MAKNA GAMBAR ILUSTRASI PADA BUKU SISWA M (1)

MAKNA GAMBAR ILUSTRASI PADA BUKU SISWA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
(SENI RUPA) SMA KELAS X (KURIKULUM 2013)
Yollanda Karin Garcinia
Mahasiswa S2 Prodi Pendidikan Seni Budaya Pascasarjana Unesa
yollandagarcinia@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengkaji perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran
Seni Budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013, yang meliputi (I) Mendiskripsikan
perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X
kurikulum 2013, (II) Menjelaskan perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran
seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ditinjau dari desain komunikasi visual,
(III) Menjelaskan perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk
SMA kelas X kurikulum 2013 di tinjau dari semiotika visual. Penelitian ini mengunakan
pendekatan metode semiotika yang bersifat kualitatif-interpretatif (interpretation). Subjek
penelitian ini adalah gambar-gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk
SMA kelas X kurikulum 2013 sedangkan objek penelitian ini adalah makna gambar-gambar
ilustrasi pada buku siswa Seni Budaya. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu
mendiskripsikan dan mengelompokkan gambar-gambar ilustrasi pada buku siswa Seni
Budaya sesuai dengan jenisnya, menganalisis gambar ilustrasi yang terdapat pada buku
siswa Seni Budaya dengan teori Desain Komunikasi Visual, dan yang terakhir menganalisis
gambar ilustrasi yang terdapat pada buku siswa Seni Budaya dengan teori Semiotika Visual.

Setelah dilaksanakan analisis hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah, perwujudan
gambar ilustrasi dalam buku siswa, terdapat 3 jenis ilustrasi yaitu jenis ilustrasi gambar
tangan, jenis ilustrasi fotografi, serta jenis ilustrasi gabungan gambar tangan dan fotografi,
berdasarkan desain komunikasi visual, peneliti mendapatkan gambar-gambar pada buku
siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ini sudah cukup dapat
menyampaikan pesan gambar yang terkait, dan kajian semiotika atas perwujudan gambargambar ilustrasi buku siswa secara umum gambar-gambar ilustrasi tersebut menggunakan
sisten tanda ikonik yang mudah dikenali sebagai representasi pelajaran Seni Budaya.

Kata Kunci : gambar ilustrasi, buku siswa, desain komunikasi visual, semiotika visual

Media pembelajaran dan metode penerapannya merupakan komponen penting dalam
kegiatan belajar mengajar, kedua komponen ini saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya,
sehingga tidak dapat dipisahkan. Dalam mewujudkan suatu pembelajaran inovatif, seorang guru
harus mampu menggunakan media pembelajaran dan metode penerapannya yang bervariasi,
tujuannya agar peserta didik tidak merasa bosan dan cenderung lebih nyaman dalam belajar.
Selain itu pembelajaran di sekolah dirasa masih perlu untuk menggunakan beberapa sumber dan
penjelasan yang dapat membantu dalam melancarkan kegiatan pembelajaran. Dari sekian banyak
media yang dapat digunakan untuk pembelajaran seni ini, buku teks menjadi media yang tak
kalah penting untuk menunjang proses pembelajaran materi sebelum menginjak pada proses
praktik.

Penggunaan buku ajar sebagai bahan ajar pada mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya
sangat penting. Guru membutuhkan referensi yang pasti dan dapat dipercaya untuk kemudian
disampaikan kepada muridnya melalui proses belajar mengajar. Buku ajar menyediakan semua
hal yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang mencakup materi pengetahuan, soal
latihan, dan proyek karya. Beberapa bahkan sudah dilengkapi dengan daftar istilah (glosarium) dan
peta konsep terkait materi yang bersangkutan. Gambar dalam buku pelajaran disebut juga dengan
ilustrasi. Jadi ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan suatu makna
atau tujuan secara visual. Bentuk ilustrasi dapat berupa: sketsa, lukis, grafis, desain dan kartun
(Susanto, 2002:53). Ilustrasi buku berperan penting dalam penyampaian materi agar siswa dapat
lebih mengkongkretkan kata-kata abstrak dalam materi pembelajaran. Di dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya juga menampilkan ilustrasi-iluastrasi sebagai penunjang pokok bahasan atau materi.
Gambar-gambar ilustrasi tersebut merupakan visualisasi dari materi yang disajikan dalam buku
tersebut.
Dalam Buku Siswa Kurikulum 2013 menampilkan banyak gambar ilustrasi sebagai
penunjang pokok bahasan atau materi. Gambar-gambar ilustrasi tersebut merupakan visualisasi dari
materi yang disajikan dalam buku tersebut. Gambar ilustrasi tersebut dapat dikaji dari segi

kesenirupaan tanpa meninggalkan konten atau materi yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca dalam hal ini siswa Sekolah Menengah Atas. Terdapat beberapa buku teks yang
sebenarnya sulit dipahami. Namun terdapat juga buku teks yang mudah untuk dipelajari. Ada

buku teks yang dilengkapi dengan gambar ilustrasi yang menarik dan mudah dicerna, namun ada
pula yang sebaliknya. Hal ini dikarenakan gambar ilustrasi yang digunakan terkadang tidak pada
tempatnya atau tidak sesuai dengan apa yang sedang dibahas serta adanya kemungkinan

penggunaan gambar yang berlebihan. Hal ini sebenarnya mempengaruhi pada apa yang akan
dipelajari oleh siswa sehingga nantinya akan berdampak pada proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Salah satu implementasi dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah
kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum selalu mempertimbangkan sumber belajar dan media
pembelajaran yang dibutuhkan dan sudah tersedia sehingga memungkinkan siswa memperoleh
pengalaman belajara secara nyata, bermakna, luas dan mendalam. Sumber belajar adalah bahanbahan yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun siswa dalam
proses pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik,
nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan
dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dipilih berdasarkan kompetensi, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi dasar. Penggunaan
sumber belajar yang tepat akan menunjang keefektifan proses pembelajaran.
Metode Penelitian Pengembangan
Penelitian ini mengunakan pendekatan metode semiotika yang bersifat kualitatifinterpretatif (interpretation), (Piliang, 2012: 313-314) yaitu metode yang memfokuskan dirinya
pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti akan menafsirkan dan
memahami kode (decoding) di balik tanda tersebut. Metode analisis teks adalah metode

semiotika yang pada dasarnya beroperasi pada dua jenjang analisis. Pertama, analisis tanda
secara individual, misalnya jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda, dan makna tanda secara
individual. Informasi tertulis maupun gambar nantinya akan diambil dari proses observasi pada
buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 dengan cara menganalisis
secara mendalam pada ilustrasi buku tersebut.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam analisis ini terdapat 3 macam
instrumen penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian dan didasarkan atas teori yang dianggap
paling tepat. Dalam menganalisis data, peneliti mengamati seluruh gambar ilustrasi yang sudah
ditetapkan dalam buku siswa Seni Budaya kemudian melakukan identifikasi ulang penyajian
elemen-elemen (mengingat buku tersebut sudah didistribusikan keseluruh Indonesia sebagai
buku siswa kurikulum 2013) menggunakan instrumen-instrumen penelitian.
Dalam penelitian ini, dengan memperhatikan jenis data yang ada berupa gambar-gambar
ilustrasi dalam buku siswa tersebut, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi data dengan

bersumber pada telaah literatur, referensi berupa teori-teori terkait dan diskusi teman sejawat
yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing untuk lebih memperkuat keabsahan data penilaian
gambar ilustrasi dan hasil pemaknaan desain komunikasi visual dan semiotika visual atas gambar
ilustrasi pada buku siswa Seni Budaya tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Pada hasil Analisis pertama terdapat 3 jenis gambar ilustrasi di buku siswa ini, dari ke

127 gambar yang terdapat dalam semester 1 dan semester 2 cabang Seni Rupa dan berdasarkan
gambar-gambar ilustrasi yang mempunyai judul gambar serta yang terdapat dalam peta materi
saja, peneliti menemukan 19 gambar sementara perwujudan gambar ilustrasi fotografi terdapat
25 gambar dan perwujudan gambar ilustrasi gabungan gambar tangan dan fotografi 4 gambar.
Sesuai dengan teori gambar ilustrasi “ilustrasi adalah suatu karya dua komersional (dwi
matra) yang biasanya berwujud gambar, potret atau kombinasi dari kedua-duanya, baik yang
hitam atau yang berwarna yang berfungsi sebagai pemenang, menjelaskan memberi tuntunan
imajinasi kepada pembaca terhadap suatu teks atau naskah yang disertainya, dan juga sebagai
penghias”. Dengan begitu, berdasarkan jenisnya ilustrasi dibedakan menjadi: (a) Ilustrasi gambar
tangan, (b) Ilustrasi fotografi, (c) Gabungan ilustrasi gambar tangan dan fotografi.
Beberapa gambar masuk dalam kategori jenis ilustrasi gambar tangan karena gambar
yang terdapat dalam ilustrasi tersebut benar-benar dibuat atau digambar dengan tangan. Seperti
misalnya gambar ilutrasi yang menunjukkan contoh-contoh teknik arsiran maka yang terdapat
dalam ilustrasi tersebut adalah goresan tangan oleh pensil sehingga menghasilkan macam-macam
arsiran. Kemudian jenis yang kedua adalah jenis ilustrasi fotografi. Dari temuan peneliti,
kategori jenis gambar ilustrasi yang banyak ditemui adalah jenis fotografi. Istilah fotografi dalam
bahasa yunani “photo” (cahaya) dan “graphoo” (menulis), yang artinya adalah pembuatan
gambar dengan lensa dan film atau pelat peka cahaya, film yang digunakan terbuat dari plastik
tembus cahaya untuk menentkan objek yang tepat bagi macam-macam keperluan harus dipelajari
dengan baik tentang kemungkinan pengaruh objek terhadap lingkungan.

Terakhir adalah kategori jenis gambar ilustrasi gabungan antara gambar tangan dan
fotografi. Dalam buku siswa ini jenis gambar ilustrasi ini cenderung sedikit. Pemakaian
gabungan dalam ilustrasi berarti menggunakan pada kelebihan masing-masing jenis teknik
gambar tangan dengan fotografi. Jadi untuk memvisualkan ide, ilustrator lebih dominan dalam
memadukan kedua unsur tersebut agar penampilan ilustrasi lebih menarik. Kreatifitas ilustrator

benar-benar dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan jaman, alat unuk menggambar semakin
canggih. Jika dulu menggambar menggunakan pensil atau tinta, maka saat ini sudah tersedia
banyak sekali program komputer yang banyak digunakan untuk membuat ilustrasi Corel Draw,
Ilustrator, FreeHand, dan Canvas adalah program-program yang dapat digunakan untuk membuat
ilustrasi. Program yang ada, memungkinkan ilustrator membuat ilustrasinya dengan efek tertentu
dengan waktu yang jaun lebih cepat dibandingkan dengan saat bekerja manual.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apapun jenis gambar ilustrasinya, dan
berapun jumlah yang paling banyak tetap yang diutamakan adalah bagaimana gambar ilustrasi
tersebut dapat menyampaikan makna dan pesan yang terdapat pada masing-masing gambar
ilustrasi tersebut.
Data yang didapatkan dari kajian desain komunikasi visual bahwa sebagian besar
gambar-gambar ilustrasi dari buku pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013
layak. Hal ini dapat dipahami karena dalam perwujudan sebuah media selalu terdapat dua hal
yang tidak dapat dipisahkan yaitu value dan form. Value seperti makna harafiyahnya yang berarti

nilai adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek isi dan pesan dari media tersebut termasuk
gambar ilustrasi buku teks pelajaran. Sedangkan forms seperti makna harafiahnya merupakan
perwujudan dari media-media tersebut atau lebih tepatnya bentuk fisik perwujudan pesan-pesan
tersebut yang bisa ditangkap oleh indera manusia yang dalam hal ini adalah indera visual. Dalam
sudut pandang teori-teori pembelajaran, value merupakan aspek yang paling diperhatikan
sehingga form adalah merupakan turunan darinya. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran itu
sendiri sangat bergantung pada banyak kondisi yang salah satunya menyangkut gaya belajar anak
yang bermacam-macam.
Dasar dalam teori media pembelajaran di atas menunjukkan bahwa siswa memiliki
kemampuan yang beragam merespon sebuah materi pembelajaran yang teruji dalam sebuah
media. Bagi anak yang memiliki gaya belajar visual (visual learner) arousal theory dan
redundancy theory memiliki peranan penting bagi perkembangan belajarnya. Sedangkan bagi
siswa yang memiliki gaya belajar auditory maupun kinestetic mungkin akan kesulitan bila hanya
mengandalkan gambar-gambar yang bersifat seduktif tanpa dilengkapi dengan penjelasan verbal
yang baik dan contoh langsung di lapangan, bahkan bisa jadi penggunaan media justru menjadi
penghambat seperti yang dinyatakan oleh teori kognitif yang berbasis dual coding theory. Situasi
dan kondisi riil di lapangan yang akan menentukan teori mana yang harus dipakai. Kondisi yang

cukup kompleks inilah yang membuat aspek form di nomor dua kan atau bahkan seringkali tidak
tersentuh disini.

Dalam temuan penelitian tentang desain komunikasi visual, terdapat macam-macam
aspek yang mengacu pada adanya judul gambar. Jika dikaitkan dengan teori di atas maka gambar
yang menggunakan judul akan lebih mudah dimengerti dan dicerna dibanding gambar yang
tanpa judul. Meskipun tanpa judulpun audience bisa menciptakan persepsi yang sama antara
pengirim dan penerima pesan. Namun kebanyakan gambar tanpa judul di buku ini adalah gambar
yang khusus di buat untuk mengisi soal atai untuk latihan si pengguna buku dalam hal ini siswa
SMA. Hal ini dapat justru membuat gambar ilustrasi tersebut harus di representasikan sendiri
oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut di atas maka sebuah karya desain komunikasi visual bisa
ditelaah dari empat aspek. Pertama, sebuah desain harus mampu manarik perhatian orang yang
menjadi bidikannya secara estetik. Hal ini mutlak diperlukan karena mendapatkan perhatian
orang yang ingin dituju tidak semudah yang dibayangkan. Kedua, sebuah karya desain harus
memiliki keterbacaan yang baik. Artinya bahwa sebuah seorang desainer tentu tidak
menginginkan perhatian yang sifatnya hanya temporal. Seorang desainer komunikasi visual tentu
mengharapkan pesan yang ingin dismpaikan terbaca jelas oleh masyarakat yang menjadi
bidikannya. Hal ini biasanya mengacu kepada permasalahan identifikasi desain itu sendiri.
Ketiga adalah bahwa sebuah karya desain komunikasi visual harus bisa dimengerti sehingga
masyarakat tidak salah mempersepsikan pesan yang disampaikan oleh desainer. Terakhir adalah
kemampuan transformasi sebuah desain komunikasi visual dimana ketika pesan sudah dipahami
oleh masyarakat, maka yang menjadi tujuan berikutnya adalah pengambilan tindakan yang sesuai
dengan pesan yang telah disampaikan.

Maka dari itu seorang desainer sangat perlu mempertimbangkan karakteristik sasaran
yang ingin dituju, dan bagimana menyampaikan pesan terkait dalam hal ini siswa SMA. Seperti
ungkapan Tinarbuko (2012: 2) bahwa dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat
tergantung kepada khalayak sasaran yang dituju dan melalui media apa pesan tersebut sebaiknya
disampaikan. Dalam buku siswa ini gambar-gambar ilustrasi yang terdapat dibuku sudah sangat
mewakili karakteristik siswa khususnya siswa SMA. Selain perwujudan gambar, faktor warna
juga sangat penting dalam perwujudan gambar ilustrasi. Warna dalam sebuah ilustrasi gambar
pada buku pembelajaran cukup mempengaruhi daya minat belajar anak. Dengan warna, anak
lebih mudah mengingat suatu benda atau bentuk yang mencakup suatu materi.

Rumusan masalah yang terakhir dalam penelitian ini adalah tentang semiotika visual.
Temuan pertama pada penelitian ini terkait dengan kajian semiotika visual yang didasarkan pada
teori Charles Sanders Pierce. Peneliti mendapati bahwa susunan sistem tanda visual yang
terdapat pada seluruh desain gambar ilustrasi buku siswa pelajaran seni budaya ini banyajk
memanfaatkan tanda ikonis yang secara mudah dikenali sebagai bagian dalam substansi
pelajaran Seni Budaya. Hampir semua gambar ilustrasi yang digunakan pada buku tersebut
merupakan gugusan ikon imagis berupa figur-figur yang menampilkan sebuah kegiatan
berkesenian lengkap dengan atribut-atributnya dan terkadang memanfaatkan objek dan artefak
seni yang disesuaikan dengan jenis peta materinya. Seperti karya-karya seni rupa berupa lukisan,
kain tenin, kain batik, kuas, cat, palet, serta beda-benda lainnya. Dengan melihat ilustrasiilustrasi tersebut siwa secara langsung akan secara otomatis mentautkannya dengan mata

pelajaran terkait. Hal ini terjadi karena ikon imagis yang mengacu pada kemiripan bentuk
merupakan pintu masuk pemahaman akan makna yang cenderung sangat mudah khususnya bagi
siswa-siswi yang merupakan target pengguna dari buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA
kelas X kurikulum 2013 ini.
Dengan menampilkan tanda-tanda ideksikal, maka buku teks seperti halnya buku siswa
pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ini jelas lebih mengedepankan fungsi.
Setiap gambar ataupun ilustrasi yang ditampilkan berfungsi sebagai sebuah sistem tanda yang
baik secara fisik, eksistensial, dan kausal berhubungan dengan materi yang disajikan, sementara
beberapa tanda lain juga merupakan perwujudan atas kata ganti persona atas identitas mata
pelajaran terkait dengan kata lain relevansi perwujudan gambar-gambar ilustrasi pada buku
pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 bisa dikategorikan baik.
Penutup
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan penelitian yang bermaksud
mendapatkan identifikasi, deskripsi dan penjelasan tentang (1) perwujudan gambar ilustrasi pada
buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 berdasarkan jenisnya (2)
perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X
kurikulum 2013 ditinjau dari desain komunikasi visual (3) perwujudan gambar ilustrasi pada
buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 di tinjau dari semiotika

visual ini, disarankan pertama bagi penulis atau tim penyusun buku di kemudian hari hendaknya

lebih memperhatikan masalah perwujudan gambar-gambar ilustrasi untuk mata pelajaran Seni
Budaya denagn benar-benar selektif dalam memilih desainer yang memang kompeten dalam
bidang ini, sehingga perwujudan gambar ilustrasi buku siswa selanjutnya memiliki kualifikasi
yang lebih baik berdasarkan berbagai aspek penialaian dan mampu berperan sebagaimana fungsi
yang diharapkan. Kedua, dalam menilai keseluruhan gamabr ilustrasi buku siswa tim penyusun
dan penelaah hendaknya memperketat proses asesmen dan evaluasi khususnya pada gambar
ilustrasi dengan tidak melakukan penialaian berdasarkan instrumen-instrumen yang bersifat
teknis saja, tetapi harus didasari pada teori pembelajaran multimedia dan teori desain komunikasi
visual. Selain itu tim penyusun dan penelaah diharapkan untuk memberikan peran keterlibatan
terhadap ahli desain komunikasi visual dan siswa sebagai pengguna buku dalam proses asesmen
atau penilaian buku-buku siswa pelajaran baik yang diterbitkan oleh swasta atau yang diterbitkan
oleh pemerintah sendiri. Ketiga, gambar ilustrasi dalam buku memerlukan perhatian khusus yang
harus melibatkan banyak pertimbangan karena tidak hanya berperan sebagai sebuah media
pendidikan tetapi juga harus bersifat persuasif melalui pendekatan estetik untuk menarik minat
siswa. Oleh karena itu pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas teori desain komunikasi
visual harus diterapkan secara mendalam untuk proses perancangan gambar ilustrasi pada buku.
Kesadaran penulis bahwa gambar-gambar ilustrasi dalam buku harus diserahkan pada desainer
grafis atau ahli pembelajaran multimedia yang kompeten dengan menyertakan kisi-kisi materi
dalam buku terkait sangat dituntut disini. Hal ini sangat penting agar konsep-konsep
pembelajaran yang ingin disampaikan oleh penyusun buku bisa terakomodir dengan baik melalui
serangkaian pesan-pesan visual yang dirancang untuk berperan secara optimal menarik perhatian
siswa, untuk kemudian memberikan motivasi untuk mengambil tindakan lanjutan seperti yang
diharapkan oleh penulis atau penyusun buku.

Daftar Rujukan

Susanto, Mikke. 2012. “Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa”. Yogyakarta:
Dictiart Lab & Djagad Art House
Piliang, Yasraf Amir. 2012. “Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya, dan Matinya Makna”.
Bandung: Matahari
Tinarbuko, Sumbo. 2012. “semotika Komunikasi Visual”. Yogyakarta: Jalasutra

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25