Aspek Situasi Tutur Landasan Teori .1 Pragmatik

cukup mampu mewujudkan imajinasi pembaca novel, dalam bentuk nyata. Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berdurasi 165 menit atau sekitar 2 jam lebih 45 menit. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pragmatik Tarigan 1990:32 Pragmatik sangat berkaitan dengan tindak ujar atau speech act. Pragmatik juga menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan terutama memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial performansi bahasa dapat mempengaruhi tafsiran atau interpretasi. Morris dalam Tarigan, 1990: 33 mengemukakan bahwa Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan tanda-tanda dengan penafsir atau interpretator. Teori pragmatik menjelaskan alasan atau pemikiran para pembicara dan para penyimak, menjelaskan alasan atau pemikiran para pembicara dan para penyimak dalam menyusun korelasi dalam suatu konteks sebuah tanda kalimat dengan suatu proposisi. Leech 1982:1 Pragmatik berfokus pada konteks yang terdapat dalam arti suatu tuturan. Sifat dasar dari bahasa tidak akan sepenuhnya dapat dimengerti kecuali dengan memahami pragmatiknya: bagaimana bahasa digunakan dengan berkomunikasi. Dengan kata lain dasar dari bahasa adalah konteks yang terdapat dalam bahasa itu sendiri.

2.2.2 Aspek Situasi Tutur

Pragmatik adalah ilmu yang memerlukan konteks atau situasi, karena tanpa adanya situasi maka kita tidak dapat menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini Leech dalam edisi terjemahan M.D.D. Oka, 1993:19- 20 membedakan fenomena ilmu pragmatik dengan ilmu lainnya, yaitu menggunakan salah satu dari beberapa aspek situasi ujar berikut ini. Universitas Sumatera Utara a Adanya penyapa penutur dan pesapa mitra tutur. Percakapan dilakukan oleh penutur dan mitra tutur yang berkomunikasi satu sama lain. Penutur mengujarkan tuturannya kepada mitra tutur, kemudian tuturan atau isi pesan yang terdapat dalam tuturan itu ditangkap oleh mitra tutur. Maka mitra tutur harus mampu menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan oleh penutur. b Konteks tuturan. Konteks merupakan aspek yang bergayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks juga merupakan suatu pengetahuan latar belakang yang sama, yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, dan membantu mitra tutur menafsirkan makna tuturan. c Tujuan sebuah tuturan. Sebuah tuturan memiliki tujuan tertentu untuk mendapatkan kesepakatan antara penutur dan mitra tutur. Hal tersebut tentu saja memerlukan latar belakang atau pengetahuan yang sama, yang dimiliki antara si penutur dan mitra tutur dengan menggunakan kerja sama antara penutur dengan mitra tutur untuk mencapai kesepakatan bersama. Tujuannya sendiri dapat berarti sebuah maksud, karena dalam ilmu pragmatik satu tuturan berarti mempunyai berbagai maksud, dan satu maksud dapat diujarkan melalui berbagai tuturan. d Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan tindak ujar. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan yang berkaitan dengan maksud ilokusi, yaitu saying something doing something. Dalam hal ini sebuah tuturan yang diujarkan oleh penutur menimbulkan suatu tindakan dari mitra tutur atau pendengar. Seperti dikatakan oleh Leech dalam edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:20 bahwa pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara e Tuturan sebagai produk tindak verbal. Produk tindak verbal sama halnya seperti tindakan atau kegiatan tindak ujar. Maka tuturan pun dapat digunakan dalam pengertian lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal.

2.2.3 Tindak Tutur