32 formula, dioleskan sediaan krim sebanyak 0,5 gram hingga merata di bagian
depan lengan bawah sukarelawan, kemudian dibiarkan 24 jam. Setelah 24 jam dihitung dari pengolesan pertama, diamati reaksi yang terjadi. Reaksi iritasi positif
ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau pengkasaran pada kulit bagian depan lengan bawah yang diberi perlakuan Wasitaatmadja, 1997.
Berdasarkan hasil uji iritasi terhadap sukarelawan, tidak terlihat adanya reaksi seperti kemerahan, gatal-gatal maupun pengkasaran pada kulit dari setiap
formula, hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan sediaan aman untuk digunakan.
4.3 Pengujian Efektifitas Anti-Aging
Diukur kondisi awal kulit yang meliputi kadar air, kehalusan kulit, besar pori, banyak noda, dari sukarelawan dengan mengguakan skin analyzer Aroma-
SG. Lalu dioleskan sejumlah sediaan masker pada pipi sukarelawan dan dibiarkan mengering. Setelah mengering, sediaan masker dicuci dari pipi
sukarelawan sampai bersih. Dilakukan pengecekan kembali setelah pipi sukarelawan bersih dan kering.
4.3.1 Kadar air Mouisture
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat mouisture checker
Aroma-SG yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aroma- SG. Hasil pengukuran kadar air sukarelawan dilihat pada Tabel 3.5 menunjukkan
kondisi awal kadar air kulit semua kelompok sukarelawan terjadi dehidrasi pada kulit,perawatan minggu pertama yang dilakukan dirumah kondisi kadar air kulit
tidak terjadi perubahan yang signifikan, tetapi Kulit yang dirawat dengan masker tepung pisang 15 dan 20 selama empat minggu kelembapan kulit lebih
meningkat dibandingkan dengan kulit yang dirawat dengan masker tepung pisang
Universitas Sumatera Utara
33 ambon 10. Masker blanko dapat melembabkan kulit setelah perawatan selama
empat minggu. Pemulihan kulit yang paling baik pada masker tepung pisangambon 20 karena mampu meningkatkan kadar air lebih baik
dibandingkan dengan masker lain. Hasil pengujian menggunakan alat skin analyzer
Aroma-SG dapat dilihat pada lampiran 6. Data pada Tabel 4.6 menunjukkan selama 4 minggu perawatan, kadar air
pada kulit sukarelawan yang meningkat terutama dari formula 20. Data statistik parameter kelembapan kulit P0,05 tidak ditemukan adanya perbedaan yang
signifikan pada perawatan minggu pertama dan kedua. Pada minggu ke tiga dan minggu keempat diperoleh nila p 0,05 dimana ada perbedaan yang signifikan
antara formula. Semakin tinggi konsentrasi tepung pisang ambon yang ditambahkan maka kemampuan menahan penguapan air dari kulit semakin
meningkat. Data hasil uji statistik dapat dilihat pada lampiran 8.
Tabel 4.6 Hasil pengukuran kadar air mouisture
Formula Sukarela
wan Sebelum
Perawatan minggu I
II III
IV Blanko
1 25
26 27
28 29
2 28
29 30
30 31
3 29
30 31
31 30
27,3±2,0 28,3±2,0 29,3±2,0 29,6±1,5
30,0±1 Tepung
pisang ambon
10 1
28 30
30 31
31 2
27 29
30 30
30 3
27 29
30 31
32 27,3±0,5
29,3±0,5 30±00
30,6±1,0 31,00±1
Tepung pisang
ambon 15
1 26
29 30
31 32
2 27
30 31
32 33
3 28
30 31
32 33
27±1 29,6±0,5 30,6±0,5 31,6±0,5 32,6±0,5
Tepung pisang
ambon 20
1 25
29 31
32 34
2 28
31 33
34 36
3 27
30 31
33 35
26,6±1,5 30,0±1,0 31,6±1,1
33,0±1 35,00±1
Keterangan: Dehidrasi 0-29; Normal 30-50; Hidrasi 51-100 Aramo, 2012
Universitas Sumatera Utara
34
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran kadar air moisture pada wajah
sukarelawan kelompok blanko, masker tepung pisang 10, 15, 20 selama 4 minggu
Perawatan kulit dilakukan dalam satu minggu sebanyak dua kali selama
empat minggu. Cara pemakaiaan ini disesuaikan dengan produk masker dipasaran. 4.3.2 Kehalusan Evenness
Pengukuran kehalusan kulit evenness dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x dan mode pembacaan normal dengan warna
lampu sensor biru. Hasil pengukuran kehalusan kulit seperti yang terlihat dalam Tabel 4.6 dan menunjukkan kondisi awal kehalusan kulit menjadi lebih halus
dibandingkan dengan kondisi awal dengan ditunjukkan pada hasil pengukuran kehalusan kulit nilai yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan kondisi
awal. Masker dengan konsentrasi tepung pisang ambon 10, 15, dan 20 menunjukkan tingkat pemulihan yang baik. Pemulihan kulit yang paling baik pada
masker 20 karena mampu menurunkan nilai kehalusan kulit lebih baik dibandingkan dengan masker lain, dengan penambahan tepung pisang ambon
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
P er
sent a
se k
a da
r a
ir
Waktu Minggu
Kadar Air Moisture
Blanko Tp 10
Tp 15 Tp 20
De h
id ra
si No
rm al
Universitas Sumatera Utara
35 sudah dapat memberikan efek yang baik terhadap kulit. Hasil pengujian
menggunakan alat skin analyzer dapat dilihat pada lampiran 6. Data statistik parameter kehalusan kulit nilai p0,05 pada kondisi kulit
sebelum pemakaian hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan kehalusan kulit yang signifikan. Minggu pertama setelah perawatan nilai p0,05 menunjukkan
ada perbedaan yang signifikan yaitu antara ketiga formula dengan masker blanko. Pada pemulihan minggu kedua, minggu ketiga dan minggu keempat diperoleh
nilai p0,05 dimana ada perbedaan yang signifikan antara formula. Semakin tinggi konsentrasi tepung pisang ambon yang ditambahkan maka kemampuan
untuk menghaluskan kulit semakin baik. Data hasil uji statistik dapat dilihat pada lampiran 6.
Tabel 4.7 Hasil pengukuran kehalusan Evenness
Formula Sukarelawan Sebelum
Perawatan minggu I
II III
IV
Blanko 1
40 38
37 36
34 2
43 38
37 35
32 3
38 37
37 36
32 40,3±2,5 37,6±0,5
37±0 35,6±0,5 32,6±1,1
Tepung pisang
ambon 10
1 38
33 31
29 25
2 38
34 31
30 26
3 41
37 32
30 27
39±1,7 34,6±2,0
31,3±0 29,6±0,5
26±1 Tepung
pisang ambon
15 1
40 34
30 29
26 2
38 31
32 29
24 3
36 31
29 28
24 38±2
32±1,7 30,3±1
28,6±0,5 24,6±1,1 Tepung
pisang ambon
20 1
41 33
30 25
22 2
37 32
31 28
23 3
36 32
30 28
24 38±2,6
32,3±0,5 30,3±0
27±1,7 23±1
Keterangan :
Normal 32-51; Halus 0-31; Kasar 52-100 Aramo, 2012
Universitas Sumatera Utara
36 Gambar 4.3
Grafik hasil pengukuran kehalusan Evenness pada wajah sukarelawan kelompok blanko, masker tepung pisang 10, 15,
20selama 4 minggu
Perawatan kulit dilakukan dalam satu minggu sebanyak dua kali selama
empat minggu. Cara pemakaiaan ini disesuaikan dengan produk masker dipasaran. 4.3.3 Besar pori pore
Analisis besar pori menggunakan perangkat skin analyzer yang sama dengan pengukuran kehalusan yaitu lensa perbesaran 60x dan mode pembacaan
normal dengan warna lampu sensor biru, pada waktu melakukan analisis kehalusan kulit, secara otomatis analisis besar pori ikut terbaca Aramo, 2012.
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.4 dan besar pori kulit semua sukarelawan pada kondisi awal adalah beberapa besar, setelah perawatan selama
satu minggu nilai hasil besar pengukuran pori yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan kondisi awal. Masker dengan konsentrasi 20 menunjukkan
tingkat pemulihan yang lebih baik dibanding masker lainnya. Hasil pengujian menggunakan alat skin analyzer dapat dilihat pada lampiran 6. Data dapat dilihat
pada Tabel 4.8 dibawah ini :
5 10
15 20
25 30
35 40
45
1 2
3 4
K eha
lus a
n
Waktu Minggu
Kehalusan Evenness
Blanko Tp 10
Tp 15 Tp 20
Ha lu
s No
rm al
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 4.8 Hasil pengukuran besar pori pore
Formula Sukarelaw
an Sebelum
Perawatan minggu I
II III
IV Blanko
1 37
37 35
35 2
35 35
31 31
31 3
39 39
33 33
31 37±2
37±2 33±2
33±2 32,3±2,0
Tepung pisang
ambon 10
1 35
31 27
22 16
2 33
27 25
22 18
3 27
24 22
20 16
31,6±4,1 27,3±3,5 24,6±2,5 21,3±1,1 16,6±1,1
Tepung pisang
ambon 15
1 37
33 27
25 22
2 37
31 27
22 18
3 31
25 22
20 12
35±3,46 29,6±4,1 25,3±2,8 22,3±2,8 17,3±5,0
Tepung pisang
ambon 20
1 31
25 22
16 5
2 37
31 25
18 8
3 31
25 22
18 12
33±3,46 27±3,46
23±1,73 17,3±1,1 8,33±3,5 Keterangan:
Kecil 0-19; Beberapa besar 20-39; Sangat besar 40-100 Aramo, 2012
Gambar 4.4 Grafik hasil pengukuran pori pore pada wajah sukarelawan
kelompok blanko, masker tepung pisang 10, 15, 20 selama 4 minggu
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
P o
ri
Waktu Minggu
Pori Pore
Blanko Tp 10
Tp 15 10
Ke cil
Be sa
r
Universitas Sumatera Utara
38 Data statistik parameter pengukuran besar pori yang diperoleh dengan
Anova menunjukkan kondisi kulit pada kondisi awal, pada perawatan minggu pertama dan minggu kedua tidak ada perbedaan yang signifikan antar formula
karena diperoleh nilai p 0,05. Pada pemulihan minggu ketiga dan minggu keempat setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 dimana ada perbedaan yang
signifikan antar formula. Data hasil uji statistik dapat dilihat pada lampiran 6. Perawatan kulit dilakukan dalam satu minggu sebanyak dua kali selama empat
minggu. Cara pemakaiaan ini disesuaikan dengan produk masker dipasaran. 4.3.4 Noda spot
Pengukuran banyaknya noda dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x dan mode pembacaan normal dengan warna lampu
sensor jingga. Hasil pengukuran banyaknya noda terlihat dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil pengukuran banyak noda Spot
Formula Sukarel
awan Sebelum
Perawatan minggu I
II III
IV Blanko
1 35
34 34
33 29
2 34
33 33
33 30
3 29
28 28
28 28
32,6±3 31,6±3,2 31,6±3,2
31,3±2,8 29±1
Tepung pisang
10 1
28 26
24 22
19 2
29 27
25 22
19 3
34 31
29 26
23 30,3±3
28±2,84 26±2,6
23,3±2,3 20,3±2,30
Tepung pisang
15 1
38 34
29 25
22 2
37 34
29 26
22 3
39 26
24 21
18 38±1
31,3±4,6 27,3±2,8 24±2,64
20,6±2,30 Tepung
pisang 20
1 31
26 23
18 13
2 33
28 24
20 14
3 35
29 25
20 12
33±2 27,6±1,5
24±1 19,3±1,1
13±1 Keterangan:
Sedikit 0-19; beberapa noda 20-39; banyak noda 40-100 Aramo, 2012.
Universitas Sumatera Utara
39 Setelah perawatan selama satu minggu nilai hasil pengukuran banyaknya
noda yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan kondisi awal. Masker dengan konsentrasi tepung pisang ambon 10, 15, dan 20 menunjukkan
tingkat pemulihan yang baik.
Gambar 4.5 Grafik hasil pengukuran banyak noda spot pada Wajah
sukarelawan kelompok blanko, masker tepung pisang 10, 15, 20 selama 4 minggu.
Pemulihan kulit yang paling baik pada masker 20 karena mampu menurunkan nilai banyaknya noda lebih baik dibandingkan dengan masker lain.
Gambar pengukur hasil pengujian menggunakan alat skin analyzer dapat dilihat pada lampiran 6. Data statistik parameter pengukuran banyaknya noda yang
diperoleh dengan Anova menunjukkan kondisi kulit awal, pemulihan minggu pertama, minggu kedua setelah perawatan tidak ada perbedaan signifikan antara
formula karena diperoleh nilai p 0,05. Pada pemulihan minggu ketiga dan minggu keempat setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 dimana ada perbedaan
yang signifikan antara formula.
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
S p
o t
Banyak Noda Spot
Blanko Tp 10
Tp 15 Tp 20
Ke cil
Be sa
r
Universitas Sumatera Utara
40 Perawatan kulit dilakukan dalam satu minggu sebanyak dua kali selama
empat minggu, Perawatan kulit dilakukan dalam satu minggu sebanyak dua kali selama empat minggu. Cara pemakaiaan ini disesuaikan dengan produk masker
dipasaran.
4.3.5 Keriput Wrinkle