Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS TELADAN MEDAN TAHUN 2010

Oleh :

RABITHAH IRHAM 070100197

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS TELADAN MEDAN TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KELULUSAN SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

RABITHAH IRHAM 070100197

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010

Nama : Rabithah Irham

Nim : 070100197

Pembimbing Penguji I

( dr. Zulkarnain Rangkuty, Msi) (dr. Tetty Aman Nasution, M. Med, Sc) NIP : 19520917 198112 1 001 NIP : 19700101997022001

Penguji II

(dr. Sufitni, M. Kes)

NIP: 19720404 200112 2001

Medan, 13 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(4)

ABSTRAK

Imunisasi merupakan satu cara untuk mempertahankan sistem imun pada anak secara aktif, dimana dengan imunisasi dapat menurunkan angka insidensi penyakit virus yang menular terutama penyakit campak, yang sangat menular pada anak-anak. Indonesia berkomitmen menurunkan angka kmatian akibat penyakit campak yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga 90%.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross

sectional, Yang telah digunakan untuk mengetahui gambaran Pengetahuan ibu

tentang Imunisasi Campak. dengan sampel yang digunakan 100 ibu di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010. Skor masing-masing kemudian dianalisa, kemudian diinterpretasikan dengan skala kualitatif dengan kriteria baik (>75%), sedang (45%-75%), kurang (<45%).

Setelah dilakukan penelitian didapatkan data dari 100 ibu mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi campak. Hasil rata-rata adalah dengan kriteria baik (70%). Hal ini dikarenakan banyaknya sumber informasi mengenai imunisasi campak dan penyuluhan yang di adakan Petugas Puskesmas dalam keadaan baik.


(5)

ABSTRACT

Immunization is one way to maintain the immune system in children are active, where the immunization may decrease the incidence rate of infectious viral diseases, especially measles in highly contagious in children. Indonesia is committed to reduce the number of famine due to measles can be prevented by immunization to 90%.

This research uses descriptive method with cross sectional design, which has been used to determine the mothers description of measles immunization awareness. With samples which used 100 mothers in Puskesmas Teladan Medan year 2010. Scores of each were analyzed, and interpreted by a qualitative scale with both criteria (> 75%), moderate (45%-75%), less (<45%).

After doing the research data obtained from 100 mothers on maternal knowledge about measles immunization. Average yield is a good criterion (70%). This is because many sources of information about measles immunization and counseling which is held in a state of good health center staff.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas karunianya yang memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak di Puskesmas Teladan Medan” sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.

Dalam penulisan proposal karya tulis ini, saya telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr.Zulkarnain Rangkuty MSi, selaku dosen pembimbing saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam penyelesaian proposal karya tulis ini.

3. dr. Tetty Aman Nasution, M.Med, Sc, dan dr. Sufitni, M.Kes selaku dosen penguji saya yang telah banyak membantu dan memberi arahan kepada saya dalam penyelesaian karya tulis ini.

4. dr. Siti Hajar Haryuna. Sp.THT-KL, sebagai dosen pembimbing akademik dan seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran USU yang telah mendidik dan membimbing saya.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Alm. H.Zainuddin Rambe, ibunda Hj.Wirdah, dan adik saya, atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.

6. Kepada Alpiriyandi yang telah mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(7)

7. Kepada teman satu kelompok Karya Tulis Ilmiah, Rinal Baharsyah, Riri Karina, dan Kurnia Samuel atas kerja samanya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

8. Seluruh teman-teman stambuk 2007 yang mau bertukar pikiran dengan saya, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

9. Pihak PUSKESMAS Teladan Medan, yang telah membantu saya dalam penyelesaian karya tulis ini.

Medan, November 2010

Penulis Rabithah Irham


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Campak ... 4

2.1.1. Definisi Campak ... 4

2.1.2. Etiologi ... 4

2.1.3. Gejala klinis ... 4

2.1.4. Penularan ... 5

2.1.5. Komplikasi ... 5

2.1.6. Pencegahan ... 6

2.2. Tahap Pemberantasan Campak... 6


(9)

2.3.1.Tujuan imunisasi ... 8

2.3.2. Manfaat imunisasi ... 8

2.4. Imunisasi Campak ... 9

2.4.1. Sifat-sifat Vaksin ... 9

2.4.2. Dosis dan Cara Pemberian ... 9

2.4.3. Efek Samping Vaksinasi Campak ... 10

2.5. Pengetahuan ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

3.2. Definisi Operasional ... 13

3.3. Cara Ukur ... 13

3.4. Alat Ukur... 13

3.5. Skala Pengukuran ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1. Jenis Penelitian ... 15

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

4.3. Populasi dan Sampel ... 15

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 16

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 17

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 19

5.1. Hasil Penelitian ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi ... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19

5.1.3. Distribusi Pengetahuan Responden ... 20


(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

6.1. Kesimpulan ... 25

6.2. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman 4.1. Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner 17 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristi Berdasarkan Tingkat Pendidikan 20 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 20 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Campak 21 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Pertanyaan 21 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan 22


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(13)

DAFTAR SINGKATAN

1. KLB : Kejadian Luar Biasa

2. WHO : World Health Organization 3. GMT : Geometric Mean Titer


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2: Pengantar dan Informed Consent Lampiran 3: Kuesioner Penelitian

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian

Lampiran 5: Surat Health Research Ethical Commitee Lampiran 6: Data Induk

Lampiran 7: Output Data Hasil Penelitian Lampiran 8: Uji Validitas dan Reliabilitas


(15)

ABSTRAK

Imunisasi merupakan satu cara untuk mempertahankan sistem imun pada anak secara aktif, dimana dengan imunisasi dapat menurunkan angka insidensi penyakit virus yang menular terutama penyakit campak, yang sangat menular pada anak-anak. Indonesia berkomitmen menurunkan angka kmatian akibat penyakit campak yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga 90%.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross

sectional, Yang telah digunakan untuk mengetahui gambaran Pengetahuan ibu

tentang Imunisasi Campak. dengan sampel yang digunakan 100 ibu di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010. Skor masing-masing kemudian dianalisa, kemudian diinterpretasikan dengan skala kualitatif dengan kriteria baik (>75%), sedang (45%-75%), kurang (<45%).

Setelah dilakukan penelitian didapatkan data dari 100 ibu mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi campak. Hasil rata-rata adalah dengan kriteria baik (70%). Hal ini dikarenakan banyaknya sumber informasi mengenai imunisasi campak dan penyuluhan yang di adakan Petugas Puskesmas dalam keadaan baik.


(16)

ABSTRACT

Immunization is one way to maintain the immune system in children are active, where the immunization may decrease the incidence rate of infectious viral diseases, especially measles in highly contagious in children. Indonesia is committed to reduce the number of famine due to measles can be prevented by immunization to 90%.

This research uses descriptive method with cross sectional design, which has been used to determine the mothers description of measles immunization awareness. With samples which used 100 mothers in Puskesmas Teladan Medan year 2010. Scores of each were analyzed, and interpreted by a qualitative scale with both criteria (> 75%), moderate (45%-75%), less (<45%).

After doing the research data obtained from 100 mothers on maternal knowledge about measles immunization. Average yield is a good criterion (70%). This is because many sources of information about measles immunization and counseling which is held in a state of good health center staff.


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Menurut Soegijanto (2008) penyakit campak adalah penyakit akut yang disebakan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak. ditandai dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik’s spot), diikuti dengan erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bertahun-tahun kejadian penyakit campak terjadi pada anak-anak balita meminta banyak korban tetapi masyarakat belum menyadari bahayanya (Ranuh dkk, 2008).

Di Dunia diperkirkan setiap tahun terdapat 30 juta orang yang menderita campak. Pada tahun 2002 dilaporkan kematian campak di dunia sebanyak 777.000 dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% dari kematian campak tersebut dari Indonesia. Tahun 2005 diperkirakan 345.000 kematian di seluruh Dunia, yang terbanyak terjadi pada anak-anak (Depkes, dalam Hartati, 2008).

Kejadian penyakit campak sangat berkaitan dengan keberhasilan program imunisasi campak. Indikator yang bermakna untuk menilai ukuran kesehatan masyarakat di Negara berkembang adalah imunisasi campak. Bila cakupan imunisasi mencapai 90%, maka dapat berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan angka kematian sebesar 80-90%. Amerika Serikat mencapai eradikasi campak pada tingkat cakupan sekitar 90%. Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan KLB. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian Imunisasi Campak. Tanpa program imunisasi attack rate 93,5 per 100.000 (Depkes, dalam Hartati, 2008). Kasus Campak dengan gizi buruk akan meningkatkan Case Fatality Rate (Depkes, dalam Hartati, 2008).


(18)

Pada awal tahun 1980, pada waktu angka cakupan Imunisasi Camapk global hanya 20%, didapatkan lebih dari 90 juta kasus.pada pertengahan tahun 1990, dengan angka cakupan 80%, angka tersebut turun tajam sampai 20 juta kasus. Jadi, bahkan dengan angka cakupan 80%,masih sulit untuk mencapai target eradikasi Global. Sesuai dengan Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) tahun 2003, Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi diantaranya penyakit campak hingga 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000 (Depkes RI, 2009).

Menurut Soegijanto (2008) World Health Organization (WHO) dengan Programnya The Expanded Programme on Immunization telah mencanangkan target global untuk mereduksi insidens Campak sampai 90,5% dan mortalitas sampai 95,5% dari pada tingkat pre-EPI pada tahun 1995. Beberapa negara berhasil hampir mendekati fase eliminasi. Beberapa macam jadwal Imunisasi dan strategi telah digunakan, tetapi ada beberapa Negara yang tidak berhasil. Kegagalan ini biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam meng-implementasikan rencana strategi secara adekuat. Prioritas utama untuk penanggulangan penyakit Campak adalah melaksanakan program Imunisasi lebih efektif. Pada saat ini di negara yang sedang berkembang, angka kejadian Campak masih tinggi dan seringkali dijumpai penyulit,maka WHO menganjurkan pemberian Imunisasi Campak pada bayi berumur 9 bulan, dan strategi untuk eliminasi penyakit Campak adalah melakukan Imunisasi massal pada anak umur 9 bulan sampai 12 tahun, meningkatkan cakupan Imunisasi rutin pada bayi umur 9 bulan, melakukan surveilens secara intensif dan follow-up Imunisasi massal (Ranuh dkk, 2008).


(19)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Imunisasi Campak.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana Pengetahuan Ibu terhadap Imunisasi Campak.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apakah ibu Mengerti tentang penyakit campak.

2. Mengetahui Tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi campak. 3. Mengetahui apakah ibu mengerti Waktu pelaksanaan imunisasi campak

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Menambah wawasan peneliti tentang pengetahuan ibu dalam hal imunisasi campak

2. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk penyuluhan pada masyarakat.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Campak 2.1.1. Definisi

Campak adalah suatu penyakit infeksi virus akut yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit. Cara penularan dengan dropblet dan kontak. Penderita bias menularkan infeksi ini dalam waktu 2 - 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada (Behrman dkk, 2000).

2.1.2. Etiologi

Menurut Soegijanto (2008) penyakit Campak disebabkan oleh karena virus Campak. Virus campak termasuk di dalam famili paramyxovirus. Virus Campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahan pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari 2 jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu -70ºC (Ranuh dkk, 2008).

2.1.3. Gejala klinis

Masa tunas campak mencapai 10 - 20 hari. Gejala Penyakit Campak dapat dibagi dalam 3 stadium yaitu :

1. Stadium Kataral (Prodomal)

Pada stadium kataral ini Biasanya berlangsung selama 4 - 5 hari disertai gejala panas, malaise, batuk, fotophobia, konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik’s spot yang patognomonik bagi morbili. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara klinis gambaran penyakit menyurupai influlensa dan sering di diagnosis sebagai influenza (Behrman dkk, 2000).


(21)

2. Stadium Erupsi

Pada stadium erupsi ini Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertati meningkatnya suhu badan. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit, Rasa gatal, dan muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke tiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya (Behrman dkk, 2000).

3. Stadium Konvalensi

Pada stadium konvalensi Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala pathognomonik untuk morbili. Suhu tubuh menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi (Behrman dkk, 2000).

2.1.4. Penularan

Virus campak sangat menular, yang artinya penyakit ini dapat ditularkan oleh seseorang pada orang lain. Penularannya Ketika pasien bersin atau batuk. sedikit saja percikan yang keluar bersamaan dengan bersin atau batuk itu mengandung virus yang kemudian tersebar di udara dan dapat bertahan hidup selama 2 jam sehingga berpotensi besar untuk menulari orang lain yang berada dekat dengan pasien. Pada umumnya, virus campak menyebar melalui udara dan bukan melalui cairan (Salajan dkk, 2007)

2.1.5. Komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. tetapi, Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak ialah (FK UI, 1985): 1. Infeksi bakteri


(22)

2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah mengalami perdarahan.

3. Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1.000 – 2.000 kasus.

2.1.6. Pencegahan

Campak dapat dicegah dengan cara menjaga kesehatan kita dengan makanan yang sehat, berolah raga yang teratur, istirahat yang cukup, dan paling efektif cara pencegahannya adalah dengan melakukan Imunisasi. Pemberian Imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan sekali suntikan, dan diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih (Saroso, 2010).

2.2. Tahapan Pemberantasan Campak

Pemberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan kriteria pada Tiap tahap yang berbeda-beda (Saroso, 2010).

a. Tahap Reduksi

Tahap reduksi campak dibagi dalam 2 tahap 1) Tahap pengendalian campak.

Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi >80%, dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4-8 tahun.

2) Tahap pencegahan KLB.

Pada tahap ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB relatif lebih panjang (Saroso, 2010).

b. Tahap Eliminasi

Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (>95%), dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai tidak terlindung (susceptable) harus diselidiki dan mendapat Imunisasi tambahan (Saroso, 2010).


(23)

c. Tahap Eradikasi

Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah tidak ditemuka n. Transmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara-negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi. Pada TCG Meeting, Dakka, 1999, menetapkan Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya KLB. Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara-negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.

Reduksi campak mempunyai 5 strategi yaitu :

1. Imunisasi rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan, anak Sekolah Dasar Kelas 1 (belum dilaksanakan secara nasional) dan imunisasi tambahan atau suplemen. 2. Surveilans campak.

3. Penyelidikan dan penanggulangan KLB. 4. Manajemen kasus.

5. Pemeriksaan laboratorium.

Surveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik surveilans eradikasi polio. Kendala utama yang dihadapi adalah kelengkapan data/laporan rutin Rumah Sakit dan puskesmas yang masih rendah, beberapa KLB campak yang tidak terlaporkan, pemantauan dini (SKD-KLB) campak pada desa-desa berpotensi KLB pada umumnya belum dilakukan dengan baik terutama di puskesmas, belum semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta ikut berkontribusi melaporkan bila menemukan campak (Saroso, 2010).

2.3. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit. Ada dua macam kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang


(24)

diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan waktu paruh imunoglobulin lainnya pendek. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara ilmiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik (Akib dkk, 2008).

2.3.1. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu di Dunia seperti pada imunisasi cacar (Akib dkk, 2008).

2.3.2. Manfaat Imunisasi

Manfaat imunisasi ada 3, yaitu : 1. Untuk anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

2. Untuk keluarga

Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.

3. Untuk negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Saroso, 2010).


(25)

Imunisasi campak adalah vaksin hidup yang dilemahkan dari galur virus dengan antigen tunggal yang dibiakkan dalam embrio ayam (Baratawidjaja dkk, 2009).

Menurut Soegijanto (2008) pada tahun 1963, telah dibuat dua jenis vaksin campak:

a. Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe Edmonston B).

b. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan artinya virus campak yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam aluminium (Ranuh dkk, 2008).

2.4.1. Sifat-Sifat Vaksin

Seperti virus campak, virus vaksin campak sangat stabil bila disimpan pada suhu antara -70°C dan -20ºC. berdasarkan persyaratan WHO, paparan panas terhadap lyophilized vaksin campak pada suhu 37°C selama satu minggu tidak boleh mengurangi geometric mean titer (GMT) virus melebihi 1 log10. dosis minimum yang harus disuntikkan adalah 1000 unit infeksi. kehilangan kemampuan vaksin untuk menyusun potensinya kembali sebanyak 50% bila berada pada suhu 20ºC selama 1 jam, dan seluruh potensinya akan hilang bila berada pada suhu 37°C selama 1 jam. Vaksin sangat sensitif terhadap sinar matahari, oleh karena itu ia harus disimpan dalam botol gelas yang berwarna. disarankan untuk menyimpan vaksin ditempat gelap dengan temperatur 2º-8°C dan harus digunakan dalam waktu 6 jam (Setiawan, 2008).

2.4.2. Dosis dan cara pemberian

Menurut Soegijanto (2008) dosis dan cara pemberian imunisasi campak ialah :

 Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml.


(26)

 Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular.

 Daya proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai macam cara. Salah satu indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah penurunan angka kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD (Ranuh dkk, 2008).

2.4.3. Efek Samping Vaksinasi Campak

Efek samping vaksin campak hidup (tunggal atau gabungan) umumnya adalah ringan dan terbatas untuk anak-anak yang rentan. Tetapi Anak yang mendapatkan imunisasi campak suhu tubuhnya akan meningkat antara hari ke-7 sampai ke-12 sesudah mendapat imunisasi. Suhu tubuh sampai mencapai 39,5°C biasanya terjadi pada hari ke-9 sampai ke-10 sesudah mendapat imunisasi. Disamping itu, gejala ikutan yang terjadi kebanyakan tidak disebabkan oleh vaksin itu sendiri, tetapi terjadi secara kebetulan. Namun dengan menggunakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, maka reaksi efek samping yang timbul kurang dibandingkan dengan vaksin virus mati. Tetapi sekitar 5-15% anak yang mendapat imunisasi akan mengalami demam tinggi sampai 39,4ºC. Suhu tubuh umumnya meningkat pada hari ke-7 sampai hari ke-12 sesudah imunisasi dan lamanya 1 sampai 2 hari. Tetapi panas yang timbul dirasakan tidak mengganggu anak. Kadang-kadang dapat terjadi kejang-demam dan Ruam pada kulit muncul sekitar 5% anak yang mendapat imunisasi, biasanya terjadi pada hari ke-7 sampai hari ke-10 sesudah mendapat imunisasi, dan lamanya sekitar 2 hari (Setiawan, 2008).

Efek samping pada imunisasi ulang umumnya lebih ringan dan jarang terjadi dibandingkan dengan imunisasi pertama, karena anak sudah mendapat dosis pertama maka ia sudah imun, sehingga pada imunisasi kedua virus vaksin tidak dapat bereplikasi. Efek ikutan imunisasi kedua lebih sering terjadi bila diberikan pada umur 4-6 tahun. gejala ikutan yang terjadi 1 bulan sesudah imunisasi pada anak yang berumur 10-12 tahun sangat jarang terjadi (1,7 atau


(27)

1000), dan yang paling sering berupa munculnya ruam pada kulit dan nyeri sendi (Setiawan, 2008).

2.5. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoajmojo, 2005).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:

a. Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah (Notoatmodjo,2005).

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo,2005).

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya (Notoatmodjo,2005).

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut (Notoatmodjo,2005).


(28)

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo,2005).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang Imunisasi Campak diuraikan berdasarkan pengetahuan ibu terhadap Imunisasi Campak.

Gambar : 3.1. Kerangka konsep Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak

3.2. Definisi Operasional

Pengetahuan yaitu mencakup sejauh mana pengetahuan responden tentang definisi campak, pencegahan campak, gejala campak, komplikasi campak, definisi Imunisasi campak, manfaat Imunisasi campak, tujuan Imunisasi campak, dan efek samping. Hal ini dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden.

Responden diartikan sebagai wanita yang berusia 25-44 tahun dan sudah menikah.

Imunisasi campak diartikan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit.

3.3. Cara Ukur

Cara ukur yang digunakan adalah wawancara.

3.4. Alat Ukur Gambaran Pengetahuan

Imunisasi campak

-Baik

-Sedang


(30)

diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 10. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka ukuran pengetahuan responden menurut Pratomo (1990), dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan memakai skala sebagai berikut :

a. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang Imunisasi campak (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >7).

b. Sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang Imunisasi campak (skor jawaban responden 45%-75% dari nilai tertinggi yaitu 4-7).

c. Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang Imunisasi campak (skor jawaban responden <45% dari nilai tertinggi yaitu <4).

3.5. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dengan menggunakan skala kategorikal berupa skala ordinal.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan desain

cross sectional. Dalam satu rentang waktu tertentu, didapatkan gambaran

pengetahuan responden tentang imunisasi campak di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober 2010, dan bertempat di Puskesmas Teladan Medan.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh responden yang terdaftar di Puskesmas Teladan Medan, sedangkan yang menjadi sampel adalah responden yang berada di Puskesmas dengan kriteria mempunyai bayi yang berusia 9 bulan-1 tahun. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah pemilihan tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling) yang jenis consecutive sampling, dimana semua subyek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

4.3.1 Kriteria Inklusi:

a. Responden yang bersedia menjadi responden setelah mendapatkan lembar penjelasan (Informed Consent)

b. Responden yang mempunyai bayi yang berusia 9 bulan-1 tahun c. Responden yang berada di lokasi penelitian.

4.3.2. Kriteria Eksklusi:


(32)

c. Tidak bersedia menjadi responden.

Rumus besar sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah: n = 2

2

d pq Za

n = jumlah sampel

Zα² = confidence interval (1.96)

p = 0,5 (besar populasi tidak diketahui) q = 1-p

d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki (10%=0,1)

Maka banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah: n = (1,96)²(0,5)(0,5)/(0,1)²

n = 97

Untuk memudahkan dalam penghitungan, besar sampel dibulatkan menjadi sebanyak 100 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner secara cross sectional. Banyaknya pertanyaan yang akan diajukan kepada tiap responden adalah sebanyak 10 pertanyaan dengan bobot nilai tiap pertanyaan yang di jawab dengan benar.


(33)

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dengan menggunakan uji Cronbach (Alpha Cronbach) dengan program SPSS. Sampel dalam uji validitas ini memiliki karakter yang sama dengan sampel dalam penelitian ini, yaitu responden di Puskesmas Medan Petisah. Jumlah sampel yang digunakan dalam uji validitas ini adalah 20 orang. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan 1 Sampai Pertanyaan 10 Variabel No Total Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,641 Valid 0,807 Reliabel

2 0,534 Valid Reliabel

3 0,684 Valid Reliabel

4 0,539 Valid Reliabel

5 0,680 Valid Reliabel

6 0,534 Valid Reliabel

7 0,557 Valid Reliabel

8 0,534 Valid Reliabel

9 0,641 Valid Reliabel


(34)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Proses awal adalah memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Jika ada data belum yang lengkap ataupun ada kesalahan, dapat dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden. Selanjutnya data yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer. Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer dan dilakukan pemeriksaan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Setelah itu data disimpan, lalu hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data penelitian ini berupa SPSS versi 17.0. (Wahyuni, 2008).


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Lokasi

Lokasi penelitian diambil di Puskesmas Teladan Medan. Puskesmas ini merupakan salah satu Puskesmas dari 39 Puskesmas yang terdapat di Kota Medan. Puskesmas Teladan Medan ini berada di Kecamatan Medan Kota. menurut letak dan geografisnya, Kecamatan Medan Kota luasnya 7,78 km2 yang terdiri dari 12 kelurahan. Terletak 30 meter di atas permukaan laut, dengan posisi 20°-30° Lintang Utara dan 98°- 44°Bujur Timur. Adapun batas-batas Kecamatan ini, yaitu:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kependudukannya berdasarkan data statistik pada Kecamatan Medan Kota adalah sebesar 82.783 jiwa.

5.1.2 Deskripsi karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 100 orang. Dari keseluruhan responden ini yang diamati meliputi pendidikan dan umur. Data lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1 dan 5.2


(36)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan

Pendidikan Frekuensi %

D3 36 36

S1 SMA

33 27

33 27

SMP 4 4

Total 100 100

Dari tabel diatas dapat dilihat Tingkat Pendidikan yang terbanyak adalah D3 yaitu sebanyak 36 orang (36,0%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan umur

Umur Frekuensi %

25-29 38 38

30-34 24 24

35-39 20 20

40-44 18 18

Total 100 100

Dari tabel diatas dapat dilihat umur responden yang paling banyak adalah responden yang berumur 25-29 tahun yaitu sebanyak 38 orang (38%).

5.1.3 Distribusi Pengetahuan Responden

Setelah dilakukan penelitian dengan metode cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner, didapatkan distribusi gambaran Pengetahuan responden di Puskesmas Teladan Medan Tentang Imunisasi Campak pada tabel 5.3


(37)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan imunisasi campak

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 70 70

Sedang 4 4

Kurang 26 26

Total 100 100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat tingkat pengetahuan dengan persentase paling tinggi, yaitu 70% adalah tingkat pengetahuan dengan kategori “Baik”.

Sedangkan distribusi frekuensi berdasarkan variabel pertanyaan dari responden dapat diihat pada tabel 5.4 :

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan variabel pertanyaan

No. Pertanyaan Salah Benar Total

1. Pengertian campak 17 83 100

2. Penyebab campak 32 68 100

3. Penularan campak 34 66 100

4. Cara Meningkatkan Kekebalan tubuh

14 86 100

5. Pengertian imunisasi 21 79 100

6. Manfaat imunisasi 46 54 100

7. Efek Pemberian imunisasi campak

22 78 100

8. Efek samping imunisasi campak ke berapa yang lebih ringan

34 66 100

9. Tujuan program imunisasi campak

15 85 100

10. Waktu pemberian imunisasi campak


(38)

Data distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan.

No

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

n % N % n %

1 D3 22 61,1 12 33,3 2 5,6 36

2 S1 28 84,8 5 15,2 0 0 33

3 SMA 18 66,7 8 29,6 1 3,7 27

4 SMP 2 50 1 25 1 25 4

Total 70 26 4 100

Dari data distribusi diatas dapat dilihat untuk tingkat pendidikan D3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 orang (61,1%). Untuk tingkat pendidikan SMP yang memiliki tingkat pengetahuan terendah dalam kategori baik sebanyak 2 orang (5%).

Untuk distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan Umur dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur.

No Umur

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

n % N % N %

1 25-29 26 68,4 11 28,9 1 2,6 38

2 30-34 16 66,7 7 29,2 1 4,2 24

3 35-39 14 70 5 25 1 5 20

4 40-44 14 77,8 3 16,7 1 5,6 18


(39)

Dari data distribusi diatas dapat dilihat untuk umur 25-29 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 26 orang (68,4%). Untuk umur 40-44 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan terendah dalam kategori baik sebanyak 14 orang (77,8%).

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan persentase 70%. Hal ini dikarenakan banyaknya sumber informasi yang di dapat para ibu dari media cetak dan penyuluhan di puskesmas mengenai imunisasi campak dan manfaatnya bagi kesehatan bayi, sehingga para ibu pada penelitian ini mengetahui dan paham tentang imunisasi campak. Sedangkan sebanyak 26% responden mempunyai kategori kurang, karena kurangnya minat dan sumber informasi responden tentang imunisasi campak.

Pada penelitian ini responden yang mengetahui apa yang dimaksud dengan campak sebanyak 83%. Sedangkan 68% responden mengetahui tentang penyebab penyakit campak yaitu karena infeksi virus. Selain itu sebanyak 66% responden mengetahui bagaimana penyakit campak menular serta sebanyak 86% responden mengetahui salah satu cara meningkatkan kekebalan tubuh yaitu dengan imunisasi campak.

Sebanyak 79% responden mengetahui tentang pengertian imunisasi serta 54% mengetahui manfaat imunisasi, sedangkan tentang efek pemberian imunisasi responden yang mengetahuinya sebanyak 78%. Untuk efek samping imunisasi campak yang lebih ringan responden yang mengetahuinya sebanyak 66%, sedangkan 85% responden mengetahui tujuan program imunisasi campak, dan yang mengetahui waktu pemberian imunisasi campak sebanyak 72% responden.

Selain itu pada penelitian ini didapatkan hasil tertinggi yaitu pada pertanyaan nomor 4, Sebanyak 86% responden pada pertanyaan tersebut, yang pertanyaannya mengenai cara meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian responden mengetahui salah satu manfaat imunisasi campak


(40)

Pada pertanyaan nomor 6, yaitu pertanyaan yang didapati nilai terendah. Yang berisi tentang manfaat dari imunisasi. Pada pertanyaan tersebut, responden yang menjawab dengan benar adalah 54 orang dari total 100 orang atau sebesar 54%. Rendahnya pengetahuan ibu tentang pertanyaan ini dikarenakan kurangnya minat para ibu untuk lebih memahami manfaat dari imunisasi itu sendiri, yang apabila tidak dilakukan akan menyebabkan kemungkinan cacat atau kematian akibat penyakit campak (Saroso, 2010). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hartati (2008) tentang Pengetahuan Imunisasi Campak, dimana hasil dari pengetahuan tersebut mendapatkan hasil baik.

Pada hasil analisis distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat yang memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan S1 sebanyak 28 orang (48,8%). Ini mungkin dikarenakan wawasan dan pengalaman pendidikan berpengaruh terhadap keinginan untuk mendapatkan informasi yang baik dan benar. Ini tidak sejalan dengan penelitian Hartati (2008) yang mendapatkan hasil dengan tingkat pengetahuan baik adalah responden dengan tingkat pendidikan sedang yaitu SMA. Perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkan lokasi tempat penelitian yang berbeda.

Pada hasil analisis distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan umur, dapat dilihat yang memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak terdapat pada umur 25-29 sebanyak 26 orang (68,4%), dan pengetahuan yang terendah dalam kategori baik sebanyak 14 orang (77,8%) pada umur 40-44 tahun. Namun hal ini tidak ada perbedaan yang signifikan karena sampel yang dimasukkan populasinya berbeda.


(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengetahuan responden yang berada di Puskesmas Teladan Medan Tentang Imunisasi Campak, didapatkan hasil bahwa :

1. Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah D3 36% 2. Umur responden yang terbanyak adalah 25-29 tahun 38%

3. Tingkat pengetahuan responden di Puskesmas Teladan Medan tentang Imunisasi Campak dalam kriteria baik sebanyak 70 orang 70%

4. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan dalam kriteria baik di dapatkan hasil yaitu, D3 sebanyak 22 orang, S1 sebanyak 28 orang, SMA sebanyak 18 orang, SMP sebanyak 2 orang. 5. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur dalam kriteria baik

di dapatkan hasil yaitu, umur 25-29 sebanyak 26 orang, 30-34 sebanyak 16 orang, 35-39 sebanyak 14 orang, dan umur 40-44 sebanyak 14 orang.

6.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian, peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu : 1. Bagi para peneliti

Diharapkan bagi para peneliti dapat melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan Imunisasi Campak, agar pemberian Imunisasi Campak lebih optimal.

2. Bagi puskesmas

Diharapkan kepada puskesmas di Kota Medan agar lebih banyak melaksanakan penyuluhan, khususnya tentang Imunisasi Campak dan meningkatkan kinerja kerjanya. Hal ini dilakukan agar tidak lagi


(42)

(KLB) serta mengurangi penularan infeksi Campak di Indonesia khususnya di Kota Medan.

3. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat, khusunya para ibu, diharapkan dapat lbih peduli lagi dengan program di Puskesmas, lebih peduli lagi dengan berbagai penyuluhan yang dilaksanakan di Puskesmas, dan lebih banyak lagi menambah wawasan tentang Campak serta Imunisasi Campak.

4. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, agar meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektoral yang terkait dalam memotivasi dan menggerakkan partisipasi masyarakat terhadap program Imunisasi khususnya Imunisasi Campak sehingga diharapkan akan meningkatkan cakupan Imunisasi tersebut.

5. Kepada Kepala Puskesmas Teladan Medan, disarankan agar mengaktifkan petugas Imunisasi dan kader untuk melakukan kunjungan rumah bayi yang tidak Imunisasi dan langsung memberikan penyuluhan kepada orang tua bayi tersebut mengenai Imunisasi


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Akib, Arwin AP, Munasir, Zakiudin & dkk. 2008. Aspek Imunologi Imunisasi. In:

Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Ikatan

Anak Indonesia, 154-159.

Baratawidjaja, K. Garna & Rengganis, Iris. 2009. Imunisasi. In: Immunologi

dasar. Edisi 8. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 528.

Behrman, Richard E, Kliegman, Robert M. & et. Al. 2000. Infeksi Virus:

Campak. In: Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 2. Jakarta: EGC,

1068-1071.

Depkes, 2009. Imunisasi Campak. Jakarta: Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan

Hartati, Emi. 2008. In: Pengaruh Faktor Prilaku Masyarakat Terhadap Perolehan

Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

[Accessed 14 april 2010]

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.118-127.

Pratomo,H dan Sudarti. 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan


(44)

Ranuh, I.G.N, Suyitno, Hariyono & dkk. 2008. Campak. In: Pedoman Imunisasi

di Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Badan Penerbitan Ikatan Dokter Anak

Indonesia, 171-176.

Salajan, Imelda. & Hengst, Ronny. 2007. Campak. In: Media Melawan Bahaya

Campak. Jakarta Selatan: On Track Media Indonesia, 11

Saroso, Sulianti. 2010. Imunisasi Campak (Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.

Dr. Sulianti Saroso

[Accessed 2 Mei 2010]

Sastroasmoro, Sudigdo. & Ismael, Sofyan. 2008. In: Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Setiawan, I Made. 2008. Pengobatan dan Pencegahan. In: Penyakit Campak. Jakarta: CV Sagung Seto, 153-196.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985. Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Bagian Ilmu Kesehatan Anak.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 116.


(45)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rabithah Irham

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 17 Mei 1990

Agama : Islam

Alamat : Jln.Garu II Gg.melati no. 85c Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar N.060812 Medan( 1995-2001 )

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama AL-Azhar Medan ( 2001-2004 )

3. Sekolah Menengah Atas AL-Azhar Medan ( 2004 - 2007 )

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007-Sekarang )


(46)

Lampiran 2

PENGANTAR DAN

INFORMED CONSENT

Pengantar

Saya, Rabithah Irham, mahasiswi FK USU semester VI, sedang melakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak di puskesmas teladan medan Tahun 2010 Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas akhir Community Research Program (CRP).

Saya akan melakukan wawancara selama 10 menit mengenai pengetahuan Ibu tentang imunisasi campak. Semua keterangan yang Ibu sampaikan akan menjadi rahasia penelitian, tidak akan disebarluaskan, dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian.

Informed Consent

Setelah membaca pengantar di atas, maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut. Semua keterangan yang saya sampaikan adalah benar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 15 September 2010


(47)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2010

Nama : ... Umur : ... Pendidikan terakhir : ...

1. Menurut ibu apakah penyakit campak itu ?

a. Penyakit yang ditandai dengan demam, batuk, dan merah – merah pada kulit

b. Penyakit kulit yang mengenai wajah, badan dan alat kelamin c. Penyakit demam tinggi berhari-hari

d. Penyakit yang ditandai dengan sesak nafas dan flu 2. Menurut ibu apa penyebab penyakit campak ?

a. Virus b. Nyamuk c. Bakteri d. Parasit

3. Bagaimana cara penularan penyakit campak ? a. Pada saat bersin atau batuk

b. Melalui sentuhan c. Duduk bersebalahan d. Pada saat bertatapan mata


(48)

4. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh balita secara aktif dan tubuh menjadi kebal terhadap penyakit campak yang dapat dilakukan dengan melalui cara pemberian ?

a. Imunisasi campak b. Transfusi

c. Penyuntikan campak d. Gizi yang cukup

5. Menurut ibu apakah pengertian Imunisasi ?

a. Memberi kekebalan terhadap penyakit dan meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

b. Menyembuhkan segala macam penyakit c. Memberikan kesegaran pada bayi d. Tidak tahu

6. Berikut ini adalah manfaat dari Imunisasi, kecuali :

a. Untuk mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kematian b. Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit

c. Memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat d. Menambah keuangan negara

7. Efek samping sesudah pemberian Imunisasi campak pada bayi, dapat terjadi ? a. Demam tinggi sampai 39,4°C

b. Tidak terjadi apa-apa

c. Suhu tubuh menurun hingga 23°C d. Kondisi bayi jadi melemah

8. Efek samping Imunisasi campak lebih ringan pada Imunisasi campak yang ke berapa ?

a. Pertama b. Kedua

c. Pertama dan kedua


(49)

9. Tujuan program Imunisasi campak yaitu ? a. Memberikan obat-obatan

b. Supaya perawat dekat dengan masyarakat

c. Untuk melindungi anak yang masih muda dari infeksi campak yang dalam jangka waktu yang panjang

d. Agar anak menjadi kuat

10. Menurut ibu sejak kapan anak boleh di Imunisasi campak ? a. Sejak umur 9 bulan

b. Sejak umur 1 tahun c. > 1 tahun


(50)

Lampiran 6

Data Induk

Nama Tingkat Pendidikan

Umur P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Ptot Pkel

ss D3 35-39 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 sedang

de D3 25-29 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 6 sedang

ro D3 40-44 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4 sedang

ev D3 40-44 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 baik

ii SMA 40-44 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7 baik

ar D3 35-39 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 kurang

iis SMA 40-44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 baik

re SMA 25-29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 baik

wi S1 30-34 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

ros S1 35-39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

La S1 30-34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

Sr S1 35-39 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6 sedang

Pu S1 35-39 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

ma D3 40-44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 baik

as SMA 35-39 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 baik

Sy D3 25-29 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 baik

ns S1 25-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik


(51)

wi SMP 40-44 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 baik

id SMA 35-39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

ww SMA 30-34 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 sedang

as SMP 40-44 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 kurang

rf SMP 35-39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

xz SMP 40-44 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6 sedang

cd SMA 30-34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang

fi S1 35-39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

jk S1 25-29 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 sedang

mn SMA 30-34 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 4 sedang

oo SMA 40-44 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 4 sedang

po D3 30-34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

lm D3 40-44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

ki SMA 25-29 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 sedang

jk D3 25-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

ss D3 25-29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 kurang

tu SMA 25-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

ym D3 25-29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 baik

go D3 30-34 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 baik

aa SMA 25-29 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 baik

ad D3 25-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

ab D3 35-39 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 4 sedang


(52)

ar SMA 35-39 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 sedang

mu SMA 25-29 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 sedang

no D3 25-29 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 sedang

su D3 35-39 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 6 sedang

wr D3 25-29 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6 sedang

vi D3 30-34 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 sedang

ee SMA 25-29 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 baik

qa SMA 35-39 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 baik

rt SMA 30-34 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 sedang

et SMA 25-29 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 sedang

rr D3 30-34 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 baik

dd D3 25-29 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5 sedang

hj D3 30-34 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 sedang

ri D3 40-44 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 baik

na SMA 40-44 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 baik

ma SMA 40-44 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 baik

ju S1 40-44 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 baik

rd S1 25-29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 baik

dy D3 30-34 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 6 sedang

de D3 25-29 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 sedang

pu D3 35-39 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

nv D3 30-34 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 baik


(53)

th S1 40-44 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 baik

ki D3 30-34 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 baik

ra S1 40-44 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

su D3 30-34 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 baik

al S1 25-29 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

te S1 25-29 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 sedang

nu S1 40-44 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

ja S1 35-39 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

am S1 25-29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 baik

so D3 25-29 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 baik

st SMA 35-39 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 baik

yo S1 25-29 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

de S1 30-34 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 sedang

in D3 35-39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

zh S1 35-39 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 baik

sh S1 35-39 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 baik

nm SMA 25-29 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 baik

ny S1 25-29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

si SMA 25-29 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

ai S1 25-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

rw D3 25-29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

ys D3 30-34 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 baik


(54)

nt S1 25-29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 baik

pr S1 25-29 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 baik

bj S1 30-34 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 baik

su SMA 25-29 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 baik

ad S1 25-29 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

in S1 30-34 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 baik

rk S1 25-29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

si S1 30-34 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 baik

po S1 25-29 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 6 sedang

ff SMA 40-44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 baik

jh D3 25-29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 baik

np D3 30-34 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 baik


(55)

Lampiran 7

Output Data Hasil Penelitian

Tingkat pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D3 36 36.0 36.0 36.0

S1 33 33.0 33.0 69.0

SMA 27 27.0 27.0 96.0

SMP 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 25-29 38 38.0 38.0 38.0

30-34 24 24.0 24.0 62.0

35-39 20 20.0 20.0 82.0

40-44 18 18.0 18.0 100.0


(56)

Tingkat pendidikan * hasil ukur pengetahuan Crosstabulation

hasil ukur pengetahuan

Total baik kurang sedang

Tingkatpendidikan D3 Count 22 2 12 36

% within Tingkatpendidikan 61.1% 5.6% 33.3% 100.0%

S1 Count 28 0 5 33

% within Tingkatpendidikan 84.8% .0% 15.2% 100.0%

SMA Count 18 1 8 27

% within Tingkatpendidikan 66.7% 3.7% 29.6% 100.0%

SMP Count 2 1 1 4

% within Tingkatpendidikan 50.0% 25.0% 25.0% 100.0%

Total Count 70 4 26 100

% within Tingkatpendidikan 70.0% 4.0% 26.0% 100.0%

Umur responden * hasil ukur pengetahuan Crosstabulation

hasil ukur pengetahuan

Total baik kurang sedang

umurresponden 25-29 Count 26 1 11 38

% within umurresponden 68.4% 2.6% 28.9% 100.0%

30-34 Count 16 1 7 24

% within umurresponden 66.7% 4.2% 29.2% 100.0%

35-39 Count 14 1 5 20

% within umurresponden 70.0% 5.0% 25.0% 100.0%

40-44 Count 14 1 3 18

% within umurresponden 77.8% 5.6% 16.7% 100.0%

Total Count 70 4 26 100


(57)

pKel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 70 70.0 70.0 70.0

kurang 4 4.0 4.0 74.0

sedang 26 26.0 26.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 17.0 17.0 17.0

1 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 32 32.0 32.0 32.0

1 68 68.0 68.0 100.0


(58)

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.0 34.0 34.0

1 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 14 14.0 14.0 14.0

1 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 21.0 21.0 21.0

1 79 79.0 79.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 46.0 46.0 46.0

1 54 54.0 54.0 100.0


(59)

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 22.0 22.0 22.0

1 78 78.0 78.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.0 34.0 34.0

1 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 15.0 15.0 15.0

1 85 85.0 85.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 28.0 28.0 28.0


(60)

(61)

Lampiran 8

Correlations

umur responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 VAR00001

umur responden Pearson Correlation

1 .013 -.033 -.064 -.097 .109 -.033 .052 -.033 .013 -.064 -.060

Sig. (2-tailed) .958 .889 .789 .684 .646 .889 .827 .889 .958 .789 .802

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 1 Pearson

Correlation

.013 1 .464* .183 .546* .490* .464* .404 .464* 1.000** .183 .641**

Sig. (2-tailed) .958 .039 .440 .013 .028 .039 .077 .039 .000 .440 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 2 Pearson

Correlation

-.033 .464* 1 .192 .254 .050 1.000** .174 1.000** .464* .192 .534*

Sig. (2-tailed) .889 .039 .418 .281 .833 .000 .463 .000 .039 .418 .015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 3 Pearson

Correlation


(62)

pertanyaan 4 Pearson Correlation

-.097 .546* .254 .254 1 .459* .254 .397 .254 .546* .254 .539*

Sig. (2-tailed) .684 .013 .281 .281 .042 .281 .083 .281 .013 .281 .014

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 5 Pearson

Correlation

.109 .490* .050 .302 .459* 1 .050 .577** .050 .490* .302 .680**

Sig. (2-tailed) .646 .028 .833 .196 .042 .833 .008 .833 .028 .196 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 6 Pearson

Correlation

-.033 .464* 1.000** .192 .254 .050 1 .174 1.000** .464* .192 .534*

Sig. (2-tailed) .889 .039 .000 .418 .281 .833 .463 .000 .039 .418 .015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 7 Pearson

Correlation

.052 .404 .174 .174 .397 .577** .174 1 .174 .404 .174 .557*

Sig. (2-tailed) .827 .077 .463 .463 .083 .008 .463 .463 .077 .463 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 8 Pearson

Correlation

-.033 .464* 1.000** .192 .254 .050 1.000** .174 1 .464* .192 .534*

Sig. (2-tailed) .889 .039 .000 .418 .281 .833 .000 .463 .039 .418 .015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 9 Pearson

Correlation

.013 1.000** .464* .183 .546* .490* .464* .404 .464* 1 .183 .641**


(63)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 10 Pearson

Correlation

-.064 .183 .192 1.000** .254 .302 .192 .174 .192 .183 1 .684**

Sig. (2-tailed) .789 .440 .418 .000 .281 .196 .418 .463 .418 .440 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

VAR00001 Pearson

Correlation

-.060 .641** .534* .684** .539* .680** .534* .557* .534* .641** .684** 1

Sig. (2-tailed) .802 .002 .015 .001 .014 .001 .015 .011 .015 .002 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics


(1)

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.0 34.0 34.0

1 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 14 14.0 14.0 14.0

1 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 21.0 21.0 21.0

1 79 79.0 79.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 46.0 46.0 46.0

1 54 54.0 54.0 100.0


(2)

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 22.0 22.0 22.0

1 78 78.0 78.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.0 34.0 34.0

1 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 15.0 15.0 15.0

1 85 85.0 85.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 28.0 28.0 28.0

1 72 72.0 72.0 100.0


(3)

(4)

Lampiran 8

Correlations

umur responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 VAR00001

umur responden Pearson Correlation

1 .013 -.033 -.064 -.097 .109 -.033 .052 -.033 .013 -.064 -.060

Sig. (2-tailed) .958 .889 .789 .684 .646 .889 .827 .889 .958 .789 .802

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 1 Pearson Correlation

.013 1 .464* .183 .546* .490* .464* .404 .464* 1.000** .183 .641**

Sig. (2-tailed) .958 .039 .440 .013 .028 .039 .077 .039 .000 .440 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 2 Pearson Correlation

-.033 .464* 1 .192 .254 .050 1.000** .174 1.000** .464* .192 .534*

Sig. (2-tailed) .889 .039 .418 .281 .833 .000 .463 .000 .039 .418 .015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 3 Pearson Correlation

-.064 .183 .192 1 .254 .302 .192 .174 .192 .183 1.000** .684**

Sig. (2-tailed) .789 .440 .418 .281 .196 .418 .463 .418 .440 .000 .001


(5)

pertanyaan 4 Pearson Correlation

-.097 .546* .254 .254 1 .459* .254 .397 .254 .546* .254 .539*

Sig. (2-tailed) .684 .013 .281 .281 .042 .281 .083 .281 .013 .281 .014

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 5 Pearson Correlation

.109 .490* .050 .302 .459* 1 .050 .577** .050 .490* .302 .680**

Sig. (2-tailed) .646 .028 .833 .196 .042 .833 .008 .833 .028 .196 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 6 Pearson Correlation

-.033 .464* 1.000** .192 .254 .050 1 .174 1.000** .464* .192 .534*

Sig. (2-tailed) .889 .039 .000 .418 .281 .833 .463 .000 .039 .418 .015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 7 Pearson Correlation

.052 .404 .174 .174 .397 .577** .174 1 .174 .404 .174 .557*

Sig. (2-tailed) .827 .077 .463 .463 .083 .008 .463 .463 .077 .463 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 8 Pearson Correlation

-.033 .464* 1.000** .192 .254 .050 1.000** .174 1 .464* .192 .534*

Sig. (2-tailed) .889 .039 .000 .418 .281 .833 .000 .463 .039 .418 .015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

pertanyaan 9 Pearson Correlation

.013 1.000** .464* .183 .546* .490* .464* .404 .464* 1 .183 .641**


(6)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 10 Pearson

Correlation

-.064 .183 .192 1.000** .254 .302 .192 .174 .192 .183 1 .684**

Sig. (2-tailed) .789 .440 .418 .000 .281 .196 .418 .463 .418 .440 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

VAR00001 Pearson

Correlation

-.060 .641** .534* .684** .539* .680** .534* .557* .534* .641** .684** 1

Sig. (2-tailed) .802 .002 .015 .001 .014 .001 .015 .011 .015 .002 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items