikasi penjual dalam menarik minat para konsumennya. Yang kedua dalam sebuah pekerjaan


(12)

(13)

Effendy,OnongUchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra AdityaBakti

Effendy, OnongUchjana.2011. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung : PT. RemajaRosdakarya

Kuswarno, Engkus M.S 2009. Fenomelogi Konsepsi, Pedoman, Dan Contoh Penelitian. Bandung :WidyaPadjajaran

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor: Dedy Mulyana. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sobur, Alex. 2013. Filsafat Komunikasi Tradisi Dan Metode fenomelogi. Bandung : PT. RemajaRosdakarya

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Soemarso S. R. 2004. “Akuntansi Suatu Pengantar”. Buku satu. Edisi lima. Jakata: Salemba Empat


(14)

Senddy Deka Saputra.NIP D1211073. Universitas sebelas maret Surakarta. Judul Komunikasi Tawar-Menawar Dalam Perdagangan (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Tawar Menawar Pada Penjual Dan Pembeli Di Pasar Klewer Surakarta)

Muhammad Rizki Nur Alam. NIM. 41810031. Universitas Komputer Indonesia. Judul Komunikasi Pemasaran Bonjour Bag Bandung (Studi Deskriptif Tentang Bauran Promosi Bonjour Bag Bandung Melalui Aplikasi Instagram Untuk Menarik Minat Pembelinya)

Internet Searching

http://galamedianews.com/wisata/4395/beli-mobil-bekas.html (22Maret 19.35) http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/12/22/pengertian-jual-beli-621682.html (17Maret 19.35)


(15)

v By

GILANG FIRMANSYAH NIM: 41810108

This minithesis is prepared under guidance of OKI ACHMAD ISMAIL, S.Sos. M.I.Kom

The study is designed to understand how Used Car Vendor Communication Design in Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) of Lottermar, Bandung City. To respond to the study, the researcher has sub focus on communication process and obstacle of communication to analyze the focus of communication design under study.

Approach used in this study is qualitative by descriptive study. The selection of informants is using purposive sampling technique. The techniques of data collection used are in-dept interviews, observations, documentation, literature studies, and investigation of online data. Meanwhile, the techniques of data analysis being used are reduction of data, data collection, presentation of data, and making of conclusion.

In a used car vendor communication process in Bandung City, the researcher found such habits as group communication, communication media, and purposeful contents of message.

Based on the results of the study, the researcher concluded that communication design is shaped because of continuously, repeatedly communication process and directly (face-to-face) delivery of message. The process taking place, commonly, is communication inclined to speak in (Verbal: use of words and pronunciation of greetings. Nonverbal: gesture, smile, point toward).

Suggestions for Used Car Vendors in Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) of Lottemar, Bandung City, are the vendors should create directly communication to make it communication design in order to draw buyer interest. Thus, effective communication is directly communication.

Keywords: metode kualitatif, descriptive study, communication design, communication process, obstacle of communication.


(16)

iv

Lottemart Kota Bandung) Oleh:

GILANG FIRMANSYAH NIM: 41810108

Skripsi ini di bawah bimbingan: OKI ACHMAD ISMAIL.,S.Sos.,M.I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pola Komunikasi Penjual Mobil Bekas di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung. Penelitian ini membahas tentang pola komunikasi dilihat dari proses , hambatan dan pola komunikasi.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan studi deskriptif. Pemilihan informan menggunakan teknik Purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka, dan penelusuran data online. Teknik analis data dengan reduksi data, pengumpulan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Pada proses komunikasi penjual mobil bekas di Kota Bandung diperoleh kebisaan-kebiasaan yang dilakukan seperti dalam komunikasi kelompok, media komunikasi, tujuan, isi pesan. Hambatan yang terjadi dalam penelitian ini berupa hambatan di antaranya hambatan semantik kesalah pahaman dalam penyampain pesan, hambatan mekanik adanya gangguan yang terjadi dilingkungan ketika proses interaksi seperti kebisingan dan hambatan psikologis seperti ketika penjual berhadapan dengan calon pembeli yang memiliki karakteristik berbeda.

Hasil penelitian dapat disimpulkan jika proses komunikasi penjual mobil bekas yang membentuk Pola komunikasi, karena adanya proses komunikasi yang berlanjut dan secara berulang-ulang dan proses penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung (tatap muka). Proses yang terjadi biasanya berupa komunikasi cenderung berbicara dengan (Verbal: dengan kata dan pengucapan salam. Nonverbal: gesture, tersenyum, menunjuk).

Saran dari peneliti agar terjadinya pola komunikasi yang dilakukan Penjual Mobil Bekas dalam menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung bisa dilakukan secara langsung . Karena komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang secara langsung.

Kata Kunci : metode kualitatif, studi deskriptif, pola komunikasi, proses komunikasi, hambatan komunikasi


(17)

10 2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk menjelaskan teori yang relevan dengan masalah yang diteliti.Tinjauan pustaka berisikan tentang data-data sekunder yang peneliti peroleh dari jurnal-jurnal ilmiah atau hasil penelitian lain yang dapat dijadikan asumsi-asumsi yang memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diajukan peneliti. Adapun hasil dari pengumpulan yang telah peneliti dapatkan selama penelitian dan peneliti menguraikan sebagai berikut:

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan studi pustaka, peneliti menemukan beberapa referensi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti. Studi penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan yangmembantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar, untuk mengembangkan.

Sebagai bahan pertimbangan, dalam penelitian ini peneliti ingin menggali dari wacana penelitian terdahulu mengenai analisis pola komunikasi. Umumnya kajian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalanan akademis dan telah mempublikasikannya pada beberapa jurnal dan jurnal online (internet). Untuk membandingkan dengan penelitian lainnya, maka peneliti mengambil contoh karya tulis penelitian lainnya, yaitu:


(18)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Penyusun Judul Penelitian Metode penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian

peneliti 1 Yoga Taruna

Sutarno, 2014 Universitas Komputer Indonesia Bandung POLA KOMUNIKASI ORANG TUA

penelitian ini berupa pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif

Pola komunikasi terbentuk karena adanya proses komunikasi yang berlanjut dan secara berulang-ulang. Jadi dapat dipahami pola komunikasi dalam penelitian ini menggambarkan bagaimana proses di dalam komunikasi yang dilakukan oleh Orang Tua Anak Jalanan Di Kota Bandung dengan anaknya dan membentuk sebuah pola komunikasi

Penelitian Yoga meneliti

bagaimana proses komunikasi dan hambatan dalam pola komunikasi orang tua anak jalanan di kota Bandung. Sedangkan pada penelitian ini untuk

mengetahui proses

komunikasi, dan hambatan penjual mobil bekas dalam

berinteraksi di Paguyuban Mobil Bekas

(PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung.

2 Senndy Deka Saputra, 2014 Universitas Sebelas Maret Surakarta POLA KOMUNIKASI TAWAR MENAWAR DALAM PERDAGANGAN

penelitian ini berupa pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola komunikasi tawar menawar antara penjual dengan

Penelitian Shenndy meneliti bagaimana pola komunikasi Tawar Menawar dalam


(19)

pembeli di Pasar Klewer Surakarta dan untuk mengetahui hambatan

komunikasi tawar menawar yang terjadi antara penjual dan pembeli di Pasar Klewer Surakarta

pasar Klewer Surakarta. Sedangkan dalam peneltian peneliti untuk

mengetahui proses Komunikasi penjual mobil bekas di Paguyuban Mobil Bekas

(PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung. 3 Muhammad

Rizki Alam, 2012 Universitas Komputer Indonesia Kota Bandung KOMUNIKASI PEMASARAN BONJOUR BAG BANDUNG (STUDI DESKRIPTF TENTANG BAURAN PROMOSI BONJOUR

BAG BANDUNG MELALUI APLIKASI

INSTAGRAM )

penelitian ini berupa pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif

Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan komunikasi pemasaran melalui aplikasi Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi jejaring sosial yang lebih memfokuskan kepada foto atau gambar.

Instagram berasal

dari kata “Insta”

yang berarti Instan dan

“Gram” yang

berarti telegram yang dapat mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Instagram saat ini menjadi aplikasi jual beli yang banyak

Penelitian Rizki meneliti

bagaimana komunikasi Bonjour Bag Bandung. Sedangkan dalam peneltian peneliti untuk

mengetahui proses Komunikasi penjual mobil bekas di Paguyuban Mobil Bekas

(PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung.


(20)

diminati oleh pelaku pemasaran. Penggunaan yang mudah dan akses dimana saja membuat

Instagram tidak kalah dengan aplikasi-aplikasi lain seperti Facebook ataupun Twitter yang dipakai untuk proses pemasaran. (Sumber : Peneliti, 2015)

1. POLA KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK JALANAN (Studi

Deskriptif mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Anak Jalanan Dengan Putra Putrinya dalam Beraktivitas Di Jalanan Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pola Komunikasi Orang Tua Anak Jalanan di Kota Bandung. Penelitian ini membahas tentang pola komunikasi dilihat dari proses, hambatan dan pola komunikasi. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan studi deskriptif. Pada proses komunikasi Orang Tua Anak jalanan di Kota Bandung diperoleh kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tiap harinya seperti dalam kegiatanmemanggil, menasehati, memarahi, berdiskusi dan pola asuh. Hambatan yang terjadi dalam penelitian ini berupa hambatan diantaranya hambatan semantik, hambatan mekanik dan hambatan komunikasi. Namun dengan seiring berjalannya proses komunikasi yang berlanjut dan secara berulang-ulang.


(21)

2. Senddy Deka Saputra. NIP D1211073. Universitas sebelas maret Surakarta. Judul Komunikasi Tawar-Menawar Dalam Perdagangan (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Tawar Menawar Pada Penjual Dan Pembeli Di Pasar Klewer Surakarta)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola komunikasi sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli pasar tidak hanya berkutat dalam satu arti sempit tersebut tapi bisa juga menjadi potret luas wujud interaksi sosial dan representasi nilai-nilai tradisional dan terhubung dengan nilai silaturahmi diantara keduanya. Di bagian inilah pasar tradisional akan tetap terjaga apabila individu di lungkungan tersebut menjaga situasi tetap aman, nyaman dan tidak melepaskan ciri pasar tradisional yang sudah terbentuk sejak lama.

Keriuhan tawar menawar di Pasar klewer ini terus menjadi ciri dan karakter pasar ini. Pengunjung yang kemudian tertarik unutuk membeli bahkan harus mencoba keahlian tawar-menawar yang dimiliki. Di pasar ini tawar-menawar sudah menjadi suatu keahlian yang memang dibutuhkan agar mendapatkan harga miring. Tawar-menawar adalah suatu proses tradisional dalam sistem jual-beli pada sebuah pasar dalam dalam mekanisme perdagangan. Pasar menjadi tempat yang sangat strategis dalam praktik jual-beli dengan tawar-menawar, tentunya yang dimaksud adalah pasar tradisional.


(22)

3. Skripsi Muhammad Rizki Nur Alam NIM. 41810031 Universitas Komputer Indonesia Komunikasi Pemasaran Bonjour Bag Bandung (Studi Deskriptf Tentang Bauran Promosi Bonjour Bag Bandung Melalui Aplikasi Instagram Untuk Menarik Minat Pembelinya)

Fenomena mempromosikan produk melalui internet semakin diminati oleh banyak orang karena dinilai banyak memberikan keuntungan dari pada mempromosikan produk secara konvesional (offline), keuntungan tersebut diantaranya, biaya pemasaran relative murah, tidak terbatas ruang dan waktu, kemudahan memilih target pasar, organisasi lebih mudah dan sederhana dan riset pasar lebih mudah.

Media online yang paling diminati oleh pelaku komunikasi pemasaran saat ini adalah melalui media jejaring sosial. Jejaring sosial seperti facebook, Twitter, ataupun Instagram saat ini menjadi aplikasi yang paling diminati oleh pengguna jejaring sosial. Selain penggunaanya yang mudah, aplikasi-aplikasi tersebut mempunyai keunggulannya masing-masing. Facebook dengan fasilitas grup dan chatting. Twitter dengan kecepatan informasi dan Instagram dengan fotonya.

Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan komunikasi pemasaran melalui aplikasi Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi jejaring sosial yang lebih memfokuskan kepada foto atau gambar. Instagram berasal dari kata “Insta” yang berarti Instan dan “Gram” yang berarti telegram yang dapat mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Instagram saat ini menjadi aplikasi jual beli yang banyak diminati oleh


(23)

pelaku pemasaran. Penggunaan yang mudah dan akses dimana saja membuat Instagram tidak kalah dengan aplikasi-aplikasi lain seperti Facebook ataupun Twitter yang dipakai untuk proses pemasaran.

Instagram mempunyai fasilitas efek foto yang dapat dipilih untuk membuat tampilan foto yang akan di-unggah akan menjadi lebih menarik untuk dilihat sehingga dapat menarik perhatian orang lain untuk melihat foto tersebut dan mem-follow akun yang sedang dilihat. Dengan memposting produk yang akan dijual, makan pembeli dapat mengetahui produk yang sedang ditwarkan dengan mem-follow akun tersebut ataupun mencari kata kunci dengan menggunakan tanda hastag (#). Disamping menggunakan foto, para penjual dapat memberikan deskripsi produknya dan pesan-pesan promosi untuk menarik perhatian dan minat pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan.

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

Dengan komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan interaksi sosial dan mengembangkan kepribadiannya.Ilmu komunikasi merupakan ilmu sosial terapan dan bukan termasuk ilmu sosial murni karena ilmu sosial tidak bersifat absolut melainkan dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman. Hal tersebut dikarenakan ilmu komunikasi sangat erat kaitannya dengan tindak dan perilaku manusia, sedangkan perilaku dan tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan maupun perkembangan jaman.


(24)

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi adalah: “Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. (Effendy, 2011:9) “

Gerald R. Miller, mengatakan komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.Dalam definisinya seacara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland nengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (commnication is the process to modify the behavior of other individuals).

Akan tetapi, seseorang seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat di lancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold laswell dalam karyanya, The Structure and Function Of Communication In Society, Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut, Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?


(25)

Paradigma laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :

1. Komunikator (comumunicator, source, sender)

Nama lain dari sumber adalah sender, communicator, speaker, encoder atau originator.Merupakan pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber bisa saja berupa individu, kelompok, organisasi, perusahan bahkan negara. 2. Pesan (message)

Merupakan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber (source). Menurut Rudolph F Verderber, pesan terdiri dari 3 komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan.

3. Saluan (channel, media)

Merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber ( source) untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran pun merujuk pada bentuk pesan dan cara penyajian pesan.

4. Komunikan (communicant)

Merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber ( source) untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran pun merujuk pada bentuk pesan dan cara penyajian pesan.


(26)

Nama lain dari penerima adalah destination, communicate, decoder, audience, listener dan interpreter dimana penerima merupakan orang yang menerima pesan dari sumber.

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunkasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. (Effendy, 2011:11)

2.1.2.2 Tujuan Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan. Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki suatu tujuan tertentu yang berbeda beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy:

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan prilaku (Behavior change)

4. Perubahan sosial (Social change) (Effendy, 2003 : 8)

Dari empat poin yang dikemukakan diatas tersebut oleh Onong Uchjana effendy, dapat disimpulkan bahwa komunikasi bertujuan untuk


(27)

merubah sikap, pendapat, perilaku, dan pada perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai penyampai informasi yang utama, mendidik, menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap ataupun dalam bertindak.

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1) Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2) Mendidik (to educated)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3) Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.


(28)

4) Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.

Dilihat dari fungsi dan keberadaanya di masyarakat, komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan, karena komunikasi akan selalu berada dalam kehidupan manusia sehari-hari.

2.1.2.4 Proses Komunikasi

Sebuah komunikasi tidak akan lepas dari sebuah proses, oleh karena itu apakan pesan dapat tersampaikan atau tidak tergantung dari proses komunikasi yang terjadi. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu:

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambing-lambang (symbol) sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu ide, informasi, atau opini baik mengenai


(29)

hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang)

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televise, film dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan sebagai media komunikasi.

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal 2.1.3.1 Defenisi Komunikasi Interpersonal

Meskipun komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi interpersonal juga mempunyai banyak definisi sesuai persepsi ahli-ahli komunikasi.

Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah (a) Spontan dan informal; (b) Saling menerima feedback secara maksimal; (c) Partisipan berperan fleksibel.


(30)

Littlejhon (1999) memberikan definisi komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi secara individu-individu.

Agus M Hardjana mengatakan (2003:85), komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.

Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana (2008:81), bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Onong U. Effendy, 2003:30)

Dari pemahaman prinsip-prinsip pokok pikiran yang terkandung dalam berbagai pengertian tersebut, dapatlah dikemukakan pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengen penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan terjadi langsung (primer)


(31)

apabila pihak pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu (Suranto Aw, 2011:5)

Efektivitas komunikasi interpersonal dimulai mengemukakan lima yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. (Devito, 1997:259-264)

1. Keterbukaan (openness)

Keterbukaan ialah dapat menerima masukan dari orang serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Hal ini tidak lah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya, tetapi rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang diketahuinya. Dengan kata lain, keterbukaan ialah kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri informasi yang biasanya disembunyikan, asalakan pengungkapan diri informasi tidak bertentangan dengan asas kepatutan, sikap keterbukaan ditandai adanya kejujuran dalam merespon segala stimuli komunikasi. Tidak berbohong dan tidak menyembunyikan informasi yang sebenenarnya. Dalam proses komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini disebabkan, dengan keterbukaan maka komunikasi


(32)

interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan dan arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.

2. Empati (empaty)

Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandianya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain dapat merasakan apa yang disarakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain.

Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta mampu dan keinginan mereka. Dengan demikian empati akan menjadi filter agar kita memahami esensi setiap keadaan tidak semata mata berdasarkan cara pandang kita sendiri, melainkan juga menggunakan sudut pandang orang lain. Hakikat empati adalah :

a. Usaha masing masing untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain.

b. Dapat memahami pendapat, sukap dan perilaku orang lain. 3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.Oleh karena itu respon yang relevan adalah respon yang bersifat spontan dan lugas, buka respon bertahan dan berkelit.Pemaparan gagasan bersifat


(33)

deskriptifnaratif, bukan bersifat evaluative.Sedangkan pola pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan intervensi yang disebabkan rasa percaya diri yang berlebihan.

4. Sikap positif (positiveness)

Sikap positif (positiveness) ditunjukan dalam bentuk sikap dan perilaku dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan prasangkan curiga.Dalam bentuk perilaku, artinya bahwa tindakan yang dipilih adalah yang relevan dengan tujuan komnunikasi interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama. Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap antara lain :

 Menghargai orang lain

 Berpikiran positif terhadp orang lain  Tidak menaruh curiga secara berlebihan  Meyakini pentingnya orang lain

 Memberikan pujian dan pengharagaan  Komitmen menjalin kerjasama

5. Kesetaraan (equality)

Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak sama sama bernilai dan berharga dan saling memerlukan. Memang secara alamiah ketika dua orang berkomunikasi secara


(34)

interpersonal, tidak pernah tercapai suatu situasi yang menunjukan kesetaraan atau kesamaan secara utuh diantara keduanya.Pastilah yang satu lebih kaya, lebih pintar, lebih muda, lebih berpengalaman, dan sebagainya. Namun kesetaraan yang dimaksud adalah berupa pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan untuk menempatkan diri setara. Dengan demikian dapat dikemukakan indikator kesetaraan, meliputi :

 Menempatkan diri setara dengan orang lain

 Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda  Mengaku pentingnya kehadiran orang lain

 Tidak memaksakan kehendak  Komunikasi dua arah

 Saling memerlukan

 Suasana komunikasi akrab dan nyaman

Apa yang dikemukakan oleh Devito (1997: 259-264), komunikasi interpersonal dapat dikatakan mengemukakan lima yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal. Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikan ini paling efektif mengubah sikap, pendapat atau prilaku seseorang komunikasi interpersonal bersifat dialogis artinya, arus balik terjadi langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Komunikator


(35)

mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif negatif berhasil atau tidak.

2.1.3.2Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan suatu action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal mempunyai 8 tujuan, antara lain (Suranto Aw, 2011:19) :

a. Mengungkapan perhatian kepada orang lain

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada orang lain, dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukan badan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi interpersonal hanya dimaksudkan untuk menunjukan adanya perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin dan cuek. b. Menemukan diri sendiri

Artinya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan mengenali diri pribadi berdasasarkan informasi dari orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang dibenci. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, harapan maka seseorang memperoleh


(36)

informasi berharga untuk mengenai jati diri atau dengan kata lain menemukan diri sendiri.

c. Menemukan dunia luar

Dengan interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual. Dengan komunikasi interpersonal diperoleh informasi dan dengan informasi itu dapat dikenali dan ditemukan keadaan dunia luar yang sebelumnya tidak diketahui.

d. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis

Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal yang diabdikan untuk membangun dan memelihara sosial dengan orang lain. e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku

Komunikasi interpersonal ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung (dengan menggunakan media) dalam prinsip komunikasi ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya komunikasi adalah sebuah


(37)

fenomena, sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap. f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu

Ada kalanya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan atau hiburan, berbicara dengan teman mengenai acara perayaan hari ulang tahun, berdiskusi olahraga, bertukar cerita lucu adalah merupakan pembicaraan untuk mengisi dan menghabiskan waktu, disamping itu juga dapat mendatangkan kesenangan, karena komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan. Yang penting dalam pikiran yang memerukan suasana rileks, ringan, dan menghibur dari semua keseriusan berbagai kegiatan sehari hari.

g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi

Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi (miss communication) dan salah interpretasi (miss interprtation) yang terjadi antara sumber dan penerima pesan. h. Memberikan bantuan (konseling)

Ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional, mereka untuk mengarahkan klien.Dalam kehidupan sehari-hari, di kalangan masyarakat pun juga mudah diperoleh.


(38)

2.1.3.3Proses Komunikasi Interpersonal

Proses komunikasi ialah langkah langkah yang menggambarkan terjadi kegiatan komunikasi. Proses komunikasi interpersonal. Menurut (Suranto, 2011:19):

1. Keinginan berkomunikasi seorang komunikator mempunyai keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain.

2. Encoding oleh komunikator, encoding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam symbol-simbol, kata-kata sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampainnya.

3. Pengirim pesan, untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki, komunikator memilih saluran komunikasi telephone, sms, e-mail, surat ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan terebut bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang tersedia, kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan dan karakteristik komunikan.

4. Penerima pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh komunikan.

5. Decoding oleh komunikan, merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah”, berupa kata kata dan simbol yang harus diubah ke dalam pengalaman–pengalaman yang mengandung makna, dengan demikian decoding adalah proses memahami pesan.


(39)

Apabila semua berjalan lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang diterima dari komunikator dengan benar, memberi arti yang sama pada simbol-simbol sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator.

6. Umpan Balik, setelah penerima pesan dan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini seorang komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi, umpan balik kini biasanya juga merupakan awal dimulainya suatu siklsu proses komunikasi baru. Sehingga proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan.

Proses komunikasi interpersonal menujukan bawah berlangsung sebuah siklus artinya umpan balik yangdiberikan oleh komunikan, menjadi bahan bagi komunikator untuk merancang pesan berikutnya. Proses komunikasi terus berlangsung secara interaktif dan saling timbal balik, sehingga komunikator dan komunikan dapat saling berbagi pesan.

2.1.3.4 Hambatan Komunikasi Interpersonal

Usaha kita untuk berkomunikasi secara memadai kadang kadang diganggu oleh hambatan tertentu, faktor-faktor yang menghambat efektivitas komunikasi interpersonal (Suranto Aw, 2011:86) :

1. Kredibilitas Komunikator Rendah

Komunikator yang tidak berwibawa dihadapan komunikan, menyebabkan berkurangnya perhatian komunikan terhadap komunikator.


(40)

2. Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya

Nilai-nilai sosial budaya yang berlaku disuatu komunitas atau di masyarakat harus di perhatikan, sehingga komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik, tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial dan budaya yang berlaku. Sebaliknya, antara pihak pihak yang berkomunikasi perlu penyesuaian diri dengan kebiasaan yang berlaku.

3. Kurang memahami karakteristik komunikan

Karakteristik komunikan meliputi tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, kurang memahami, cara komunikasi yang dipilih mungkin tidak sesuai dengan karakteristik komunikan dan hal ini dapat menghambat komunikasi karena menimbulkan kesalah pahaman. 4. Prasangka buruk

Prasangka negatif antara pihak-pihak yang terlibat komunikan harus di hindari karena dapat mendorong sikap yang apatis dan penolakan.

5. Verbalitas

Komunikasi yang hanya berupa penjelasan verbal berupa kata-kata saja akan membosankan dan menghamburkan komunikan dalam memahami makna pesan.


(41)

2.1.3 Tinjauan Pola Komunikasi 2.1.4.1 Definisi Pola Komunikasi

Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis. (Effendy, 2011)

“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola komunikasi diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan (1) komunikasi adalah proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. (2) Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipaham; hubungan; kontak. Dengan demikian, pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pngiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”. (Djamarah, 2004:1)

Adapun definisi pola komunikasi dari Pace dan Faules seperti dibawah ini :

“Pola komunikasi adalah bagaimana kebiasaan dari suatu kelompok untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran dan pengetahuan. Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang atau kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati sebelumnya”. (Pace dan Faules, 2002 : 171)

Komunikasi dalam kegiatan antara penjual dengan pembeli dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti; bisa dari penjual ke pembeli atau dari pembeli ke penjual.

Suatu proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika antara komunikator dan komunikan ada rasa percaya, terbuka dan sportif untuk saling menerima satu sama lain. Dalam kegiatan antara penjual dengan


(42)

pembeli pastilah ingin memiliki keuntungan dalam kegiatan jual beli, untuk memiliki sesuatu itu terkadang tidak terlalu sama, karena perbedaan pendapat dalam menilainya. Keinginan dalam proses penawaran harga contohnya dimana tarik ulur dalam menentukan harga selalu terjadi, karena keinginan antara penjual dengan pembeli tidak jarang terjadi perbedaan. Jalan tengah yang harus ditempuh dimana kedua belah tersebut tidak ada yang diuntungkan ataupun dirugikan. Kedua belah pihak berusaha menunjukan kelebihan dan kekurangan terkait kegiatan jual beli mobil bekas, namun pada akhirnya salah seorang harus mengalah, bukan karena kalah, tapi demi meredam konflik, demi keuntungan dan tujuan masing-masing belah pihak dimana penjual dapat menjual mobil yang dijualnya dan pembeli dapat memiliki mobil yang ingin dimilikinya tersebut.

Banyak sebenarnya permasalahan yang dijadikan objek pembicaraan dalam kehidupan ini. Mulai objek yang disenangi sampai yang dibenci. Terkadang objek tertentu disenangi oleh seseorang, tetapi belum tentu disenangi oleh orang lain atau dua orang yang terlibat sama-sama menyenangi atau membenci suatu objek.Silang pendapat atau kesamaan pendapat adalah manusiawi.Maka dari itu jangan bermusuhan khanya karena perbedaan pendapat.

Suatu proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika antara komunikator dan komunikan ada rasa percaya, terbuka dan sportif untuk saling menerima satu sama lain (Rakhmat, 2002 : 129). Adapun sikap


(43)

yang dapat mendukung kelancaran komunikasi penjual dengan pembeli adalah sebagai berikut:

a. Pembeli mau mendengarkan pembeli sehingga ataupun sebaliknya agar dalam komunikasi penyampaian pesan yang berlangsung dapat tersampaikan dengan baik tanpa ada kesalah pahaman.

b. Menggunakan empati untuk pandangan-pandangan yang berbeda dengan menunjukan perhatian melalui isyarat-isyarat verbal dan nonverbal saat komunikasi berlangsung.

c. Memberikan kebebasan dan dorongan sepenuhnya pada pembeli untuk mengutarakan pikiran atau perasaannya dan kebebasan untuk menunjukkan reaksi atau tingkah laku tertentu sehingga penjual dengan pembeli dapat menanggapi dengan positif tanpa adanya unsur keterpaksaan.

Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi. Dimana Pola komunikasi ini dipengaruhi oleh symbol dan norma yang dianut, yaitu :


(44)

1. Pola Komunikasi Satu Arah

Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan balik dari komunikan, dalam hal ini komunikan bertindak sebagai pendengar saja.

2. Pola Komunikasi Dua Arah Atau Timbal Balik

Komunikator dengan komunikan terjadi saling tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka. Namun pada hakikatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama, dan komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut. prosesnya dialogis serta umpan baliknya secara langsung 3. Pola Komunikasi Multi Arah

Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok yang lebih banyak komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara logis.(Pace dan Faules, 2002: 171)

Pola Komunikasi terjadi dalam penyebaran pesan yang berurutan. Pace dan Faules mengemukakan bahwa penyampaian pesan berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama. Penyebaran informasi berurutan meliputi perkuasan bentuk penyebaran diadik, jadi pesan disampaikan dari si A kepada si B kepada si C kepada si D kepada si E dalam serangkaian transaksi dua orang ke 1 (satu) (Sumber Pesan), mula-mula


(45)

menginterpretasikan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretaasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.

Penyebaran pesan berurutan memperlihatkan pola. “siapa berbicara kepada siapa”. Penyebaran pesan tersebut mempunyai suatu pole sebagai salah satu ciri terpentingnya. Bila pesan disebarkan secara beruntun, penyebaran informasi berlangsung dalam waktu yang tidak beraturan, jadi informasi tersebut tiba di tempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung menyadari adanya perbedaan dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah koordinasi. Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyababkan infromasi itu sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belum memperoleh informasi. Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyamakan informasi kepada mereka.

Dalam pola-pola komunikasi menurut Pace dn Faules (2002) terdapat dua pola berlainan, yaitu pola roda dan lingkaran. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi yang disebabkan oleh anggota lainnya. Pola lingkaran memungkinkan semua anggota


(46)

berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui jenis system pengulangan pesan. Tidak seorang anggota pun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. Hasil penelitian pola lingkaran menyatakan bahwa kedua pola ini menghasilkan konseukuensi yang berbeda.

2.1.5 Tinjauan Tentang Jual Beli 2.1.5.1 Definisi Jual Beli

Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar. Sedangkan menurut pengertian fikih, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan rukun dan syarat tertentu. Jual beli juga dapat diartikan menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai dengan rukun dan syarat tertentu. Setelah jual beli dilakukan secara sah, barang yang dijual menjadi milik pembeli sedangkan uang yang dibayarkan pembeli sebagai pengganti harga barang, menjadi milik penjual.

Secara etimologis, jual beli berarti menukar harta dengan harta. Sedangkan, secara terminologi, jual beli memiliki arti penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan.Menjual adalah memindahkan hak milik kepada orang lain dengan harga, sedangkan membeli yaitu menerimanya.Umumnya arti jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana


(47)

pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

Transaksi adalah pertemuan antara dua belah pihak (penjual dan pembeli) yang saling menguntungkan dengan adanya data/bukti/dokumen pendukung yang dimasukkan kedalam jurnal setelah melalui pencatatan. (Bastian, 2007:27)

2.1.5.2 Klasifikasi Jual Beli

Jual beli dibedakan dalam banyak pembagian berdasarkan sudut pandang. Adapun pengklasifikasian jual beli adalah sebagai berikut : a.Berdasarkan Objeknya

Jual beli berdasarkan objek dagangnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

 Jual beli umum, yaitu menukar uang dengan barang  Jual beli as-Sharf (Money Changer), yaitu penukaran uang

dengan uang

 Jual beli muqayadhah (barter), yaitu menukar barang dan

Jasa

1

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/12/22/pengertian-jual-beli-621682.html (17Maret 19.35)


(48)

b. Berdasarkan Standarisasi Harga :

 Jual Beli Bargainal (tawar menawar), yaitu jual beli dimana penjual tidak memberitahukan modal barang yang

dijualnya.

 Jual Beli Amanah, yaitu jual beli di mana

penjualmemberitahukan modal barang yang dijualnya.

2.1.5.3 Macam-macam Jual Beli Menurut Pembayaran

Ditinjau dari cara pembayaran, jual beli dibedakan menjadi empat

macam:

1. Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran secara langsung (jual beli kontan).

2. Jual beli dengan pembayaran tertunda

3. Jual beli dengan penyerahan barang tertunda.

4. Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran sama-sama tertunda

2.1.5.4 Mengidentfikasikan Kewajiban Penjual dan Pembeli a) Kewajiban dan Hak Penjual

Dalam perjanjian jual beli, salah satu kewajiban penjual adalah menjamin cacat tersembunyi, atau cacat yang tidak diketahui secara langsung oleh pembeli walaupun penjual


(49)

sendiri juga tidak mengetahuinya. Kewajiban penjual tersebut hanya dapat digugurkan jika diperjanjikan secara tegas bahwa penjual tidak menanggung adanya cacat tersembunyi, tentu saja penjual juga tidak mengetahui adanya cacat atau kekurangan dari barang yang dijualnya tersebut.

Dalam transaksi jual beli, ada beberapa kewajiban penjual dan pembeli secara garis besar, yaitu :

Yang menjual berkewajiban :

a. Menyerahkan barang yang dijual

b. Menjamin pembeli memiliki barang itu dengan aman

c. Menjamin barang tidak rusak atau cacat yang tersembunyi

b) Kewajiban dan Hak Pembeli

Pembeli berkewajiban membayar harga barang sebagai imbalan haknya untuk menuntut penyerahan hak milik atas barang yang dibelinya. Pembayaran harga dilakukan pada waktu dan tempat yang ditetapkan dalam perjanjian. Harga tersebut harus berupa uang. Meski mengenai hal ini tidak ditetapkan oleh undang-undang namun dalam istilah jual beli sudah termaktub pengertian disatu pihak ada barang dan dilain pihak ada uang.


(50)

Yang membeli berkewajiban: a. Menerima barang yang dibeli

b. Membayar harga yang sudah ditentukan

2.1.6 Tinjauan Penjualan 2.1.6.1Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Maka dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah kongkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang baik.

Penjualan adalah proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak.

2.1.6.2Jenis-Jenis Penjualan

Ada beberapa jenis penjualan menurut Basu Swasta yaitu : A) Trade Selling


(51)

Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan pengadaan produk.

B) Missionary Selling

Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang dari penyalur.

C) Technical Selling

Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran nesehat pada pembeli akhir dari barang dan jasanya dengan menunjukan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan.

D) New Bussines Selling

Berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli.

2.1.7 Tinjauan Pembelian

2.1.7.1.1 Pengertian Pembelian

Pembelian merupakan suatu kegiatan dimana seseorang melakukan tindakan atau usaha untuk mendapatkan barang dan jasa dengan cara membayar atau ditukar dengan barang lainnya dengan maksud memilikinya. Oleh karena itu bagian pembelian atau pengadaan harus dapat bernegosiasi dalam proses komunikasinya.

Menurut Soemarso. S.R (2004 : 194) pembelian adalah : “Suatu kegiatan dagang yang meliputi hal-hal sebagai berikut :


(52)

1. Membeli barang dagangan secara tunai atau kredit 2. Membeli aktiva produktif untuk digunakan dalam

kegiatan perusahaan. Contoh pembelian aktiva produktif yaitu : pembelian kendaraan dan peralatan kantor.

3. Membeli barang dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan kegiatan perusahaan.”

2.1.7.2Ciri-Ciri Pembeli

Berikut adalah ciri khas orang yang sudah mulai tertarik pada apa yang kita tawarkan :

a) Ekspresi wajah yang berubah senang

Pada saat awal calon pembeli menunjukan ekspresi biasa saja, namun ketika mendapat penjelasan tentang barang yang ditawarkan ekspresinya berubah menjadi senang. Hal ini dapat dilihat dengan mata yang menjadi bersinar dan lebih sering tersenyum

b) Lebih sering memandang

Pada mulanya calon pembeli hanya fokus pada hal lain selain kita, namun ketika tertarik maka lebih sering menatap penjual dengan ekspresi yang senang atau ingin tahu yang besar.

c) Menanyakan hal-hal teknis

Pembayaran, garansi, pengiriman. Calon pembeli yang berminat dan kemudian menanyakan hal-hal teknis seperti sistem pembayaran, rekening bankuntuk pembayaran, cara


(53)

pembayaran yang ditawarkan, paket yang disertakan, atau garansi yang diberikan, adalah pertanda positif bahwa calon pembeli tersebut ingin membeli barang yang ditawarkan.

2.1.8 Tinjauan Tentang Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS)

Sudah tidak dipungkiri lagi, Kota Bandung merupakan tujuan wisata yang sulit tertandingi. Wisata kuliner dan wisata belanja telah menjadi keunggulan tersenri bagi Kota Bandung. Tetapi ternyata wisata di Kota Bandung bukan hanya itu. Kota Bandung juga memiliki wisata belanja mobil bekas terbesar di Jawa Barat, Bursa

Mobil Pamokas. Tepatnya di halaman parkir Lottemart jl. Soekarno-Hatta. Di lokasi ini, lebih dari 400 mobil terdaftar untuk dijual, dan lebih dari 50 unit mobil yang terjual saat penyelenggaran acara.Peserta yang hadir membawa mobilnya untuk dijual tidak hanya dari Bandung, ada juga dari Garut, Tasikmalaya, dan daerah lainnya. Keunggulan dari Bursa Mobil Pamokas yaitu menyediakan area parkir yang luas. Para calon pembeli dapat melakukan test driveagar kualitas mobil yang dijual dapat terjamin.

2


(54)

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

Dalam kerangka penelitian ini, peneliti akan berusaha membahas masalah pokok dari penelitian ini, yaitu membahas kata-kata kunci atau subfokus yang menjadi inti permasalahan pada penelitian.

Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari berkomunikasi, oleh karena itu komunikasi sangatlah berperan penting dalamproses penyampain informasi antar individu. Komunikasi merupakan faktor terpenting dalam menjalin hubungan antar individu baik dalam komunikasi interpersonal dalam hal inipenjual dijadikan objek pada penelitian ini. Dimana komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjalin untuk menarik minat pembelinya.

Menurut Devito (1989), yang dikutip Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa :

“Komunikasi antarpribadi (interpersonal) adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003 :30)”

Disini penjualdan pembeli termasuk kepada komunikasi interpersonal dimana seorang penjual berinteraksi dengan pembeli secara bertatap muka dan melakukan interaksi bekerjasama dalam proses jual beli mobil bekas dan membentuk pola komunikasi antara penjual dan pembeli .

Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada pola komunikasi sebagai bagian dari proses komunikasi. Pengertian pola komunikasi menurut didalam buku Syaiful Djamarah Bahri (2004:1) pola diartikan sebagai


(55)

bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan anatara dua orang atau lebih dengan cara tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dengan demikian yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah hubungan antara dua orang atau lebih dalam penerimaan dan pengiriman pesan dengan cara yang tepat sehingga dapat dipahami.

Bertolak dari definisi di atas maka peneliti, menetapkan sub fokus menganalisis fokus penelitian sebagai berikut :

1. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. (Effendy, 2000 : 31)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaanya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan


(56)

tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.

2. Hambatan

Hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuatoleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya kebisingan komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. (Effendy, 2000 : 45)

Hambatan yang terjadi pada pola komunikasi penjual yang sering terjadi untuk menarik minat pembelinya, banyak pula yang mempengaruhi sehingga terjadi suatu kendala yang terjadibisa membuat salah satu faktor pola komunikasi antara penjual dan calon pembeli. Dengan adanya kendala yang terjadi bisa pada pola komunikasi disiniakan menimbulkan adanya perbedaan pemahaman yang terjadi dengan penjual dalam menarik minat pembelinya. Disini peneliti akan mengkaji kendala-kendala yang terjadi padapenjual untuk menarik minat pembelinya dan bagaimana cara untuk mengurangi hambatan yang terjadi didalam melakukan proses


(57)

komunikasi yang dilakukan oleh penjual di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Bandung.

Kerangka pemikiran diatas diaplikasikan dalam kerangka pemikiran sesuai dengan penelitian yang akan dikaji yaitu Pola Komunikasi Penjual mobil bekas dalam menarik minat pembelinya di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung. Berbicara mengenai pola komunikasi adalah mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita yang memang sudah biasa kita lakukan sehari-hari yaitu berkomunikasi. Manusia berkomunikasi biasa secara verbal atupun non verbal, pola komunikasi sendiri itu merupakan salah satu kajian komunikasi yang ingin dilakukan penjual untuk memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dari pola komunikasi tersebut dalam berinteraksi.

Dengan kata lain, karena adanya proses komunikasi yang terjadi tidak searah maka penjual yang diterapkan bertolak belakang dengan seorang pembeli dan mengakibatkan hambatan, sehingga tidak menciptakan komunikasi yang saling terbuka dan ketertutupan pada pola komunikasi yang terjadi pada penjual tersebut.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi penjual untuk menarik minat pembelinya yang dilakukan secara tatap muka, yang memungkinkan setiap penjual untuk menangkap reaksi secara langsung baik verbal maupun non verbal.


(58)

Dalam penelitian ini peneliti beruhasa menjelaskan tentang pola komunikasi penjual dalam menarik minat pembeli mobil bekas di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung, peneliti mengaplikasikan kedalam bentuk nyata diantaranya “Proses komunikasi dan hambatan yang digunakan penjual sebagai cara untuk berinteraksi dan juga bagimana cara komunikasi yang efektif untuk menarik minat pembelinya dalam proses berinteraksi dalam kegiatan jual beli mobil bekas”. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tentang proses komunikasi, dan hambatan yang digunakan maka peneliti akan mengaitkan dengan judul yang telah dibuat.

Alur pemikiran merupakan ringkasan pemikiran dari peneliti atau pemikiran dari penelitian ini secara garis besar mengenai langkah-langkah atau tahapan mengenai masalah yang peneliti teliti. Adapun gambar alur peneliti pemikiran berikut dibawah ini :


(1)

vi

KATA PENGANTAR

Assallamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjual POLA KOMUNIKASI PENJUAL MOBIL BEKAS (Studi Deksriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Penjual Mobil Bekas Dalam Menarik Minat Pembelinya Di Paguyuban Mobil Bekas (PAMOKAS) Lottemart Kota Bandung). Shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasullulah, Nabi Muhammda SAW serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga selalu dilimpahkan rahmat dan hidayah.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis cukup mengalami kesulitan dan hambatan yaitu teknis maupun non teknis. Namun berkat izin Allah SWT melalui usaha, doa, bantuan dan bimbingan serta dukungan yang penulis terima dari berbagai pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan pihak keluarga kepada penulis, untuk itu penulis sangat bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Mamah dan Bapa tercinta serta kakak, yang telah memberikan dukungan secara moril maupun materil.

Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah melancarkan usulan penelitian ini, kepada yang terhormat:


(2)

vii

1. Bapak Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Sugoto selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia yang telah menyediakan institusi pendidikan karenanya penulis dapat melanjutkan jenjang pendidikan di Strata-1 (S1) ini.

2. Bapak Prof. dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs, MA selaku Dekan FISIP

(UNIKOM), yang telah mengeluarkan surat pengantar penelitian.

3. Ibu Melly Maulin S.Sos., M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Sosial Politik Universitas Komputer Indonesia, serta selaku Dosen wali penulis di kelas IK 3 angkatan 2010, terimakasih atas segala bimbingannya.

4. Bapak Sangra Juliano P, M.I.Kom selaku sekertaris Program Studi Ilmu

Komunikasi dan juga sekaligus sebagai Dosen Wali, penulis ucapkan terima kasih atas ilmu dan arahan yang telah Ibu berikan.

5. Bapak Oki Achmad Ismail S.Sos., M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing

penulis yang telah banyak memberikan dukungan, arahan dan masukan, penulis sangat berterima kasih.

6. Dosen Ilmu Komunikasi , Ibu Rismawaty, Sos.,M.Si selaku ketua sidang,

Bapak Inggar Prayoga M.I.Kom selaku penelaah sidang, yang telah memberikan mata kuliah untuk menunjang pengetahuan dan informasi kepada penulis.

7. Mba Astri Ikawati A.MD. Kom, sebagai Sekretariat Program Studi Ilmu


(3)

viii

daftar absensi, berita acara dan sebagainya untuk kelancaran penulis menyusun skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen beserta staf di lingkungan progam Studi Ilmu

Komunikasi dan Public Relation yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Ilmu yang diberikan memberikan arti yang berharga bagi penulis untuk ikut serta mengembangkan ilmu komunikasi.

9. Informan penulis yang telah bersedia akan memberikan masukan dan

pandangannnya terhadap masalah yang diteliti penulis, terima kasih sudah bersedia direpotkan.

10.Keluarga Tercinta Mama dan Papah yang selalu memberikan semangat,

motivasi dan doa kepada penulis.

11.Yang selalu peneliti sayangi, saudara serahim Widya Kartini Nuraeni dan

Agnes Widiastuti yang selalu memberikan dukungan semangat dan moril agar peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

12.Kepada yang tercinta Mega Yullyanti yang selalu memberi dukungan,

motivasi, support dalam penelitian ini.

13.Teman-teman kelas Jurnalistik-1 angkatan 2010 dan teman-teman

seperjuangan Novik Jaws, Deni Doyok, Dindin ewok, Ade cucu, Rizkha Mulya, Abhywidya Aditama, Muhidin dan teman yang tidak bisa disebutkan satu per-satu. Terimakasih selalu memberi dukungan.

Hanya ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas, yang peneliti dapat sampaikan untuk membalas jasa yang telah diberikan, semoga Allah SWT membalasnya dengan balasan pahala yang setimpal.


(4)

ix

Penulis berharap dengan membuat dan membaca skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis sendiri. Memang skripsi ini jauh dari sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan penilai demi perubahan menuju kearah yang lebih baik.

Bandung, Agustus 2015

Gilang Firmansyah Nim 41810108


(5)

(6)