Kaitan Bedside Teaching Dengan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Tahap profesi ners merupakan lanjutan program akademik melalui pembelajaran klinik. Di mana sebelum memasuki fase pembelajaran klinik
mahasiswa telah mendapatkan pembelajaran dan dilatih keterampilannya serta prior knowledge melalui praktik skill di laboratorium. Harapannya
ketika didalam lingkungan klinik mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan dengan baik. Sehingga di dalam praktik klinik preseptor dapat
lebih maksimal dalam memberikan pembelajaran klinik salah satunya denngan model bedside teaching.
Metode bedside teaching merupakan suatu metode pembelajaran kontekstual dan interaktif yang mendekatkan pembelajaran pada setting klinik
yang nyata Nursalam, 2007. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari, T. P., Susianingsih, s. r. 2010 dan Rahmawati 2012 bahwa
melalui metode pembelajaran bedside teaching dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan psikomotorik, serta lebih efektif untuk
meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa. Penelitian lain yang menguatkan metode bedside teaching ini efektif
dalam pembelajaran klinik yaitu hasil dari literature review yang dilakukan oleh Peters M, Ten Cate O. 2014 bahwa metode bedside teaching dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatan kemampuan dalam pemeriksaan fisik, kemudian bedside teaching dapat meningkatkan
keterampilan klinik mahasiswa dan residen. Penelitian dari Mosalanejad, L., Hojjat, M., Badeyepeyma, Z. 2013
menunjukkan bahwa kualitas bedside teaching dipengaruhi oleh tiga aspek :
keterampilan komunikasi, standar pemeriksaan fisik, dan keterampilan professional.
Melalui metode pembelajaran bedside teaching mahasiswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran, dan mencapai target kompetensi yang
terdiri dari tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik terutama dalam melakukan pengkajian dan perawatan luka.