Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
SITI NURUL INDAH HIDAYAH. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung
(Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh HERMANU
TRIWIDODO dan DEWI SARTIAMI.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam.Serangga jenis capung
termasuk salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.Kelestarian
capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang
sebagian besar berupa perairan.
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat
bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan
sebagainya.
Penelitian yang sudah banyak dilakukan hanya seputar jumlah spesies
tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang serangga, khususnya capung,
masih tergolong sedikit. Aspek keragaman dan aktivitas capung di sekitar area
Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian yang berkala untuk mengetahui keragaman dan aktivitas capung.
Metode yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan menangkap capung
dengan jaring serangga. Selain itu, selama di tempat pengamatan juga diamati
aktivitas capung tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis spesies
capung menggunakan literatur Australian’s Dragonflies dan A Pocket Guide to
Drgaonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.
Jenis capung yang ditemukan sebanyak sepuluh spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis
sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Hydrobasileus croceus,
Ictinogomphus decoratus, Pseudagrion microcephalum, dan Pseudagrion
rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya
Bogor yaitu, Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman
Air, dan Istana Bogor. Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas
permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh
keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air
sebagai tempat hinggap.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas capung adalah keberadaan air sungai,
cuaca, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata)
di Kebun Raya Bogor
Nama Mahasiswa
: Siti Nurul Indah Hidayah
NRP
: A44104051
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc.
NIP.130937091
Dra. Dewi Sartiami, MSi.
NIP. 131957317
Disetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
NIP. 131124019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Siti Nurul Indah Hidayah lahir di kota Bogor tanggal 30 Mei 1986 dari
pasangan Gozali Abdul Majid dan Chodijah. Penulis meupakan anak kedelapan
dari sepuluh bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis adalah SD Insan Kamil (1992-1998), SLTP
Negeri 2 Bogor (1998-2001), SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004), dan masuk IPB
melalui jalur SPMB tahun 2004.
Penulis pernah mengikuti beberapa organisasi selama kuliah. Pada tahun
2005-2006, penulis bergabung di Lembaga Studi Islam Faperta (eL SIFA) sebagai
staf Divisi Syi’ar. Tahun 2006-2007, penulis memegang amanah sebagai Kepala
biro Syi’ar dan Pers Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB. Tahun 2007
sampai sekarang menjabat sebagai Ketua Departemen Keputrian eL SIFA.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat, dan umatnya
yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas tugas akhir. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 28. Lokasi yang digunakan dalam
penelitian yaitu Kebun Raya Bogor dan didanai oleh Yayasan Peduli Lingkungan
(PEKA.
Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. dan Dra. Dewi Sartiami, Msi.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penyusunan skripsi dan Ir.Uha Suhardja Satari, MS.
sebagai dosen penguji tamu.
2. Dosen Pembimbing Pembimbing, Dr.Ir. Damayanti Buchori, MSc. yang
telah membimbing saya selama kuliah di IPB.
3. Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA) yang telah mendanai penelitian ini.
4. Bapak, Ibu, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberi dukungan
sepenuhnya.
5. Teman-teman HPT’41
6. Teman-teman satu laboratorium (Anisa, Pipit, Yuli, Magda)
7. Teman seperjuangan di BKIM (Noneng, Merry, Nauli, Hening, Zikra,
Erma, Vinan,Vita, Isni, Teh Neng, Teh Pera, Mbak Agus)
8. Retno dan Ilma sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
Semoga skripsi ini bisa diterima dan bermanfaat bagi teman-teman yang
lain. Selain itu, mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
1
Tujuan ..............................................................................................
2
Manfaat .............................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi ....................................................................................
Morfologi ........................................................................................
Bioekologi ......................................................................................
3
3
5
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
8
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas ...................................................................
Pengambilan Sampel .....................................................................
Identifikasi ....................................................................................
8
8
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan............................................................................
9
Hasil Identifikasi ...............................................................................
11
Identifikasi dan Aktivitas ..................................................................
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan........................................................................................
26
Saran ..................................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
27
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera ..................
3
2. Pengelompokkan famili berdasarkan subordo .......................................
4
3. Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008.......................................................................
11
4. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
13
5. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
14
6. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 .................................................................................
15
7. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
10
2. Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 ..
19
3. Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008 ........................................................................................................
20
4. Tubuh Zyxomma obtusum (Anonim 2008) .............................................
23
5. Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
................................................................................................................
24
6. Sayap capung famili Coenagrionidae yang berada di Kebun Raya
Bogor Februari –Mei 2008.....................................................................
25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia
merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga
(Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu
yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman
tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang
melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di
kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik
di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelope Ris. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu
kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum
(Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi
populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi
penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung
bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika
kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan
mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara
dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan
(Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor
merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di
dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan
ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi
berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
Penelitian di area Kebun Raya Bogor sudah banyak dilakukan, akan tetapi
hanya seputar jumlah spesies tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
SITI NURUL INDAH HIDAYAH. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung
(Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh HERMANU
TRIWIDODO dan DEWI SARTIAMI.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam.Serangga jenis capung
termasuk salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.Kelestarian
capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang
sebagian besar berupa perairan.
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat
bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan
sebagainya.
Penelitian yang sudah banyak dilakukan hanya seputar jumlah spesies
tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang serangga, khususnya capung,
masih tergolong sedikit. Aspek keragaman dan aktivitas capung di sekitar area
Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian yang berkala untuk mengetahui keragaman dan aktivitas capung.
Metode yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan menangkap capung
dengan jaring serangga. Selain itu, selama di tempat pengamatan juga diamati
aktivitas capung tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis spesies
capung menggunakan literatur Australian’s Dragonflies dan A Pocket Guide to
Drgaonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.
Jenis capung yang ditemukan sebanyak sepuluh spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis
sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Hydrobasileus croceus,
Ictinogomphus decoratus, Pseudagrion microcephalum, dan Pseudagrion
rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya
Bogor yaitu, Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman
Air, dan Istana Bogor. Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas
permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh
keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air
sebagai tempat hinggap.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas capung adalah keberadaan air sungai,
cuaca, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata)
di Kebun Raya Bogor
Nama Mahasiswa
: Siti Nurul Indah Hidayah
NRP
: A44104051
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc.
NIP.130937091
Dra. Dewi Sartiami, MSi.
NIP. 131957317
Disetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
NIP. 131124019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Siti Nurul Indah Hidayah lahir di kota Bogor tanggal 30 Mei 1986 dari
pasangan Gozali Abdul Majid dan Chodijah. Penulis meupakan anak kedelapan
dari sepuluh bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis adalah SD Insan Kamil (1992-1998), SLTP
Negeri 2 Bogor (1998-2001), SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004), dan masuk IPB
melalui jalur SPMB tahun 2004.
Penulis pernah mengikuti beberapa organisasi selama kuliah. Pada tahun
2005-2006, penulis bergabung di Lembaga Studi Islam Faperta (eL SIFA) sebagai
staf Divisi Syi’ar. Tahun 2006-2007, penulis memegang amanah sebagai Kepala
biro Syi’ar dan Pers Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB. Tahun 2007
sampai sekarang menjabat sebagai Ketua Departemen Keputrian eL SIFA.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat, dan umatnya
yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas tugas akhir. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 28. Lokasi yang digunakan dalam
penelitian yaitu Kebun Raya Bogor dan didanai oleh Yayasan Peduli Lingkungan
(PEKA.
Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. dan Dra. Dewi Sartiami, Msi.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penyusunan skripsi dan Ir.Uha Suhardja Satari, MS.
sebagai dosen penguji tamu.
2. Dosen Pembimbing Pembimbing, Dr.Ir. Damayanti Buchori, MSc. yang
telah membimbing saya selama kuliah di IPB.
3. Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA) yang telah mendanai penelitian ini.
4. Bapak, Ibu, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberi dukungan
sepenuhnya.
5. Teman-teman HPT’41
6. Teman-teman satu laboratorium (Anisa, Pipit, Yuli, Magda)
7. Teman seperjuangan di BKIM (Noneng, Merry, Nauli, Hening, Zikra,
Erma, Vinan,Vita, Isni, Teh Neng, Teh Pera, Mbak Agus)
8. Retno dan Ilma sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
Semoga skripsi ini bisa diterima dan bermanfaat bagi teman-teman yang
lain. Selain itu, mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
1
Tujuan ..............................................................................................
2
Manfaat .............................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi ....................................................................................
Morfologi ........................................................................................
Bioekologi ......................................................................................
3
3
5
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
8
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas ...................................................................
Pengambilan Sampel .....................................................................
Identifikasi ....................................................................................
8
8
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan............................................................................
9
Hasil Identifikasi ...............................................................................
11
Identifikasi dan Aktivitas ..................................................................
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan........................................................................................
26
Saran ..................................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
27
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera ..................
3
2. Pengelompokkan famili berdasarkan subordo .......................................
4
3. Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008.......................................................................
11
4. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
13
5. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
14
6. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 .................................................................................
15
7. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
10
2. Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 ..
19
3. Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008 ........................................................................................................
20
4. Tubuh Zyxomma obtusum (Anonim 2008) .............................................
23
5. Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
................................................................................................................
24
6. Sayap capung famili Coenagrionidae yang berada di Kebun Raya
Bogor Februari –Mei 2008.....................................................................
25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia
merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga
(Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu
yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman
tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang
melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di
kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik
di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelope Ris. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu
kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum
(Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi
populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi
penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung
bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika
kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan
mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara
dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan
(Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor
merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di
dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan
ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi
berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
Penelitian di area Kebun Raya Bogor sudah banyak dilakukan, akan tetapi
hanya seputar jumlah spesies tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang
2
serangga, khususnya capung, masih tergolong sedikit. Aspek keanekaragaman
dan aktivitas capung di sekitar area Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui.
Oleh karena itu, perlu adanya penggalian informasi mengenai hal di atas melalui
penelitian tentang keanekaragaman spesies dan aktivitas capung di Kebun Raya
Bogor secara berkala.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan pola
aktivitas capung di Kebun Raya Bogor.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh pengetahuan dasar mengenai jenis
dan perilaku capung di Kebun Raya Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi
Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta,
dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera
dan Anisoptera. Kedua subordo ini memiliki beberapa perbedaan yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera*
Subordo
No Karakter
Anisoptera
Zygoptera
1
Sayap
- Sayap belakang relatif
- Ukuran sayap sama dan
lebar, posisi sayap
menempit pada bagian
horizontal ketika
dasar, posisi vertikal ketika
hinggap, penerbang
istirahat, penerbang lemah
ulung
2
Mata
majemuk
- Mata tidak
memproyeksikan sisi
kepala
3
Ovipositor - Kebanyakan famili
memiliki ovipositor
yang tereduksi
- Capung betina memiliki
ovipositor yang sempurna
4
Naiad
- Bentuk naiad ramping
dengan insang kauda
seperti dayung
- Naiad dilengkapi
dengan insang
- Bentuk mata bulat dan
menonjol
*Sumber : William dan Feltmate (1992)
Subordo Anisoptera memiliki tujuh famili, sedangkan famili yang termasuk
subordo Zygoptera sebanyak 19 famili seperti tertera pada Tabel 2.
Morfologi
Capung memiliki mata yang mampu melihat ke segala arah dengan
dilengkapi mata majemuk, tiga oseli (William & Feltmate 1992) dan bulu pendek
menyerupai antena serta tipe mulut mandibulata (Gullan & Cranston 2000).
Toraks relatif kecil dan kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya berukuran
4
kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara
pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura (Borror et al.
1996).
Tabel 2 Pengelompokkan famili berdasarkan subordo*
No Subordo
1
Anisoptera
2
Zygoptera
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Famili
Aeshnidae
Gomphidae
Neopetallidae
Petaluridae
Cordulegastridae
Corduliidae
Libellulidae
Coenagrionidae
Megapodagrionidae
Hemiphlebiidae
Isostictidae
Platycnemididae
Platystictidae
Protoneuridae
Pseudostigmatidae
Lestidae
Lestoideidae
Perilestidae
Pseudolestidae
Synlestidae
Amphipterygidae
Calopterygidae
Chlorocyphidae
Dicteriastidae
Euphaeidae
Polythoridae
*Sumber : Watson & O’Farrell (1996)
Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi
untuk hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter
dan femur kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Pada tibia capung
famili Corduliidae dan Cordulegastridae terdapat beberapa duri
O’Farrell 1996).
(Watson &
5
Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran
panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa
mencapai 17 cm.
Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa ruas,
meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat
fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu
pernafasan bagi capung (Watson & O’Farrell
1996). Menurut William dan
Feltmate (1992), ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan
kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain.
Bioekologi
Sebelum melakukan kopulasi, capung jantan memindahkan sperma dari
lubang kelamin primer pada ruas abdomen kesembilan ke lubang kelamin
sekunder betina. Ketika kopulasi, leher capung betina atau protoraks dipegang
dengan tungkai capung jantan dan sepasang capung ini terbang menggunakan
tandem yang biasanya digunakan untuk hinggap. Capung betina membengkokan
abdomen ke depan hingga mencapai lubang kelamin sekunder pada jantan.
Sebelum memindahkan sperma, capung jantan membersihkan sisa sperma dari
jantan sebelumnya yang terdapat pada capung betina. Kopulasi berlangsung
selama beberapa menit atau beberapa jam tergantung jenis spesies (Gullan &
Cranston 2000).
Capung merupakan serangga yang mengalami metamorfosis hemimetabola.
Hemimetabola adalah metamorfosis yang melalui tiga stadia perkembangan yaitu
telur, naiad, dan imago.
Perkembangan Odonata dimulai dengan fase telur. Telur capung diletakkan
dengan dua cara yaitu tipe endofitik dan eksofitik. Pada spesies capung tipe
endofitik, telur diletakkan di dalam jaringan tanaman air, tanaman yang berada di
pinggiran air, atau ke dalam lumpur. Pada tipe eksofitik capung tidak memiliki
ovipositor, telur dikeluarkan secara tunggal, bertahap, atau berkelompok dari
lubang kelamin.
Setelah telur menetas, capung memasuki fase naiad. Menurut Watson &
O’Farrell (1996) istilah fase setelah telur adalah larva, namun menurut William &
6
Feltmate (1992), istilah fase setelah telur adalah nimfa. Walaupun sebagian
spesies capung memiliki habitat khusus, larva capung terdapat di air jernih, air
payau, air terjun, aliran air deras, danau, kolam, sungai kecil, rawa, tanah
berlumpur, dan muara sungai. Beberapa jenis larva melekat di bawah permukaan
tanaman (Watson & O’Farrell 1996). Selain itu, menurut William & Feltmate
(1992) larva capung hidup di perairan yang ditumbuhi tanaman berdaun lebar.
Periode pematangan reproduksi capung terjadi selama dua sampai 30 hari
(Zygoptera) sedangkan periode pematangan subordo Anisoptera yang berada di
daerah iklim sedang berlangsung selama enam sampai 45 hari yang dipengaruhi
oleh jenis spesies, cuaca, lingkungan dan habitat. Masa reproduksi berlangsung
selama satu sampai delapan minggu. Periode pematangan berlangsung sejak
kemunculan naiad sampai kematangan seksual yang melibatkan; perubahan warna
tubuh, warna sayap, perkembangan alat kelamin, ukuran dan kemunculan
ektoparasit tertentu (tungau), dan pertumbuhan jumlah lapisan pada endokutikula.
Selama periode ini, capung dewasa menyebar tergantung tempat bernaung dan
keberlanjutan habitat. Masa reproduktif dimulai ketika capung dewasa mulai
menunjukkan perilaku seksual, oviposisi, dan periode terbang (William &
Feltmate 1992).
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di
perairan tempat berbiak dan berburu makanan. Sebagian besar capung hinggap
pada pucuk rumput, perdu dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam, sungai,
parit atau genangan-genangan air lainnya. Capung melakukan kegiatan pada siang
hari ketika matahari bersinar. Oleh karena itu, ketika cuaca cerah, capung akan
terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada dini hari, senja hari, dan saat
matahari terbenam, kadang-kadang capung relatif mudah didekati (Susanti 1998).
Capung dewasa biasanya hidup secara diurnal, krepuskular, atau nokturnal.
Kisaran musim terbang tiap spesies berbeda-beda mulai dari beberapa minggu
hingga beberapa bulan. Beberapa jenis capung memilliki aktivitas utama yaitu
hinggap di lokasi tertentu, biasanya capung hinggap secara horisontal di atas batu,
pinggiran sungai, ranting dan sebagainya (Anisoptera). Perilaku capung dalam
beraktivitas di habitatnya bermacam-macam. Perilaku tersebut antara lain,
menyerang mangsa secara tiba-tiba ketika makan, menantang pengganggu
7
habitatnya, dan cara kopulasi yang cukup unik. Jenis capung selalu berhinggap
umumnya jenis Zygoptera dan beberapa jenis Anisoptera (Gomphidae,
Petaluridae, dan Libellulidae). Sebaliknya, jenis capung yang termasuk penerbang
ulung dan hinggap secara vertikal ketika istirahat adalah famili Aeshnidae,
Corduliidae, dan beberapa jenis Libellulidae (Watson & O’Farrell 1996).
Capung dewasa merupakan penerbang yang kuat dan memiliki jarak terbang
sejauh ratusan kilometer. Durasi dan periode terbang tergantung dengan habitat
naiad, khususnya tergantung pada tingkat permanennya. Hal ini dapat dicontohkan
dengan capung yang hidup pada iklim sedang dan lintang tinggi memiliki durasi
dan periode terbang yang bersifat musiman, seperti pada spesies tropis, naiad
tinggal sementara di perairan dan dipengaruhi musim hujan. Bagi spesies capung
yang hidup di habitat tertentu secara permanen, periode terbangnya terus menerus.
Aktivitas makan capung berlangsung selama fase hidup. Semua jenis
capung merupakan predator. Kebanyakan capung memakan invertebrata akuatik
yang berukuran sangat kecil, khususnya jenis serangga dan ikan. Menurut William
dan Feltmate (1992) mangsa capung terdiri dari serangga kecil. Jenis Anisoptera
akan menangkap capung lain sebagai mangsa menggunakan sayap. Jenis
Zygoptera menangkap mangsa ketika mangsa beristirahat.
Sejumlah spesies capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh
melalui perubahan postur tubuh dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini
memberikan keuntungan bagi capung untuk mulai memangsa pada dini hari
sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna. Ketika melewati masa
prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi. Pada subordo
Zygoptera, kedua jenis kelamin berkumpul dalam jumlah besar. Capung betina
Anisoptera dan beberapa Zygoptera berada di perairan untuk kopulasi dan
meletakkan telur. Sebaliknya, capung jantan menghabiskan waktu berada di dekat
air dan memiliki perilaku dengan menunjukkan daerah teritorial terhadap
beberapa spesies capung lain (William & Feltmate 1992).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai bulan Mei 2008 di
Kebun
Raya
Bogor.
Identifikasi
capung
dilakukan
di
Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas
Pengamatan dilakukan di empat lokasi dalam area Kebun Raya Bogor
dimana banyak dijumpai capung, yaitu di Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe
Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan taman sekitar kolam belakang Istana Bogor.
Pengamatan aktivitas capung dilakukan dengan berjalan mengelilingi taman setiap
satu jam sekali selama delapan jam (pukul 09.00 sampai 17.00). Pengamatan
dilakukan sebanyak empat ulangan di empat lokasi pengamatan. Pengamatan
meliputi kemunculan spesies capung dan aktivitas di setiap lokasi.
Pengambilan Sampel
Capung yang sedang diamati dilakukan pula penangkapan dengan
menggunakan jaring serangga berbahan kain kelambu. Penangkapan capung
mewakili spesies atau jenis yang diamati. Capung yang sudah ditangkap
kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang di dalamnya terdapat kapas yang
dibasahi etil asetat. Hal ini dilakukan untuk mematikan capung. Kemudian capung
tersebut dibawa ke laboratorium untuk pengamatan spesies dengan menggunakan
mikroskop.
Identifikasi
Capung diidentifikasi dengan menggunakan literatur buku Australian’s
Dragonflies (Watson et al., 1991) dan A Pocket Guide to Dragonflies of
Peninsular Malaysia and Singapore (Orr 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan
Keempat tempat penelitian terletak di Kebun Raya Bogor. Posisi masingmasing lokasi tertera pada Gambar 1.
a. Taman Lebak Sudjana Kassan
Taman ini berada di pinggir jalan tepatnya berseberangan dengan
Lapangan Sempur (Gambar 1a). Terdapat kolam yang berbentuk
memanjang dan ditumbuhi tanaman air seperti teratai . Air kolam di taman
ini mengalir dengan tenang. Terdapat pohon di pinggir kolam menaungi
tanaman air yang berada di bawahnya. Sungai Ciliwung berada di dekat
taman ini, sehingga bisa menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
b. Kolam Kafe Dedaunan
Di area ini terdapat lima kolam yang terdiri dari empat kolam
berukuran sedang dan satu kolam berukuran besar yang ditumbuhi
tanaman air (Gambar 1b). Tanaman air yang tumbuh di kolam ini adalah
teratai dan bangsa rumput-rumputan. Di pinggir kolam ini juga ditumbuhi
pohon yang menaungi tanaman air. Kolam dikelilingi dengan rumput yang
bisa menjadi tempat hinggap bagi capung. Terdapat sungai kecil di sekitar
kolam ini.
c. Koleksi Tanaman Air
Di area ini terdapat dua kolam yang berbentuk memanjang dan satu
kolam berbentuk lingkaran (Gambar 1c). Kolam-kolam ini ditumbuhi
dengan tanaman air seperti teratai dan jenis rumput-rumputan. Selain itu,
pohon dan rerumputan juga tumbuh di pinggir kolam. Di pinggir Koleksi
Tanaman Air ini terdapat sungai Ciliwung yang bisa menjadi tempat
berkembang biak bagi capung.
A
D
B
C
Keterangan:
A : Taman Lebak Sudjana Kassan
B : Kafe Dedaunan
C : Koleksi Tanaman Air
D : Istana Bogor
Gambar 1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
11
d. Istana Bogor
Di area ini terdapat kolam yang berukuran besar dengan ditumbuhi
satu pohon besar yang menjadi habitat burung dan binatang melata
(Gambar 1d). Populasi tanaman air seperti teratai dan rumput-rumputan
sedikit.
Hasil Identifikasi
Hasil pengamatan dan identifikasi spesies capung di Kebun Raya Bogor
tertera pada Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam areal Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008
Lokasi pengamatan
Nama Spesies
TLSK
KDb
KTAc
IBd
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
Neurothemis sp.
√
√
√
√
Crocothemis servilia
√
√
√
√
Hydrobasileus croceus
√
-
√
-
Zyxomma obtusum
√
-
-
-
-
√
√
√
√
-
√
√
-
-
√
√
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
a
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion microcephalum
Pseudagrion rubriceps
Keterangan :
√ : spesies capung yang ditemukan di tempat tersebut
a
: Taman Lebak Sudjana Kassan
b
: Kafe Dedaunan
c
: Koleksi Tanaman Air
d
: Istana Bogor
12
Di Taman Lebak Sudjana Kassan terdapat delapan spesies capung yang
ditemukan. Kedelapan spesies capung tersebut terdapat tujuh spesies dari subordo
Anisoptera
yaitu
Orthetrum
sabina,
Pantala
flavescens,
Brachythemis
contaminata, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum dan
Hydrobasileus croceus, sedangkan satu spesies termasuk subordo Zygoptera yaitu
Pseudagrion microcephalum.
Di Kafe Dedaunan terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh
spesies capung tersebut termasuk subordo Anisoptera antara lain Ictinogomphus
decoratus, Hydrobasileus croceus, Orthetrum Sabina, Pantala flavescens,
Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., dan Crocothemis servilia.
Terdapat sembilan spesies capung yang ditemukan di Koleksi Tanaman Air.
Kesembilan spesies capung terdiri dari tujuh spesies yang termasuk subordo
Anisoptera yaitu Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Hydrobasileus croceus,
Neurothemis
sp.,
Crocothemis
servilia,
Ictinogomphus
decoratus
dan
Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies lain termasuk subordo
Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalum dan Pseudagrion rubriceps.
Di Istana Bogor terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh
spesies capung tersebut terdapat lima spesies dari subordo Anisoptera antara lain
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Neurothemis sp., Ictinogomphus decoratus
dan Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies termasuk subordo
Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalum dan Pseudagrion rubriceps.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas capung berbeda di setiap tempat
pengamatan. Di Taman Lebak Sudjana Kassan (Tabel 4), jumlah spesies capung
muncul paling banyak terjadi pagi hari pukul 10.00 sampai 12.00, sedangkan
jumlah capung yang muncul paling sedikit pada pukul 09.00 dan 13.00. Terdapat
satu spesies capung yang hanya muncul ketika pukul 17.00 sampai 18.00 yaitu
Zyxomma obtusum.
Di Kafe Dedaunan, jumlah spesies capung yang muncul paling banyak
pukul 09.00 sampai 12.00. Jumlah spesies capung yang muncul menurun pada
pukul 15.00 sampai 18.00. Hal ini terlihat pada Tabel 5, menunjukkan bahwa
hanya empat sampai lima spesies capung yang muncul. Faktor yang
mempengaruhi kondisi ini diduga akibat berkurangnya sinar matahari.
13
Tabel 4 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008
Spesies
Waktu Pengamatan
12.00
13.00
14.00
9.00
10.00
11.00
15.00
16.00
17.00
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Brachythemis contaminata
Neurothemis sp.
√
√
√
√
Crocothemis servilia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Hydrobasileus croceus
√
√
√
-
-
-
-
-
-
Zyxomma obtusum
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion microcephalum
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
13
14
Tabel 5 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008
Waktu Pengamatan
Spesies
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00 17.00
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Neurothemis sp.
√
√
√
√
√
√
-
-
-
Crocothemis servilia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
√
√
√
√
√
√
√
-
-
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
14
15
Tabel 6 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008
Waktu Pengamatan
Spesies
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00 16.00 17.00
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
-
-
-
-
-
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Neurothemis sp.
√
√
√
√
√
√
-
-
-
Crocothemis servilia
√
√
√
√
√
√
-
√
-
Hydrobasileus croceus
-
-
√
-
√
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps
Pseudagrion microcephalum
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
15
16
Tabel 7 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008
Waktu pengamatan
Spesies
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00 16.00 17.00
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Neurothemis sp.
-
√
√
√
-
-
-
-
-
Crocothemis servilia
√
-
-
-
-
-
-
-
-
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
√
-
-
-
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps
Pseudagrion microcephalum
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
16
17
Di Koleksi Tanaman Air (Tabel 6), aktivitas capung pada pagi hari pukul
09.00 sampai 10.00 tidak mencolok, hanya terdapat lima spesies capung yang
muncul di tempat ini. Hal ini dipengaruhi oleh cuaca mendung yang terjadi sejak
pagi hari sampai pukul 10.00 sehingga membuat aktivitas capung menurun.
Sedangkan jumlah spesies capung tertinggi muncul pukul 14.00. Pada waktu
tersebut sinar matahari sangat menyengat sehingga mendorong capung untuk
melakukan aktivitas terbang.
Di Istana Bogor (Tabel 7), aktivitas capung tertinggi terjadi pada pukul
12.00 sampai 13.00. Namun aktivitas capung menurun ketika pukul 15.00 sampai
18.00. Hal ini ditunjukkan oleh kemunculan dua sampai tiga spesies capung saja
yang teramati di tempat ini. Di lokasi ini aktivitas capung tidak terlalu mencolok.
Hal itu bisa disebabkan oleh karakteristik kolam yang jauh dari aliran sungai yang
menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
Aswari (1997) menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir (1994-1996)
spesies Anisoptera yang berada di tiga kolam dan tiga aliran air sungai terdapat
tiga famili, 17 genus, dan 19 spesies yang diketahui. Orthetrum sabina, Pantala
flavescens, Rhodothemis rufa, dan Crocothemis servilia bisa ditemukan di semua
area. Beberapa spesies ditemukan di habitat tertentu yaitu Brachythemis
contaminata dan Ictinogomphus decoratus yang berada di kolam 1, 2, dan 3.
Brachydiplax chalybea dan Hydrobasileus croceus berada di kolam 2 dan 3.
Neurothemis terminata dan Thylomis tillarga berada di tempat tersembunyi.
Keberdaan capung bisa dikaitkan dengan vegetasi yang menjadi habitat nimfa.
Menurut Susanti (1998) terdapat enam belas capung di Kebun Raya Bogor. Hal
ini berbeda dengan hasil pengamatan di atas yaitu terdapat sepuluh spesies capung
di tempat ini. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah spesies
capung di Kebun Raya Bogor karena dipengaruhi oleh perubahan iklim global dan
lingkungan air sebagai tempat hidup Odonata yang terdegradasi.
18
Identifikasi dan Aktivitas Terbang
Orthetrum sabina (Drury.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera dan famili
Libellulidae. Capung ini memiliki ciri berupa mata berwarna hijau dengan burik
hitam, sayap transparan (Subramanian 2005) dengan warna coklat kemerahan atau
kekuningan yang terdapat di sayap belakang (Gambar 2a). Terdapat garis hitam
dan kuning pada bagian pinggir sintoraks, tergit abdomen berwarna kuning
sepanjang lateral dan anterior (Watson et al., 1991). Selain itu capung ini mudah
dikenali ruas abdomen satu sampai tiga yang membengkak dengan adanya paduan
warna kuning pucat agak kehijauan (Orr 2005).
Capung ini mudah ditemukan di area Kebun Raya Bogor. O. sabina
ditemukan di kolam Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi Tanaman Air, dan
Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kondisi kolam yang
jernih atau tercemar. Menurut Orr (2005), capung ini ditemukan di habitat terbuka
dan lingkungan terdegradasi, saluran air, kolam serta rawa. Biasanya capung ini
sering hinggap pada semak-semak di sekeliling kolam, danau, dan sungai serta
melintas diam-diam di atas rerumputan (Susanti 1998).
Orthetrum sabina aktif sepanjang hari sejak pukul 09.00 sampai pukul
17.00 dan mudah ditemukan di berbagai tempat. O. sabina banyak ditemukan di
kolam Koleksi Tanaman Air.
Pantala flavescens (Fabr.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera dan famili
Libellulidae. Capung ini memiliki ciri unik yaitu dengan adanya warna kuning
pada sayap belakang dekat abdomen (Gambar 2b).
Pantala flavescens aktif terbang selama pukul 09.00 sampai 18.00 dan
jarang hinggap di permukaan tanaman air. Ketika sore hari, P. flavescens
cenderung terbang di atas kolam secara berkelompok. Hal ini menunjukkan
bahwa bahwa P. flavescens aktif sepanjang hari dan termasuk penerbang ulung
karena aktivitas terbangnya tinggi (Susanti 1998).
19
a
b
c
dd
e
Keterangan : a. Orthetrum sabina, b. Pantala flavescens, c. Crocothemis servilia, d.
Brachythemis contaminata, e. Neurothemis sp.
Gambar 2 Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
20
a
b
c
e
d
f
Keterangan : a. Orthetrum sabina, b. Pantala flavescens, c. Crocothemis servilia, d.
Brachythemis contaminata, e. Neurothemis sp.,
f.
Hydrobasileus croceus
Gambar 3 Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008
21
Pantala flavescens terdapat di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor,
Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan yang terbuka dan dekat dengan sungai mengalir sehingga
memungkinkan P. flavescens terbang secara aktif dan sangat mudah ditemukan.
Menurut Orr (2005), P. flavescens berada hampir di semua tempat terbuka dan
melakukan kopulasi pada aliran sungai.
Crocothemis servilia (Drury)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili
Libellulidae. Tubuhnya berwarna merah terang dengan sayap transparan. Menurut
Subramanian (2005), capung ini memiliki mata berwarna merah, toraks dan
abdomen berwarna merah (Gambar 2c).
Crocothemis servilia mudah ditemukan di Taman Lebak Sudjana Kassan
karena di area ini terdapat taman yang memiliki kolam dengan aliran air yang
tenang dan dekat dengan sungai. Menurut Susanti (1998), C. servilia selalu
hinggap pada dahan atau di tepi dedaunan dan menyukai air yang mengalir dan
tenang sebagai tempat berkembang biaknya.
Capung ini termasuk capung penerbang ulung dan sulit untuk ditangkap. C.
servilia kadang-kadang terbang secara berkelompok dan hinggap di atas
permukaan tanaman air. C. servilia memiliki perilaku unik yaitu melawan capung
lain ketika diganggu sewaktu hinggap di atas tanaman air.
Brachythemis contaminata (Fabr.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili
Libellulidae. Menurut Subramanian (2005), B. contaminata memiliki mata
berwarna coklat muda pada bagian atas dan pada bagian bawah berwarna abu-abu
kebiruan, warna toraks yaitu coklat muda atau coklat kemerahan dengan dua garis
lateral berwarna coklat kemerahan (Gambar 2d). Capung ini memiliki sayap
transparan dengan venasi sayap berwarna merah dan bagian dasar sayap terdapat
warna kuning (Orr 2005).
Brachythemis contaminata aktif sejak pukul 09.00 sampai 18.00 dan selalu
hinggap di atas permukaan tanaman air secara berkelompok. Menurut Orr (2005)
22
B. contaminata aktif sepanjang hari sejak pagi sampai matahari terbit.
B. contaminata terdapat di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi
Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Capung ini bisa ditemukan di
setiap kolam baik dalam kondisi bersih maupun tercemar. Menurut Subramanian
(2005), B. contaminata bisa hidup di perairan yang tercemar. Umumnya spesies
ini berada di kolam, parit, tangki, dan saluran kotoran. B. contaminata selalu
hinggap di atas rumput-rumputan pada perairan.
Neurothemis sp. (Brauer)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili
Libellulidae. Spesies capung ini terdapat di semua tempat pengamatan. Capung ini
memiliki sayap belakang dengan pinggiran berupa kurva. Warna tubuh dan sayap
capung ini adalah merah hati (Gambar 2e). Seringkali ada variasi yaitu ditemukan
Neurothemis sp. lain yang memiliki sayap berwarna coklat dan tubuh berwarna
hitam.
Neurothemis sp. berada di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor,
Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sud
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
SITI NURUL INDAH HIDAYAH. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung
(Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh HERMANU
TRIWIDODO dan DEWI SARTIAMI.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam.Serangga jenis capung
termasuk salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.Kelestarian
capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang
sebagian besar berupa perairan.
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat
bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan
sebagainya.
Penelitian yang sudah banyak dilakukan hanya seputar jumlah spesies
tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang serangga, khususnya capung,
masih tergolong sedikit. Aspek keragaman dan aktivitas capung di sekitar area
Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian yang berkala untuk mengetahui keragaman dan aktivitas capung.
Metode yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan menangkap capung
dengan jaring serangga. Selain itu, selama di tempat pengamatan juga diamati
aktivitas capung tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis spesies
capung menggunakan literatur Australian’s Dragonflies dan A Pocket Guide to
Drgaonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.
Jenis capung yang ditemukan sebanyak sepuluh spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis
sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Hydrobasileus croceus,
Ictinogomphus decoratus, Pseudagrion microcephalum, dan Pseudagrion
rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya
Bogor yaitu, Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman
Air, dan Istana Bogor. Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas
permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh
keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air
sebagai tempat hinggap.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas capung adalah keberadaan air sungai,
cuaca, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata)
di Kebun Raya Bogor
Nama Mahasiswa
: Siti Nurul Indah Hidayah
NRP
: A44104051
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc.
NIP.130937091
Dra. Dewi Sartiami, MSi.
NIP. 131957317
Disetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
NIP. 131124019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Siti Nurul Indah Hidayah lahir di kota Bogor tanggal 30 Mei 1986 dari
pasangan Gozali Abdul Majid dan Chodijah. Penulis meupakan anak kedelapan
dari sepuluh bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis adalah SD Insan Kamil (1992-1998), SLTP
Negeri 2 Bogor (1998-2001), SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004), dan masuk IPB
melalui jalur SPMB tahun 2004.
Penulis pernah mengikuti beberapa organisasi selama kuliah. Pada tahun
2005-2006, penulis bergabung di Lembaga Studi Islam Faperta (eL SIFA) sebagai
staf Divisi Syi’ar. Tahun 2006-2007, penulis memegang amanah sebagai Kepala
biro Syi’ar dan Pers Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB. Tahun 2007
sampai sekarang menjabat sebagai Ketua Departemen Keputrian eL SIFA.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat, dan umatnya
yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas tugas akhir. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 28. Lokasi yang digunakan dalam
penelitian yaitu Kebun Raya Bogor dan didanai oleh Yayasan Peduli Lingkungan
(PEKA.
Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. dan Dra. Dewi Sartiami, Msi.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penyusunan skripsi dan Ir.Uha Suhardja Satari, MS.
sebagai dosen penguji tamu.
2. Dosen Pembimbing Pembimbing, Dr.Ir. Damayanti Buchori, MSc. yang
telah membimbing saya selama kuliah di IPB.
3. Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA) yang telah mendanai penelitian ini.
4. Bapak, Ibu, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberi dukungan
sepenuhnya.
5. Teman-teman HPT’41
6. Teman-teman satu laboratorium (Anisa, Pipit, Yuli, Magda)
7. Teman seperjuangan di BKIM (Noneng, Merry, Nauli, Hening, Zikra,
Erma, Vinan,Vita, Isni, Teh Neng, Teh Pera, Mbak Agus)
8. Retno dan Ilma sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
Semoga skripsi ini bisa diterima dan bermanfaat bagi teman-teman yang
lain. Selain itu, mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
1
Tujuan ..............................................................................................
2
Manfaat .............................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi ....................................................................................
Morfologi ........................................................................................
Bioekologi ......................................................................................
3
3
5
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
8
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas ...................................................................
Pengambilan Sampel .....................................................................
Identifikasi ....................................................................................
8
8
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan............................................................................
9
Hasil Identifikasi ...............................................................................
11
Identifikasi dan Aktivitas ..................................................................
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan........................................................................................
26
Saran ..................................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
27
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera ..................
3
2. Pengelompokkan famili berdasarkan subordo .......................................
4
3. Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008.......................................................................
11
4. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
13
5. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
14
6. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 .................................................................................
15
7. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
10
2. Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 ..
19
3. Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008 ........................................................................................................
20
4. Tubuh Zyxomma obtusum (Anonim 2008) .............................................
23
5. Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
................................................................................................................
24
6. Sayap capung famili Coenagrionidae yang berada di Kebun Raya
Bogor Februari –Mei 2008.....................................................................
25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia
merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga
(Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu
yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman
tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang
melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di
kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik
di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelope Ris. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu
kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum
(Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi
populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi
penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung
bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika
kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan
mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara
dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan
(Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor
merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di
dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan
ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi
berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
Penelitian di area Kebun Raya Bogor sudah banyak dilakukan, akan tetapi
hanya seputar jumlah spesies tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ABSTRAK
SITI NURUL INDAH HIDAYAH. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung
(Ordo : Odonata) di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh HERMANU
TRIWIDODO dan DEWI SARTIAMI.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam.Serangga jenis capung
termasuk salah satu kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.Kelestarian
capung perlu dipelihara dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang
sebagian besar berupa perairan.
Kebun Raya Bogor memiliki ragam koleksi flora dan merupakan tempat
bernaung bagi berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan
sebagainya.
Penelitian yang sudah banyak dilakukan hanya seputar jumlah spesies
tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang serangga, khususnya capung,
masih tergolong sedikit. Aspek keragaman dan aktivitas capung di sekitar area
Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian yang berkala untuk mengetahui keragaman dan aktivitas capung.
Metode yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan menangkap capung
dengan jaring serangga. Selain itu, selama di tempat pengamatan juga diamati
aktivitas capung tersebut. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis spesies
capung menggunakan literatur Australian’s Dragonflies dan A Pocket Guide to
Drgaonflies of Peninsular Malaysia and Singapore.
Jenis capung yang ditemukan sebanyak sepuluh spesies capung yaitu
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Brachythemis contaminata, Neurothemis
sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum, Hydrobasileus croceus,
Ictinogomphus decoratus, Pseudagrion microcephalum, dan Pseudagrion
rubriceps. Kesepuluh jenis capung ini tersebar di beberapa lokasi di Kebun Raya
Bogor yaitu, Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe Dedaunan, Koleksi Tanaman
Air, dan Istana Bogor. Aktivitas utama capung adalah terbang dan hinggap di atas
permukaan tanaman air atau batu. Aktivitas capung dapat dipengaruhi oleh
keberadaan air sungai, cuaca saat pengamatan, dan keberadaan tanaman air
sebagai tempat hinggap.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas capung adalah keberadaan air sungai,
cuaca, dan keberadaan tanaman air sebagai tempat hinggap.
KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS
CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR
SITI NURUL INDAH HIDAYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo : Odonata)
di Kebun Raya Bogor
Nama Mahasiswa
: Siti Nurul Indah Hidayah
NRP
: A44104051
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc.
NIP.130937091
Dra. Dewi Sartiami, MSi.
NIP. 131957317
Disetujui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
NIP. 131124019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Siti Nurul Indah Hidayah lahir di kota Bogor tanggal 30 Mei 1986 dari
pasangan Gozali Abdul Majid dan Chodijah. Penulis meupakan anak kedelapan
dari sepuluh bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis adalah SD Insan Kamil (1992-1998), SLTP
Negeri 2 Bogor (1998-2001), SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004), dan masuk IPB
melalui jalur SPMB tahun 2004.
Penulis pernah mengikuti beberapa organisasi selama kuliah. Pada tahun
2005-2006, penulis bergabung di Lembaga Studi Islam Faperta (eL SIFA) sebagai
staf Divisi Syi’ar. Tahun 2006-2007, penulis memegang amanah sebagai Kepala
biro Syi’ar dan Pers Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB. Tahun 2007
sampai sekarang menjabat sebagai Ketua Departemen Keputrian eL SIFA.
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat, dan umatnya
yang mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas tugas akhir. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 28. Lokasi yang digunakan dalam
penelitian yaitu Kebun Raya Bogor dan didanai oleh Yayasan Peduli Lingkungan
(PEKA.
Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. dan Dra. Dewi Sartiami, Msi.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penyusunan skripsi dan Ir.Uha Suhardja Satari, MS.
sebagai dosen penguji tamu.
2. Dosen Pembimbing Pembimbing, Dr.Ir. Damayanti Buchori, MSc. yang
telah membimbing saya selama kuliah di IPB.
3. Yayasan Peduli Lingkungan (PEKA) yang telah mendanai penelitian ini.
4. Bapak, Ibu, serta kakak dan adik tercinta yang telah memberi dukungan
sepenuhnya.
5. Teman-teman HPT’41
6. Teman-teman satu laboratorium (Anisa, Pipit, Yuli, Magda)
7. Teman seperjuangan di BKIM (Noneng, Merry, Nauli, Hening, Zikra,
Erma, Vinan,Vita, Isni, Teh Neng, Teh Pera, Mbak Agus)
8. Retno dan Ilma sebagai teman satu bimbingan yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
Semoga skripsi ini bisa diterima dan bermanfaat bagi teman-teman yang
lain. Selain itu, mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amin.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
1
Tujuan ..............................................................................................
2
Manfaat .............................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi ....................................................................................
Morfologi ........................................................................................
Bioekologi ......................................................................................
3
3
5
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
8
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas ...................................................................
Pengambilan Sampel .....................................................................
Identifikasi ....................................................................................
8
8
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan............................................................................
9
Hasil Identifikasi ...............................................................................
11
Identifikasi dan Aktivitas ..................................................................
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan........................................................................................
26
Saran ..................................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
27
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera ..................
3
2. Pengelompokkan famili berdasarkan subordo .......................................
4
3. Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008.......................................................................
11
4. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
13
5. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
14
6. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 .................................................................................
15
7. Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan
di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008..................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008 ..................................................................................
10
2. Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008 ..
19
3. Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008 ........................................................................................................
20
4. Tubuh Zyxomma obtusum (Anonim 2008) .............................................
23
5. Morfologi ujung abdomen dan venasi sayap Ictinogomphus decoratus
................................................................................................................
24
6. Sayap capung famili Coenagrionidae yang berada di Kebun Raya
Bogor Februari –Mei 2008.....................................................................
25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati termasuk di
dalamnya keanekaragaman spesies serangga. Secara geografis, keanekaragaman
hayati di negara kepulauan Indonesia sangat beragam. Selain itu, Indonesia
merupakan daerah yang kondusif untuk perkembangan hewan termasuk serangga
(Primack et al., 1998). Hal ini didukung oleh kondisi daerah yang memiliki suhu
yang sedang dan memiliki ekosistem yang kondusif.
Serangga termasuk kelompok Arthropoda, memiliki keanekaragaman
tertinggi, salah satu yang ordo menarik adalah capung. Jumlah capung yang
melimpah terutama terdapat di kawasan tropis seperti Indonesia karena di
kawasan ini terdapat berbagai macam habitat. Menurut Susanti (1998), di
Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung, beberapa jenis di antaranya endemik
di Sulawesi, misalnya Gynacantha penelope Ris. (Anisoptera: Aeshnidae).
Capung memiliki peranan dalam ekosistem sebagai predator. Salah satu
kemungkinan peran capung adalah sebagai predator hama, bahkan capung jarum
(Subordo: Zygoptera) ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi
populasi hama tanaman pangan (Ariwibowo 1991). Hal ini menunjukkan posisi
penting keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Selain itu, peran capung
bagi keberlangsungan ekosistem adalah indikator pencemaran lingkungan. Ketika
kondisi perairan sudah tercemar, maka siklus hidup capung terganggu dan
mengakibatkan jumlah populasi menurun. Kelestarian capung perlu dipelihara
dengan menjaga keberadaan tempat hidupnya yang sebagian besar berupa perairan
(Susanti 1998).
Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Kebun Raya Bogor
merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropik terlengkap di
dunia, dibangun dengan konsep pertanaman yang indah (Subarna 2006). Dengan
ragam koleksi flora, Kebun Raya Bogor juga merupakan tempat bernaung bagi
berbagai jenis fauna seperti serangga, laba-laba, siput, burung dan sebagainya.
Penelitian di area Kebun Raya Bogor sudah banyak dilakukan, akan tetapi
hanya seputar jumlah spesies tanaman, burung, dan lain-lain. Penelitian tentang
2
serangga, khususnya capung, masih tergolong sedikit. Aspek keanekaragaman
dan aktivitas capung di sekitar area Kebun Raya Bogor belum banyak diketahui.
Oleh karena itu, perlu adanya penggalian informasi mengenai hal di atas melalui
penelitian tentang keanekaragaman spesies dan aktivitas capung di Kebun Raya
Bogor secara berkala.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan pola
aktivitas capung di Kebun Raya Bogor.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh pengetahuan dasar mengenai jenis
dan perilaku capung di Kebun Raya Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA
Capung
Klasifikasi
Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta,
dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera
dan Anisoptera. Kedua subordo ini memiliki beberapa perbedaan yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan umum antara capung Anisoptera dan Zygoptera*
Subordo
No Karakter
Anisoptera
Zygoptera
1
Sayap
- Sayap belakang relatif
- Ukuran sayap sama dan
lebar, posisi sayap
menempit pada bagian
horizontal ketika
dasar, posisi vertikal ketika
hinggap, penerbang
istirahat, penerbang lemah
ulung
2
Mata
majemuk
- Mata tidak
memproyeksikan sisi
kepala
3
Ovipositor - Kebanyakan famili
memiliki ovipositor
yang tereduksi
- Capung betina memiliki
ovipositor yang sempurna
4
Naiad
- Bentuk naiad ramping
dengan insang kauda
seperti dayung
- Naiad dilengkapi
dengan insang
- Bentuk mata bulat dan
menonjol
*Sumber : William dan Feltmate (1992)
Subordo Anisoptera memiliki tujuh famili, sedangkan famili yang termasuk
subordo Zygoptera sebanyak 19 famili seperti tertera pada Tabel 2.
Morfologi
Capung memiliki mata yang mampu melihat ke segala arah dengan
dilengkapi mata majemuk, tiga oseli (William & Feltmate 1992) dan bulu pendek
menyerupai antena serta tipe mulut mandibulata (Gullan & Cranston 2000).
Toraks relatif kecil dan kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya berukuran
4
kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara
pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura (Borror et al.
1996).
Tabel 2 Pengelompokkan famili berdasarkan subordo*
No Subordo
1
Anisoptera
2
Zygoptera
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Famili
Aeshnidae
Gomphidae
Neopetallidae
Petaluridae
Cordulegastridae
Corduliidae
Libellulidae
Coenagrionidae
Megapodagrionidae
Hemiphlebiidae
Isostictidae
Platycnemididae
Platystictidae
Protoneuridae
Pseudostigmatidae
Lestidae
Lestoideidae
Perilestidae
Pseudolestidae
Synlestidae
Amphipterygidae
Calopterygidae
Chlorocyphidae
Dicteriastidae
Euphaeidae
Polythoridae
*Sumber : Watson & O’Farrell (1996)
Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi
untuk hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter
dan femur kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Pada tibia capung
famili Corduliidae dan Cordulegastridae terdapat beberapa duri
O’Farrell 1996).
(Watson &
5
Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran
panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa
mencapai 17 cm.
Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa ruas,
meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat
fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu
pernafasan bagi capung (Watson & O’Farrell
1996). Menurut William dan
Feltmate (1992), ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan
kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain.
Bioekologi
Sebelum melakukan kopulasi, capung jantan memindahkan sperma dari
lubang kelamin primer pada ruas abdomen kesembilan ke lubang kelamin
sekunder betina. Ketika kopulasi, leher capung betina atau protoraks dipegang
dengan tungkai capung jantan dan sepasang capung ini terbang menggunakan
tandem yang biasanya digunakan untuk hinggap. Capung betina membengkokan
abdomen ke depan hingga mencapai lubang kelamin sekunder pada jantan.
Sebelum memindahkan sperma, capung jantan membersihkan sisa sperma dari
jantan sebelumnya yang terdapat pada capung betina. Kopulasi berlangsung
selama beberapa menit atau beberapa jam tergantung jenis spesies (Gullan &
Cranston 2000).
Capung merupakan serangga yang mengalami metamorfosis hemimetabola.
Hemimetabola adalah metamorfosis yang melalui tiga stadia perkembangan yaitu
telur, naiad, dan imago.
Perkembangan Odonata dimulai dengan fase telur. Telur capung diletakkan
dengan dua cara yaitu tipe endofitik dan eksofitik. Pada spesies capung tipe
endofitik, telur diletakkan di dalam jaringan tanaman air, tanaman yang berada di
pinggiran air, atau ke dalam lumpur. Pada tipe eksofitik capung tidak memiliki
ovipositor, telur dikeluarkan secara tunggal, bertahap, atau berkelompok dari
lubang kelamin.
Setelah telur menetas, capung memasuki fase naiad. Menurut Watson &
O’Farrell (1996) istilah fase setelah telur adalah larva, namun menurut William &
6
Feltmate (1992), istilah fase setelah telur adalah nimfa. Walaupun sebagian
spesies capung memiliki habitat khusus, larva capung terdapat di air jernih, air
payau, air terjun, aliran air deras, danau, kolam, sungai kecil, rawa, tanah
berlumpur, dan muara sungai. Beberapa jenis larva melekat di bawah permukaan
tanaman (Watson & O’Farrell 1996). Selain itu, menurut William & Feltmate
(1992) larva capung hidup di perairan yang ditumbuhi tanaman berdaun lebar.
Periode pematangan reproduksi capung terjadi selama dua sampai 30 hari
(Zygoptera) sedangkan periode pematangan subordo Anisoptera yang berada di
daerah iklim sedang berlangsung selama enam sampai 45 hari yang dipengaruhi
oleh jenis spesies, cuaca, lingkungan dan habitat. Masa reproduksi berlangsung
selama satu sampai delapan minggu. Periode pematangan berlangsung sejak
kemunculan naiad sampai kematangan seksual yang melibatkan; perubahan warna
tubuh, warna sayap, perkembangan alat kelamin, ukuran dan kemunculan
ektoparasit tertentu (tungau), dan pertumbuhan jumlah lapisan pada endokutikula.
Selama periode ini, capung dewasa menyebar tergantung tempat bernaung dan
keberlanjutan habitat. Masa reproduktif dimulai ketika capung dewasa mulai
menunjukkan perilaku seksual, oviposisi, dan periode terbang (William &
Feltmate 1992).
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di
perairan tempat berbiak dan berburu makanan. Sebagian besar capung hinggap
pada pucuk rumput, perdu dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam, sungai,
parit atau genangan-genangan air lainnya. Capung melakukan kegiatan pada siang
hari ketika matahari bersinar. Oleh karena itu, ketika cuaca cerah, capung akan
terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada dini hari, senja hari, dan saat
matahari terbenam, kadang-kadang capung relatif mudah didekati (Susanti 1998).
Capung dewasa biasanya hidup secara diurnal, krepuskular, atau nokturnal.
Kisaran musim terbang tiap spesies berbeda-beda mulai dari beberapa minggu
hingga beberapa bulan. Beberapa jenis capung memilliki aktivitas utama yaitu
hinggap di lokasi tertentu, biasanya capung hinggap secara horisontal di atas batu,
pinggiran sungai, ranting dan sebagainya (Anisoptera). Perilaku capung dalam
beraktivitas di habitatnya bermacam-macam. Perilaku tersebut antara lain,
menyerang mangsa secara tiba-tiba ketika makan, menantang pengganggu
7
habitatnya, dan cara kopulasi yang cukup unik. Jenis capung selalu berhinggap
umumnya jenis Zygoptera dan beberapa jenis Anisoptera (Gomphidae,
Petaluridae, dan Libellulidae). Sebaliknya, jenis capung yang termasuk penerbang
ulung dan hinggap secara vertikal ketika istirahat adalah famili Aeshnidae,
Corduliidae, dan beberapa jenis Libellulidae (Watson & O’Farrell 1996).
Capung dewasa merupakan penerbang yang kuat dan memiliki jarak terbang
sejauh ratusan kilometer. Durasi dan periode terbang tergantung dengan habitat
naiad, khususnya tergantung pada tingkat permanennya. Hal ini dapat dicontohkan
dengan capung yang hidup pada iklim sedang dan lintang tinggi memiliki durasi
dan periode terbang yang bersifat musiman, seperti pada spesies tropis, naiad
tinggal sementara di perairan dan dipengaruhi musim hujan. Bagi spesies capung
yang hidup di habitat tertentu secara permanen, periode terbangnya terus menerus.
Aktivitas makan capung berlangsung selama fase hidup. Semua jenis
capung merupakan predator. Kebanyakan capung memakan invertebrata akuatik
yang berukuran sangat kecil, khususnya jenis serangga dan ikan. Menurut William
dan Feltmate (1992) mangsa capung terdiri dari serangga kecil. Jenis Anisoptera
akan menangkap capung lain sebagai mangsa menggunakan sayap. Jenis
Zygoptera menangkap mangsa ketika mangsa beristirahat.
Sejumlah spesies capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh
melalui perubahan postur tubuh dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini
memberikan keuntungan bagi capung untuk mulai memangsa pada dini hari
sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna. Ketika melewati masa
prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi. Pada subordo
Zygoptera, kedua jenis kelamin berkumpul dalam jumlah besar. Capung betina
Anisoptera dan beberapa Zygoptera berada di perairan untuk kopulasi dan
meletakkan telur. Sebaliknya, capung jantan menghabiskan waktu berada di dekat
air dan memiliki perilaku dengan menunjukkan daerah teritorial terhadap
beberapa spesies capung lain (William & Feltmate 1992).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai bulan Mei 2008 di
Kebun
Raya
Bogor.
Identifikasi
capung
dilakukan
di
Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Metode Penelitian
Pengamatan Aktivitas
Pengamatan dilakukan di empat lokasi dalam area Kebun Raya Bogor
dimana banyak dijumpai capung, yaitu di Taman Lebak Sudjana Kassan, Kafe
Dedaunan, Koleksi Tanaman Air, dan taman sekitar kolam belakang Istana Bogor.
Pengamatan aktivitas capung dilakukan dengan berjalan mengelilingi taman setiap
satu jam sekali selama delapan jam (pukul 09.00 sampai 17.00). Pengamatan
dilakukan sebanyak empat ulangan di empat lokasi pengamatan. Pengamatan
meliputi kemunculan spesies capung dan aktivitas di setiap lokasi.
Pengambilan Sampel
Capung yang sedang diamati dilakukan pula penangkapan dengan
menggunakan jaring serangga berbahan kain kelambu. Penangkapan capung
mewakili spesies atau jenis yang diamati. Capung yang sudah ditangkap
kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang di dalamnya terdapat kapas yang
dibasahi etil asetat. Hal ini dilakukan untuk mematikan capung. Kemudian capung
tersebut dibawa ke laboratorium untuk pengamatan spesies dengan menggunakan
mikroskop.
Identifikasi
Capung diidentifikasi dengan menggunakan literatur buku Australian’s
Dragonflies (Watson et al., 1991) dan A Pocket Guide to Dragonflies of
Peninsular Malaysia and Singapore (Orr 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Pengamatan
Keempat tempat penelitian terletak di Kebun Raya Bogor. Posisi masingmasing lokasi tertera pada Gambar 1.
a. Taman Lebak Sudjana Kassan
Taman ini berada di pinggir jalan tepatnya berseberangan dengan
Lapangan Sempur (Gambar 1a). Terdapat kolam yang berbentuk
memanjang dan ditumbuhi tanaman air seperti teratai . Air kolam di taman
ini mengalir dengan tenang. Terdapat pohon di pinggir kolam menaungi
tanaman air yang berada di bawahnya. Sungai Ciliwung berada di dekat
taman ini, sehingga bisa menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
b. Kolam Kafe Dedaunan
Di area ini terdapat lima kolam yang terdiri dari empat kolam
berukuran sedang dan satu kolam berukuran besar yang ditumbuhi
tanaman air (Gambar 1b). Tanaman air yang tumbuh di kolam ini adalah
teratai dan bangsa rumput-rumputan. Di pinggir kolam ini juga ditumbuhi
pohon yang menaungi tanaman air. Kolam dikelilingi dengan rumput yang
bisa menjadi tempat hinggap bagi capung. Terdapat sungai kecil di sekitar
kolam ini.
c. Koleksi Tanaman Air
Di area ini terdapat dua kolam yang berbentuk memanjang dan satu
kolam berbentuk lingkaran (Gambar 1c). Kolam-kolam ini ditumbuhi
dengan tanaman air seperti teratai dan jenis rumput-rumputan. Selain itu,
pohon dan rerumputan juga tumbuh di pinggir kolam. Di pinggir Koleksi
Tanaman Air ini terdapat sungai Ciliwung yang bisa menjadi tempat
berkembang biak bagi capung.
A
D
B
C
Keterangan:
A : Taman Lebak Sudjana Kassan
B : Kafe Dedaunan
C : Koleksi Tanaman Air
D : Istana Bogor
Gambar 1. Lokasi pengamatan capung dalam area Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
11
d. Istana Bogor
Di area ini terdapat kolam yang berukuran besar dengan ditumbuhi
satu pohon besar yang menjadi habitat burung dan binatang melata
(Gambar 1d). Populasi tanaman air seperti teratai dan rumput-rumputan
sedikit.
Hasil Identifikasi
Hasil pengamatan dan identifikasi spesies capung di Kebun Raya Bogor
tertera pada Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran keberadaan capung di empat lokasi dalam areal Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008
Lokasi pengamatan
Nama Spesies
TLSK
KDb
KTAc
IBd
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
Neurothemis sp.
√
√
√
√
Crocothemis servilia
√
√
√
√
Hydrobasileus croceus
√
-
√
-
Zyxomma obtusum
√
-
-
-
-
√
√
√
√
-
√
√
-
-
√
√
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
a
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion microcephalum
Pseudagrion rubriceps
Keterangan :
√ : spesies capung yang ditemukan di tempat tersebut
a
: Taman Lebak Sudjana Kassan
b
: Kafe Dedaunan
c
: Koleksi Tanaman Air
d
: Istana Bogor
12
Di Taman Lebak Sudjana Kassan terdapat delapan spesies capung yang
ditemukan. Kedelapan spesies capung tersebut terdapat tujuh spesies dari subordo
Anisoptera
yaitu
Orthetrum
sabina,
Pantala
flavescens,
Brachythemis
contaminata, Neurothemis sp., Crocothemis servilia, Zyxomma obtusum dan
Hydrobasileus croceus, sedangkan satu spesies termasuk subordo Zygoptera yaitu
Pseudagrion microcephalum.
Di Kafe Dedaunan terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh
spesies capung tersebut termasuk subordo Anisoptera antara lain Ictinogomphus
decoratus, Hydrobasileus croceus, Orthetrum Sabina, Pantala flavescens,
Brachythemis contaminata, Neurothemis sp., dan Crocothemis servilia.
Terdapat sembilan spesies capung yang ditemukan di Koleksi Tanaman Air.
Kesembilan spesies capung terdiri dari tujuh spesies yang termasuk subordo
Anisoptera yaitu Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Hydrobasileus croceus,
Neurothemis
sp.,
Crocothemis
servilia,
Ictinogomphus
decoratus
dan
Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies lain termasuk subordo
Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalum dan Pseudagrion rubriceps.
Di Istana Bogor terdapat tujuh spesies capung yang ditemukan. Ketujuh
spesies capung tersebut terdapat lima spesies dari subordo Anisoptera antara lain
Orthetrum sabina, Pantala flavescens, Neurothemis sp., Ictinogomphus decoratus
dan Brachythemis contaminata, sedangkan dua spesies termasuk subordo
Zygoptera yaitu Pseudagrion microcephalum dan Pseudagrion rubriceps.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas capung berbeda di setiap tempat
pengamatan. Di Taman Lebak Sudjana Kassan (Tabel 4), jumlah spesies capung
muncul paling banyak terjadi pagi hari pukul 10.00 sampai 12.00, sedangkan
jumlah capung yang muncul paling sedikit pada pukul 09.00 dan 13.00. Terdapat
satu spesies capung yang hanya muncul ketika pukul 17.00 sampai 18.00 yaitu
Zyxomma obtusum.
Di Kafe Dedaunan, jumlah spesies capung yang muncul paling banyak
pukul 09.00 sampai 12.00. Jumlah spesies capung yang muncul menurun pada
pukul 15.00 sampai 18.00. Hal ini terlihat pada Tabel 5, menunjukkan bahwa
hanya empat sampai lima spesies capung yang muncul. Faktor yang
mempengaruhi kondisi ini diduga akibat berkurangnya sinar matahari.
13
Tabel 4 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Taman Lebak Sudjana Kassan dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008
Spesies
Waktu Pengamatan
12.00
13.00
14.00
9.00
10.00
11.00
15.00
16.00
17.00
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Brachythemis contaminata
Neurothemis sp.
√
√
√
√
Crocothemis servilia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Hydrobasileus croceus
√
√
√
-
-
-
-
-
-
Zyxomma obtusum
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion microcephalum
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
13
14
Tabel 5 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di taman Kafe Dedaunan dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008
Waktu Pengamatan
Spesies
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00 17.00
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Neurothemis sp.
√
√
√
√
√
√
-
-
-
Crocothemis servilia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
√
√
√
√
√
√
√
-
-
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
14
15
Tabel 6 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di Koleksi Tanaman Air dalam area Kebun Raya Bogor
Februari-Mei 2008
Waktu Pengamatan
Spesies
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00 16.00 17.00
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
-
-
-
-
-
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Neurothemis sp.
√
√
√
√
√
√
-
-
-
Crocothemis servilia
√
√
√
√
√
√
-
√
-
Hydrobasileus croceus
-
-
√
-
√
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps
Pseudagrion microcephalum
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
15
16
Tabel 7 Sebaran keberadaan spesies capung berdasarkan waktu pengamatan di kolam belakang Istana Bogor dalam area Kebun Raya
Bogor Februari-Mei 2008
Waktu pengamatan
Spesies
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00 16.00 17.00
Subordo Anisoptera
Famili Libellulidae
Orthetrum sabina
√
√
√
√
√
√
√
Pantala flavescens
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Brachythemis contaminata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Neurothemis sp.
-
√
√
√
-
-
-
-
-
Crocothemis servilia
√
-
-
-
-
-
-
-
-
Famili Gomphidae
Ictinogomphus decoratus
√
√
√
√
√
√
√
-
-
-
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
√
-
-
-
Subordo Zygoptera
Famili Coenagrionidae
Pseudagrion rubriceps
Pseudagrion microcephalum
Keterangan:
√: spesies capung yang muncul pada waktu tersebut
16
17
Di Koleksi Tanaman Air (Tabel 6), aktivitas capung pada pagi hari pukul
09.00 sampai 10.00 tidak mencolok, hanya terdapat lima spesies capung yang
muncul di tempat ini. Hal ini dipengaruhi oleh cuaca mendung yang terjadi sejak
pagi hari sampai pukul 10.00 sehingga membuat aktivitas capung menurun.
Sedangkan jumlah spesies capung tertinggi muncul pukul 14.00. Pada waktu
tersebut sinar matahari sangat menyengat sehingga mendorong capung untuk
melakukan aktivitas terbang.
Di Istana Bogor (Tabel 7), aktivitas capung tertinggi terjadi pada pukul
12.00 sampai 13.00. Namun aktivitas capung menurun ketika pukul 15.00 sampai
18.00. Hal ini ditunjukkan oleh kemunculan dua sampai tiga spesies capung saja
yang teramati di tempat ini. Di lokasi ini aktivitas capung tidak terlalu mencolok.
Hal itu bisa disebabkan oleh karakteristik kolam yang jauh dari aliran sungai yang
menjadi tempat berkembang biak bagi capung.
Aswari (1997) menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir (1994-1996)
spesies Anisoptera yang berada di tiga kolam dan tiga aliran air sungai terdapat
tiga famili, 17 genus, dan 19 spesies yang diketahui. Orthetrum sabina, Pantala
flavescens, Rhodothemis rufa, dan Crocothemis servilia bisa ditemukan di semua
area. Beberapa spesies ditemukan di habitat tertentu yaitu Brachythemis
contaminata dan Ictinogomphus decoratus yang berada di kolam 1, 2, dan 3.
Brachydiplax chalybea dan Hydrobasileus croceus berada di kolam 2 dan 3.
Neurothemis terminata dan Thylomis tillarga berada di tempat tersembunyi.
Keberdaan capung bisa dikaitkan dengan vegetasi yang menjadi habitat nimfa.
Menurut Susanti (1998) terdapat enam belas capung di Kebun Raya Bogor. Hal
ini berbeda dengan hasil pengamatan di atas yaitu terdapat sepuluh spesies capung
di tempat ini. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah spesies
capung di Kebun Raya Bogor karena dipengaruhi oleh perubahan iklim global dan
lingkungan air sebagai tempat hidup Odonata yang terdegradasi.
18
Identifikasi dan Aktivitas Terbang
Orthetrum sabina (Drury.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera dan famili
Libellulidae. Capung ini memiliki ciri berupa mata berwarna hijau dengan burik
hitam, sayap transparan (Subramanian 2005) dengan warna coklat kemerahan atau
kekuningan yang terdapat di sayap belakang (Gambar 2a). Terdapat garis hitam
dan kuning pada bagian pinggir sintoraks, tergit abdomen berwarna kuning
sepanjang lateral dan anterior (Watson et al., 1991). Selain itu capung ini mudah
dikenali ruas abdomen satu sampai tiga yang membengkak dengan adanya paduan
warna kuning pucat agak kehijauan (Orr 2005).
Capung ini mudah ditemukan di area Kebun Raya Bogor. O. sabina
ditemukan di kolam Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi Tanaman Air, dan
Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kondisi kolam yang
jernih atau tercemar. Menurut Orr (2005), capung ini ditemukan di habitat terbuka
dan lingkungan terdegradasi, saluran air, kolam serta rawa. Biasanya capung ini
sering hinggap pada semak-semak di sekeliling kolam, danau, dan sungai serta
melintas diam-diam di atas rerumputan (Susanti 1998).
Orthetrum sabina aktif sepanjang hari sejak pukul 09.00 sampai pukul
17.00 dan mudah ditemukan di berbagai tempat. O. sabina banyak ditemukan di
kolam Koleksi Tanaman Air.
Pantala flavescens (Fabr.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera dan famili
Libellulidae. Capung ini memiliki ciri unik yaitu dengan adanya warna kuning
pada sayap belakang dekat abdomen (Gambar 2b).
Pantala flavescens aktif terbang selama pukul 09.00 sampai 18.00 dan
jarang hinggap di permukaan tanaman air. Ketika sore hari, P. flavescens
cenderung terbang di atas kolam secara berkelompok. Hal ini menunjukkan
bahwa bahwa P. flavescens aktif sepanjang hari dan termasuk penerbang ulung
karena aktivitas terbangnya tinggi (Susanti 1998).
19
a
b
c
dd
e
Keterangan : a. Orthetrum sabina, b. Pantala flavescens, c. Crocothemis servilia, d.
Brachythemis contaminata, e. Neurothemis sp.
Gambar 2 Capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei 2008
20
a
b
c
e
d
f
Keterangan : a. Orthetrum sabina, b. Pantala flavescens, c. Crocothemis servilia, d.
Brachythemis contaminata, e. Neurothemis sp.,
f.
Hydrobasileus croceus
Gambar 3 Sayap capung famili Libellulidae di Kebun Raya Bogor Februari-Mei
2008
21
Pantala flavescens terdapat di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor,
Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Hal ini dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan yang terbuka dan dekat dengan sungai mengalir sehingga
memungkinkan P. flavescens terbang secara aktif dan sangat mudah ditemukan.
Menurut Orr (2005), P. flavescens berada hampir di semua tempat terbuka dan
melakukan kopulasi pada aliran sungai.
Crocothemis servilia (Drury)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili
Libellulidae. Tubuhnya berwarna merah terang dengan sayap transparan. Menurut
Subramanian (2005), capung ini memiliki mata berwarna merah, toraks dan
abdomen berwarna merah (Gambar 2c).
Crocothemis servilia mudah ditemukan di Taman Lebak Sudjana Kassan
karena di area ini terdapat taman yang memiliki kolam dengan aliran air yang
tenang dan dekat dengan sungai. Menurut Susanti (1998), C. servilia selalu
hinggap pada dahan atau di tepi dedaunan dan menyukai air yang mengalir dan
tenang sebagai tempat berkembang biaknya.
Capung ini termasuk capung penerbang ulung dan sulit untuk ditangkap. C.
servilia kadang-kadang terbang secara berkelompok dan hinggap di atas
permukaan tanaman air. C. servilia memiliki perilaku unik yaitu melawan capung
lain ketika diganggu sewaktu hinggap di atas tanaman air.
Brachythemis contaminata (Fabr.)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili
Libellulidae. Menurut Subramanian (2005), B. contaminata memiliki mata
berwarna coklat muda pada bagian atas dan pada bagian bawah berwarna abu-abu
kebiruan, warna toraks yaitu coklat muda atau coklat kemerahan dengan dua garis
lateral berwarna coklat kemerahan (Gambar 2d). Capung ini memiliki sayap
transparan dengan venasi sayap berwarna merah dan bagian dasar sayap terdapat
warna kuning (Orr 2005).
Brachythemis contaminata aktif sejak pukul 09.00 sampai 18.00 dan selalu
hinggap di atas permukaan tanaman air secara berkelompok. Menurut Orr (2005)
22
B. contaminata aktif sepanjang hari sejak pagi sampai matahari terbit.
B. contaminata terdapat di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor, Koleksi
Tanaman Air, dan Taman Lebak Sudjana Kassan. Capung ini bisa ditemukan di
setiap kolam baik dalam kondisi bersih maupun tercemar. Menurut Subramanian
(2005), B. contaminata bisa hidup di perairan yang tercemar. Umumnya spesies
ini berada di kolam, parit, tangki, dan saluran kotoran. B. contaminata selalu
hinggap di atas rumput-rumputan pada perairan.
Neurothemis sp. (Brauer)
Dalam klasifikasi, capung ini termasuk subordo Anisoptera famili
Libellulidae. Spesies capung ini terdapat di semua tempat pengamatan. Capung ini
memiliki sayap belakang dengan pinggiran berupa kurva. Warna tubuh dan sayap
capung ini adalah merah hati (Gambar 2e). Seringkali ada variasi yaitu ditemukan
Neurothemis sp. lain yang memiliki sayap berwarna coklat dan tubuh berwarna
hitam.
Neurothemis sp. berada di kolam sekitar Kafe Dedaunan, Istana Bogor,
Koleksi Tanaman Air, dan Taman Lebak Sud