Manajemen penghimpunan dan pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan Wakaf Uang melalui eeknologi informasi pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portal infaq

(1)

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENDAYAGUNAAN

ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH (ZIS) DAN WAKAF UANG

MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI

PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) PORTALINFAQ

Oleh :

WAHYUDDIN NIM : 102053025719

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN PENDAYAGUNAAN

ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH (ZIS) DAN WAKAF UANG

MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI

PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) PORTALINFAQ

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

WAHYUDDIN NIM : 102053025719

Di bawah Bimbingan :

Drs.Hasanuddin Ibnu Hibban M.A NIP : 150 270 815

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN

PENDAYAGUNAAN ZAKAT,INFAQ, SEDEKAH DAN WAKAF UANG MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) PORTAL INFAQ” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ada tanggal 22 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah dan Komunikasi.

Jakarta, 22 November 2006 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris merangkap

Anggota

Drs.Mahmud Jalal,M.A Drs.Cecep Castrawijaya,MA

Nip : 150 202 342 Nip : 150 287 029 Anggota :

Penguji I Penguji II

Drs.H.Tarmi, MM Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si

Nip : 150 062 569 Nip : 150 293 230 Pembimbing

Drs.Hasanuddin Ibnu Hibban, MA Nip : 150 270 815


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas dasar berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat mencapai gelar sarjana. Dalam penulisan ini, tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak baik berupa dorongan, semangat, penerimaan, pelayanan, kerjasama, maupun pemberian bahan informasi yang diperlukan bagi penyusun skripsi ini.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah :

1. DR.Murodi,M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Pudek I, Pudek II dan Pudek III.

2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban M.A, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan Dosen pembimbing.

3. Drs.Cecep Castrawijaya M.A, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah 4. Drs. Mahmud Djalal M.A, selaku Dosen Penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Ayahanda H.Ibrahim Abdullah S.Pd dan Ibunda Hj.Hadijah Ismail A.md tercinta, yang penuh keikhlasan dan kesabaran memberikan motivasi dan arahan, serta doanya yang merupakan senjata yang paling berharga buat ananda dalam menyelesaikan pendidikan ini, semoga Allah SWT tetap memberikan curahan


(5)

rahmat serta kasih sayangnya kepada beliau. dan Juga ungkapan bangga dan terima kasih kepada kakakku Fadlik al Iman,SE dan Mawardinnr,SE yang sudah memberikan motivasi dan supportnya kepada adinda.

6. Para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan penuh kesabaran memberikan banyak ilmu pengetahuan dan wawasan yang sangat berharga bagi penulis. Penulis menyadari banyak yang harus diperbuat dan betapa besar tanggungjawab yang harus dipikul.

7. Pimpinan beserta staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu melengkapi literature yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Epri Abdurrahman Rafi’ selaku General Manager portalinfaq yang telah membantu memberikan informasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman SMART FOUNDATION, bapak H.Anton, Ibu Rahmawati, Andri

Salman.ST, Handik Setiawan.ST, Anugrah.ST, Pamuji.ST, Harijaya.ST, Us.Rebo pardi, Ifan Ibrahim, Teguh Iman, Sofyan dan yang terhormat bapak Indra Gunawan yang banyak memberikan support dan motivasinya.

10. Teman-teman LDK. Akhuna Yamani, Hafidz, Ghulam Arrosyad, M.Yasin, Bani, Solihin Rusydi, Musthofa Makhdor, Dwi.S, Nurniawati, bang Iim dan pengurus komda FDK.

11. Teman-teman saya kelas jurusan Manajemen Dakwah A, Ahmad Qurthubi, Dwi.Budi, Afif Amarullah, Arif R.H, A.Jayadi, A.Noval, Abdullah, Yuliansyah Sadiqin, Kholil Daulay, A.Khaerullah, Ani Rohyani, Solihat, Siti Masropah, Nuri, Akmalia, Emi.


(6)

12.Teman-teman di Petamburan, Topik,SP, Saepulloh.Amd, Sugiharto.Amd, Nanang.Amd, Heru, Abdillah, Fauzi, Deni, Azis, Saidah, Nilma, Kartikasari.ST, Yati, Lativah, Mimin, Assyurawati S.Ag, Erna, Muthmainah.

13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi terselesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan pahala yang sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diperbuatnya.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun demikian penulis tidak berkecil hati, dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang, sebagai suatu gambaran tentang peranan teknologi informasi terhadap zakat.

Akhirnya, penulis menyadari dengan berbagai keterbatasan yang ada pada diri penulis dalam penyajian laporan, bentuk tulisan maupun isi dan bahasa laporan skripsi ini, oleh karena itu kritik, saran maupun perbaikan yang bertujuan untuk penyempurnaan skripsi ini lebih lanjut sangat penulis harapkan.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

D. Metodologi Penelitian... 8

E. Tinjauan Pustaka... 11

BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN, ZIS, WAKAF UANG, PENGHIMPUNAN, PENDAYAGUNAAN DAN

TEKNOLOGI INFORMASI

A. Manajemen... 14

1.Definisi Manajemen... 14


(8)

2. Fungsi-fungsi manajemen... 16

B. Zakat, Infaq, sedekah (ZIS) dan Wakaf Uang... 21

1. Definisi Zakat, Infaq, Sedekah... 21

a.Pengertian Zakat... 21

b.Pengertian Infaq... 24

c. Pengertian Sedekah... 25

2. Tujuan dan Hikmah Zakat, infaq dan sedekah... 26

a. Tujuan Zakat, infaq dan sedekah... 26

b. Hikmah Zakat, Infaq dan Sedekah... 30

3. Wakaf uang... 32

a. Definisi Wakaf Uang ... 32


(9)

b. Hikmah Wakaf Uang... 34

C. Penghimpunan dan Pendayagunaan... 36

1.Pola Penghimpunan Zakat, Infaq, sedekah (ZIS) dan

Wakaf Uang... 36

2.Pola Pendayagunaan Zakat, Infaq, sedekah (ZIS) dan

Wakaf Uang... ... 37

D. Teknologi Informasi... 41

1. Definisi Teknologi Informasi... 41

2. Fungsi Teknologi Informasi... 45

3. Kaitannya Penghimpunan dan Pendayagunaan ZIS dan Wakaf uang dengan Tehnologi Informasi

pada LAZ PortalInfaq... 46

BAB III. GAMBARAN UMUM TENTANG LAZ PORTALINFAQ

A. Sejarah Ringkas LAZ Portalinfaq... 48


(10)

B. Visi, Misi dan Tujuan LAZ Portalinfaq... 50

C. Struktur Organisasi LAZ Portalinfaq... 51

D. Program LAZ Portalinfaq... 54

BAB IV EFEKTIFITAS MANAJEMEN PENGHIMPUNAN

DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH (ZIS) DAN WAKAF UANG MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI PADA LAZ PORTALINFAQ

A. Manajemen Penghimpunan Zakat, Infaq, sedekah

dan wakaf Uang pada LAZ PortalInfaq... 59

B. Manajemen program Pendayagunaan Zakat, Infaq, sedekah

dan Wakaf Uang pada LAZ PortalInfaq... 79

C. Efektivitas Manajemen Penghimpunan dan Pendayagunaan ZIS dan Wakaf Uang melalui Tekhnologi Informasi

pada LAZ PortalInfaq... 84

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan... 88


(11)

B. Saran-saran... 89

DAFTAR PUSTAKA... 91


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama umat manusia sepanjang zaman. Syariatnya mencakup nilai-nilai ajaran yang berdimensi hablun minallah dan hablun minannas serta nilai-nilai ajaran yang berdimensi ukhrowi dan nilai-nilai yang berdimensi duniawi, dengan sumber utamanya al-quran dan al-hadits.

Pada hakekatnya agama Islam mempunyai sumbangsih yang sangat besar, untuk berpartisipasi dalam pembangunan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Adapun potensi yang digali dan dikembangkan dalam pembangunan di bidang sosial tersebut adalah pengumpulan dana zakat yang terorganisir dengan baik dan benar.

Islamlah yang pertama kali meletakkan asas dan aturan yang indah ini dalam sejarah kemanusiaan. Kewajiban zakat ini dikenakan kepada semua golongan pemilik harta, pedagang dan orang kaya, kemudian negara membagikannya kepada orang miskin dan orang lemah dan warganya. Oleh karena itu aturan Islam ini membuktikan bahwa ia tidak didasarkan pada asas mementingkan diri sendiri.1

Kewajiban zakat pada dasarnya adalah kewajiban ilahiyah yang pasti dan perolehan zakat dianggap sebagai pemberdayaan dan pengembangan harta benda

1


(13)

serta tidak menimbun harta yang mengakibatkan mendapat ancaman siksa api neraka bagi penimbun harta.2

Firman Allah SWT dalam Surat Attaubah(9) ayat 35 ;

!"#$%

&'(

)*

+,

-.

)' (  

1

)+,2

*

3* 1

4

5678

,

9

)+:

<=

> !.?3@ AB

45 +C1 7$%

9

A D

E

FG12HIJ!$:

KL M

Artinya ;

35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS. Attaubah : 35)

Menunaikan zakat merupakan upaya menolong kaum lemah, membantu orang yang membutuhkan pertolongan dan menopang mereka yang lemah agar mampu melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT dalam segi tauhid dan ibadah.

Selain itu zakat juga berguna untuk merealisasikan pengembangan sosial masyarakat secara totalitas. Zakat dapat mengarahkan pada ketaatan Allah, dan dapat merasakan tanggungjawabnya yang beriman dan solidaritasnya bersama teman-temannya yang fakir, zakat mampu menciptakan rasa kecintaan , persaudaraan, tolong menolong dan sebagai pendidik moralitas manusia, pengembangan sosial, spiritual dan membersihkan dari kotoran, sifat kikir dan barang haram.3

2

Gaji Inayah, Teori komprehensif tentang zakat dan pajak, (Yogyakarta : PT Tiara Wacana, 1999), h.218

3Ibid,


(14)

Secara substantif, zakat, infaq, dan sedekah adalah bagian dari mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan. Dana zakat diambilkam dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan kepada orang yang kekurangan. Zakat tidak dimaksudkan memiskinkan orang kaya, juga tidak melecehkan jerih payah orang kaya. Hal itu karena zakat diambil dari harta yang wajib dizakati untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerima (mustahiq).

Seperti halnya dengan zakat, walaupun infaq, dan sedekah tidak wajib, tiga institusi ini merupakan media pemerataan pendapatan bagi umat Islam yang sangat dianjurkan. Dengan kata lain, infaq dan sedekah merupakan media untuk memperbaiki taraf kehidupan, di samping adanya zakat yang diwajibkan kepada orang Islam yang mampu. Dengan demikian, dana zakat, infaq dan sedekah bisa diupayakan secara maksimal untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.4

Dilihat dari fungsi dan tujuan dari zakat sangatlah penting bagi penyelesaian masalah kemiskinan dan pembangunan umat. Karena zakat merupakan faktor utama dalam pemerataan harta benda di kalangan masyarakat Islam, dan juga perasaan senasib sepenanggungan dan persaudaraan di kalangan umat manusia.

Namun persoalannya adalah masih banyak pemahaman masyarakat yang masih sedikit terhadap pentingnya zakat, bagaimana urgensi zakat bagi pemerataan pendapatan, pada umumnya masih terbatas pengertian, padahal ada yang lebih penting lagi yaitu zakat bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu

4

Djamal doa, Pengelolaan zakat oleh negara untuk memerangi kemiskinan, (Jakarta :NM PRESS, 2004), h. 92


(15)

pembahasan yang penting dalam fiqh zakat adalah menentukan sumber-sumber harta yang wajib dizakati dan bagaimana menjelaskan pentingnya zakat untuk membantu orang yang lemah.

Dari hal tersebut maka urgensi muzakki (orang yang berzakat) bagi persoalan umat sangatlah penting dan yang akan menentukan solusi bagi ekonomi umat, karena banyak sedikitnya nominal zakat yang terkumpul sangat tergantung pada sosok muzakki., mulai dari tinggi rendahnya tingkat kesadaran muzakki untuk mengeluarkan zakat sampai keseriusan para muzakki dalam membantu kelompok dhuafa dengan mengelola zakat secara profesional. Hal ini saling berkaitan dengan kenyataannya bahwa semakin banyak kalangan muslim yang menyadari akan kewajiban untuk berzakat, maka akan semakin banyak pula jumlah materi yang akan dizakatkan.

Sebaliknya, kalau makin sedikit kalangan muslim yang menyadarkan bahwa dalam harta yang telah diperolehnya dengan susah payah sekalipun, ternyata ada hak orang lain, maka akan semakin sedikit pula nominal barang atau uang yang dizakatkan. Tentu saja ini sangat berpengaruh dalam proyek pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan utama dari adanya kewajiban zakat.5

Di era globalisasi saat ini semakin berkembang teknologi yang begitu pesat. Dimana orang bisa lebih mudah dalam mendapatkan sesuatu hal misalkan melalui teknologi informasi seperti komputer. Dengan komputer orang semakin mudah melakukan pekerjaan seperti, menulis, mencatat, menyimpan memori file sampai pada membuat program dan bermain segala bentuk game.

5Ibid


(16)

Disamping itu, komputer bisa juga digunakan sebagai alat mencari informasi seluas-luasnya yang dinamakan dengan istilah internet. Dengan adanya teknologi informasi seperti ini bisa dimanfaatkan oleh orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Kalau dilihat sejak saat ini orang lebih memilih internet dalam melamar pekerjaan, berkomunikasi dengan jarak jauh, mencari informasi dan masih banyak lagi kegunaan yang bisa di dapat dari media teknologi ini. Walaupun terkadang internet dalam pemakaiannya masih ada yang menyalahgunakan untuk melakukan hal-hal yang negatif.

Dari sisi lain Internet juga bisa dimanfaatkan untuk memudahkan muzakki dalam menginfaqkan atau menyalurkan zakat, infaq,sedekah dan wakaf uang. Dengan kemudahan yang didapat melalui fasilitas teknologi informasi yaitu internet maka tujuan dan hikmah zakat,infaq, sedekah dan wakaf uang akan dapat mudah tercapai, dan keresahan para muzakki untuk menyalurkan zakatnya dapat teratasi dengan baik. Dilihat dari uraian permasalahan diatas maka penulis membuat atau

mengajukan skripsi dengan judul “Manajemen Penghimpunan dan

Pendayagunaan Zakat, Infaq dan sedekah (ZIS) dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) PortalInfaq”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Dari penjelasan yang tertera di atas menggambarkan bahwa begitu pentingnya peranan zakat dalam pemerataan pendapatan, membantu kaum dhuafa dan pada proyek pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan utama dari adanya kewajiban


(17)

zakat. Maka perlunya eksistensi dari seorang muzakki dalam membantu persoalan tersebut. Ditambah dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi, memberikan kemudahan bagi para muzakki dalam mendistribusikan zakatnya. Zakat online yang menjadi alat untuk menghimpun zakat, infaq, dan sedekah lalu didayagunakan kepada para mustahiq.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dalam hal ini, penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut ;

1. Dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah manajemen penghimpunan

zakat, infaq, dan sedekah dan wakaf uang melalui teknologi informasi, khususnya penghimpunan zis dan wakaf uang dengan fasilitas internet yang dilakukan oleh LAZ PortalInfaq.

2. Manajemen pendayagunaan zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang yang dilakukan oleh LAZ PortalInfaq.

Selain itu penulis juga mencoba merumuskan masalah tersebut agar lebih spesifik dan tegas yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infaq,

sedekah dan wakaf uang dengan teknologi informasi yang dilakukan oleh LAZ PortalInfaq?

2. Bagaimana efektifitas manajemen penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) dan wakaf uang dengan teknologi informasi yang dilakukan oleh LAZ Portalinfaq?


(18)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui manajemen penghimpunan dan pendayagunaan zakat,

infaq, dan sedekah yang dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi khususnya dengan fasilitas internet.

b. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penghimpunan dan pendayagunaan

zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang melalui Teknologi Informasi yang dilakukan oleh LAZ PortalInfaq.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi penulis adalah mengetahui manajemen metode penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang pada lembaga amil zakat PortalInfaq yang dilakukan dengan fasilitas yang pada umumnya masyarakat belum mengetahui bagaimana melakukan membayar zakat melalui media internet tersebut.

b. Bagi kampus UIN Syarif Hidayatullah jakarta adalah memberikan informasi baru bagi kampus khususnya mengelola zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang secara tekhnologi melalui media internet.

c. Bagi pemerintah adalah memberikan sebuah gambaran akan pentingnya membangun ekonomi umat dan menyelesaikan proyek kemiskinan di negara ini melalui zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang, sehingga pemerintah dapat mengoptimalkan peran zakat tersebut dengan mewajibkan masyarakat untuk membantu kaum dhuafa dengan program zakat.


(19)

d. Bagi masyarakat adalah dalam rangka membantu serta mensosialisasikan mengenai potensi zakat yang begitu penting bagi kita semua yang menghilangkan atau meminimalisir kemiskinan di negara kita. Yaitu salah satunya dengan cara menghimpun dan mendayagunakan ZIS dan wakaf uang melalui media internet yang dilakukan oleh lembaga amil zakat Portalinfaq.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian dengan pengamatan langsung yang bersifat interaktif dan memaparkannya sesuai data-datanya yang didapat.6 Metode kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian berdasarkan pengamatan penulis, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Dengan metode deskriptif, dilakukan dengan cara memaparkan data dengan apa adanya sesuai yang didapat di lapangan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam hal ini penulis langsung meneliti di Lembaga Amil Zakat (LAZ) PortalInfaq yang beralamat di Jl. Radio IV No.8A Kebayoran baru Jakarta selatan 12130 dan waktu penelitian selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal 13 juli 2006 – 21 oktober 2006.

6


(20)

3. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) PortalInfaq sebagai layanan zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang melalui teknologi informasi dengan media internet.

Obyek penelitian ini adalah manajemen penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) dan wakaf uang.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada beberapa yaitu :

a. Wawancara : Untuk mendapatkan informasi, penulis melakukan

wawancara mendalam (depth interview), berbentuk terbuka dan berstruktur. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada pihak terkait yakni pihak manajemen dari organisasi LAZ PortalInfaq dengan key Information yaitu Bapak Epri Abdurrahman Rafi’i selaku General Manager pada lembaga tersebut.

b. Observasi : Teknik ini dilakukan untuk mengkonfrontir berbagai temuan dalam wawancara dengan situasi riil lapangan. Observasi juga sekaligus merupakan teknik untuk membaca secara obyektif pengelolaan ZIS di LAZ PortalInfaq.

Disamping instrumen-instrumen di atas digunakan juga kajian kepustakaan yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang komprehensif tentang konsep yang akan dikaji.

c. Dokumentasi : Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sumber data berupa catatan atau dokumen yang tersedia. Dalam hal ini penulis


(21)

mengumpulkan data-data lembaga baik data-data yang tertulis maupun data-data yang bersifat online.

Adapun pedoman yang dijadikan sandaran penulis dalam penulisan skripsi ini adalah berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data kedalam susunan-susunan tertentu di dalam rangka penginterpretasian data sesuai dengan susunan sajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah dan/atau hipotesis penelitian.7

Data-data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi atau yang disebut dengan catatan-catatan lapangan dirangkum, diseleksi dan dimasukkan ke dalam tema, fokus dan permasalahan yang mana, hal inilah yang termasuk ke dalam kategori analisis yang disebut reduksi data.8

Muara dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada pelukisan atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.

E. Tinjauan Pustaka

7

Sanapiah Faisal, Format-format penelitian Sosial, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-5, h.33

8Ibid,


(22)

Panca Mardisiswanto, manajemen penghimpunan dan pendistribusian zakat melalui teknologi Informasi pada M-zakat Jakarta, skripsi mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi jurusan manajemen dakwah, disusun pada tahun 2005, berisi tentang ; Penerapan fungsi manajemen untuk menghimpun dan mendistribusikan zakat melalui media teknologi informasi dengan fasilitas SMS (Short message Service) . Berbeda dengan skripsi penulis yaitu objek penilitian yang penulis teliti yaitu menggunakan media teknologi informasi dengan fasilitas internet serta efektivitasnya menggunakan media tersebut .

Sri Sugianti, Manajemen Pendayagunaan hewan qurban melalui usaha

pengkornetan pada rumah zakat indonesia, skripsi mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi jurusan manajemen dakwah disusun pada tahun 2006, berisi tentang ; Penerapan fungsi manajemen pendayagunaan hewan qurban dengan proses

pengkornetan yang dilakukan oleh rumah zakat indonesia. Berbeda dengan skripsi penulis, yakni objek penelitian yang penulis teliti adalah tentang pendayagunaan zakat yang dihimpun melalui media teknologi informasi.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan ini terdiri dari 5 bab dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab yang dirinci sebagai berikut;


(23)

Yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Tinjauan Pustaka

Bab II TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN, ZIS,

WAKAF UANG, PENGHIMPUNAN,

PENDAYAGUNAAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI Berisi tentang Pengertian Manajemen, Fungsi-fungsi Manajemen, Definisi Zakat, Infaq, dan Sedekah ,dan Wakaf uang , Tujuan dan Hikmah Zakat, Infaq,Sedekah ,dan Wakaf uang, Definisi Wakaf Uang , Hikmah Wakaf Uang, Pola Penghimpunan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf Uang, Pola Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf Uang , Definisi Teknologi Informasi, Fungsi Teknologi Informasi,. Kaitannya Penghimpunan dan Pendayagunaan ZIS dan Wakaf uang dengan Teknologi Informasi pada LAZ PortalInfaq Bab III GAMBARAN UMUM TENTANG LAZ PORTALINFAQ

Berisi Tentang Sejarah Ringkas Berdirinya PortalInfaq, Visi,Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi, Program LAZ PortalInfaq.

Bab IV EFEKTIFITAS MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DAN

PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH (ZIS) DAN WAKAF UANG MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) PORTALINFAQ Bab ini berisikan tentang Manajemen Penghimpunan ZIS dan Wakaf Uang Pada LAZ PortalInfaq, dan Manajemen Pendayagunaan ZIS


(24)

dan Wakaf Uang pada LAZ PortalInfaq, Efektifitas Manajemen Penghimpunan dan Pendayagunaan ZIS dan Wakaf Uang melalui Teknologi Informasi Pada LAZ PortalInfaq

Bab V PENUTUP


(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN,ZIS ,WAKAF UANG, PENGHIMPUNAN, PENDAYAGUNAAN DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

A. Manajemen

1. Definisi Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani atau mengelola. Sebagai contoh dapat dilihat dalam berbagai pengertian dari penggunaan kalimat berikut ini.

• Mengendalikan seekor kuda

• Mengendalikan sebuah perahu

• Menangani, mengelola suatu perusahaan atau rumah tangga.

Selanjutnya, kata benda “manajemen” atau management dapat mempunyai berbagai arti. Pertama sebagai pengelolaan, pengendalian atau penanganan (managing). Kedua, perlakuan secara terampil untuk manangani sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.


(26)

Selain itu ada beberapa yang mendefinisikan manajemen berbeda-beda pengertian istilah, antara lain ;

Drs.H.Malayu S.P.Hasibuan

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.9

Andrew F.Sikula

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk dan jasa secara efisien.

G.R.Terry

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel

Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.

Jika kita simak definisi-definisi di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa : a. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni

9

H.Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen,Dasar,Pengertian & masalah, (Jakarta : Bumi aksara, 2005), h.2


(27)

c. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsure-unsurnya.

d. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi.

e. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.

f. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.

g. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

2. Fungsi-fungsi manajemen

Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan adminstratif.

Menurut George R.Terry, seperti dikutip oleh Yayat.M.Herujito dalam bukunya

Dasar-dasar manajemen merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi

pokok yaitu ;

a. Planning

b. Organizing c. Actuating d.. Controlling10

10


(28)

a. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan adalah penentuan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.11 Proses perencanaan menurut Abdul Rosyad Shaleh dalam bukunya manajemen dakwah Islam, terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1). Perkiraan dan penghitungan masa depan (forecasting)

2). Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3). Penetapan tindakan-tindakan dan prioritas pelaksanaannya. 4). Penetapan metode

5). Penetapan penjadwalan waktu 6). Penempatan lokasi

7). Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lainnya yang diperlukan 12

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut kepada para anggota organisasi sehingga pekerjaan terbagi habis kedalam unit-unit kerja. Pembagian pekerjaan ini disertai pendelegasian kewenangan agar

11

.A.M. Kadarman, dan Yusuf udaya, Pengantar Ilmu manajemen. (Jakarta : PT.Prenhallindo, 2001), h. 54

12

Abdul Rasyad shaleh, manajemen dakwah Islam, (Jakarta : Bulan bintang, 1993) Cet, ke-3 h.54


(29)

masing melaksanakan tugasnya secara bertanggungjawab. Untuk mengatur urutan jalannya arus pekerjaan perlu dibuat ketentuan mengenai prosedur dan hubungan kerja antar unit.

Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan bagian-bagiannya, pengelompokkan aktivitas-aktivitas, penugasan, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, serta pengkoordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi baik secara horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi.13

Langkah-langkah pokok proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Stoner James A.F. (1988) ;

1). Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

2). Pembagian kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.

3). Mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang sama secara logis menjadi departemen- departemen dan menyusun skema kerjasama antardepartemen. 4). Menetapkan mekanisme (aturan main) untuk mengkoordinasikan pekerjaan

anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.

5). Membantu efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau untuk meningkatkan efektivitas.14

13Ibid

. h.82

14


(30)

c. Penggerakkan (Actuating)

Penggerakkan adalah upaya manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing untuk menggerakkan orang-orang tersebut diperlukan tindakan Memberikan motivasi, Menjalin hubungan, Penyelenggaraan komunikasi, dan Pengembangan atau peningkatan pelaksana15.

Ada 5 Fungsi Penggerakkan , yaitu ;

1). Untuk mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi pengikut. 2). Melunakkan daya resistensi pada seseorang/orang-orang.

3). Untuk membuat seseorang/orang-orang suka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

4). Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan, kecintaan kepada pemimpin, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja. 5). Untuk menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab secara

penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, Negara, masyarakat, serta tugas yang diembannya.16

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dan pengendalian dilakukan agar aktivitas organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bila terjadi deviasi (penyimpangan),

15

Abdul Rosyad shaleh,Op,Cit. h.112

16

Adi kadarman & Yusuf udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Gramedia pustaka utama, 1991), h. 87-88


(31)

maka manajer segera memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah yang telah dilakukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan, untuk merancang system umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna mencapai tujuan tersebut.

Langkah-langkah proses pengawasan ; 1). Menetapkan standar

2). Mengukur kinerja

3). Memperbaiki penyimpangan17

B. Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS)

1. Definisi Zakat, Infaq, Sedekah. (ZIS) a. Pengertian Zakat

17


(32)

Ditinjau dari segi bahasa zakat berasal dari

-

-

ک

yang

berarti : Kesuburan, kesucian, keberkahan, dan kebaikan. Zakat juga memiliki arti lain, yaitu : al-barakah (keberkahan), an-nama (pertumbuhan dan perkembangan), at-thaharah (kesucian), dan al-shalah (keberesan).18

Dalam kamus Bahasa Indonesia, zakat diartikan sebagai “Jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, menurut yang telah ditetapkan oleh syara”.19

Adapun zakat menurut istilah syara “nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu”.20

Abdurrahman al-Jaziri mengatakan bahwa zakat itu adalah ;

Memberikan hak milik harta tertentu kepada orang yang berhak dengan syarat-syarat tertentu”.21

Adapun Asy-syaukhani mengatakan bahwa zakat itu adalah ;

Memberi suatu bagian dari harta yang sudah sampai nisab kepada orang fakir dan sebagainya, yang tidak bersifat dengan sesuatu halangan syara yang tidak

membolehkan kita memberikan kepadanya”.22

Sedangkan menurut BAZIS ; Zakat adalah salah satu rukun Islam yang merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam wujud mengkhususkan sejumlah harta atau nilainya dari milik perorangan atau badan hukum untuk diberikan kepada yang berhak dengan syarat-syarat tertentu untuk mensucikan

18 Majma’lughah al arabiyah

, h.396

19Depdikbud, Kamus Besar Indonesia

, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989),h.1017

20

Didin Hafidhudin, Panduan Praktis tentang zakat, infaq, sedekah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), h.13

21

Abdurrahman al-jaziri, Kitabu al fiqhi ala Mazahibi al arbaah, (Kairo: al-Istiqamah, TT), h.590

22


(33)

dan mempertumbuhkan harta serta jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi penderitaan masyarakat, memelihara keamanan, serta meningkatkan pembangunan.23

Dari pengertian-pengertian tentang zakat di atas, dapat kita pahami bahwa walaupun secara lahiriah harta itu diambil dan menyebabkan pengurangan dari segi jumlah, namun pada hakikatnya justru akan melipatgandakan dan menumbuh kembangkan nilai harta secara kualitatif dan spiritual. Dengan demikian, mengeluarkan zakat berarti mengharap tambahan dan pertumbuhan kualitas bagi harta itu sendiri dan juga meningkatkan pahala bagi pembayar zakat. Mengeluarkan zakat adalah upaya menjadikan harta kita sebagai barang yang bersih dan suci. Hal ini diibaratkan membayar zakat seperti membuang kotoran pada harta tersebut.

Dalam al-Quran zakat memiliki beberapa istilah yaitu ; 1). Zakat

45 *

IC1N

1

O

PQR

5

45 +:5

1

O

6E HR

5

45 +6E

5 1

S 9

TI+IEUVWR

5

KLM

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku”. (QS.Al-Baqarah/2;43)

2). Sedekah

X $R1N

45Y Z

+

[1N

\]

5

+,

^ _ `

$& >

a#R

5

bc 

d I

_I

7+B%e

1

23

BAZIS DKI, Rekomendasi dan Pedoman Pelaksanaan Zakat, (Jakarta : BAZIS DKI, 1981) h.xii


(34)

If8$C

gPQR

5

hG1N 1

\]

5

+,

ij5V a#R

5

k

IlVWR

5

KmnM

“Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambanya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha penerima taubat lagi maha Penyayang?” (QS. At-Taubah/9 :104)

3). Hak

o

+, 1

THIC\]

5

1e pq1N

rf8 J

rf86\1st+ 9

u W6v 1

rf86\12wD 9

=^x

R

5 1

HR

5 1

z@

{

+|

}N~53 ~N

FG "#

HR

5 1

FG

9 WR

5 1

<'M•8 p {9

u W6v 1

_l _8 p {9

45 + 3

cI9

@d LW

1

]5$€ `

W

1N

45 +:5

1

}"l•`

l

d I

ƒQ

l

4

=„ 1

45Y +% ub…+^

}"l†

`

=„

t I

F‡TI% ub…*

R

5

KmmM

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) ; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS.Al An’am : 141)

4). Nafaqah

!"#$%

&'(

)*

+,

-.

)' (  

1

)+,2

*

3* 1

4

5678

,

9

)+:

<=

> !.?3@ AB

45 +C1 7$%

9

A D

E

FG12HIJ!$:

KL M


(35)

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka mengahalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah : 35)

5). Al’Afwu

n7+B

@

+ R

5

Xw*ˆ%N 1

.

Xt+ R

>

X‰LWb1N 1

Kc 

F‡T

8&

5

KmŠŠM

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.” (QS.Al-A’raf :199)

b. Pengertian Infaq

Ditinjau dari segi bahasa infaq berasal dari kata

-

-

yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta). Menurut Kamus Bahasa Indonesia infaq berarti “Pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan”24. Sedangkan menurut syara infaq diartikan “Mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran islam”.25

Infaq menurut Daud Ali ; Pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali ia menerima rezki sebanyak yang ia kehendaki sendiri.

24

Depdikbud, Op.cit., h.330

25


(36)

Sedangkan dalam buku pengelolaan ZIS propinsi Jawa Barat, infaq adalah kewajiban pengeluaran harta kekayaan seorang muslim, sejumlah yang dikehendaki secara ikhlas tanpa memperhatikan nishabnya dan disalurkan menurut syariat Islam.

Perbedaan infaq dengan zakat adalah ; Jika zakat memiliki nishab sedangkan infaq tidak memakai syarat nishab. Zakat dikeluarkan oleh orang-orang yang memang sudah wajib zakat (muzakki) kepada para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat), sedangkan infaq dikeluarkan oleh orang yang beriman baik itu orang yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit yang diberikan kepada keluarga maupun orang lain.

c. Pengertian Sedekah

Sedekah ditinjau dari bahasa barasal dari kata

-

-

yang berarti benar. Menurut Yusuf Al-Qardhawi bahwa sedekah itu berarti “bukti” ‘kebenaran’ iman dan ‘membenarkan’ adanya hari kiamat”26. Dalam kamus Bahasa Indonesia sedekah berarti “derma kepada orang miskin dan sebagainya (berdasarkan cinta kasih kepada manusia)”.27 Dalam syariat Islam sedekah memiliki arti yang sama dengan infaq, akan tetapi dalam hal cakupunnya berbeda, jika infaq lebih mengarah kepada pengertian materil, sedang sedekah memiliki cakupan yang lebih luas menyangkut hal-hal yang bersifat materil dan immateril.

Perbedaan sedekah dengan zakat adalah ; sedekah berarti memberi derma termasuk memberi derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan

26

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta;Litera Antar Nusa,1991) h.39

27


(37)

didalam al-quran dan sunnah. Zakat telah disebut pula dengan sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan, hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai pungutan wajib sedangkan sedekah lainnya dibayarkan secara sukarela.28 Jumlah dan nishab zakat ditetapkan sedangkan sedekah yang sepenuhnya tergantung pada keinginan orang yang menyumbangkannya.

2. Tujuan dan Hikmah Zakat, Infaq, sedekah a. Tujuan Zakat, Infaq, sedekah

Tujuan Zakat, Infaq, sedekah dapat dikelompokkan menjadi dua jika kita tinjau dari sisi pemberi dan penerima yaitu ;

1). Bagi Pemberi

a). Mensucikan para mukmin dari penyakit bakhil yang menjadi penghalang bagi keberuntungan dan membiasakan para mukmin bersifat murah tangan yang membawa kepada keberuntungan.

‹IC\]

5 1

12 V

_$:

5•

]

5

c8

5 1

cI9

>.gI

_$C

[ •_I

bc 9

W

,

)' u$R `

=„ 1

[1*g.

$

)I, 1*g*Ž

&

C

]

… I•9

45 +:1~N

FG1WI $

1

5

: 

)'.•3@ 1N

$R 1

[C6E

)'(

&ƒŽ

ƒQ

c 9 1

$’ 

…6 \

28

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 2002),jilid III h.241


(38)

dIl.? @

F“”†8$Re1~e$%

)+,

FG *$

@*

R

5

KŠM

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9)

b). Mendekatkan para mukmin kepada Allah swt, dan menimbulkan perasaan bahwa kebahagiaan itu adalah dapat mengaluarkan harta di jalan Allah SWT.

c). Membawa para mukmin menepati tauhidnya dan tasyahudnya, apabila orang gemar mengeluarkan harta yang menjadi hiasan hidupnya di jalan Allah SWT. Menjadilah suatu bukti tentang kebenaran tauhidnya dan kebenaran syahadatnya.

d). Membawa para mukmin mensyukuri Tuhan yang telah memliharanya dari meminta-minta dan memberi harta yang banyak kepadanya, hingga terhindarlah ia menjadi orang fakir. Barang siapa mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah karena rasa syukur kepada nikmat, niscaya mendapat tambahan dari Allah SWT.

€ ` 1

FG\€1e$:

) !F>

M$R

X +: W6-6\

) !†

g

•–B

4

M$R 1

A

W6@=

[ `

—567 

˜g Ig p$R

K™M


(39)

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan ;”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih”. (QS.Ibrahim :

7)

e). Menghindari jalan yang gelap dan tidak berujung dan menggariskan tujuan hidup untuk mencari keridhaan Allah SWT.

f). Menyedikitkan kecurangan yang membawa kesesatan.

š66E

[ `

c8ƒ?qfŒ

5

5˜6 bi

$R

KIM

[1N

" 5

V

5˜O

X #X•

5

K™M

“Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar malampau batas, karena dia melihat dirinya serba cukup:. (QS. Al-Alaq : 6 - 7)

g). Berperangai dengan perangai Allah SWT. Yaitu mencurahkan kebajikan dan rahmat kepada sesama manusia.

h). Memelihara diri jatuh kelembah kikir yang merugikan.

i). Memindahkan orang yang menerima nikmat itu ke derajat yang lebih baik yaitu dari derajat kekurangan ke derajat mencukupi.

j). Memelihara harta dari hilang percuma, jelasnya harta yang kita berikan di jalan Allah SWT. Itulah yang akan tinggal sepanjang masa, di dunia kita mendapat pujian di akhirat memperoleh nikmat.

k). Membentengkan diri dari binasa.

l). Menolak bencana kemelaratan, apabila orang fakir merasa diri tidak diperhatikan oleh orang kaya, timbullah dendam dan dengki kepada orang-orang kaya itu dan amat mudah untuk di hasut.


(40)

m). Menunaikan kewajiban dan melaksanakan anjuran Allah SWT untuk menitipkan harta-Nya kepada seorang hamba-Nya. Orang-orang fakir itu adalah orang-orang yang dibelanjai Allah SWT. Maka apabila orang-orang kaya menyampaikan harta-harta Allah SWT kepada orang-orang fakir itu, berarti ia telah menunaikan tugasnya.

n). Mengobati penyakit hati dan cinta dunia. o). Menarik rasa simpati/cinta.29

2). Bagi Penerima

a).Memelihara orang fakir dan orang miskin dari kehinaan kefakiran dan kemiskinan.

b).Menetapkan orang yang dijinakkan hatinya atas iman serta membangkitkan yang lainnya untuk masuk ke dalam islam.

c). Menolong orang-orang yang berhutang untuk mencapai kemerdekaannya. d). Membantu orang-orang yang berhutang untuk menyelesaikan perselisihan

yang terjadi.

e). Menyokong orang-orang yang berjihad di jalan Allah SWT. f). Menguatkan persekutuan manusia.

g). Memenuhi hajat orang-orang yang menyelesaikan urusan zakat. h). Memudahkan ibnu sabil dalam perjalanannya.30

29

Yusuf Qardawi, Op.cit,. h.848

30 Ibid


(41)

b. Hikmah Zakat, Infaq, sedekah

Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, transedental dan horizontal. Oleh karena itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan manusia, terutama umat Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dan Tuhannya maupun hubungan sosial kemasyarakatan dianatara manusia, antara lain ;

1). Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa dan lemah papa, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksankan kewajiban terhadap Allah SWT

2). Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri manusia yang biasa timbul di kala ia melihat orang – orang di sekitarnya berkehidupan cukup apalagi mewah, sedang ia sendiri tak punnya apa – apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya. 3). Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa

(menumbuhkan akhlak mulia, menjadi rendah hati, memiliki rasa kemanusian yang tinggi) dan mengikis sifat bakhil (kikir) dan serahkan yang menjadi tabiat manusia, sehingga dapat merasakan ketenangan batin karena terbebas dari tuntunan Allah dan tuntunan kewajiban kemasyarakatan.

4). Dapat menunjang terwujudnya system kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip ; Ummatan wahidan (Umat yang satu), musawah


(42)

(persamaan derajat, hak dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan islam), dan takaful ijtima’i (tanggung jawab bersama). 5). Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi

harta (social distribution) keseimbangan dalam kepemilikan harta (social

ownership), dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam

masyarakat.

6). Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan merupakan perwujudan solidaritas social, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persaudaraan ummat dan bangsa sebagai penghubung antara golongan kuat dan lemah. 7). Dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan

seseorang dengan lainnya rukun, damai dan harmonis yang dapat menciptakan situasi yang harmonis aman dan tenteram lahir dan bathin. Dalam masyarakat seperti itu tidak akan timbul lagi bahaya komunisme (atheis) dan paham atau ajaran yang sesaat dan menyesatkan, sebab dengan dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi kapitalisme sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji Allah akan tercipta sebuah masyarakat baladatunthoyyibatun wa rabbun ghofur.31

1. Wakaf Uang

31

Drs.A Hasan Rifai al-Faridy, Panduan zakat praktis, (Jakarta;Dompet dhuafa Republika, 2003) h.41-43


(43)

a. Definisi Wakaf Uang

Sebelum mendeskripsikan arti dari wakaf uang, ada baiknya jika kita kilas balik ke pengertian awal wakaf itu sendiri guna mendapat pemahaman menurut term fikih.

Kata wakaf ditinjau dari bahasa berasal dari kata

-

-

yang berarti ‘berdiri’ atau ‘berhenti’.32

Sedangkan menurut istilah ada beberapa definisi yang diberikan oleh ulama antara lain ;

1). Menurut Sayyid sabiq, wakaf adalah menahan harta dan memberikan manfaatnya dijalan Allah.33

2). Menurut Abu Hanifah, wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebaikan.34

3). Menurut Muhammad Ibn Ismail ash-Shan’ani bahwa wakaf adalah menahan harta, yang tahan lama dan mungkin diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusak bendanya (‘ainnya) dan digunakan untuk kebaikan.35

Dalam hukum positif di Indonesia secara jelas definisi wakaf termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1997 pasal 1, Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991 tentang penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam dan Keputusan Mentri

32

H. Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta; Hidakarya agung, 1989), h.505

33

Al-Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut; Dar al-fikr, 1989) Cet.IV, Jilid.14, h.148

34

Wahbah al-Zuhaili, Fiqh al-Islam wa adillatuhu, Beirut; Dar-al-Fikr, 1989. Cet.III, Juz.8 h.153

35

Muhammad Ibn Ismail Ash-Ahanany, subulu as salam, (Bandung : Dahlan, 1995) Jilid III.,h. 87


(44)

Agama RI Nomor 154 tahun 1991 tentang pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991, tanggal 10 juni 1991, bab 1 pasal 215 (1), pasal 1 (1) Peraturan pemerintah Nomor 28 tahun 1997 menyatakan :

“Wakaf adalah perbuatan hokum seseorang atau badan hokum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam”

Pasal 215 Inpres Nomor 1 tahun 1991 menyatakan :

“Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari miliknya dan melembagakannya uselama-lamanya guna kepentingan ibadah dan keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wakaf diartikan sebagai ‘Badan yang dibentuk yang berkaitan dengan agama yang diperuntukkan bagi kepentingan umum sebagai derma atau untuk kepentingan yang berhubungan dengan agama.36

Kendatipun para mujtahid berbeda pendapat mengenai wakaf, dan perbedaan pendapat itu tercermin dalam perumusan mereka, namun semuanya sependapat bahwa untuk pembentukan lembaga wakaf diperlukan beberapa rukun. Adapun rukun yang dimaksud adalah :

1. Orang yang mewakafkan hartanya / wakif. 2. Harta yang diwakafkan atau maukuf bih.

3. Tujuan wakaf atau yang berhak menerima hasil wakaf disebut maukuf ‘alaih.

4. Pernyataan wakaf dari wakif, yang disebut sighat atau ikrar wakaf.

36


(45)

Sedangkan menurut Fatwa dari MUI wakaf uang adalah “wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hokum dalam bentuk uang tunai, termasuk di dalam pengertian uang adalah suarat-surat berharga.37

Menurut Mulya E. Siregar Wakaf Uang adalah Penyerahan asset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat dipindahtangankan dan dibekukan untuk selain kepentingan umum yang tidak mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokoknya. Adapun definisi versi Jumhur Ulama (Abu Yusuf Ahmad Yusuf Ahmad dan golongan Syafi’i) Wakaf adalah Menahan harta yang memungkinkan diambil manfaatnya, tetap ‘ainnya, dibelanjakan wakif untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan diwakafkannya itu, harta keluar dari pemilikan wakif dan harta tersebut secara hukum milik Allah. Bagi Wakif terhalang untuk memanfaatkannya dan wajib mendermakan hasilnya sesuai tujuan. 38

b. Hikmah wakaf uang

Hikmah wakaf kata Ahmad Jarjawi, dapat membantu pihak yang miskin, baik miskin dalam artian ekonomi maupun miskin tenaga. Dilain pihak juga bertujuan untuk meningkatkan pembangunan keagamaan. Disamping itu hikmah lain ialah dapat membentuk jiwa sosial di tengah-tengah masyarakat. Dapat juga mendidik manusia agar manusia mempunyai tenggang rasa terhadap sesamanya.

Pada sisi lain dapat dilihat bahwa tujuan untuk meningkatkan pembangunan disegala bidang baik pembangunan pisik rumah ibadah, pendidikan dan sarana sosial.

37

Dari Artikel berjudul Wakaf Tunai Mendorong Kemandirian Bangsa, Dian Masyita Telaga,

www.Pikiran rakyat.com, 12 mei 2003

38

Ahmad farah Husain, Ahkam al wasiat wa al Auqaf fi syari’ati al Islamiyah, (Damsyik : Dar al-Fikr, 1994),. h.6


(46)

Sedangkan pembangunan non pisik dari aspek spiritual menambah ketaqwaan kepada Allah SWT.

Selain itu Banyak hikmah yang dapat diambil dari wakaf, baik bagi wakif (orang yang berwakaf) maupun bagi mayarakat secara luas, diantaranya :

1). Menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap kebutuhan masyarakat. 2). Keuntungan moril bagi wakif dengan mendapatkan pahala yang akan mengalir

terus menerus didunia dan akhirat.

3). Memperbanyak asset-aset yang digunakan untuk kepentingan umum yang sesuai dengan ajaran islam.

4). Merupakan sumber dana potensial bagi kepentingan peningkatan kualitas umat, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, ekonomi, dakwah dan lain sebagainya.

5). Sebagai peluang amal sholeh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 6). Menumbuhkan jiwa yang peka terhadap kehidupan social ummat, (Sosial

Intelligent).

7). Sebagai Instrumen penting dalam membangkitkan sistem ekonomi islam.39

C. Penghimpunan dan Pendayagunaan

1. Pola Penghimpunan Zakat, infaq, sedekah dan Wakaf uang

39


(47)

Pengumpulan, pada bagian ini zakat, infaq, sedekah dan wakaf uang di pungut, diambil atau bahkan dijemput dari muzakki atas pemberitahuan muzakki, dengan perhitungan diserahkan kepada pribadi muzakki atau bahkan ditangani lembaga pengelola zakat yang ditunjuk.

Tugas yang biasa dilakukan oleh petugas bagian penghimpunan sebagai berikut40 :

a. Melakukan pendataan terhadap muzakki dan sumber zakat, infaq, sedekah lainnya. b. Melakukan usaha penggalian sumber zakat, infaq, dan sedekah baru.

c. Melakukan pengumpulan zakat, infaq, dan sedekah dan menyetor hasilnya ke bank yang ditunjuk serta menyampaikan tanda bukti penerimaan setoran kepada LAZ. d. Mencatat dan membuktikan hasil penghimpunan zakat, infaq, dan sedekah. e. Mengkoordinasikan kegiatan penghimpunan zakat, infaq, dan sedekah. f. Menyiapkan bahan laporan penghimpunan zakat, infaq, dan sedekah.

Strategi penghimpunan zakat

a. Pembentukan Unit Pengumpul Zakat

Untuk memudahkan pengumpulan zakat, baik kemudahan bagi lembaga pengelola zakat dalam menjangkau para muzakki untuk membayar zakatnya, maka setiap Badan Amil Zakat dapat membuka Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di berbagai tempat sesuai tingkatannya.

b. Pembukaan Kounter Penerimaan Zakat

40

Lili Bariadi, Muhammad Zen,M.Hudri, Zakat dan wirausaha (Jakarta : Centre for Entrepreneurship Development, 2005), h.100


(48)

Selain membuka unit pengumpul zakat di berbagai tempat, lembaga pengelola zakat dapat membuka kounter atau loket tempat pembayaran zakat di kantor atau secretariat lembaga yang bersangkutan. Kounter atau loket tersebut harus dibuat yang representative seperti layaknya loket lembaga keuangan professional yang dilengkapi dengan ruang tunggu bagi muzakki yang akan membayar zakat.

c. Pembukaan rekening Bank,

Suatu kemudahan lain bagi para muzakki untuk membayar zakat dan juga kemudahan bagi lembaga- lembaga pengelola zakat dalam menghimpun dana zakat dari para muzakki adalah dibukanya rekening pembayaran zakat, infaq dan sedekah di bank dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.41

2. Pola Pendayagunaan zakat,infaq, sedekah dan wakaf uang

Pendayagunaan, merupakan fungsi bagaimana dana yang telah terkumpul dapat menghasilkan multimanfaat bagi si mustahik. Dalam hal ini berarti dana ZIS dan Wakaf Uang berorientasi pada usaha-usaha yang bersifat produktif, bukan hanya untuk dikonsumsi saja. Sedangkan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif, sebagaimana diatur pasal 29 Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 581 tahun 1999 ditetapkan sebagai berikut ;

a. Melakukan studi kelayakan b. Menetapkan jenis usaha produktif

c. Melakukan bimbingan dan penyuluhan

41

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam & Peny. Haji DEPAG RI, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta : Ciputat Press, 2005) h. 31-33


(49)

d. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan

e. Mengadakan evaluasi

f. Membuat pelaporan

Pembagian atau pendayagunaan zakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu ditentukan sebagai berikut ;

a. Bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima zakat pada suatu masa tidak memerlukan zakat lagi, bahkan diharapkan menjadi orang yang membayar zakat.

b. Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnu sabil, pembagian zakat itu dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang mengurusnya. Kebijaksanaan ini dilakukan agar unsur pendidikan yang dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa.

c. Bagi kelompok amil, gharim, dan sabilillah. Pembagian dititikberatkan pada badan hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan aktivitas-aktivitas keislaman.

d. Dana-dana yang tersedia dari pengumpulan zakat itu yang belum dibagi atau diserahkan kepada para mustahiq dimanfaatkan untuk pembangunan dengan jalan menyimpannya di bank pemerintah berupa giro, deposito atau sertifikat atas nama Badan Amil Zakat yang bersangkutan.42

42

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat & Wakaf (Jakarta : UI-Press, 1988) h.68-70


(50)

Bertitik-tolak dari nash al-Qur’an suarah at-Taubah (9) ayat 60 serta memperhatikan bobot permasalahan yang dihadapi oleh penerima zakat, Bazis DKI Jaya membuat ketentuan umum yang merupakan kebijaksanaan pendayagunaan zakat ke dalam 4 sektor, yaitu ; (1) Sektor fakir miskin 35% (dua puluh lima persen untuk dana produktif dan sepuluh persen untuk dana konsumtif); (2) Sektor amil: 10% (yang pelaksanaannya dialihkan ke sector fakir miskin dan sector sabilillah karena amil sebagai pegawai negeri mendapat gaji dan subsidi dari APBD); (3) Sektor Muallaf,gharim dan Ibnussabil; 10% (4) Sektor sabilillah: 45% (dua puluh lima persen untuk bantuan fisik, lima belas persen pembinaan lembaga dakwah, dan lima persen untuk bantuan sosial.43

Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai berikut44:

a.Konsumtif tradisional , zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

b.Konsumtif kreatif, zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari jenis barang semula, misalnya beasiswa.

c.Produktif tradisional, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produksi, seperti sapi, mesin jahit.

d.Produksi Kreatif, yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal, baik untuk membangun suatu proyek social maupun menambah modal pedagang untuk berwirausaha.45

43Ibid.

, h. 69

44

Depag RI, Pedoman zakat 9 seri (Jakarta : Bagian proyek peningkatan zakat & wakaf, 2002), h.243-244


(51)

Dari hasil penelitian atau laporan-laporan tentang pendayagunaan zakat yang ada selama ini, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Dipergunakan untuk meringankan penderitaan masyarakat

Pada umumnya zakat itu diberikan kepada fakir miskin atau asnaf lainnya dengan tujuan untuk meringankan beban hidup sekelompok masyarakat (mustahik). Zakat yang diberikan itu berupa materi, adakalanya berupa bahan makanan pokok dan ada pula yang berupa uang.

b. Dipergunakan untuk pembangunan dan usaha-usaha yang produktif

Hal ini sangat dirasakan manfaatnya bagi daerah-daerah pedesaan, daerah pertanian yang sangat bergantung pada musim kemarau biasanya terancam oleh paceklik.

Contoh-contoh yang dikemukakan di atas, memberikan gambaran bahwa pandangan keagamaan (khususnya tentang zakat) di beberapa daerah menunjukkan adanya tahap kemajuan. Langkah-langkah yang ditempuh, dapat dikembangkan di tempat lain sesuai kondisi masyarakat setempat. Dan apabila pandangan itu telah menyebar ke daerah-daerah lain, maka usaha untuk mendayagunakan zakat agar berfungsi sebagai amal ibadah dan konsep sosial tersebut dapat dikembangkan lebih luas.

D. Teknologi Informasi

1.Definisi Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (information technology) biasa disebut TI, IT atau infotech.

45Ibid.


(52)

Ada berbagai definisi Teknologi Informasi diantaranya ; Menurut Pendapat Haag dan Keen, Teknologi Informasi adalah

“Seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

Martin mendefinisikan Teknologi Informasi adalah ;

Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi Komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Sedangkan Williams dan Sawyer Mendefinisikan Teknologi Informasi ;

Teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

Dari definisi teknologi informasi diatas terlihat bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain, yang disebut teknologi

informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi

telekomunikasi.46

Setelah kita mengetahui pengertian dari teknologi informasi yang merupakan penggunaan teknologi dalam berbagai informasi terutama menyangkut kepada komponen komputer dan telekomunikasi, maka dalam hal pembahasan penelitian ini kita membatasi teknologi informasi pada komponen komputer. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita mengenal dunia komputer khususnya pada internet.

46

Abdul Kadir & Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan Teknologi Informasi, (Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2003) h.2


(53)

Internet berasal dari kata Interconnection Networking. Inter yang disingkat dari kata International berarti seluruh dunia. Connection berarti hubungan komunikasi dan Networking ialah jaringan komputer pribadi. Jadi dapat dikatakan bahwa internet adalah sistem jaringan komunikasi yang terhubung di seluruh dunia.47

Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta).48

Internet adalah media komunikasi yang menggunakan sambungan seperti halnya telepon, yang tentunya disambungkan dengan komputer serta modem. Namun, berbeda dengan telepon yang komunikasinya harus dilakukan dengan oral dan dilaksanakan secara bersamaan atau simultan. Maka pada internet komunikasi yang dilakukan umumnya tertulis tanpa perlu dilakukan secara bersamaan antara pengirim dan penerima pesan.49

Internet bagaikan sebuah kota elektronik yang sangat besar dimana setiap penduduk memiliki alamat (Internet address) yang dapat untuk berkirim surat atau informasi. Jika penduduk itu ingin berkeliling kota, cukup dengan menggunakan komputer sebagai kendaraan.

Internet adalah jaringan puluhan juta (mungkin ratusan juta) komputer yang saling terhubung dan saling berkomunikasi. Internet seakan menjadi satu dunia

47

Michael.R.wijela, Kursus kilat 24 jurus internet Explorer 3.02. (Jakarta : PT.Dinastindo, 1997) cet ke 1 h.2

48

Mac Bride, (terj) oleh Sugeng panut dan kawan-kawan, Internet , (Jakarta : Kesaint Balne, 2001) cet ke-2 h.1

49

Gatot subroto, Internet sebagai sumber belajar anak dan keluarga (http://www.Pustekkom.go.id/teknodik/7-11/htm)


(54)

terpisah dari dunia nyata, satu dunia yang tidak bisa dilihat dan dirasakan secara fisik, tetapi dimengerti ada.50

Dari kesimpulan pengertian internet diatas, hakikatnya internet ialah kumpulan atau jaringan dari jaringan komputer yang ada di seluruh dunia. Dalam hal ini komputer yang dahulunya stand alone dapat berhubungan langsung dengan host-host atau komputer-komputer yang lainnya yang telah memiliki modem dan terhubung dengan line telepon.

Internet berawal dari ide bagaimana memindahkan data melalui perangkat komputer. Ide tersebut tercetus sekitar tahun 1940-1950-an. Salah satu ide yang cukup terkenal saat itu adalah dari Vannervarbush, seorang doktor dari Massachusetts Institute of tehnology, yang mencetuskan alat bernama Memex, yaitu alat canggih yang bisa ditempatkan dimana saja dan bisa dioperasionalkan dari jarak jauh.

Internet sifatnya berupa ruang yang mirip dengan dunia kita sehari-hari. Maka internet bisa disebut dengan ruang maya (Cyberspace). Pada mulanya internet dikenal dikalangan akademis untuk keperluan riset, akhirnya jaringan yang memuat informasi yang luar biasa banyaknya merambah ke segala kehidupan masyarakat.

Untuk menghubungkan komputer satu dengan yang komputer lainnya maka yang harus dilakukan yaitu berlangsungnya ke salah satu ISP (Internet service provider), istilah lainnya ialah penyelenggara jasa internet. Setelah berlangganan pada salah satu provider, maka dapat dengan mudah berkomunikasi dengan pemakai internet lainnya,

50

Harry Surjadi, Konsep situs Web, Belajarlah dari kebutuhan manusia (memanfaatkan kebutuhan manusia untuk kembangkan konsep) (http ; www.rad.co.id).


(55)

juga dapat melakukan pertukaran teks. Teks berbagai pesan dengan berjuta manusia dalam bisnis, akademis, pemerintah dan organisasi lain.

Internet merupakan satu teknologi yang berkembang sangat pesat dan cepat, yang mana dalam kurun waktu yang singkat internet telah merambah ke seluruh pelosok dunia dengan informasi-informasi yang sangat cepat tersaji.

Kehadiran internet ditengah-tengah kehidupan kita membawa dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan manusia, dimana dengan adanya internet beberapa pekerjaan dapat dilakukan dengan waktu yang sangat singkat.

World Wide Web (WWW) atau Web merupakan sumber daya internet yang sangat

populer dan dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau bahkan melakukan transaksi pembelian barang. Web menggunakan protokol yang disebut HTTP (Hypertext Transfer Protocol) yang berjalan pada TCP/IP. Adapun dokumen web ditulis dalam format HTML (HyperText Markup Language). Dokumen ini diletakkan dalam web server (server yang melayani permintaan halaman web) dan diakses oleh klien (pengakses informasi) melalui perangkat lunak yang disebut web browser atau sering disebut browser saja.

Istilah Web site (situs web) menyatakan lokasi dari nama domain web. Contoh, toko buku online amazone memiliki situs web; www.amazone.com, sedangkan situs web republika online adalah www.republika.co.id. Informasi yang terdapat pada web disebut halaman web (web page). Untuk mengakses sebuah halaman web dari browser, pemakai perlu menyebutkan URL (Uniform Resource Locator). URL tersusun ada tiga bagian ;


(56)

b. nama host,

c. path berkas dokumen

sebagai contoh, URL dapat berupa ; http;//www.pesona.com/thias/index.html Setiap situs memiliki sebuah home page, yaitu sebuah halaman utama bagi sebuah situs. Halaman inilah yang mengaitkan dengan halaman halaman web yang lain.

2. Fungsi Teknologi Informasi

Fungsi Teknologi Informasi dalam hal ini internet antara lain :

a. Pertukaran pesan antar manusia dengan elektronoc mail (E-mail). Seseorang dapat berkomunikasi dengan berjuta-juta orang diseluruh dunia, tanpa surat, amplop, perangko atau memijat pesawat telapon. Dengan Electronic mailing list kita dapat mengirim pesan keratusan orang pada saat yang sama.

b. Kita dapat mencari software, essay, data dan program dari ribuan titik distribusi ke seluruh dunia.51

c. Internet yang multifungsi ini, bisa juga digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan sesuatu hal, baik untuk pemasaran, iklan, image, company, pengenalan dan pemesanan produk.

3. Kaitannya Penghimpunan dan Pendayagunaan ZIS dan wakaf uang dengan teknologi Informasi.

51

Khoe yao tung,MM dan Markus isan limas, cara menjadi kaya dan pintar melalui internet (Jakarta; Dinastindo, 2002) cet.ke-7 h.15-16


(57)

Zakat yang merupakan salah satu rukun islam memiliki makna strategis dalam kehidupan sosial umat. Menunaikan zakat selain sebagai implementasi kewajiban seorang muslim, juga merupakan wujud solidaritas sosial terhadap sesama. Dalam kehidupan keseharian, kita dihadapkan pada realitas sosial ekonomi umat yang masih memerlukan perhatian dan solusi, sebagai akibat dari krisis multidimensi yang dialami bangsa kita dalam tahun-tahun belakangan ini.

Konsepsi pemberdayaan ekonomi umat melalui pengamalan ibadah zakat yang diajarkan dalam islam merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh dalam mengatasi masalah sosial yang dimaksud. Potensi zakat yang cukup signifikan tersebut perlu digali secara optimal agar dapat digunakan untuk ikut menggerakkan perekonomian umat disamping potensi-potensi yang lain sehingga taraf hidup umat menjadi terangkat.

Namun yang menjadi masalah selama ini antara lain adalah masalah pengelolaan zakat yang belum profesional sehingga pengumpulan dan penyaluran zakat menjadi kurang terarah disamping masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap permasalahan zakat terutama maslah aktual dan kontomporer.

Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 muncul dalam semangat agar lembaga pengelola zakat tampil dengan professional, amanah dan mandiri. Masih rendahnya kepercayaan terutama para muzakki terhadap para amil zakat, juga menjadi salah satu masalah perlu mendapat perhatian. Selain itu kesadaran umat untuk berzakat, berinfaq dan bersedekah juga masih harus ditumbuhkan.

Karena itu kegiatan-kegiatan yang menagarah pada sosialisasi sadar zakat dan yang menjadikan badan atau Lemabaga Amil Zakat lebih professional, amanah dan


(58)

mandiri perlu terus digalakkan. Disamping itu harus ditumbuhkan desa-desa binaan zakat dan kegiatan-kegiatan lainnya sebagai salah satu contoh konkrit dari pengelolaan zakat.

Kegiatan pelayanan dan sosialaisasi yang dilaksanakan selama ini dengan menggunakan pola-pola tradisional dan konvensional, perlu diinovasikan dengan

menggunakan sistem manajemen modern, dan memanfaatkan teknologi

komputerisasi atau teknologi informasi sehingga setiap data maupun informasi dapat diolah secara akurat dan dengan cepat dapat diakses oleh masyarakat.52

52

Proyek peningkatan pemberdayaan zakat. Dirjen BIMAS Islam dan penyelenggaraan haji, Manajemen Pengelolaan zakat, 2004 h.2-3


(1)

u. Jumlah Bersih Harta Usaha (t% x [r-s]) Rp. v. Harta Usaha kena zakat (u, jika > nisab) Rp. w. Jumlah Zakat atas harta usaha yang wajib di Rp.

Bayarkan pertahun (2,5% X v)


(2)

HASIL WAWANCARA

Nama : Wahyuddin

NIM : 102053025719

Semester : IX (Sembilan)

Fakultas/Jurusan : Dakwah & Komunikasi / Manajemen Dakwah Narasumber : Bapak Epri Abdurrahman Rafi’ (General Manager) Instansi : LAZ Portalinfaq

Hari/Tanggal : 18 Oktober 2006

1. Apa yang melatarbelakangi didirikannya Portalinfaq dan bagaimana sejarahnya ?

Portalinfaq didirikan sebagai bagian dari kepedulian dari para pendirinya yang sebagian besar itu merupakan profesional muslim yang mereka itu sebenarnya sudah sering menyalurkan zakatnya ke lembaga-lembaga yang ada. Cuma permasalahannya, laporan yang diberikan itu umum situasinya, jadi seperti laporan tahunan seperti lembaga amil zakat yang besar, yang sebagian besar programnya merupakan program umum saja, kami tidak tahu persis dana itu mengalir kemana bisa jadi lebih banyak terpakai untuk publikasi dan itu bukan sesuatu yang tidak mungkin karena ditahap-tahap awal beberapa LAZ itu pengawasannya agak lemah. Selain itu para pendiri tadi memiliki skill yang memadai, karena sebagian besar profesi mereka itu konsultan bisnis, jadi mereka


(3)

mampu untuk membuat pola-pola laporan yang transparan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada muzakki serta dana yang ada juga sampai pada mustahik secara tepat sasaran, intinya mereka mempunya sistem yang lebih lengkap untuk mengakomodir lembaga yang akan didirikan, dan ketika yayasan ini dibentuk juga bukan atas nama kantornya tetapi atas nama orang-orang pribadinya yang bekerja di tempat itu. Yayasan resmi berdiri pada tanggal 17 Mei 2001 dan sejak saat itu juga sudah menghire orang untuk bekerja, pada waktu itu pak Faisal.

2. Apa Tujuan, Visi serta Misi yang diemban Portalinfaq ?

Portalinfaq ini punya visi membuat jaringan, kami memiliki jaringan muzakki, amil, dan mustahik. Untuk jaringan mustahik ini betul-betul dimanfaatkan begitu juga dengan amil sendiri. Jadi selama ini lemabaga amil zakat lemah dalam hal pembangunan jaringan (networking) katakanlah untuk pasca konflik, jika ada musibah seperti Tsunami di aceh, di nabire dan tempat lainnya. Pernah ada suatu kejadian di Garut itu ada longsor beberapa tahun yang lalu itu ada cerita sebuah lembaga amil zakat perkantoran milik dari sebuah bang di DKI jakarta yang cukup besar, datang kesana dengan membawa uang ratusan juta tetapi tidak bisa berbuat apa-apa, karena terlalu banyak posko. Nah fungsi koordinasi ini menjadi penting adanya agar tidak ada misscomunication antara laporan dan keadaan di lapangan. Jadi antara amil,, muzakki maupun mustahik masing-masing harus bersinergi agar kejadian seperti di Gasrut tidak terulang lagi. Sebab jika tidak integral misalnya fokusnya di amil saja lalu muzakki tidak


(4)

dirawat nanti lembaganya tidak bisa hidup sebaliknya jika muzakki saja yang dirawat tapi distribusinya tidak jelas itu juga tidak bagus.

3. Bagaimana Struktur dari LAZ Portalinfaq ?

Struktur lemabaga Amil Zakat Portalinfaq cukup sederhana karena lembaga ini masih kecil, yang terdiri dari dewan pendiri, dewan penasehat, dewan pengawas syari,ah dan terakhir pengurus harian yang mengerjakan kegiatan operasional.

4. Bagaimana Perkembangan Portalinfaq dari mulai berdiri sampai hari ini ? Perkembangan Portalinfaq dari sejak berdiri sampai sekarang itu kalau dari tahun 2002 ke 2004, tiap tahun sisi fundingnya mengalami peningkatan sebanyak 80% - 100%

5. Bagaimana Mekanisme penghimpunan dana Ziswafu di LAZ Portalinfaq ? Mekanisme penghimpunan dana zakat yang kita lakukan sesuai dengan kompetensi kita yaitu via internet, sebab sifatnya anytime seperti sedang chatting, kirim email, ikut mailing list atau masuk ke room yang positif sambil memasang iklan di room itu atau surfing ke web site lain, itu untuk on line sedangkan untuk yang off line (di luar dunia maya) misalnya menjalin kerjasama dengan media-media lain terutama media-media Islam. Seperti majalah Tarbawi yang memuat profil Portalinfaq sampai 6 bulan tidak dipungut biaya dan terkadang media itu sendiri yang mempublikasikan Portalinfaq.


(5)

6. Bagaimana Mekanisme Pendistribusian dari dana yang telah terhimpun ? Mekanisme penyaluran dana dilakukan dengan 2 cara yaitu, secara langsung oleh portalinfaq sendiri sedangkan yang kedua secara tidak langsung bekerjasama dengan Mitra amil. Distribusinya itu yang paling besar untuk sektor pendidikan setelah itu baru sektor ekonomi, kesehatan, dan sosial. Untuk pendidikan bentuknya itu berupa beasiswa biasa dan beasiswa terikat, maksudnya ada yang mendapat fasilitas pendampingan, jadi selain dapat beasiswa juga dapat mentoring dari psikolog. Alokasi dana untuk pendidikan sebesar 70% untuk dana yang lainnya dialokasikan untuk sektor ekonomi berupa penyaluran modal kerja seperti ke pedagang buah yang terdapat di Pasar Induk, untuk kesehatan biasanya identik dengan penanggulangan bencana.

7. Siapa saja yang menjadi obyek dari pendistribusian dana tersebut ?

Obyek dari Ziswafu Portalinfaq menspesifikasikan mustahik tidak kedelapan asnaf itu dapat, jadi tidak perlu terfokus pada surat at-Taubah yang penting sesuai dengan semangat dan filosofi zakat yaitu merubah mustahik menjadi muzakki.

8. Upaya yang ditempuh Portalinfaq agar dana yang terkumpul dapat mencapai sasaran?

Upaya yang dilakukan agar dana yang terkumpul dapat mencapai sasaran itu sebenarnya terdapat kontrol dari dalam diri Portalinfaq atas program-program


(6)

yang ada dan berjalan, salah satu bentuknya misalnya ada program yang dijalankan reguler, maka kita salurkan secara berkala tidak kita berikan sekaligus mungkin kalau sekaligus laporan yang diberikan hanya laporan yang sifatnya tahunan saja jadi tidak mungkin ada intervensi.

9. Untuk kegiatan Operasional, setidaknya membutuhkan dana yang tidak sedikit, selain dari hak amil dari mana saja biaya operasional diperoleh ? Kegiatan operasional itu ada yang berasal dari hak amil yang semula 10% tetapi sekarang sudah 12,5% dari dewan pendiri juga turut mensubsidi juga, sebab biaya operasionalnya agak besar insya Allah pada tahun 2006 cenderung menurun dan kita tidak disubsidi pemerintah.

10. Dalam menjalankan kegiatannya, Lembaga pengelola zakat pastinya bersinergi dengan lembaga lain, dengan siapa saja portalinfaq berafiliasi ? Sinergi yang dilakukan cukup banyak dan sering, dengan sesama amil seperti, BSM, PKPU, Lintas Artha, sekolah rakyat, corporate sponsor, jadi lembaga jaringan muzakkinya juga kita manfaatkan seperti Telkomsel, termasuk yang terbaru itu ada 27 lembaga, dan hampir semua amil yang ada di Indonesia bersinergi dengan kita.