Pengetahuan, sikap perilaku masyarakata tentang perawatan antenatal di Puskesmas Ciputat tahuan 2009

(1)

PERAWATAN ANTENATAL

DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

Ines Camilla Putri

NIM: 105103003415

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 November 2009

Ines Camilla Putri


(3)

DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S. Ked)

Oleh:

Ines Camilla Putri

NIM: 105103003415

Pembimbing

Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M


(4)

Laporan penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PERAWATAN ANTENATAL DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009 yang diajukan oleh Ines Camilla Putri (NIM: 105103003415), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 11 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 11 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

dr. Nurul Hiedayati, PhD Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed Dr. Erfira, SpM

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. DR (Hc). dr. MK. Tadjudin, Sp. And DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM


(5)

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya yang begitu besar. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dengan kasih sayangnya dan bimbinganya terhadap hamba Allah juga makhluk lainnya yang tiada pernah pudar. Atas nikmat-Nya dan Karunia-Nya Yang Maha Besar rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PERAWATAN ANTENATAL DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan penelitian ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapakan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan begitu banyak nikmat hingga saya dapat mendapatkan pendidikan terbaik sejak lahir hingga sekarang dan membimbing saya untuk selalu menjadi lebih baik tiap saatnya.

2. Prof. Dr. dr. MK. Tadjuddin, SpAnd selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.BioMed sebagai dosen pembimbing

penelitian saya. Terima kasih atas waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini di tengah kesibukan yang ada dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

4. Orang tua tercipnta, Muchni Fuad Chatab dan Laksmi Dahmir, terima kasih atas segala teladan yang diberikan dan doa yang senantiasa mengiring setiap langkah saya dalam perjalanan menyelesaikan pendidikan saya, serta kakak dan adik saya uni vira dan faisal, terima kasih atas dukunganya


(6)

Inggrita W, Najwa K, Ayu T, Dwi A, Dewi, II Holilah, Rahmi I, Ratih A, dan mba Peny terima kasih atas semua nasihat dan dukungannya. Semoga kita dipertemukan di SurgaNya. Novi dan Suci terima kasih atas segala dukungan dan do’anya

6. Kepada sahabat-sahabat ku di PSPD, yang selalu membantu dan mengajari ketika di kelas, Ira S, Ika T, Laeli P, Ratih A, serta kepada seluruh teman-teman ter-Cinta Sophie, Arum, Nita, Iid, Eka, tifa, Inge, Suci dan Sarahsan yang udah bantu mengajarkan SPSS. Kepada Ajeng teman seperjuangan risetku dan joles yang datang membantu untuk mengajarkan urutan skripsi ini.

7. Untuk semua teman-temanku 55 mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter

angkatan 2005, yang telah banyak memberi dukungan baik moril maupun materil selama bersama-sama menjalani pendidikan ini. Terimakasih atas kebersamaan yang sudah terjalin dan tak akan pernah putus.

8. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Wabillahittaufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 11 November 2009

Ines Camilla Putri


(7)

Ines Camilla Putri. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Tentang Perawatan Antenatal Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Dalam rangka mengurangi tingkat angka kematian ibu dan bayi, pemerintah menjalankan salah satu program yang di sebut dengan program perawatan antenatal. Perawatan antenatal merupakan program pemerintah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamialn, persalinan dan nifas dengan selamat hingga sistem reproduksi kembali menjadi normal kembali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di Puskesmas Ciputat tentang Perawatan Antenatal. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Data penelitian ini didapatkan melalui penyebaran kuesioner yang dipandu oleh peneliti kepada masyarakat di Puskesmas Ciputat. Dari 105 kasus yang berhasil terkumpul, 6,7% adalah laki-laki dan 93,3 % adalah perempuan. Jumlah anak responden yang mengikuti kuesioner rata – rata sekitar 1 – 2 anak. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 54,3% responden memiliki pengetahuan baik, 34,3% memiliki pengetahuan cukup dan 11,4% memiliki pengetahuan kurang. Sedangkan untuk sikap, 60% responden memiliki sikap yang baik dan 40% memiliki sikap cukup. Pada penilaian perilaku, didapatkan 76% responden memiliki perilaku yang baik, 21,9% memiliki perilaku cukup dan 5,7% memiliki tingkat perilaku kurang. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilku masyarakat Ciputat tentang perawatan Antenatal sudah baik, namun tetap perlu ditingkatkan dan disosialisasikan kembali tentang pentingnya perawatan antenatal pada masyarakat agar dapat mengurangi tingkat angka kematian ibu dan bayi.

Kata Kunci : Antenatal, pengetahuan, Sikap, Perilaku


(8)

Ines Camilla Putri. Medicine Program. Knowledge, Attitude, And Behaviour People About Antenatal Care In Ciputat Centre Of Public Health, At 2009.

In order to decrease mortality rate of mother and children, government has applied one of programes that called antenatal care programe. Antenatal care is government’s programe to take care pregnant mothers through pregnancies, during birth the child, and after birth the child until reproducitve system back to normal. The aim of this research was to know how good the knowledge, attitude, and behaviour of the people in Ciputat Centre of Public Health about Antenatal Care. This research is descriptive study. Data were collected using guided questionnaire. From 105 respondents that we collected, it consist of 6,7% men and 93,3% women. Amount of children that respondents have approximately between 1 – 2 children. This research show that 54,3% of respondents have good knowledge, 34,3% have equal knowledge, and 11,4% have low knowledge. And for attitude, 60% respondents have good attitude and 40 % have equal attitude. For behaviour, 76% respondents have good behaviour, 21,9% have equal attitude and 5,7% have attitude. The conclusion of this research, we will get that knowledge, attitude and behaviour from people in ciputat centre of public health about antenatal care is good, but we we should increase socalization of how important of antenatal care to decrese mortality rate of mother and children.

Keywords : Antenatal, knowledge, attitude and behaviour.


(9)

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Antenatal Care... 4

2.1.1 Definisi ... 4

2.1.2 TujuanAntenatal care ... 4

2.1.3 Pentingnya Antenatal care... 5

2.1.4 Kebijaksanaan Program... 5

2.1.5 Cakupan Asuhan Kehamilan ... 6

2.1.6 Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan ... 13

2.1.7 Konseling dalam Kehamilan ... 13

2.2 Kerangka Konsep ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 18

3.1 Metode Penelitian ... 18

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.3 Populasi dan Sampel... 18


(10)

3.6 Kriteria Penelitian... 21

3.6.1 Kriteria Inklusi ... 21

3.6.2 Kriteria Eksklusi ... 21

3.7 Identifikasi Variabel ... 21

3.7.1 Variabel independen... 21

3.7.2 Variabel dependen... 21

3.8 Prosedur Penelitian... 21

3.8.1 Izin Penelitian... 22

3.8.2 Alur Penelitian... 22

3.9 Batasan Operasional... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 24

4.1 Hasil Penelitian ... 24

4.1.1 Karakteristik responden... 24

4. 1.2 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Perawatan Antenatal... 26

4.1.3 Tingkat Penilaian Sikap... 27

4.1.4 Tingkat Penilaian Perilaku ... 27

4.1.5 Gambaran Jenis Kelamin terhadap Tingkat Pengetahuan.... 28

4.1.6 Gambaran Jenis Kelamin terhadap Nilai Sikap... 29

4.1.7 Gambaran Jenis Kelamin terhadap Nilai perilaku... 29

4.1.8 Gambaran Paritas terhadap Tingkat Pengetahuan... 30

4.1.9 Gambaran Paritas terhadap Nilai Sikap... 30

4.1.10 Gambaran Paritas terhadap Nilai Perilaku ... 30

4.1.11 Gambaran Pendidikan terhadap Tingkat Pengetahuan... 31

4.1.12 Gambaran Pendidikan terhadap Nilai Sikap ... 31

4.1.13 Gambaran Pendidikan terhadap Nilai perilaku ... 32

4.1.14 Gambaran Penghasilan terhadap Tingkat Pengetahuan ... 33

4.1.15 Gambaran Penghasilan terhadap Nilai Sikap ... 33

4.1.16 Gambaran Penghasilan terhadap Nilai Perilaku ... 34


(11)

4.1.18 Gambaran Presentase antara Tingkat Pengetahuan

Terhadap Perilaku... 35

4.1.19 Gambaran Presentase antara Nilai Sikap dengan perilaku ... 36

4.2 Pembahasan... 36

4.2.1 Karakteristik Responden ... 36

4.2.2 Tingkat Pengetahuan ... 37

4.2.3 Tingkat Sikap ... 38

4.2.4 Tingkat Perilaku ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA... 42

LAMPIRAN... 43


(12)

Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi Tetanus pada Ibu Hamil ... 7

Tabel 2.2 Memantau Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal) ... 12

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 24

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kenis Kelamin... 24

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 25

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas (Jumlah anak) ... 25

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan... 26

Tabel 4.6 Pengetahuan Responden Terhadap Perawatan Antenatal ... 26

Tabel 4.7 Kategori Tingkat Pengetahuan Terhadap Perawatan Antenatal ... 26

Tabel 4.8 Sikap Responden Terhadap Perawatan Antenatal ... 27

Tabel 4.9 Kategori Tingkat Sikap Terhadap Perawatan Antenatal... 27

Tabel 4.10 Perilaku Responden Terhadap Perawatan Antenatal ... 27

Tabel 4.11 Kategori Tingkatan Perilaku Terhadap Perawatan Antenatal... 28

Tabel 4.12 Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 28

Tabel 4.13 Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Nilai Sikap... 29

Tabel 4.14 Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Nilai Perilaku... 29

Tabel 4.15 Gambaran Paritas Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 30

Tabel 4.16 Gambaran Paritas Terhadap Nilai Sikap... 30

Tabel 4.17 Gambaran Paritas Terhadap Nilai Perilaku ... 31

Tabel 4.18 Gambaran Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan... 31

Tabel 4.19 Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Sikap... 32

Tabel 4.20 Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Perilaku... 32

Tabel 4.21 Gambaran Penghasilan Terhadap Tingkat Pengetahuan... 33

Tabel 4.22 Gambaran Penghasilan Terhadap Nilai Sikap ... 33

Tabel 4.23 Gambaran Penghasilan Terhadap Nilai Perilaku ... 34

Tabel 4.24 Gambaran Presentase Tingkat Pengetahuan Terhadap Sikap ... 34

Tabel 4.25 Gambaran Presentase Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku ... 35

Tabel 4.26 Gambaran Presentase nilai sikap terhadap perilaku... 36


(13)

Gambar 2.1 Palpasi Abdomen pada perawatan antenatal ... 12

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 17 Gambar 3.1 Alur penelitian... 22


(14)

xiv

Lampiran 1 Kuesioner pengetahuan, sikap dan perilaku

Masyarakat tentang perawatan antenatal ... 43 Lampiran 2 Output hasil olah data SPSS ... 55 Lampiran 3 Riwayat hidup penulis ... 74


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawatan Antenatal (Antenatal Care/ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara normal dan wajar (Wiknjosastro, 2006). Antenatal ini adalah program perawatan kesehatan sistematik yang dilakukan selama kehamilan sehingga adanya ketidaknormalan dan kemungkinan adanya risiko-risiko pada kehamilan serta komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini (Wiknjosastro, 2006). Dengan demikian program ini diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan (Depkes RI, 2004). WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Hampir semua kasus kematian ini sebenarnya dapat dicegah. WHO juga melaporkan, sekitar 80 % kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan (BKKBN, 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi dikawasan ASEAN walaupun sudah terjadi penurunan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 248 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2007 (BKKBN, 2007). Sedangkan, angka kematian bayi di tahun 2007 mencapai 26,9 persen per 1000 kelahiran hidup dari sekitar 30,8 persen per 1000 kelahiran hidup (BKKBN, 2007).

Beberapa faktor yang melatarblakangi risiko kematian adalah kurangnya partisipasi ibu yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Jika


(16)

ditarik lebih jauh, beberapa perilaku tidak mendukung juga bisa membawa resiko. Sebanyak 16,8% perempuan menolak kehamilannya. Pasangan yang tidak ingin anak lagi (4,6%) atau menunda punya anak (4%). Upaya aborsi selalu menempatkan perempuan dalam situasi hidup dan mati. Selain jumlah anemia ibu hamil sangat tinggi (40%), rendahnya partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) paska persalinan (19,1%) mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu Komplikasi pada saat kehamilan, melahirkan dan pasca persalinan merupakan penyebab utama kematian wanita subur (23 %). Bagi wanita yang berumur 20-24 tahun, komplikasi tersebut merupakan penyebab kematian pada 40% kasus. Komplikasi obstetri yang sering adalah pendarahan, infeksi, eklamsia, abortus dan portus lama adalah (90 %) (Kisnawati, 2007).

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Daerah (SKD) pada tahun 2005 urutan penyebab kematian ibu dari yang terbanyak adalah perdarahan, eklamsi, perdarahan sebelum persalinan, dan infeksi. Kejadian kematian ibu maternal paling banyak adalah waktu bersalin sebesar 49,90 %, kemudian disusul waktu nifas sebesar 30,02 % dan pada waktu hamil 20,08 % (Dinkes Jateng, 2005).

Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus resiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan. Bila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemerikasaan antenatal yang teratur dan pertolongan yang besih dan aman, maka dalam Indonesia sehat 2010 ditargetkan adanya penurunan AKI dan AKB, dengan demikian perawatan antenatal sangat penting dalam menurunkan AKI dan AKB serta mengontrol dan mendeteksi kehamilan risiko tinggi lebih dini (Jalilah, 2008).

Tujuan pelayanan perawatan antenatal adalah menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat (Kisnawati, 2007). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan, sikap dan prilaku masyarakat tentang pentingnya perawatan antenatal, terutama pada masyarakat di puskesmas Ciputat.


(17)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, dapat diuraikan rumusan masalah penelitian :

• Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Ciputat terhadap perawatan antenatal di Puskesmas Ciputat.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

• Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pentingnya perawatan antenatal di Puskesmas Ciputat tahun 2009

1.3.2. Tujuan khusus

• Diketahuinya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pentingnya perawatan antenatal di puskesmas Ciputat tahun 2009

• Diketahui karekteristik masyarakan yang berkunjung ke Puskesmas

Ciputat antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anak, tingkat penghasilan.

1.4.Manfaat Penelitian

• Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk digunakan pada penelitian selanjutnya yang lebih dalam mengenai hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

• Bagi Puskesmas Ciputat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dalam pengadaan penyuluhan di Puskesmas Ciputat dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

• Bagi, Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang perawatan antenatal .


(18)

1.1. Latar Belakang

Perawatan Antenatal (Antenatal Care/ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara normal dan wajar (Wiknjosastro, 2006). Antenatal ini adalah program perawatan kesehatan sistematik yang dilakukan selama kehamilan sehingga adanya ketidaknormalan dan kemungkinan adanya risiko-risiko pada kehamilan serta komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini (Wiknjosastro, 2006). Dengan demikian program ini diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan (Depkes RI, 2004). WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Hampir semua kasus kematian ini sebenarnya dapat dicegah. WHO juga melaporkan, sekitar 80 % kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan (BKKBN, 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi dikawasan ASEAN walaupun sudah terjadi penurunan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 248 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2007 (BKKBN, 2007). Sedangkan, angka kematian bayi di tahun 2007 mencapai 26,9 persen per 1000 kelahiran hidup dari sekitar 30,8 persen per 1000 kelahiran hidup (BKKBN, 2007).

Beberapa faktor yang melatarblakangi risiko kematian adalah kurangnya partisipasi ibu yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Jika


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi

Perawatan Antenatal (Antenatal care/ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2006). ANC dalam beberapa kepustakaan disebut suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Dinkes Jateng, 2005).

2.1.2. Tujuan ANC

1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.

3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau kemungkinan adanya risiko kehamilan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan dan merencanakan pelaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi. 4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal (Jalilah, 2008).


(20)

2.1.3. Pentingnya ANC

Tingginya AKI dan AKB di dunia, menyebabkan diperkenalkan program asuhan antenatal pada akhir abad ke-20 di Amerika Serikat, asuhan antenatal telah menjadi salah satu layanan kesehatan yang paling sering digunakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1998, terdapat lebih dari 41 juta kunjungan antenatal. Dampak asuhan antenatal pada kesehatan ibu, yaitu fokus utama asuhan antenatal saat pertama kali program ini pertama kali dicanangkan pada tahun-tahun pertama abad ke-20, sangat nyata. Di Amerika Serikat, proses pengakuan bahwa angka kematian terlalu tinggi berlangsung lambat sampai sekitar tahun 1920 (Loudon, 1992). Angka kematian ibu telah turun dari 690 per 100.000 kelahiran pada tahun 1920 menjadi 50 per 100.000 kelahiran pada tahun 1955, dan hal ini dikaitkan dengan banyak perkembangan dalam perawatan kesehatan bagi ibu dan bayi – asuhan antenatal adalah salah satu komponennya. Dengan demikian, asuhan antenatal bukanlah suatu akhir melainkan suatu gerbang sistematik bagi perawatan intrapartum dan pascapartum dan bahkan sampai masa kehidupan selanjutnya dari wanita bersangkutan (Gary F Cunning ham,et al.2005).

Studi-studi di Amerika serikat juga menggambarkan bahwa dengan adanya perawatan antenatal dapat meningkatkan berat lahir, mencegah persalinan prematur, mencegah penganiayaan dan penelantaran anak, juga mengurangi prilaku antisosial pada kehidupan selanjutnya (Gary F Cunning ham,et al.2005).

Perawatan antenatal sangat penting dalam menurunkan AKI dan AKB yang sesuai dalam target indonesia sehat 2010 serta mengontrol dan mendeteksi kehamilan risiko tinggi lebih dini.

2.1.4. Kebijaksanaan Program

Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu ; satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu), satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu), dan dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36). Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan segera setelah ibu merasa dirinya hamil. Pemeriksaan ini akan membantu persiapan dan cara merawat diri sendiri selama kehamilan. pemeriksaan ini juga untuk memastikan bahwa semua masalah


(21)

kesehatan yang timbul akan segera dirawat secara dini. Waktu yang paling tepat untuk bertemu dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kehamilan ibu adalah 14 hari setelah tidak menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari (Saifuddin, 2002).

Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah “14 T” yaitu:

1. Timbang berat badan 2. Tekkanan darah 3. Tinggi fundus uteri 4. Tetanus toxoid lengkap

5. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan 6. Tes penyakit menular seksual (PMS)

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 8. Terapi kebugaran

9. Tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory /tes untuk syphilis) 10. Tes reduksi urine

11. Tes protein urine 12. Tes Hb (Haemoglobin) 13. Terapi iodium

14. Terapi malaria, (Saifuddin, 2002).

2.1.5. Cakupan Asuhan Kehamilan

Dalam rangka program pelayanan ANC dalam penilaian untuk menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan imunisasi TT2 dan cakupan pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil.

a. Kunjungan baru ibu hamil (K1).

Kunjungan baru ibu hamil adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. K1 dipakai sebagai indicator aksesabilitas (jangkauan) pelayanan. Angka cakupan K1 yang diperoleh dari jumlah K1 dalam satu tahun dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil diwilayah tersebut (Jalilah, 2008).


(22)

b. Kunjungan antenatal keempat (K4).

Kunjungan ibu hamil keempat K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk menndapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut: minimal 1 kali pada trimester I, minimal 1 kali pada trimester II, dan minimal 2 kali pada trimester III atau tidak ada kunjungan pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Angka cakupan K4 diperoleh dari jumlah K4 dalam satu tahun. Dalam pengolahan program KIA disepakati bahwa cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), yang dipakai sebagai indicator tingkat perlindungan ibu hamil (Jalilah, 2008).

c. Pemberian suntikan TT2

Salah satu standar minimal pelayanan antenatal adalah pemberian imunisasi TT sebanyak dua kali selama kehamilan. Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari Tetanus Neonaturum. Pemberian baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal empat minggu, kecuali bila sebelumnya telah pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali saja (TT ulang). Angka cakupan TT2 diperoleh dari jumlah ibu hamil yang TT2 dalam satu tahun dibagi jumlah sasaran ibu hamil diwilayah kerjanya (Jalilah, 2008).

Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi Tetanus pada Ibu Hamil Antigen Interval (Selang waktu

minimal)

Lama perlindungan % perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99

(Sumber : Saifuddin, 2002)

Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (TN)


(23)

d. Pemberian tablet besi pada ibu hamil

Tujuan pemberian tablet besi adalah unutk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat. Ibu yang menderita anemia cenderung akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Angka cakupan Fe 90 tablet diperoleh dari jumlah ibu hamil yang memperoleh Fe 90 tablet dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja tersebut ((Jalilah, 2008).

2.1.5.1. Pemeriksaan Pertama Kehamilan

Sungguh amat ideal bila setiap wanita hamil mau memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Keuntungannya adalah bahwa kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut. Bila seorang wanita datang dengan haid terlambat dan diduga ada kehamilan, maka dapat ditentukan tanggal perkiraan partus, jika hari pertama haid terakhir diketahui dan siklus ± 28 hari. Rumus yang dipakai ialah rumus Naegele. Perkiraan partus menurut rumus ini : hari + 7, bulan – 3, dan tahun + 1. Misalnya hari pertama haid terakhir tanggal 1 Mei 1990. Perkiraan partus menurut rumus ini jatuh pada tanggal 8 Febuari 1991. Bila hari pertama haid terakhir tanggal 25 Januari 1991, maka perkiraan partus pada (25 + 7)/(13 - 3) – 1991 = 32/10 – 1991 = 1 – 11 – 1991 (Wiknjosastro, 2006).

Bila hari pertama haid terakhir tidak diingat lagi, maka sebagai pegangan dapat dipakai antara lain gerakan-gerakan janin. Umumnya pada primigravida gerakan janin janin dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu dan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu. Dapat pula sebagai pegangan dipakai perasaan nausea yang biasanya hilang pada kehamilan 12 – 14 minggu. Hal-hal yang kiranya mempunyai hubungan dengan kehamilan yang sedang dikandung hendaknya ditanyakan secara hati-haati. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang sudah-sudah perlu pula ditantakan beserta beratnya bayi waktu dilahirkan. Riwayat penyakit-penyakit yang diderita seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus, tuberkulosis paru dan sebagainya (Wiknjosastro, 2006).


(24)

Pada pemeriksaan seluruh tubuh wanita harus diperiksa dengan teliti. Keadaan umum harus baik. Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan harus diperiksa dan dicatat. Jantung, paru-paru, mammae dan seluruh abdomen diperiksa dengan teliti dan dicatat. Mammae harus terpelihara baik, papilla mammae sebaiknya dibersihkan secara teratur dan diberi minyak supaya kulitnya tetap lemas. Sekali-sekali jangan memakai obat yang membuaat kulit kaku, sehingga mudah retak atau pecah bila mulai menyusui bayinya. Bila ada puting yang tertarik ke dalam (retracted nipple), jika dapat, diadakan koreksi. Bila ringan, dapat diadakan tarikan-tarikan, sehingga puting tersebut akhirnya lebih menonjol. Bila terlalu berat harus diatasi dengan pembedahan (Wiknjosastro, 2006).

Jika kehamilan masih muda maka pemeriksaan ginekologi diperlukan : vulva, vagina dan porsio diperisa dan dilihat in spekulo. Pada uterus diperhatikan, letak, besar, bentuk dan konsistensinya. Adneksia juga diraba dengan seksama. Pemeriksaan panggul untuk mengadakan evaluasi akomodasinya hendaknya ditunda oleh karena menimbulkan perasaan sakit. Hal ini disebabkan oleh bagian-bagian lunak jalan lahir yang masih kaku. Jika perlu, dapat diadakan pemeriksaan sitologi vaginal (Wiknjosastro, 2006).

Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah golongan darah (A, B, O), faktor Rhesus, reaksi Wasserman, Kahn, dan serologik lainnya. Kadar hemoglobin, air kencing untuk albumin, gula, berat jenisnya dan bila perlu untuk bakteriuria, dan sebagainya (Wiknjosastro, 2006).

Petunjuk hendaknya diberikan mengeni cara hidup, istirahat, diet dalam kehamilan. Penting pula memberi suami pengertian tentang keadaan istrinya yang hamil, fisik dan mentalnya. Segala sesuatu hendaknya diarahkan; sehingga diperoleh kepercayaan sepenuhnya dari penderita. Pemeriksaan selanjutnya dikerjakan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu. Sesudah ini, pemeriksaan diadakan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu tiap minggu. Pada tiap pemeriksaan harus diperhatikan ibu dan janinnya. Ditanyakan apakah ada keluhan, apakah telah dapat makan enak kembali, dapat tidur baik (Wiknjosastro, 2006).

Pada tiap pemeriksaan selalu diperhatikan keadaan umum, dan bila perlu, pemeriksan umum diulang, disamping pemeriksaan obstetrik. Pertama-tama berat


(25)

badan ditimbang dan dilihat berapa naiknya. Jika berat badan naik lebih dari 0,5 dalam seminggu, maka ibu sebaiknya diberi petunjuk. Tekanan darah diperiksa setiap kali dan dicatat. Bila lebih tinggi dari pada sebelumnya, perlu diteliti dan diberitahukan apa yang harus dikerjakan oleh penderita. Tekanan darah lebih dari 140 mmHg sistolik dan 100 mmHg diastolik adalah patologik. Perhatikan edema di mata, kaki, dan tangan. Tidak jarang diberitahukan secara spontan oleh penderita, bahwa cincin kawinnya tidak dapat dipakai lagi. Kadar hemoglobinnya diperiksa lagi pada kehamilan 28 minggu lebih-lebih bila penderita tampak pucat (Wiknjosastro, 2006).

2.1.5.2. Pemeriksaan Obstetrik

Wanita hamil yang diperiksa disuruh berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit lebih tinggi (memakai bantal), dan pemeriksa berada di sebelah kanan yang diperiksa. Dikenal beberapa cara palapasi, antara lain menurut Leopold, Ahfels, Budin, Knebel. Yang lazim dipakai ialah cara palpasi menurut Leopold, karena telah hampir mencakupi semuanya (Wiknjosastro, 2006).

Setelah wanita hamil yang akan diperiksa terlentang, dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Jika berkontraksi harus ditunggu dulu. Dinding perut juga harus lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti. Untuk ini tungkai dapat ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita tersebut, dengan maksud supaya dinding perut wanita tersebut tidak tiba-tiba menjadi kontraksi. Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan menurut Leopold I, II, dan III, pemeriksa menghadap ke arah muka wanita yang diperiksa. Pada pemeriksaan menurut Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki wanita tersebut (Wiknjosastro, 2006).

Maksud pemeriksaan Leopold I ialah untuk menentukan tinggi fundus uteri. Dengan demikian, tua kehamilan dapaat diketahui. Tua kehamilan ini disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Bila tidak sesuai, difikirkan ke arah keadaan patologik. Selain itu , dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri. Bila kepala, akan teraba benda bulat dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak. Pada Leopold II dapat ditentukan batas


(26)

samping uterus dan dapat ditentukan pula letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala. Pada letak lintangdapat ditentukan kepala janin. Pada Leopold III dapat ditentukan bagian apa yang terletak di sebelah bawah. Sedangkan Leopold IV, selain menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul. Bila belum masuk, teraba balotemen kepala. Dari letak janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat di atas dapat diketahui : (1) Tinggi fundus uteri, (2) Letak janin, (3) Apakah bagian terbawah janin sudah masuk kedalam pintu atas panggul, (4) Letak punggung janin, (5) Bunyi jantung janin. Pada pemeriksaan tersebut diatas mungkin terdapat keganjilan, misalnya terdapat penonjolan kepala diatas simfisis. Mungkin pula terdapat kepala janin lain (pada gemelli). Tonjolan tersebut diatas dapat diperiksa dengan meletakkan tangan sejajar dengan simfisis. Pemakaian USG dalam hal tersebut diatas dapat dipikirkan dan dapat dipercaya bila dalam tangan seorang yang telah berpengalaman. Pemeriksaan obstetrik selanjutnya meliputi besarnya uterus dan perhatikan apakah sesuai dengan tuanya kehamilan (Wiknjosastro, 2006).


(27)

Gambar 2.1. Palpasi abdomen pada perawatan antenatal Sumber : Gary F Cunning ham, 2005

Tabel 2.2Memantau Tumbuh Kembang Janin (Nilai Normal) Tinggi Fundus

Usia

kehamilan Dalam cm Menggunakan petunjuk-petunjuk badan

12 minggu - Teraba di atas simfisis pubis

16 minggu - Di tengah, antara simfisis pubis dan

umbilikus

20 minggu 20 cm (± 2 cm) Pada umbilikus

22-27minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2 cm)

-

28 minggu 28 cm (± 2 cm) Ditengah, antara umbilikus dan prosesus

sifoideus

29-35 minggu 36 cm (± 2 cm) -

36 miggu Pada prosesus sifoideus


(28)

2.1.6. Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan ANC a. Pelaksana

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan desa, dan bidan praktek swasta), dan perawat yang sudah dilatih pemeriksaan kehamilan (Jalilah, 2008).

b. Tempat pelaksanaan ANC

1. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) 2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)

3. Puskesmas pembantu

4. Puskesmas

5. Rumah sakit pemerintah atau swasta 6. Dokter atau Bidan praktek swasta 7. Rumah bersalin

8. Rumah penduduk (pada kunjungan rumah/ kegiatan puskesmas) (Jalilah, 2008).

2.1.7. Konseling dalam Kehamilan

Dalam memberikan pelayanan ANC, hendaknya pemberi pelayanan benar-benar bekerja sesuai standart yang telah ditetapkan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan setelah memberikan pelayanan ANC adalah pendidikan prenatal dan konseling kepada ibu hamil, suami dan keluarga. Salah satu hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan standart pemeriksaan dan pemantauan antenatal oleh bidan adalah ibu hamil, suami, keluarga, dan masyarakat mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan. Konseling pada ibu hamil harus terintegrasi dalam pelayanan ANC. Konseling diberikan untuk memberikan penjelasan tentang cara menjaga kehamilan agar tetap sehat. Informasi yang diberikan pada saat konseling adalah tentang fisiologi kehamilan dan persalinan, pentingnya perawatan diri selama hamil, keuntungan pemberian ASI pada bayinya kelak, persiapan untuk persalinan, persiapan untuk bayi baru lahir, pengaturan untuk transportasi bila terjadi keadaan darurat pada ibu dan bayi, dan cara KB sesudah melahirkan. Informasi yang diberikan saat konseling harus disampaikan secara bertahap setiap kali datang dan ditambah hal-hal baru. Ini dimaksudkan


(29)

agar pemberian konseling lebih efektif, sehingga ibu hamil dapat mengerti dan memahami informasi dengan benar dan melaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dalam pemberian konseling hendaknya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan juga harus diinformasikan, seperti perdarahan, nyeri kepala hebat atau berulang, gangguan penglihatan, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri hebat pada uluh hati, demam, dan janin tidak bergerak seperti biasa. Ini penting agar ibu hamil dan suami dapat mengidentifikasi tanda dan gejala tersebut, sehingga dapat sesegera mungkin mendapat pertolongan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten (Jalilah, 2008).

1. Masalah Umum

Selama hamil, istri sebagian besar diantar suami dalam memeriksakan kehamilannya. Dengan demikian suami istri akan mendapatkan pengertian yang sama dan diharapkan timbulnya gejala klinis yang berat dapat dikurangi bahkan sama sekali tidak terjadi. Pada kehamilan yang tidak diterima dengan berbagai alasan dapat menimbulkan berbagai masalah klinik yang memberatkan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus menanamkan pengaruh yang positif dalam kehamilan dan pendekatan yang lebih (Manuaba, 1999). 2. Nutrisi, Diet dan Pengawasan Berat Badan Selama Kehamilan

Hal ini penting dalam pengawasan ibu hamil (perawatan antenatal). Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematuris, inersia uteri, hemoragia postpartum, sepsis puerparalis, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena wanita tersebut salah bahwa ia makan untuk ”dua orang” dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain pre-eklamsia, bayi terlalu besar, dan sebagainya. Anjurkanlah wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani ataupun nabati. Seperti diketahui, diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk antara lain pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mamma yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil


(30)

tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur-mayur dan buah-buahan. Bila berat badan tetap saja atau menurun semua makanan dianjurkan, terutama yang mengandung protein dan besi. Bila terdapat edema pada kaki, sedangkan kenaikan berat badan sesuai dengan kehamilan, maka anjurkan untuk tidak memakan makanan yang mengandung garam atau makanan yang kaya akan ion natrium dan klorida (Wiknjosastro, 2006).

3. Kebersihan selama kehamilan

Kebersihan umum meliputi pakaian yang sudah disesuaikan dengan perubahan postur tubuh dan alas kaki yang aman. . Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil, maka pemakaian stagen untuk menunjang otot-otot perut baik dinasihatkan. Sepatu atau alas kaku lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mandi untuk merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran tubuh serta pemeliharaan gigi harus diperhatikan karena karies dan gingivitis dapat mengakibatkan komplikasi seperti sepsis, septicemia, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006).

4. Eliminasi

Sering berkemih merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan, karena rongga perut dipenuhi oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah. Konstipasi juga sering terjadi karena aksi hormonal yang mengurangi peristaltik usus dan pembesaran uterus yang menahannya (Jalilah, 2008).

5. Perawatan payudara

Payudara harus dipersiapkan untuk fungsinya dalam menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi segera setelah lahir (Jalilah, 2008).

6. Hubungan seksual.

Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan kontur tubuh. Bila dalam anamnesis ada


(31)

abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepa sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2006).

7. Perawatan Gigi geligi

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan muntah (morning

sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan

dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septikemia, sepsis puerperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapt menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana (Wiknjosastro, 2006).

8. Aktifitas dan istirahat

Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat. Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum bersalin dan satu setengah bulan setelah bersalin.

Hendaknya menasihatkan pada wanita hamil agar segera ke dokter atau ke rumah sakit bila terjadi perdarahan per vaginam. Demikian pula bila ada rasa sakit perut, bila suhu badannya naik tinggi, berkeringat banyak, penglihatan berkurang atau mata berkunang-kunang, kencing sedikit, keluar cairan dari vagina dan sebagainya. Hendaknya keluhan-keluhan ini ditanggapi dengan baik oleh pengawas kehamilan (Wiknjosastro, 2006).

9. Bahan Berbahaya lainnya

Tembakau dan alkohol harus dihindari, karena dapat berakibat tidak baik untuk ibu dan janin. Wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Jalilah, 2008).


(32)

10. Dukungan sosial

Dalam hal ini dukungan dari suami, keluarga, dan masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan asuhan kehamilan (Jalilah, 2008).

2.2. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Keterangan gambar :

= Gambaran variabel independent terhadap variabel dependent


(33)

2.1. Antenatal Care 2.1.1. Definisi

Perawatan Antenatal (Antenatal care/ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2006). ANC dalam beberapa kepustakaan disebut suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Dinkes Jateng, 2005).

2.1.2. Tujuan ANC

1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.

3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau kemungkinan adanya risiko kehamilan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan dan merencanakan pelaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal (Jalilah, 2008).


(34)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di puskesmas Ciputat tentang Perawatan Antenatal pada tahun 2009

3.2. Tempat dan Waktu

Tempat : Puskesmas Ciputat

Waktu : Oktober 2009

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dewasa yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat berusia > 17 tahun dan sudah menikah

3.3.2. Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus :

n = zα2 .p.q

d2 Keterangan:

n 1 = Jumlah sampel awal

Zα = 1.96 (tabel kurva normal)

p = Persentase taksiran hal yang akan diteliti/proporsi variabel yang diteliti,

diambil dari prevalensi penelitian sebelumnya. Karena belum ada

penelitian sebelumnya maka dengan simple random sampling = 50% =

0,5

q = 1 – p = 1- 0,5 = 0,5


(35)

Berdasarkan Rumus diatas didapatkan sampel :

n1 = zα2 .p.q

d2

= (1,96) 2 x 0,5 x 0,5

(0,1) 2

= 96,04

Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang drop out, maka jumlah

sampel ditambah menjadi : n 2 = n 1 + (10% x n1)

n 2 = 96,04 + 9,6

= 105,64 (dibulatkan menjadi 106 responden)

3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara

simple random sampling. Sampel yang diteliti adalah Masyarakat yang

berkunjung ke Puskesmas Ciputat, serta memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel sehingga jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi.

Pada penelitian ini, peneliti akan datang ke Puskesmas Ciputat yang merupakan tempat pengambilan sampel penelitian. Sebelumnya peneliti memberikan surat izin yang diberikan dari Universitas kepada pihak Puskesmas Ciputat. Setelah disetujui oleh pihak Puskesmas untuk melakukan penelitian dan menyebarkan kuesioner di Puskesmas Ciputat, peneliti akan mulai dengan penyebaran kuesioner kepada masyarakat di puskesmas Ciputat yang memenuhi kriteria inklusi. Penyebaran kuesioner dilakukan setelah peneliti memberi penjelasan kepada masyarakat di Puskesmas Ciputat tentang tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Oktober hingga tanggal 31 Oktober kemudian mengolah hasil kuesioner tersebut.


(36)

Responden dalam menjawab kuesioner dibimbing oleh peneliti. Setiap responden dibimbing oleh satu orang peneliti, sehingga jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner yang di berikan.

3.5. Pengolahan Data

Data hasil penelitian akan diolah mengunakan SPSS (Statistic Package for

Social Science) versi 11,5. Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan kuesioner dari responden penelitian

2. Melakukkan scoring kepada jawaban kuesioner dari responden sehingga dapat

data dapat diolah menjadi satu variabel. Adapun variabel-variabel yang di

scoring yaitu : pengetahuan, sikap, dan perilaku. Soal pengetahuan terdiri dari 10 macam pertanyaan, nilai score tertinggi 5, nilai score terendah nol (0) dengan 2 pertanyaan yang memiliki nilai terendah 1, sehingga didapatkan total nilai tertinggi pada soal pengetahuan adalah 50 dan nilai terendah 2. Soal sikap terdiri dari 10 macam pertanyaan, nilai score tertinggi 5, nilai score terendah 1, sehingga didapatkan total nilai tertinggi pada soal sikap adalah 50 dan nilai terendah 10, dan variabel terakhir yang dilakukkan scoring adalah soal perilaku, yang terdiri dari 16 macam pertanyaan, nilai score tertinggi 5, nilai terendah nol (0) dengan empat pertanyaan nilai terendahnya 1 dan satu pertanyaan tidak bermakna diberikan nilai nol (0) untuk semua jawaban, sehingga didapatkan total nilai tertinggi pada soal perilaku adalah 75 dan nilai terendah 4.

3. Memasukkan data ke SPSS versi 11,5

4. Mengolah data yang telah dimasukkan ke SPSS versi 11,5, data disajikan

dalam bentuk tabel. Dalam pengolahan data ini, masing-masing dari soal pengetahuan, sikap, dan perilaku akan dijumlahkan lalu di kelompokkan menjadi 3 katagori, yaitu : baik, sedang dan kurang. Kategori baik, jika hasil pejumlahan masing-masing variabel (pengetahuan, sikap dan perilaku) lebih dari 80% total nilai benar (nilai tertinggi), kategori sedang jika hasil penjumlahan 60% - 79,99% total nilai benar (nilai tertinggi), dan kategori kurang jika hasil penjumlahan kurang dari 59,99% total nilai benar (nilai


(37)

tertinggi). Pengolahan data juga dilakukkan untuk melihat karakteristik responden penelitian melalui analisis univariat.

5. Pelaporan Hasil Penelitian

Data disusun dalam bentuk laporan penelitian selanjutnya dipresentasikan dihadapan staf pengajar Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3.6. Kriteria Penelitian 3.6.1. Kriteria Inklusi

ƒ Seluruh masyarakat Ciputat yang yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat.

ƒ Seluruh pengujung Puskesmas dewasa berusia lebih dari 17 tahun dan sudah

menikah

ƒ Seluruh pengunjung Puskesmas yang sudah memiliki anak atau sedang

mengandung.

3.6.2. Kriteria Eksklusi

ƒ Responden yang mengisi kuesioner tidak lengkap.

3.7. Identifikasi Variabel 3.7.1. Variabel independent

Jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, paritas (jumlah anak), dan penghasilan.

3.7.2. Variabel dependent

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku masyarakat di Puskesmas Ciputat tentang Perawatan Antenatal pada tahun 2009

3.8. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan langsung di Puskesmas Ciputat dan Peneliti langsung turun ke lapangan dengan memberikan kuesioner pada masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat.


(38)

3.8.1. Izin Penelitian

Seluruh subyek penelitian akan dimintai izin setelah mendapatkan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan sehubungan dengan penelitian. Bila menyetujui, masyarakat menandatangani formulir izin penelitian.

3.8.2 Alur Penelitian

Permohonan izin dari Puskesmas

Penyerahan surat izin kepada pihak puskesmas

Permohonan izin dari FKIK

Permintaan izin dari masyarakat ciputat serta penjelasan tentang manfaat dan tujuan penelitian Peneliti langsung

mengunjungi Puskesmas Ciputat

Pengisian Pengolahan

data kuesioner

Gambar 3.1. Alur Penelitian

3.9.Batasan Operasional 3.9.1. Definisi operasional

Terdapat beberapa definisi operasional pada penelitian ini, anta lain :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui oleh seseorang. Dalam hal ini yaitu segala sesuatu yang diketahui oleh responden yang berkenaan dengan perawatan antenatal (kamus Besar Bahasa Indonesia)

2. Sikap

Sikap adalah perbuatan responden berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan individu yang bersangkutan. Dalam ini yang diteliti adalah bagaimana sikap responden berkaitan dengan perawatan antenatal. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

3. Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan yang merupakan bentuk dari eksistensi pengetahuan, budaya, pola pikir dan pendidikan dari responden. Dalam hal ini perilaku yang diteliti


(39)

adalah tanggapan atau reaksi responden berkaitan dengan perawatan antenatal. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

4. Perawatan Antenatal

Perawatan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

5. Usia responden

Usia responden adalah usia yang dihitung sejak tanggal lahir sampai tanggal pengisian kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

6. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dibagi menjadi laki-laki dan perempuan.

7. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dari responden yang terbagi menjadi 5 kategori; tidak sekolah, tamat SD, tamat SMP/MTS, tamat SMA/SMK, tamat Akademik/perguruan tinggi.

8. Jumlah anak atau Paritas

Jumlah anak atau paritas adalah jumlah anak yang dimiliki oleh responden yang terdiri dari 4 kelompok; belum memiliki anak, memiliki 1-2 anak, memiliki 3-4 anak dan memiliki lebih dari 4 anak

9. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan adalah jumlah rata-rata penghasilan responden dalam satu bulan terdiri dari 4 kategori; 50.000-250.000/bulan, 251.000-450.000/bulan, 451.000-650.000/bulan dan lebih dari 651.000/bulan

10. Kategori Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Kategori tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu, baik, cukup, dan kurang. Kategori baik, jika hasil pejumlahan masing-masing variabel (pengetahuan, sikap dan

perilaku) ≥ 80% total nilai benar (nilai tertinggi), kategori sedang jika hasil

penjumlahan 60% - 79,99% total nilai benar (nilai tertinggi), dan kategori


(40)

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di puskesmas Ciputat tentang Perawatan Antenatal pada tahun 2009

3.2. Tempat dan Waktu

Tempat : Puskesmas Ciputat

Waktu : Oktober 2009

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dewasa yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat berusia > 17 tahun dan sudah menikah

3.3.2. Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus :

n = zα2 .p.q

d2 Keterangan:

n 1 = Jumlah sampel awal

Zα = 1.96 (tabel kurva normal)

p = Persentase taksiran hal yang akan diteliti/proporsi variabel yang diteliti,

diambil dari prevalensi penelitian sebelumnya. Karena belum ada

penelitian sebelumnya maka dengan simple random sampling = 50% = 0,5

q = 1 – p = 1- 0,5 = 0,5

d = ketepatan absolut yang dikehendaki peneliti sebesar 10% = 0,1


(41)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Karakterisitik Responden

Pada penelitian ini diketahui karakteristik responden penelitian berdasarkan, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, paritas dan penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan usia, diketahui bahwa rata – rata usia responden pada penelitian ini adalah 34,15 tahun, median 34,15 tahun dengan standar deviasi 9,20. Usia termuda adalah 18 tahun dan usia tertua adalah 69 tahun.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Variabel Mean Median

Standar Deviasi Min – Mak

Usia 34,15 31,00

9,20 18 – 69

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa rata-rata masyarakat ciputat yang berkujung ke Puskesmas Ciputat adalah perempuan dengan presentase 93,3 % dengan jumlah berjumlah 98 orang. Data karakterisitik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (Jumlah) Persen (%)

Laki-laki 7 6,7

Perempuan 98 93,3

Total 105 100,0

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa tingkat pendidikan responden terbagi menjadi 5 yaitu tidak sekolah, tamat SD, tamat SMP/MTS, tamat SMA/SMK, tamat Akademik/Perguruan Tinggi. Jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah tidak ada (0%), sedangkan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan tamat SMA dengan jumlah 50 orang (47,6%) Data karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(42)

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi

(Jumlah)

Persen

Tidak sekolah 0 0

Tamat SD 19 18,1

Tamat SMP/MTS 17 16,2

Tamat SMA/SMK 50 47,6

Tamat Akademik/PT 19 18,1

Total 105 100,0

Dari hasil penelitian diketahui karakteristik responden berdasarkan jumlah anak (Paritas). Jumlah anak (paritas) diklasifikasikan sebagai berikut : belum memiliki anak, memiliki 1 – 2 anak, memiliki 3 – 4 anak, memiliki lebih dari 4 anak. Dari hasil penelitian kelompok responden terbanyak memiliki anak 1 – 2 adalah berjumlah 63 anak (60,0%), sedangkan kelompok responden tersedikit yaitu kelompok yang belum memiliki anak sejumlah 3 orang (2,9%). Data karakterisitik responden berdasarkan jumlah anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Karakterisitik Responden Berdasarkan Paritas (jumlah anak)

Jumlah anak (paritas)

Frekuensi Persen

Belum punya anak 3 2,9

1 – 2 anak 63 60,0

3 – 4 anak 33 31,4

Lebih dari 4 anak 6 5,7

Total 105 100

Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan responden terbagi menjadi 4 kategori yaitu, 50.000 – 250.000/bulan, 251.000 – 450.000/bulan, 451.000 – 650.000/bulan dan lebih dari 651.000/bulan. Mayoritas Responden yang memiliki penghasilan lebih dari 651.000/bulan adalah 65 orang (61,9%), sedangkan kelompok responden paling sedikit yaitu yang memiliki penghasilan 251.000 – 450.000/bulan berjumlah 9 orang (8,6%). Data karakterisitik responden berdasarkan besarrnya penghasilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(43)

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Penghasilan

Jumlah Penghasilan Frekuensi Persen Presentase Kumulatif

50.000 – 250.000/bulan 18 17,1 17,1

251.000 – 450.000/bulan 9 8,6 25,7

451.000 – 650.000/bulan 13 12,4 38,1

Lebih dari 651.000/bulan 65 61,9 100,0

Total 105 100

4.1.2. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Perawatan Antenatal

Tingkat pengetahuan para responden dinilai melalui hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata dari penjumlahan nilai jawaban pengetahuan adalah 38,82, median 41,00. Nilai terendah adalah 16,00 dan nilai tertinggi adalalh 49,00. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Pengetahuan Responden Terhadap Perawatan Antenatal

Variabel Mean Median

Standar Deviasi

Min – Mak

Hasil Penjumlahan Nilai Pengatahuan

38,82 41,0

6,84 16,00 – 49,00

Setelah diketahui hasil penjumlahan nilai soal pengetahuan para responden, data tersebut kemudan dikelompokkan kedalam 3 kategori tingkatan pengetahuan, tingkatan pengetahuan tersebut antara lain : pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang. Hasil pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 4.7 Kategori Tingkat Pengetahuan Terhadap Perawatan Antenatal

Kategori Tingkat Pengetahuan

Frekuensi Persen Presentase Kumulatif

Kurang 12 11,4 11,4 Cukup 36 34,3 45,7 Baik 57 54,3 100 Total 105 100

Hasil penelitian telah tergambarkan melalui tabel diatas yang menunjukkan bahwa dari 105 responden, 53,4 % memiliki tingkat pengetahuan baik dengan jumlah 57 orang.


(44)

4.1.3. Tingkat Penilaian Sikap

Dari penelitian terhadap nilai sikap para responden mengenai perawatan antenatal didapatkan hasil berupa : nilai rata-rata dari penjumlahan nilai jawaban soal sikap adalah 41,99, dengan median 42,0. Nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 50. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.8 Sikap Responden Terhadap Perawatan Antenatal

Variabel Mean Median

Standar Deviasi Min – Mak

Hasil Penjumlahan Nilai Sikap 41,99

42,0

4,47 30 – 50

Setelah diketahui nilai sikap para responden, data tersebut kemudian di kelompokkan ke dalam 3 kategori tingkatan penilaian sikap, tingkatan tersebut adalah sikap baik, sikap cukup dan sikap kurang. Hasil pengelompokkan tersebut dapat terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9 Kategori Tingkat Sikap Terhadap Perawatan Antenatal

Kategori Tingkat Pengetahuan

Frekuensi Persen

Kurang 0 0

Cukup 42 40,0 Baik 63 60,0 Total 105 100 Dengan melihat hasil penilaian sikap yang tertera pada tabel diatas,

diketahui bahwa responden terbanyak memiliki sikap baik berjumlah 63 orang (60%), sedangkan responden yang memiliki sikap kurang tidak ada.

4.1.4. Tingkat Penilaian Perilaku

Dari hasil penelitian ini dapat terlihat berbagai macam perilaku responden terhadap perawatan antenatal. Hasil penelitian tersebut didapatkan nilai rata – rata dari penjumlahan nilai jawaban soal perilaku adalah 62,78, median 63,00. Nilai terendah adalah 33 dan nilai tertinggi 74. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Perilaku Responden Terhadap Perawatan Antenatal

Variabel Mean Median

Standar Deviasi Min – Mak

Hasil Penjumlahan Nilai Jawaban Soal Perilaku

62,78 63,00


(45)

Setelah diketahui variasi nilai perilaku para responden, data tersebut kemudian dikelompokan kedalam 3 kategori tingkatan penilaian perilaku, tingkatan tersebut antara lain: perilaku baik, perilaku cukup dan perilaku kurang. Hasil pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.11 Kategori Tingkat Perilaku Terhadap Perawatan Antenatal

Kategori Tingkat Pengetahuan

Frekuensi Persen

Kurang 6 5,7 Cukup 23 21,9 Baik 76 72,4 Total 105 100 Dari hasil penelitian yang tertera pada tabel diatas, didapatkan hasil berupa

; dari 105 responden, responden terbanyak memiliki perilaku baik berjumlah 76 orang (72,4%), sedangkan responden perilaku kurang 6 orang (5,7%).

4.1.5. Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Pengetahuan

Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Pengetahuan

Jenis Kelamin Tingkat Pengetahuan

Perempuan Laki – Laki

Total

pengetahuan baik 55

(96,5%)

2 (3,5%)

57 (100%)

pengetahuan cukup 34

(94,4%)

2 (5,6%)

36 (100%)

pengetahuan kurang 9

(75,0%)

3 (25,0%)

12 (100%) Total 98

(93,3%)

7 (6,7%)

105 (100%) Hasil penelitian yang dilakukan kepada 105 orang tentang gambaran hubungan antara jenis kelamin. Mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yang berjumlah 57 orang yang terdiri dari 55 orang (96,5%) perempuan dan 2 orang (3,5%) laki-laki, sedang kelompok responden peling sedikit yaitu yang memiliki pengetahuan kurang dengan jumlah 12 orang, yang terdiri dari 9 orang (93,3%) dan 3 orang (25,0%) laki-laki.


(46)

4.1.6. Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Nilai Sikap

Tabel 4.13 Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Nilai Sikap

Hasil penelitian berdasarkan data diatas didapatkan bahwa pada responden yang berjumlah 105 orang, Mayoritas responden masuk kategori “sikap baik” berjumlah 63 orang, yang terdiri dari 60 orang (95,2%) perempuan dan 3 orang (4,8%) laki-laki. Sedangkan yang memiliki “sikap kurang” tidak ada. Secara lengkap Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Nilai Sikap dapat dilihat pada tabel 4.13

Jenis Kelamin Tingkat Sikap

Perempuan Laki – Laki

Total

Sikap baik 60

(95,2%)

3 (4,8%)

63 (100%)

Sikap cukup 38

(90,5%)

4 (9,5%)

42 (100%)

Sikap kurang 0

(0%) 0 (0%) 0 (0%) Total 98 (93,3%) 7 (6,7%) 105 (100%)

4.1.7. Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Niai Perilaku

Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Niai Perilaku terdapat pada tabel 4.14

Tabel 4.14 Gambaran Jenis Kelamin Terhadap Niai Perilaku

Jenis Kelamin Tingkat Perilaku

Perempuan Laki - Laki

Total

Perilaku baik 73

(96,1%)

3 (3,9%)

76 (100%)

Perilaku cukup 20

(87,0%)

3 (13,0%)

23 (100%)

Perilaku kurang 5

(83,3%) 1 (16,7%) 6 (100%) Total 98 (93,3%) 7 (6,7%) 105 (100%) Hasil penelitian yang dilakukan kepada 105 orang tentang gambaran antara jenis kelamin dengan nilai pengetahuan yang telah tertera pada tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki perilaku baik dengan jumlah 76 orang yang berperilaku baik 73 orang (96,1%) diantaranya adalah perempuan dan 3 orang (3,9%) lainnya adalah laki-laki. Responden paling sedikit berada pada kategori “perilaku kurang” terdiri dari 6 orang, yang terdiri dari 5 orang (83,3%) perempuan dan 1 orang (6,7%) laki-laki.


(47)

4.1.8. Gambaran Jumlah Anak (Paritas) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tabel 4.15 Tabel Gambaran Paritas Terhadap Tingkat Pengetahuan

Jumlah Anak Tingkat Pengetahuan

Belum punya anak

1 – 2 anak 3 – 4 anak Lebih dari 4 anak

Total

Pengetahuan baik 2

(3,5%) 41 (71,9%) 11 (19,3%) 3 (5,3%) 57 (100%)

Pengetahuan cukup 1

(2,8%) 18 (50,0%) 16 (44,4%) 1 (2,8%) 36 (100%)

Pengetahuan kurang 0

(0%) 4 (33,3%) 6 (50,0%) 2 (16,7%) 12 (100%) Total 3 2,9% 63 (60,0%) 33 (31,4%) 6 (5,7%) 105 (100%) Dari data pada tabel (17) didapatkan gambaran tingkat pengetahuan dengan Jumlah anak yang dimiliki oleh responden. Responden yang memiliki pengetahuan baik adalah 57 orang, dari 57 orang responden terbanyak yang memiliki pengetahuan baik adalah responden yang memiliki 1-2 anak dengan jumlah 41 orang (71,9%), sedangkan palind sedikit yang belum memiliki anak berjumlah 2 orang (3,5%). Secara lengkap gambaran antara paritas dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel (4.15).

4.1.9. Gambaran Jumlah Anak (Paritas) Terhadap Nilai Sikap

Tabel 4.16 Tabel Gambaran Paritas Terhadap Nilai Sikap

Jumlah Anak Tingkat Sikap

Belum punya anak

1 – 2 anak 3 – 4 anak Lebih dari 4 anak

Total

Sikap baik 2

(3,5%) 41 (65,1%) 15 (23,8%) 5 (7,9%) 63 (100%)

Sikap cukup 1

(2,4%) 22 (52,4%) 18 (42,9%) 1 (2,4%) 42 (100%) Total 3 2,9% 63 (60,0%) 33 (31,4%) 6 (5,7%) 105 (100%) Dari hasil penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat sikap dengan Jumlah anak yang dimiliki oleh responden. Mayoritas responden memiliki sikap baik, dan 65,1% terdiri dari responden yang memiliki 1 – 2 anak. Secara lengkap gambaran antara paritas dengan nilai sikap dapat dilihat pada tabel (4.16).

4.1.10. Gambaran Jumlah Anak (Paritas) Terhadap Nilai Perilaku


(48)

Tabel 4.17 Gambaran Paritas Terhadap Nilai Perilaku

Jumlah Anak Tingkat Perilaku

Belum punya anak

1 – 2 anak 3 – 4 anak Lebih dari 4 anak

Total

Perilaku baik 0

(0%) 52 (68,4%) 21 (27,6%) 3 (3,9%) 76 (100%)

Perilaku cukup 0

(0%) 11 (47,8%) 9 (39,1%) 3 (13,0%) 23 (100%)

Perilaku kurang 3

(50%) 0 (0%) 3 (50,0%) 0 (0%) 6 (100%) Total 3 2,9% 63 (60,0%) 33 (31,4%) 6 (5,7%) 105 (100%) Pada penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat perilaku dengan Jumlah anak yang dimiliki oleh responden. Responden yang memiliki perilaku baik adalah 76 orang, yang sebagian besar terdiri dari responden yang memiliki 1 – 2 anak berjumlah 52 orang (68,4%). Secara lengkap gambaran antara paritas dengan nilai perilaku dapat dilihat pada tabel (4.17).

4.1.11. Gambaran Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.18 Gambaran Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Pendidikan Tingkat Pengetahuan

Tamat SD SMP SMU/SMK Akademik/PT

Total

Pengetahuan baik 5

(8,8%) 9 (15,8%) 32 (56,1%) 11 (19,3%) 57 (100%)

Pengetahuan cukup 9

(25,0%) 4 (11,1%) 15 (41,7%) 8 (22,2%) 36 (100%)

Pengetahuan kurang 5

(41,7%) 4 (33,3%) 3 (25,0%) 0 (0%) 12 (100%) Total 19 (18,1%) 17 (16,2%) 50 (47,6%) 19 (18,1%) 105 (100%) Pada penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuan. Tingkat pengetahuan dengan responden terbanyak berasal dari tingkat pengetahuan baik dengan jumlah 57 orang, dan dari 57 orang tersebut terbanyak berasal dari tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 32 orang (56,1%) dan paling sedikit berasal dari tingkat pendidikan Tamat SD. Secara lengkap gambaran antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel (4.18).

4.1.12. Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Sikap


(49)

Tabel 4.19 Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Sikap

Pendidikan Tingkat Sikap

Tamat SD SMP SMU/SMK Akademik/PT

Total

Sikap baik 7

(11,1%) 13 (20,6%) 32 (50,8%) 11 (17,5%) 63 (100%)

Sikap cukup 12

(28,6%) 4 (9,5%) 18 (42,9%) 8 (19,0%) 42 (100%) Total 19 (18,1%) 17 (16,2%) 50 (47,6%) 19 (18,1%) 105 (100%) Pada penelitian ini, didapatkan gambaran pendidikan responden terhadap nilai sikap. Nilai sikap pada responden paling banyak adalah “sikap baik” dengan jumlalh 63 orang, yang mayoritas terdiri dari responden dengan tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 32 orang (50,8%) dan paling sedikit berasal dari responden dengan tingkat pendidikan tamat SD dengan jumlah 7 orang (11,1%). Secara lengkap gambaran antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel (4.19).

4.1.13. Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Perilaku

Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Perilaku dapat dilihat pada tabel 4.20 dibawah ini.

Tabel 4.20 Gambaran Pendidikan Terhadap Nilai Perilaku

Pendidikan Tingkat Perilaku

Tamat SD SMP SMU/SMK Akademik/PT

Total

Perilaku baik 10

(13,2%) 12 (15,8%) 38 (50,0%) 16 (21,1%) 76 (100%)

Perilaku cukup 8

(34,8%) 2 (8,7%) 11 (47,8%) 2 (8,7%) 23 (100%)

Perilaku kurang 1

(16,7%) 3 (50,0%) 1 (16,7%) 1 (16,7%) 6 (100%) Total 19 (18,1%) 17 (16,2%) 50 (47,6%) 19 (18,1%) 105 (100%) Pada penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat pendidikan responden terhadap perilaku . Responden yang memiliki perilaku baik adalah 76 orang, yang paling banyak memiliki tingkat pendidikan tamat SMA dengan jumlah 38 orang (50,0%) dan paling sedikit berasal dari tingkat pendidikan tamat SD (13,2%). Secara lengkap gambaran antara paritas dengan nilai perilaku dapat dilihat pada tabel (4.20).


(50)

4.1.14. Gambaran Penghasilan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Gambaran Penghasilan Terhadap Tingkat Pengetahuan pada masyarakat Ciputat dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.21 Gambaran Penghasilan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Penghasilan Tingkat Pengetahuan 50.000-250.000/bulan 251.000-450.000/bulan 451.000-650.000/bulan >651.000 Total

Pengetahuan baik 8

(14,0%) 5 (8,8%) 3 (5,3%) 41 (71,9%) 57 (100%)

Pengetahuan cukup 5

(13,9%) 3 (8,3%) 9 (25,0%) 19 (52,8%) 36 (100%)

Pengetahuan kurang 5

(41,7%) 1 (8,3%) 1 (8,3%) 5 (41,7%) 12 (100%) Total 18 (17,1%) 9 (8,6%) 13 (12,4%) 65 (61,9%) 105 (100%) Dari hasil penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat penghasilan responden terhadap pengetahuan . Responden yang memiliki pengetahuan baik adalah 57 orang, dimana paling banyak berasal dari responden yang berpenghasilan lebih dari 651.000/bulan dengan jumlah 41 orang (71,9%) dan paling sedikit berasal dari responden dengan pengasilan 451.000-650.000/bulan dengan jumlah 3 orang (5,3%). Secara lengkap gambaran antara penghasilan dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel (4.21).

4.1.15. Gambaran Penghasilan Terhadap Nilai Sikap

Tabel 4.22 Gambaran Penghasilan Terhadap Nilai Sikap

Penghasilan Tingkat Pengetahuan 50.000-250.000/bulan 251.000-450.000/bulan 451.000-650.000/bulan >651.000 Total

Pengetahuan baik 11

(17,5%) 7 (11,1%) 6 (9,5%) 39 (61,9%) 63 (100%)

Pengetahuan cukup 7

(16,7%) 2 (4,8%) 7 (16,7%) 26 (61,9%) 42 (100%) Total 18 (17,1%) 9 (8,6%) 13 (12,4%) 65 (61,9%) 105 (100%) Pada hasil penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat penghasilan responden terhadap pengetahuan . Mayoritas responden memiliki pengetahuan baik dengan jumlah 63 orang, yang paling banyak berasal dari responden dengan penghasilan lebih dari 651.000/bulan dengan jumlah 39 orang (61,9%) dan paling sedikit berasal dari responden dengan penghasilan 451.000-650.000/bulan dengan


(51)

jumlah 6 orang (9,5%). Secara lengkap gambaran penghasilan dengan nilai dapat dilihat pada tabel (4.22).

4.1.16. Gambaran Penghasilan Terhadap Nilai Perilaku

Gambaran penghasilan terhadap nilai perilaku dapat dilihat pada tabel 4.23

Tabel 4.23 Gambaran Penghasilan Terhadap Nilai Perilaku

Penghasilan Tingkat Pengetahuan 50.000-250.000/bulan 251.000-450.000/bulan 451.000-650.000/bulan >651.000 Total

Pengetahuan baik 10

(13,2%) 7 (9,2%) 8 (10,5%) 51 (67,1%) 76 (100%)

Pengetahuan cukup 7

(30,4%) 2 (8,7%) 4 (17,4%) 10 (43,5%) 23 (100%)

Pengetahuan kurang 1

(16,7%) 0 (0%) 1 (16,7%) 4 (66,7%) 6 (100%) Total 18 (17,1%) 9 (8,6%) 13 (12,4%) 65 (61,9%) 105 (100%) Pada penelitian ini, didapatkan gambaran tingkat penghasilan responden terhadap pengetahuan . Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan baik dengan 76 orang, dan paling banyak berasal dari responden dengan tingkat penghasilan lebih dari 651.000/bulan dengan jumlah 51 orang (67,1%) dan paling sedikit berasal dari responden dengan tingkat penghasilan 251.000 – 450.000/bulan dengan jumlah 7 orang (9,2%). Secara lengkap gambaran penghasilan dengan nilai perilaku dapat dilihat pada tabel 4.23.

4.1.17. Gambaran Presentase Antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Sikap

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan nilai responden dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24 Gambaran Presentase Tingkat Pengetahuan Terhadap Sikap

Nilai Sikap

sikap baik sikap cukup

Tingkat Pengetahuan Jumlah (Persen) Jumlah (Persen) Total

pengetahuan baik 39

(68,4%)

18 (31,6%)

57 (100,0%)

pengetahuan cukup 20

(55,6%)

16 (44,4%)

36 (100,0%)

pengetahuan kurang 4

(33,3%) 8 (66,7%) 12 (100,0%) Total 63 (60,0%) 42 (40,0%) 105 (100,0%)


(52)

Hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan nilai sikap yang telah tertera pada tabel (26), menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 57 orang, dan dari 57 orang tersebut yang memiliki sikap yang baik berjumlah 39 orang (68,4%) (39/57), sedangkan yang memiliki sikap cukup 18 orang (31,6%) (18/57). Responden yang berpengetahuan cukup berjumlah 36 orang, dan dari 36 orang tersebut yang memiliki sikap baik berjumlah 20 orang (55,6%) (20/36), sedangkan yang memiliki sikap yang cukup berjumlah 16 orang (44,4%) (16/36). Responden yang berpengetahuan berpengetahuan berjumlah 12 orang, dan dari 12 orang tersebut yang memiliki sikap baik berjumlah 4 orang (33,3%) (4/12), sedangkan yang memiliki sikap yang cukup berjumlah 8 orang (66,7%) (8/12).

4.1.18. Gambaran Presentase Antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku

Gambaran mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan nilai perilaku dapat dilihat pada hasil penelitian yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.25 Gambaran Antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku

Nilai Perilaku Tingkat Pengetahuan perilaku

baik

Perilaku cukup perilaku Kurang

Total

pengetahuan baik 45

(78,9%) 10 (17,5%) 2 (3,5%) 57 (100%)

Pengetahuan cukup 26

(72,2%) 8 (22,2%) 2 (5,6%) 36 (100%)

Pengetahuan kurang 5

(41,7%) 5 (41,7%) 2 (16,7%) 12 (100%) Total 76 (5,7%) 23 (21,9%) 6 (72,4%) 105 (100%) Hasil penelitian yang tertera didalam tabel diatas diketahui bahwa dari responden yang memiliki pengetahuan baik (57 orang) yang memiliki perilaku baik berjumlah 45 orang (78,9%) (45/57), yang perilaku cukup berjumlah 10 orang (17,5%) (10/57), yang perilaku kurang berjumlah 2 orang (3,5%) (2/57). Responden yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 36 orang dan dari 36 orang tersebut yang berperilaku baik berjumlah 26 orang (72,2%) (26/36), yang perilaku cukup berjumlah 8 orang (22,2%) (8/38), yang perilaku kurang berjumlah


(1)

Gambaran Penghasilan terhadap Tingkat Perilaku

kategori tingkatan perilaku 2 * Identitas Responden_Penghasilan Crosstabulation

Identitas Responden_Penghasilan Total 50.000-250.000/ bulan 251.000-450.000 /bulan 451.000-650.000/

bulan >651.000 kategori

tingkatan perilaku 2

kurang Count

1 0 1 4 6 % within kategori

tingkatan perilaku 2 16,7% ,0% 16,7% 66,7% 100,0% cukup Count 7 2 4 10 23 % within kategori

tingkatan perilaku 2 30,4% 8,7% 17,4% 43,5% 100,0% baik Count 10 7 8 51 76 % within kategori

tingkatan perilaku 2 13,2% 9,2% 10,5% 67,1% 100,0% Total Count 18 9 13 65 105 % within kategori

tingkatan perilaku 2 17,1% 8,6% 12,4% 61,9% 100,0% Histogram

kategori tingkatan perilaku 2 baik cukup kurang U n d e fi ne d er ro r # 603 52 C ann ot o pen t e x t fi le " C :\ 60 50 40 30 20 10 0 Identitas Responden_ 50.000-250.000/bulan 251.000-450.000/bula n 451.000-650.000/bula n >651.000


(2)

71

(Lanjutan)

Gambaran Presentase Tingkat Pengetahuan dengan Sikap

kategori tingkat pengetahuan 2 * kategori tingkatan sikap 2 Crosstabulation

kategori tingkatan sikap 2 Total

cukup baik kategori tingkat

pengetahuan 2

kurang Count

8 4 12 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 66,7% 33,3% 100,0% cukup Count 16 20 36 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 44,4% 55,6% 100,0% baik Count 18 39 57 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 31,6% 68,4% 100,0%

Total Count 42 63 105

% within kategori tingkat

pengetahuan 2 40,0% 60,0% 100,0% histogram

kategori tingkat pengetahuan 2

baik cukup

kurang

U

n

de

fi

n

ed e

rror #60

35

2 -

C

ann

ot

op

en t

e

x

t f

ile

"

C

:\

50

40

30

20

10

0

kategori tingkatan s

cukup baik


(3)

Gambaran Presentase Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku

kategori tingkat pengetahuan 2 * kategori tingkatan perilaku 2 Crosstabulation kategori tingkatan perilaku 2 Total kurang cukup Baik kategori tingkat

pengetahuan 2

kurang Count

2 5 5 12 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 16,7% 41,7% 41,7% 100,0% Std. Residual 1,6 1,5 -1,3 cukup Count 2 8 26 36 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 5,6% 22,2% 72,2% 100,0% Std. Residual ,0 ,0 ,0 baik Count 2 10 45 57 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 3,5% 17,5% 78,9% 100,0% Std. Residual -,7 -,7 ,6 Total Count 6 23 76 105 % within kategori tingkat

pengetahuan 2 5,7% 21,9% 72,4% 100,0% Histogram

kategori tingkat pengetahuan 2

baik cukup kurang

U

n

defi

ned

er

ro

r #

60352

C

annot o

pen

te

x

t fi

le

"C

:\

50

40

30

20

10

0

kategori tingkatan p

kurang

cukup

baik


(4)

73

(Lanjutan)

Gambaran Presentase Nilai Sikap dengan Perilaku

kategori tingkatan sikap 2 * kategori tingkatan perilaku 2 Crosstabulation kategori tingkatan perilaku 2 Total kurang cukup baik kategori

tingkatan sikap 2

cukup Count

2 12 28 42 % within kategori

tingkatan sikap 2 4,8% 28,6% 66,7% 100,0% Std. Residual -,3 ,9 -,4 baik Count 4 11 48 63 % within kategori

tingkatan sikap 2 6,3% 17,5% 76,2% 100,0% Std. Residual ,2 -,8 ,4 Total Count 6 23 76 105 % within kategori

tingkatan sikap 2 5,7% 21,9% 72,4% 100,0% Histogram

kategori tingkatan sikap 2

baik cukup

U

n

de

fi

n

e

d

er

ro

r #6

035

2

C

ann

ot o

p

e

n

te

x

t fi

le

"

C

:\

60

50

40

30

20

10

0

kategori tingkatan p

kurang

cukup


(5)

RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama

:

Ines Camilla Putri

TTL

:

Jakarta, 31 Maret 1988

Agama

:

Islam

Orang Tua

: Muchni Fuad Chatab

Laksmi

Dahmir

Jenis

kelamin

:

Perempuan

Alamat :

Komplek Graha Permai. Jl. Pinus blok A10/11.

Ciputat. 15413

No. Telp/Hp

: 021-7426085/081311699103

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

:

Pendidikan Formal

TK :

TK Cressendo. Tahun 1991. TK Wijaya Kusuma Kalibata. Tahun

1992 - 1993

SD :

SD Negeri 09 Pagi Kalibata. Jakarta. Tahun : 1993 - 1999

SMP :

SLTP Negeri 87 Pondok Pinang. Jakarta. Tahun : 1999 - 2002

SMA :

SMA Negeri 34 Jakarta. Tahun : 2002 - 2005.


(6)

75

(Lanjutan)

Pendidikan Non-Formal

Kursus B. Inggris LIA (basic-advance)

(2001-2006)

Kursus

B.

Jepang

LBUI

(2007)

Pengalaman Organisasi

:

Anggota Paskibra 2002 - 2005

Staf Masjid dan Perpustakaan ROHIS SMA Negeri 34 Jakarta. Tahun 2003 -

2004

Koordinator Keputrian KOMDA FKIK LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Tahun 2005 – 2006

Staff Syiar KOMDA FKIK, LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tahun 2006 – 2008

Sekretaris LOCO SCOPH, CIMSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun

2006 – 2007

Staff Kaderisasi BEM Jurusan Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah.

Tahun 2007 – 2008

Sekretaris CIMSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2007 – 2008

Staff Syiar LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 2008 - 2009