Peminum Ringan Peminum Berat

tentang konsumsi tuak. Baron 2008 juga mengatakan hal yang sama dimana masing-masing pendidikan memiliki perbedaan pengetahuan dan cara pandang dan tingkat pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya dalam hal ini dampak dari konsumsi alkohol secara berlebihan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chang, dkk 2008 menyatakan bahwa pasien yang mengalami gagal ginjal kronis mayoritas tidak memiliki riwayat konsumsi alkohol sebanyak 679 orang dan responden yang memiliki riwayat konsumsi alkohol hanya sebanyak 111 orang. Penelitian lain yang dilakukan Konta, dkk 2011 menyatakan bahwa dari 113.317 orang yang memiliki riwayat konsumsi alkohol terdapat 20.879 orang yang mengalami gagal ginjal kronis dan 92.438 orang tidak mengalami gagal ginjal kronis. Hal ini berarti penyebab terjadinya gagal ginjal kronis tidak sepenuhnya disebabkan oleh riwayat konsumsi tuak, namun didukung oleh faktor penyebab utama lainnya.

5.2.2 Peminum Ringan

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa riwayat peminum ringan sebanyak 6 orang 13,3, dengan perkiraan lamanya konsumsi tuak 5 tahun, frekuensi konsumsi tuak 1 gelashari, ≤4 gelasminggu, waktu istirahat untuk tidak konsumsi tuak ≥2 hari, dan konsumsi tuak setelah makan. Secara teori, alkohol adalah suatu zat yang pada dosis rendah mempunyai efek menguntungkan seperti menurunkan kejadian infark miokard, stroke, batu Universitas Sumatera Utara kantong empedu dan kemungkinan penyakit alzheimer, namun bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan masalah kesehatan Sudoyo, 2009. Selama ini, pandangan yang berkembang di masyarakat adalah alkohol dapat merusak tubuh. Pandangan seperti ini perlu diluruskan, karena pada dosis yang rendah tidak memabukkan, alkohol justru menguntungkan bagi tubuh. Beberapa hasil studi melaporkan bahwa konsumsi alkohol mampu menurunkan serangan jantung, stroke, dan mencegah kemungkinan munculnya serangan alzheimer Sofro Anurugo, 2013. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh White, dkk 2009 dimana pada kategori ringan yaitu konsumsi alkohol 10 gramhari tidak beresiko gagal ginjal.

5.2.3 Peminum Berat

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa riwayat peminum berat sebanyak 14 orang 31,1, dengan perkiraan lamanya konsumsi tuak 5 tahun, frekuensi konsumsi tuak ≥1 gelashari, 4 gelasminggu, waktu istirahat untuk tidak konsumsi tuak ≤2 hari, dan konsumsi tuak sebelum makan. Mayoritas responden yang memiliki riwayat peminum berat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wilsnack, dkk 2000 yang mengatakan bahwa sebagian besar laki-laki sering mengkonsumsi alkohol daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena dengan mengkonsumsi tuak laki-laki merasa lebih kuat dan maskulin serta dapat berinteraksi dengan banyak orang. Menurut Kurniawati, dkk 2011 hal ini disebabkan karena laki-laki lebih cenderung tertutup daripada perempuan Universitas Sumatera Utara sehingga masalah lebih sering diselesaikan dengan cara yang menyenangkan dirinya sendiri. Arnold 1985 dalam Aritonang 2012 mengatakan bahwa mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama dan jumlah yang berlebihan dapat merusak berbagai organ tubuh terutama ginjal, hati, otak, dan jantung. Menurut Boggan 2003 dalam Sembiring 2011 alkohol adalah racun yang menyebabkan banyak tekanan pada ginjal. Mengkonsumsi alkohol terlalu tinggi menyebabkan asam urat disimpan dalam tubulus ginjal yang menyebabkan obstruksi tubular sehingga dapat meningkatkan resiko gagal ginjal. Efek kerusakan pada ginjal tergantung pada jumlah alkohol yang diabsorbsi dan waktu dikonsumsi. Alkohol dapat mengubah struktur dan fungsi ginjal serta merusak kemampuan ginjal untuk mengatur volume, komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Perubahan mikroskopis pada ginjal termasuk perubahan struktur glomerulus, pembengkakan atau pembesaran ginjal dan meningkatnya jumlah sel-sel lemak, protein dan air. Efek ini akan mengubah kemampuan ginjal untuk berfungsi secara normal. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan perubahan gambaran mikroskopis dan gangguan pada tubulus proksimal ginjal Sembiring, 2011. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh White, dkk 2009 menyatakan bahwa terjadinya penurunan estimasi laju filtrasi glomerulus eGFR sebanyak ≥ 10 pada pasien CKD yang mengkonsumsi alkohol selama 5 tahun, dan kreatinin serum meningkat menjadi ≥ 2,5 mgmmol pada responden laki-laki dan ≥3,5 mgmmol pada responden perempuan. Konsumsi alkohol ≥ 30 gramhari mengakibatkan GFR menurun 50 dan dapat mengakibatkan gagal ginjal kronis. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Shankar, Klein Klein 2006 didapati bahwa konsumsi alkohol sebanyak empat gelas atau lebih per hari berhubungan dengan munculnya penyakit gagal ginjal kronis. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Yamagata, dkk 2015 menyatakan bahwa konsumsi alkohol kurang dari 20 gram per hari akan mengurangi resiko albuminurin pada laki-laki, namun efek proteksi tersebut akan hilang jika seseorang mengkonsumsi alkohol sebanyak 20 gram atau lebih per hari. Secara teori, proteinuriaalbuminurin didefinisikan sebagai protein dalam urin manusia yang melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mghari Bawazier, 2006. Protein dalam jumlah yang banyak diindentifikasikan adanya penyakit ginjal yang signifikan Davey, 2005. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa riwayat peminum berat dapat mempengaruhi kesehatan ginjal, namun bukan merupakan satu-satunya penyebab terjadinya gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis dapat terjadi jika terdapat faktor penyakit utama yang menyertai antara lain hipertensi, diabetes melitus, batu ginjal, dan penyakit lainnya. Namun dapat semakin berbahaya jika penderita memiliki riwayat peminum berat yang merupakan faktor lain terjadinya gagal ginjal kronis. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Koning, dkk 2015 menyebutkan bahwa konsumsi alkohol tidak termasuk faktor lain terhadap kejadian gagal ginjal kronis. Hasil ini sejalan dengan Hsu, dkk 2013 yang menyatakan bahwa konsumsi alkohol tidak berpengaruh terhadap timbulnya penyakit gagal ginjal kronis. Universitas Sumatera Utara Perbedaan tersebut diduga terjadi karena responden yang diteliti pada kedua penelitian tersebut bukan termasuk kepada peminum yang berat, yaitu peminum yang tidak mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran riwayat konsumsi tuak pada pasien gagal ginjal kronis di RSUD Gunungsitoli, dapat disimpulkan bahwa tidak semua pasien gagal ginjal kronis di RSUD Gunungsitoli memiliki riwayat konsumsi tuak.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi pasien masyarakat Nias Masyarakat Nias diharapkan agar memperhatikan takaran dan frekuensi mengkonsumsi tuak karena mengkonsumsi tuak secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan. 6.2.2 Bagi Pemerintah Kabupaten Nias Dinas Kesehatan Kabupaten Nias diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang dampak dari mengkonsumsi tuak. 6.2.3 Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini memberi gambaran tentang riwayat konsumsi tuak pada pasien gagal ginjal di RSUD Gunungsitoli. Oleh sebab itu, diharapkan ada penelitian selanjutnya tentang gambaran riwayat konsumsi tuak pada pasien gagal ginjal dengan metode kualitatif atau wawancara. Universitas Sumatera Utara