Jaringan Jalan TINJAUAN PUSTAKA STATED PREFERENCE KEBUTUHAN ANGKUTAN PARIWISATA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

Sedangkan untuk setiap perubahan guna lahan membutuhkan peningkatan sistem transportasi dari kawasan yang bersangkutan Black, 1981:99. Menurut Meyer 1984: 62 tingkat aksesibilitas oleh sistem transportasi dalam menunjang mobilitas dari suatu area menuju area lain, sangat terkait dengan adanya perubahan guna lahan.

2.11 Pengertian Jalan

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13PRTM2011 Bab I Pasal 1. Tentang Tata Cara Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanan, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalulintas umum.

2.12 Jaringan Jalan

Menurut Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang jalan. Bab III Peran, Pengelompokan, dan bagian-bagian jalan pasal 7 yaitu: 1. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. 2. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peran pelayanan didtribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasionoal, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. 3. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat didalam kawasan perkotaan. Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalulintas umum, menurut fungsinya dikelompokan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan, yaitu : 1. Jalan Arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan cirri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dengan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. 2. Jalan Kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan cirri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3. Jalan Lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. 4. Jalan Lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkunan dengan cirri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. 5. Jalan Umum menurut statusnya dikelompokan kedalam jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa yaitu : 6. Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. 7. Jalan Propinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibu kota kabupatenkota, atau antar ibu kotakabupatenkota, dan jalan strategis propinsi 8. Jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan antar pusat dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan permukiman yang berada dalam kota. 9. Jalan Desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan danatau antar permukiman dalam desa, serta jalan lingkungan.

2.13 Kondisi Geografis