52
Hasil Uji Simultan 1.
Partisipasi penyusunan anggaran X1 dan sistem pelaporan X2 berpengaruh secara signifikan terhadap akuntabilita kinerja Y
Berdasarkan hasil uji simultan, diketahui bahwa partisipasi penyusunan anggaran X1 dan sistem pelaporan X2 secara bersama-sama simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja Y.Hal ini diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 0,005. Selain itu juga dapat dilihat
dari nilai F hitung dimana nilai F hitung 35,730 3,195, artinya partisipasi penyusunan anggaran X1 dan sistem pelaporan X2 secara bersama-sama
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi 2014.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
53 1.
Partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pelaporan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap akuntabilitas kinerja.
2. Partisipasi penyusunan anggaran secara parsial tidak berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja. 3.
Sistem pelaporan secara parsial berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja.
5.2 Saran
1. Bagi peneliti berikutnya, agar dapat menambah variabel lain yang
berkaitan erat secara teori terhadap variabel akuntabilitas kinerja serta menambah jumlah responden penelitian.
2. Bagi peneliti berikutnya, agar tidak melakukan penelitian pada kurun
waktu Juli-September, karena pada kurun waktu tersebut merupakan masa libur sekolah sehingga memerlukan waktu yang lama dalam menyebarkan
kuesioner. 3.
Bagi pihak manajemen sekolah agar meningkatkan sistem pelaporan yang ada sehingga akuntabilitas sekolah juga semakin lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2006.Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta. Birskyte, Liucija, 2013. Involving Citizens in Public Decision Making: The Case
of Participatory Budgeting in Lithuania.Research. Mykolas Romeris University, Lithuania.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntabilitas
2.1.1 Pengertian Akuntabilitas
10 Akuntabilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu accomptare
mempertanggungjawabkan, bentuk kata dasar computare memperhitungkan yang juga berasal dari kata putare mengadakan
perhitunganwww.wikipedia.org.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, akuntabilitas berarti keadaan untuk bertanggungjawab.
Dari asal kata tersebut, akuntabilitas timbul karena adanya pemberian tanggungjawab kepada orang atau pihak tertentu untuk menjalankan tugasnya
dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Deklarasi Tokyo 1985 menetapkan pengertian akuntabilitas sebagai
kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan
dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawaban fiskal, manajerial dan program.
Ini berarti terdapat penilaian terhadap apa yang dikerjakan oleh individu atau penguasa yang menerima tanggunggjawab tersebut.
Akuntabilitas menurut Tim Studi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan-BPKP
adalah kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorangbadan hukumpimpinan kolektif suatu organisasi kepada
pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Selanjutnya Ulum 2008 mendefinisikan akuntabilitas sebagai suatu pertanggungjawaban oleh pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh
masyarakatindividu dimana nantinya terdapat keberhasilan atau kegagalan di
11 dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari kedua pengertian tersebut, tersirat bahwa pihak yang diberikan
kepercayaan atau tanggungjawab tersebut harus memberi laporan pertanggungjawaban atas tugas yang telah dipercayakan kepadanya dengan
mengungkapkan segala sesuatu yang dilakukan baik yang mencerminkan keberhasilan atau kegagalan. Artinya laporan pertanggungjawaban tersebut
bukan sekedar laporan atas pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tetapi termasuk juga kinerja dari pelaksanaannya yang mampu
menjawab pertanyaan mendasar tentang apa yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini si penerima tanggungjawab harus
dapat melaporkan keberhasilan yang telah dicapai dan juga mengungkapkan dalam laporannya semua kegagalan yang terjadi.
Dalam konteks pemerintahan, akuntabilitas mempunyai arti
pertanggungjawaban yang merupakan salah satu ciri terapan good governance atau pengelolaan pemerintahan yang baik.
Artinya akuntabilitas menunjukkan apakah pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan apakah
pelayanan publik tersebut mengakomodasikan kebutuhan rakyat yang sesungguhnya.
Akuntabilitas mensyaratkan agar pemerintah memberikan laporan dan pertanggungjawaban mengenai penguasaan atas dana–dana publik dan
penggunaannya sesuai peruntukan.
12 Dengan akuntabilitas, pihak yang menerima tanggungjawab harus transparan
dan terbuka menjawab setiap pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan implementasi tanggungjawab tersebut.
2.1.2 Jenis Akuntabilitas
Ada berbagai pandangan tentang jenis-jenis akuntabilitas, antara lain yang dinyatakan oleh Sirajudin H. Salleh dan Aslam Iqbal 1997 dalam
Mohamad 2004 yaitu akuntabilitas internal dan akuntabilitas eksternal. Dari sisi internal seseorang, akuntabilitas berarti pertanggungjawaban individu
tersebut kepada Tuhan.Akuntabilitas ini disebut sebagai akuntabilitas spiritual dimana segala sesuatu yang dilakukan hanya diketahui oleh dia sendiri dan
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.Akuntabilitas ini sulit untuk diukur, karena didasarkan pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Namun apabila
dilakukan dengan benar, akan memberi pengaruh yang besar pada pencapaian kinerja seseorang.
Berbeda dengan akuntabilitas internal, akuntabilitas eksternal lebih mudah diukur karena tersedianya norma dan standar yang jelas. Banyak
pendapat yang membagi-bagikan akuntabilitas ini menjadi beberapa bagian, antara lain menurut Mario D. Yango 1991 dalam Mohamad 2004. Mario
membagi akuntabilitas eksternal menjadi: a.
Akuntabilitas tradisional atau akuntabilitas reguler, yang bertujuan untuk
mempertahankan efisiensi dalam pelaksanaan administrasi publik.
b. Akuntansi manajerial, yang menekankan peran manajer atau pengawas
dan mengharapkan agar pejabat dan pegawai tidak hanya mengerjakan
13 peraturan-peraturan yang ada tetapi juga menetapkan perencanaan dan
penganggaran untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
c. Akuntabilitas program, fokus pada pencapaian hasil operasi pemerintah.
d. Akuntabilitas proses, menekankan pada informasi tentang tingkat
pencapaian kesejahteraan sosial atas pelaksanaan kebijakan dan aktivitas organisasi. Akuntabilitas ini memerlukan pertimbangan masalah etika
dan moral dari setiap kebijakan pemerintah, pelaksanaannya serta
dampak yang ditimbulkan.
2.2 Kinerja