Nelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta Listrik (KRL) Bogor – Jakarta Dengan Metode Chaid (Studi Kasus Stasiun Bogor)
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
RR ADISTIA RAHMADHANI
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
RR ADISTIA RAHMADHANI. Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta Listrik (KRL)
Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID. Dibimbing oleh BAMBANG SUMANTRI dan AAM
ALAMUDI.
Dunia transportasi merupakan salah satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan masyarakat
kita. Salah satu alat transportasi umum yang cukup padat dan diminati masyarakat adalah Kereta
Listrik (KRL) Komuter. Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres, semi ekspres dan ekonomi. Ketiga jenis kereta ini tentunya memiliki spesifikasi penumpang
yang berbeda. Salah satu metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode CHAID.
Jumlah pengeluaran per bulan merupakan peubah pertama yang signifikan dalam membedakan
karakteristik penumpang. Peubah-peubah lain yang juga berperan dalam membedakan karakteristik
penumpang adalah alasan menggunakan KRL, penggunaan abonemen, jenis pekerjaan, dan frekuensi
menggunakan KRL dalam sebulan.
Penumpang yang menggunakan kereta ekonomi cenderung memiliki pengeluaran rendah,
beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan menghemat biaya, berprofesi sebagai direktur;
pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/t.terampil, dan tidak
menggunakan abonemen. Sedangkan pengguna kereta ekspres sebagian besar berpenghasilan tinggi,
tidak menggunakan abonemen, dan beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan memiliki
suasana yang lebih menyenangkan.
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
OLEH :
RR ADISTIA RAHMADHANI
G14103022
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
Pada
Departemen Statistika
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
Judul Skripsi
:
Nama Mahasiswa
NRP
:
:
Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta
Listrik (KRL) Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID.
Rr Adistia Rahmadhani
G14103022
Menyetujui,
Pembimbing I
Ir. Bambang Sumantri
NIP : 130779511
Pembimbing II
Ir. Aam Alamudi, M.Si
NIP : 131950980
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP : 131473999
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Semarang pada tanggal 8 September 1985 sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara, anak pasangan Atjeng Kadaryana dan Etika Asterina Citra Wardhani.
Pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Merdeka 5 Bandung, dan melanjutkan ke sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 2 Mataram dan lulus tahun 2000. Penulis menyelesaikan studi di
SMU Negeri 1 Mataram pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen
Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007 penulis mengikuti kegiatan magang di PT.
Airmas Intercontinental.
Selama kuliah di IPB, penulis aktif dalam kegiatan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta
(Himpro GSB) yaitu sebagai staf bagian Kajian Strategis pada tahun 2004/2005.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
dilimpahkan kepada tauladan umat manusia Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang istiqomah di jalanNya.
Banyak ilmu, pelajaran dan masukan yang bermanfaat dirasakan oleh penulis selama
menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih, diantaranya kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si selaku pembimbing I dan
pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta masukan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
2. Seluruh dosen Departemen Statistika IPB atas segala ilmu yang bermanfaat.
3. Teristimewa karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Papaku Atjeng Kadaryana
dan Mamaku Etika Asterina Citrawardhani (yang tiada pernah putus memberikan doa, kasih
sayang dan motivasi), serta adik-adikku tercinta Diazwara Anjani Putri dan Umar Fadhil
Waluyardi.
4. Faishal Syahbana Fandi Saputra, tempat mencurahkan segala rasa, cinta, dan kasih sayang.
Thanks for the support Honey, Aishiteru…
5. Keluarga besar Husein Nawawi di Bandung, keluarga Bambang Sugiono di Klaten (Mama
Non, Papa Iyek dan Si kecil Asa yang lucuuu), keluarga Subandi di Bogor (terutama untuk
tante Ida dan de’ Icca yang selalu memberikan kebaikan yang tulus selama penulis menuntut
ilmu di Bogor).
6. Sahabat – sahabatku tercinta, Rani, Rahayu, Meylinda, Vina dan Yuni, thanks for the great 4
years in IPB. Tidak akan pernah lagi kutemukan sahabat setulus kalian. Hope our friendship
will last forever.
7. Sahabat karibku, Inge. Semoga kita bertemu lagi dalam kesuksesan.
8. Teman-teman senasib sepenanggungan di Wisma Melati, Boma, Indah, Ugie, Risma, Dea,
Gina, Aie, Tutiek, Heda, Vebby, Amy dan lain-lain.
9. Semua teman seperjuangan di STK 40 (give me S, give me T, give me K... STK!!!).
10. Adik kelas STK 41, 42 atas keceriaannya.
11. Ibu Dedeh (ibu, maaf ya kalo kita sering ribut dan telat balikin buku), Bang Sudin (kalo ga
ada Bang Sudin, jadi sepiiii), Ibu Sulis, Ibu Markonah, Pa Iyan, Mang Herman, Mang Dur,
12. Serta semua pihak yang tidak tertuliskan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Bogor, September 2007
Rr Adistia Rahmadhani
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter .................................................................................................................... 1
Penelitian Survei .................................................................................................................. 2
Metode CHAID .................................................................................................................... 2
BAHAN DAN METODE
Bahan ................................................................................................................................... 3
Metode ................................................................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden ........................................................................................................... 4
Dendogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID ................................................................... 5
Faktor-faktor yang Berpengaruh .......................................................................................... 8
Karakteristik Penumpang KRL Berdasarkan Analisis CHAID ............................................ 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Rendah ...................................... 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Tinggi ........................................ 9
Asosiasi dan Interaksi Antar Peubah Penjelas dengan Peubah Respon ............................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 12
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05 ......................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
Tabel frekuensi peubah-peubah yang digunakan ........................................................................ 12
Kuesioner penelitian survei ......................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia transportasi merupakan salah satu
bagian yang cukup vital dalam kehidupan
masyarakat kita. Mobilitas atau pergerakan
penduduk yang sangat cepat menuntut
keberadaan transportasi sebagai layanan jasa
yang memegang kunci dari pergerakan
penduduk tersebut, khususnya transportasi
umum. Perhatian pemerintah dalam pelayanan
jasa transportasi umum pun dinilai cukup baik,
sehingga memudahkan masyarakat dalam
mengaksesnya.
Salah satu alat transportasi umum yang
cukup padat dan diminati masyarakat adalah
Kereta Komuter. Di Indonesia, Kereta Listrik
(KRL) Komuter ini terutama ditemukan di
kawasan Jabotabek. Kereta ini telah ada sejak
tahun 1976 yang merupakan kereta hibahan
dari Jepang dan bergerak menggunakan sistem
propulsi motor listrik
Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres/pakuan, kereta semi ekspres dan yang
berusia paling tua adalah kereta ekonomi.
Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang
cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi,
dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres
pertama yang menggunakan pendingin udara,
sehingga dari segi kenyamanan tentu saja
kereta pakuan lebih menjanjikan. Kereta semi
ekspres dahulu merupakan kereta ekspres,
namun semenjak pemerintah membeli
rangkaian kereta baru pada tahun 2006, maka
kereta ekspres yang lama dijadikan semi
ekspres. Karena tarif kereta pakuan dan semi
ekspres lebih mahal ketimbang kereta
ekonomi, maka ketiga jenis kereta ini tentunya
memiliki spesifikasi penumpang yang berbeda.
Salah satu metode pengelompokan yang
dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode yang
diperkenalkan oleh Morgan dan Sonquist yaitu
metode Automatic Interaction Detection (AID)
pada tahun 1963 (Kass, 1980 dalam
Soemartojo, 2002). Dalam perkembangannya
metode ini banyak dipergunakan karena dapat
menangani jumlah data amatan yang besar dan
peubah respon ordinal. Metode-metode lain
yang termasuk tipe metode AID antara lain
adalah Theta Automatic Interaction Detection
(THAID) dan metode Chi-Square Automatic
Interaction Detection (CHAID) yang dapat
digunakan untuk data respon berskala ordinal dan
nominal dengan menggunakan kriteria uji Theta
untuk THAID dan Khi-kuadrat untuk CHAID.
Dalam penelitian ini, metode CHAID akan
diterapkan sebagai analisis untuk mengelompokan
dan melihat segmentasi penumpang berdasarkan
pemilihan jenis KRL yang mereka gunakan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri
peubah-peubah yang berpengaruh terhadap
pemilihan layanan Kereta Listrik Komuter
(Ekspres, Semi Ekspres, dan Ekonomi) oleh
penumpang. Dengan diperolehnya informasi
tersebut maka dapat diperoleh pembeda masingmasing kelompok penumpang sehingga dapat
dilihat segmen dari penumpang secara lebih
detail. Selain itu akan dilihat keterkaitan antar
peubah yang terpilih.
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter
Kereta komuter adalah kereta yang beroperasi
dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar
dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota
yang berdekatan. Penumpang kereta ini
kebanyakan adalah para penglaju (komuter)
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian
besar dari mereka adalah para pekerja, mahasiswa
dan siswa sekolah menengah yang memiliki
mobilitas tinggi antar tujuan yang dilayani oleh
kereta itu untuk pulang-pergi dalam sehari.
Tidaklah heran apabila frekuensi perjalanan
kereta komuter ini termasuk tinggi dan jumlah
penumpangnya juga paling banyak dibanding
kereta lainnya.
Kereta komuter ini umumnya dilayani oleh
rangkaian kereta ekonomi. Tetapi beberapa sudah
ada yang dilayani oleh kereta yang kelasnya lebih
tinggi seperti kelas semi ekspres dan juga kelas
ekspres (Wikipedia, 2007).
Fluktuasi penumpang kereta rel listrik
komuter juga terhitung tinggi setiap harinya.
Jumlah penumpang dipastikan berbeda setiap
harinya. Jam keberangkatan dan kedatangan
penumpang dari mulai pagi hari hingga malam
pun berubah fluktuasinya.
Penelitian Survei
Penelitian survei merupakan suatu bentuk
penyelidikan yang bersifat kritis untuk
memperoleh keterangan atas suatu persoalan
tertentu di dalam suatu daerah atau suatu
wilayah dengan hanya mengambil contoh dari
populasi yang ada dengan menggunakan
instrumen yang spesifik yaitu kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
Kuesioner adalah media pengumpulan
data dengan mempergunakan pertanyaanpertanyaan tertulis dengan harapan responden
akan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut. Biasanya yang mengisi
kuesioner adalah responden sendiri, tetapi
adakalanya peneliti membacakan kuesioner
pada responden kemudian menulis jawaban
responden pada formulir kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
1.
2.
Kemudian cari nilai
2
χ hitung
dari
semua sub
tabel yang terbentuk. Dengan α ditetapkan,
cari nilai
2
χ hitung
3.
yang terkecil. Jika
2
χ terkecil
χ α2 (dengan db = d-1), maka
lebih kecil dari
Metode CHAID
Metode CHAID (Chi-Square Automatic
Interaction Detection) merupakan salah satu
tipe metode AID (Automatic Interaction
Detection). AID adalah suatu tehnik untuk
menganalisis kelompok data berukuran besar
dengan membaginya menjadi sub-sub
kelompok yang tidak saling tumpang tindih
(Kass, 1980 dalam Soemartojo, 2002).
Pembagian kelompok tersebut didasarkan
kepada peubah respon terhadap peubahpeubah
penjelas.
Perbedaan
CHAID
dibandingkan dengan metode AID lainnya
yaitu tipe data yang digunakan adalah data
kategori berskala nominal dan ordinal dengan
uji yang digunakan adalah uji Chi-Square.
Tahapan yang harus dilakukan dalam
analisis CHAID untuk menghasilkan sebuah
dendrogram pada dasarnya melalui tiga tahap
yaitu
penggabungan,
pemisahan,
dan
penghentian.
Penggabungan
dilakukan
terhadap kategori peubah penjelas yang
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap peubah respon, pemisahan dilakukan
terhadap peubah penjelas yang berpengaruh
signifikan. Proses ini dilakukan secara rekursif
hingga tidak ada lagi peubah penjelas yang
signifikan atau ditemukan aturan penghentian.
Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan dalam
algoritma berikut ini (Kass, 1980 dalam
Alamudi, et al, 1998) :
Membuat tabulasi silang untuk masingmasing kategori peubah penjelas dengan
kategori peubah respon.
Membuat sub tabulasi silang berukuran 2xd
yang mungkin tersusun, dengan d adalah
banyaknya
kategori
peubah
respon.
kedua kategori peubah penjelas tersebut
digabungkan. Prosedur ini akan mereduksi c
kategori peubah penjelas menjadi r kategori
(r < c) (Soemartojo, 2002). Untuk peubah
ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan
untuk kategori yang berurutan.
Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri
dari tiga atau lebih kategori asal, maka
dilakukan pembagian biner terhadap kategori
gabungan tersebut. Dari pembagian ini dicari
2
χ hitung
terbesar. Jika
besar dari
χα
2
2
χ hitung
terbesar lebih
, maka pembagian biner
dilakukan. Selanjutnya kembali ke tahap dua.
Dari setiap peubah penjelas yang telah
digabungkan, dihitung nilai-p untuk masingmasing tabel yang terbentuk. Tabel yang
mengalami reduksi menjadi r kategori, nilai-p
nya dikalikan dengan pengganda Bonferoni
sesuai dengan tipe peubahnya. Jika nilai-p
terkecil kurang dari α yang ditetapkan, maka
peubah tersebut merupakan peubah penjelas
yang pengaruhnya paling signifikan bagi
peubah respon.
5. Kembali ke tahap pertama untuk melakukan
pembagian berdasarkan peubah yang belum
terpilih.
Statistik uji yang dipergunakan adalah
statistik uji Chi-Square dengan persamaan sebagai
berikut :
r
c
⎡ (O ij − E ij )2 ⎤
χ2 = ∑ ∑ ⎢
⎥
E ij
i =1
j =1
⎦⎥
⎣⎢
dengan :
r = total baris
c = total kolom
i = indeks baris
j = indeks kolom
Oij = Frekuensi baris ke-i kolom ke-j
Eij = Frekuensi harapan baris ke-i kolom ke-j
4.
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
RR ADISTIA RAHMADHANI
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
RR ADISTIA RAHMADHANI. Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta Listrik (KRL)
Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID. Dibimbing oleh BAMBANG SUMANTRI dan AAM
ALAMUDI.
Dunia transportasi merupakan salah satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan masyarakat
kita. Salah satu alat transportasi umum yang cukup padat dan diminati masyarakat adalah Kereta
Listrik (KRL) Komuter. Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres, semi ekspres dan ekonomi. Ketiga jenis kereta ini tentunya memiliki spesifikasi penumpang
yang berbeda. Salah satu metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode CHAID.
Jumlah pengeluaran per bulan merupakan peubah pertama yang signifikan dalam membedakan
karakteristik penumpang. Peubah-peubah lain yang juga berperan dalam membedakan karakteristik
penumpang adalah alasan menggunakan KRL, penggunaan abonemen, jenis pekerjaan, dan frekuensi
menggunakan KRL dalam sebulan.
Penumpang yang menggunakan kereta ekonomi cenderung memiliki pengeluaran rendah,
beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan menghemat biaya, berprofesi sebagai direktur;
pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/t.terampil, dan tidak
menggunakan abonemen. Sedangkan pengguna kereta ekspres sebagian besar berpenghasilan tinggi,
tidak menggunakan abonemen, dan beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan memiliki
suasana yang lebih menyenangkan.
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
OLEH :
RR ADISTIA RAHMADHANI
G14103022
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
Pada
Departemen Statistika
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
Judul Skripsi
:
Nama Mahasiswa
NRP
:
:
Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta
Listrik (KRL) Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID.
Rr Adistia Rahmadhani
G14103022
Menyetujui,
Pembimbing I
Ir. Bambang Sumantri
NIP : 130779511
Pembimbing II
Ir. Aam Alamudi, M.Si
NIP : 131950980
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP : 131473999
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Semarang pada tanggal 8 September 1985 sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara, anak pasangan Atjeng Kadaryana dan Etika Asterina Citra Wardhani.
Pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Merdeka 5 Bandung, dan melanjutkan ke sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 2 Mataram dan lulus tahun 2000. Penulis menyelesaikan studi di
SMU Negeri 1 Mataram pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen
Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007 penulis mengikuti kegiatan magang di PT.
Airmas Intercontinental.
Selama kuliah di IPB, penulis aktif dalam kegiatan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta
(Himpro GSB) yaitu sebagai staf bagian Kajian Strategis pada tahun 2004/2005.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
dilimpahkan kepada tauladan umat manusia Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang istiqomah di jalanNya.
Banyak ilmu, pelajaran dan masukan yang bermanfaat dirasakan oleh penulis selama
menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih, diantaranya kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si selaku pembimbing I dan
pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta masukan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
2. Seluruh dosen Departemen Statistika IPB atas segala ilmu yang bermanfaat.
3. Teristimewa karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Papaku Atjeng Kadaryana
dan Mamaku Etika Asterina Citrawardhani (yang tiada pernah putus memberikan doa, kasih
sayang dan motivasi), serta adik-adikku tercinta Diazwara Anjani Putri dan Umar Fadhil
Waluyardi.
4. Faishal Syahbana Fandi Saputra, tempat mencurahkan segala rasa, cinta, dan kasih sayang.
Thanks for the support Honey, Aishiteru…
5. Keluarga besar Husein Nawawi di Bandung, keluarga Bambang Sugiono di Klaten (Mama
Non, Papa Iyek dan Si kecil Asa yang lucuuu), keluarga Subandi di Bogor (terutama untuk
tante Ida dan de’ Icca yang selalu memberikan kebaikan yang tulus selama penulis menuntut
ilmu di Bogor).
6. Sahabat – sahabatku tercinta, Rani, Rahayu, Meylinda, Vina dan Yuni, thanks for the great 4
years in IPB. Tidak akan pernah lagi kutemukan sahabat setulus kalian. Hope our friendship
will last forever.
7. Sahabat karibku, Inge. Semoga kita bertemu lagi dalam kesuksesan.
8. Teman-teman senasib sepenanggungan di Wisma Melati, Boma, Indah, Ugie, Risma, Dea,
Gina, Aie, Tutiek, Heda, Vebby, Amy dan lain-lain.
9. Semua teman seperjuangan di STK 40 (give me S, give me T, give me K... STK!!!).
10. Adik kelas STK 41, 42 atas keceriaannya.
11. Ibu Dedeh (ibu, maaf ya kalo kita sering ribut dan telat balikin buku), Bang Sudin (kalo ga
ada Bang Sudin, jadi sepiiii), Ibu Sulis, Ibu Markonah, Pa Iyan, Mang Herman, Mang Dur,
12. Serta semua pihak yang tidak tertuliskan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Bogor, September 2007
Rr Adistia Rahmadhani
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter .................................................................................................................... 1
Penelitian Survei .................................................................................................................. 2
Metode CHAID .................................................................................................................... 2
BAHAN DAN METODE
Bahan ................................................................................................................................... 3
Metode ................................................................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden ........................................................................................................... 4
Dendogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID ................................................................... 5
Faktor-faktor yang Berpengaruh .......................................................................................... 8
Karakteristik Penumpang KRL Berdasarkan Analisis CHAID ............................................ 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Rendah ...................................... 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Tinggi ........................................ 9
Asosiasi dan Interaksi Antar Peubah Penjelas dengan Peubah Respon ............................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 12
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05 ......................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
Tabel frekuensi peubah-peubah yang digunakan ........................................................................ 12
Kuesioner penelitian survei ......................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia transportasi merupakan salah satu
bagian yang cukup vital dalam kehidupan
masyarakat kita. Mobilitas atau pergerakan
penduduk yang sangat cepat menuntut
keberadaan transportasi sebagai layanan jasa
yang memegang kunci dari pergerakan
penduduk tersebut, khususnya transportasi
umum. Perhatian pemerintah dalam pelayanan
jasa transportasi umum pun dinilai cukup baik,
sehingga memudahkan masyarakat dalam
mengaksesnya.
Salah satu alat transportasi umum yang
cukup padat dan diminati masyarakat adalah
Kereta Komuter. Di Indonesia, Kereta Listrik
(KRL) Komuter ini terutama ditemukan di
kawasan Jabotabek. Kereta ini telah ada sejak
tahun 1976 yang merupakan kereta hibahan
dari Jepang dan bergerak menggunakan sistem
propulsi motor listrik
Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres/pakuan, kereta semi ekspres dan yang
berusia paling tua adalah kereta ekonomi.
Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang
cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi,
dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres
pertama yang menggunakan pendingin udara,
sehingga dari segi kenyamanan tentu saja
kereta pakuan lebih menjanjikan. Kereta semi
ekspres dahulu merupakan kereta ekspres,
namun semenjak pemerintah membeli
rangkaian kereta baru pada tahun 2006, maka
kereta ekspres yang lama dijadikan semi
ekspres. Karena tarif kereta pakuan dan semi
ekspres lebih mahal ketimbang kereta
ekonomi, maka ketiga jenis kereta ini tentunya
memiliki spesifikasi penumpang yang berbeda.
Salah satu metode pengelompokan yang
dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode yang
diperkenalkan oleh Morgan dan Sonquist yaitu
metode Automatic Interaction Detection (AID)
pada tahun 1963 (Kass, 1980 dalam
Soemartojo, 2002). Dalam perkembangannya
metode ini banyak dipergunakan karena dapat
menangani jumlah data amatan yang besar dan
peubah respon ordinal. Metode-metode lain
yang termasuk tipe metode AID antara lain
adalah Theta Automatic Interaction Detection
(THAID) dan metode Chi-Square Automatic
Interaction Detection (CHAID) yang dapat
digunakan untuk data respon berskala ordinal dan
nominal dengan menggunakan kriteria uji Theta
untuk THAID dan Khi-kuadrat untuk CHAID.
Dalam penelitian ini, metode CHAID akan
diterapkan sebagai analisis untuk mengelompokan
dan melihat segmentasi penumpang berdasarkan
pemilihan jenis KRL yang mereka gunakan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri
peubah-peubah yang berpengaruh terhadap
pemilihan layanan Kereta Listrik Komuter
(Ekspres, Semi Ekspres, dan Ekonomi) oleh
penumpang. Dengan diperolehnya informasi
tersebut maka dapat diperoleh pembeda masingmasing kelompok penumpang sehingga dapat
dilihat segmen dari penumpang secara lebih
detail. Selain itu akan dilihat keterkaitan antar
peubah yang terpilih.
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter
Kereta komuter adalah kereta yang beroperasi
dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar
dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota
yang berdekatan. Penumpang kereta ini
kebanyakan adalah para penglaju (komuter)
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian
besar dari mereka adalah para pekerja, mahasiswa
dan siswa sekolah menengah yang memiliki
mobilitas tinggi antar tujuan yang dilayani oleh
kereta itu untuk pulang-pergi dalam sehari.
Tidaklah heran apabila frekuensi perjalanan
kereta komuter ini termasuk tinggi dan jumlah
penumpangnya juga paling banyak dibanding
kereta lainnya.
Kereta komuter ini umumnya dilayani oleh
rangkaian kereta ekonomi. Tetapi beberapa sudah
ada yang dilayani oleh kereta yang kelasnya lebih
tinggi seperti kelas semi ekspres dan juga kelas
ekspres (Wikipedia, 2007).
Fluktuasi penumpang kereta rel listrik
komuter juga terhitung tinggi setiap harinya.
Jumlah penumpang dipastikan berbeda setiap
harinya. Jam keberangkatan dan kedatangan
penumpang dari mulai pagi hari hingga malam
pun berubah fluktuasinya.
Penelitian Survei
Penelitian survei merupakan suatu bentuk
penyelidikan yang bersifat kritis untuk
memperoleh keterangan atas suatu persoalan
tertentu di dalam suatu daerah atau suatu
wilayah dengan hanya mengambil contoh dari
populasi yang ada dengan menggunakan
instrumen yang spesifik yaitu kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
Kuesioner adalah media pengumpulan
data dengan mempergunakan pertanyaanpertanyaan tertulis dengan harapan responden
akan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut. Biasanya yang mengisi
kuesioner adalah responden sendiri, tetapi
adakalanya peneliti membacakan kuesioner
pada responden kemudian menulis jawaban
responden pada formulir kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
1.
2.
Kemudian cari nilai
2
χ hitung
dari
semua sub
tabel yang terbentuk. Dengan α ditetapkan,
cari nilai
2
χ hitung
3.
yang terkecil. Jika
2
χ terkecil
χ α2 (dengan db = d-1), maka
lebih kecil dari
Metode CHAID
Metode CHAID (Chi-Square Automatic
Interaction Detection) merupakan salah satu
tipe metode AID (Automatic Interaction
Detection). AID adalah suatu tehnik untuk
menganalisis kelompok data berukuran besar
dengan membaginya menjadi sub-sub
kelompok yang tidak saling tumpang tindih
(Kass, 1980 dalam Soemartojo, 2002).
Pembagian kelompok tersebut didasarkan
kepada peubah respon terhadap peubahpeubah
penjelas.
Perbedaan
CHAID
dibandingkan dengan metode AID lainnya
yaitu tipe data yang digunakan adalah data
kategori berskala nominal dan ordinal dengan
uji yang digunakan adalah uji Chi-Square.
Tahapan yang harus dilakukan dalam
analisis CHAID untuk menghasilkan sebuah
dendrogram pada dasarnya melalui tiga tahap
yaitu
penggabungan,
pemisahan,
dan
penghentian.
Penggabungan
dilakukan
terhadap kategori peubah penjelas yang
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap peubah respon, pemisahan dilakukan
terhadap peubah penjelas yang berpengaruh
signifikan. Proses ini dilakukan secara rekursif
hingga tidak ada lagi peubah penjelas yang
signifikan atau ditemukan aturan penghentian.
Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan dalam
algoritma berikut ini (Kass, 1980 dalam
Alamudi, et al, 1998) :
Membuat tabulasi silang untuk masingmasing kategori peubah penjelas dengan
kategori peubah respon.
Membuat sub tabulasi silang berukuran 2xd
yang mungkin tersusun, dengan d adalah
banyaknya
kategori
peubah
respon.
kedua kategori peubah penjelas tersebut
digabungkan. Prosedur ini akan mereduksi c
kategori peubah penjelas menjadi r kategori
(r < c) (Soemartojo, 2002). Untuk peubah
ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan
untuk kategori yang berurutan.
Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri
dari tiga atau lebih kategori asal, maka
dilakukan pembagian biner terhadap kategori
gabungan tersebut. Dari pembagian ini dicari
2
χ hitung
terbesar. Jika
besar dari
χα
2
2
χ hitung
terbesar lebih
, maka pembagian biner
dilakukan. Selanjutnya kembali ke tahap dua.
Dari setiap peubah penjelas yang telah
digabungkan, dihitung nilai-p untuk masingmasing tabel yang terbentuk. Tabel yang
mengalami reduksi menjadi r kategori, nilai-p
nya dikalikan dengan pengganda Bonferoni
sesuai dengan tipe peubahnya. Jika nilai-p
terkecil kurang dari α yang ditetapkan, maka
peubah tersebut merupakan peubah penjelas
yang pengaruhnya paling signifikan bagi
peubah respon.
5. Kembali ke tahap pertama untuk melakukan
pembagian berdasarkan peubah yang belum
terpilih.
Statistik uji yang dipergunakan adalah
statistik uji Chi-Square dengan persamaan sebagai
berikut :
r
c
⎡ (O ij − E ij )2 ⎤
χ2 = ∑ ∑ ⎢
⎥
E ij
i =1
j =1
⎦⎥
⎣⎢
dengan :
r = total baris
c = total kolom
i = indeks baris
j = indeks kolom
Oij = Frekuensi baris ke-i kolom ke-j
Eij = Frekuensi harapan baris ke-i kolom ke-j
4.
Metode
CHAID
sebenarnya
menggabungkan kategori tak nyata dalam
suatu peubah dengan melihat semua cara
pengelompokan yang mungkin terjadi
(Soemartojo, 2002). Untuk tabulasi silang
yang mengalami pengurangan kategori
menjadi r kategori dari peubah asal c kategori
(r < c), maka nilai-p dari uji Chi-Square yang
baru dikalikan dengan pengganda Bonferoni
sesuai dengan jenis peubahnya (Kass, 1980
dalam Soemartojo, 2002). Berikut adalah tipe
pengganda
Bonferoni
sesuai
dengan
peubahnya:
1. Untuk peubah bebas berskala nominal :
c
r −1
i (r − i )
B bebas = ∑ (− 1 )
i! (r − i )!
i=0
2. Untuk peubah monotonik berskala
ordinal:
B monotonik
3.
= C c −1, r −1
Untuk peubah float (mengambang)
berskala ordinal, namun urutan kategori
diragukan :
B
float
= C c − 2 , r − 2 + rC
c − 2 , r −1
Hasil dari analisis CHAID adalah suatu
dendrogram pemisah dengan tiga macam
informasi yang dapat diperoleh, yaitu
(Fielding, 1977 dalam O’Muircjartaigh dan
Payne, 1997) :
1. Pengelompokan amatan. Pengamatan
dikelompokan ke dalam kelompokkelompok yang relatif homogen dalam
kaitannya dengan nilai peubah penjelas
dan peubah respon.
2. Asosiasi
antar
peubah
penjelas.
Kecenderungan nilai peubah penjelas
tertentu berpadanan dengan nilai peubah
penjelas yang lain.
3. Interaksi antar peubah penjelas. Peranan
silang dua peubah penjelas dalam
pemisahan amatan menurut peubah
respon.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Penelitian ini menggunakan data primer,
dengan responden adalah penumpang KRL
jurusan Bogor-Jakarta. Pengumpulan data
dilakukan melalui pengisian kuesioner dan
wawancara langsung kepada penumpang.
Tahapan pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan membuat kuesioner
Persiapan yang dilakukan adalah mencari
informasi tentang layanan KRL Komuter
jurusan Bogor-Jakarta, kondisi lingkungan
stasiun dan tanya jawab dengan penumpang
mengenai peubah penjelas yang akan
digunakan.
b. Penyusunan kuesioner
Diawali dengan menyusun peubah demografi
untuk mengetahui karakteristik responden
dan peubah-peubah yang akan diukur
berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi
penumpang dalam memilih layanan KRL.
Pilihan jenis KRL sebagai peubah respon
dalam hal ini diukur berdasarkan jenis KRL
yang paling sering mereka gunakan yang
terbagi dalam 3 kategori, yaitu :
1 = Kereta Listrik Ekspres/Pakuan
2 = Kereta Listrik Semi Ekspres
3 = Kereta Listrik Ekonomi
Peubah-peubah penjelas yang digunakan
sebagai faktor penduga yang mempengaruhi
penumpang dalam memilih layanan KRL
adalah sebagai berikut :
1. Jenis kelamin
1 = Laki-laki, 2 = Perempuan
2. Usia
1 = ≤ 20 tahun
2 = 21 – 30 tahun
3 = 31 – 40 tahun
4 = > 40 tahun
3. Jenis pekerjaan
1 = Direktur/manager/pemilik
perusahaan/supervisor.
2 = Pensiunan/ibu rumah tangga
3 = Mahasiswa/pelajar
4 = Pegawai biasa (bag.admin dll)
5 = Wiraswasta/pedagang
6 = Guru/tenaga terampil/buruh
7 = Lainnya
4. Pengeluaran per bulan
1 = ≤ Rp. 500.000
2 = Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
3 = Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
4 = Rp. 1.500.001 – Rp. 2.500.000
5 = Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000
6 = > Rp. 5.000.000
5. Status saat ini
1 = Tidak/belum berkeluarga
2 = Sudah berkeluarga
6. Punya kendaraan pribadi
1 = Ya, 2 = Tidak
7.
c.
d.
Ada alternatif transportasi umum
lain selain KRL
1 = Ya, 2 = Tidak
8. Alasan utama memilih KRL
1 = Menghemat waktu
2 = Bebas macet
3 = Lebih menghemat biaya
4 = Suasana
KRL
lebih
menyenangkan /merasa aman
5 = Fasilitasnya
6 = Lainnya
9. Ada rekan yang menemani perjalanan
1 = Ya, 2 = Tidak
10. Menggunakan karcis abonemen
1 = Ya, 2 = Tidak
11. Sumber biaya transportasi dengan
KRL
1 = Pribadi, 2 = Kantor/instansi
12. Menggunakan
KRL
untuk
kepentingan
1 = Transportasi ke sekolah/kampus
/kantor
2 = Jalan-jalan/bepergian
3 = Kepentingan khusus (berbelanja)
13. Berapa kali dalam sebulan terakhir
menggunakan KRL
1 = ≤ 4 kali
2 = 5 – 10 kali
3 = > 10 kali
14. Mengikuti berita terkini seputar KRL
1 = Tidak mengikuti
2 = Ya, melalui media elektronik
3 = Ya, melalui media cetak
4 = Ya, melalui media lainnya
Menentukan metode penarikan contoh.
Penarikan contoh dilakukan selama satu
minggu dengan mencakup semua hari dari
mulai pagi hingga petang. Hal ini
berdasarkan
pertimbangan
bahwa
fluktuasi dan karakteristik penumpang
akan berbeda pada setiap hari dan jam
yang berbeda. Pengambilan responden
diusahakan seobjektif mungkin dengan
menyebar ke seluruh penjuru Stasiun
Bogor. Metode ini dilakukan berdasarkan
keadaan penumpang karena tidak
mungkin mrndapatkan daftar jumlah
seluruh penumpang KRL Bogor – Jakarta
atau tidak ada Sampling Frame.
Melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan di Stasiun
Bogor selama satu minggu penuh dan
responden direkrut dengan sistem
perorangan menggunakan kuesioner.
Tipe nominal terdapat pada peubah jenis
kelamin, status, jenis pekerjaan, kepemilikan
kendaraan, alat transportasi alternatif, alasan
memilih KRL, rekan perjalanan, karcis
abonemen,
sumber
biaya,
kepentingan
menggunakan KRL, dan media yang diikuti.
Untuk tipe ordinal terdapat pada peubah usia,
pengeluaran per bulan, dan intensitas penggunaan
KRL dalam sebulan terakhir.
Metode
Langkah-langkah analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan tabulasi silang antara peubah
respon dengan peubah penjelas, sebagai
langkah awal untuk melihat pengaruh
asosiasi peubah penjelas terhadap peubah
respon menggunakan uji Chi-Square
kemudian dianalisa dengan metode statistika
deskriptif.
b. Melakukan analisis CHAID untuk melihat
struktur data antara peubah penjelas dengan
peubah respon.
c. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pemilihan kriteria jenis KRL kepada
masing-masing penumpang.
Analisis data menggunakan software SPSS 13 for
windows, Microsoft Excel dan Answer Tree 2.01
dengan taraf nyata α = 0.05
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden
Banyaknya responden penumpang layanan
KRL yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar
417 orang. Sebagian besar dari responden tersebut
adalah pengguna layanan kereta ekonomi yaitu
sebesar 63%. Terbesar kedua adalah pengguna
layanan kereta ekspres sebesar 30%, dan sisanya
sebesar 7% adalah pengguna layanan kereta semi
ekspres (Gambar 1).
Pemilihan Jenis KRL
Ekspres
30%
Ekonomi
63%
Semi
Ekspres
7%
Gambar 1. Persentase pemilihan jenis kereta rel
listrik.
Pada tabel frekuensi (Lampiran 1) terlihat
bahwa sebagian besar responden penumpang
KRL adalah laki-laki (53.5%). Sedangkan
menurut kelompok usia, sebagian besar
penumpang berada dalam kelompok usia 2130 tahun (35%).
Sesuai dengan fungsinya sebagai kereta
komuter yang memiliki mobilitas harian,
sebagian besar dari penumpang KRL
berprofesi sebagai pegawai biasa/swasta
(25.9%) dan mahasiswa/pelajar (23.7%),
kebanyakan dari penumpang ini berangkat ke
tempat tujuan pada pagi hari dan pulang pada
sore/malam harinya. Dari segi pengeluaran per
bulan pun didominasi oleh penumpang yang
memiliki
pengeluaran
Rp.500.001Rp.1.000.000 setiap bulannya (24.9%).
Sebagian besar dari penumpang KRL
berstatus menikah atau telah berkeluarga
(52.3%), KRL yang merupakan salah satu
transportasi yang terbilang cepat dan bebas
macet menjadi pilihan penumpang yang telah
berkeluarga agar dapat lebih cepat tiba di
rumah dan berkumpul bersama keluarga.
Dalam hal kepemilikan kendaraan pribadi,
rata-rata penumpang KRL juga memiliki
kendaraan pribadi yang dapat digunakan untuk
mencapai tempat tujuan yang sama (51.1%),
dan para penumpang tersebut tetap memilih
KRL sebagai sarana transportasi utama
walaupun terdapat pula alternatif transportasi
umum yang lain (77.7%).
Alasan para penumpang memilih KRL
sebagai sarana transportasi bermacam-macam,
namun sebagian besar mengatakan bahwa
KRL terbilang lebih cepat dan menghemat
waktu mereka (42.9%). Para penumpang KRL
biasanya bepergian tanpa ada rekan yang
menemani (56.4%), dan mereka juga memilih
untuk tidak menggunakan karcis abonemen
(83,2%), dan lebih memilih untuk membeli
karcis harian. Sumber biaya transportasi
penumpang KRL adalah dari biaya pribadi
mereka sendiri (89.2%), dan hanya 10.8%
penumpang yang mendapatkan subsidi
transportasi dari tempat mereka bekerja.
Dalam hal kepentingan menggunakan
KRL,
sebanyak
57.8%
penumpang
menggunakan KRL sebagai sarana transportasi
ke sekolah, kampus atau kantor, sisanya
menggunakan KRL untuk kepentingan lain
(25.4%) dan untuk kepentingan khusus seperti
berbelanja (16.8%). Dilihat dari frekuensinya,
sebagian besar penumpang menggunakan
layanan KRL lebih dari 10 kali tiap bulannya
(46.8%) karena mobilitas atau pergerakan mereka
adalah harian.
Mengikuti perkembangan berita KRL adalah
hal yang terbilang cukup penting bagi para
penggunanya, namun dari hasil survei, terlihat
bahwa kebanyakan dari para penumpang KRL
tidak mengikuti sama sekali perkembangan berita
terkini dari KRL (38.8%), hanya sebagian saja
yang mengikuti perkembangan berita KRL
melalui media elektronik (36.5%), dan sisanya
mendapat berita dari media cetak, internet dan
lain-lain.
Dilihat dari data hasil survei, untuk kategori
penumpang yang memilih layanan kereta semi
ekspres kurang dapat dibedakan karakteristiknya
karena jumlah responden kereta tersebut terbilang
cukup kecil. Oleh karena itu, dilakukan
penggabungan kategori, untuk penumpang kereta
semi ekspres dengan penumpang kereta ekonomi.
Hal ini dikarenakan layanan kereta semi ekspres
merupakan layanan kereta listrik yang ditujukan
untuk penumpang kalangan menengah kebawah
yang ingin merasakan pelayanan dan fasilitas
kereta listrik yang lebih baik dibandingkan kereta
ekonomi, namun dengan kisaran harga yang lebih
terjangkau dibandingkan dengan kereta ekspres.
Sehingga untuk analisis selanjutnya hanya ada
dua peubah respon yaitu pemilihan jenis KRL
ekspres atau KRL ekonomi.
Dendrogram Hasil Pemisahan
Analisis CHAID
Analisis CHAID menghasilkan suatu
dendrogram,
yang
menggambarkan
pengelompokan berdasarkan hubungan terstruktur
peubah respon dengan peubah penjelas yang
signifikan pada taraf nyata α = 0.05.
Dari 14 peubah yang dianalisis, ada lima
peubah penjelas yang berpengaruh terhadap
pemilihan jenis KRL oleh para penumpang.
Peubah penjelas tersebut adalah pengeluaran per
bulan, alasan menggunakan KRL, penggunaan
karcis abonemen, pekerjaan, dan frekuensi
penggunaan KRL dalam satu bulan.
Hasil analisis CHAID pada Gambar 2,
menggambarkan bahwa peubah penjelas yang
sangat nyata menentukan pemilihan jenis KRL
adalah pengeluaran per bulan dari para
penumpang. Dari enam kategori pengeluaran per
bulan diperoleh dua kategori baru, yaitu :
1. Pengeluaran ≤ Rp. 1.500.000
2. Pengeluaran > Rp. 1.500.000
Penumpang yang memilih layanan kereta
ekspres sebagian besar adalah penumpang
yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp.
1.500.000 per bulan. Sedangkan penumpang
yang memilih layanan kereta ekonomi sebesar
81.82% memiliki pengeluaran kurang dari Rp.
1.500.000 per bulannya.
Pada
kelompok
penumpang
yang
memiliki pengeluaran kurang dari Rp.
1.500.000 per bulan dibagi lagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan alasan memilih KRL
sebagai sarana transportasi, yaitu tepat waktu;
bebas macet, hemat biaya, dan suasana KRL
lebih menyenangkan. Penumpang dengan
pengeluaran per bulan kurang dari Rp.
1.500.000 dan beralasan bahwa KRL lebih
tepat waktu atau bebas macet terdiri dari
penumpang kereta ekonomi sebesar 79.07%.
Jumlah tersebut berbeda dengan penumpang
yang beralasan bahwa KRL lebih menghemat
biaya, yang terdiri dari 94.94% adalah
penumpang ekonomi karena harga karcis
kereta ekonomi memang jauh lebih murah
dibandingkan kereta ekspres, sedangkan
61.54% penumpang kereta ekspres beralasan
KRL lebih menyenangkan.
Selanjutnya pada kelompok penumpang
dengan pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000
dan beralasan KRL tepat waktu; hemat biaya,
dipisah lagi menjadi dua kelompok
berdasarkan jenis pekerjaan, yaitu yang
bekerja sebagai
direktur; ibu rumah
tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai
biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil
dengan kelompok yang bekerja sebagai PNS.
Kelompok penumpang dengan pengeluaran
kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan bahwa
KRL tepat waktu/bebas macet dan berprofesi
sebagai direktur; ibu rumah tangga/pensiunan;
mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta;
guru/tenaga terampil
hampir sebagian
besarnya memilih layanan kereta ekonomi
(82.61%), namun tidak sedikit pula yang
memilih layanan kereta ekspres (17.39%).
Tetapi pada penumpang yang berprofesi
sebagai PNS lebih banyak didominasi oleh
pengguna kereta ekspres (72.73%) dan sisanya
merupakan pengguna kereta ekonomi.
Untuk kelompok penumpang yang
pengeluarannya kurang dari Rp. 1.500.000,
beralasan KRL tepat waktu; bebas macet serta
berprofesi sebagai direktur; ibu rumah
tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai
biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil juga
dipisahkan lagi menjadi dua kelompok
berdasarkan penggunaan karcis abonemen.
Kelompok penumpang dengan pengeluaran
kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan KRL tepat
waktu; bebas macet dan berprofesi sebagai
direktur;
ibu
rumah
tangga/pensiunan;
mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta;
guru/tenaga terampil serta menggunakan karcis
abonemen maupun tidak menggunakan karcis
abonemen sebagian besar terdiri dari penumpang
kereta ekonomi. Penumpang kereta ekspres lebih
banyak yang memilih untuk tidak menggunakan
karcis abonemen (20.97%).
Pada
kelompok
penumpang
dengan
pengeluaran per bulan kurang dari Rp.1.500.000
dan beralasan KRL lebih hemat biaya
diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan frekuensi penggunaan KRL dalam
sebulan, yaitu kurang dari 4 kali, 5-10 kali dan
lebih dari 10 kali. Dari ketiga pengelompokan
penumpang berdasarkan frekuensi penggunaan
KRL dalam sebulan semuanya didominasi oleh
pengguna kereta ekonomi, namun persentase
terbesar pengguna kereta ekspres adalah
penumpang yang setiap bulannya menggunakan
KRL sebanyak 5-10 kali (22.22%).
Selanjutnya pada kelompok penumpang dengan
pengeluaran per bulan kurang dari Rp.1.500.000,
beralasan KRL lebih hemat biaya, frekuensi
menggunakan KRL kurang dari 4 kali dalam
sebulan dipisahkan oleh besarnya pengeluaran per
bulan secara lebih spesifik yaitu kurang dari
Rp.1.000.000 dan
antara Rp. 1.000.000Rp.1.500.000. Penumpang dengan pengeluaran
kurang dari Rp.1.000.000 keseluruhannya adalah
penumpang kereta ekonomi, hal ini mencirikan
bahwa penumpang kereta ekonomi adalah
kalangan menengah kebawah.
Pada
kelompok
penumpang
dengan
pengeluaran kurang dari Rp.1.500.000, beralasan
bahwa KRL hemat biaya, dan frekuensi bepergian
dengan KRL lebih dari 10 kali dipisahkan lagi
berdasarkan
pekerjaan
yaitu
kelompok
penumpang
yang
berprofesi
sebagai
mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta;
guru/tenaga terampil; PNS dan kelompok
selainnya. Dimana pada kelompok yang pertama
seluruhnya adalah pengguna kereta ekonomi
sedangkan kelompok kedua yang berprofesi
selainnya memiliki jumlah yang seimbang antara
pengguna kereta ekspres (50%) dan pengguna
kereta ekonomi (50%).
Gambar 2. Dendogram Pemisahan Hasil Analisis CHAID pada taraf nyata α = 0.05
Berikutnya, pada kelompok penumpang
dengan pengeluaran per bulannya lebih dari
Rp.1.500.000
dipisahkan menjadi dua
kelompok berdasarkan penggunaan karcis
abonemen yaitu menggunakan karcis abonemen
dan tidak menggunakan karcis abonemen.
Kelompok penumpang dengan pengeluaran
lebih dari Rp.1.500.000 dan menggunakan
karcis abonemen didominasi oleh pengguna
kereta ekonomi yaitu sebesar 94.12% dan hanya
5.88% penumpang kereta ekspres yang
menggunakan karcis abonemen. Sedangkan
untuk
kelompok
penumpang
dengan
pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan tidak
menggunakan karcis abonemen sebagian besar
terdiri atas pengguna kereta ekspres (55.15%)
dan sisanya (44.85%) adalah pengguna kereta
ekonomi. Hal ini terjadi karena dengan membeli
karcis abonemen pengeluaran untuk transportasi
terutama untuk kereta ekonomi bagi para
penumpang dengan mobilitas harian dirasa lebih
ringan.
Pada kelompok penumpang dengan
pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan tidak
menggunakan karcis abonemen dipisahkan
kembali berdasarkan alasan menggunakan KRL
yaitu KRL tepat waktu; bebas macet,
menghemat biaya dan suasana KRL lebih
menyenangkan. Kelompok penumpang yang
beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet
didominasi oleh pengguna kereta ekspres yaitu
sebesar 54.95%, sedangkan kelompok yang
beralasan KRL hemat biaya didominasi oleh
pengguna kereta ekonomi (83.33%), sedangkan
kelompok yang beralasan bahwa KRL lebih
menyenangkan sebagian besar terdiri atas
pengguna KRL ekspres (92.31%) karena KRL
ekspres memang menawarkan pelayanan dan
fasilitas yang jauh lebih baik ketimbang kereta
ekonomi.
Faktor – faktor Yang Berpengaruh
Melalui dendogram hasil analisis CHAID
dapat diketahui bahwa faktor yang paling
signifikan memisahkan penumpang berdasarkan
pemilihan jenis KRL adalah besarnya
pengeluaran per bulan. Dapat diketahui pula
bahwa penumpang dengan pengeluaran rendah
cenderung memilih kereta ekonomi sebagai
sarana transportasi demikian pula sebaliknya.
Alasan penumpang memilih KRL sebagai
sarana transportasi ternyata juga signifikan
untuk memberikan gambaran pemilihan jenis
KRL. Terlihat bahwa penumpang yang
beralasan bahwa KRL tepat waktu cenderung
memilih kereta ekspres karena dari segi
ketepatan dan kecepatan ke
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
RR ADISTIA RAHMADHANI
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
RR ADISTIA RAHMADHANI. Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta Listrik (KRL)
Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID. Dibimbing oleh BAMBANG SUMANTRI dan AAM
ALAMUDI.
Dunia transportasi merupakan salah satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan masyarakat
kita. Salah satu alat transportasi umum yang cukup padat dan diminati masyarakat adalah Kereta
Listrik (KRL) Komuter. Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres, semi ekspres dan ekonomi. Ketiga jenis kereta ini tentunya memiliki spesifikasi penumpang
yang berbeda. Salah satu metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode CHAID.
Jumlah pengeluaran per bulan merupakan peubah pertama yang signifikan dalam membedakan
karakteristik penumpang. Peubah-peubah lain yang juga berperan dalam membedakan karakteristik
penumpang adalah alasan menggunakan KRL, penggunaan abonemen, jenis pekerjaan, dan frekuensi
menggunakan KRL dalam sebulan.
Penumpang yang menggunakan kereta ekonomi cenderung memiliki pengeluaran rendah,
beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan menghemat biaya, berprofesi sebagai direktur;
pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/t.terampil, dan tidak
menggunakan abonemen. Sedangkan pengguna kereta ekspres sebagian besar berpenghasilan tinggi,
tidak menggunakan abonemen, dan beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan memiliki
suasana yang lebih menyenangkan.
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
OLEH :
RR ADISTIA RAHMADHANI
G14103022
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
Pada
Departemen Statistika
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
Judul Skripsi
:
Nama Mahasiswa
NRP
:
:
Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta
Listrik (KRL) Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID.
Rr Adistia Rahmadhani
G14103022
Menyetujui,
Pembimbing I
Ir. Bambang Sumantri
NIP : 130779511
Pembimbing II
Ir. Aam Alamudi, M.Si
NIP : 131950980
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP : 131473999
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Semarang pada tanggal 8 September 1985 sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara, anak pasangan Atjeng Kadaryana dan Etika Asterina Citra Wardhani.
Pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Merdeka 5 Bandung, dan melanjutkan ke sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 2 Mataram dan lulus tahun 2000. Penulis menyelesaikan studi di
SMU Negeri 1 Mataram pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen
Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007 penulis mengikuti kegiatan magang di PT.
Airmas Intercontinental.
Selama kuliah di IPB, penulis aktif dalam kegiatan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta
(Himpro GSB) yaitu sebagai staf bagian Kajian Strategis pada tahun 2004/2005.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
dilimpahkan kepada tauladan umat manusia Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang istiqomah di jalanNya.
Banyak ilmu, pelajaran dan masukan yang bermanfaat dirasakan oleh penulis selama
menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih, diantaranya kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si selaku pembimbing I dan
pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta masukan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
2. Seluruh dosen Departemen Statistika IPB atas segala ilmu yang bermanfaat.
3. Teristimewa karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Papaku Atjeng Kadaryana
dan Mamaku Etika Asterina Citrawardhani (yang tiada pernah putus memberikan doa, kasih
sayang dan motivasi), serta adik-adikku tercinta Diazwara Anjani Putri dan Umar Fadhil
Waluyardi.
4. Faishal Syahbana Fandi Saputra, tempat mencurahkan segala rasa, cinta, dan kasih sayang.
Thanks for the support Honey, Aishiteru…
5. Keluarga besar Husein Nawawi di Bandung, keluarga Bambang Sugiono di Klaten (Mama
Non, Papa Iyek dan Si kecil Asa yang lucuuu), keluarga Subandi di Bogor (terutama untuk
tante Ida dan de’ Icca yang selalu memberikan kebaikan yang tulus selama penulis menuntut
ilmu di Bogor).
6. Sahabat – sahabatku tercinta, Rani, Rahayu, Meylinda, Vina dan Yuni, thanks for the great 4
years in IPB. Tidak akan pernah lagi kutemukan sahabat setulus kalian. Hope our friendship
will last forever.
7. Sahabat karibku, Inge. Semoga kita bertemu lagi dalam kesuksesan.
8. Teman-teman senasib sepenanggungan di Wisma Melati, Boma, Indah, Ugie, Risma, Dea,
Gina, Aie, Tutiek, Heda, Vebby, Amy dan lain-lain.
9. Semua teman seperjuangan di STK 40 (give me S, give me T, give me K... STK!!!).
10. Adik kelas STK 41, 42 atas keceriaannya.
11. Ibu Dedeh (ibu, maaf ya kalo kita sering ribut dan telat balikin buku), Bang Sudin (kalo ga
ada Bang Sudin, jadi sepiiii), Ibu Sulis, Ibu Markonah, Pa Iyan, Mang Herman, Mang Dur,
12. Serta semua pihak yang tidak tertuliskan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Bogor, September 2007
Rr Adistia Rahmadhani
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter .................................................................................................................... 1
Penelitian Survei .................................................................................................................. 2
Metode CHAID .................................................................................................................... 2
BAHAN DAN METODE
Bahan ................................................................................................................................... 3
Metode ................................................................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden ........................................................................................................... 4
Dendogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID ................................................................... 5
Faktor-faktor yang Berpengaruh .......................................................................................... 8
Karakteristik Penumpang KRL Berdasarkan Analisis CHAID ............................................ 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Rendah ...................................... 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Tinggi ........................................ 9
Asosiasi dan Interaksi Antar Peubah Penjelas dengan Peubah Respon ............................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 12
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05 ......................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
Tabel frekuensi peubah-peubah yang digunakan ........................................................................ 12
Kuesioner penelitian survei ......................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia transportasi merupakan salah satu
bagian yang cukup vital dalam kehidupan
masyarakat kita. Mobilitas atau pergerakan
penduduk yang sangat cepat menuntut
keberadaan transportasi sebagai layanan jasa
yang memegang kunci dari pergerakan
penduduk tersebut, khususnya transportasi
umum. Perhatian pemerintah dalam pelayanan
jasa transportasi umum pun dinilai cukup baik,
sehingga memudahkan masyarakat dalam
mengaksesnya.
Salah satu alat transportasi umum yang
cukup padat dan diminati masyarakat adalah
Kereta Komuter. Di Indonesia, Kereta Listrik
(KRL) Komuter ini terutama ditemukan di
kawasan Jabotabek. Kereta ini telah ada sejak
tahun 1976 yang merupakan kereta hibahan
dari Jepang dan bergerak menggunakan sistem
propulsi motor listrik
Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres/pakuan, kereta semi ekspres dan yang
berusia paling tua adalah kereta ekonomi.
Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang
cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi,
dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres
pertama yang menggunakan pendingin udara,
sehingga dari segi kenyamanan tentu saja
kereta pakuan lebih menjanjikan. Kereta semi
ekspres dahulu merupakan kereta ekspres,
namun semenjak pemerintah membeli
rangkaian kereta baru pada tahun 2006, maka
kereta ekspres yang lama dijadikan semi
ekspres. Karena tarif kereta pakuan dan semi
ekspres lebih mahal ketimbang kereta
ekonomi, maka ketiga jenis kereta ini tentunya
memiliki spesifikasi penumpang yang berbeda.
Salah satu metode pengelompokan yang
dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode yang
diperkenalkan oleh Morgan dan Sonquist yaitu
metode Automatic Interaction Detection (AID)
pada tahun 1963 (Kass, 1980 dalam
Soemartojo, 2002). Dalam perkembangannya
metode ini banyak dipergunakan karena dapat
menangani jumlah data amatan yang besar dan
peubah respon ordinal. Metode-metode lain
yang termasuk tipe metode AID antara lain
adalah Theta Automatic Interaction Detection
(THAID) dan metode Chi-Square Automatic
Interaction Detection (CHAID) yang dapat
digunakan untuk data respon berskala ordinal dan
nominal dengan menggunakan kriteria uji Theta
untuk THAID dan Khi-kuadrat untuk CHAID.
Dalam penelitian ini, metode CHAID akan
diterapkan sebagai analisis untuk mengelompokan
dan melihat segmentasi penumpang berdasarkan
pemilihan jenis KRL yang mereka gunakan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri
peubah-peubah yang berpengaruh terhadap
pemilihan layanan Kereta Listrik Komuter
(Ekspres, Semi Ekspres, dan Ekonomi) oleh
penumpang. Dengan diperolehnya informasi
tersebut maka dapat diperoleh pembeda masingmasing kelompok penumpang sehingga dapat
dilihat segmen dari penumpang secara lebih
detail. Selain itu akan dilihat keterkaitan antar
peubah yang terpilih.
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter
Kereta komuter adalah kereta yang beroperasi
dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar
dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota
yang berdekatan. Penumpang kereta ini
kebanyakan adalah para penglaju (komuter)
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian
besar dari mereka adalah para pekerja, mahasiswa
dan siswa sekolah menengah yang memiliki
mobilitas tinggi antar tujuan yang dilayani oleh
kereta itu untuk pulang-pergi dalam sehari.
Tidaklah heran apabila frekuensi perjalanan
kereta komuter ini termasuk tinggi dan jumlah
penumpangnya juga paling banyak dibanding
kereta lainnya.
Kereta komuter ini umumnya dilayani oleh
rangkaian kereta ekonomi. Tetapi beberapa sudah
ada yang dilayani oleh kereta yang kelasnya lebih
tinggi seperti kelas semi ekspres dan juga kelas
ekspres (Wikipedia, 2007).
Fluktuasi penumpang kereta rel listrik
komuter juga terhitung tinggi setiap harinya.
Jumlah penumpang dipastikan berbeda setiap
harinya. Jam keberangkatan dan kedatangan
penumpang dari mulai pagi hari hingga malam
pun berubah fluktuasinya.
Penelitian Survei
Penelitian survei merupakan suatu bentuk
penyelidikan yang bersifat kritis untuk
memperoleh keterangan atas suatu persoalan
tertentu di dalam suatu daerah atau suatu
wilayah dengan hanya mengambil contoh dari
populasi yang ada dengan menggunakan
instrumen yang spesifik yaitu kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
Kuesioner adalah media pengumpulan
data dengan mempergunakan pertanyaanpertanyaan tertulis dengan harapan responden
akan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut. Biasanya yang mengisi
kuesioner adalah responden sendiri, tetapi
adakalanya peneliti membacakan kuesioner
pada responden kemudian menulis jawaban
responden pada formulir kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
1.
2.
Kemudian cari nilai
2
χ hitung
dari
semua sub
tabel yang terbentuk. Dengan α ditetapkan,
cari nilai
2
χ hitung
3.
yang terkecil. Jika
2
χ terkecil
χ α2 (dengan db = d-1), maka
lebih kecil dari
Metode CHAID
Metode CHAID (Chi-Square Automatic
Interaction Detection) merupakan salah satu
tipe metode AID (Automatic Interaction
Detection). AID adalah suatu tehnik untuk
menganalisis kelompok data berukuran besar
dengan membaginya menjadi sub-sub
kelompok yang tidak saling tumpang tindih
(Kass, 1980 dalam Soemartojo, 2002).
Pembagian kelompok tersebut didasarkan
kepada peubah respon terhadap peubahpeubah
penjelas.
Perbedaan
CHAID
dibandingkan dengan metode AID lainnya
yaitu tipe data yang digunakan adalah data
kategori berskala nominal dan ordinal dengan
uji yang digunakan adalah uji Chi-Square.
Tahapan yang harus dilakukan dalam
analisis CHAID untuk menghasilkan sebuah
dendrogram pada dasarnya melalui tiga tahap
yaitu
penggabungan,
pemisahan,
dan
penghentian.
Penggabungan
dilakukan
terhadap kategori peubah penjelas yang
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap peubah respon, pemisahan dilakukan
terhadap peubah penjelas yang berpengaruh
signifikan. Proses ini dilakukan secara rekursif
hingga tidak ada lagi peubah penjelas yang
signifikan atau ditemukan aturan penghentian.
Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan dalam
algoritma berikut ini (Kass, 1980 dalam
Alamudi, et al, 1998) :
Membuat tabulasi silang untuk masingmasing kategori peubah penjelas dengan
kategori peubah respon.
Membuat sub tabulasi silang berukuran 2xd
yang mungkin tersusun, dengan d adalah
banyaknya
kategori
peubah
respon.
kedua kategori peubah penjelas tersebut
digabungkan. Prosedur ini akan mereduksi c
kategori peubah penjelas menjadi r kategori
(r < c) (Soemartojo, 2002). Untuk peubah
ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan
untuk kategori yang berurutan.
Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri
dari tiga atau lebih kategori asal, maka
dilakukan pembagian biner terhadap kategori
gabungan tersebut. Dari pembagian ini dicari
2
χ hitung
terbesar. Jika
besar dari
χα
2
2
χ hitung
terbesar lebih
, maka pembagian biner
dilakukan. Selanjutnya kembali ke tahap dua.
Dari setiap peubah penjelas yang telah
digabungkan, dihitung nilai-p untuk masingmasing tabel yang terbentuk. Tabel yang
mengalami reduksi menjadi r kategori, nilai-p
nya dikalikan dengan pengganda Bonferoni
sesuai dengan tipe peubahnya. Jika nilai-p
terkecil kurang dari α yang ditetapkan, maka
peubah tersebut merupakan peubah penjelas
yang pengaruhnya paling signifikan bagi
peubah respon.
5. Kembali ke tahap pertama untuk melakukan
pembagian berdasarkan peubah yang belum
terpilih.
Statistik uji yang dipergunakan adalah
statistik uji Chi-Square dengan persamaan sebagai
berikut :
r
c
⎡ (O ij − E ij )2 ⎤
χ2 = ∑ ∑ ⎢
⎥
E ij
i =1
j =1
⎦⎥
⎣⎢
dengan :
r = total baris
c = total kolom
i = indeks baris
j = indeks kolom
Oij = Frekuensi baris ke-i kolom ke-j
Eij = Frekuensi harapan baris ke-i kolom ke-j
4.
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
RR ADISTIA RAHMADHANI
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
RR ADISTIA RAHMADHANI. Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta Listrik (KRL)
Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID. Dibimbing oleh BAMBANG SUMANTRI dan AAM
ALAMUDI.
Dunia transportasi merupakan salah satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan masyarakat
kita. Salah satu alat transportasi umum yang cukup padat dan diminati masyarakat adalah Kereta
Listrik (KRL) Komuter. Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres, semi ekspres dan ekonomi. Ketiga jenis kereta ini tentunya memiliki spesifikasi penumpang
yang berbeda. Salah satu metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode CHAID.
Jumlah pengeluaran per bulan merupakan peubah pertama yang signifikan dalam membedakan
karakteristik penumpang. Peubah-peubah lain yang juga berperan dalam membedakan karakteristik
penumpang adalah alasan menggunakan KRL, penggunaan abonemen, jenis pekerjaan, dan frekuensi
menggunakan KRL dalam sebulan.
Penumpang yang menggunakan kereta ekonomi cenderung memiliki pengeluaran rendah,
beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan menghemat biaya, berprofesi sebagai direktur;
pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/t.terampil, dan tidak
menggunakan abonemen. Sedangkan pengguna kereta ekspres sebagian besar berpenghasilan tinggi,
tidak menggunakan abonemen, dan beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan memiliki
suasana yang lebih menyenangkan.
PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA
LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID
(Studi Kasus Stasiun Bogor)
OLEH :
RR ADISTIA RAHMADHANI
G14103022
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
Pada
Departemen Statistika
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
Judul Skripsi
:
Nama Mahasiswa
NRP
:
:
Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta
Listrik (KRL) Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID.
Rr Adistia Rahmadhani
G14103022
Menyetujui,
Pembimbing I
Ir. Bambang Sumantri
NIP : 130779511
Pembimbing II
Ir. Aam Alamudi, M.Si
NIP : 131950980
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP : 131473999
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Semarang pada tanggal 8 September 1985 sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara, anak pasangan Atjeng Kadaryana dan Etika Asterina Citra Wardhani.
Pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Merdeka 5 Bandung, dan melanjutkan ke sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 2 Mataram dan lulus tahun 2000. Penulis menyelesaikan studi di
SMU Negeri 1 Mataram pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen
Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007 penulis mengikuti kegiatan magang di PT.
Airmas Intercontinental.
Selama kuliah di IPB, penulis aktif dalam kegiatan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta
(Himpro GSB) yaitu sebagai staf bagian Kajian Strategis pada tahun 2004/2005.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa
dilimpahkan kepada tauladan umat manusia Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang istiqomah di jalanNya.
Banyak ilmu, pelajaran dan masukan yang bermanfaat dirasakan oleh penulis selama
menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih, diantaranya kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si selaku pembimbing I dan
pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta masukan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
2. Seluruh dosen Departemen Statistika IPB atas segala ilmu yang bermanfaat.
3. Teristimewa karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Papaku Atjeng Kadaryana
dan Mamaku Etika Asterina Citrawardhani (yang tiada pernah putus memberikan doa, kasih
sayang dan motivasi), serta adik-adikku tercinta Diazwara Anjani Putri dan Umar Fadhil
Waluyardi.
4. Faishal Syahbana Fandi Saputra, tempat mencurahkan segala rasa, cinta, dan kasih sayang.
Thanks for the support Honey, Aishiteru…
5. Keluarga besar Husein Nawawi di Bandung, keluarga Bambang Sugiono di Klaten (Mama
Non, Papa Iyek dan Si kecil Asa yang lucuuu), keluarga Subandi di Bogor (terutama untuk
tante Ida dan de’ Icca yang selalu memberikan kebaikan yang tulus selama penulis menuntut
ilmu di Bogor).
6. Sahabat – sahabatku tercinta, Rani, Rahayu, Meylinda, Vina dan Yuni, thanks for the great 4
years in IPB. Tidak akan pernah lagi kutemukan sahabat setulus kalian. Hope our friendship
will last forever.
7. Sahabat karibku, Inge. Semoga kita bertemu lagi dalam kesuksesan.
8. Teman-teman senasib sepenanggungan di Wisma Melati, Boma, Indah, Ugie, Risma, Dea,
Gina, Aie, Tutiek, Heda, Vebby, Amy dan lain-lain.
9. Semua teman seperjuangan di STK 40 (give me S, give me T, give me K... STK!!!).
10. Adik kelas STK 41, 42 atas keceriaannya.
11. Ibu Dedeh (ibu, maaf ya kalo kita sering ribut dan telat balikin buku), Bang Sudin (kalo ga
ada Bang Sudin, jadi sepiiii), Ibu Sulis, Ibu Markonah, Pa Iyan, Mang Herman, Mang Dur,
12. Serta semua pihak yang tidak tertuliskan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Bogor, September 2007
Rr Adistia Rahmadhani
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter .................................................................................................................... 1
Penelitian Survei .................................................................................................................. 2
Metode CHAID .................................................................................................................... 2
BAHAN DAN METODE
Bahan ................................................................................................................................... 3
Metode ................................................................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden ........................................................................................................... 4
Dendogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID ................................................................... 5
Faktor-faktor yang Berpengaruh .......................................................................................... 8
Karakteristik Penumpang KRL Berdasarkan Analisis CHAID ............................................ 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Rendah ...................................... 9
Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Tinggi ........................................ 9
Asosiasi dan Interaksi Antar Peubah Penjelas dengan Peubah Respon ............................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 12
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05 ......................... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
Tabel frekuensi peubah-peubah yang digunakan ........................................................................ 12
Kuesioner penelitian survei ......................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia transportasi merupakan salah satu
bagian yang cukup vital dalam kehidupan
masyarakat kita. Mobilitas atau pergerakan
penduduk yang sangat cepat menuntut
keberadaan transportasi sebagai layanan jasa
yang memegang kunci dari pergerakan
penduduk tersebut, khususnya transportasi
umum. Perhatian pemerintah dalam pelayanan
jasa transportasi umum pun dinilai cukup baik,
sehingga memudahkan masyarakat dalam
mengaksesnya.
Salah satu alat transportasi umum yang
cukup padat dan diminati masyarakat adalah
Kereta Komuter. Di Indonesia, Kereta Listrik
(KRL) Komuter ini terutama ditemukan di
kawasan Jabotabek. Kereta ini telah ada sejak
tahun 1976 yang merupakan kereta hibahan
dari Jepang dan bergerak menggunakan sistem
propulsi motor listrik
Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta
ekspres/pakuan, kereta semi ekspres dan yang
berusia paling tua adalah kereta ekonomi.
Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang
cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi,
dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres
pertama yang menggunakan pendingin udara,
sehingga dari segi kenyamanan tentu saja
kereta pakuan lebih menjanjikan. Kereta semi
ekspres dahulu merupakan kereta ekspres,
namun semenjak pemerintah membeli
rangkaian kereta baru pada tahun 2006, maka
kereta ekspres yang lama dijadikan semi
ekspres. Karena tarif kereta pakuan dan semi
ekspres lebih mahal ketimbang kereta
ekonomi, maka ketiga jenis kereta ini tentunya
memiliki spesifikasi penumpang yang berbeda.
Salah satu metode pengelompokan yang
dapat digunakan untuk melihat spesifikasi
penumpang KRL adalah metode yang
diperkenalkan oleh Morgan dan Sonquist yaitu
metode Automatic Interaction Detection (AID)
pada tahun 1963 (Kass, 1980 dalam
Soemartojo, 2002). Dalam perkembangannya
metode ini banyak dipergunakan karena dapat
menangani jumlah data amatan yang besar dan
peubah respon ordinal. Metode-metode lain
yang termasuk tipe metode AID antara lain
adalah Theta Automatic Interaction Detection
(THAID) dan metode Chi-Square Automatic
Interaction Detection (CHAID) yang dapat
digunakan untuk data respon berskala ordinal dan
nominal dengan menggunakan kriteria uji Theta
untuk THAID dan Khi-kuadrat untuk CHAID.
Dalam penelitian ini, metode CHAID akan
diterapkan sebagai analisis untuk mengelompokan
dan melihat segmentasi penumpang berdasarkan
pemilihan jenis KRL yang mereka gunakan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri
peubah-peubah yang berpengaruh terhadap
pemilihan layanan Kereta Listrik Komuter
(Ekspres, Semi Ekspres, dan Ekonomi) oleh
penumpang. Dengan diperolehnya informasi
tersebut maka dapat diperoleh pembeda masingmasing kelompok penumpang sehingga dapat
dilihat segmen dari penumpang secara lebih
detail. Selain itu akan dilihat keterkaitan antar
peubah yang terpilih.
TINJAUAN PUSTAKA
Kereta Komuter
Kereta komuter adalah kereta yang beroperasi
dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar
dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota
yang berdekatan. Penumpang kereta ini
kebanyakan adalah para penglaju (komuter)
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian
besar dari mereka adalah para pekerja, mahasiswa
dan siswa sekolah menengah yang memiliki
mobilitas tinggi antar tujuan yang dilayani oleh
kereta itu untuk pulang-pergi dalam sehari.
Tidaklah heran apabila frekuensi perjalanan
kereta komuter ini termasuk tinggi dan jumlah
penumpangnya juga paling banyak dibanding
kereta lainnya.
Kereta komuter ini umumnya dilayani oleh
rangkaian kereta ekonomi. Tetapi beberapa sudah
ada yang dilayani oleh kereta yang kelasnya lebih
tinggi seperti kelas semi ekspres dan juga kelas
ekspres (Wikipedia, 2007).
Fluktuasi penumpang kereta rel listrik
komuter juga terhitung tinggi setiap harinya.
Jumlah penumpang dipastikan berbeda setiap
harinya. Jam keberangkatan dan kedatangan
penumpang dari mulai pagi hari hingga malam
pun berubah fluktuasinya.
Penelitian Survei
Penelitian survei merupakan suatu bentuk
penyelidikan yang bersifat kritis untuk
memperoleh keterangan atas suatu persoalan
tertentu di dalam suatu daerah atau suatu
wilayah dengan hanya mengambil contoh dari
populasi yang ada dengan menggunakan
instrumen yang spesifik yaitu kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
Kuesioner adalah media pengumpulan
data dengan mempergunakan pertanyaanpertanyaan tertulis dengan harapan responden
akan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut. Biasanya yang mengisi
kuesioner adalah responden sendiri, tetapi
adakalanya peneliti membacakan kuesioner
pada responden kemudian menulis jawaban
responden pada formulir kuesioner (B
Sandjaja & Albertus H, 2006).
1.
2.
Kemudian cari nilai
2
χ hitung
dari
semua sub
tabel yang terbentuk. Dengan α ditetapkan,
cari nilai
2
χ hitung
3.
yang terkecil. Jika
2
χ terkecil
χ α2 (dengan db = d-1), maka
lebih kecil dari
Metode CHAID
Metode CHAID (Chi-Square Automatic
Interaction Detection) merupakan salah satu
tipe metode AID (Automatic Interaction
Detection). AID adalah suatu tehnik untuk
menganalisis kelompok data berukuran besar
dengan membaginya menjadi sub-sub
kelompok yang tidak saling tumpang tindih
(Kass, 1980 dalam Soemartojo, 2002).
Pembagian kelompok tersebut didasarkan
kepada peubah respon terhadap peubahpeubah
penjelas.
Perbedaan
CHAID
dibandingkan dengan metode AID lainnya
yaitu tipe data yang digunakan adalah data
kategori berskala nominal dan ordinal dengan
uji yang digunakan adalah uji Chi-Square.
Tahapan yang harus dilakukan dalam
analisis CHAID untuk menghasilkan sebuah
dendrogram pada dasarnya melalui tiga tahap
yaitu
penggabungan,
pemisahan,
dan
penghentian.
Penggabungan
dilakukan
terhadap kategori peubah penjelas yang
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap peubah respon, pemisahan dilakukan
terhadap peubah penjelas yang berpengaruh
signifikan. Proses ini dilakukan secara rekursif
hingga tidak ada lagi peubah penjelas yang
signifikan atau ditemukan aturan penghentian.
Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan dalam
algoritma berikut ini (Kass, 1980 dalam
Alamudi, et al, 1998) :
Membuat tabulasi silang untuk masingmasing kategori peubah penjelas dengan
kategori peubah respon.
Membuat sub tabulasi silang berukuran 2xd
yang mungkin tersusun, dengan d adalah
banyaknya
kategori
peubah
respon.
kedua kategori peubah penjelas tersebut
digabungkan. Prosedur ini akan mereduksi c
kategori peubah penjelas menjadi r kategori
(r < c) (Soemartojo, 2002). Untuk peubah
ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan
untuk kategori yang berurutan.
Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri
dari tiga atau lebih kategori asal, maka
dilakukan pembagian biner terhadap kategori
gabungan tersebut. Dari pembagian ini dicari
2
χ hitung
terbesar. Jika
besar dari
χα
2
2
χ hitung
terbesar lebih
, maka pembagian biner
dilakukan. Selanjutnya kembali ke tahap dua.
Dari setiap peubah penjelas yang telah
digabungkan, dihitung nilai-p untuk masingmasing tabel yang terbentuk. Tabel yang
mengalami reduksi menjadi r kategori, nilai-p
nya dikalikan dengan pengganda Bonferoni
sesuai dengan tipe peubahnya. Jika nilai-p
terkecil kurang dari α yang ditetapkan, maka
peubah tersebut merupakan peubah penjelas
yang pengaruhnya paling signifikan bagi
peubah respon.
5. Kembali ke tahap pertama untuk melakukan
pembagian berdasarkan peubah yang belum
terpilih.
Statistik uji yang dipergunakan adalah
statistik uji Chi-Square dengan persamaan sebagai
berikut :
r
c
⎡ (O ij − E ij )2 ⎤
χ2 = ∑ ∑ ⎢
⎥
E ij
i =1
j =1
⎦⎥
⎣⎢
dengan :
r = total baris
c = total kolom
i = indeks baris
j = indeks kolom
Oij = Frekuensi baris ke-i kolom ke-j
Eij = Frekuensi harapan baris ke-i kolom ke-j
4.
Metode
CHAID
sebenarnya
menggabungkan kategori tak nyata dalam
suatu peubah dengan melihat semua cara
pengelompokan yang mungkin terjadi
(Soemartojo, 2002). Untuk tabulasi silang
yang mengalami pengurangan kategori
menjadi r kategori dari peubah asal c kategori
(r < c), maka nilai-p dari uji Chi-Square yang
baru dikalikan dengan pengganda Bonferoni
sesuai dengan jenis peubahnya (Kass, 1980
dalam Soemartojo, 2002). Berikut adalah tipe
pengganda
Bonferoni
sesuai
dengan
peubahnya:
1. Untuk peubah bebas berskala nominal :
c
r −1
i (r − i )
B bebas = ∑ (− 1 )
i! (r − i )!
i=0
2. Untuk peubah monotonik berskala
ordinal:
B monotonik
3.
= C c −1, r −1
Untuk peubah float (mengambang)
berskala ordinal, namun urutan kategori
diragukan :
B
float
= C c − 2 , r − 2 + rC
c − 2 , r −1
Hasil dari analisis CHAID adalah suatu
dendrogram pemisah dengan tiga macam
informasi yang dapat diperoleh, yaitu
(Fielding, 1977 dalam O’Muircjartaigh dan
Payne, 1997) :
1. Pengelompokan amatan. Pengamatan
dikelompokan ke dalam kelompokkelompok yang relatif homogen dalam
kaitannya dengan nilai peubah penjelas
dan peubah respon.
2. Asosiasi
antar
peubah
penjelas.
Kecenderungan nilai peubah penjelas
tertentu berpadanan dengan nilai peubah
penjelas yang lain.
3. Interaksi antar peubah penjelas. Peranan
silang dua peubah penjelas dalam
pemisahan amatan menurut peubah
respon.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Penelitian ini menggunakan data primer,
dengan responden adalah penumpang KRL
jurusan Bogor-Jakarta. Pengumpulan data
dilakukan melalui pengisian kuesioner dan
wawancara langsung kepada penumpang.
Tahapan pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan membuat kuesioner
Persiapan yang dilakukan adalah mencari
informasi tentang layanan KRL Komuter
jurusan Bogor-Jakarta, kondisi lingkungan
stasiun dan tanya jawab dengan penumpang
mengenai peubah penjelas yang akan
digunakan.
b. Penyusunan kuesioner
Diawali dengan menyusun peubah demografi
untuk mengetahui karakteristik responden
dan peubah-peubah yang akan diukur
berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi
penumpang dalam memilih layanan KRL.
Pilihan jenis KRL sebagai peubah respon
dalam hal ini diukur berdasarkan jenis KRL
yang paling sering mereka gunakan yang
terbagi dalam 3 kategori, yaitu :
1 = Kereta Listrik Ekspres/Pakuan
2 = Kereta Listrik Semi Ekspres
3 = Kereta Listrik Ekonomi
Peubah-peubah penjelas yang digunakan
sebagai faktor penduga yang mempengaruhi
penumpang dalam memilih layanan KRL
adalah sebagai berikut :
1. Jenis kelamin
1 = Laki-laki, 2 = Perempuan
2. Usia
1 = ≤ 20 tahun
2 = 21 – 30 tahun
3 = 31 – 40 tahun
4 = > 40 tahun
3. Jenis pekerjaan
1 = Direktur/manager/pemilik
perusahaan/supervisor.
2 = Pensiunan/ibu rumah tangga
3 = Mahasiswa/pelajar
4 = Pegawai biasa (bag.admin dll)
5 = Wiraswasta/pedagang
6 = Guru/tenaga terampil/buruh
7 = Lainnya
4. Pengeluaran per bulan
1 = ≤ Rp. 500.000
2 = Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
3 = Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
4 = Rp. 1.500.001 – Rp. 2.500.000
5 = Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000
6 = > Rp. 5.000.000
5. Status saat ini
1 = Tidak/belum berkeluarga
2 = Sudah berkeluarga
6. Punya kendaraan pribadi
1 = Ya, 2 = Tidak
7.
c.
d.
Ada alternatif transportasi umum
lain selain KRL
1 = Ya, 2 = Tidak
8. Alasan utama memilih KRL
1 = Menghemat waktu
2 = Bebas macet
3 = Lebih menghemat biaya
4 = Suasana
KRL
lebih
menyenangkan /merasa aman
5 = Fasilitasnya
6 = Lainnya
9. Ada rekan yang menemani perjalanan
1 = Ya, 2 = Tidak
10. Menggunakan karcis abonemen
1 = Ya, 2 = Tidak
11. Sumber biaya transportasi dengan
KRL
1 = Pribadi, 2 = Kantor/instansi
12. Menggunakan
KRL
untuk
kepentingan
1 = Transportasi ke sekolah/kampus
/kantor
2 = Jalan-jalan/bepergian
3 = Kepentingan khusus (berbelanja)
13. Berapa kali dalam sebulan terakhir
menggunakan KRL
1 = ≤ 4 kali
2 = 5 – 10 kali
3 = > 10 kali
14. Mengikuti berita terkini seputar KRL
1 = Tidak mengikuti
2 = Ya, melalui media elektronik
3 = Ya, melalui media cetak
4 = Ya, melalui media lainnya
Menentukan metode penarikan contoh.
Penarikan contoh dilakukan selama satu
minggu dengan mencakup semua hari dari
mulai pagi hingga petang. Hal ini
berdasarkan
pertimbangan
bahwa
fluktuasi dan karakteristik penumpang
akan berbeda pada setiap hari dan jam
yang berbeda. Pengambilan responden
diusahakan seobjektif mungkin dengan
menyebar ke seluruh penjuru Stasiun
Bogor. Metode ini dilakukan berdasarkan
keadaan penumpang karena tidak
mungkin mrndapatkan daftar jumlah
seluruh penumpang KRL Bogor – Jakarta
atau tidak ada Sampling Frame.
Melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan di Stasiun
Bogor selama satu minggu penuh dan
responden direkrut dengan sistem
perorangan menggunakan kuesioner.
Tipe nominal terdapat pada peubah jenis
kelamin, status, jenis pekerjaan, kepemilikan
kendaraan, alat transportasi alternatif, alasan
memilih KRL, rekan perjalanan, karcis
abonemen,
sumber
biaya,
kepentingan
menggunakan KRL, dan media yang diikuti.
Untuk tipe ordinal terdapat pada peubah usia,
pengeluaran per bulan, dan intensitas penggunaan
KRL dalam sebulan terakhir.
Metode
Langkah-langkah analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan tabulasi silang antara peubah
respon dengan peubah penjelas, sebagai
langkah awal untuk melihat pengaruh
asosiasi peubah penjelas terhadap peubah
respon menggunakan uji Chi-Square
kemudian dianalisa dengan metode statistika
deskriptif.
b. Melakukan analisis CHAID untuk melihat
struktur data antara peubah penjelas dengan
peubah respon.
c. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pemilihan kriteria jenis KRL kepada
masing-masing penumpang.
Analisis data menggunakan software SPSS 13 for
windows, Microsoft Excel dan Answer Tree 2.01
dengan taraf nyata α = 0.05
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden
Banyaknya responden penumpang layanan
KRL yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar
417 orang. Sebagian besar dari responden tersebut
adalah pengguna layanan kereta ekonomi yaitu
sebesar 63%. Terbesar kedua adalah pengguna
layanan kereta ekspres sebesar 30%, dan sisanya
sebesar 7% adalah pengguna layanan kereta semi
ekspres (Gambar 1).
Pemilihan Jenis KRL
Ekspres
30%
Ekonomi
63%
Semi
Ekspres
7%
Gambar 1. Persentase pemilihan jenis kereta rel
listrik.
Pada tabel frekuensi (Lampiran 1) terlihat
bahwa sebagian besar responden penumpang
KRL adalah laki-laki (53.5%). Sedangkan
menurut kelompok usia, sebagian besar
penumpang berada dalam kelompok usia 2130 tahun (35%).
Sesuai dengan fungsinya sebagai kereta
komuter yang memiliki mobilitas harian,
sebagian besar dari penumpang KRL
berprofesi sebagai pegawai biasa/swasta
(25.9%) dan mahasiswa/pelajar (23.7%),
kebanyakan dari penumpang ini berangkat ke
tempat tujuan pada pagi hari dan pulang pada
sore/malam harinya. Dari segi pengeluaran per
bulan pun didominasi oleh penumpang yang
memiliki
pengeluaran
Rp.500.001Rp.1.000.000 setiap bulannya (24.9%).
Sebagian besar dari penumpang KRL
berstatus menikah atau telah berkeluarga
(52.3%), KRL yang merupakan salah satu
transportasi yang terbilang cepat dan bebas
macet menjadi pilihan penumpang yang telah
berkeluarga agar dapat lebih cepat tiba di
rumah dan berkumpul bersama keluarga.
Dalam hal kepemilikan kendaraan pribadi,
rata-rata penumpang KRL juga memiliki
kendaraan pribadi yang dapat digunakan untuk
mencapai tempat tujuan yang sama (51.1%),
dan para penumpang tersebut tetap memilih
KRL sebagai sarana transportasi utama
walaupun terdapat pula alternatif transportasi
umum yang lain (77.7%).
Alasan para penumpang memilih KRL
sebagai sarana transportasi bermacam-macam,
namun sebagian besar mengatakan bahwa
KRL terbilang lebih cepat dan menghemat
waktu mereka (42.9%). Para penumpang KRL
biasanya bepergian tanpa ada rekan yang
menemani (56.4%), dan mereka juga memilih
untuk tidak menggunakan karcis abonemen
(83,2%), dan lebih memilih untuk membeli
karcis harian. Sumber biaya transportasi
penumpang KRL adalah dari biaya pribadi
mereka sendiri (89.2%), dan hanya 10.8%
penumpang yang mendapatkan subsidi
transportasi dari tempat mereka bekerja.
Dalam hal kepentingan menggunakan
KRL,
sebanyak
57.8%
penumpang
menggunakan KRL sebagai sarana transportasi
ke sekolah, kampus atau kantor, sisanya
menggunakan KRL untuk kepentingan lain
(25.4%) dan untuk kepentingan khusus seperti
berbelanja (16.8%). Dilihat dari frekuensinya,
sebagian besar penumpang menggunakan
layanan KRL lebih dari 10 kali tiap bulannya
(46.8%) karena mobilitas atau pergerakan mereka
adalah harian.
Mengikuti perkembangan berita KRL adalah
hal yang terbilang cukup penting bagi para
penggunanya, namun dari hasil survei, terlihat
bahwa kebanyakan dari para penumpang KRL
tidak mengikuti sama sekali perkembangan berita
terkini dari KRL (38.8%), hanya sebagian saja
yang mengikuti perkembangan berita KRL
melalui media elektronik (36.5%), dan sisanya
mendapat berita dari media cetak, internet dan
lain-lain.
Dilihat dari data hasil survei, untuk kategori
penumpang yang memilih layanan kereta semi
ekspres kurang dapat dibedakan karakteristiknya
karena jumlah responden kereta tersebut terbilang
cukup kecil. Oleh karena itu, dilakukan
penggabungan kategori, untuk penumpang kereta
semi ekspres dengan penumpang kereta ekonomi.
Hal ini dikarenakan layanan kereta semi ekspres
merupakan layanan kereta listrik yang ditujukan
untuk penumpang kalangan menengah kebawah
yang ingin merasakan pelayanan dan fasilitas
kereta listrik yang lebih baik dibandingkan kereta
ekonomi, namun dengan kisaran harga yang lebih
terjangkau dibandingkan dengan kereta ekspres.
Sehingga untuk analisis selanjutnya hanya ada
dua peubah respon yaitu pemilihan jenis KRL
ekspres atau KRL ekonomi.
Dendrogram Hasil Pemisahan
Analisis CHAID
Analisis CHAID menghasilkan suatu
dendrogram,
yang
menggambarkan
pengelompokan berdasarkan hubungan terstruktur
peubah respon dengan peubah penjelas yang
signifikan pada taraf nyata α = 0.05.
Dari 14 peubah yang dianalisis, ada lima
peubah penjelas yang berpengaruh terhadap
pemilihan jenis KRL oleh para penumpang.
Peubah penjelas tersebut adalah pengeluaran per
bulan, alasan menggunakan KRL, penggunaan
karcis abonemen, pekerjaan, dan frekuensi
penggunaan KRL dalam satu bulan.
Hasil analisis CHAID pada Gambar 2,
menggambarkan bahwa peubah penjelas yang
sangat nyata menentukan pemilihan jenis KRL
adalah pengeluaran per bulan dari para
penumpang. Dari enam kategori pengeluaran per
bulan diperoleh dua kategori baru, yaitu :
1. Pengeluaran ≤ Rp. 1.500.000
2. Pengeluaran > Rp. 1.500.000
Penumpang yang memilih layanan kereta
ekspres sebagian besar adalah penumpang
yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp.
1.500.000 per bulan. Sedangkan penumpang
yang memilih layanan kereta ekonomi sebesar
81.82% memiliki pengeluaran kurang dari Rp.
1.500.000 per bulannya.
Pada
kelompok
penumpang
yang
memiliki pengeluaran kurang dari Rp.
1.500.000 per bulan dibagi lagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan alasan memilih KRL
sebagai sarana transportasi, yaitu tepat waktu;
bebas macet, hemat biaya, dan suasana KRL
lebih menyenangkan. Penumpang dengan
pengeluaran per bulan kurang dari Rp.
1.500.000 dan beralasan bahwa KRL lebih
tepat waktu atau bebas macet terdiri dari
penumpang kereta ekonomi sebesar 79.07%.
Jumlah tersebut berbeda dengan penumpang
yang beralasan bahwa KRL lebih menghemat
biaya, yang terdiri dari 94.94% adalah
penumpang ekonomi karena harga karcis
kereta ekonomi memang jauh lebih murah
dibandingkan kereta ekspres, sedangkan
61.54% penumpang kereta ekspres beralasan
KRL lebih menyenangkan.
Selanjutnya pada kelompok penumpang
dengan pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000
dan beralasan KRL tepat waktu; hemat biaya,
dipisah lagi menjadi dua kelompok
berdasarkan jenis pekerjaan, yaitu yang
bekerja sebagai
direktur; ibu rumah
tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai
biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil
dengan kelompok yang bekerja sebagai PNS.
Kelompok penumpang dengan pengeluaran
kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan bahwa
KRL tepat waktu/bebas macet dan berprofesi
sebagai direktur; ibu rumah tangga/pensiunan;
mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta;
guru/tenaga terampil
hampir sebagian
besarnya memilih layanan kereta ekonomi
(82.61%), namun tidak sedikit pula yang
memilih layanan kereta ekspres (17.39%).
Tetapi pada penumpang yang berprofesi
sebagai PNS lebih banyak didominasi oleh
pengguna kereta ekspres (72.73%) dan sisanya
merupakan pengguna kereta ekonomi.
Untuk kelompok penumpang yang
pengeluarannya kurang dari Rp. 1.500.000,
beralasan KRL tepat waktu; bebas macet serta
berprofesi sebagai direktur; ibu rumah
tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai
biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil juga
dipisahkan lagi menjadi dua kelompok
berdasarkan penggunaan karcis abonemen.
Kelompok penumpang dengan pengeluaran
kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan KRL tepat
waktu; bebas macet dan berprofesi sebagai
direktur;
ibu
rumah
tangga/pensiunan;
mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta;
guru/tenaga terampil serta menggunakan karcis
abonemen maupun tidak menggunakan karcis
abonemen sebagian besar terdiri dari penumpang
kereta ekonomi. Penumpang kereta ekspres lebih
banyak yang memilih untuk tidak menggunakan
karcis abonemen (20.97%).
Pada
kelompok
penumpang
dengan
pengeluaran per bulan kurang dari Rp.1.500.000
dan beralasan KRL lebih hemat biaya
diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan frekuensi penggunaan KRL dalam
sebulan, yaitu kurang dari 4 kali, 5-10 kali dan
lebih dari 10 kali. Dari ketiga pengelompokan
penumpang berdasarkan frekuensi penggunaan
KRL dalam sebulan semuanya didominasi oleh
pengguna kereta ekonomi, namun persentase
terbesar pengguna kereta ekspres adalah
penumpang yang setiap bulannya menggunakan
KRL sebanyak 5-10 kali (22.22%).
Selanjutnya pada kelompok penumpang dengan
pengeluaran per bulan kurang dari Rp.1.500.000,
beralasan KRL lebih hemat biaya, frekuensi
menggunakan KRL kurang dari 4 kali dalam
sebulan dipisahkan oleh besarnya pengeluaran per
bulan secara lebih spesifik yaitu kurang dari
Rp.1.000.000 dan
antara Rp. 1.000.000Rp.1.500.000. Penumpang dengan pengeluaran
kurang dari Rp.1.000.000 keseluruhannya adalah
penumpang kereta ekonomi, hal ini mencirikan
bahwa penumpang kereta ekonomi adalah
kalangan menengah kebawah.
Pada
kelompok
penumpang
dengan
pengeluaran kurang dari Rp.1.500.000, beralasan
bahwa KRL hemat biaya, dan frekuensi bepergian
dengan KRL lebih dari 10 kali dipisahkan lagi
berdasarkan
pekerjaan
yaitu
kelompok
penumpang
yang
berprofesi
sebagai
mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta;
guru/tenaga terampil; PNS dan kelompok
selainnya. Dimana pada kelompok yang pertama
seluruhnya adalah pengguna kereta ekonomi
sedangkan kelompok kedua yang berprofesi
selainnya memiliki jumlah yang seimbang antara
pengguna kereta ekspres (50%) dan pengguna
kereta ekonomi (50%).
Gambar 2. Dendogram Pemisahan Hasil Analisis CHAID pada taraf nyata α = 0.05
Berikutnya, pada kelompok penumpang
dengan pengeluaran per bulannya lebih dari
Rp.1.500.000
dipisahkan menjadi dua
kelompok berdasarkan penggunaan karcis
abonemen yaitu menggunakan karcis abonemen
dan tidak menggunakan karcis abonemen.
Kelompok penumpang dengan pengeluaran
lebih dari Rp.1.500.000 dan menggunakan
karcis abonemen didominasi oleh pengguna
kereta ekonomi yaitu sebesar 94.12% dan hanya
5.88% penumpang kereta ekspres yang
menggunakan karcis abonemen. Sedangkan
untuk
kelompok
penumpang
dengan
pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan tidak
menggunakan karcis abonemen sebagian besar
terdiri atas pengguna kereta ekspres (55.15%)
dan sisanya (44.85%) adalah pengguna kereta
ekonomi. Hal ini terjadi karena dengan membeli
karcis abonemen pengeluaran untuk transportasi
terutama untuk kereta ekonomi bagi para
penumpang dengan mobilitas harian dirasa lebih
ringan.
Pada kelompok penumpang dengan
pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan tidak
menggunakan karcis abonemen dipisahkan
kembali berdasarkan alasan menggunakan KRL
yaitu KRL tepat waktu; bebas macet,
menghemat biaya dan suasana KRL lebih
menyenangkan. Kelompok penumpang yang
beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet
didominasi oleh pengguna kereta ekspres yaitu
sebesar 54.95%, sedangkan kelompok yang
beralasan KRL hemat biaya didominasi oleh
pengguna kereta ekonomi (83.33%), sedangkan
kelompok yang beralasan bahwa KRL lebih
menyenangkan sebagian besar terdiri atas
pengguna KRL ekspres (92.31%) karena KRL
ekspres memang menawarkan pelayanan dan
fasilitas yang jauh lebih baik ketimbang kereta
ekonomi.
Faktor – faktor Yang Berpengaruh
Melalui dendogram hasil analisis CHAID
dapat diketahui bahwa faktor yang paling
signifikan memisahkan penumpang berdasarkan
pemilihan jenis KRL adalah besarnya
pengeluaran per bulan. Dapat diketahui pula
bahwa penumpang dengan pengeluaran rendah
cenderung memilih kereta ekonomi sebagai
sarana transportasi demikian pula sebaliknya.
Alasan penumpang memilih KRL sebagai
sarana transportasi ternyata juga signifikan
untuk memberikan gambaran pemilihan jenis
KRL. Terlihat bahwa penumpang yang
beralasan bahwa KRL tepat waktu cenderung
memilih kereta ekspres karena dari segi
ketepatan dan kecepatan ke