E. Implikasi Penelitian
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kognitif, afektif
dan psikomotorik yang optimal melalui metode pembelajaran klinik model bedside teaching yang sesuai dengan tahapannya. Sehingga
diperlukannya sebuah upaya dan manajemen waktu dalam pemberian pembelajaran.
2. Implikasi penelitian ini terhadap pentingnya peran serta institusi
pendidikan dalam memberikan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di ranah klinik sebagai dasar memecahkan masalah atau
hambatan yang dialami oleh preseptor dan mahasiswa. 3.
Perlunya penyusunan dan pengembangkan modul pembelajaran klinik khususnya model-model pembelajaran klinik yang disesuaikan dengan
blueprint AIPNI dan berlandaskan KKNI.
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1.
Metode pembelajaran klinik model bedside teaching efektif dalam meningkatkan kognitif, afektif, dan psikomotorik mahasiswa program
profesi ners Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2.
Adanya perbedaan tingkat kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa yang menggunakan metode pembelajaran klinik model bedside teaching
dan mahasiswa yang menggunakan metode pembelajaran klinik model incomplete bedside teaching.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut: 1.
Bagi Mahasiswa Hendaknya untuk senantiasa membiasakan diri untuk terus belajar,
menyiapkan bahan, materi sebelum dilakukannya pembelajaran klinik seperti bedside teaching. Serta terus berupaya mengembangkan
keterampilan yang telah didapatkan selama praktik klinik.
2. Bagi Preseptor Klinik
Preseptor klinik akan lebih baik kedepannya apabila memaksimalkan informasi, pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan klinik yang
telah dimiliki untuk lebih di eksplorasikan kepada mahasiswa. Selain itu juga preseptor klinik hendaknya dapat mengalokasikan waktu khusus
kepada mahasiswa untuk memberikan pembelajaran dan pengajaran. 3.
Bagi Institusi Pendidikan dan Rumah Sakit Perlunya dilakukan sharingworkshoppelatihan secara berkala untuk
meningkatkan keterampilan klinik para preseptor baik preseptor klinik maupun akademik. Terutama mengenai informasi-informasi terbaru
mengenai perkembangan
dunia keperawatan
khususnya dalam
melakukan pengkajian dan perawawatan luka. 4.
Bagi Peneliti Selanjutnya Hendanya dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbandingan
antara metode pembelajaran klinik yang satu dengan model yang lain dalam meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik mahasisiwa.
Serta intervensi yang diberikan hendaknya dilakukan lebih dari 1 kali agar dapat mengukur kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
maksimal.