(Pengujian Sifat Benih Pepaya (Carica papaya L.) dengan Penyimpanan Suhu Dingin)

PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)
DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

Oleh
Rika Rahmi Wulandari
A34404063

PROGRAM STUDI
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)
DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Rika Rahmi Wulandari
A34404063

PROGRAM STUDI
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

RINGKASAN
RIKA RAHMI WULANDARI. (Pengujian Sifat Benih Pepaya (Carica
papaya L.) dengan Penyimpanan Suhu Dingin). Dibawah bimbingan oleh


M. R. SUHARTANTO dan SRIANI SUJIPRIHATI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat benih dari tiga genotipe
pepaya yang disimpan dalam suhu dingin (± -20ºC). Ketiga genotipe tersebut
adalah genotipe IPB 1 mewakili buah tipe kecil dengan ukuran buah dibawah 1
kg; genotipe IPB 9 mewakili buah tipe sedang dengan bobot antara 1-2 kg dan
genotipe IPB 6C yang mewakili tipe besar dengan bobot di atas 1,8 kg.
Percobaan dilakukan mulai bulan April sampai dengan Desember 2008, di
Laboratorium PKBT, IPB Baranangsiang dan di Laboratorium Genetika dan
Pemuliaan Tanaman IPB Darmaga, Bogor. Terdapat tiga percobaan terpisah yang
masing-masing menggunakan benih dari tiga genotipe pepaya yaitu IPB 6C
sebagai percobaan pertama, IPB 1 sebagai percobaan kedua dan IPB 9 sebagai
percobaan ketiga. Masing-masing percobaan menggunakan Rancangan Petak
Terbagi (Split Plot Design). Faktor utama adalah perlakuan penyimpanan terdiri
atas 4 periode simpan yaitu 0, 1, 2, dan 3 bulan dan perlakuan suhu penyimpanan
sebagai anak petak yaitu suhu kamar dan suhu dingin. Uji lanjut menggunakan
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pada percobaan III

digunakan uji-t untuk melihat pengaruh kedua suhu simpan.

Hasil sidik ragam dari percobaan pertama menunjukkan masing-masing
faktor periode simpan dan suhu simpan berpengaruh sangat nyata pada parameter
viabilitas potensial benih dengan tolok ukur daya berkecambah (DB) dan
viabilitas total dengan tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM). Interaksi
antara periode simpan dengan suhu simpan berpengaruh sangat nyata pada tolok
ukur DB dan PTM. Benih dengan kadar air (KA) awal 9.44% mengalami induksi
dormansi sekunder pada kedua suhu simpan. Pada suhu kamar, meskipun sempat
terjadi penurunan viabilitas pada periode simpan 1 bulan, viabilitas benih
meningkat pada bulan kedua penyimpanan dan di akhir periode simpan, dengan
memiliki nilai DB dan PTM 88.00%. Pada suhu dingin, dormansi dapat
dipatahkan pada akhir periode simpan (periode 3 bulan) dengan nilai akhir DB

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

50.67 dan PTM 54.00%. Penyimpanan benih pepaya genotipe IPB 6C
pada suhu dingin tidak menyebabkan benih kehilangan viabilitas, hal ini
menunjukkan benih memiliki sifat ortodoks.
Pada percobaan kedua hasil sidik ragam menunjukkan faktor tunggal

periode simpan dan suhu simpan berpengaruh sangat nyata, demikian pula
interaksi dari kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur DB dan
PTM. Pada suhu kamar dengan KA awal benih 8.41 %, tidak terjadi penurunan
nilai DB dan PTM benih selama 3 bulan periode penyimpanan dengan nilai DB
dan PTM akhir masing-masing sebesar 74.00 dan 74.67%. Pada perlakuan suhu
dingin, benih telah kehilangan viabilitas sejak awal (periode 1 bulan) hingga akhir
penyimpanan dengan nilai DB dan PTM sebesar 4.00 dan 5.33%. Penurunan
viabilitas benih pepaya genotipe IPB 1 pada penyimpanan suhu dingin
menunjukkan benih memiliki sifat intermediet.
Pada percobaan ketiga hasil sidik ragam menunjukkan bahwa faktor
tunggal periode simpan berpengaruh nyata pada DB, namun tidak berpengaruh
nyata pada PTM. Kedua suhu simpan menunjukkan pengaruh yang nyata pada
kedua tolok ukur DB dan PTM. Interaksi kedua faktor menunjukkan pengaruh
tidak nyata pada tolok ukur DB dan PTM benih. Pengaruh periode simpan
terhadap benih dengan KA awal 7.9%, ketika disimpan pada bulan pertama benih
mengalami induksi dormansi sekunder dengan terjadinya penurunan nilai DB
menjadi 69.0 %. Pada bulan berikutnya terjadi peningkatan viabilitas sehingga di
akhir penyimpanan nilai DB benih menjadi 82.3%. Benih yang disimpan pada
suhu kamar memiliki nilai DB sebesar 84.67% dan PTM sebesar 87.50%.
Sementara itu benih yang disimpan pada suhu dingin masih memiliki nilai DB

sebesar 75.83% dan PTM sebesar 78.33% di akhir periode simpan sehingga benih
pepaya IPB 9 menunjukkan sifat benih ortodoks.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

Judul

: PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)
DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

Nama

: Rika Rahmi Wulandari

NRP

: A34404063


Menyetujui,
Dosen pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MSi
NIP : 131 803 641

Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS
NIP : 131 284 838

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr
NIP : 131 124 019

Tanggal Lulus


PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Depok sebagai anak pertama dari empat
bersaudara pada tanggal 30 November 1985, dari pasangan bapak Endang
Suganda dan ibu Nani Suryani.
Penulis menempuh dan menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di
TK Tunas Harapan tahun 1992. Tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan
dasar di SDN Mekarsari VI, Depok. Pendidikan lanjutan tingkat pertama
ditempuh di SLTPN 1 Cimanggis, Depok dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun
2004 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMU Negeri 99
Jakarta.
Pada tahun 2004 penulis masuk IPB melalui jalur SPMB. Penulis diterima
di Fakultas Pertanian, Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih.
Tingkat kedua penulis mengambil Program Kekhususan Teknologi Benih. Selama
masa perkuliahan penulis aktif mengikuti kepanitiaan dalam acara kampus antara
lain, di acara Olimpiade Mahasiswa tahun 2005, Gebyar Nusantara 2005,
Olimpiade Pendidikan ke-2 tahun 2005, Rangkaian Orientasi Mahasiswa IPB

Angkatan 42, Ki Sunda Midang 2 tahun 2005, Sarana Akselerasi Wawasan
Agronomi dan Hortikultura 2006, serta Seminar Biodiesel sebagai Sumber Energi
Alternatif dari Pertanian Indonesia tahun 2006. Organisasi yang diikuti penulis
selama masa perkuliahan adalah UKM LISES Gentra Kaheman IPB sejak
2004-2006. Penulis juga sempat melakukan magang di Laboratorium Kultur
Jaringan, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Penulis hingga saat ini
aktif sebagai anggota di organisasi FOSMA ESQ Bogor.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MSi
dan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS yang telah memberikan kesempatan,
bimbingan, arahan dan semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulusnya
kepada :

1. Papa, Mama, Om, Adi serta Ratih atas dukungan, doa dan kasih sayangnya
yang tiada henti.
2. Dr. Ir. Memen Surahman, MSc sebagai dosen penguji sekaligus dosen
pembimbing akademik atas semua nasehat, kritikan dan dorongan yang
telah diberikan kepada penulis.
3. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya.
4. Seluruh staf dan pegawai dari di kantor Pusat Kajian Buah Tropika, Mbak
Lassih, Mbak Pipit, Deni, Ibu Uci, Teh Ike, Pak Endang dan Teh Imas atas
bantuan selama penelitian.
5. Keluarga Pak Baisuni di Kebun Percobaan PKBT Pasir Kuda Ciomas dan
Pak Leman, Mas Awang dan pegawai di Kebun Percobaan PKBT Tajur.
6. Pak Jayadi pemilik kebun pepaya di Cibatok, Caringin dan Pak Dayat atas
bantuannya dalam mencari buah pepaya IPB 9.
7. Seluruh staf TU BDP Fakultas Pertanian IPB.
8. Keluarga Q-Fam (Yanti, Rahma, Pipit, Imel, Mamih Novi, Yuni, Arfan,
Pendi dan Isa) atas motivasi, kepedulian, persahabatan, kekompakan dan
kasih sayangnya selama ini.
9. Ami-Chantiq atas semua bantuan, motivasi dan dukungan selama
melewati masa yang berwarna, warna itu memang indah.
10. Ipang telah bersedia membantu selama proses pencarian buah pepaya IPB

9 hingga ke pelosok Bogor.
11. D Irwan yang sering membantu mengangkut boks-boks, serta atas semua
motivasi dan dukungan bantuan selama persahabatan kita. Proses itu
menentukan hasil akhi

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

12. Teman sebimbingan Pak Tanto (Mega, Isa dan Pendi) atas dukungan dan
bantuannya.
13. Raihana Crew (Mega, Pifit, Uwai, Oma, Giga, Nola, Jijah, Yeni, Ria,
Kokom, Tatik dan Yuli) yang membuat beban hilang dengan canda tawa.
14. Keluarga besar PMTTB’41 atas motivasi yang telah diberikan dan
kebersamaannya selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Bogor, Januari 2009
Penulis

PDF Creator - PDF4Free v2.0


http://www.pdf4free.com

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................. 3
Hipotesis ........................................................................................ ..... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh Pepaya ................................................. ..... 4
Genotipe Buah Pepaya ........................................................................ 5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Simpan Benih ................ ..... 6
Sifat Benih Pepaya ........................................................................ ..... 8
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ............................................................................... 10
Bahan dan Alat..................................................................................... 10
Metode Penelitian................................................................................. 10
Pelaksanaan......................................................................................... 12
Pengamatan......................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Benih Pepaya Genotipe
IPB 6C ................................................................................................. 17
Pengujian Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Benih Pepaya Genotipe
IPB 1.................................................................................................... 19
Pengujian Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Benih Pepaya Genotipe
IPB 9.................................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... ..... 25
Saran.............................................................................................. ..... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ..... 26
LAMPIRAN .... ........................................................................................... ..... 28

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

DAFTAR TABEL
No

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan
terhadap tolok DB dan PTM pada benih pepaya IPB 6C .............................. 17
2. Nilai tengah pengaruh interaksi periode simpan dan suhu simpan terhadap
viabilitas benih pepaya IPB 6C ..................................................................... 17
3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh periode simpan dan temperatur simpan
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) dan potensi tumbuh
maksimum (PTM) pada benih pepaya IPB 1 ................................................ 19
4. Nilai tengah pengaruh interaksi periode simpan dan suhu simpan terhadap
viabilitas benih pepaya IPB 1 ...................................................................... 20
5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) dan potensi tumbuh
maksimum (PTM) pada benih pepaya IPB 9 ................................................ 22
6. Nilai tengah pengaruh faktor periode simpan terhadap tolok ukur daya
berkecambah (DB) pada benih pepaya IPB 9 ............................................... 22
7. Nilai tengah pengaruh faktor suhu simpan terhadap viabilitas benih pepaya
IPB 9 ........................................................................................................... 24
Lampiran

1. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) benih IPB 6C........................ 29
2. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM) benih IPB 6C ........ 29
3. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) benih IPB 1 .......................... 29
4. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM) benih IPB 1........... 30
5. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) benih IPB 9 .......................... 30
6. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur potensi tumbuh Maksimum (PTM) benih IPB 9 .......... 3

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)
DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

Oleh
Rika Rahmi Wulandari
A34404063

PROGRAM STUDI
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)
DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
Rika Rahmi Wulandari
A34404063

PROGRAM STUDI
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

RINGKASAN
RIKA RAHMI WULANDARI. (Pengujian Sifat Benih Pepaya (Carica
papaya L.) dengan Penyimpanan Suhu Dingin). Dibawah bimbingan oleh

M. R. SUHARTANTO dan SRIANI SUJIPRIHATI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat benih dari tiga genotipe
pepaya yang disimpan dalam suhu dingin (± -20ºC). Ketiga genotipe tersebut
adalah genotipe IPB 1 mewakili buah tipe kecil dengan ukuran buah dibawah 1
kg; genotipe IPB 9 mewakili buah tipe sedang dengan bobot antara 1-2 kg dan
genotipe IPB 6C yang mewakili tipe besar dengan bobot di atas 1,8 kg.
Percobaan dilakukan mulai bulan April sampai dengan Desember 2008, di
Laboratorium PKBT, IPB Baranangsiang dan di Laboratorium Genetika dan
Pemuliaan Tanaman IPB Darmaga, Bogor. Terdapat tiga percobaan terpisah yang
masing-masing menggunakan benih dari tiga genotipe pepaya yaitu IPB 6C
sebagai percobaan pertama, IPB 1 sebagai percobaan kedua dan IPB 9 sebagai
percobaan ketiga. Masing-masing percobaan menggunakan Rancangan Petak
Terbagi (Split Plot Design). Faktor utama adalah perlakuan penyimpanan terdiri
atas 4 periode simpan yaitu 0, 1, 2, dan 3 bulan dan perlakuan suhu penyimpanan
sebagai anak petak yaitu suhu kamar dan suhu dingin. Uji lanjut menggunakan
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pada percobaan III

digunakan uji-t untuk melihat pengaruh kedua suhu simpan.
Hasil sidik ragam dari percobaan pertama menunjukkan masing-masing
faktor periode simpan dan suhu simpan berpengaruh sangat nyata pada parameter
viabilitas potensial benih dengan tolok ukur daya berkecambah (DB) dan
viabilitas total dengan tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM). Interaksi
antara periode simpan dengan suhu simpan berpengaruh sangat nyata pada tolok
ukur DB dan PTM. Benih dengan kadar air (KA) awal 9.44% mengalami induksi
dormansi sekunder pada kedua suhu simpan. Pada suhu kamar, meskipun sempat
terjadi penurunan viabilitas pada periode simpan 1 bulan, viabilitas benih
meningkat pada bulan kedua penyimpanan dan di akhir periode simpan, dengan
memiliki nilai DB dan PTM 88.00%. Pada suhu dingin, dormansi dapat
dipatahkan pada akhir periode simpan (periode 3 bulan) dengan nilai akhir DB

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

50.67 dan PTM 54.00%. Penyimpanan benih pepaya genotipe IPB 6C
pada suhu dingin tidak menyebabkan benih kehilangan viabilitas, hal ini
menunjukkan benih memiliki sifat ortodoks.
Pada percobaan kedua hasil sidik ragam menunjukkan faktor tunggal
periode simpan dan suhu simpan berpengaruh sangat nyata, demikian pula
interaksi dari kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur DB dan
PTM. Pada suhu kamar dengan KA awal benih 8.41 %, tidak terjadi penurunan
nilai DB dan PTM benih selama 3 bulan periode penyimpanan dengan nilai DB
dan PTM akhir masing-masing sebesar 74.00 dan 74.67%. Pada perlakuan suhu
dingin, benih telah kehilangan viabilitas sejak awal (periode 1 bulan) hingga akhir
penyimpanan dengan nilai DB dan PTM sebesar 4.00 dan 5.33%. Penurunan
viabilitas benih pepaya genotipe IPB 1 pada penyimpanan suhu dingin
menunjukkan benih memiliki sifat intermediet.
Pada percobaan ketiga hasil sidik ragam menunjukkan bahwa faktor
tunggal periode simpan berpengaruh nyata pada DB, namun tidak berpengaruh
nyata pada PTM. Kedua suhu simpan menunjukkan pengaruh yang nyata pada
kedua tolok ukur DB dan PTM. Interaksi kedua faktor menunjukkan pengaruh
tidak nyata pada tolok ukur DB dan PTM benih. Pengaruh periode simpan
terhadap benih dengan KA awal 7.9%, ketika disimpan pada bulan pertama benih
mengalami induksi dormansi sekunder dengan terjadinya penurunan nilai DB
menjadi 69.0 %. Pada bulan berikutnya terjadi peningkatan viabilitas sehingga di
akhir penyimpanan nilai DB benih menjadi 82.3%. Benih yang disimpan pada
suhu kamar memiliki nilai DB sebesar 84.67% dan PTM sebesar 87.50%.
Sementara itu benih yang disimpan pada suhu dingin masih memiliki nilai DB
sebesar 75.83% dan PTM sebesar 78.33% di akhir periode simpan sehingga benih
pepaya IPB 9 menunjukkan sifat benih ortodoks.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

Judul

: PENGUJIAN SIFAT BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)
DENGAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

Nama

: Rika Rahmi Wulandari

NRP

: A34404063

Menyetujui,
Dosen pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MSi
NIP : 131 803 641

Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS
NIP : 131 284 838

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr
NIP : 131 124 019

Tanggal Lulus

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Depok sebagai anak pertama dari empat
bersaudara pada tanggal 30 November 1985, dari pasangan bapak Endang
Suganda dan ibu Nani Suryani.
Penulis menempuh dan menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di
TK Tunas Harapan tahun 1992. Tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan
dasar di SDN Mekarsari VI, Depok. Pendidikan lanjutan tingkat pertama
ditempuh di SLTPN 1 Cimanggis, Depok dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun
2004 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMU Negeri 99
Jakarta.
Pada tahun 2004 penulis masuk IPB melalui jalur SPMB. Penulis diterima
di Fakultas Pertanian, Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih.
Tingkat kedua penulis mengambil Program Kekhususan Teknologi Benih. Selama
masa perkuliahan penulis aktif mengikuti kepanitiaan dalam acara kampus antara
lain, di acara Olimpiade Mahasiswa tahun 2005, Gebyar Nusantara 2005,
Olimpiade Pendidikan ke-2 tahun 2005, Rangkaian Orientasi Mahasiswa IPB
Angkatan 42, Ki Sunda Midang 2 tahun 2005, Sarana Akselerasi Wawasan
Agronomi dan Hortikultura 2006, serta Seminar Biodiesel sebagai Sumber Energi
Alternatif dari Pertanian Indonesia tahun 2006. Organisasi yang diikuti penulis
selama masa perkuliahan adalah UKM LISES Gentra Kaheman IPB sejak
2004-2006. Penulis juga sempat melakukan magang di Laboratorium Kultur
Jaringan, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Penulis hingga saat ini
aktif sebagai anggota di organisasi FOSMA ESQ Bogor.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MSi
dan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS yang telah memberikan kesempatan,
bimbingan, arahan dan semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulusnya
kepada :
1. Papa, Mama, Om, Adi serta Ratih atas dukungan, doa dan kasih sayangnya
yang tiada henti.
2. Dr. Ir. Memen Surahman, MSc sebagai dosen penguji sekaligus dosen
pembimbing akademik atas semua nasehat, kritikan dan dorongan yang
telah diberikan kepada penulis.
3. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya.
4. Seluruh staf dan pegawai dari di kantor Pusat Kajian Buah Tropika, Mbak
Lassih, Mbak Pipit, Deni, Ibu Uci, Teh Ike, Pak Endang dan Teh Imas atas
bantuan selama penelitian.
5. Keluarga Pak Baisuni di Kebun Percobaan PKBT Pasir Kuda Ciomas dan
Pak Leman, Mas Awang dan pegawai di Kebun Percobaan PKBT Tajur.
6. Pak Jayadi pemilik kebun pepaya di Cibatok, Caringin dan Pak Dayat atas
bantuannya dalam mencari buah pepaya IPB 9.
7. Seluruh staf TU BDP Fakultas Pertanian IPB.
8. Keluarga Q-Fam (Yanti, Rahma, Pipit, Imel, Mamih Novi, Yuni, Arfan,
Pendi dan Isa) atas motivasi, kepedulian, persahabatan, kekompakan dan
kasih sayangnya selama ini.
9. Ami-Chantiq atas semua bantuan, motivasi dan dukungan selama
melewati masa yang berwarna, warna itu memang indah.
10. Ipang telah bersedia membantu selama proses pencarian buah pepaya IPB
9 hingga ke pelosok Bogor.
11. D Irwan yang sering membantu mengangkut boks-boks, serta atas semua
motivasi dan dukungan bantuan selama persahabatan kita. Proses itu
menentukan hasil akhi

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

12. Teman sebimbingan Pak Tanto (Mega, Isa dan Pendi) atas dukungan dan
bantuannya.
13. Raihana Crew (Mega, Pifit, Uwai, Oma, Giga, Nola, Jijah, Yeni, Ria,
Kokom, Tatik dan Yuli) yang membuat beban hilang dengan canda tawa.
14. Keluarga besar PMTTB’41 atas motivasi yang telah diberikan dan
kebersamaannya selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Bogor, Januari 2009
Penulis

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................. 3
Hipotesis ........................................................................................ ..... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh Pepaya ................................................. ..... 4
Genotipe Buah Pepaya ........................................................................ 5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Simpan Benih ................ ..... 6
Sifat Benih Pepaya ........................................................................ ..... 8
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ............................................................................... 10
Bahan dan Alat..................................................................................... 10
Metode Penelitian................................................................................. 10
Pelaksanaan......................................................................................... 12
Pengamatan......................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Benih Pepaya Genotipe
IPB 6C ................................................................................................. 17
Pengujian Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Benih Pepaya Genotipe
IPB 1.................................................................................................... 19
Pengujian Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Benih Pepaya Genotipe
IPB 9.................................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... ..... 25
Saran.............................................................................................. ..... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ..... 26
LAMPIRAN .... ........................................................................................... ..... 28

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

DAFTAR TABEL
No

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan
terhadap tolok DB dan PTM pada benih pepaya IPB 6C .............................. 17
2. Nilai tengah pengaruh interaksi periode simpan dan suhu simpan terhadap
viabilitas benih pepaya IPB 6C ..................................................................... 17
3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh periode simpan dan temperatur simpan
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) dan potensi tumbuh
maksimum (PTM) pada benih pepaya IPB 1 ................................................ 19
4. Nilai tengah pengaruh interaksi periode simpan dan suhu simpan terhadap
viabilitas benih pepaya IPB 1 ...................................................................... 20
5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) dan potensi tumbuh
maksimum (PTM) pada benih pepaya IPB 9 ................................................ 22
6. Nilai tengah pengaruh faktor periode simpan terhadap tolok ukur daya
berkecambah (DB) pada benih pepaya IPB 9 ............................................... 22
7. Nilai tengah pengaruh faktor suhu simpan terhadap viabilitas benih pepaya
IPB 9 ........................................................................................................... 24
Lampiran

1. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) benih IPB 6C........................ 29
2. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM) benih IPB 6C ........ 29
3. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) benih IPB 1 .......................... 29
4. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur potensi tumbuh maksimum (PTM) benih IPB 1........... 30
5. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB) benih IPB 9 .......................... 30
6. Hasil analisis ragam pengaruh periode simpan dan suhu simpan benih
terhadap tolok ukur potensi tumbuh Maksimum (PTM) benih IPB 9 .......... 3

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

DAFTAR GAMBAR
No

Halaman
Lampiran

1. Alur prosedur pengujian sifat benih (Hong dan Ellis, 1996)....................... 31
2. Skema alur pelaksanaan penelitian . .......................................................... 32
3. Keragaan pepaya genotipe IPB 1, A). Buah; B). Kebun pohon induk......... 33
4.

Keragaan pepaya genotipe IPB 6C, A). Buah; B). Penampang membujur
dari buah; C).Kebun pohon induk............................................................... 34

5. Keragaan pepaya genotipe IPB 9, A). Buah; B). Penampang membujur
dari buah; C).Keragaan pertanaman5. ...................................................... 35
6. Keragaan dan perbandingan ukuran benih dari tiga genotipe benih pepaya
yang digunakan.......................................................................................... 36
7.

Keragaan kecambah normal, A). Kecambah dengan struktur lengkap dan
B). Kecambah dengan kotiledon belum terbuka sempurna.......................... 37

8. Keragaan benih tumbuh (emerge)............................................................... 37
9. A). Benih yang berimbibisi tapi tidak berkecambah, B). Kecambah yang
terserang cendawan, C). Kecambah yang terserang kutu putih pepaya
(Paracoccus marginatus) .......................................................................... 37

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae,
diduga berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica, Amerika Tengah.
Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan
C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar,
pepaya juga dapat diolah menjadi saus, selai, manisan buah dan produk turunan
yang memanfaatkan khasiat dari enzim pemecah protein atau enzim proteolitik
yang disebut papain. Papain umumnya digunakan dalam industri makanan dan
minuman, farmasi, tekstil, kosmetik dan penyamak (Kalie, 1999).
Pepaya umumnya diperbanyak dengan cara generatif menggunakan biji.
Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara vegetatif, namun cara ini jarang
digunakan. Kelemahan cara vegetatif seperti stek dan cangkok membutuhkan
tanaman induk yang banyak untuk perbanyakan masal. Ketersediaan benih dengan
mutu dan jumlah yang mencukupi menjadi prioritas dalam perluasan areal
tanaman pepaya untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat.
Selain untuk tujuan komersial, benih pepaya juga penting untuk pengelolaan
plasma nutfah pepaya.
Benih merupakan makhluk hidup yang mengalami proses deteriorasi
(kemunduran) secara pasti, yang dimulai ketika benih mencapai kondisi masak
fisiologis saat masih berada dalam tanaman induk. Deteriorasi menyebabkan
menurunnya vigor benih yang ditunjukkan dengan gejala seperti, rendahnya angka
perkecambahan dan pertumbuhan dari kecambah tersebut, menurunkan ketahanan
benih untuk tumbuh pada kondisi suboptimum, meningkatnya persentase
kecambah abnormal, dan menurunkan perkecambahan di lapang (Stubsgaard,
1992). Saat penyimpanan diupayakan laju deteriorasi benih lebih lambat dengan
menggunakan metode dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan pendapat
mengenai sifat benih pepaya, antara sifat intermediet dan sifat ortodoks. Penelitian
yang mengelompokkan benih pepaya bersifat ortodoks berdasarkan ketahanan
terhadap desikasi hingga kadar air mencapai 6-7% (Sari, 2005); bahkan pada level

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

2
kadar air 5% (Magill et al. dalam Wood et al., 2000). Salomão dan Mundim
(2000) selain meneliti ketahanan benih terhadap desikasi, juga meneliti respon
benih pepaya yang diberi perlakuan suhu -20ºC selama 3 hari yang menunjukkan
hasil bahwa benih tidak kehilangan viabilitas.
Beberapa peneliti lainnya mengelompokkan benih pepaya ke dalam tipe
intermediet, seperti Ellis et al. dalam Wood et al. (2000) mengelompokkan benih
pepaya ke tipe intermediet karena adanya indikasi stress akibat desikasi pada
tingkat kadar air kurang dari 8%. Menurut Wallters dan Tomwill (2000) benih
pepaya dapat disimpan selama 3-6 tahun, pada ruang penyimpanan dengan suhu
5ºC RH 40-60% dan KA simpan 9-11%, namun kehilangan viabilitas pada suhu
simpan 0ºC.
Berdasarkan hasil penelitian tentang benih pepaya yang dilakukan
sebelumnya terdapat hasil yang menunjukkan ketahanan benih pepaya terhadap
desikasi hingga kadar air 5% tanpa kehilangan viabilitas (Magill et al. dalam
Wood et al., 2000). Benih yang tahan terhadap desikasi hingga kadar air 5%
belum tentu menunjukkan sifat ortodoks dan memerlukan pengujian-pengujian
lebih lanjut. Hong dan Ellis (1996) mengemukakan prosedur pengujian untuk
menentukan sifat penyimpanan benih, benih yang tahan desikasi hingga taraf 5%
dapat diuji dengan disimpan dalam suhu -20ºC dan diuji viabilitasnya. Prosedur
pengujian sifat penyimpanan benih disajikan dalam Gambar Lampiran 1.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat ortodoks tiga genotipe pepaya
yang dihasilkan oleh Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT), IPB. Benih berasal dari
tiga tipe buah pepaya yang berbeda berdasarkan bobot dan bentuk buah. Ketiga
tipe buah tersebut adalah genotipe IPB 1 untuk mewakili buah tipe kecil dengan
ukuran buah dibawah 1 kg. Genotipe IPB 9 mewakili buah tipe sedang dengan
bobot antara 1-2 kg dengan bentuk buah seperti peluru dan genotipe besar yang
diwakili IPB 6C dengan bobot di atas 1.8 kg. Diharapkan dengan ke-3 genotipe
ini diperoleh informasi awal tentang perbedaan sifat benih dalam penyimpanan
yang mungkin terdapat antar tipe buah pepaya.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

3
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan benih pepaya IPB 1,

IPB 9, IPB 6C ketika disimpan dalam suhu dingin (± -20ºC) dalam rangka
pengujian sifat benih.

Hipotesis
Hipotesis yang diajukan bahwa benih pepaya dari ketiga genotipe yang

diuji memiliki perbedaan ketahanan terhadap penyimpanan suhu dingin.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh Pepaya

Tanaman pepaya diklasifikasikan dalam kingdom Plantae, divisi
Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Caricales,
famili Caricaceae, genus Carica dan spesies Carica papaya L. Pepaya diduga
berasal dari kawasan Amerika tropik sekitar Meksiko dan Costa Rika. Pada abad
ke-16 ketika masa penjajahan Spanyol, pepaya menyebar ke kepulauan Karibia
dan Asia Tenggara, kemudian menyebar ke wiayah India, Osenia dan Afrika. Saat
ini pepaya telah menyebar di daerah tropik dan subtropik hangat di seluruh dunia
(Villegas, 1997).
Pepaya merupakan tanaman berbatang lunak (herbaceous), umumnya tidak
bercabang namun cabang dapat muncul bila dilakukan pelukaan (Saipulloh,
2007). Seluruh bagian tanaman terdapat getah yang mengandung enzim yang
dapat memecah protein (papain). Batangnya berongga dengan ruas daun yang
jelas. Tinggi tanaman dapat mencapai 10 m. Daun tersusun spiral berkelompok di
bagian ujung batang. Tangkai daun panjang dan berongga. Lembaran daun
berbentuk bundar menjari dalam, dan berwarna hijau (Villegas, 1997). Terdapat
tiga jenis bunga pepaya yaitu bunga jantan, bunga betina dan bunga hermaprodit,
masing-masing berada pada pohon yang terpisah. Bunga jantan tersusun pada
malai dan umumnya tidak menghasilkan buah karena ovarium atau bakal buah
yang rudimenter. Bunga betina memiliki ukuran yang lebih besar, umumnya
soliter atau ada beberapa kuntum yang berkelompok. Bunga hermaprodit atau
bunga sempurna dapat dibedakan menjadi empat yaitu hermaphrodit elongata
yang akan berkembang menjadi buah elongata yang mempunyai bentuk
memanjang, hermaprodit pentandria yang akan berkembang menjadi buah
berbentuk lonjong dengan lima sisi menonjol seperti buah belimbing, hermaprodit
antara yang menghasilkan buah dengan bentuk tidak beraturan (carpelloid) dan

hermaprodit rudimenter dengan putik dan bakal buah yang tidak berkembang
sempurna (Ashari, 2006).
Suhu optimum untuk pertumbuhan pepaya berkisar antara 22-26ºC dengan
curah hujan 1 000-2 000 mm/tahun. Pepaya dapat ditanam di dataran rendah

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

5
sampai dataran tinggi, dengan pH tanah sekitar 6-7 (netral). Kondisi pertanaman
dengan drainase yang buruk dapat menyebabkan kematian, karena tanaman
pepaya tidak dapat tumbuh pada kondisi tanah yang tergenang (Fardilawati,
2008). Syarat tumbuh yang tidak terpenuhi akan menyebabkan penurunan
produksi secara kualitas maupun kuantitas.
Biji pepaya berbentuk agak bulat dengan bobot dan ukuran yang berbeda
antar varietas. Bagian biji terdiri dari embrio, endosperm, endotesta dan aril benih
yang disebut sarkotesta (Suwarno, 1984). Endotesta atau kulit biji berwarna
coklat-kehitaman hingga hitam dan memiliki alur sepanjang permukaan benih.
Sarkotesta adalah bagian selaput lunak berwarna bening yang melapisi biji.
Sarkotesta harus dihilangkan untuk mempercepat proses perkecambahan. Sari
(2005) menyatakan sarkotesta yang tetap dipertahankan dalam proses pengeringan
benih akan menyebabkan benih mengalami hambatan dalam berkecambah, karena
adanya senyawa fenolik P-hydroxybenzoic acid yang terkandung dalam sarkotesta
dan struktur testa yang menjadi masif.
Genotipe Buah Pepaya

Berdasarkan bentuk dan ukuran buah pepaya, kultivar-kultivar pepaya
yang ada dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu tipe besar yang bentuk dan
ukuran buahnya besar dan panjang dengan bobot rata-rata diatas 2 kg, tipe kecil
yang bentuk dan ukuran buahnya agak membulat dengan bobot yang dibawah
1 kg dan tipe sedang yang memiliki bobot buah 1-2 kg. Pepaya tipe besar yang
banyak ditanam di Indonesia antara lain pepaya Bangkok, pepaya Cibinong, dan
pepaya Meksiko (Kalie, 1999). Pepaya Bangkok yang banyak diusahakan di Jawa
Barat sama dengan kultivar Dampit yang banyak diusahakan di Jawa Timur
(Wisnubroto et al. dalam Ariwahyudi, 2005). Tekstur kulit dari pepaya kultivar
Bangkok dan Cibinong mirip, yaitu kasar atau tidak licin. Pembedanya adalah
bentuk dari pepaya Bangkok lebih bulat dan lebih besar, sedangkan pepaya
Cibinong bentuknya lebih memanjang dengan ujung buah yang lancip (Kalie,
1999). Pepaya tipe ini selain dikonsumsi sebagai buah segar juga dijadikan produk
olahan seperti buah kaleng, selai, manisan, atau saus.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

6
Tipe kecil yang banyak ditanam di Indonesia antara lain Eksotika dan
Eksotika 2 yng dikembangkan oleh Malaysian Agriculture Research Development
Institution (MARDI) (Chan et al. dalam Ariwahyudi, 2005). Pusat Kajian Buah
Tropika, IPB telah mengembangkan pepaya tipe kecil diantaranya IPB 1 (Arum
Bogor), IPB 3 dan IPB 4. Pepaya tipe ini awalnya ditanam untuk memenuhi
kebutuhan ekspor namun belakangan ini konsumen dalam negeri mulai
menggemari meski baru kalangan terbatas. Pepaya tipe kecil memiliki rasa yang
lebih manis. Pepaya tipe kecil biasanya disajikan sebagai buah segar dengan cara
dibelah membujur dan cara makannya dengan menggunakan sendok.
Salah satu kultivar pepaya yang termasuk ke dalam tipe sedang yang
terkenal adalah pepaya California. Kultivar ini merupakan introduksi dari
Amerika. Karakteristik pepaya ini adalah bentuk buah lonjong seperti peluru dan
tinggi pohon yang rendah memudahkan dalam proses pemeliharaan dan
pemanenan.
Genotipe IPB 6C atau varietas Sukma merupakan pepaya tipe besar yang
saat ini sedang dalam proses pelepasan varietas oleh PKBT dan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi. Genotipe ini berasal dari seleksi pohon
induk pilihan yang telah dibudidayakan oleh petani sejak lama di desa Cibodas,
Kecamatan Parung Kuda, Sukabumi (PKBT, 2008). Pepaya ini memiliki ciri yang
sama dengan pepaya Cibinong yaitu mempunyai ujung yang lancip tetapi kulit
buah lebih licin dibandingkan pepaya Cibinong. Pepaya genotipe IPB 6C
memiliki keunggulan rasa yang lebih manis dibandingkan pepaya lokal lainnya
(Fardilawati, 2008). Tipe buah kecil yang dikembangkan oleh PKBT antara lain
genotipe IPB 1 (Arum Bogor) dan genotipe IPB 3 yang merupakan
pengembangan dari varietas introduksi Eksotika 2. Sedangkan tipe buah sedang
yang menjadi genotipe unggulan dari PKBT adalah genotipe IPB 9 yang memiliki
ciri mirip dengan pepaya California.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Simpan Benih

Pada umumnya benih tidak segera ditanam setelah diekstraksi dan
dikeringkan. Sebagian benih akan disimpan untuk kemudian digunakan pada
musim tanam berikutnya. Penyimpanan jangka panjang benih juga dilakukan

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

7
dalam rangka penyimpanan plasma nutfah dengan kondisi penyimpanan tertentu.
Menurut Copeland dan McDonald (2001) penyimpanan dengan kondisi yang
menguntungkan dapat memperlambat laju kemunduran benih.
Kemunduran benih atau deteriorasi terjadi secara pasti pada setiap
makhluk hidup. Kemunduran benih terjadi secara kronologis berkaitan dengan
waktu, sehingga merangsang terjadinya kemunduran fisiologis yang disebabkan
oleh faktor lingkungan dan akan berpengaruh terhadap viabilitas dan vigor benih
(Sadjad, 1993). Laju kemunduran benih dapat ditekan seminimal mungkin dengan
merancang kondisi penyimpanan benih yang paling sesuai (Copeland dan
McDonald, 2001).
Daya simpan benih dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
benih. Faktor internal yang mempengaruhi daya simpan benih meliputi viabilitas
awal, genetik, dan kadar air benih. Faktor lingkungan atau faktor eksternal yang
mempengaruhi daya simpan benih meliputi suhu simpan benih, kelembaban,
oksigen, mikroorganisme, dan manusia (Copeland dan McDonald, 2001).
Berdasarkan sifat daya simpan benih dan ketahanan terhadap desikasi,
Roberts dalam Hong dan Ellis (1996) membagi benih menjadi dua tipe yaitu
ortodoks dan rekalsitran, yang kemudian berkembang tipe intermediet yang
memiliki sifat antara ortodoks dan rekalsitran. Benih termasuk tipe rekalsitran bila
pada penurunan kadar air mencapai 15-20%, seluruh atau sebagian besar benih
mati pada RH >70% suhu 20ºC. Benih dikelompokkan ke dalam tipe intermediet
bila tahan terhadap desikasi mencapai kadar air 10-12.5% (dengan RH sekitar
40-50% pada suhu 20ºC) tetapi viabilitas menurun bila kadar air diturunkan ke
level yang lebih rendah. Benih menunjukkan sifat ortodoks bila benih tahan atau
tidak terjadi penurunan viabilitas saat dikeringkan mencapai kadar air 5% dengan
RH 10-13% pada suhu 20ºC (Hong dan Ellis, 1996).
Perbedaan pendapat
memberikan

perbedaan

antara tipe

terhadap

intermediet

perlakuan

benih

dan ortodoks akan
yang

pada

akhirnya

mempengaruhi viabilitas dan vigor benih. Terutama karena adanya perbedaan
tingkat kadar air simpan dan kondisi lingkungan simpan yang optimum.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

8
Sifat Benih Pepaya

Penelitian yang menggunakan benih pepaya yang dihasilkan oleh PKBT
sebelumnya telah banyak dilakukan. Terdapat perbedaan pendapat tentang sifat
benih pepaya genotipe IPB 1 (Arum Bogor). Hasil penelitian Nurlovi (2003),
menunjukkan bahwa benih pepaya IPB 1 rentan terhadap desikasi karena terjadi
penurunan viabilitas ketika benih diturunkan kadar airnya menjadi 6-8% dan
kadar air optimum untuk penyimpanan adalah 11-13%. Berbeda dengan Sari
(2005) yang menyatakan benih pepaya genotipe IPB 1 tahan dikeringkan hingga
kadar airnya mencapai 6-7% tanpa kehilangan viabilitas yang nyata dan
cenderung lebih baik untuk disimpan dalam kadar air yang rendah.
Perbedaan pendapat tentang pengelompokan benih pepaya juga terjadi
pada peneliti-peneliti lain. Beberapa mengelompokkan benih pepaya kedalam tipe
intermediet, seperti Ellis et al. dalam Wood et al. (2000) mengelompokkan benih
pepaya ke tipe intermediet karena adanya indikasi stress akibat desikasi pada
tingkat kadar air kurang dari 8%. Wallters dan Tomwill (2000) juga
mengelompokkan benih pepaya kedalam benih intermediet tropikal yang dapat
disimpan selama 3-6 tahun, pada ruang penyimpanan suhu 5ºC dan memiliki RH
40-60% dengan KA simpan 9-11%, namun kehilangan viabilitas pada suhu
simpan 0oC. Sementara peneliti lainnya seperti Salomão dan Mundim (2000),
menyatakan benih pepaya menunjukkan respon seperti benih ortodoks karena
tahan terhadap desikasi hingga KA < 6% dan perlakuan suhu rendah -20ºC selama
3 hari tanpa kehilangan viabilitas. Magill et al. dalam Wood et al. (2000)
menemukan terdapat beberapa lot benih pepaya dapat tahan terhadap desikasi
hingga mencapai kadar air 5%. Perbedaan hasil penelitian tentang benih pepaya
disampaikan oleh Baskin dan Baskin (1998), yang menjelaskan tentang adanya
variasi tingkat dormansi dan perlakuan untuk mematahkan dormansi benih pepaya
dari populasi yang berbeda.
Berdasarkan penelitian Magill et al. dalam Wood et al. (2000)
menunjukkan bahwa benih pepaya tahan terhadap desikasi hingga 5% tanpa
kehilangan viabilitas, namun benih tersebut belum tentu menunjukan sifat
ortodoks dan memerlukan pengujian-pengujian lebih lanjut. Menurut prosedur
pengujian untuk menentukan sifat penyimpanan benih dikeluarkan oleh Hong dan

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

9
Ellis (1996), benih yang tahan desikasi hingga taraf 5% dapat diuji lebih lanjut
dengan disimpan dalam suhu yang ekstrim -20ºC dan diuji viabilitasnya untuk
pendugaan sifat benih yang berhubungan dengan daya simpan benih tersebut. Alur
prosedur pengujian sifat benih dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Paz dan Vazquez-Yanes dalam VazquezYanes et al. (1999) pada benih pepaya liar dilaporkan memiliki dormansi enforced
karena membutuhkan cahaya untuk perkecambahan. Benih pepaya liar tersebut
ditemukan di dasar hutan tropis dan dapat bertahan tidak berkecambah selama
beberapa tahun. Bewley dan Black (1943) menyatakan bahwa benih yang
menunjukkan respon terhadap cahaya untuk perkecambahan diduga kulit benih
bersifat sebagai filter cahaya.
Perlakuan untuk mempercepat perkecambahan benih pepaya dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara. Perendaman dengan menggunakan larutan
KNO3 , larutan GA3 (Furutani dan Nagao, 1987) dan pembuangaan aril benih atau
sarkotesta (Sari, 2005) menunjukkan respon yang positif yang positif bagi
perkecambahan. Penelitian Salamão dan Mundim (2000) menunjukkan benih
pepaya yang dikecambahkan di atas kapas yang dibasahi dengan larutan GA3
10-3 M dapat meningkatkan perkecambahan dibandingkan dengan kontrol (kapas
hanya dibasahi air). Sari (2005) melakukan perendaman benih pepaya IPB 1
dalam larutan KNO3 10% selama satu jam, hasilnya dapat mempercepat dan
mengoptimalkan perkecambahan benih pepaya.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu, di Laboratorium PKBT IPB,
Baranangsiang untuk pengujian kadar air dan penyimpanan dengan perlakuan
suhu rendah dan suhu ruang. Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium
Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai bulan April
sampai dengan Desember 2008.
Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah pepaya hasil
pengembangan PKBT. Benih yang diuji berasal dari tiga tipe buah yang berbeda,
yang masing-masing diwakili oleh satu genotipe yaitu IPB 1 untuk tipe buah
kecil, genotipe IPB 9 untuk tipe sedang dan genotipe IPB 6C mewakili tipe besar.
Benih genotipe IPB1 dan IPB 6C berasal dari buah yang diperoleh dari Kebun
Percobaan PKBT IPB Pasir Kuda Ciomas, sedangkan benih genotipe IPB 9 dari
buah di kebun petani desa Cibatok, Caringin, Bogor. Bahan lain yang digunakan
yaitu air dan abu gosok untuk ekstraksi; pasir sebagai media tanam untuk
perkecambahan; aluminium foil dan plastik berklip sebagai kemasan simpan serta
label.
Alat-alat yang digunakan antara lain pisau, wadah penampung benih dan
saringan untuk ekstraksi, boks plastik sebagai wadah perkecambahan, alat siram,
kipas angin, dan seperangkat alat pengujian kadar air yang meliputi timbangan
analitik dengan empat digit, cawan, pencapit, desikator dan oven dengan suhu
103 ± 2ºC, serta alat tulis.
Metode Penelitian

Penelitian terdiri atas tiga percobaan terpisah yang dilakukan berdasarkan
genotipe pepaya yang digunakan, yaitu:
1. Percobaan I menggunakan genotipe pepaya IPB 6C, yang dikaji adalah
pengaruh periode simpan pada dua kondisi suhu simpan terhadap viabilitas

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

11
benih. Percobaan ini terdiri atas dua faktor, faktor pertama (petak utama)
adalah periode simpan yaitu :
a. Periode simpan 0 bulan (P0),
b. Periode simpan 1 bulan (P1),
c. Periode simpan 2 bulan (P2),
d. Periode simpan 3 bulan (P3),
(1 bulan = 30 hari)
Faktor kedua (anak petak) adalah kondisi suhu simpan yang terdiri atas :
a. Ruang simpan dengan suhu kamar (25 - 28ºC)
b.

Ruang simpan dengan suhu dingin (± -20ºC)
Percobaan satu terdiri dari delapan kombinasi perlakuan dan masing-

masing dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Benih
pepaya yang diuji memiliki kadar air awal ± 9%.
2. Percobaan II menggunakan genotipe pepaya IPB 1, yang dikaji adalah
pengaruh periode simpan pada dua kondisi suhu simpan yaitu, suhu kamar
(25 - 28ºC) dan suhu dingin (± -20ºC) terhadap viabilitas benih. Percobaan ini
menggunakan dua faktor yang sama dengan percobaan pertama yaitu periode
simpan sebagai petak utama dan kondisi suhu simpan sebagai anak petak.
Percobaan dua terdiri atas delapan kombinasi perlakuan dan masingmasing dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Benih
pepaya yang diuji memiliki kadar air awal 6 - 8%.
3. Percobaan III menggunakan genotipe pepaya IPB 9, yang dikaji adalah
pengaruh periode simpan pada dua kondisi suhu simpan yaitu, suhu ruang
(25-28ºC) dan suhu dingin (± -20ºC) terhadap viabilitas benih. Percobaan ini
menggunakan dua faktor yang sama dengan percobaan pertama dan kedua
yaitu periode simpan sebagai petak utama dan kondisi suhu simpan sebagai
anak petak.
Percobaan tiga terdiri atas delapan kombinasi perlakuan dan masingmasing dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Benih
pepaya yang diuji memiliki kadar air awal 7 - 8%.

PDF Creator - PDF4Free v2.0

http://www.pdf4free.com

12
Semua percobaan ini menggunakan analisis Rancangan Petak Terbagi
(Split Plot Design). Model rancangan yang digunakan adalah :
Yijk =µ + Pi + åa + Kj + (PK)ij + åb ;
i : 0, 1, 2, dan 3 bulan (periode simpan)
j : suhu rendah dan kamar (suhu simpan),
Keterangan:
Yijk

: Nilai pengamatan dari periode simpan ke-i, suhu simpan ke-j dan ulangan
ke-k

µ

: Nilai rataan umum

Pi

: Pengaruh periode simpan ke-i