Pembelajaran Apresiasi dan Kreasi Seni Rupa

Seni Budaya 1

A. Pembelajaran Apresiasi dan Kreasi Seni Rupa

Mengingat ruang lingkup seni rupa itu begitu luas, maka bijaksana menetapkan cakupan aktivitas pembelajaran. 1. Dalam pembelajaran apresiasi seni keluasan lingkup kompetensi inti dan kompetensi dasar seni rupa itu bisa diberikan, agar wawasan para siswa SMA dapat mewakili pengetahuan umum tentang kesenirupaan. 2. Dalam pembelajaran kreasi, perlu dibatasi, namun tetap harus mewakili 2 hal penting, yakni pertama, penciptaan seni murni: dipilih seni lukis atau seni patung; kedua, penciptaan seni terapan: bidang desain: dipilih desain komunikasi visual, dan bidang kriya: dipilih kriya tekstil. Dengan demikian pengalaman belajar siswa berekspresi, bereksperimen, merancang atau berkarya desain, serta berkriya sudah mewakili ketiga substansi kompetensi bidang kesenirupaan. Pengembangan perasaan estetik atau perasaan keindahan berlangsung pada proses pembelajaran apresiasi seni. Sedangkan pengembangan perasaan artistik berlangsung pada proses pembelajaran penciptaan karya seni rupa murni, desain, dan kriya. Aktivitas pembelajaran apresiasi seni dan kreasi seni harus dipisah, dalam arti pembelajarannya diselenggarakan sendiri-sendiri. Misalnya, pertemuan 1 dan ke-2 adalah pembelajaran apresiasi seni. Pertemuan ke-3 dan ke-4 adalah pembelajaran kreasi atau penciptaan seni lukis, desain komunikasi visual, dan kriya tekstil. Pembagian waktu pembelajaran ini disesuaikan dengan kebutuhan kelas dan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran setiap sekolah. Satu hal yang sulit bagi guru seni budaya adalah mengenali tingkat kemampuan apresiatif dan kemampuan artistik siswa, tetapi hal ini sangat diperlukan, sebab tanpa pengetahuan tersebut sulit bagi guru untuk melihat dan mengetahui adanya perkembangan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa. Mata pelajaran Seni Budaya memiliki fungsi dan tujuan, yaitu: 1. sikap toleransi, dilatihkan dalam kegiatan bersama, penyelenggaraan pameran, lomba lukis, penciptaan lukisan dinding, penyelenggaraan kunjungan museum, karya wisata ke sentra seni dan kerajinan, dan lain sebagainya; 2. menciptakan sikap demokrasi yang beradab, sikap yang dipraktikkan dalam kegiatan diskusi, penulisan dan penilaian kritik seni; 3. hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, perilaku yang dikembangkan di sekolah, yang diharapkan berdampak positif dan tereleksi dalam kehidupan bermasyarakat; 4. mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan lewat aktivitas apresiasi seni kepekaan rasa keindahan, berpengaruh pula untuk kepekaan rasa non estetik; 5. mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi dan mempergelarkan karya seni. Mengharuskan adanya keterbukaan akan penggunaan teknologi baru dalam aktivitas seni rupa murni, desain, dan kriya. Misalnya digital art, computer art, program free hand, photoshop, vector art, video art, internet art, web art, museum online, dan lain-lain.  Bab 1  Ringkasan Buku Siswa  2 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK Dalam pembelajaran seni rupa murni, desain, dan kriya di sekolah, para siswa yang memilih bekerja dengan laptop atau ipad saat ini adalah sesuatu yang lumrah. Akan tetapi bagi para siswa yang memilih teknik berkarya secara manual adalah sesuatu yang lumrah juga, sebab yang utama adalah kualitas karya yang dihasilkan bukan teknik apa yang digunakan.

B. Berapresiasi