Definisi Mudharabah . TINJAUAN PUSTAKA

10

2.3 Definisi Mudharabah .

Definisi menurut fiqih, mudharabah atau disebut juga muqaradhah berarti berpergian untuk urusan dagang secara muamalah berarti pemilik modal shahibul maal menyerahkan modalnya kepada pekerja pedagang mudharib untuk diperdagangkan diusahakan, sedangkan keuntungan dagang itu dibagi menurut kesepakatan bersama. 2.3.1 Aspek Syariah Kontrak Mudharabah 2.3.1.1. Al – Qur’an dan Hadist tentang mudharabah Akad mudharabah diperbolehkan dalam islam, karena bertujuan untuk saling membantu antara pemilik modal dan seseorang yang ahli dalam memutarkan uang usahadagang. Mudharib sebagai pengusaha entrepreunerpelaku usaha adalah sebagian dari orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mencari karunia dari ridha Allah. “..dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia allah SWT.. “ QS.Al Muzammil 73 : 20 “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” QS.Al Jum’ah 62 : 10 “Tidak ada dosa bagi kamu untuk mencari karunia rezeki hasil perniagaan tuhanmu..” QS. Al Baqarah 2 : 198 Diriwayatkan oleh ibnu abbas bahwasanya sayyida abbas jika kalau memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dana nya tidak dibawa mengarungi lautan,menuruni lembah yang berbahaya, menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana 11 tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut ke Rasulullah SAW dan Rasulpun memperkenalkannya Hadist dikutip oleh imam Alfasi dalam Majama ‘ assawaid 4 161. Hadist lain yang bersenada telah diriwayatkan olehh imam darul quthni dari perawi-perawi yang dapat dipercaya. Dari Syu’aib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Tiga perkara di dalamnya terdapat keberatan, 1menjual dengan pembayaran secara kredit, 2Muqaradah nama lain dari Mudharabah, 3mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan dijual. “ HR. Ibnu Majah. “Rahmat Allah SWT tercurahkan atas dua pihak yang sedang bekerjasama selama mereka tidak melakukan pengkhianatan,manakala berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahanpun akan sirna daripadanya.”HR. Abu Daud, Baihaqi, dan Al Hakam.

2.3.1.2. Musyawarah dan Kesepakatan dalam Mudharabah

Kesepakatan kedua belah pihak antara bank dan nasabah sangat diperlukan dalam menentukan keputusan dan mempelancar urusan. Dua belah pihak masing- masing mempunyai hak dan kewajiban yang sama, serta bersama menjaga amanah dana masyarakat. “ Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu‘‘QS. Al Maidah 5 : 1 “sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya’’ QS Al Isra 42 : 38 “ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasulullah dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada, sedang kamu mengetahui. ‘’ QS. Al Anfal 8 : 27 12

2.3.1.3 Jaminan dalam Mudharabah

Jaminan diperlukan untuk memperkecil resiko-resiko yang merugikan bank akibat kelalaian, salah urus atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh nasabah selaku pengurus mudharib. “ Jika kamu dalam perjalanan dan bermu’amalah tidak secara tunai, sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya utangnya, dan hendaklah dia bertaqwa kepada Allah, Tuhannya; …” QS. Al Baqarah 2 : 283 2.3.1.4 Saksi dalam Mudharabah Persaksian merupakan alat bukti bagi hakim untuk memutuskan perkara. Saksi harus orang yang adil bijaksana, tidak cacat mata, bias bicara bukan bisu, dan juga tidak cacat hukum. “… Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antara kamu jika tidak ada dua orang lelaki, maka boleh seseorang lelaki, maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seseorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi enggan memberikan keterangan apabila dipanggil, dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar,sampai batas waktu pembayaran. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksiandan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu, Tulislah mu’amalah itu kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi itu saling mempersulit.Jika kamu melakukan hak yang demikian itu,maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan 13 bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah Maja mengetahui segala sesuatu. ‘’ QS. Al Baqarah 2 L 282 2.3.1.5 Rukun Mudharabah Rukun dalam transaksi mudharabah meliputi: 1. Shahibul Maal pemilik modal 2. Mudharib pelaksanausahawan 3. Maal Modal 4. KerjaUsaha 5. Keuntungan 6. Ijab Qabul

2.3.1.6 Ketentuan penyaluran dana Mudharabah

1. Penyaluran dana mudharabah adalah penyaluran dana yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. 2. Dalam penyaluran dana ini LKS sebagai shahibul maal pemilik dana membiayai 100 kebutuhan suatu proyek usaha, sedangkan pengusaha nasabah bertindak sebagai mudharib atau pengelolah usaha. 3. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak LKS dengan pengusaha 4. Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. 5. Jumlah dana penyaluran dana harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 14 6. LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. 7. Pada perinsipnya, dalam penyaluran dana mudharabah tidak ada jjaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. 8. Kriteria pengusaha, prosedur penyaluran dana, dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN. 9. Biaya operasional dibebankan kepada mudharib. 10. Dalam hal penyandang dana LKS tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.

2.3.1.7 Rukun syarat penyaluran dana

Adapun Rukun Syarat dalam melakukan penyaluran dana pada Mudharabah adalah : 1. Penyedia dana Shahibul maal dan pengelola mudharib harus cakap hukum. 2. Pernyataan ijab dan qobul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan konrtak akad dengan memperhatikan hal-hal berikut : 15 a. Penawaran dan penerimaaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak akad. b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondesi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 4. Modal ialah sejumlah uang dan atau asset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut. a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya. b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka asset tersebut harus dinilai pada waktu akad. c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus djbayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 5. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi a. Harus diperuntukan bagi kedua pihak dan tidak boleh diisyaratkan untuk satu pihak. b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk persentase nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. 16 c. Penyedian dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan. Tabel 2.1 Perbedaaan Produk Bank Konvensional dengan Produk Mudharabah Dasar Kegiatan Usaha Bank Konvensional Produk Mudharabah Keterangan Kredit usaha Suku bunga Bagi hasil Sesuai dengan kesepakatan Simpanan dana Deposito Suku bunga Bagi hasil Sesuai dengan kesepakatan Pembiayaan investasi Suku bunga Bagi hasil Sesuai dengan kesepatan

2.3.1.8 Nisbah untuk financing atau pembiayaan

Karim 2004 menyatakan bahwa, bank syariah menetapkan nisbah bagi hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty Contracts NUC, yakni akad bisnis yang tidak memberikan kepastian return seperti mudharabah dan musyarakah, dengan mempertimbangkan dua hal, yaitu referensi marjin keuntungan dan perkiraan keuntungan usaha yang dibiayai bank. 1. Referensi marjin keuntungan Referensi tingkat marjin keuntungan adalah penetapan marjin bagi hasil pembiayaan berdasarkan usul, rekomendasi, dan saran dari tim asset and liabilities committee ALCO dengan mempertimbangkan criteria berikut: a. Direct Competitor Market Rate DCMR Tingkat marjin keuntungan rata-rata perbankan syariah, atau tingkat marjin keuntungan rata-rata beberapa bank syariah yang ditetepkan 17 ALCO sebagai pesainbg langsung, atau tingkat marjin keuntungan bank syariah tertentu yang ditetapkan sebagai pesaing langsung terdekat. b. Indirect Competitor Market Rate ICMR Tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional, atau tingkat suku bunga rata-rata beberapa bank konvensional yang ditetapkan ALCO sebagai pesaing tidak langsung, tingkat suku bunga bank konvensaional tertentu yang ditetapkan sebagai pesaing tidak langsung terdekat. c. Expected Competitive Return for Investor ECRI Target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada nasabah pihak ketiga investor d. Acquiring Cost Biaya yang dikeluarkan oleh bank dan langsung terkait dengan upaya untuk memperolehan dana pihak ketiga. e. Overhead Cost Biaya yang dikeluarkan olehbank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga. 2. Perkiraan tingkat keuntungan usaha yang dibiayai Perkiraan tingkat keuntungan usaha dihitung dengan mempertimbangkan criteria berikut ini : a. Perkiraan penjualan Terdiri dariperkiraan volume penjualan setiap bulan atau transaksi, 18 frekuensi penjualan setiap bulan, fluktuasi, rentan harga penjualan yang dapat dinegosiasikan, dan marjin keuntungan setiap transaksi. b. Lama Cash to Cash Cycle Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan Cash kembali atau jumlah hari antara arus kas keluar pertama dengan arus kas masuk berikutnya yang melibatkan antara lain: lamanya persediaan, lamanya proses barang, dan lamanya piutang dagang. Cash to Cash Cycle disebut juga dengan Cash Conversion Cycle c. Perkiraan Biaya Langsung Merupakan perkiraan biaya-biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya pengangkutan, biaya pengemasan, dan biaya lain yang termasuk ke dalam Cost of Goods Sold COGS d. Perkiraan Biaya Tidak Langsung Merupakan perkiraan biaya-biaya yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan, dan biaya-biaya lain yang termasuk kedalam Overhead Cost OHC e. Delayed Factor Delayed Factor adalah waktu yang ditambahkan pada cash to cash cycle untuk mengantisipasi timbulnya keterlambatan pembayaran dari mudharib kepada bank. 19

2.3.1.9 Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Untuk Pembiayaan

Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas, maka dalam penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan dapat dihitung dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Faktor yang diperhatikan dalam penentuan nisabh financing : a. Harga jual barang dagang b. Harga jual kepada pembeli p.a per annual c. Volume penjualan barang dagang per bulan d. Nilai penjualan e. Laba bersih penjualan barang dagang 2. Profit Margin a. Cash to Cash periode = 360 DI +DR-DP b. Lama piutangDay Receivable DR data neraca c. Lama persediaanDay Inventories DI data neraca d. Lama utang dagangDay Payable DP pembayaran ke supplier dan carry 3. Profit margin per tahun 4. Hitung a. Nisbah Shahibul Maal, adalah Expected returnActual returnx 100 b. Nisbah Mudharib, adalah 100 - Nisbah Shahibul Maal Contoh Perhitungan Nisbah Contoh perhitungan nisbah bagi hasil untuk bisnis perdagangan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah, dapat dihitung sebagai 20 berikut: Harga jual kacang kedelai = Rp.2.150 kg Harga jual kepada nasabah = setara 16 p.a Volume penjualan kedelai per bulan = 65.000 kg Nilai penjualan 65.000 x Rp.2.150 = Rp. 139.750.000 Harga pokok pembelian =_____Rp. 125.000.000__ Pendapatan penjualan kedelai = Rp. 14.750.000 Berapa nisbah bagi hasilnya? Perhitungan Nisbah : Volume penjualan = 65.000 kg Profit margin : Rp. 14.750.000139.750.000x 100 = 10,55 Lama piutang data neraca 31-07-2003 = 65 hari Lama persediaan data neraca 31-08-2003 = 2 hari Lama utang dagang : pembayaran ke supplier carry = 0 Cash to cash periode = 360DI+DR-DP = 5,4 Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55 = 57 Nisbah antara Shahibul Maal dengan Mudharib Nisbah Bank Syariah : 16 57x100 = 28 Nisbah untuk Nasabah; 100 - 28 = 72 Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah 21 Seseorang nasabah mengajukan pembiayaan untuk modal kerja dagang sebesar Rp.125.000.000 selama 1 tahun, dengan perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank 72 : 28. Bagaimana cara perhitungannya? Dengan cara melakukan bagi hasil setiap bulan dan pokok modal dikembalikan pada saat akhir perjanjian. Tabel 2.2 Kasus Perhitungan Bagi Hasil BULAN PROYEKSI PENDAPATAN PENDAPATAN AKTUAL NISBAH CICILAN POKOK TOTAL ANGSURAN Bank Nasabah 28 72 A B C D E F G 1 6.000.000 6.000.000 1.680.000,00 4.320.000.00 1.680.000,00 2 6.000.000 5.000.000 1.400.000,00 3.600.000,00 1.400.000,00 3 6.000.000 7.000.000 1.960.000,00 5.040.000,00 1.960.000,00 4 6.000.000 4.000.000 1.120.000,00 2.880.000,00 1.120.000,00 5 6.000.000 2.500.000 700.000,00 1.800.000,00 700.000,00 6 6.000.000 3.000.000 840.000,00 2.160.000.00 840.000,00 7 6.000.000 3.500.000 980.000,00 2.520.000,00 980.000,00 8 6.000.000 6.500.000 1.820.000,00 4.680.000,00 1.820.000,00 9 6.000.000 5.500.000 1.540.000,00 3.960.000,00 1.540.000,00 10 6.000.000 4.250.000 1.190.000,00 3.060.000,00 1.190.000,00 11 6.000.000 4.500.000 1.260.000,00 3.240.000,00 1.260.000,00 12 6.000.000 4.575.000 1.281.000,00 3.294.000,00 125.000.000,00 126.281.000,00 Kolom Keterangan Perhitungan A Bulan perjalanan pembiayaan yang dilakukan nasabah B Pendapatan proyeksi pendapatan yang diinginkan oleh pemilik modal dapat dihitung dengan bantuan alat statistic, misalnya regresi C Pendapatan aktual mudharib adalah data pendapatan yang diperoleh mudharib dalam usaha D Bagian nisbah pendapatan pemilik modal, diperoleh dari porsi nisbah dikalikan dengan pendapatan actual mudharib. E Bagian nisbah pendapatan pelaku usaha mudharib, diperoleh dari porsi nisbah dikalikan dengan pendapatan actual mudharib. F Pengembalian pokok modal, yaitu besaran dana yang dibayar pada akhir perjanjian. G Total pemberian nasabah kepada pemilik dana berdasarkan porsi yang disepakati setiap bulannya. 22

2.4 Definisi Murabahah.

Dokumen yang terkait

Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

1 65 104

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH dan MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (periiode Desember 2007-Desember 2014).

1 3 12

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MURABAHAH TERHADAP LABA BANK SYARIAH MANDIRI

0 1 13

Cover Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

0 0 11

Abstract Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

0 0 2

Chapter I Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

0 0 5

Chapter II Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

0 0 35

Reference Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

0 0 2

Appendix Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Pada Bank Syariah Kota Medan

0 0 12