Analisis kaitan pendapatan ibu rumah tangga dengan kesehatan dan kesejahteraan keluarga di kawasan perdesaan: studi kasus di Kabupaten Lombok Barat

ANALISIS KAITAN PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN
KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI KAWASAN
PERDESAAN (STUDI KASUS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT)

Oleh:
DIN1 KARTIKAWATI PRIHATINI

PROGRAM STUDI
ILMU PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR. JUNI 2006

Judul

: Analisis Kaitan

Pendapatan Ibu Rumah Tangga dengao
Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga di Kawasau Perdesaan
(Studi Kasus di Kabupaten Lombok Barat)


Nama

: Dini Kartikawati Prihatini

NIM

: P 035010041

Program Studi

: Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dau Pedesaan

Menyetujui
1. Komisi Pembimbiug

Dr. Ir. Hermauto Sirwar, M.Sc.
Ketua

Anita Vernekar Shaukar. MS. PhD.
Anggota


Mengetahui,
2. Ketua Program Studi

Ilmu Perencanaan Pembanguuan
Wilayah dan Perdesaau

rof. Dr. Ir. Isan Gonarsvah
Tanggal Ujian: 10 Febmari 2006

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa pernyataan dalam tesis saya
yang berjudul:
Analisis Kaitan Pendapatan Ibu Rumah Tangga dengan Kesehatan dan
~ e s e j a h t e i a nKeluarga di Kawasan Perdesaan (Studi Kasus di

-

Kabupaten Lombok Barat)

merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi
pembimbing. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada
program sejenis diperguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang
digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juni 2006
Dini Kartikawati Prihatini
NRP PO35010041

O Hak cipta milik Dini Kartikawati Prihatini, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau selumhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

ABSTRAK

DIN1 KARTIKAWATI PRIHTAINI. Analisis Kaitan Pendapatan lbu Rumah Tangga
dengar1 Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga di Kawasan Perdesaan (Studi Kasus di
Kabupaten Lombok Barat). (Hemanto Siregar sebagai Ketua dan Anita Vernekar

Shankar sebagai Anggota Komisi Pembimbing.)
Kemarnpuan rumah tangga (keluarga) untuk memenuhi kebutuhan pangan, kesehatan
.dan pendidikan semakin berkurang sejak terjadinya krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya biaya pelayanan
kesehatan yang semakin sulit dijangkau. Sebagian ibu rumah tangga tidak hanya
berperan dalam mengatur mmah tangganya tetapi juga terlibat dalam memberikan
pendapatan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kaitan (hubungan)
antara pendapatan ibu rumah tangga dengan kesehatan dan kesejahteraan, serta untuk
menelaah manfaat kredit mikro yang mendukung produktivitas mereka di kawasan
perdesaan di Lombok Barat. Analisis dilakukan secara deskriptif dan analisis statistik
(chi -square dan korelasi). Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan ibu rumah
tangga memiliki kaitan positif yang sangat signifikan dengan kesehatan dan
kesejahteraan keluarga sayangnya keberadaan kredit mikro yang diterima ibu rurnah
tangga masih sangat terbatas dari segi macam dan jumlahnya.
Kata kunci: ibu mmah tangga, kesehatan, kesejahteraan

ANALISIS KAITAN PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN
KESEHATAN I ~ A NKESEJAHTERAAN KELUARGA DI KAWASAN
PERDESAAN (STUD1 KASUS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT)


Oleh:
DIN1 KARTIKAWATI PRIHATINI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memeproleh gelar Master Sains
Pada
Program Studi
Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas lidpahan dan karunia-Nya
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: Analisis Kaitan

Pendapatan Ibu Rumah Tangga dengan Kesehatan dan Kesejahteman Keluarga di
Kawasan Perdesaan (Studi Kasus di Kabupaten Lombok Bamt). Tesis i n i merupakan
salah satu syarat untuk meraih gelar Master Sains pada program Studi Ilmu Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, lnstitut Pertanian Bogor.
Seiring dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Bapak Hermanto Siregar, M.Ec dan Ibu Anita Vernekar Shankar, MS. PhD., atas
segala arahan dan bimbingannya. Terimakasih kepada yang tercinta: suamiku Adnan,
anakku Fala, bapak Sahid, mama Endang, mbak Mien, dik Angga dan Ibu Khairyah atas
curahan kasih sayang, kesabaran, do'a, dorongan dan dukungan yang diberikan.
Selanjutnya ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:

I. Bapak Rektor, Dekan Sekolah Pascasarjana dan Ketua Program Studi Ilmu
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, lnstitut Pertanian Bogor yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas selama penulis menempuh pendidikan.

2. Dosen-dosen dan teman-teman PWD

-

IPB 2002 yang telah memberi ilmu dan

kebersamaan selama penulis menempuh pendidikan.


5. Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat dan staf-satf yang telah banyak memberikan
informasi dan data yang diperlukan.

4. Para Dokter dan Bidan di PKM Lingsar dan Penimbung yang telah membantu dan
memberikan informasi yang dibutuhkan.

5. Bapak-ibu responden, kader dan kepala dusun atas kesediaannya meluangkan waktu
dan memberi informasi yang dibutuhkan
6. Tim enumerator yang dengan penuh semangat membantu proses pengumpulan data.

7. Terimaksih kepada semua pihak yang telah terlibat dan mendukung proses penelitian
dan penyusunan tesis ini.

Bogor, Juni 2006

Dini Kartikawati Prihatini

RIWAYAT HIDUP
'


Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 19 Januari 1976. Penulis

mempakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Sahid Purnomo dan Endang
Hemwati.
Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Jumsan Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak ,Fakultas Peternakan Universitas Mataram dan meraih gelar Sarjana Peternakan pada
bulan Maret 1999. Pada bulan Juni

- Desember 2001

penulis mengikuti

pendidikan

Managemen Pembangunan di Asean Institute Management - Manila. Pada tahun yang sama
penulis diterima sehagai mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Pmgram Studi
Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD), sehiigga penulis baru dapat
aktif kuliah di PWD pada tahun berikutnya (2002).
Tahun 1999-2000 bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan

Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menangani projek Paralell Vote Tabulation di NTB yang
mempakan cikal bakal pragram Quick Count (perhitungan cepat) hasil PEMILU. Pada tahun
2000-2004 bergabung dengan Helen Keller International (HKI). Memulai karir sebagai
Assissten Program Officer Foirmative Research and Social Marketing-Program SUMMIT.
Jabatan terakhir di HKI adalah Kepala Divisi Formative and Behaviuoral Research-Program
SUMMIT. Saat ini penulis hergabung dengan CARE International sehagai konsultan M&E Development Assistance Program di Tangerang.

Halaman
vii

DAFTAR TABEL..................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................

xii

I. PENDA-HLJLUAN................................................................
1 .1. Latar Belakang dan Permasalahan.........................................
..
1.2. Tujuan PenelitIan............................................................

1.3. Batasan Penelitian ...........................................................

1
1
5
5

X

I1. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................
2.1. Proses Jenderisasi ............................................................
2.2. Perempuan dalam Perspektif Agama ......................................
2.2.1. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan.............................
2.2.2. Kewajiban Orang Tua kepada Keluarga..........................
2.2.3. Hak Ekonomi Perempuan ...........................................
2.3. Perempuan dalam Perekonomian dan Kesehatan Keluarga............
2.4. Hubungan Pendapatan dengan Kesehatan .................................
2.5. Dampak Kesehatan Terhadap Ekonomi Malcro...........................
2.6. Kebijakan Pemerintah dalam Sektor Kesehatan..........................
111. KERANGKA PEMIKIRAN.....................................................

3.1. Kerangka Pendekatan Penelitian...........................................
3.2. Difinisi Opersional ............................................................
..
3.3. Hipotesis Penehhan............................................................
..
3.4. Kegunaan Penelltlan ...........................................................
3.5. Batasan Penelitian .............................................................
IV . METODOLOGI PENELITIAN...............................................
4.1. Penentuan Lokasi dan Sarnpel............................................
4.2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
4.3. Metode Analisis...............................................................
4.3.1. Analisa Diskriptif .....................................................
4.3.2. Independent sampel t-test .............................................
4.3.3. Crosstab.......................................................................................
4.3.3.1. Analisis Chi-square.......................................................
4.3.3.2. Analisis Korelasi..............................................
4.3.4. Indek Gini....................................................................................

23
23
27
29
29
30

V. GAMBARAN KABUPATEN LOMBOK BARAT.........................
5.1. Geografi dan Sumber Daya Alam ........................................
5.2. Sumber Daya Manusia.....................................................
5.3. Karakteristik Sosial.........................................................
5.4. Karakteristik Perekonomian ..............................................
5.4.1. Pendapatan Daerah..................................................
5.4.2. Konsumsi .............................................................
5.5. Sarana dan Prasarana Kesehatan ........................................
5.6. Derajat Kesehatan Masyarakat...........................................
5.7. Prilaku Hidup Sehat........................................................

VI . SUMBERDAYA KELUARGA ...............................................
6.1. Jumlah Anggota Keluarga.................................................
6.2. Umur Kepala Keluarga dan Ibu Rumah Tangga........................
6.3. Pendidikan dan Kemampuan Melek Hwuf ..............................
6.4. Pekerjaan Anggota Keluarga..............................................
6.5. Ringkasan ....................................................................
VII . KONDISI DAN PRILAKU KESEHATAN KELUARGA................
7.1. Penyakit yang Sering Diderita............................................
Pclayanan Kesehatan yang Dikunjungi Keluarga
7.3. Aseptor Keluarga Berencana..............................................
7.4. Perawatan Kehamilan dan Melahirkan ..................................
7.5. Kesehatan Balita............................................................
7.6. Kebersihan dan Sarana Sanitasi...........................................
7.6.1. Perawatan Kebersihan Tubuh.....................................
7.6.2. Sarana MCK ..........................................................
7.6.3. Sumber Air Minum..................................................
7.7. Pengambilan Keputusan Kesehatan Keluarga ..........................
7.8. Tingkat
Kesehatan dan Kebersihan Keluarga .........................
.
7.9. Ringkasan ....................................................................
VIII. KESEJAHTERAAN KELUARGA..........................................
8.1. Pendapatan Keluarga (Income)...........................................
8.2. Pengeluaran Keluarga (Expenditure) ...................................
8.2.1. Pengeluaran untuk Makan ........................................
8.2.2. Pengeluaran Kesehatan dan Pemeliharaan
Kebersihan Dasar Tubuh ...........................................
8.3. Index Gini ....................................................................
8.4. Keluarga menabung........................................................
8.5. Kebiasaan Makan ...........................................................
8.6. Ringkasan....................................................................

IX. PROFIL IBU YANG MENDAPATKAN KREDIT.........................

. 9.1. Kredit yang Dapat Diakses.....................................................

9.2. Proses Untuk Mendapatkan dan Pengernbalian Kredit...........................
9.3. Pemanfaatan Kredit..............................................................
9.4. Pemberdayaan Wanita dengan Perbaikan Akses Kredit Mikro ............
9.5. Ringkasan.........................................................................

122
124 .
126
128
129
131

x. KESIMPULANDAN IIV~PLIKASIKEBIJAKAN..........................
10.1. Kesimpulan.....................................................................

133
133

10.2. Implikasi Kebijakan...........................................................

134

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 136
LAMPIRAN........................................................................... 140

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Indikator kesehatan propinsi NTB dan kabupaten Lombok Barat...................... 3
2. Alokasi dana subsidi BBM bagi kesehatan GAKIN ( tahun 2003)....................... 21
3. Indikator pendekatan penentuan lokasi dan sampel penelitian.............................. 27
4. Penduduk hbupaten Lombok Barat menurut jenis kelamin dan
ratio jenis kelamin 1998-2002 ...............................................................................35
5. Angka migrasi di kabupaten Lombok Barat 1998-2002 ...................................... 35
6. Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas berdasarkan lapangan usaha
pada tahun 2000 ...................................................................................................36
7. Jumlah sekolah. guru dan murid di lingkungan Depdikbud menurut
jenis sekolah (tahun 200112002) ........................................................................37
8. Sekolah. guru dan murid di lingkungan Departemen Agama
(Tahun 200112002) ........................................................................ 37
9. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tahun 2002 .................... 38
10. Produk Domestik Regional Bruto kabupaten Lombok Barat menurut
lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 1999 .
2001 (000 Rp.)

.........

39

11. PDRB dan PDRB Perkapita kabupaten Lombok Barat
Tahun 1999 .
2001 (000 Rp) ............................................................ 40

12. Rata-rata pengeluaran perkapita per bulan menurut jenis pengeluaran dan
daerah di kabupaten Lombok Barat (tahun 1999) ................................................ 41
13. Jumlah tenaga kesehatan di PKM. PKM Pembantu dan Polindes wilayah
kerja Dinas kesehatan Lombok Barat (tahun 2001-2003) ....................................42
14. Sarana kesehatan dasar di Lombok Barat (tahun 2000-2003) ...............................43
15. Jumlah kasus b m rawat jalan berdasarkan penyakit yang diderita
masyarakat (tahun 2000-2003) ...............................................................................44
16. Pola penyakit penderita rawat jalan usia 0-4 tahun di PKM (tahun 2000-2003)....44
17. Jumlah kelahiran bayi. kematian bayi & BBLR .......................................45

18. Rekapitulasi penghitungan angka kematian ibu/AKB -US

per tahun) ............... 46

19. Hasil survei Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kabupaten
Lombok Barat Tahun 2001-2003 ......................................................... 48
20. Hasil uji t keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap umur.
tingkat pendidikan KK dan Ibu serta jumlah anggota ................................. 50

21. Jumlah anggota keluarga dan anak pada kcluarga ibu bekerja dan
keluarga ibu tidak bekerja(%) .................................................................. 51
22. Tingkat p e n d i d i i anggota keluarga pada keluarga ibu bekerja
dan keluarga ibu tidak bekerja ............................................................ 54
23. Hasil test independence dan korelasi antara keberadaan anak putus
sekolah terhadap tingkat pendidikan KK dan tingkat pendidikan ibu ............... 56
24. Jenis pekej a pokok clan waktu penggajian KK dan
ibu rumah tangga (%) ....................................................................... 57

25. Pelayanan kesehatan yang dikunjungi untuk pengobatan berdasarkan
jarak PKM dan kontribusi ibu dalam ekonomi keluarga (%) ........................ 63

26. Jenis pengobatan yang dirujuk keluarga ibu bekerja dan keluarga ibu
tidak bekerja berdasarkan lokasi PKM dari tempat tinggal (%) ............................ 64
27. Gangguan kehamilan yang dialami selama ibu hamiUmenyusui
saat kehamilan terakhir ........................................................................................... 70
28. Petugas yang membantu dan tempat persalinan yang dikunjungi
ibu hamiUmenyusui saaf kelahiran anak terakhir .................................................. 70

29. Jumlah balita &lam keluarga ............................................................. 72

30. Kelengkapan imunisasi. pemberian AS1 dan MP AS1 pada balita......................... 73
3 1 . Frekwensi aktivitas untuk menjaga k e b e r s i i badan ..........................................

75

32. Fasilitas mandi- cuci- kakus (MCK) yang dimiliki keluarga responden ............... 77
33. Tempat mandi dan BAB ................................................................. 77
34. Sumber air minum responden ............................................................ 78

35 . Kepemilikan sumur ........................................................................... 79
.

36. Anggota keluarga membayar biaya pengobatan ibu dan anak .......................... 82
37 . Kondisi sarana MCK, sarana air minum dm kebersihan rumah d m halaman
38.Sifat kontribusi pendapatan ibu bekej a per bulan

......

......................................

83
93

39 . Alokasi penggunaan pendapatan ibu bekej a ............................................. 94
40. Pengeluaran rumah tangga untuk biaya makan ...................................................... 96
41 .Persentase keluarga ibu tidak bekeja dan ibu bekeja yang tinggal
dekat PKM dan jauh dari PKM berdasarkan jumlah pengeluaran biaya
kesehatan per-bulan .................................................................................................. 97
42. Interval pengeluaran bulanan untuk sabun. pasta gigi clan sampo ........................... 98
43 . Keluarga menabung kontribusi pendapatan ibu rumah tangga .......................... 97
44. Keluarga menabung kontribusi pendapatan ibu rumah tangga

45 . Frekwensi makan dan makanan yang dikonsumsi (%)

........................ 101

............................................103

46. Persentasi keluarga berdasarkan jumlah kredit terakhir yang diakses dari
lembaga pemberi kredit ...........................................................................................109
47 . Persentase keluarga yang merasakan manfaat kredit terhadap kondisi ekonomi.
anggaran kesehatan dan pendidikan keluarga ....................................................... 113

.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Keterkaitan antar faktor-faktor yang menentukan masih
terdapatnya kesenjangan jender ...........................................................

9

2. Kurva Indifference yang menggambarkan preferensi kesehatan
secara keseluruhan dan konsumsi barang lainnya ....................................... 17
3. Budget constraints dan konsumsi yang optimal perorangan dengan
status kesehatan yang berbeda .............................................................

18

4. Kerangka pemikiran ........................................................................

25

5. Lokasi dan penentuan sample penelitian ................................................. 28
6. Data kesehatan prenatavneonatal tahun 2002-2003 +us)

...........................

46

7. Data kesehatan ibu bersalin tahun 2003 (kasus per tahun) ..................................... 47
8. Perbandinganjumlah rumah sehat (tahun 2001-2003) ............................................ 48

9. Sebaran umur responden keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekeja ................. 52
10. Persentase melek huruf anggota keluarga (KK & ibu) berdasarkan
kontribusi ekonorni ibu rumah tangga .................................................. 54
11. Jumlah pekerjaan yang d i i l i k i KK pada keluarga ibu bekerja dan keluarga
ibu tidak bekerja ........................................................................ 57
12. Jenis penyakit yang diderita oleh anggota keluarga ............:.................................. 60

13.Tingkat kesehatan keiuarga terhadap penyakit menular/menahun ......................... 62
14. Tigkat partisipasi keluarga dalam keluarga berencana ......................................... 65
15. Jenis kontrasepsi yang digunakan berdasarkan kontribusi pendapatan
ibu rumah tangga ..............................................................................................

66

16. Peyedia pelayanan kesehatan kehamilan yang dikunjungi ibu
hamiVmenyusui ..................................................................................................

68

17.Tempat ibu hamillmenyusui mendapatkan pelayanan pemeriksaan
kehamilan saat kehamilaa terakhir ...................................................................... 69 .
18.Pengambil keputusan jika anggota keluarga membutuhkan
layanan kesehatan @engobatan).......................................................................... 80
19.Tingkat kesehatan keluarga ibu bekerja dan keluarga ibu tidak bekerja
terhridap penyakit ......................................................................... 82
20.Interval pendapatan keluarga pada keluarga ibu bekeja dan keluarga
ibu tidak bekerja .........................................................................

90

21.Pendapatan kepala keluarga (KK) ...................................................... 91
22. Interval pendapatan ibu bekerja ........................................................ 92
23 . Pengelola dan penyimpan penghasilan ibu rumah tangga ........................... 93
24. Kurva Lorenz keluarga ibu bekerja ..................................................... 100
25. Kurva Lorenz keluarga ibu tidak bekerja ............................................. 100
26. Anggota keluarga yang melakukan kegiatan menabung

...........................

102

27. Pekejaan ibu rumah tangga pada keluarga yang mendapatkan kredit
berdasarkan anggota keluarga yang menerima kredit (n=27) ...................... 107
28. Frekwensi keluarga dalam mendapatkan kredit

.....................................

108

29. Keluarga pemah clan tidak pemah memiliki tunggakan kredit berdasarkan
keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekej a (n=27)................................... 111
30.Pemanfaatan dana kredit yang diterima oleh responden (n=27) .................. 112

.

DAFTAR LAMPIRAN

..

1. Peta lokasi penel~tlan................................................................. 142
2. Formulasi masalah.tujuan penelitian, sumber data, analisis.
..
hasil dan kesimpulan penehhan.............................. :...................................... 143
3. Lama pendidikan yang pernah ditempuh anggota keluarga
(suami dan istri) berdasarkan kontribusi ekonomi ibu rumah tangga .........144
4. Hasil analisa Chi-square & korelasi Spearmen terhadap kontribusi
pendapatan ibu (keluarga ibu bekerjdtidak bekerja) ............................ 145
5. Crosstab pendapatan terhadap j u d a h anggota keluarga........................ 150
6. Crosstab pendapatan terhadap pendidikan KK ...................................151

7. Crosstab pendapatan terhadap kekebalan pada penyakit m u m ...............152
8. Crosstab pendapatan terhadap kekebalan pada penyakit
menahudmenular....................................................................153
9. Crosstab pendapatan terhadap umur KK ..........................................154
10. Crosstab pendapatan terhadap urnur ibu nunah tangga.........................155
11. Crosstab pendapatan terhadap kontribusi ibu &lam ekonomi
keluarga (ibu bekejdtidak bekerja)...............................................156
12. Pendelegasian tanggung jawab domestik ibu bekerja............................ 157
13. Test of Homogeneity of Variance (umur KK, umur ibu rumah
tangga dan jumlah anggota keluarga ...............................................158
14. Selisih pendapatan dan pengeluaran bulanan keluarga..........................159

...

15.Nilai rataan. minimum dan maxi rn dari variable-variabel
untuk memproksi kesejahteraan keluarga......................................... 163
16. Pengeluaran masyarakat pedesaan (keluarga ibu tidak bekerja)................164

17. Pengeluaran masyarakat pedesaan (keluarga ibu bekej a )

..................167

18. Hasil analisis index gini keluarga ibu bekej a ....................................I70
19. Hasil analisis index gini keluarga ibu tidak bekej a ............ ..................172

.

..

20. Output SPSS:hasil analisa crosstab tingkat kesehatm ksluarga. .. ........ .I74
21. Output SPSS: hasil analisa korelasi kondisi kebersihan MCK,
-airminum dan rumah terhadap keberadaan kontribusi pendapatan,
pendidikan, pendapatan d& pengeluaran keluarga.. ... ............ ............I75

.

I. PENDAHULUAN
.

.

1.1. Latar Belakang dan Perurnusan Permasalahan
Secara kultural telah teqadi pembagian peran a n t m perempuan dan lakilaki. Perempuan (istri) memiliki tanggungiawab terhadap pekerjaan domestik dan
laki-laki (suami) memiliki tanggung jawab sebagai pencari nafkah. Teiapi ketika
kondisi perekonomian keluarga menuntut perempuan untuk terlibat dalam
mencari nafkah untuk menyelamatkan perekonomian keluarga dengan mencari
pendapatan tambahan, mereka tetap h a m bertanggungjawab untuk mengerjakan
pekerjaan domestik.
Perempuan mempakan faktor penting sebagai penentu peningkatan dan
perkembangan perekonomian keluarga Aniswati (2000) memperkirakan di masa
yang akan datang perempuan akan menjadi idola dalam perkembangar, ekonomi
di Indonesia. Mereka merupakan sumber tenaga kerja yang potensial, terlebii lagi
jika kelebihan kuantitas yang ada diikuti pula oleh peningkatan kualitasnya.
Selain itu perempuan memegang peranan kunci dalam pengaturan ekonomi
keluarga; penentu kesehatan, gizi dan kesejahteraan keluarga; dm menjadi
penopanglpondasi keluarga.
Cukup besamya kontribusi yang diberikan perempuan bagi ekonomi belum
mampu melepaskan mereka dari bagian kelompok termiskin di dunia dan
mempunyai peluang yang sangat kecil dalam mengakses sumber daya. Krisis
ekonomi sejak 1997 telah memperburuk kondisi perekonomian rumah tangga.
Menghadapi krisis ekonomi ibu rumah tangga dari keluarga miskin melakukan
dua strategi utama untuk menanggulangi krisis yaitu, pengaturan keuangan clan
mencari tambahan penghasilan (Andriq1999). Pengaturan keuangan yang ketat
dalam rumah tangga dilakukan dengan menurunkan kualitas dan kuan+;?.s
kebutuhan primer (seperti; pangan, kesehatan dan pendidikan), menghilangkan
beberapa kebutuhan sekunder (seperti; sandang, pangan, papan, kosmestik dan

hiburan) dan memodifikasi pola konsumsi serta pengolahan pangan untuk
berhemat.
Penyediaan (suplay) kesehatan yang diberikan pemerintah belum dapat
memenuhi permintam (demand) pelayanan kesehatan masyarakat. Pemerintah
terns bempaya meningkatkan kesehatan melalui peningkatan fasilitas dan sarana
kesehatan. Tetapi jika dilihat dari beberapa indikator kesehatan seperti, tingginya
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang terjadi justru
sebaliknya.
Komitmen Pemerintah untuk meningkatkan alokasi dana dibidang kesehatan
nasional menjadi 5% dari GDP belum dapat terpenuhi untuk mengatasi persoalan
kesehatan. Hingga tahun 2000 alokasi dana dibidang kesehatan baru mencapai
1,6% dari GDP. Seiring dengan krisis ekonomi yang terjadi, akses masyarakat
miskin terhadap pelayanan kesehatan semakin terbatas. Kondisi ini m e ~ p a k a n
suatu ancaman untuk mencapai target pembangunan kesehatan sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan produktifitas nasional.
Penelitian yang dilakukan oleh Helen Keller International (HKI) dan
Universitas Diponegoro memperlihatkan bahwa setahun setelah terjadiiya krisis
ekonomi, rata-rata BMI (Body Mass Index) pada perempuan pedesaan di Jawa
Tengah mengalami p e n m a n dari 21,5 menjadi 21,O kdm2. Sehingga ibu yang
kekurangan gizi (maternal malnutrition) meningkat dari 15% menjadi 17,5%
(UNDP, 2002).
Selama kebijakan program gizi mengikuti paradigma input, maka indikator
masalah gizi akan mengikuti indikator agregatif pertanian dan ekonomi makro
seperti produksi, persediaan (impor-ekspor), harga dan konsumsi pangan rata-rata.
Indikator makro ini memberi gambaran masalah gizi rata-rata rumah tangga dan
orang dewasa. Hukum Bennet misalnya memprediksi apabila pendapatan rata-rata
rumahtangga meningkat akan diikuti perbaikan kualitas makanan (orang dewasa).

Proporsi energi dari sumber karbohidrat menurun dan dari sumber lemak dan
protein meningkat (Soekirman, 2002).

Tingkat kesehatan masyarakat

NTB termasuk yang paling rendah di

Indonesia. Hal ini ditandai oleh lendahnya angka .harapan
. hidup dan tingginya
angka kematian bayi. Angka harapan hidup penduduk kabupaten Lombok Barat
(Tabel 1) berada sedikit di bawah angka rata-rata propinsi NTB yaitu 53,7 tahun
pada tahun 1996 dan 56,5 tahun pada tahun 1999.
menunjukkan ti&

Data BKKBN (2004)

kurang dari 15.700 perempum Indonesia yang hamil dan

melahirkan meninggal dunia setiap tahun, karena berbagai sebab selama proses
kehamilan dan melahirkan.
Tabel 1. Indikator kesehatan propinsi NTB dan kabupaten Lombok Barat
Angka harapan hidup (tahun)

Propinsi NTB

54,9 (26)

57,8 (26)

56,O (291)
Kabupaten Lobar
53,7 (291)
Keterangan: dalm kurung adalah rangking se-Indonesia.
I

Tingkat kematian baj,i (per1000 kelahiran,h

93(26)

8I(26)

-

-

1
I

I

Sumber: Human Development Index, BPS (2002)
Menurut data statistik (BPS, 2001) presentasi penduduk perdesaan di NTB

yang mempunyai keluhan kesehatan dalam satu minggu mencapai 3 1,05% angka
ini lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan yang mecapai 28,14%.

Dari Suvey BPS (2001) dari total penduduk di NTB (2.440.196 jiwa) hanya
sebagian kecil dari masyarakat yang m e m i l i jaminan kesehatan melalui: Askes
(9,l I%), Jamsostek (1,22%), PerusahaanAcator (1,34%), Asuransi lain (0,48%),
Dana Sehat (0,17%), Kartu Sehat (22,29%), dan JPKM (0,72%).
Kesehatan seringkali mempakan aset satu-satunya bagi keluarga miskin.
Bila jatuh sakit, keluarga miskin kehilangan dayanya untuk kelangsungan hidup
keluarganya dan akan menjadi bertambah miskin. Hal ini juga diperparah dengan
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan sehingga semakin sulit dijangkau
keluarga miskin (Depkes, 2003a).

Masalah kesehatan &pat menimbulkan kemgian ekonomi yang sangat
besar, yang selama ini jarang diiitung secara jelas. Kemgian tersebut jika dihitung
jumlahnya berlipat ganda dibandingkan dengan pendapatan asli daemh. Kerugian
ini tidak dapat dihilangkan sarna sekali, namun sebetulnya dapat dikurangi
(Koalisi, 2003).
Rendahnya tingkat kesehatan ibu dan bayi di Lombok Barat mengambxkan
rendahnya kesejahteraan perempuan. Keterbatasan yang dimiliki perempuan
dalam pengambilan keputusan untuk kesehatan keluarga akibat dari adanya
ketergantungan mereka secara ekonomi kepada suami dan adanya anggapan
bahwa peranan mereka dalam perekonomian keluarga hanya sebagai pendapatan
tambahan.
Persoalan kesehatan dan kesejahteran wanita menjadi sesuatu yang sangat
penting mengingat mereka memiliki peranan yang sangat penting dalam
reproduksi keluarga dan kegiatan produksi. Peranan wanita dalam kegiatan
produksi meningkatkan pendapatan keluarga dalam bentuk income (in cash)
maupun dalam bentuk barang (in kind). Kegiatan wanita dalam hal ini ibu rumah
tangga sangat dominan dalam ha1 pengaturan hal-ha1 domestik rumah tangganya.
Peranan ibu rumah tangga termasuk dalam memelihara kesehatan orang sakit
dalam keluarga, menjaga rumahtangga, menyediakan makaqan untuk keluiuga,
terutarna &lam memelihara anak-anaknya dalam meningkatkan pendidiian.
Lebih lanjut Anwar (1996) menyatakan pada umurnnya wanita mempunyai
akses yang lebih terbatas kepada fasilitas pendidikan dan akses kepada
sumberdaya serta kesempatan lainnya, maka produktivitas wanita dibanding
dengan pria rnasih relatif rendah. Sehingga dengan memperbaiki produktivitas
kaum wanita, maka mereka dapat menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan efisiensi dan mengwangi jumlah masyarakat miskin yang
m e ~ p a k a nkunci untuk mencapai keberhasilan pembangunan.
Perlu suatu penelitian komparatif untuk mengkaji kondisi kesehatan dan
kesejahteraan keluarga yang ibu rumah tangganya memiliki kontribusi pendapatan
(bekerja secara informal) dengan keluarga yang ibunya tidak memiliki kontribusi

pendapatan (tidak bekerja). Berangkat dari gambaran diatas dapat dirumuskan
pennasalahan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hubungan kesehatan keluarga dengan faktor ibu rumah tangganya

memiliki kontribwi pendapatan (bekerja) dm keluarga ibu tidak bekej a ?
2. Bagaimana hubungan kesejahteraan keluarga yang ibu rumah tanpganya

memiliki kontribusi pendapatan (bekerja) dan keluarga ibu tidak bekerja?

3. Bagaimana peranan sumber modal yang diterima ibu rumah tangga dalam
mendukung ekonomi keluarga?
1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang pennasalahan yang dijabarkan di atas maka
penelitian ini merniliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengkaji hubungan pendapatan ibu rumah tangga dengan tingkat kesehatan

keluarga

2. Mengkaji hubungan pendapatan ibu rumah tangga dengan kesejahteraan
keluarga

3. Mengkaji bentuk-bentuk kegiatan produksi dan peranan ibu rumah tangga
dalam ekonomi dan kesehatan serta faktor-faktor yang menjadi pendorong dan
penghambat mereka untuk ikut berperan di dalamnya.
4. Menelaah sejauh mana manfaat bantuan pennodalan &edit) dapat

mendukung kegiatan produksi ibu rumah tangga untuk me~ngkatkan
pendapatan keluarga.
13. Batasan Penelitian

Untuk menghindari terjadi pembahasan yang terlalu melebar dan
menghindari terjadinya bias dalam penelitian ini maka dilakukan pembatasan
terhadap cakupan penelitian dan responden. Responden penelitian iN adalah
keluarga yang ibu rumah tangganya memiliki penghasilanlpendapatan dari
pekerjaan informal yang mereka lakukan dan keluarga yang ibu rumah tangganya
tidak bekerja. Ibu bekerja dalam hal ini adalah ibu rumah tangga yang memiliki

pendapatan dalam bentuk uang tanpa ada batasan jumlah minimum dari hasil jerih
payah mereka sendiri. Dalam penelitian ini tidak akan dilakukan perbandingan
gender antara laki-laki dan perempuan (suami-istri) secara khusus.
Pengkajian tingkat kesehatan dan kesejahteraan dalam penelitian ini
dilakukan dengan menganalisa daya tahan tubuh keluarga terhadap penyakit

umum (common diseases) dan penyakit menularltahunan (severe diseases),
penyedia layanan kesehatan yang d i i j u n g i , kepesertaan dalam Keluarga
Berencana, perawatan kehamilan dan melahirkan, pengambilan keputusan
kesehatan, kebersihan dan sarana transportasi. Pengkajian terhadap kesejahteraan
keluarga dianalisa dengan melihat aspek finansial, pangan dan kesehatan.

11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Jenderisasi
Pandangan tentang jender disetiap daerah atau suku berbeda-beda. Di
Minangkabau peranan pihak perempuan dalam pengambilan keputusan dalam
keluarga berbeda dengan pandangan sebagian masyarakat Indonesia lainnya.
Perempuan Minangkabau sederajat dengan laki-laki karena mereka memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dari kaum laki-laki karena diyakini mereka sebagai
penjaga harta pusaka keluarga (Soetrisno, 1997). Peranan perempuan Bali dalam
mencari nafkah berbeda dengan sebagian pandangan sebagian masyarakat kita.
Selain perbedaan pandangan, juga tejadi pergeseran nilai-nilai jender misalnya,
pandangan bahwa perempuan tidak boleh berpergian atau bekej a jauh dari nunah
pun mengalami perubahan dengan adanya pengiriman TKW ke luar negeri.
Dalam tulisannya Wood (2000) mengutip pemyataan O'Conner, bahwa isuisu jender seringkali membuat kita bingung. Banyak orang yang percaya
perempuan hams memiliki kesempatan yang sama disektor publik dan dunia
keja, tetapi disisi lain mereka berpikir perempuan tidak harus ikut dalam medan
perang, selain itu sebagian besar generasi muda saat ini percaya kedua orang tua
hams berpartisipasi dalarn menghasilkan keturunan (childcaring), dan sebagian
orang juga berasumsi bahwa ibu (bukan ayah) h a m berhenti bekej a (karir) untuk
merawat an& selama anak bemsia bayihlita.
Jika kita amati, proses jenderisasi pada diri seseorang sudah diiulai sejak
individu berusia balita hingga dewasa, pembelajaran ini terjadi di dalam keluarga,
sekolah clan masyarakat. Sangat ironis ketika anak-anak SD kelas 1 hanya
memiliki jawaban benar ketika menjawab pertanyaan gurunya dengan jawaban
yang sudah turun-temurun menempatkan perempuan pada p-;si domestik.
Misainya: ibu pergi kepasar, ibu memasak atau ibu mencuci. Perempuan
ditempatkan sebagi subordinat, pasif,

deferensial, dan h

g

sukses

(underachieving). Sementara laki-laki sebagai orang yang dominan, rnandiri dan

sukses (achieving), laki-laki adalah pencari nailah

dan tulang punggung

keluarga.
Soetrisno (1997) menjelaskan perkembangan sejarah Indonesia terkait
dengan peranan penguasa Belanda di abad ke-19 yang sangat mempengaruhi
perkembangan jender di Indonesia. Pada masa itu terjadi perdebatan di Volksraad
dalam kontek masalah dilematis bahwa perempuan harus selalu berada di tengahtengah keluarganya, bahwa mereka adalah makhluk yang lemah, dan hanya
diizinkan mencari pekerjan diluar rumah apabila keluarga memang membutuhkan.
Persepasi dunia Barat tentang perempuan tersebut kemudian disosialisasikan
kepada bangsa Indonesia melalui proses pendidikan, khusunya kepada elite
bangsa Indonesia, termasuk elite perempuannya.
Menurut Schoiten, masalah bekerja diluar rumah bukan masalah ha1 baru
bagi perempuan Indonesia, khususnya perempuan perdesaan. Alasannya bukan
alasan ekonomis tetapi memang mereka terbiasa melakukan hal tersebut.
Misalnya di desa Pandes, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten, perempuanperempuan muda dan ibu-ibu pergi bekerja sebagai buruh pabrik pakaian jadi atau
bepergian untuk memasarkan hasil industri setempat atau membeli bahan baku
industri mereka (Soetrisno, 1997).
Ideologi Barat abad ks-19 yang menekankan kedudukan perempuan sebagai
ibu rurnah tangga pada dasarnya masih mengilhami kebijakan pemerintah dalam
pengembangan peran perempuan di negara kita sehingga kebijakan tersebut
bersifat kontradiif. Salah satu kebijakan yang masih kita &an

hingga saat ini

adalah kebijakan pemerintah tentang Panca Dharma Perempuann. ~ebijakanini
ditetapkan sebagai pedoman kiprah perempuan dalam era pembangunan.
Perbedaan jender sebenarnya bukanlah menjadi masalah selama tidak
membawa ketidakadilan atau kesenjangan jender. Namun sebagai rekonstruksi
sosial yang didominasi oleh kaum laki-laki ha1 ini telah menimbulkan
ketidakadilan yang lebih banyak dirasakan oleh kaum perempuan. Manifestasi
ketidakadilan jender terhadap perempuan diantmanya: tnarginalisasi (pemiskinan

ekonomi), subordinasi pekeqaan, streotipe atas peke@an, kekerasan (violence),
beban kerja lebih berat, dan kurangnya kesempatan p e n d i d i .
Perbedaan jender yang berlaku di masyarakat telah melahirkan ketidakadilan
jender (gender inequiw). Ketidzkadilan jender telah ternanifestasikan dalam
berbagai bentuk ketidakadilan bagi perempuan. Dampak yang tampak dari
ketidakadilan jender diantaranya; munculnya gejala-gejala ketertinggalan,
subordinasi, marjinalisasi, dan diskriminasi terhadap kaum perempuan.

Diskriminasi
keluarga dalam
mmah tangga

Norma sosial
menawar dalam

Pasar
tenaga kerja

Persepsi dalam
Masyarakat

Ketidakmerataan dalam akses
kepada pelayanan dan sumber
ekonomi

Gambar 1. Keterkaitan antar faktor-faktor yang menentukan masih terdapatnya
kesenjangan jender.
Menurut Anwar (1997) perhatian terhadap nasib kaum perempuan
dibutuhkan karena perempuan mempakan salah satu modal manusia (human
capital), bila terjadi kegagalan dalam investasi modal manusia (women human
capital) maka kemgiannya terlalu besar untuk masyaraka. (Gambar 1).
Sebaliknya, dengan mengurangi perbzdaan jender akan memperoleh keuntungankeuntungan berikut:

1. Mengarah pada peningkatan produktivitas yang menguntungkan

2. Memberikan keuntungan bagi masyarakat secara keseluruhan

3. Meningkatkan

usaha

memperbaiki

kesenjangan

dan

mengentaskan

kerniskinan.

2.2. Perempuan dalam Perspektif Agama
Prespektif agama dalam ha1 ini adalah agama Islam. Penulisan telaah
pustaka dengan mengangkat padangan agama Islam dalam tesis ini tidak
bermaksud untuk mendiskriditkan agama lain diluat Islam, tetapi lebih kepada
latar belakang peneliti sebagai seorang muslim dan mayoritas masyarakat di
lokasi penelitian beragama Islam.
Engineer (2000) menjelaskan bahwa untuk memahami status perempuan
dalam Islam secara benar hanya bila kita mengetahui status mereka pada zaman
Jahilliyah (periode Pra-Islam). Karena tidak ada revolusi, politik atau keagamaan
yang dapat menghapus semua jejak masa lalu.
2.2.1. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan

Kata persamaan mengandung arti

kesederajatan dan kesebandiigan

sedangkan identik berarti keduanya hams persis sama. Islam tidak memandang
identik atau persis sempa antara hak laki-laki dan perempuan. Tetapi Islam tidak
menganut pengutamaan dan diskrimiii yang menguntungkan laki-laki dan
merugikan perempuan, tetapi Islam tidak setuju dengan keidentikan hak-hak
keduanya (Muthahhari, 2004).
Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan adanya kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan memillci asal usul dari

satu makhluk yang sama dan karenanya m e m i l i hak yang sarna (Engineer,
2000). Lebih lanjut Muthahhari (2004) menyampaikan bahwa dalam beberapa
ayat Al-Qur'an, Allah menciptakan perempuan dari sifat dan esensi yang sama
dengan laki-laki dan tidak ada yang lebih unggul dari yang lain. Mengenai proses
penciptaan manusia Al-Qur'an menerangkan, "Tuhan-mu telah menciptakan kamu

dari satujiwa, dan Allah menciptakan pasanganmu dari jenismu sendiri; dan dari

padanya Allah memperkmbangbiakkan laki-laki danperempuan yang banyak... "

(QS.4: I).
Al-Quran tidak menyetujui pandangan bahwa Hawa (Eve) dilahirkan atau
diciptakan dari tulang muk Adam yang bengkok, dan karena itu memiliki status
yang lebih rendah (Engineer, 2000). Di samping itu, dalam Islam tidak ada satu
pandangan pun ymg meremehkan perempuan berkenaan dengan watak dan
s&tur

bawaannya Al-Qur'an inenolak pada konsep yang tersiar dan hingga kini

masih tetap ada dikalangan tertentu dan bangsa tertentu di dunia. Dan dengan cara
ini Al-Qur'an membersihkan perempuan dari tuduhan sebagai sumber godaan dan
dosa, sebagai mahluk separuh iblis. Islam tidak membedakan sediit pun antara
laki-laki dan perempuan dalam perjalanannya dari dunia menuju kepada
kebenaran Allah. Perbedaan satu-satunya yang dibuat Al-Qur'an ialah dalam ha1
perantma komunikasi antara Tuhan dan dunia ini, dalam ha1 ini, Al-Qur'an
mengakui laki-laki sebagai yang lebih sesuai untuk tugas itu (Muthahhari, 2004).
Keberadaan laki-laki dan perempuan disyaratkan d i g melengkapi ini
dapat tercermin dari firman Allah : mereka itu pakaian bagimu, dan kamu
pakaian bagi mereka (QS. 2:187). Dari firman ini terlihat bahwa laki-laki dan

perempuan membutuhkan satu sama lain dan saling tergantung. Dalam rumah
tangga peran suami dan istri tidak dapat digantikan satu dengan yang lainnya.
Mereka memiliki tanggungjawab yang sama dalam membangun kebahagiaan dan
kesejahteraan keluarganya.

2.2.2. Kewajiban Orang Tua kepada Keluarga
Islam mengatur hubungan dan peranan di dalam keluarga muslim. Misalnya
dalam tanggung jawab mencari nafkah laki-laki memiliki peranan lebih besar:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. oleh karena Allah
telah melebihkan sebagian ntereka (laki-law

atas sebagian yang lain

herempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menajkahkan sebagian h i
harta mereka. Sebab ihc maka perempuan yang saleh, ialah yang faat ke+

Allah lagi memelihara diri ketika suami tidak a h , oleh karena Allah telah
memelihata (mereka).......(QS . An-Nisa;34)"
Dalam kehidupan agama, perempuan memiliki peranan yang sangat strategis
dalam pembentukan sumberdaya manusia seperti yang terkutip dalam hadis
Rasullullah : "Perempuan adalah tiang negara. Manahla baik perernpuannya,

baik pula negara itu. Manakula rusak perernpuannya, rusak pulahlah negara".
Hal ini mencerminkan moral dan nilai-nilai yang dimiliki seorang perempuan
sangat penting. Dalam peranan seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-

anak mereka dalam menanamkan nilai-nilai sangat penting untuk kokohnya suatu
negara tentunya dimufai dari keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Orangtua memiliki kewajiban untuk memelihara dan mejaga kesehatan
anak-anak dan keluarganya. "Para ibu hendaknya

menyusui anak-anaknya

selama 2 tahun penuh, yaitu bagi mereka yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Kewajiban ayah dalam memberi makan atau pakaian kepada para
ibunya dengan cara ma'ruj: "(QS. 2:233). Dengan menyusui bayi seorang ibu
tidak hanya memberikan gizi yang baik bagi anaknya tetapi juga memberikan
sentuhan kasih sayang secara langsung. Kewajiban yang diberikan kepada ayah
bertujuan menjaga agar kesehatan dan kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan
baik.
Al-Qur'an juga menegaskan larangan untuk menelantarkan anak-anak. "Dan

hendaklah mereka merasa takut kalau mereka meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.
Karena itu bertaqwalah kepaah Allah dan henahklah mereka berkata perkataan
yang betul" (QS. 4; 9) dan "Muliakadah anak-anakmu, dun perhatikan

pendidikan mereka" (hdist riwayat Ibnu Majah)
2.23. Hak Ekonomi Perempuan
Islam mengatur urusan finansial perempuan secara jefas, bahwa perempuan
memiliki kebebasan penuh atas ha1 finansial dan m5larang penguasaan laki-laki
atas harta dan pekerjaan istri. Mengutip artikel yang di p u b l i k a s i oleh Muslim

Women's League (MWL, 1999) bahwa penafsiran surat An-Nisa ayat 34 dan
surat Al-Baqarah ayat 233 &pat menjelaskan dan mendasari partisipasi
?

perempuan dalam dunia kerja (job market) atau kesetaraan dan keseirnbangan.

"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi h u m perempuan, oleh karenanya
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-lab) atas sebagian yang lain
(perempuan) dun karena mereka (Iaki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
haita mereka. " (QS.4:34)
"Seseorang tidak dibebani melainkan b e n a kadar kesanggupannya.
Janganlah seseorang ibu bila mena'erita sengsara karena anaknya, dun ayah
karena anaknyapula, dan warispun berkewajiban demikian " (2:233)
Hak ekonomi perempuan Islam (muslimah) diatur dalam A-Qur'an, dimana
interpretasi atau penafsiran dari hak-hak ini dalam penerapannya diasyarakat
atau pun tidak terapkannya (lack of application) aturan Islam di beberapa negara
Islam sering menghasilkan beberapa kontroversi. Al-Qur'an memberikan hak
kepada perempuan untuk memiliki kontribusi ekonomi dengan h a s i b dan
membelajakan kekayaan sejak 1.400 tahun yang lalu. Surat 4:32 menegaskan
keseimbangan antara laki-laki dan pennpuan dalam perhmbuhan ekonomi
masyarakat.

"Bagi orang laki-laki a h bagian dari apa yang mereka usaha.hnpun ada
bagian daripada apa yang mereka usahakan. " (QS. 4:32)
Surat ini mendukung teori ekonomi "keseimbangan

upah untuk

keseimbangan kerja" (equalpayfor equal work). Akar dari teori ini adalah bahwa
laki-laki dan perempuan harus mendapatkan imbalan berdasarkan kinerja mereka,
atau bukan karena perbedaan jender. Aktivis perempuan muslim di Iran
menggunakan firman ini untuk dorong pemerintah guna menerapkan hukum atau
aturan yang menyediakan upah bagi pekerjaan-pekeriaan rumah tangga

(housework wages). Sejak 1991 pemerintah Iran mengeluarkan aturan bahwa lakilaki yang akan menceraikan istrinya, pertama-tama hams membayar upah kerja

rumah tangga istrinya (MWL, 1999).

Jika kita melihat sejarah dimasa Rasullullah, dapat kita lihat beberapa
contoh perempuan yang telah memiliki peran dalam ekonomi (perdagangan).
Sebagai contoh istri beliau sendiri, Khadija bin Khuwaylid yang merupakan
seorang pelaku bisnis yang cukup maju. Dengan bisnis yang dimiliki Khadijah, ia
dapat mendukung perjuangan suaminya dalam menegakkan perjuangan
menyebarluaskan ajaran Islam.

23. Perempuan dalam Perekonomian dan Kesehatan Keluarga
Perempuan sering kali kehilangan peran dalam pengambilan keputusan

(decision-makingpower) yang terkait dengan keputusan rumah tangga terkait
dengan kemajuan teknologi dan perubahan konsekuensi dalam hubungan
produksi. Hal ini tejadi akibat dominasi atau kontrol laki-laki

. Perempuan

kurang mendapatkan kesempatan dalam pelatihan dan pengajuan kredit dan
teknologi. (Saleheen,2003).
Secara kulfiu dan fakta empiris perempuan memilii keunggulan prima
dalam menghadapi krisis internal dan eksternal yang dihadapi keluarga. Peran
tersebut adalah: secara kultural perempuan berperan sebagai pengatur
kenyamanan psikologis keluarga, contohnya; hampir semua penelitian tentang
perempuan selalu sampai pada kesimpulan yang sama bahwa seorang ibu ibu
memiliki etos pengorbanan tinggi yang selalu mendahulukan kepentingan
keluarga, terutama an&. Secara Empiris perempuan lebih tabah (karena
tersosialisasi lebih pasrah) disbanding laki-laki dalam menanggulangi kemelut
hidup. Contohnya: pada kasus kepala keluarga yang ter-PHK, kecematan dan
kecerdian istri dalam mengelola aset keluarga untuk bertahan hidup sangat
mutlak (Hubeis, 2003).
Ada perbedaan yang pantas di~ertimbangkandalam aks

Dokumen yang terkait

Sikap Ibu Rumah Tangga Di Daerah Perkotaan Dan Perdesaan Terhadap Kenaikan Harga Beras (Kasus: Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota Kotamadya Medan dan Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

1 51 108

Implementasi Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga oleh Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

0 41 88

Pengaruh Pendapatan Dan Jumlah Anggota Rumah Tangga Terhadap Permintaan Air Minum PDAM Tirtanadi Medan (Studi Kasus Lingkungan XIII, Kelurahan Sei Sikambing C – II, Kecamatan Medan Helvetia, Medan)

2 56 73

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

Analisis Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga Kaitannya Terhadap Pengembangan Wilayah(Studi Kasus : Daerah Pantai, Dataran Rendah, Dan Dataran Tinggi Pegunungan Kabupaten Deli Serdang)

2 21 140

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI KOPI DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

25 109 82

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK DI DALAM DAN LUAR KAWASAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 5 15

PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

3 59 192

Analisis kaitan pendapatan ibu rumah tangga dengan kesehatan dan kesejahteraan keluarga di kawasan perdesaan studi kasus di Kabupaten Lombok Barat

0 55 191

ANALISIS PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KETAHANAN PANGAN SERTA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA)

0 0 16