Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang imunisasi dasar lengkap di pukesmas Ciputat tahun 2009

(1)

IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI

PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH : Nurul Huda NIM: 105103003428

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 November 2009


(3)

iii

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPUTAT

TAHUN 2009

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (SKed)

Oleh : Nurul Huda NIM: 105103003428

Pembimbing

dr. Riva Auda, SpA, MKes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

iv

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009 yang diajukan oleh Nurul Huda (NIM:105103003428), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 4 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (SKed) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 4 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

Dr. Riva Auda, SpA, MKes Dr. Riva Auda, SpA, MKes Dr. Yanti Susianti, SpA

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN


(5)

v

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Inayah, dan cahaya ilmu-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “ Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang imunisasi dasar di puskesmas ciputat tahun 2009 ”.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan penelitian ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Ketua Program Studi Pendidikan dokter DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM. dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, sebagai Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Riva Auda, SpA, MKes sebagai dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini

3. Dr. Nurul Hiedayati Ph.D, dan Dr. Yanti Susianti SpA yang selalu dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan penelitian ini tepat waktu.

4. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika UIN syarif Hidayatullah yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada penulis. 5. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda H. Syamsul Huda dan Ibunda Hj.

Sri Mulyanih, yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta doa yang tiada henti untuk penulis, terima kasih yang


(6)

vi kebaikan kalian.

6. Kakak dan adik-adikku tersayang, Neneng Mardiyanti, Abdul Hafiz, Ahmad Zaki, Iman Abdul Rahman, dan Nadiatul Millah yang selalu memberikan dukungan doa, dan motivasinya di setiap langkah hidupku serta memberikan keceriaan dalam hidupku dengan canda dan tawa kalian. 7. Teman-temanku seangkatan, senasib seperjuangan di Pendidikan Dokter (FKIK UIN Jakarta). Sebuah kebahagiaan bisa menjadi bagian dari kalian dan melewati satu fase kehidupan bersama kalian.

8. Dr.Yan Hardi Luthan, Shanty, Lintang, Joles, Sari, dan Arifa kalian selalu membuat hidupku jadi lebih berwarna.

9. Anton teman seperjuanganku, Alfi, Alfu, dan Gina terima kasih telah berbagi ilmu dan pengalamannya yang telah banyak mengajari ilmu SPSS. 10.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian

penelitian ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Dengan segala kelemahan, kekurangan dan kelebihan yang ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

ﮫﺗ ﺎﻛ ﺮﺑ و ﷲ ا ﺔﻤﺣرو ﻢﻜﯿﻠﻋ م ﻼﺴﻟ ا و

Jakarta, 4 November 2009


(7)

vii

Nurul Huda. Pendidikan Dokter. GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009.

United Nations Children's Fund (UNICEF) yang dikeluarkan terakhir menyebutkan bahwa 27 juta anak di bawah lima tahun (balita) dan 40 juta ibu hamil di seluruh dunia masih belum mendapatkan layanan imunisasi rutin. Tingginya morbiditas dan mortalitas akibat penyakit seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. Akibatnya, penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin ini diperkirakan menyebabkan lebih dari dua juta kematian tiap tahun.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metoda deskriptif. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang imunisasi pada balita di Puskesmas Ciputat tahun 2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

consecutive sampling dengan sampel sebanyak 108 ibu pengunjung peskesmas Ciputat. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat pada bulan Oktober 2009.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang buruk (45.4%), sikap yang baik (50%), dan memiliki perilaku yang baik (93.5 %). Kurangnya informasi yang didapatkan oleh responden mengakibatkan tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi dasar lengkap di puskesmas Ciputat masih tergolong buruk.

Kata kunci:


(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ……… ii

LEMBAR PERSETUJUAN ...………... iii

ABSTRAK………...………... iv

LEMBAR PENGESAHAN... vi

RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR………... vii viii DAFTAR ISI ………... xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….……… xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....…...………... 1

B. Rumusan Masalah..…………...……… 2

C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... 2 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi imunisasi..………...………... 4

B. Tujuan imunisasi…..…...………. 4

C. Alasan deiberikannya imunisasi………...…... 4

D. Manfaat imunisasi..…………... 7

E. Tempat imunisasi..………...

F. Cara pemberian imunisasi...

G. Jenis-jenis vaksin………...

7 7 7


(9)

ix

I. Macam-macam imunisasi dasar………

J. Jadwal imunisasi………

K. Imunisasi Tepat Waktu Sebagai Pencegah PD3I... L. Kerangka konsep...

10 19 20 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian..………..………... 22

B. Tempat dan Waktu..………...……….... 22

C. Populasi dan Sampel..………... 22

D. Kriteria Penelitian..………... 23

E. Cara kerja………...

F. Variabel penelitian... G. Batasan Operasioanl... H. Etika Penelitian……... I. Biaya penelitian...

23 24 26 28 28


(10)

x

A. Profil pukesmas……….

B. Keterbatasan penelitian…………..………...

C. Hasil………...

D. Pembahasan…………..……….

29 30 31 32

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……….………... 42

B. Saran ……….………. 43

DAFTAR PUSTAKA ……….………... 44

LAMPIRAN……….……….. 47

1. Tabel 2.1 Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin... 30 2. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Usia di Puskesmas Ciputat Tahun 2009... 31 3. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Ciputat Tahun 2009………...…. 32 4. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaandi Puskesmas Ciputat Tahun 2009... 32 5. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 33


(11)

xi 6. 7. 8. 9. 10. 11. Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi yang Paling Berkesan pada Responden di Puskesmas Ciputat Tahun

2009……... Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden di Puskesmas Ciputat Tahun

2009...

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik Responden di Puskesmas Ciputat Tahun

2009...

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat Sikap Responden di Puskesmas Ciputat Tahun 2009……... Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Perilaku Responden di Puskesmas Ciputat Tahun

2009...

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik pada Ibu Pengunjung Puskesmas Ciputat Tahun

2009... 34 35 36 38 39 40


(12)

xii

2 Lampiran 2 Kuesioner... 48 3.

4.

Lampiran 3 Lampiran 4

Data identitas responden... Output program computer hasil penelitian………..

55 80


(13)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

United Nations Children's Fund (UNICEF) tahun 2007 menyebutkan bahwa 27 juta anak di bawah lima tahun (balita) dan 40 juta ibu hamil di seluruh dunia masih belum mendapatkan layanan imunisasi rutin. Akibatnya, diperkirakan sekitar 2 juta orang meninggal tiap tahunnya. (WHO, 2007; WHO, 2002).

Sejak diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (EPI) pada 1974, imunisasi telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa pada dua dasawarsa. Imunisasi dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan dana dibandingkan bentuk-bentuk intervensi lainnya. Program imunisasi merupakan intervensi kesehatan dengan pembiayaan efektif. Tidak hanya jiwa yang terselamatkan tapi juga memacu pembangunan yaitu dengan mengurangi beban biaya penyakit dan kematian pada sebuah keluarga. Imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat atau penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. (DEPKES, 2004).

Pada perkembangan selanjutnya, banyak negara gagal mencapai tujuan imunisasi yang ditetapkan pada Sidang Istimewa World Health Organiation

(WHO) saat membahas masalah anak pada tahun 2002. Afrika Barat dan Afrika Tengah dianggap paling tidak berhasil dengan cakupan rata-rata imunisasi tidak pernah meningkat dari kisaran 53 persen selama lebih dari satu dasawarsa (WHO, 2007; WHO, 2002).

Angka cakupan imunisasi di Indonesia rata-rata hanya 72 persen. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar 2.400 anak Indonesia meninggal setiap hari termasuk yang meninggal karena penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. Contohnya tuberkulosis, campak, pertusis, difteri, dan tetanus, merupakan tragedi yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. (DEPKES, 2004).


(14)

Survei atas dugaan kasus polio yang dilakukan WHO pada tahun 2007 menunjukkan bahwa di beberapa daerah angka cakupan imunisasi kurang dari 56 persen. Tiga tahun sebelumnya angka cakupan imunisasi mencapai 70 persen. Hal ini menunjukkan turunnya layanan kesehatan di beberapa daerah miskin (WHO, 2007).Sedangkan cakupan imunisasi pada balita di kabupaten Tangerang masih cukup tinggi. Sepanjang tahun 2007 cakupan imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guerin)mencapai jumlah 93%, imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) sebesar 72,2%, imunisasi hepatitis B sebesar 72,2%, imunisasi polio sebesar 85,6%, dan imunisasi campak sebesar 87,3% (DINKES, 2007).

Semakin tingginya tingkat kematian anak dan balita serta ancaman bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tidak dilakukannya imunisasi, membuat peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap imunisasi dasar anak di puskesmas Ciputat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran karakteristik ibu yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap Imunisasi dasar anak di Puskesmas Ciputat pada tahun 2009?

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama anak dan balita dengan mengubah pola pikir ibu tentang imunisasi dasar anak.

Tujuan Khusus :

1. Diketahuinya gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap imunisasi dasar di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.


(15)

1.3.2 Kegunaan Penelitian Bagi Peneliti

1. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sebagai sarjana kedokteran.

2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

3. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan peneliti.

Bagi Subyek

1. Ibu dapat mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang imunisasi dasar lengkap anak.

Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan staf pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah dengan Puskesmas sekitar.

2. Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai imunisasi dasar lengkap anak.


(16)

4

2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Definisi

Imunisasi menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan kuman penyakit yang telah dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap kuman penyakit yang sama (WHO, 2002 dan IDAI, 2008).

2.1.2 Tujuan Imunisasi

Anak mudah terserang berbagai serangan penyakit yang berbahaya karena tubuh anak masih belum sempurna sistem kekebalan tubuhnya. Untuk itulah diperlukan imunisasi lengkap dan teratur pada anak agar terhindar dari berbagai macam gangguan penyakit berbahaya dan fatal (DEPKES, 2004).

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok populasi atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar (variola)(Kliegman dkk, 2007)

2.1.3 Alasan diberikannya imunisasi 2.1.3.1 Kekebalan Tubuh

Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur penyakit (patogen), misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa, dan parasit, yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan jarang menimbulkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sistem yang disebut sistem imun (kekebalan) yang memberikan respon dan melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen tersebut(WHO, 2007 dan Kliegman dkk, 2007).


(17)

Bila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada 2 jenis respons imun yang akan terjadi, yaitu:

1. Respons imun non spesifik.

Respons imun non spesifik umumnya merupakan kekebalan bawaan, dalam arti bahwa respons terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat tersebut(Adul dkk, 2001). 2. Respons imun spesifik.

Respons imun spesifik merupakan respons didapat yang timbul terhadap zat asing tertentu, di mana tubuh pernah terpapar sebelumnya. Respons imun jenis ini memiliki memori sehingga paparan berikutnya akan meningkatkan keefektifan mekanisme pertahanan tubuh. Sifat demikian tidak dimiliki oleh sistem imun bawaan. Respons imun spesifik inilah merupakan dasar dilakukannya vaksinasi (Abul dkk, 2001 dan Grabenstein, 2006).

Dilihat dari cara timbulnya, terdapat 2 jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh imunoglobulin G (IgG) misalnya adalah 28 hari, sedangkan yang lainnya lebih pendek. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen (zat asing) seperti pada vaksinasi, atau terpajan secara alamiah (Abul dkk, 2001 dan Grabenstein, 2006).

Berdasarkan respons yang terjadi kekebalan aktif dibagi 2, yaitu respons primer dan respons sekunder. Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah imunoglobulin M (IgM) dan IgG dengan titer yang lebih rendah dibandingkan dengan respons imun sekunder, demikian pula dengan afinitasnya serta lag phase


(18)

Respons imun sekunder terjadi pada pajanan kedua dan seterusnya, terhadap zat asing. Antibodi yang dibentuk terutama IgG dengan titer (jumlah) yang lebih besar dan afinitas yang lebih tinggi serta lag phase

yang singkat. Hal inilah yang dijadikan dasar vaksinasi. Tubuh bayi yang belum pernah terpajan zat asing diberi vaksin sehingga akan terbentuk respons imun primer. Bila suatu saat, bayi terpajan oleh kuman (zat asing) yang sesungguhnya, maka akan terbentuk respons imun sekunder sehingga tubuh akan lebih banyak, lebih cepat, dan lebih kuat memberantas zat asing tersebut dan tidak menimbulkan sakit (Abul dkk, 2001 dan Grabenstein, 2006).

2.1.3.2 Aspek Imunisasi

Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Padahal, tidaklah sama. Imunisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat tubuh kebal terhadap suatu penyakit. Imunisasi dibagi menjadi 2, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan kepada tubuh dari antigen yang berasal dari suatu patogen, dengan harapan tubuh akan membentuk sistem kekebalan terhadap patogen tersebut. Imunisasi aktif sering disebut dengan vaksinasi (Abul dkk, 2001 dan Grabenstein, 2006).

Imunisasi pasif adalah memberikan imunoglobulin (kekebalan yang sudah jadi) kepada tubuh seseorang sehingga dapat memberikan perlindungan dengan segera dan cepat yang seringkali dapat terhindar dari kematian. Hanya saja perlindungan tersebut tidaklah permanen melainkan berlangsung beberapa minggu saja. Demikian pula cara tersebut adalah mahal dan memungkinkan anak justru menjadi sakit karena secara kebetulan atau karena suatu kecelakaan serum yang diberikan tidak bersih dan masih mengandung kuman yang aktif. Vaksinasi adalah bagian dari imunisasi. Namun, tidak semua imunisasi adalah vaksinasi (Abul dkk, 2001 dan Grabenstein, 2006).


(19)

2.1.4 Manfaat Imunisasi

(1) Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

(2) Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

(3) Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (WHO, 2007 dan DEPKES, 2004).

2.1.5 Tempat di mana dapat mendapatkan imunisasi (1) Di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

(2) Di Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA, atau Rumah Sakit Pemerintah.

(3) Di Praktek Dokter/Bidan atau Rumah Sakit Swasta(DEPKES, 2004).

2.1.6 Cara pemberian imunisasi dasar

• Imunisasi Dasar diberikan untuk mendapat kekebalan awal secara aktif.

• Kekebalan Imunisasi Dasar perlu diulang pada DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, dan Hepatitis B agar dapat melindungi dari paparan penyakit.

• Pemberian Imunisasi Dasar pada Campak, dan BCG (Bacille Calmette-Guerin), tidak perlu diulang karena kekebalan yang diperoleh dapat melindungi dari paparan bibit penyakit dalam waktu cukup lama (DEPKES, 2004).

2.1.7 Jenis-Jenis Vaksin

Pada dasarnya isi vaksin dibuat dari :

1. Kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.

Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri penyebab penyakit. Virus atau bakteri ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan cara pembiakan berulang-ulang. Misalnya vaksin campak yang dipakai sampai sekarang, diisolasi untuk mengubah virus campak menjadi vaksin dibutuhkan 10 tahun dengan cara melakukan penanaman pada jaringan media pembiakan secara serial dari seorang anak yang menderita penyakit


(20)

campak pada tahun 1954 (National Health and Medical Research Council,

2008).

Vaksin yang dimatikan dihasilkan dengan cara membiakan bakteri atau virus dalam media pembiakan, kemudian dibuat tidak aktif dengan penambahan bahan kimia (biasanya formalin). Contoh vaksin yang dimatikan : vaksin polio salk dan vaksin batuk rejan. Contoh vaksin yang dilemahkan : vaksin BCG, vaksin polio sabin, dan vaksin campak (National Health and Medical Research Council, 2008).

Media pembiakan (tempat menumbuhkan kuman sehingga kuman menjadi banyak sebelum dibuat vaksin) itu bermacam-macam. Kuman penyebab demam kuning ditumbuhkan di dalam media yang terbuat dari embrio ayam, kuman polio ditumbuhkan dalam media yang terbuat dari sel ginjal monyet, dan kuman tuberkulosis (BCG) ditumbuhkan dalam media bakteriologik. Jadi vaksin tidaklah mengandung bahan-bahan seperti sel ginjal monyet, sel kanker, atau sel babi. Hanya saja kuman yang dibuat vaksin harus ditumbuhkan dulu di media pembiakan yang sudah disebutkan di atas, sebelum dijadikan vaksin. Kuman harus dibiakkan terlebih dahulu agar didapatkan kuman yang lemah atau mati sehingga tidak menyebabkan sakit pada bayi (National Health and Medical Research Council, 2008 dan American Academy of Pediatric, 2006). 2. Zat racun (toxin) yang telah dilemahkan (toxoid).

Vaksin jenis ini dibuat dengan mengambil zat racun dari kuman. Contoh : toksoid tetanus dan toksoid difteri (American Academy of Pediatric, 2006).

3. Bagian kuman tertentu atau komponen kuman yang biasanya berupa protein khusus.

Vaksin jenis ini, organisme tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan dalam vaksin, seperti kapsul polisakarida, bagian fraksional yang masuk sub unit kuman. Contoh : Hepatitis B, Pertusis, Tifoid vi, Pneumokokus, dan Meningokokus (National Health and Medical Research Council, 2008 dan American Academy of Pediatric, 2006).


(21)

2.1.8 Keberhasilan Imunisasi

Tidak semua anak yang diimunisasi terbebas dari serangan penyakit. Semua bergantung pada tingkat keberhasilan imunisasi yang dilakukan. Begitu pula, waktu perlindungan yang terjadi pun bervariasi. Ada anak yang terlindung dalam waktu yang lama, ada pula yang terlindung hanya sebentar saja. Keberhasilan imunisasi tergantung pada beberapa faktor :

1. Waktu pemberian

Vaksin yang diberikan ketika anak masih memiliki kadar antibodi dari ibunya yang masih tinggi akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Untuk waktu pemberian yang efektif pada setiap imunisasi berbeda-beda dan dapat dilihat jadwal imunisasi pada gambar 1. (National Health and Medical Research Council, 2008).

2. Kematangan imunologik

Pada bayi belum memiliki fungsi imun yang matang sehingga akan memberikan hasil yang kurang efektif dibandingkan pada anak. Individu dengan status imun rendah, seperti pasien yang mendapat pengobatan imunosupresan atau sedang mengalami infeksi, maka akan mempengaruhi keberhasilan imunisasi, contohnya pada pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang pada penderita penyakit kronis (Abul dkk, 2001).

3. Keadaan gizi

Gizi yang kurang menyebabkan kemampuan sistem imun lemah. Meskipun kadar imunoglobulin normal atau meningkat, namun tidak mampu mengikat antigen dengan baik karena kekurangan asam amino yang dibutuhkan dalam pembentukan antibodi (National Health and Medical Research Council, 2008 dan American Academy of Pediatric, 2006).


(22)

4. Cara pemberian vaksin

Cara pemberian mempengaruhi respons yang timbul. Vaksin polio oral (lewat mulut) akan menimbulkan imunitas lokal dan sistemik. Sedangkan vaksin polio parenteral (disuntikkan) hanya memberikan kekebalan sistemik saja (Abul dkk, 2001 dan National Health and Medical Research Council, 2008).

5. Dosis vaksin

Dosis yang terlalu sedikit akan menimbulkan respon imun yang kurang pula. Dosis yang terlalu tinggi juga akan menghambat sistem kekebalan yang diharapkan (National Health and Medical Research Council, 2008).

6. Frekuensi pemberian

Jarak pemberian yang terlalu dekat, pada saat kadar antibodi masih tinggi, maka antigen yang masuk segera dinetralkan oleh antibodi tersebut sehingga tidak sempat merangsang sistem kekebalan (National Health and Medical Research Council, 2008 dan American Academy of Pediatric, 2006).

2.1.9 Macam-macam Imunisasi dasar

2.1.9.1 Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak : (IDAI, 2008)

1. BCG (Bacille Calmette-Guerin)

 Perlindungan penyakit : TBC / Tuberkulosis.

 Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberkulosis, namun dapat mencegah komplikasinya atau tuberkulosis berat.

 Kandungan : Mycobacterium bovis yang dilemahkan

 Waktu pemberian :

 Umur : usia < 2 bulan, apabila BCG diberikan di atas usia 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

 Kontraindikasi :


(23)

 Menderita inveksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau dengan resiko tinggi infeksi HIV

 Menderita gizi buruk  Menderita demam tinggi

 Efek samping:

 Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2- 3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ± 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil (DEPKES, 2000 dan IDAI, 2000 dan CDC-MMWR, 2005).

2. DPT/DT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

 Perlindungan Penyakit : difteri, pertusis, dan tetanus .

 Difteri adalah suatu infeksi bakteri gram positif yang menyerang tenggorok dan dapat menyebabkan komplikasi yang fatal. Komplikasi berupa destruksi jaringan setempat akibat adanya selaput/membran yang dapat menyumbat jalan nafas.

 Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti kejang dan kerusakan otak.

 Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

 Waktu pemberian :

 Jadwal untuk imunisasi rutin pada anak, dianjurkan pemberian 5 dosis pada 2, 4, 6, 15-18 bulan dan usia 5 tahun atau saat masuk sekolah.


(24)

 Kontra indikasi

 Riwayat anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya  Ensefalopati sesudah pemberian vaksin sebelumnya

 Efek samping

 Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah, atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan imunisasi tidak perlu diulang. Jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan (CDC-ACIP, 2006).

3. POLIO

 Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh).

 Waktu Pemberian :

 Vaksin polio oral diberikan pada bayi baru lahir sebagai dosis awal, kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan tiga dosis terpisah berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu.

 Kontraindikasi

 Demam (>38.50C)  Muntah atau diare

 Keganasan, HIV (Human Immunodeficiency Virus)

 Efek samping

 Diperkirakan terdapat 1 kasus poliomyelitis paralitik yang berkaitan dengan vaksin terjadi setiap 2,5 juta dosis OPV (Oral Polio Vaksin) yang diberikan. Resiko terjadi paling


(25)

sering pada pemberian pertama dibandingkan dengan dosis-dosis berikutnya.

 Setelah vaksinasi sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, dan nyeri otot (IDAI, 2008).

4. Campak

 Perlindungan Penyakit : Campak.

 Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ditemukan spesifik enantem (Koplik’s spot) diikuti dengan erupsi mukopapular yang menyeluruh.

 Penyebab : campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk dalam family Paramyxovirus. Virus ini sensitif terhadap panas, dan sangat mudah rusak pada suhu 370C.

 Waktu pemberian : pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara

subkutan, walaupun demikian dapat diberikan secara

intramuskular.

 Efek samping

 Efek samping pemberian imunisasi campak berupa demam > 39,5oC yang terjadi pada 5-15% kasus dijumpai pada hari ke 5-6 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari.  Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari ke

7-10 berlangsung selama 2-4 hari.

 Reaksi yang berat dapat ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati timbul pada 30 hari setelah imunisasi. (IDAI, 2008)

5. Hepatitis B

 Perlindungan Penyakit : Hepatitis B

 Waktu dan dosis pemberian :

 Minimal diberikan sebanyak 3 kali

 Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir


(26)

 Dosis ketiga merupakan penentu respons antibodi karena merupakan dosis booster (3-6 bulan).

 Efek samping .

 Kejadian pasca imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual, dan nyeri sendi. Orangtua/pengasuh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi tersebut menjadi berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak ke dokter (Balisteri, 2000 dan Lok, 2004).

6. Measles, Mumps, Rubella (MMR)

 Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, parotitis, dan campak Jerman (Rubella).

 Parotitis menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Parotitis bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak.

 Campak Jerman (Rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

 Perlindungan penyakit : Campak, Parotitis, dan Rubella.

 Waktu dan dosis pemberian :

 Diberikan dosis tunggal 0.5 ml subkutan, dan diberikan pada umur 12-18 bulan


(27)

 Kontra indikasi

 Keganasan

 Demam akut, defisiensi imun

 Efek samping

 Pada penelitian yang mencakup 6000 anak yang berusia 1-2 tahun, dilaporkan setelah vaksinasi MMR dapat terjadi

malaise, demam, atau ruam yang terjadi 1 minggu setelah imunisasi.

 Dalam masa 6-11 hari setelah imunisasi, dapat terjadi kejang demam pada 0.1 % anak ensefalitis pasca imunisasi < 1/1000.000 dan pembengkakan kelenjar parotis pad 1 % anak berusia sampai 4 tahun, biasanya terjadi pada minggu ketiga dan kadang-kadang lebih.

 Trombositopenia biasanya akan sembuh sendiri, kadang-kadang dihubungkan dengan komponen rubella dari MMR (IDAI, 2008).

7. Hepatitis A

 Perlindungan Penyakit : Hepatitis A

 Penyebab : Virus hepatitis A

 Waktu Pemberian :

 Dibuat dari virus yang dimatikan

 Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua atau booster

bervariasi antara 6-18 bulan setelah dosis pertama, tergantung produk (IDAI, 2008).

 Vaksin diberikan pada usia > 2 tahun.

 Jarang menimbulkan efek samping. Reaksi lokal merupakan efek samping tersering (21%-54%) tetapi umumnya ringan(WHO, 2007 dan IDAI, 2008).


(28)

8. Typhoid & Parathypoid

 Perlindungan Penyakit : Demam typhoid

 Dibuat dari kuman Salmonella typhi yang telah dilemahkan  Penyebab penyakit typhoid: Bakteri Salmonella typhi

 Cara pemberian : oral dan parenteral

 Dosis :

 Kemasan dalam bentuk kapsul, untuk anak umur > 6 tahun atau lebih .

 Suntikan: untuk anak > 2 tahun.

 Waktu Pemberian : imunisasi diulang setiap 3 tahun(WHO, 2007).

9. Varicella

 Perlindungan Penyakit : cacar air

 Penyebab penyakit varicella : Virus varicella-zoster

 Waktu Pemberian :

 Vaksin varicella dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur >12 tahun, diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

 Kontra indikasi

 Demam tinggi

 Defisiensi imun

 Pasien dengan pengobatan kortikosteroid dosis tinggi (WHO, 2007).

10. Hib (Haemophillus Influenza b)  Perlindungan penyakit : Meningitis

 Bagian kapsul Hib yang disebut polyribosyribitol phosphate (PRP) menentukan virulensi dari Hib.

 Vaksin Hib yang beredar di Indonesia adalah vaksin konjugasi dengan membran protein luar dari Neisseria meningitides yang disebut sebagai PRP-OMP dan konjugasi dengan protein tetanus yang disebut sebagai PRP-T. Kedua vaksin tersebut menunjukan efikasi dan keamanan yang sangat tinggi.


(29)

 Vaksin Hib diberikan sejak umur 2 bulan

 PRP-OMP diberikan 2 kali sedangkan PRP-T diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan

 Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibodi (IDAI, 2008).

11. Pneumokokus

 Penyebab penyakit : Pnemonia

 Waktu pemberian : diberikan pada bayi berumur 2, 4, 6, bulan dan diulang pada umur 12-15 bulan.

 Interval antara dua dosis 4-8 minggu

 Efek samping:

o Eritema, bengkak, indurasi dan nyeri di bekas tempat

suntikan

o Efek sistemik : demam, pusing, gelisah

o Reaksi berat seperti reaksi anafilaktik jarang ditemukan o Efek samping biasanya terjadi setelah dosis kedua namun

tidak berlangsung lama, akan menghilang dalam 3 hari (IDAI, 2008).

12. Influenza

 Penyebab penyakit : Influenza

 Vaksin Influenza mengandung virus yang tidak aktif, diproduksi dari virus yang tumbuh pada embrio ayam.

 Terdapat dua macam vaksin, yaitu whole-virus vaccine dan split-virus vaccine.

 Jadwal pemberian : diberikan pada anak sehat usia 6-23 bulan.

 Dosis : untuk < 3 tahun 0.25 ml dan untuk > 3tahun 0.5 ml.

 Efek samping: efek samping minimal berupa ruam makula/papula, 9% menunjukan reaksi lokal ringan dan transien serta 28% reaksi sistemik ringan.


(30)

 Kontra indikasi:

o Individu dengan hipersensitif anafilaksis terhadap pemberian

vaksin influenza sebelumnya dan komponen vaksin seperti telur.

o Individu yang sedang menderita penyakit demam akut yang

berat.

o Ibu hamil dan menyusui (IDAI, 2008). 13. HPV ( Human Papilloma Virus )

 Penyebab penyakit : Kanker serviks

 Terdapat 2 jenis vaksin HPV : vaaksin bivalen dan quadrivalen.

 Diberikan pada anak perempuan sejak usia > 10 tahun

 Dosis 0.5 ml diberikan intramuskular pada daerah deltoid.

 Efek samping :

oNyeri, reaksi kemerahan dan bengkak pada tempat suntkan, oReaksi sistemik : demam, nyeri kepala, dan mual (IDAI,


(31)

JADWAL IMUNISASI

Gambar 1


(32)

2.1.11 Imunisasi Tepat Waktu Sebagai Pencegah PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)

Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit dapat dicegah, misalnya, TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan campak. Kebanyakan masyarakat belum sadar akan hal tersebut. Mereka tidak membawa bayinya untuk imunisasi karena berbagai sebab, sehingga masih ada kemungkinan balita dapat tertular oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) (DEPKES, 2004).

Berdasarkan data pemantauan wilayah setempat (PWS), meski cakupan semua jenis imunisasi sudah melebihi 80 persen, tetapi secara keseluruhan belum mencapai 100 persen. Selain itu, cakupannya juga belum merata. Menurut Dinas Kesehatan masih ada beberapa daerah yang cakupannya di bawah 80 persen (DEPKES, 2004).

Melihat data tersebut, artinya imunisasi belum menjangkau semua sasaran. Dengan kata lain masih banyak balita yang belum terlindungi dengan vaksin. Sehingga, bila ada kasus penyakit PD3I yang masuk di Indonesia, maka balita yang belum lengkap imunisasinya kemungkinan besar bisa tertular. Sedangkan untuk perlindungan menyeluruh, semua sasaran harus mendapatkan imunisasi lengkap(DEPKES, 2004).

Selama tahun 2007 lalu, setidaknya terdapat 22 kasus PD3I di Indonesia. Satu diantara anak yang terkena penyakit tersebut meninggal. Ini menunjukkan bahwa imunisasi sangat penting untuk mencegah penyakit dan menurunkan resiko kematian pada balita. Data WHO menunjukkan bahwa setiap tahun, setidaknya 1,7 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal (DEPKES, 2004 dan DINKES, 2007).


(33)

Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui mengapa, kapan, di mana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan gizi) (DINKES, 2007).

2.2 Kerangka Konsep

Keterangan bagan :

Variabel dependen yang diteliti

Karakteristik responden Umur

Pendidikan penghasilan pekerjaan sumber informasi

Pengetahuan,

Sikap, dan

Perilaku Ibu

tentang Imunisasi

dasar lengkap

anak


(34)

22

3.1.Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metoda cross sectional. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap imunisasi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2009.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Oktober tahun 2009.

3.3 Populasi dan Sampel 3. 3. 1.Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

3. 3. 2.Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

Rumus jumlah sampel yg dibutuhkan untuk mengetahui proporsi

α= 0,05  Z = 1.96 (tabel kurva normal)

d = akurasi 10%, = presisi = tingkat ketelitian yaitu kesalahan maksimal yang dapat ditolerir, pada umumnya diambil 5% atau 10% • P = persentase taksiran hal yang akan diteliti / proporsi variabel yang

diteliti, diambil dari referensi, bila tidak diketahui adalah 50%, dengan catatan tak akan kekurangan jumlah sampel


(35)

3.3.2.1 Besarnya Sampel

(1.96)2 . 0,5 . 0,5 (0,1)2

Berdasarkan rumus besar sampel di atas, maka jumlah sampel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 98 responden. Untuk mengantisipasi terdapatnya bias, maka jumlah sampel ditambah 10% dari besar sampel sehingga total jumlah sampel menjadi 108 responden.

3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria Inklusi :

 Ibu pengunjung Ciputat yang berusia produktif (15-55 tahun) pada bulan Oktober 2009

 Semua Ibu yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Ciputat bulan Oktober tahun 2009.

b. Kriteia Ekslusi :

 Subjek yang menolak berpartisipasi dalam penelitian.  Subyek yang mengalami kelainan jiwa

3.4. Cara Kerja

1. Menentukan pertanyaan penelitiaan 2. Mengidentifikasi variabel penelitian

3. Menentukan populasi target, populasi terjangkau 4. Menentukan besar dan cara pengambilan sampel

5. Mengembangkan instrumen pengumpulan data


(36)

6. Pengumpulan data

a. Menjelaskan kepada orang tua subjek penelitian tujuan dan cara kerja

b. Meminta persetujuan orang tua subjek untuk dijadikan sampel dalam penelitian

c. Meminta orang tua subjek penelitian untuk mengisi kuesioner d. Memandu subjek penelitian dalam mengisi kuesioner.

3.6.Variabel Penelitian ( definisi operasional )

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : a) Variabel terikat : pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu

b) Variabel bebas: usia ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tingkat penghasilan keluarga, dan sumber informasi.

3.6.1 Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen serupa, tidak terjadi penyakit (IDAI, 2008).

3.6.2 Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala media yang menjadi sumber pengetahuan mengenai imunisasi lengkap pada anak. Sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi petugas kesehatan, dokter umum/spesialis, bidan, media elektronik, media cetak, orang tua, tetangga, dan lain-lain. 3.6.3 Definisi Istilah

 UNICEF (United Nations Children's Fund) adalah Badan PBB untuk anak-anak

 WHO (World Health Organization) adalah adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai sebagai koordinator kesehatan umum Internasional.

 HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh pada manusia.


(37)

 Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

 Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran, dapat berupa bilangan bulat maupun desimal, dinyatakan dalam kuantitas numerik dalam variabel.

 Variabel adalah karakteristik tertentu yang akan diteliti sifatnya.  Variabel terikat adalah variabel dependent yang biasanya

merupakan efek dari suatu faktor resiko

 Variabel bebas adalah variabel independent yang biasanya merupakan faktor resiko

 Populasi adalah sekumpulan individu-individu atau item-item yang akan diselidiki.

 Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian tidak semua populasi target dapat terjangkau

 Populasi terjangkau atau sampling population adalah populasi yang lebih kecil dari populasi target dan dipergunakan apabila peneliti membatasi populasi target dengan tempat dan waktu.

3.6.4. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan, dan kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS for window. Langkah awal dimulai dengan editing, coding, data entry, dan dilanjutkan dengan tabulasi. Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari tiap variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan independen, akan digunakan analisis univariat. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.


(38)

3.7 Batasan Operasional

3.7.1. Responden

Responden adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat bulan Oktober 2009

3.7.2 Umur

Umur adalah yang sesuai dengan KTP dengan faktor bulan/tahun. Dibagi dalam 3 golongan umur, yaitu umur di bawah 20 tahun, 20 sampai 40 tahun dan di atas 40 tahun.

3.7.3 Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang mencakup tingkat SD, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:

a. Rendah: buta huruf/ tidak pernah sekolah, tamat/ tidak tamat SD dan yang sederajat, tamat/tidak tamat SMP dan yang sederajat.

b. Sedang: tamat/ tidak tamat SMU dan yang sederajat. c. Tinggi: tamat/ tidak tamat perguruan tinggi.

3.7.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya mendapatkan penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Jenis-jenis pekerjaan tersebut dikelompokkan dalam:

a. Ibu rumah tangga

b. Karyawan

c. Guru

d. Bidan/ petugas kesehatan e. Wiraswata

f. Lain-lain

3.7.5 Tingkat Penghasilan Keluarga

Tingkat penghasilan perkapita perbulan dihitung dengan cara penghasilan perbulan seluruh anggota keluarga dibagi jumlah orang yang menjadi tanggungan. Tingkat penghasilan dikelompokkan menurut rata-rata upah/ gaji/ pendapatan pekerja perbulan setiap provinsi menurut Biro Pusat Statistik Agustus 2007 menjadi:


(39)

a. Rendah: < Rp. 1.074.485

b. Sedang: antara Rp. 1.074.485 – Rp. 1.202.749 c. Tinggi: > Rp. 1.202.749

3.7.6 Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui berkaitan dengan proses observasi, pembelajaran ataupun penelitian. Proses pembelajaran ini dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti informasi. Hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden tentang imunisasi dasar lengkap pada balita.

Total skor untuk penilain terhadap pengetahuan adalah 12 dan dilakukan penilaian sebagai berikut:

a. Baik; apabila total skor pengetahuan ≥ nilai median b. Kurang ; total skor pengetahuan < nilai median 3.7.7 Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk bertingkah laku secara konsisten terhadap seseorang, sekelompok orang, atau suatu objek. Yang ingin diteliti adalah sikap responden terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita. Total skor untuk penilain terhadap sikap adalah 16 dan dilakukan penilaian sebagai berikut:

a. Baik; apabila total skor sikap ≥ nilai median b. Kurang ; total skor sikap < nilai median 3.7.8 Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma kelompok yang bersangkutan serta merupakan konsekuensi logis (ideal dan normatif) dan eksistensi pengetahuan budaya atau pola pikir yang dimaksud. Hal yang ingin diteliti adalah perilaku responden terhadap imunisasi dasar lengkap pada balita. Total skor untuk penilain terhadap perilaku adalah 10 dan dilakukan penilaian sebagai berikut:

a. Baik; apabila total skor perilaku ≥ nilai median b. Kurang ; total skor perilaku < nilai median


(40)

3.8 Etika penelitian

Penelitian dimulai dengan usulan penelitian yang disetujui oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada peserta diberipenjelasan mengenai tujuan dan cara penelitian dilakukan setelah peserta menyatakan persetujuan sukarela. 3.9 Biaya penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner, dan dengan mengeluarkan biaya sebagai berikut:

Biaya Harga

Print dan fotokopi Souvenir responden

Akomodasi

Rp 100.000,- Rp 200.000,- Rp 50.000,-


(41)

29

4.1. Profil puskesmas

4.1.1 Situasi Keadaan umum :

1. Gambaran Umum

Puskesmas Ciputat merupakan salah satu dari 3 Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat. Letaknya berbatasan dengan :

o Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah o Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

o Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang o Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur 2. Kependudukan:

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2008

NO DESA JML

PENDUDUK

JML. KK

JM.

RUMAH RW RT

1 Ciputat 16.404 4.770 3.604 15 38 2 Cipayung 17.973 4.656 3.213 9 50

JUMLAH 34.377 9.426 6.817 24 88

4.1.2. Sosial Ekonomi :

1. Tingkat Pendapatan/mata pencaharian

1. PNS / ABRI : 4026 ( 16,95 % )

2. Swasta : 763 ( 3,21 % )

3. Petani : 361 ( 1,52 % )

4. Pedagang : 4028 ( 16,96 % )

5. Jasa : 829 ( 3,49 % )

6. Buruh : 3282 ( 13,82 % )


(42)

2.Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin

Tabel 2.1 Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin No Tahun Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa gakin

1 2007 45102 4931

2 2008 34377 4817

3. Tingkat Pendidikan Penduduk Ciputat

SD/MI : 7799 Orang

SLTP/MTs : 5436 Orang

SLTA/MA : 5567 Orang

DIPLOMA : 3848 Orang

UNIVERSITAS : 2951 Orang

4.2 Keterbatasan penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:

1. Subyek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat sehingga kurang mewakili suatu populasi.

2. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada responden. Selama proses pengumpulan data ada beberapa kendala yang dialami oleh peneliti beberapa responden saat dilakukan wawancara ada beberapa yang menolak bahkan ada yang sampai ketakutan karena kami memakai jas putih. 3. Ada beberapa responden saat dilakukan wawancara kurang kooperatif

karena suasana yang tidak mendukung (ramai, cuaca panas, bentrok dengan panggilan pasien, dan anak yang menangis saat wawancara) sehingga responden terkesan tergesa-gesa yang mengakibatkan jawaban yang diberikan cenderung sekedarnya saja. Hal ini dapat menyebabkan bias informasi.


(43)

4.3. Analisis Univariat

Setelah dilakukan analisis univariat dari hasil penelitian pengetahuan, sikap, dan perilaku Ibu terhadap imunisasi pada balita di Puskesmas Ciputat tahun 2009, diperoleh gambaran sebagai berikut:

4.3.1. Usia Responden

Tabel 4.1

Sebaran Responden Berdasarkan Golongan Usia

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada golongan usia antara 20-40 tahun sebanyak 103 responden (sembilan puluh lima koma empat persen), sesuai dengan target responden pada penelitian ini yaitu ibu-ibu usia produktif yang memiliki anak balita yang diprediksikan sudah mengetahui tentang imunisasi.

Menurut Muhammad (2002) berdasarkan penelitian yang dilakukan di Medan terhadap sebaran responden berdasarkan usia pada golongan usia < 20 tahun sebanyak 3 responden (3,9%), 20-35 tahun sebanyak 68 responden (89,4%), > 35 tahun sebanyak 5 responden (6,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian ini bahwa usia 20-35 tahun merupakan usia ibu produktif yang memiliki anak balita dan diperkirakan juga telah mengetahui tentang imunisasi.

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

< 20 tahun 0 0

20-40 tahun 103 95.4

> 40 tahun 5 4.6


(44)

4.3.2. Pendidikan Responden

Tabel 4.2

Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Pendidikan Rendah 14 13,0

Pendidikan Sedang 84 77,8

Pendidikan Tinggi 10 9,3

Jumlah 108 100

Dari tabel 4.2 tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok. Hanya sebagian kecil responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat / tidak tamat Perguruan Tinggi) yaitu sebanyak 10 orang (9,3%). Sebanyak 84 responden (77,8%) berpendidikan sedang, dan sebanyak 14 responden (13,0%) berpendidikan rendah.

Berdasarkan penelitian Muhammad (2002), sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu; SD sebanyak 17 responden (22%), SMP sebanyak 22 responden (28%), SMA sebanyak 36 responden (47%), dan Perguruan Tinggi sebanyak 1 responden (3%). Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar setingkat SMA.

4.3.3. Pekerjaan Responden

Tabel 4.3

Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

Ibu Rumah Tangga 87 80,6

Karyawan 12 11,1

Guru 6 5,6

Wiraswasta 3 2,8


(45)

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar dari total responden sebanyak 87 responden (80,6%) tidak memiliki pekerjaan (ibu rumah tangga). Sebanyak 12 responden bekerja sebagai karyawan (11,6%), sebanyak 6 responden bekerja sebagai guru (5,6%), dan sisanya jumlah responden terkecil sebanyak 3 responden (2,8%) bekerja sebagai wiraswasta. Berdasarkan data yang ada di wilayah Tangerang kebanyakan responden tidak memiliki pekerjaan atau hanya sebagai ibu rumah tangga.

Berdasarkan penelitian Muhammad (2002), sebaran responden berdasarkan pekerjaan hanya dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu; ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Kategori ibu bekerja sebanyak 38 responden (lima puluh persen), dan ibu tidak bekerja juga sebanyak 38 responden (lima puluh persen). Hal ini menunjukan jumlah ibu bekerja dan tidak bekerja berjumlah sama.

4.3.4. Tingkat Penghasilan Responden Tabel 4.4

Sebaran Responden Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Responden Jumlah Persentase (%)

Rendah 45 41,7

Sedang 5 4,6

Tinggi 58 53,7

Jumlah 108 100

Pada tabel 4.4 di atas memperlihatkan sebaran tingkat penghasilan responden. Dalam penelitian ini tingkat penghasilan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok. Diketahui mayoritas dari total responden yaitu sebanyak 58 responden (53,7%) berpenghasilan tinggi, sebanyak 5 responden (4,6%) berpenghasilan sedang, dan 45 responden (empat puluh satu koma tujuh persen) berpenghasilan rendah. Belum ada data penelitian sebelumnya di puskesmas Ciputat tentang penghasilan sehingga tidak dapat dibandingkan.


(46)

4.3.5. Sumber Informasi yang Paling Berkesan Tabel 4.5

Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi Yang Paling Berkesan

Sumber Informasi Jumlah Persentase (%)

Petugas kesehatan 29 26,9

Dokter umum/spesialis 18 16,7

Bidan 53 49,1

Media cetak 1 0,9

Media elektronik 4 3,7

Orang tua 1 0,9

Tetangga 2 1,9

Lain-lain 0 0

Jumlah 108 100

Pada tabel 4.5 memperlihatkan sebaran sumber informasi paling berkesan yang didapatkan responden tentang imunisasi. Diketahui sumber informasi yang paling berkesan terbanyak didapatkan dari bidan yang dinyatakan oleh 53 responden (49,1%), 29 responden (26,9%) menjawab dari petugas kesehatan, 18 responden (16,7%) dari dokter umum/ spesialis, 4 responden (3,7%) dari media elektronik, 2 responden (1,9%) dari tetangga, 1 orang responden (0,9%) dari media cetak, dan 1 orang responden (0,9%) mendapatkan sumber informasi dari orang tua.

Sumber informasi terbanyak dan paling berkesan diperoleh dari bidan, hal ini dapat terjadi karena kecenderungan responden di Ciputat untuk memberikan imunisasi kepada anaknya melalui bidan, dibandingkan ke dokter atau petugas kesehatan lainnya. Hal ini sesuai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2007, jumlah tenaga dokter yang ada di Kabupaten Tangerang hingga kini masih sangat minim, total dokter puskesmas yang melayani 3,2 juta penduduk di wilayah itu baru mencapai 96 orang. Akibatnya, rasio perbandingan jumlah dokter dengan jumlah penduduk jauh dari ideal, sedangkan jumlah petugas kesehatan yang lain seperti bidan (45%) berjumlah lebih banyak dibandingkan dokter (16%) sehingga masyarakat lebih dekat kepada bidan daripada petugas kesehatan yang lain.


(47)

4.3.6. Sebaran Responden berdasarkan pengetahuan

Pengetahuan responden tentang imunisasi pada balita dilihat dari beberapa pertanyaan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 14 pertanyaan. Skor nilai pertanyaan responden tertinggi 37 dan nilai terendah 0. Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor nilai pengetahuan responden tersebut dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu baik dan buruk dengan dasar pengkategorian adalah nilai median (karena data tidak berdistribusi normal) yaitu 21, pengetahuan baik bila jumlah nilai skor > dua puluh satu dan pengetahuan buruk bila Jumlah nilai skor < dua puluh satu. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat pada tabel 4.6.1 di bawah ini.

Tabel 4.6

Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Responden Jumlah Persentase (%)

Baik 59 54,6

Buruk 49 45,4

Jumlah 108 100

Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 49 responden (empat puluh lima koma empat persen) dari total responden memiliki pengetahuan yang buruk tentang imunisasi. Sedangkan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 59 orang (54,6%). Adapun hasil yang didapatkan antara yang baik dan buruk tidak berbeda jauh, ini dimungkinkan terjadi karena pada penelitian ini dibagi pengetahuan responden dalam dua kelompok, yaitu baik dan buruk dimana bila responden mendapatkan skor ≥ median akan dimasukkan dalam kelompok baik, sedangkan bila < median dimasukkan dalam kelompok buruk. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup baik namun mendapatkan skor < median tetap dimasukkan dalam kelompok buruk, oleh sebab itulah dalam penelitian jumlah responden yang berpengetahuan buruk mencapai 49 orang (45,4%).


(48)

Menurut Suharsono (1996), yang melakukan penelitian di kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan baik tentang imunisasi pada etnis ini hanya (40,20%). Pengetahuan baik ini kebanyakan didapatkan pada ibu-ibu berusia < 25 tahun (64,50%) dan ibu-ibu-ibu-ibu yang memiliki pendidikan menengah (87,10%). Adapun beberapa pertanyaan yang bersifat umumpun tidak dijawab dengan benar, hal ini menyatakan bahwa kurangnya minat ibu-ibu untuk mengetahui tentang imunisasi dan juga karena kurangnya penyuluhan yang mereka terima, meskipun kebanyakan responden mengaku memperoleh informasi tentang imunisasi dari posyandu.

4.3.6. Sebaran Responden berdasarkan pengetahuan Spesifik Tabel 4.7

Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik

Pengetahuan Responden Jawaban

Benar % Salah %

BCG dapat mencegah penyakit tuberculosis

23 21,3 85 78,7

DPT dapat mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus

23 21,3 85 78,7

Jadwal Imunisasi hepatitis B 38 35,2 70 64,8

Jadwal imunisasi Polio 48 44,4 60 55,6

Jadwal imunisasi Campak 84 77,8 24 22,2

Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah bahwa BCG dapat bertujuan untuk mencegah penyakit tuberkulosis yaitu sebanyak 85 responden (78,7%). Sebagian besar responden juga menjawab salah tentang definisi DPT yaitu sebanyak 85 responden (78,7%), sebagian besar responden menjawab salah tentang jadwal imunisasi hepatitis B yaitu sebanyak 70 responden (64,8%). Lebih dari setengah responden menjawab salah tentang jadwal imunisasi polio yaitu sebanyak 60 responden (55,6%), sedangkan untuk pengetahuan mengenai jadwal imunisasi campak justru sebaliknya, hanya 24 responden (dua puluh dua koma dua persen) yang menjawab salah.


(49)

Pengetahuan responden tentang imunisasi pada balita secara umum masih tergolong buruk. Mereka tidak mengetahui bahwa imunisasi BCG diberikan untuk perlindungan penyakit tuberkulosis (TBC) dan imunisasi DPT diberikan untuk perlindungan penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Begitu juga halnya dengan pengetahuan mereka tentang jadwal imunisasi hepatitis B dan polio terbilang buruk, yaitu hanya sebanyak 38 responden (tiga puluh lima koma dua persen) yang mengetahui kapan jadwal imunisasi hepatitis B pertama kali diberikan yaitu segera sejak bayi baru dilahirkan. Hanya sebanyak 48 responden (44,4%) yang mengetahui kapan jadwal imunisasi polio diberikan, yaitu juga diberikan sejak bayi baru lahir. Sedangkan pengetahuan responden untuk imunisasi campak justru sebaliknya, kebanyakan dari responden yaitu sebanyak 84 responden (tujuh puluh tujuh koma tujuh persen) menjawab benar tetang jadwal imunisasi campak yaitu pada saat anak berusia 9 bulan(IDAI, 2000). Hal ini dikatakan oleh mayoritas responden jadwal imunisasi campak paling gampang diingat karena pemberian imunisasi campak diberikan paling akhir di antara lima imunisasi dasar lainnya, sehingga sebagian besar dari responden lebih mengingatnya. Responden juga mengaku tidak mengingat tanggal imunisasi setelah anak mereka mendapatkan imunisasi, yang sebenarnya dapat dilihat di kartu imunisasi yang sudah mereka punya.

4.3.7 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap

Sikap responden tentang imunisasi pada balita dilihat dari beberapa pernyataan mengenai imunisasi. Pertanyaan terdiri dari 9 pernyataan. Skor nilai pernyataan responden tertinggi 18 dan nilai terendah 0. Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor nilai sikap responden tersebut dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu baik dan buruk dengan dasar kategori adalah nilai median (karena data tidak berdistribusi normal) yaitu 13 sikap baik bila jumlah nilai skor > median dan sikap buruk bila jumlah nilai skor < median. Berdasarkan kategori tersebut, maka dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini.


(50)

Tabel 4.8

Sebaran Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Responden Jumlah Persentase (%)

Baik 54 50

Buruk 54 50

Jumlah 108 100

Pada tabel 4.8. terlihat bahwa setengah dari total responden yaitu sebanyak 54 responden (50%) memiliki sikap yang baik terhadap imunisasi, dan setengah responden yang lain, yaitu 54 responden (50%) memiliki sikap yang buruk terhadap imunisasi. Pada penelitian ini didapatkan hasil responden yang memiliki sikap baik sama banyaknya dengan responden yang memiliki sikap buruk, hal ini dikarenakan pembagian kelompok sikap responden pada penelitian ini hanya dua kelompok, yaitu baik dan buruk. Sedangkan responden yang memiliki sikap cukup atau sedang tetap dimasukkan ke dalam kelompok buruk karena memiliki skor < median. Sehingga menyebabkan jumlah responden yang memiliki sikap buruk sama dengan responden yang memiliki sikap baik.

Menurut penelitian Muhammad (2002) sebaran responden berdasarkan sikap ibu terhadap imunisasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu; baik, kurang, dan buruk. Ibu yang memiliki sikap yang baik terhadap imunisasi yaitu sebanyak 37 responden (48,6%), Ibu yang memiliki sikap kurang terhadap imunisasi yaitu sebanyak 37 responden (48,6%), dan Ibu yang memiliki sikap buruk terhadap imunisasi hanya 2 responden (2,8%).

4.3.8. Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku responden tentang imunisasi pada balita dilihat dari beberapa pertanyaan mengenai imunisasi dasar lengkap pada balita. Pertanyaan terdiri dari 4 pernyataan. Skor nilai pernyataan responden tertinggi 8 dan nilai terendah 0. Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor nilai perilaku responden tersebut dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu baik dan kurang baik dengan dasar pengkategorian adalah nilai median (karena data tidak berdistribusi normal) yaitu 8. Perilaku baik bila


(51)

jumlah nilai skor > median dan perilaku buruk bila jumlah nilai skor < median.

Berdasarkan kategori tersebut, maka dapat dilihat sebaran responden pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku Responden Jumlah Persentase (%)

Baik 101 93,5

Buruk 7 6,5

Jumlah 108 100

Pada tabel 4.9. terlihat bahwa mayoritas dari total responden yaitu sebanyak 101 responden (93,5%) memiliki perilaku yang baik tentang pelaksanaan imunisasi, sedangkan 7 orang responden yang lain (6,5%) memiliki perilaku yang buruk tentang pelaksanaan imunisasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas tentang gambaran pengetahuan imunisasi yang buruk dan sikap terhadap imunisasi yang cukup baik, tetapi mereka masih tetap berusaha berperilaku baik terhadap imunisasi yaitu tercermin dari perilaku responden yang tetap mau memberikan imunisasi dasar lengkap dan sesuai dengan jadwal kepada anak mereka walaupun sebenarnya mereka tidak tahu tujuan imunisasi tersebut.

Menurut penelitian Muhammad (2002) sebaran responden berdasarkan perilaku ibu terhadap imunisasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu; perilaku baik, perilaku kurang, dan perilaku buruk. Ibu yang memiliki perilaku yang baik terhadap imunisasi yaitu sebanyak 37 responden (48,6%). Ibu yang memiliki perilaku kurang terhadap imunisasi sebanyak 24 responden (31,5%). Ibu yang memiliki perilaku buruk terhadap imunisasi sebanyak 15 responden (19,9%).


(52)

4.3.8.1 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik Tabel 4.10

Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik

Pengetahuan Responden Jawaban

Benar % Salah %

Pemberian imunisasi sesuai jadwal 102 94,4 6 5,6

Pemberian imunisasi lengkap pada anak

103 95,4 5 4,6

Menyadari pentingnya imunisasi lengkap pada anak

108 100 0 0

Pada tabel 4.10. dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden memiliki perilaku yang baik terhadap imunisasi, yaitu sebanyak 102 responden (94,4%). tentang pemberian imunisasi pada anak sesuai dengan jadwal, sebagian besar responden juga memberikan imunisasi lengkap pada anak mereka yaitu sebanyak 103 responden (95,4%), dan seluruh dari total responden yaitu sebanyak 108 responden (100%) menyadari tentang pentingnya pemberian imunisasi lengkap pada anak mereka.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas tentang gambaran pengetahuan imunisasi yang buruk dan sikap terhadap imunisasi yang cukup baik, tetapi mereka masih tetap berusaha berperilaku baik terhadap imunisasi yaitu tercermin dari perilaku responden yang tetap mau memberikan imunisasi dasar lengkap dan sesuai dengan jadwal kepada anak mereka walaupun sebenarnya mereka tidak mengetahui tujuan dari imunisasi tersebut. Perilaku responden mengenai pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal sangat baik, karena hanya 6 responden yang menjawab tidak memberikan imunisasi sesuai dengan jadwal kepada anak mereka atau sekitar (5,6%), karena pemberian imunisasi sesuai jadwal memang penting dengan tujuan agar kadar antibodi yang dibuat oleh tubuh cukup efektif untuk menahan serangan kuman.

Perilaku responden mengenai pemberian imunisasi lengkap kepada anak juga sangat baik, terbukti dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab dengan benar, sedangkan yang tidak menjawab dengan benar hanya sebanyak 5 orang dari total responden (4,6%).


(53)

42

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Dilihat dari usia responden, pada umumnya responden berusia 20-40 tahun (sembilan puluh lima koma empat persen), responden yang berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 5 responden (4,6%), dan tidak ada responden yang berusia kurang dari 20 tahun.

2. Dilihat dari segi pendidikan kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan sedang yaitu sekitar 84 responden (77,8%), tingkat pendidikan rendah sebanyak 14 responden (13%), dan responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 10 responden (9,3%).

3. Dilihat dari pekerjaan, mayoritas responden hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu 87 responden (80,6%), karyawan sebanyak 12 responden (sebelas koma satu persen), guru 6 responden (5,6%), dan yang bekerja sebagai wiraswasta hanya 3 responden (2,8%).

4. Dilihat dari penghasilan sebagian besar responden memiliki tingkat penghasilan tinggi yaitu sebanyak 58 responden (53,7%), responden yang memiliki penghasilan rendah 45 responden (41,7%), dan yang berpenghasilan sedang hanya 5 responden (4,6%).

5. Sumber informasi terbanyak dan paling berkesan ialah bidan (49,1%). 6. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik, yaitu 59

responden (54,6%).

7. Setengah dari total responden memiliki sikap yang baik yaitu 54 responden (50%).

8. Sebagian besar ibu memiliki perilaku yang baik yaitu 101 responden (sembilan puluh tiga koma lima persen).


(54)

5.2. Saran

1. Dengan adanya penelitian ini, bagi Puskesmas diharapkan dapat membuat program yang lebih bersifat promotif dan preventif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan program imunisasi pada balita.

2. Bagi kedokteran komunitas dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan komunitas secara menyeluruh, diperlukan peningkatan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat yang berhubungan dengan imunisasi pada balita.

3. Bagi petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang imunisasi.

4. Bagi peneliti lain perlu penelitian lanjutan dengan mengkombinsasikan penelitian deskriptif dengan mencai hubungan untuk menggali lebih banyak informasi tentang pengetahuan sikap dan perilaku tentang imunisasi pada balita.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics. Active Immunization. Dalam pickering LK., Penyunting. Red Book 2000, Report of the Committee on Infectious Diseases. Edisi ke 25. Elk Grove Village : American of Pediatrics;2000, h 6-26.

American Academy of Pediatric Measles in: Pickering LK editor Red book: 2006 report of the Committee of infectious Disease. 27th ed.Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics;2006, h 441-52.

Balisteri W.Acute and chronic viral hepatitis. Dalma Suchy FJ, penyunting Liver Disease in Children, edisi ke-2, St.Louis:Mosby;2000, h 460-509.

CDC. Guidelines for the investigation of contacts of persons with infectious tuberculosis. Recommendations from the National tuberculosis Controllers Associations ann CDC – MMWR Recommendation Report;2005, h 1-37.

CDC.Preventing tetanus,diphtheria,and pertusis amongadolescents: us of tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid and acellular pertucis vaccines: recomendantions of the Adisory Committee of Immunization Practices (ACIP) MMWR Reccom Rep;2006, h 1-33.

CDC.Poliomyelitis. In Atkinson W, Hamborsky J Epiemiology and prevention of vaccine-preventable disease. 9th ed. Washington DC; Public HealthFoundation;2006, h 97-110.

Cell Mediated Immune Responses: Activition of T Lymphocytes by Cell Abul K.Abbas, Andrew H.Lichtman, penyunting Basis Immunology, functions and disorders of the immune system. Edisi pertama. W.B.Saunders;2001, h 87-108.


(56)

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Nasional (Gerdunas TB). Jakarta: Depkes & Kesos;2000.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Sensus Kesehatan Rumah Tangga (SKRT);2004

Depkes. RI. Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2010. Penerbit Departemen Kesehatan RI. Jakarta;2004. h 20-25.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2007

Grabenstein JD.ImmunoFacts: Vaccines and Immunologic Drugs. St,Louis, MO. Wolters Kluwer Health, Inc;2006, h 90-94.

Humoral Immune Responses: Activation of B lymphocytes and Production of Antibodies. Dalam: Abul K.Abbas, Andrew H.Lichtman, penyunting. Basic immunology, functions and disorders of immune system. Edisi pertama W.B Saunders;2001, h 125-45.

Kliegman RM, Behrman RE,Jenson HB, Stanson BF, editorts. Nelson Textbook of pediatrics. Edisi 18. Philadelphia: Saunders Elsevier;2007, h 100-105.

Lok AS,Mc Mahon BJ;Practice Guidelines Committee, American Assotiation for the Study of Liver Disease (AASLD). Chronic hepatitis B: Update of recommendations Hepatology;2004, h 857-61.

Mardiansyah D.A . Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi di posyandu desa Tonjong Brebes Jawa Tengah;2009.


(57)

Muhammad A. pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidak bekerja tentang imunisasi di PT . Olagafood Industri kawasan Tanjung Morawa. Medan;2002

National Health and Medical Research Council. National Immunisation Program: The Austtralian Immunisation. Edisi ke-9. Commenwealth of Australia;2008.

Satgas Imunisasi IDAI. Pedoman Imunisasi Di Indonesia, Sari Pediatri; Edisi 3;2008, h 131-71.

Suharsono. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu-ibu keturunan Cina yang mempunyai bayi baru lahir tahun 1994 terhadap imunisasi bayi di Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Propinsi Sumatera Selatan tahun 1996. Skripsi. Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara;1996, h 68-73.

WHO, Unicef, The World Bank. State of the World’s Vaccines and Imminizaton. Geneva: WHO;2002


(58)

45

(INFORMED CONSENT) Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ……… Umur : ……… tahun

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, 2009

Mengetahui Yang menyetujui

Penanggung jawab penelitian Peserta


(59)

Lampiran 2

LAMPIRAN

KUESIONER PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK

DI PUSKESMAS CIPUTAT BARAT TAHUN 2009

No. Kuesioner :

I. Identitas Responden

1) Nama :

...

2) Alamat :

...

3) Usia :

...

4) TTL : ...,

...

5) Pendidikan :1. Tidak pernah sekolah 4. Tamat SMP 2. Tidak tamat SD 5. Tamat SMU

3. Tamat SD 6. Tamat Perguruan Tinggi

6) Pekerjaan : 1. Ibu Rumah Tangga 4.Bidan/petugas kesehatan

2. Karyawan 5. Wiraswasta

3. Guru 6. Lain-lain

7) Jumlah anak : (...) orang

8) Penghasilan/bln: 1. Suami Rp.

………..

2. Istri Rp.

………..

3. Anggota keluaraga lain Rp. ………..


(60)

(Lanjutan)

II. Pengetahuan

1) Apa yang Ibu ketahui tentang imunisasi pada anak? (jawaban boleh lebih dari satu)

a) Pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. b) Pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

c) Jawaban salah semua

d) Tidak tahu

2) Dimanakah ibu bisa nendapatkan imunisasi untuk anak anda? (jawaban boleh lebih dari satu)

a) POSYANDU

b) PUSKESMAS

c) RS bersalin

d) RS umum

e) Tidak tahu

3) Iminuisasi apa sajakah yang termasuk dalam imunisasi dasar pada anak? (jawaban boleh lebih dari satu)

a) BCG

b) DPT

c) Polio

d) Campak

e) hep B


(61)

(Lanjutan) 4) Apa yang ibu ketahui tentang imunisasi BCG?

a) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit TBC b) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Difteri dan

Tetanus

c) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Polio d) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Campak e) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Infeksi hati f) Tidak tahu

5) Kapankah imunisasi BCG diberikan..? a) <2 bulan

b) 8 bulan

c) 1 tahun 6 bulan

d) 10 bulan

e) Tidak tahu

6) Apa yang ibu ketahui tentang imunisasi DPT?

a) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit TBC b) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Difteri dan

Tetanus

c) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Polio d) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Campak e) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Infeksi hati f) Tidak tahu

(Lanjutan) 7) Kapan sajakah imunisasi DPT dasar diberikan..?

a) 2,4, dan 6 bulan

b) 8 bulan

c) 1 tahun 6 bulan

d) 10 bulan


(62)

8) Apa yang ibu ketahui tentang imunisasi hep B?

a) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit TBC b) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Difteri dan

Tetanus

c) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Polio d) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Campak e) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit hepatitis B f) Tidak tahu

9) Kapankah imunisasi hep B pertama kali diberikan..?

a) 2 bulan

b) 8 bulan

c) Sejak lahir

d) 10 bulan

e) Tidak tahu

10) Apa yang ibu ketahui tentang imunisasi polio?

a) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit TBC b) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Difteri dan

Tetanus

c) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Polio d) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Campak

(Lanjutan)

e) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit hepatitis B f) Tidak tahu

11) Kapankah imunisasi polio-0 diberikan..?

a) 9 bulan

b) 8 bulan

c) Sejak lahir

d) 10 bulan


(63)

12) Apa yang ibu ketahui tentang imunisasi campak..?

a) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit TBC b) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Difteri dan

Tetanus

c) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Polio d) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit Campak e) Imunisasi yang diberikan untuk perlindungan Penyakit hepatitis B f) Tidak tahu

13) Kapankah imunisasi campak pertama kali diberikan..?

a) 2 bulan

b) 8 bulan

c) Sejak lahir

d) 9 bulan

e) Tidak tahu

(Lanjutan) 14) Apakah yang ibu mengetahui tentang imunisasi lain?

Bila ya,sebutkan.. 1……….. 2……….. 3……….. 4……….. 5……….. 6………..

III. Sikap

1) Imunisasi diberikan agar anak terhindar dari penyakit?

a) Setuju

b) Tidak setuju


(64)

2) Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari pemberian imunisasi?

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

3) Pemberian imunisasi dasar berulang (seperti DPT I&II) diberikan agar kekebalan tubuh anak tetap terlindungi?

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

(Lanjutan) 4) Imunisasi yang diberikan ibu kepada anaknya dapat mensukseskan

program pemerintah?

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

5) Diperlukan adanya imunisasai lain seperti Hib untuk mencegah penyakit radang otak?

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

6) Diperlukan adanya imunisasai lain seperti MMR untuk mencegah penyakit campak,gondong,dan rubella?

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

7) Diperlukan adanya imunisasai lain seperti Thyfoid yang diberikan untuk mencegahpenyakit thyfoid?

a) Setuju

b) Tidak setuju


(65)

8) Diperlukan adanya imunisasai lain seperti Hepatitis A mencegah penyakit hepatitis A?

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

(SKOR : a= 1, b,c =0 )

9) Peran Ibu dan keluarga sangat penting untuk mencegah penyakit pada anak dengan memberikannya imunisasi

a) Setuju

b) Tidak setuju

c) Tidak tahu

IV.Perilaku

1) Apakah anda menyadari pentingnnya pemberian imunisasi pada anak anda?

a) Ya

b) Tidak

c) Tidak tahu

2) Apa Ibu memberikan imunisasi kepada anak ibu sesuai jadwal yang telah ditetapkan?

a) Ya

b) Tidak

c) Tidak tahu

3) Apa Ibu memberikan imunisasi lengkap pada anak ibu?

a) Ya

b) Tidak


(1)

75 Tingkat pendidikan responden


(2)

Tingkat penghasilan responden

Informasi imunisasi paling berkesan

)


(3)

Tingkat pengetahuan imunisasi BCG

Tingkat pengetahuan imunisasi DPT

Tingkat pengetahuan jadwal imunisasi Hep B


(4)

Tingkat pengetahuan jadwal imunisasi Campak

Tingkat Sikap terhadap imunisasi

Tingkat Perilaku terhadap imunisasi


(5)

Tingkat Perilaku terhadap pemberian imunisasi lengkap pada anak


(6)

Lampiran 5

RIWAYAT PENULIS Identitas:

Nama : NURUL HUDA

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 19 April 1987

Alamat : Jl.Cempaka Putih 1 no 32 Rt 002/003 Rempoa Tangerang

15412

No. telepon : +6281 3858 236 87

+6221 9423 412

E-mail : nunu_at_medico @yahoo.com

Pendidikan:

1. TK Alqur’an Pondok Pinang (1992-1993)

2. Madrasah ibtidaiyah Pembangunan UIN JKT SH (1999-1999)

3. Madrasah tsanawiyah Pembangunan UIN JKT SH (1999-2002)

4. SMUN 87 Jakarta (2002-2005)