Pendayagunaan zakat lembaga amil zakat (LAZ) portalinfaq untuk pendidikan anak pendidikan Anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi

(1)

i

Pendayagunaan Zakat Laz Portalinfaq Untuk Pendidikan Anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumberdaya manusia, keberhasilan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh faktor biaya, maka bagi yang tidak mempunyai biaya karena keadaan ekonomi lemah ini akan menjadi hambatan tersendiri untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dapat diupayakan melalui pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan.

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pendayagunaan zakat serta faktor penghambat dan pendukung untuk program pendidikan khususnya pada anak-anak pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian pendayagunaan zakat pada LAZ Portalinfaq dalam program Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi adalah Sekolah Gratis Pemulung Bantar Gebang yang bernama “Sekolah Alam Tunas Mulia Portalinfaq” dengan Program Pelatihan Lifeskill dari barang-barang bekas (karton dan plastik), Olimpiade Taman Bacaan Anak (Peserta), Pelatihan Prakarya Quilling 1 & 2, Pelatihan Prakarya manik-manik (aksesories & tasbih), Pertandingan Sepakbola Persahabatan (Sekolah Alam “Tunas Mulia” Vs SD Bantargebang), Pelatihan Kesenian Alat Musik Angklung, Pelatihan Keterampilan Menjahit dan Pelatihan beternak dan berkebun. Adapun bentuk-bentuknya Belajar mengajar yang berpedoman kepada kurikulum yang diberikan oleh Dinas Pendidikan, Pemberian keterampilan seperti: bercocok tanam (palawija & padi), Pemberian keterampilan mendaur ulang sampah, Pemberian Keterampilan menjahit dan Pemberian keterampilan berternak (bebek). Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan dukungan dari donator, masyarakat, dukungan dari guru relawan dan dukungan dari Dinas Pendidikan Kab. Bekasi. Fakor Penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan dari pihak orang tua murid yang menginginkan anaknya untuk bekerja, kebiasaan anak yang tidak suka belajar, fasilitas masih minim, kekurangan guru tetap dan kekurangan guru ektrakurikuler.


(2)

Untuk Pendidikan Anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa tanggal 24 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, 24 Juni 2010 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra. M.A H. Mulkanasir B.A,S.Pd, M.M NIP.19700903 199603 1 001 NIP. 19550101 198302 1 001 Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hiban, M.A Dra. Hj. Elidar Husin. M.A NIP. 10660605 199403 1 005 NIP.150102402

Pembimbing,

M. Hudri, M.Ag NIP. 197206061998031003


(3)

v

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 9

F. Sistematika Penelitian ... 13

BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pendayagunaan Zakat... 15

1. Pengertian Pendayagunaan... 15

2. Pengertian Zakat... 15

3. Dasar Hukum Zakat ... 18

4. Sumber Dana Zakat... 20

5. Bentuk-bentuk Pendayagunaan Zakat... .27

6. Golongan Penerima Zakat...29

B. Pengertian Pendidikan... 31

1. Pengertian Pendidikan... 31

2. Sarana Pendidikan... 32

BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT Portalinfaq A. Sejarah Berdirinya LAZ Portalinfaq ... 33

B. Visi, Misi dan Tujuan LAZ Portalinfaq ... 35

C. Struktur Organisasi LAZ Portalinfaq ... 38


(4)

vi PENDIDIKAN ANAK PEMULUNG DI BANTAR GEBANG BEKASI

A. Pendayagunaan Zakat untuk Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi ... 44 B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Program Peduli

Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang... 55 C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Berjalannya

Program ... 57 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran-saran... 60 DAFTAR PUSTAKA... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

A. Latar Belakang Masalah

Zakat, sebagai salah satu bentuk peribadatan yang lebih mengedepankan nilai-nilai sosial di samping pesan-pesan ritual, tampak memiliki akar sejarah yang sangat panjang. Bisa diduga hampir sepanjang usia umat manusia itu sendiri (generasi Adam as). Atau paling sedikit mulai generasi beberapa nabi Allah sebelum Adam as. Atau selambat-lambatnya sejak sejumlah nabi Allah sebelum Muhammad saw. Menurut hemat penulis, Allah swt, hanya menurunkan satu agama sepanjang perjalanan umat manusia, sejak generasi Adam as. hingga generasi Muhammad saw. Dengan kalimat lain, agama Allah sejak Adam as. Hingga Muhammad saw, adalah Al-Islam, yang dari nabi yang satu hingga kepada nabi berikutnya dalam beberapa hal tertentu mengalami proses penyempurnaan sesuai dengan kondisi sosial yang ada. Tahap penyempurnaan Al-Islam ini mencapai puncaknya pada zaman Nabi Muhamad saw.

Dalam perspektif Islam sendiri dikatakan salah satu wujud peningkatan era, serta umat Islam dalam pembangunan nasional yang sejalan dengan rukun Islam adalah dalam bentuk pemberian zakat. Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menbayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya, sehingga zakat merupakan sumber upaya pemberian modal.


(6)

Zakat pada hakikatnya adalah distribusi kekayaan dikalangan umat Islam untuk mempesempit jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin dan mengindari penumpukan harta kekayaan. Oleh karena itu menurut ajaran Islam zakat sebaiknya di pungut oleh negara atau pemerintah yang bertindak sebagai wakil fakir miskin untuk memperoleh haknya yang ada pada orang kaya.1

Zakat pada masa-masa awal Islam terdapat perbedaan pendapat di kalangan para sejarawan Islam tentang waktu pensyariatan zakat. Ada yang menyatakan pada tahun kedua hijrah yang berarti satu tahun sebelum pensyariatan puasa tetapi ada juga yang berpendirian bahwa zakat disyariatkan pada tahun ketiga hijriah yakni satu tahun setelah pensyariatan shiyam yang diwajibkan satu tahun sebelumnya (kedua hijriah). Lepas dari perbedaan pendapat itu, yang jelas Nabi Muhamad saw. Menerima perintah zakat setelah beliau hijrah ke Madinah.2

Pensyariatan zakat tampak seiring dengan upaya pembinaan tatanan sosial yang baru dibangun oleh Muhamad saw. Setelah Nabi berada di Madinah. Sedangkan selama Muhammad saw. Tinggal di Mekah, bangunan ke Islaman hanya terfokus pada bidang akidah, qashash dan akhlaq. Baru pada periode Madinah, Nabi akhir zaman ini melakukan pembangunan dalam semua bidang. Tidak saja dalam bidang akidah dan akhlak, akan tetapi juga telah memperlihatkan bangunan mu'amalat dengan konteksnya yang sangat

1

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf( jakarta : UI press, 1989), cet- 1, h. 33

2

Kuantarno Noor Alfah dan Nasir Tajang, Zakat dan Peran Negara( Jakarta : FOZ Forum Zakat)


(7)

luas dan menyeluruh. Termasuk bangunan ekonomi sebagai salah satu tulang punggung bagi pembangunan umat Islam bahkan umat manusia secara keseluruhan.

Dalam kurun waktu yang begitu lama, umat Islam memiliki persepsi bahwa ajaran zakat tidak lebih dari sekedar ibadah ritual yang terpisah dari konteks sosial. Pandangan dogmatis ritualistik ini menjadikan zakat sosial dan teralienasi dari fungsi dasar yang diembannya. Karena di butuhkan strategi yang mungkin perlu terus-menerus di perbaharui dalam mengaktualisasikan potensi zakat di tengah-tengah masyarakat agar setiap masyarakat bisa merasakan secara langsung implikasinya dalam kehidupan sosial ekonomi mereka baik sekarang dan masa yang akan datang.

Potensi dana zakat dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip : ummatan wahidan, musawamah (permaan drajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), dan takaful ijtima (tanggung jawab bersama). Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat.3

Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan, economic growth with equity. Yang diterima oleh golongan ekonomi lemah, memiliki implikasi positif terhadap meningkatnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya mendorong peningkatan produksi.

3


(8)

Namun potensi ekonomi yang terdapat dalam zakat belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai kalangan memandang zakat sebagai sebuah kewajiban rutin yang dilaksanakan setiap tahun, tanpa melihat aspek pemberdayaan dana zakat, padahal zakat bisa menjadi salah satu solusi alternative berbagai problematika, jika potensi yang ada padanya dikelola secara professional untuk mengatasi problematika yang ada.

Zakat yang didalamnya terdapat amanat umat yang harus diatur dan di salurkan kepada yang berhak sesuai dengan aturan agama, jelas memerlukan pengaturan dan pengelolaan yang dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, jadi dengan melalui pengelolaan zakat yang dilakukan secara professional dan handal diharapkan tujuan dari kehadiranya zakat itu sendiri dapat dirasakan kita semua.

Diantara hikmah disyariatkanya mengeluarkan zakat ialah bahwa pendistribusiannya dan pendayagunaan yang baik mampu memperbaiki kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat menyatukan anggota-anggota masyarakat seolah-olah menjadi sebuah satu tubuh. Selain dari itu, zakat juga dapat membersihkan jiwa anggota masyarakat dari sifat pelit dan bakhil. Zakat juga merupakan benteng keamanan dalam system ekonomi Islam dan sebagai jaminan kearah stabilitas dan keseimbangan sejarah sosial sebuah masyarakat.4

Pendidikan merupakan sebuah proses transformasi masyarakat dari kebodohan menuju kecerdasan. Pendidikan adalah proses perubahan

4

Syaikh Muhamad Abdul Malik Ar-Rahman. Zakat 1001 Masalah dan Solusinya (Jakarta, 2003 : Pustaka Cerdas) Cet I, h 167


(9)

masyarakat dari ketidak mampuan menjadi keahlian. Sekaligus pendidikan adalah saran mengubah kemalasan dan kemudahan menjadi kesadaran dan tindakan oleh karena itu pendidikan menjadi fondasi sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Karena strategisnya kedudukan pendidikan dalam perubahan masyarakat, maka pendidikan harus mendapatkan prioritas yang tinggi dalam pembangunan.

Keberhasilan anak didik meraih prestasi yang maksimal bukan hanya di pengaruhi oleh faktor eksternal yang meliputi semua institusi dan kondisi lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan keluarga termasuk status sosial ekonomi orang tua anak didik, apalagi yang berpenghasilan lemah dan tingkat ekonomi kurang baik, hal ini akan menjadi hambatan bagi anak didik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal.

Dengan adanya lembaga amil zakat Portalinfaq diharapkan dana zakat dapat dikelola secara profesional dan yang terpenting adalah pendayagunaanya tepat pada sasaran. Dengan demikian zakat dapt menjadi dana tepat yang cukup profesional untuk kesejahteraan umat serta berguna untuk agama dan pendidikan Oleh karena itu, penulis memandang perlu adanya kajian serius tentang pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penyaluran dana zakat untuk mustahik khususnya kaum lemah, berkenaan dengan uraian diatas maka penulis tertarik nengkaji lebih jauh lagi tentang permasalahan tersebut yang tertuang dalam skripsi yang berjudul "Pendayagunaan Zakat LAZ Portalinfaq Untuk Peduli Pendidikan Anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi ".


(10)

Adapun yang menjadi alasan penulis mengkaji masalah tersebut adalah pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia, keberhasilan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh faktor biaya, maka bagi yang tidak mempunyai biaya karena keadaan ekonomi lemah ini akan menjadi hambatan tersendiri untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dapat di upayakan antara lain pendistibusian dana zakat untuk pendidikan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi yang akan dibahas hanya tentang pendayagunaan zakat untuk peduli pendidikan anak pemulung di bantar gebang bekasi pada LAZ Portalinfaq. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah pokok yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah meliputi :

1) Bagaimana LAZ Portalinfaq dalam mendayagunakan dana zakat untuk pendidikan anak pemulung di bantar gebang bekasi?

2) Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi di Lembaga Amil Zakat Portalinfaq?


(11)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisa bagaimana pendayagunaan dana zakat pada sektor pendidikan.

b. Untuk menganalisa faktor pendukung dan penghambat pendayagunaan dana zakat pada sector pendidikan.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

1) Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut pengelolaan zakat.

2) Sebagai tambahan literature dan rujukan terutama yang berkaitan dengan masalah pendayagunaan zakat dan memberikan pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai pengelolahan zakat untuk pendidikan khususnya mahasiswa jurusan manajemen dakwah dan Lembaga Amil Zakat lainnya.

b. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah menggambarkan sebuah sebuah perencanaan suatu lembaga. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada lembaga amil zakat Portalinfaq dalam


(12)

mejalankan tugas-tugasnya. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi lembaga zakat dalam mengelola zakat.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis terapkan adalah membaca, mempelajari dan mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Karena tidak menutup kemungkinan adanya kemiripan dengan yang dituliskan penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam hal pembahasan maupun objek kajian dalam penelitian ini.

Ada beberapa skripsi yang membahas mengenai pendayagunaan zakat, adapun skripsi tersebut diantaranya :

1. Judul skripsi “pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan studi kasus di lembaga pengembangan insani dompet dhuafa republika”. Penulis Zaenal Arifin . Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam 2009. Berisi tentang pendayagunaan dana ZIS yang digunakan untuk pendidikan pada lembaga pengenbangan insane dompet dhuafa republika.

2. Judul skripsi “Strategi pendayagunaan dana zakat baitul maal hidayatullah jakarta timur melalui program kuliah da'i mandiri” Penulis Dini Nurani. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen


(13)

Dakwah 2008. Berisi tentang Strategi Baitul Maal hidayatullah Jakarta Timur dalam melaksanakan program kuliah Da’I Mandiri.

Namun dari beberapa skripsi di atas terdapat perbedaan dengan yang dilakukan oleh penulis baik dari obyek kajian, pembahasan penelitian serta poin pokok permasalahan yang dikaji pada penelitian ini, karena dalam skripsi ini penulis menitik beratkan pada pendayagunaan zakat untuk pendidikan anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi.

E. Metodologi Penelitian

Adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami objek.5

1. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif. Yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh dari hasil penelitian dengan pengamatan langsung yang bersifat interatif dan memaparkan sesuai data yang didapat.6

Penelitian deskriptif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar, dibacanya (via wawancara,

5

Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980), h. 16

6


(14)

fhoto, video, tape, dokumen pribadi, brosur-brosur dan lain-lain) dan peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik kesimpulan.7

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek yang akan diteliti adalah Lembaga Amil Zakat Portalinfaq. dan objeknya adalah pendayagunaan zakat untuk pendidikan untuk anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi.

3. Sumber data

Pada penyusunan skripsi ini, penulis akan megambil data yang akan dijadikan subjek penelitian sebagai berikut :

a. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama, seperi hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti atau observer melakukan sendiri observasi dilapangan, pelaksanannya berupa survey.8 Dengan mewawancarai langsung dengan Faizaluddin, S.P sebagai General Manajer LAZ Portalinfaq .

7

Burhan Bungin, metodelogi penelitian kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2001) h. 39

8

Ipah farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta : UIN Press, 2006), h. 45


(15)

b. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, brosur, majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Menurut Dr. Lexy J Moleong, dalam bukunya Metodologi Penelitian

Kualitatif Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.9

b. Observasi

Penulis mendatangi langsung kantor Lembaga Amil zakat

Portalinfaq guna memperoleh data kongkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian, selain melihat dan mengamati langsung dari dekat kegiatan pendayagunaan zakat untuk pendidikan anak pemulung bantar gebang Bekasi.

Menurut subagyo dalam bukunya metode penelitian dalam teori dan praktek. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

9

Dr. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135


(16)

sengaja, sistematis mengenai fenomena social dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.10

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis (buku, bulletin atau jurnal) yang tedapat di perpustakaan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis dalam penelitian ini yang berhungan dengan pendayagunaan zakat, Dokumentasi dalam penelitan ini berupa profil-profil dan program LAZ Portalinfaq.

5. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh datayang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan dokumen.11 Penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

6. Waktu dan tempat penelitian

Penulis melakukan penelitian dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni di kantor Lembaga Amil Zakat Portalinfaq yang beralamat di Jl. Radio IV No. 8A Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 Indonesia.

10

Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta, 1991), h 63

11

Lexy J. Maleong , Metode Penelitian Kualitatif, , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-11, h. 216


(17)

7. Pedoman Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pengkajian, penulisan pemahaman dan penyusunan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut.

BAB I :Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menerangkan secara garis besar mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, pedoman penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II :Tinjauan Teoritis

Pada bab ini membahas secara lebih mendalam mengenai tentang pendayagunaan zakat dan disertakan dengan dasar-dasar hukumnya, baik itu yang bersumber dari Al-Quran ataupun dari As-Sunnah., hikmah dan manfaat disyariatkannya zakat, Mustahik zakat. Pada bab ini juga membahas tentang pengertian pendayagunaan, tujuan pendayagunaan, prinsip-prinsip pendayagunaan dan manfaat pendayagunaan .


(18)

BAB III :Gambaran Umum Tentang Lembaga Amil Zakat Portalinfaq

Dalam bab ini penulis menerangkan profil LAZ Portalinfaq, Landasan hukum LAZ Portal Ifaq, visi, misi dan tugas pokok LAZ Portalinfaq, struktur organisasi LAZ Portalinfaq, program kerja LAZ Porta Infaq.

BAB IV :Analisa Terhadap Pendayagunaan Zakat Untuk

Peduli Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi

Dalam bab ini penulis menerangkan, pendayagunaan zakat pada LAZ Portalinfaq dalam bidang pendidikan anak pemulung di Bantar Gebang Bekasi.

BAB V : PENUTUP

Menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.


(19)

BAB III

GAMBARAN UMUM LAZ PORTALINFAQ

A. Sejarah Berdirinya LAZ Portalinfaq

Portalinfaq sebagai lembaga non profit dan non government organization didirikan atas kepedulian para pendirinya, yang sebagian besar merupakan professional muslim yang aktif menyalurkan, infaq maupun sedekahnya kelembaga-lembaga penghimpun dana. Yayasan PortalInfaq didirikan pada tanggal 17 Mei 2001. Yayasan ini adalah sebuah lembaga amil pengelola zakat, infaq dan shadaqah yang di niatkan untuk dijadikan sebagai wadah bagi profesional muslim untuk menyumbangkan ilmunya untuk kepentingan umat.

Yayasan Portalinfaq didirikan bermula dari terjadinya krisis multidimensional di Indonesia yang menyebabkan makin memburuknya masalah kemiskinan. Mengutip data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2000 37,5 juta atau 18% rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan yang didefinisikan oleh BPS sebagai pendapatan kurang dari Rp 90.000/bulan/orang di perkotaan, atau Rp 70.000/bln/orang di pedesaan. Pada tahun 2000 juga, sejumlah 7,5 juta anak terancam putus sekolah sementara tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 30% dari penduduk usia produktif.

Hal-hal ini memicu kami Portalinfaq untuk berpikir tentang apa yang dapat kami sumbangkan sebagai bagian dari kaum professional muslim di Indonesia. Kami sadari bahwa zakat dan infaq adalah instrumen Islami yang


(20)

sangat tepat untuk memerangi kemiskinan. Sayangnya, data-data menunjukkan bahwa pemanfaatannya saat ini di Indonesia masih belum optimal. Menurut para ahli, potensi zakat di Indonesia sekurangnya sebesar Rp12 trilyun rupiah. Tetapi pada tahun 1999 tercatat hanya sekitar Rp400 Milyar rupiah (3%) saja yang terkumpul melalui badan dan lembaga amil.1

Di lain fihak Portalinfaq melihat adanya kesempatan yang belum termanfaatkan dari teknologi baru, khususnya teknologi internet. Pengguna internet di Indonesia berkembang pesat hingga pada tahun 2001 diperkirakan sudah ada sekitar 2 juta pemakai internet di Indonesia.

Sebagai profesional kami telah dikaruniai ilmu di bidang manajemen dan teknologi dan kami rasakan bahwa ilmu yang kami miliki adalah amanah yang wajib kami manfaatkan untuk kemajuan umat.

Jika ingin melihat berapa jumlah dana yang terkumpul dan besarnya dana yang telah digunakan tidak dapat dilakukan setiap saat. Dari ketidaktahuan system ternyata menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pendiri untuk mendirikan lembaga yang sejenis namun lebih menekankan kepada profesionalitas dan networking yang luas yang outputnya tidak hanya berupa laporan keungan yang dapat dipertanggungjawabkan namun juga kejelasan alur distribusi dana ZIS dan Wakaf Uang Muzakki kepada mustahik.

1


(21)

Dapat disimpulkan Portalinfaq didirikan sebagai salah satu bentuk kepedulian proffesional muslim Indonesia untuk turut serta menanggulangi masalah social ekonomi umat dengan memenfaatkan jaringan internet sebagai sarana pengelolaan dana ZIS dan Wakaf Uang.

Sedangkan dalam operasionalnya Portalinfaq memegang prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Taat syariah sepenuhnya dalam setiap kegiatan

2. Non profit. Semua dana yang terhimpun digunakan untuk pemberdayaan umat dan pengembangan jaringan.

3. Manajemen professional lewat prosedur yang baku, teknologi pendukung yang memadai, dan personil yang tampil

4. Efisien dalam penggunaan biaya dan sumber daya lain

Teknologi portal di internet kami pandang sebagai alat utama kami untuk membangun jaringan, sedangkan pemberdayaan umat dicapai lewat infaq. Dari ini kami menamakan diri “Portalinfaq”.

B. Visi, Misi, dan tujuan LAZ Portalinfaq

Visi yang ingin diwujudkan oleh Portalinfaq adalah “ Membangun jaringan dan memberdayakan umat”. Bagian pertama visi kami adalah membangun jaringan. Jaringan disini kami maksudkan sebagai jaringan


(22)

keseluruh pihak yang terkait dalam ibadah zakat dan infaq, yaitu yang terdiri atas:

1. Jaringan Muzakki

Jaringan muzakki yang ingin kami bentuk adalah jaringan muzakki yang global, aktif dan peduli atas kesejahteraan umat.

2. Jaringan Amil

Kami percaya bahwa kerja sama antara amil mutlak diperlukan untuk kemajuan bersama. Kami mengharapkan dapat mengfasilitaskan terbentuknya sebuah jaringan amil yang berakar kuat di masyarakat, terpercaya dan berkomitmen tinggi.

3. Jaringan Mustahiq

Kami memandang mustahik bukan sebagai obyek, melainkan sebagai salah satu subyek penting dalam ibadah zakat dan infaq. Salah satu tujuan penting kami juga untuk membentuk jaringan mustahiq yang bersama-sama berkeinginan untuk maju dan melepaskan diri dari lingkungan kemiskinan.

Visi lain visi kami adalah untuk memberdayakan umat. Dalam visi kami pemberdayaan ini dibagi menjadi tiga bagian juga:


(23)

1. Memberdayakan mustahiq sehingga harkat hidupnya naik dan pada akhirnya bertransformasi dari penerima zakat menjadi pemberi zakat

2. Memberdayakan amil dalam memperbesar jangkauannya dan meningkatkan professionalismenya.

3. Memberdayakan muzakki sehingga muzakki dapat berpartisipasi nyata dalam perang melawan kemiskinan dan membawa hasil yang optimum.

Kami melihat pembangunan jaringan yang kuat sebagai syarat utama kesuksesan pemberdayaan umat. Sebaliknya juga umat yang sudah diberdayakan akan membentuk jaringan yang lebih kuat lagi. Demikian seterusnya efek bola salju yang kami harapkan akan terjadi.

Sedangkan Misi Utama Portalinfaq adalah untuk “Menggalang dan menyalurkan dana Zakat / Infaq dengan mengoptimalkan nilai zakat/infaq untuk mustahiq. Nilai-nilai dasar yang mutlak diperlukan untuk sebuah lembaga / badan amil tetap kami junjung tinggi, antara lain:

1. Amanah

Portalinfaq harus menjadi sebuah lembaga amil yang terpercaya dan dipercaya oleh masyarakat.

2. Transparan

Masyarakat harus dapat ikut melihat bagaimana Portalinfaq bekerja dalam mengelola amanah yang diberikan.


(24)

Yayasan ini haruslah dikelola dengan sungguh-sungguh berdasarkan kaidah-kaidah manajemen modern agar dapat sustainable sebagai sebuah lembaga yang bermanfaat bagi umat.

4. Inovatif

Kami memandang bahwa yayasan ini haruslah memberikan nilai tambah bagi umat bukan hanya dalam hal mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah, melainkan juga berupa inovasi dalam hal pengelolaan ZIS itu sendiri.

5. Efisien

Tujuan kami untuk memaksimalkan nilai infaq yang diberikan oleh muzakki hanya dapat dicapai hanya jika biaya dalam setiap langkah ditekan seminim mungkin. Untuk itu prinsip-prinsip biaya rendah dan kesederhanaan kami pakai dalam operasi kami.

Adapun tujuan dari didirikannya lembaga amil ini adalah “Memanfaatka perkembangan teknologi Internet untuk mengoptimalkan dana ZIS dan Wakaf Uang”.

C. Struktur Organisasi LAZ Portalinfaq

Portalinfaq berbentuk yayasan yang struktur organisasinya mengambil pola dasar sesuai dengan organisasi lembaga amil dengan menggunakan kaidah-kaidah good corporate governance. Adapun struktur organisasinya dapat digambarkan sebagai berikut:


(25)

Dibawah ini adalah uraian singkat dari fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut.

1. Dewan Syariah

Memberi petunjuk dan masukan kepada Dewan Pendiri dan Pelaksana mengenai masalah-masalah syariah.

2. Dewan Penasihat Manajemen dan Keuangan

Memberi petunjuk dan masukan kepada Dewan Pendiri dan Direktur Utama mengenai masalah manajemen dan keuangan.


(26)

3. Dewan Pendiri

Mempunyai tanggung jawab akhir dalam yayasan. Mengontrol Direktur Utama dan Staff agar operasi selalu sejalan dengan kebijakan dan prosedur. Mencari masukan dari Dewan Syariah dan penasehat manajemen dan keuangan secara berkala serta memberikan arahan organisasi kepada Direktur Utama.

4. Ketua Pengurus

a. Mengelola kegiatan yayasan secara keseluruhan pada tingkat strategis b. Memberikan masukan strategis untuk keputusan-keputusan Dewan

Pendiri

c. Mengawasi kegiatan operasional yang dikepalai oleh General manager. 5. Bendahara

a. Mengelola keungan yayasan secara keseluruhan

b. Mengawasi pembukuan yayasan yang dikelola sehari-hari oleh Finance Manager.

6. Sekretaris

a. Mengelola administrasi yayasan secara keseluruhan

b. Mengawasi pelaksanaan administrasi dalam operasi yayasan 7. General Manager


(27)

a. Bertanggung jawab terhadap operasi yayasan sehari-hari

b. Review dan approval untuk klasifikasi program kerjasama dengan pihak ketiga

c. Memonitor pemasukan dan distribusi

d. Memberikan laporan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pendiri 8. Finance Manager

a. Menjalankan proses akutansi

b. Menjalankan admnistrasi, korespondensi, dukungan perkantoran dan lain-lain.

c. General affairs, transportasi, akomodasi, hukum, dll 9. Operation Manager

a. Manajemen hubungan Amil dan Mustahik b. Manajemen hubungan Muzakki

c. Manajemen Program

d. Manajemen pengembangan operasional 10.Web Administator

a. Operasi sitis Web

b. Pengembangan situs Web


(28)

11.Fundraising Departement

Mensosialisasikan kesadaran berzakat, infaq. Shadaqoh, dan wakaf pada masyarakat dan memaksimalkan penghimpunan dana-dana sosial masyarakat melalui Portalinfaq.

12.Perwakilan

Merupakan representatif kegiatan Portalinfaq, baik dalam pemberdayaan maupun pemnghimpunan dari luar negeri dan juga daerah-daerah lain di Indonesia.

D. Program LAZ Portalinfaq

Portalinfaq berpendapat bahwa pembagian dana zis tidak harus sama rata untuk masing-masing asnaf tersebut melainkam perlu berdasarkan keperluan. Selain itu, kami berpendapat juga bahwa pembentukan system pembagian yang cenderung mengikuti “kehendak pasar” dalam jangka panjang akan dapat menjadi lebih optimal dibandingkan dengan system pembagian yang berdasarkan hanya pada sejumlah kecil orang saja.

Karena itu, salah satu pembeda layanan portalinfaq adalah bahwa muzakki dapat memilih program apa yang akan di ikutinya. Dengan demikian, pada dasarnya hanya program-progran yang mendapat dukungan muzakkilah yang akan mendapatkan dana. Walaupun demikian, Portalinfaq


(29)

mengadakan pra-seleksi untuk memilih program-program yang memang layak untuk didukung oleh muzakki. Hanya program-program yang telah melewati pra seleksilah yang ditawarkan untuk di dukung oleh muzakki.

Program yang ada di Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq berbagai macam jenis diantaranya:

1. Santunan

Bantuan ataupun pemberian untuk kegiatan non formal bagi individu atau kelompok untuk kelangsungan hidup sehari-hari atau kebutuhan hidup lainnya yang bersifat tidak tetap.

Contoh:

a) Bantuan kesehatan seperti: Pelayanan kesehatan, penanggulangan/ pemberantasan penyakit tertentu.

b) Bantuan kegiatan social: Pemberian sembako, penanggulangan narkoba, khitanan massal perkawinan massal dan lainnya.

2. Pendidikan

Kegiatan atau fasilitas penunjang untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan lainnya sebagai bekal bagi pengembangan diri kearah yang lebih baik daripada sebelumnya yang bersifat formal.

Contoh: Beasiswa, Bantuan operasional pendidikan


(30)

Bangunan atau fasilitas lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik atau mental umat dan masyarakat sekitarnya atas prakarsa atau inisiatif individu maupun kelompok sebagai penunjang keagamaan. Contoh : Masjid, Gedung sekolah / madrasah

4. Pembinaan Umat

Individu atau kelompok yang melakukan kegiatan syiar Islam secara reguler baik secara langsung maupun tidak langsung kepada umat atau masyarakat di sekitarnya demi perbaikan atau penungkatan iman dan taqwa kepada Allah SWT.

Contoh: Da’i daerah terpencil, Da’i yang kekurangan, Muallaf, Musafir 5. Pemberdayaan Umat/ ekonomi

Segala bentuk usaha atau kegiatan produktif untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup umat terutama dalam sumberdaya ekonomi sehingga mampu memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis lainnya.

Contoh: Usaha kecil individu, Koperasi pesantren 6. Penanggulangan bencana

Segala bentuk kerusakan yang disebabkan oleh alam atau kelainan dan akibat-akibatnya menyebabkan hilangnya nyawa, beda dan bentuk lainnya bagi manusia sehingga hilangnya kesempatan untuk bekerja dan kegiatan lainnya.


(31)

Contoh: Gempa bumi, Banjir, Pengungsian


(32)

ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PEDULI PENDIDIKAN ANAK PEMULUNG DI BANTAR GEBANG BEKASI

A. Pendayagunaan Zakat Untuk Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi .

Pendidikan adalah kebutuhan yang amat primer bagi setiap individu. Efek pendidikan begitu menyeluruh, mulai dari pola pikir, keyakinan, dan sikap hidup yang berujung pada kualitas hidup. Singkatnya performance dzahir dan batin manusia sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang didapatnya.

Sebegitu pentingnya pendidikan bagi manusia, pada awalnya, baik pendidikan pada tingkat keluarga maupun di luar keluarga, dapat diakses dengan gratis. Barulah setelah pendidikan utamanya di luar keluarga mengalami perkembangan pesat dalam bentuk pelaksanaannya, menjadi kebutuhan primer yang berbiaya. Akibatnya, sebagian orang mampu mengakses dengan baik, tetapi sebagian lain kebutuhan primernya itu tak terpenuhi.

Harta zakat sebagai alat bantu pengentasan masalah sosial, telah ditetapkan untuk didistribusikan kepada delapan asnaf yang di antaranya adalah fakir dan miskin, yaitu dua kelompok manusia yang berciri khusus tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, baik sebagai makhluk hidup yang berarti perlu pangan dan kesehatan, sebagai makhluk sosial butuh sandang, papan, dan pasangan (zawj/zawjah), serta sebagai khalifah Allah yang harus bermodal pendidikan. Atas dasar itu penyaluran dana zakat dalam


(33)

sektor pendidikan adalah sangat beralasan secara syar'i. Secara rinci alasan tersebut dapat disusun sebagai berikut:

1) Pendidikan adalah termasuk kebutuhan primer, maka dari itu pihak yang lemah ekonomi sehingga terhalang dari memenuhi kebutuhan pendidikan adalah termasuk fakir yang berhak atas dana zakat.

2) Bila demi kebutuhan fisik guna keberlangsungan hidup layak dalam kehidupan duniawi sesaat berupa pangan, sandang, dan papan saja zakat dapat diberikan, apalagi secara qiyas awlawi terkait dengan pendidikan yang membawa kepada keselamatan ukrawi yang tiada batasnya, maka lebih layak disalurkan.

3) Secara manusiawi akar masalah kemiskinan adalah pada minimnya pendidikan, sehingga seseorang tidak mampu mengetahui potensi dirinya, mengembangkannya, dan apalagi memanfaatkannya. Begitu pula, akibat minimnya pendidikan ia juga tidak mampu mengeksplorasi potensi lingkungannya, tetumbuhan, hewan, tanah, air, dan kekayaan yang dikandungnya.1

Memang perlu ditegaskan bahwa maksud dari pengalokasian zakat dalam sektor pendidikan, penggunaannya dalam bentuk:

1) Membiayai orang miskin untuk mendapat pendidikan, misalnya menyantuninya untuk membayar biaya sekolah. Pada masa dahulu ulama telah perhatian dalam hal ini walaupun dalam bentuk sedikit berbeda. Mereka mengatakan bahwa bila orang miskin gara-gara tidak dapat bekerja karena sibuk mendalami ilmu syariat, maka halal baginya

1

http//:www.bmh.or.id/indeks.php/informasi/artikel/kolom-syariah/275html.diakses pada hari rabuk, 16 juni 2010


(34)

menerima dana zakat. Menurut mereka alasannya adalah karena mereka sibuk melakukan sesuatu yang bersifat fardhu kifayah yang manfaatnya bersifat umum bagi masyarakat luas.

2) Mendirikan sekolah dan memenuhi kebutuhan operasinalnya, dalam rangka membendung dan melawan hegemoni pendidikan kapitalis, komunis, sekuler, dan sebagainya menuju kepada pendidikan Islam yang murni. Yang demikian berarti zakat tersebut dialokasikan atas nama sabilillah.

Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin, karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatsi kemiskinan yang merupakan masalah sosial yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat.2

Pendayagunaan zakat menurut pedoman pelaksanaan zakat DKI Jakarta bersifat edukatif, produksi dan ekonomis, hal ini dilakukan juga oleh Portalinfaq dengan cara memberi bantuan dana dengan pemberian cuma-cuma. kebijakan ini diharapkan para mustahik mau berubah untuk membuka peluang usahanya agar nantinya kedepan tidak lagi menjadi mustahik secara terus menerus, tetapi diharapkan bisa menjadi muzakki.3

2

Fakhruddin, Fiqih dan Manajemen Zakat di Indonesia,(Malang : UIN Malang Press, 2008), h. 314

3

Wahyudin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (Zis) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (Laz) Portalinfaq.


(35)

Program pendayagunaan Portalinfaq memiliki kriteria tersendiri untuk siapa saja dana yang telah terkumpul layak dan tepat disalurkan. untuk program pendayagunaan ini Portalinfaq terkonsentrasi pada program pendidikan yang jika diprosentasikan mencapai 50% - 70%. Dana yang terkumpul sedangkan sisanya dialokasikan untuk program pemberdayaan ekonomi umat, kesehatan dan bencana alam. selain itu ada program lain yang dibuat Portalinfaq dimana tujuannya tidak hanya memberi bantuan begitu saja, tetapi Portalinfaq berupaya merubah status yang semula mustahik menjadi muzakki dengan pemberian modal kepada mustahik, yang dinamakan dengan program pemberdayaan ekonomi ummat.

Portalinfaq merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pengelolaan dana-dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS), Portalinfaq memiliki berbagai program pemberdayaan yang terus diusahakan secara kontinu dan lebih sempurna.

Portalinfaq menyalurkan dananya dilakukan melalui dua cara yaitu melalui secara langsung dan tidak langsung. penyaluran secara langsung maksudnya adalah penyaluran yang langsung dilakukan oleh Portalinfaq, baik pusat maupun perwakilan dilakukan untuk kebutuhan yang sifatnya mendadak, seperti bencana alam, longsor, gempa, tsunami dan bencana kemanusiaan.

Penyaluran yang tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan melalui jaringan mitra amil. berikut mitra-mitra amil yang sudah bekerjasama dengan Portalinfaq diantaranya :


(36)

1. Yayasan Bina Amal Islami 2. Yayasan Hayatul Amal 3. Yayasan Al-Isti'anah 4. Yayasan Anak Nusantara 5. BMT Masjid Sunda Kelapa 6. Yayasan Dinamika Indonesia

Suatu lembaga atau yayasan pasti memiliki banyak program yang dapat bermanfaat untuk kemajuan masyarakat sekitar. Salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang pengelolaan dana zakat adalah Lembaga Amil zakat PortalInfq yang mendirikan beberapa program unggulan yang dapat bermanfaat untuk kemajuan masyarakat.

Dalam Al Qur’an dijelaskan ada delapan asnaf yang berhak menerima zakat yaitu : fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnussabil. Sedangkan infaq dan shodaqoh dapat merupakan sebagian dari harta yang dikeluarkan untuk kebaikan, baik yang ditentukan penggunaannya maupun tidak. Kami berpendapat bahwa pembagian dana ZIS tidak harus sama rata untuk masing-masing asnaf tersebut melainkan perlu berdasarkan keperluan. Selain itu, kami berpendapat juga bahwa pembentukan sistem pembagian yang cenderung mengikuti “kehendak pasar” dalam jangka panjang akan dapat menjadi lebih optimal dibandingkan dengan sistem pembagian yang berdasarkan hanya pada sejumlah kecil orang saja.

Salah satu pembeda layanan kami adalah bahwa muzakki dapat memilih program apa yang akan diikutinya. Dengan demikian, pada dasarnya hanya program-program yang mendapat dukungan muzakkilah yang akan


(37)

mendapatkan dana. Walaupun demikian, PortalInfaq mengadakan pra-seleksi untuk memilih program-program yang memang layak untuk ddukung oleh muzakki. Hanya program-program yang telah melewati pra-seleksilah yang ditawarkan untuk didukung oleh muzakki.

PortalInfaq pada saat ini hanya menfokuskan diri pada mustahiq di Indonesia saja. Dalam operasi kami, mustahiq di kategorikan menjadi enam bagian yaitu:

1. Santunan

Definisi: Bantuan ataupun pemberian untuk kegiatan non formal bagi individu atau kelompok untuk kelangsungan hidup sehari-hari atau kebutuhan hidup lainnya yang bersifat tidak tetap. Contoh: Bantuan kesehatan seperti: Pelayanan kesehatan, penanggulangan/ pemberantasan penyakit tertentu dan bantuan kegiatan social: Pemberian sembako, penanggulangan narkoba, khitanan massal perkawinan massal dan lainnya.4

2. Pendidikan

Definisi: Kegiatan atau fasilitas penunjang untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan lainnya sebagai bekal bagi pengembangan diri kearah yang lebih baik daripada sebelumnya yang bersifat formal. Contoh: Beasiswa dan Bantuan operasional

4


(38)

3. Pembangunan / Perbaikan Fisik

Definisi: Bangunan atau fasilitas lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik atau mental umat dan masyarakat sekitarnya atas prakarsa atau inisiatif individu maupun kelompok sebagai penunjang keagamaan. Contoh : Masjid dan Gedung sekolah / madrasah.

4. Pembinaan Umat

Definisi: Individu atau kelompok yang melakukan kegiatan syiar Islam secara reguler baik secara langsung maupun tidak langsung kepada umat atau masyarakat di sekitarnya demi perbaikan atau penungkatan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Contoh: Da’i daerah terpencil, da’i yang kekurangan, muallaf dan musafir.5

5. Pemberdayaan Umat/ ekonomi

Definisi: Segala bentuk usaha atau kegiatan produktif untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup umat terutama dalam sumberdaya ekonomi sehingga mampu memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis lainnya. Contoh: Usaha kecil individu dan Koperasi pesantren.

6. Penanggulangan bencana

Definisi: Segala bentuk kerusakan yang disebabkan oleh alam atau kelainan dan akibat-akibatnya menyebabkan hilangnya nyawa, beda dan bentuk lainnya bagi manusia sehingga hilangnya kesempatan untuk

5


(39)

bekerja dan kegiatan lainnya. Contoh: gempa bumi, banjir dan Pengungsian. 6

Dari beberapa program LAZ Portalinfaq di atas, program peduli pendidikan anak kurang mampu yang berasal dari anak-anak Pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang Bekasi, tujuan dari program ini untuk mengurangi hak kerja anak dalam memenuhi kebutuhan hidup/exploitasi anak (pekerja anak dibawah umur), mencerdaskan anak bangsa, membantu kaum Duafa untuk menuntut ilmu guna menyelamatkan masa depan anak dan mendukung suksesnya program pemerintah :“Pendidikan Wajib Belajar Sembilan Tahun”. Ini menjadi program prioritas pendayagunaan zakat.7 Menciptakan Generasi Islam yang berkualitas. Mewujudkan terjadinya pemerataan pendidikan di masyarakat.Memberikan perhatian atas penajaman rohani yang memiliki sifat akhlaqul karimah. Mengurangi jumlah anak putus sekolah dan buta huruf. Menyadarkan pentingnya penanganan masyarakat yang tidak mampu dan anak yatim secara terorganisir dan berkelanjutan.

Setiap generasi berhak mendapatkan pengetahuan yang sama dan kehidupan yang lebih baik , tiap generasi tak selalu berhak mendapatkan kesempatan itu, kendalanya karena tiap generasi tak semua lahir dari keuangan yang memadai, pengetahuan yang hebat, hidup serba berkeadaan, hanya dinikmati oleh mereka yang mampu membayar pendidikan yang begitu mahal.

6

Profil LAZ Portalinfaq, h. 13-15 7

Wawancara pribadi dengan Faizzaludin Operasional Manager, Jakarta tanggal 16 Juni 2010


(40)

Melihat kondisi ini tak harus di ratapi tapi mesti di ratapi, tapi mesti mesti melahirkan jalan keluar yang tak sebatas konsep dan retorika itulah yang melatarbelakangi LAZ PortalInfaq mendirikan sekolah Alam Tunas Mulia PortalInfaq, Sekolah ini selain memberikan pendidikan juga diberikan keterampilan bagi anak-anak pemulung Bantar Gebang Bekasi agar menjadi sebuah generasi yang lebih baik.

Mereka biasa jadi tak memiliki status pendidikan yang tinggi, karena ketidak mampuannya membiayai pendidikan formal, pengetahuan dan keterampilan yang selama ini dinikmati keluarga kalangan mampu. Biaya yang selama ini menjadi salah satu penghambat. Salah satu akar kemiskinan dapat ditumbangkan dengan memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan pedidikan yang baik.

Sebenarnya banyak jalan yang menawarkan mereka untuk meraih pendidikan secara Cuma-Cuma diantaranya beasiswa melalui seleksi ketat, prestasi akademik menjadi faktor utama yang harus dimiliki, sementara anak yang berprestasi bukan kebanyakan mereka dari keluarga yang tidak mampu. Lantas bagaimana mereka yang tidak memiliki prestasi tapi memiliki kemauan sekolah yang kuat. Jika hanya membiayai yang berprestasi bagaimana mereka yang tidak memiliki prestasi, bukankah tantangan bagi Laz PortalInfaq untuk mengubah yang biasa menjadi luar biasa

Bentuk program Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang Bekasi adalah Sekolah Gratis Pemulung Bantar Gebang yang bernama “Sekolah Alam Tunas Mulia Portalinfaq”, didirikan pada tanggal 13 Oktober 2006, yang berawal dari sebuah Taman Pendidikan Al-Qur`an dengan jumlah siswa


(41)

mencapai 200 anak di 4 perkampungan. Sekolah ini berjalan sejak Awal Ramadhan 1427 H, dengan waktu belajar di siang hari usai anak-anak pulang dari mengais sampah/memulung.

Sekolah ini menyelenggarakan program peduli pendidikan anak kurang mampu yang berasal dari anak-anak Pemulung yang berada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang, Program-Program “Sekolah Alam Tunas Mulia Portalinfaq” yaitu :

1) Pelatihan Lifeskill dari barang-barang bekas (karton dan plastik) 2) Olimpiade Taman Bacaan Anak (Peserta)

3) Pelatihan Prakarya Quilling 1 & 2.

4) Pelatihan Prakarya manik-manik (aksesories & tasbih)

5) Pertandingan Sepakbola Persahabatan (Sekolah Alam “Tunas Mulia” VS SD Bantargebang)

6) Pelatihan Kesenian Alat Musik Angklung 7) Pelatihan Keterampilan Menjahit

8) Pelatihan beternak dan berkebun 8

Ilmu pengetahuan dapaat diperoleh secara baik dan benar dengan menempuh pendidikan. Dimana pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses perubahan transformasi masyarakat dari ketidak mampuan menjadi keahlian. Sekaligus pendidikan adalah sarana mengubah kemalasan dan kemunduran menjadi kesadaran dan tindakan. Dengan demikian, pendidikan menjadi fondasi yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahtraan masyarakat. 9

8

Proposal Zakat, Infaq & Shadaqoh Portalinfaq, h.13 9

Himpunan Intitusi-insitusi Pengajian Tinggi Malaysia, Menuntut Ilmu Menurut Perspektif Islam, artikel ini diakses pada 29 Mei 2008 dari http://haluan.org.my/v2/index.php?


(42)

Mekanisme dalam mendayagunakan zakat untuk Program peduli pendidikan anak pemulung Bantargebang dengan jaringan kemitraan dari masyarakat sekitar dan guru relawan, awalnya tanah yang digunakan adalah tanah sewaan dan alhmdulillah sekarang sudah menjadi tanah wakaf, bentuk pengajaran berdasarkan kurikulum dari Dinas Pendidikan Bekasi, para pengajarnya adalah guru relawan yang berasal dari sekolah sekitar wilayah yang mengabdikan ilmunya untuk anak-anak pemulung di bantar gebang yang putus sekolah, program ini juga diberikan keterampilan-keterampilan yang dipaparkan di atas.10

Bentuk kegiatan dari program pendidikan yang dilaksanakan oleh Portalinfaq adalah:

a. Belajar mengajar yang berpedoman kepada kurikulum yang diberikan oleh Dinas Pendidikan

b. Pemberian keterampilan seperti : bercocok tanam (palawija & padi) c. Pemberian keterampilan mendaur ulang sampah

d. Pemberian Keterampilan menjahit

e. Pemberian keterampilan berternak (Bebek)11

Kegiatan pendidikan ini dilaksanakan setiap hari yaitu Sekolah Non formal (PKBM) dari jam 13- 17 sore untuk SD/SMP dari kelas 1-4 (senin, rabu dan jum’at) dan untuk kelas 4-6 (selasa, kamis dan sabtu) serta dari jam 08-10 WIB pendidikan untuk usia dini.12 Jumlah siswa PAUD (Pendidikan

10

Wawancara pribadi dengan Faizzaludin Operasional Manager, Jakarta tanggal 16 Juni 2010

11

Ibid

12 Ibid


(43)

Usia Dini): 90 oarang, Siswa SD: 80 orang, Siswa Smp 15 Orang.Guru PAUD (pendidikan Usia Dini): 3 Orang Guru SD & SMP: 5 Orang

Kreteria anak pemulung dari keluarga yang kurang Mampu, terdiri dari tiga Kelurahan yaitu dari Kel. Sumur Batu, Kel. Ciketing Udik dan Kel. Cikulir. Pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar gebang Bekasi terbagi dua macam Yaitu : pemulung yang berasal dari penduduk tetap dan pemulung pendatang dari berbagai daerah.

Program ini dirancang sebagai program pemberdayaan yang berkelanjutan. Adapun lokasi dari program ni adalah pemberdayaan masyarakat pemulung di sekitar area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Program ini akan memberdayakan sekitar 25 orang pemulung Bantar Gebang yang terhimpun dalam 5 kelompok usaha.

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Program Peduli Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang

Dalam setiap program tentunya akan selalu dihadapkan dengan faktor penghambat yang akan mengganggu perjalanan program dan faktor pendukung yang membantu kelancaran dalam rangka tercapainya tujuan program.

Salah satu faktor pendukung adanya kerja sama dalam mewujudkan Sekolah Alam Tunas Mulia yaitu dengan berkerja sama kepada beberapa Corporate yaitu : BNI life, Artarajasa, Telkomsel, TPI Peduli, NEC Indonesia, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Indosat M2, Telkom Solution, Majlis Ta’lim Telkomsel, Indonesia Power.


(44)

Begitu juga dengan program pendayagunaan untuk pendidikan dalam suatu prosesnya tentunya mengalami dan menemukan faktor penghambat dan pendukung yang diantaranya:

1. Faktor Pendukung :

a. Dukungan dari donator

b. Masyarakat mendukung program ini, dilihat dari animo masyarakat yang mendaftarkan anak-anaknya setiap tahun.

c. Dukungan dari guru relawan

d. Dukungan dari Dinas Pendidikan Kab. Bekasi 2. Fakor Penghambat :

a. Dari pihak orang tua murid yang menginginkan anaknya untuk Bekerja

b. Kebiasaan anak yang tidak suka belajar.

Anak-anak terkadang terbentur dengan permasalahan kerja dan main untuk membantu orang tuanya. Karena bagaimana pun para peserta (anak didik) termasuk golongan masyarakat miskin. Dalam rangka mengejar standar dan berjalanya program pendidikan.

c. Fasilitas masih minim.

Selama ini belum memiliki gedung sendiri dan kalau melihat kecenderungan akan bertambahnya kembali peminat program pendidikan.

d. Kekurangan Guru tetap

e. Kekurangan Guru ekstrakulikuler13

13


(45)

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Berjalannya Program Dalam suatu proses merealisasikan program faktor penghambat harus segera mungkin dihilangkan agar usaha pendayagunaan zakat untuk pendidikan tidak menjadi sia-sia belaka. Karena terealisasinya program pendidikan ini membutuhkan pengorbanan dan kerjasama dari semua pihak yang luar biasa. Maka dari itu kalau tidak dengan segera menghilangkan faktor penghambat maka suatu program pendidikan bukan hanya terganggu bahkan menjadi sia-sia.

Begitu juga dengan faktor pendukung dalam hal ini penyelenggara program harus terus melakukan evaluasi untuk menemukan dan terus mencari faktor apa yang menjadi faktor pendukung suatu program pendidikan agar bisa dijadikan pendukung suksesnya suatu program pemberdayaan.

Akan tetapi suatu organisasi yang baik tentunya akan cepat menganalisa faktor penghambat yang dirasakan agar tidak mengganggu kelancaran proses dalam rangka mencapai tujuan.

Dalam hal ini LAZ Portalinfaq menyediakan empat bangunan berupa rumah sederhana untuk mengantisipasi antusiasme masyarakat mengikuti program pendidikan untuk anak pemulung Bantargebang, pembangunan yang direncanakan untuk melengkapi fasilitas yaitu asrama uantuk anak yatim piatu dan ruang guru.

Selain itu kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi terus ditingkatkan, berusaha memperbanyak jaringan donatur-donatur agar dapat


(46)

memperluas dalam pemebrian bantuan berupa pendidikan untuk kaum dhuafa.

Selain dari lembaga tentunya dalam diri anak didik sendiri pun mendapatkan hambatan seperti dikatakan diatas. Akan tetapi LAZ Portalinfaq telah memberikan penanaman motivasi yang baik kepada anak didiknya sehingga anak didik senang dengan kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru-guru mereka.

Faktor pendukung yang ada dalam program pendidikan ini terus dikembangkan agar terus up to date agar dari segi kualitas dan penyesuaian dengan kebutuhan menjadi faktor yang akan membantu kesuksesan pelaksanaan program.


(47)

61

Aflah, Kurtanto Noor dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara. Jakarta: FOZ, 2006

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI- Press,1988

Ali, Nurudin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Ar-Rahman, Syaikh Muhamad Abdul Malik. Zakat 1001 Masalah dan Solusinya. Jakarta : Pustaka Cerdas, 2003

Bariadi, Lili. dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003

Company Profile LAZ Portalinfaq

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Semarang : PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007)

Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press: Malang, 2008

Farihah Ipah, Buku panduan penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, (jakarta : UIN Press, 2006)

Himpunan Intitusi-insitusi Pengajian Tinggi Malaysia, Menuntut Ilmu Menurut Perspektif Islam, artikel ini diakses pada 29 Mei 2008 dari http://haluan.org.my/v2/index.php?

(http://chamzawi.wordpress.com/sumber-zakat/. diakses rabu tggl 20 agustus 2010)

http://md-uin.blogspot.com/2009/06/pengertian-pendayagunaan-zakat_17.html. diakses rabu tangal 8 april 2010)

http//:www.bmh.or.id/indeks.php/informasi/artikel/kolom-syariah/275html.diakses pada hari rabuk, 16 juni 2010

Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani: Jakarta, 2002

M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan (UIN Jakarta Press, 2005) Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya),

Nasution S., Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung : Tasiti, 1989) Subagyo, Metedo Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Rineka

Cipta,1991)

Anas, Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980),


(48)

Subroto, Suryo, Manajemn Pendidikan di Sekolah, (PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2004), h. 114

Wahyudin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (Zis) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada Lembaga Amil Zakat (Laz) Portalinfaq. (Skripsi) FDK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2008 ,


(1)

Usia Dini): 90 oarang, Siswa SD: 80 orang, Siswa Smp 15 Orang.Guru PAUD (pendidikan Usia Dini): 3 Orang Guru SD & SMP: 5 Orang

Kreteria anak pemulung dari keluarga yang kurang Mampu, terdiri dari tiga Kelurahan yaitu dari Kel. Sumur Batu, Kel. Ciketing Udik dan Kel. Cikulir. Pemulung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar gebang Bekasi terbagi dua macam Yaitu : pemulung yang berasal dari penduduk tetap dan pemulung pendatang dari berbagai daerah.

Program ini dirancang sebagai program pemberdayaan yang berkelanjutan. Adapun lokasi dari program ni adalah pemberdayaan masyarakat pemulung di sekitar area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Program ini akan memberdayakan sekitar 25 orang pemulung Bantar Gebang yang terhimpun dalam 5 kelompok usaha.

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Program Peduli Pendidikan Anak Pemulung Bantar Gebang

Dalam setiap program tentunya akan selalu dihadapkan dengan faktor penghambat yang akan mengganggu perjalanan program dan faktor pendukung yang membantu kelancaran dalam rangka tercapainya tujuan program.

Salah satu faktor pendukung adanya kerja sama dalam mewujudkan Sekolah Alam Tunas Mulia yaitu dengan berkerja sama kepada beberapa Corporate yaitu : BNI life, Artarajasa, Telkomsel, TPI Peduli, NEC Indonesia, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Indosat M2, Telkom Solution, Majlis Ta’lim Telkomsel, Indonesia Power.


(2)

56

Begitu juga dengan program pendayagunaan untuk pendidikan dalam suatu prosesnya tentunya mengalami dan menemukan faktor penghambat dan pendukung yang diantaranya:

1. Faktor Pendukung :

a. Dukungan dari donator

b. Masyarakat mendukung program ini, dilihat dari animo masyarakat yang mendaftarkan anak-anaknya setiap tahun.

c. Dukungan dari guru relawan

d. Dukungan dari Dinas Pendidikan Kab. Bekasi 2. Fakor Penghambat :

a. Dari pihak orang tua murid yang menginginkan anaknya untuk Bekerja

b. Kebiasaan anak yang tidak suka belajar.

Anak-anak terkadang terbentur dengan permasalahan kerja dan main untuk membantu orang tuanya. Karena bagaimana pun para peserta (anak didik) termasuk golongan masyarakat miskin. Dalam rangka mengejar standar dan berjalanya program pendidikan.

c. Fasilitas masih minim.

Selama ini belum memiliki gedung sendiri dan kalau melihat kecenderungan akan bertambahnya kembali peminat program pendidikan.

d. Kekurangan Guru tetap

e. Kekurangan Guru ekstrakulikuler13

13


(3)

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Berjalannya Program Dalam suatu proses merealisasikan program faktor penghambat harus segera mungkin dihilangkan agar usaha pendayagunaan zakat untuk pendidikan tidak menjadi sia-sia belaka. Karena terealisasinya program pendidikan ini membutuhkan pengorbanan dan kerjasama dari semua pihak yang luar biasa. Maka dari itu kalau tidak dengan segera menghilangkan faktor penghambat maka suatu program pendidikan bukan hanya terganggu bahkan menjadi sia-sia.

Begitu juga dengan faktor pendukung dalam hal ini penyelenggara program harus terus melakukan evaluasi untuk menemukan dan terus mencari faktor apa yang menjadi faktor pendukung suatu program pendidikan agar bisa dijadikan pendukung suksesnya suatu program pemberdayaan.

Akan tetapi suatu organisasi yang baik tentunya akan cepat menganalisa faktor penghambat yang dirasakan agar tidak mengganggu kelancaran proses dalam rangka mencapai tujuan.

Dalam hal ini LAZ Portalinfaq menyediakan empat bangunan berupa rumah sederhana untuk mengantisipasi antusiasme masyarakat mengikuti program pendidikan untuk anak pemulung Bantargebang, pembangunan yang direncanakan untuk melengkapi fasilitas yaitu asrama uantuk anak yatim piatu dan ruang guru.

Selain itu kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi terus ditingkatkan, berusaha memperbanyak jaringan donatur-donatur agar dapat


(4)

58

memperluas dalam pemebrian bantuan berupa pendidikan untuk kaum dhuafa.

Selain dari lembaga tentunya dalam diri anak didik sendiri pun mendapatkan hambatan seperti dikatakan diatas. Akan tetapi LAZ Portalinfaq telah memberikan penanaman motivasi yang baik kepada anak didiknya sehingga anak didik senang dengan kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru-guru mereka.

Faktor pendukung yang ada dalam program pendidikan ini terus dikembangkan agar terus up to date agar dari segi kualitas dan penyesuaian dengan kebutuhan menjadi faktor yang akan membantu kesuksesan pelaksanaan program.


(5)

61

Aflah, Kurtanto Noor dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara.

Jakarta: FOZ, 2006

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI- Press,1988

Ali, Nurudin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Ar-Rahman, Syaikh Muhamad Abdul Malik. Zakat 1001 Masalah dan Solusinya. Jakarta : Pustaka Cerdas, 2003

Bariadi, Lili. dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003

Company Profile LAZ Portalinfaq

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Semarang : PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007)

Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press: Malang, 2008

Farihah Ipah, Buku panduan penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, (jakarta : UIN Press, 2006)

Himpunan Intitusi-insitusi Pengajian Tinggi Malaysia, Menuntut Ilmu Menurut

Perspektif Islam, artikel ini diakses pada 29 Mei 2008 dari

http://haluan.org.my/v2/index.php?

(http://chamzawi.wordpress.com/sumber-zakat/. diakses rabu tggl 20 agustus 2010)

http://md-uin.blogspot.com/2009/06/pengertian-pendayagunaan-zakat_17.html. diakses rabu tangal 8 april 2010)

http//:www.bmh.or.id/indeks.php/informasi/artikel/kolom-syariah/275html.diakses pada hari rabuk, 16 juni 2010

Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani: Jakarta, 2002

M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan (UIN Jakarta Press, 2005) Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya),

Nasution S., Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung : Tasiti, 1989) Subagyo, Metedo Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Rineka

Cipta,1991)

Anas, Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980),


(6)

62

Subroto, Suryo, Manajemn Pendidikan di Sekolah, (PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2004), h. 114

Wahyudin, Manajemen Penghimpunan Dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (Zis) Dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi Pada

Lembaga Amil Zakat (Laz) Portalinfaq. (Skripsi) FDK UIN Syarif