Analisis Bivariat Hasil Penelitian

Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh nilai kelompok eksperimen dengan nilai z hitung sebesar -3.982 a pada peluang kesalahan sebesar 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kognitif pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai z hitung sebesar -2.208 a pada peluang kesalahan sebesar 0.027 0.05, artinya ada perbedaan tingkat kognitif sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran. 2 Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan afektif mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Tabel 4.3 Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan afektif mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel afektif Mean Z Sig. Pre test – post test experimen Pre test – post test kontrol 26.84-30.48 24.36-26.11 -4.967 a -3.450 a .001 .001 P 0,05 Based on Wilcoxon test Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh nilai kelompok eksperimen dengan nilai z hitung sebesar -4.967 a pada peluang kesalahan sebesar .001 0.05, artinya adanya perubahan afektif positif mahasiswa pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah perlakuan berbeda. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai z hitung sebesar -3.450 a pada peluang kesalahan sebesar .001 0.05, artinya afektif mahasiswa pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan juga mengalami perubahan. 3 Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan psikomotorik pengkajian luka pada mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.4 Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan psikomotorik pengkajian luka mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel psikomotorik pengkajian luka Mean Z Sig. Pre test – post test experimen Pre test – post test kontrol 48.19-54.19 42.68-48.26 -5.652 a -4.677 a .001 .001 P0,05 Based on Wilcoxon test Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh nilai kelompok eksperimen dengan nilai z hitung sebesar -5.652 a pada peluang kesalahan sebesar 0.001 0.05, artinya psikomotrik mahasiswa dalam melakukan pengkajian luka pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan berbeda. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai z hitung sebesar -4.677 a pada peluang kesalahan sebesar 0.001 0.05, artinya psikomotorik mahasiswa pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan turut mengalami perubahan. 4 Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan psikomotorik perawatan luka pada mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.5 Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan psikomotorik perawat luka mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel psikomotorik perawatan luka Mean Z Sig. Pre test – post test experimen Pre test – post test kontrol 32.03-34.11 30.88-32.69 -3.426 a -3.708 a .001 .001 P0,05 Based on Wilcoxon test Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh nilai kelompok eksperimen dengan nilai z hitung sebesar -3.426 a pada peluang kesalahan sebesar 0.001 0.05, artinya psikomotrik mahasiswa dalam melakukan perawatan luka pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan memiliki perbedaan. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai z hitung sebesar -3.707 a pada peluang kesalahan sebesar 0.001 0.05, artinya adanya perbedaan psikomotorik mahasiswa sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka. b. Perbedaan tingkat kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 1 Perbedaan tingkat kognitif mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.6 Perbedaan tingkat kognitif mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel kognitif N Mean±SD Nilai P Kelompok experimen Kelompok kontrol 42 38 79.46±7.58 69.34±11.51 .001 P0,05 Based on Wilcoxon test Bedasaran tabel 4.6 diatas diperoleh nilai P 0.001 nilai P 0.05 dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat kognitif mahasiswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 2 Perbedaan tingkat afektif mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.7 Perbedaan tingkat afektif mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel afektif N Mean±SD Nilai P Kelompok experimen Kelompok kontrol 42 38 28.66±5.49 25.23±5.90 .001 P0,05 Based on Wilcoxon test Bedasaran tabel 4.7 diatas diperoleh nilai P 0.001 nilai P 0.05 dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat afektif mahasiswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 3 Perbedaan tingkat psikomotorik pengkajian luka pada mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.8 Perbedaan tingkat psikomotorik pengkajian luka pada mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel psikomotorik pengkajian luka N Mean±SD Nilai P Kelompok experimen Kelompok kontrol 42 38 51.18±4.22 45.47±3.61 .001 P0,05 Based on Wilcoxon test Bedasaran tabel 4.8 diatas diperoleh nilai P 0.001 nilai P 0.05 dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat psikomotrik mahasiswa dalam melakukan pengkajian luka pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 4 Perbedaan tingkat psikomotorik perawatan luka pada mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.9 Perbedaan tingkat psikomotorik perawatan luka pada mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Variabel psikomotorik perawatan luka N Mean±SD Nilai P Kelompok experimen Kelompok kontrol 42 38 33.07±3.60 31.78±3.63 .016 P0,05 Based on Wilcoxon test Bedasaran tabel 4.9 diatas diperoleh nilai P 0.016 nilai P 0.05 dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat psikomotrik mahasiswa dalam melakukan perawatan luka pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

B. Pembahasan

1. Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. a Pengaruh metode pembelajaran bedside teaching dan incomplete bedside teaching terhadap peningkatan kognitif mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kognitif pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah mendapatkan intervensi. Nilai mean kognitif mahasiswa kelompok eksperimen pada saat pre test sebesar 73.93 dan post test menjadi 85.00, sedangkan nilai mean kognitif mahasiswa kelompok kontrol pada saat pada saat pre test sebesar 67.76 dan post test menjadi 70.92. Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan seseorang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya Notoatmodjo, 2010. Rogers 1974 menyatakan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi tindakan seseorang daripada tindakan yang tidak didasari pengetahuan. Beliau juga mengemukakan bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru, seseorang tersebut harus melalui proses yang berurutan antara lain : a. Awareness kesadaran, di mana orang tersebut menyadari dan mengetahui terlebih dahulu stimulus dari suatu objek. b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objen tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation mengevaluasi terhadap baik atau tidaknya suatu stimulus tersebut untuk dirinya. d. Trail, subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus yang ada. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari, 2010 bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan setelah diberikan pembelajaran bedside teaching. Didukung pula hasil penelitian dari Cholifah., N dan Hartinah., D 2015 dalam penelitiannya menyatakan bahwa metode pembelajaran model bedside teaching mampu meningkatkan kompetensi peserta didik dan hasil penelitian Umi Solikhah et al.2012 bahwa adanya pengaruh metode bedside teaching terhadap penguasaan kasus pasien.