Sumber Data Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di ruangan pribadi. Objek yang diteliti adalah film, maka peneliti lebih mengutamakan pemakaian ruangan pribadinya dalam melakukan penelitian. Selain itu, peneliti melakukan penelitian di perpustakaan, yaitu mencari sumber data berupa buku-buku atau tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti melakukan penelitian dalam waktu dua minggu, yaitu mulai dari 20 Juni 2016 sampai dengan 30 Juli 2016. Peneliti sudah melakukan penelitian secara bertahap untuk kemudian melakukan penelitian secara intensif terhadap objek penelitian tersebut.

3.2 Sumber Data

Data yang ada pada penelitian ini berupa dialog yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Rako Buya Hamka yang berkenaan dengan tindak tutur ilokusi yang dituturkan oleh para tokoh dalam suatu konteks percakapan. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk adalah drama romantis Indonesia dirilis pada tanggal 19 Desember 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya. Film ini diadaptasi dari novel yang berjudul sama karangan Buya Hamka menggunakan bahasa Indonesia, Minang, Makassar, Melayu, dan Jawa. Film ini dibintangi oleh Pevita Pearce Hayati, Herjunot Ali Zainuddin, Reza Rahadian Aziz, Randy Danista Muluk, Jajang C.Noer Mande Jamilah, Arzetty Bilbina Ibu Muluk, Gesya Sandy Khadijah, Niniek L.Karim Mak Base, Kevin Andrean Sophian. Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berdurasi 165 menit atau sekitar 2 jam lebih 45 menit. Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk terdiri atas 300 adegan tetapi tidak seluruh Universitas Sumatera Utara adegan terdapat dialog didalamnya. Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu meneliti dialog maka peneliti mengambil sumber data adegan yang memiliki dialog saja. Adegan yang memiliki dialog dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berjumlah 59 adegan.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode simak, yaitu dengan menyimak tuturan yang disampaikan oleh penutur dan mitra tutur yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Metode simak dipilih karena objek penelitian ini berupa bahasa yang sifatnya teks. Metode simak memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut dengan teknik dasar karena pada hakekatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan, Untuk mendapatkan data pertama-tama menyadap pembicaraan yang ada di dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Kegiatan menyadap itu dilakukan dengan tidak ikut berpartisipasi ketika menyimak. Teknik kedua merupakan teknik simak bebas libat cakap SBLC yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam dialog, melainkan hanya sebagai pemerhati dan mendengarkan apa yang dikatakan bukan apa yang dibicarakan. Sudaryanto, 1993: 134 . pada saat teknik pertama dan kedua berlangsung dapat dibarengi dengan teknik catat. Pencatatan dapat dilakukan langsung dengan menggunakan alat tulis tertentu selanjutnya di transkripsikan berdasarkan jenis objek sasarannya, yaitu dialog yang memiliki makna pragmatis. 3.4 Metode dan Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh, selanjutnya peneliti menganalisis data. Pekerjaan analisis data mempunyai pengertian mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengategorikannya Lexi J. Moloeng, 1998:103. Langkah analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Metode yang Universitas Sumatera Utara digunakan penulis dalam analisis data pada penelitian ini adalah digunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah Lexi J. Moloeng, 1998:3. Maka dalam penelitian ini, penulis mencatat dengan teliti dan cermat data-data yang berwujud tuturan yang terdapat pada dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Dengan demikian hasil analisisnya akan berbentuk deskripsi fenomena tindak tutur ilokusi yang terdapat pada dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Bentuk tindak tutur ilokusi yang menggunakan metode tersebut adalah sebagai berikut: Konteks: Percakapan terjadi antara Zainuddin dan mande Jamilah. Zainuddin tiba di Batipuh, Padang tahun 1930 dan ia mendatangi rumah mande Jamilah. Ia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam dan mande Jamilah pun membuka pintu sambil menjawab salam. Berikut kutipan dialognya: Mande Jamilah : wa’alaikum salam. Sia tuh? Mencari sia malam-malam begini? wa’alaikum salam. Siapa itu? Mencari siapa malam-malam begini? Zainuddin : Tabek, saya mencari rumah mande Jamilah. Permisi, saya mencari rumah ibu Jamilah. Mande Jamilah : Saya mande Jamilah, engku sia? Saya ibu Jamilah, tuan siapa? Zainuddin : Saya Zainuddin, dari Makassar. Mande Jamilah : Zainuddin? Dari Makassar? Zainuddin : Saya ini anak pendekar Sultan. Mande Jamilah : Zainuddin, anak si Sultan? Zainuddin : Iya mande. Mande Jamilah : Ayo masuklah, masuk. Analisis tuturan : 1 “wa’alaikum salam” 02TKVDW Universitas Sumatera Utara Pada tuturan 1 menyatakan bahwa mande jamilah menjawab salam dari ketukan pintu, terlihat dari tuturan 1 mande Jamilah merupakan orang yang santun karena walaupun orang yang di luar tidak mengucapkan salam namun ia spontan memberikan salam artinya, ia tetap menerima siapaun yang datang ke rumahnya. Tindak tutur yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah tindak tutur ekspresif karena penutur memperlihatkan kondisi psikologis yang ia rasakan yaitu secara spontan menjawab salam. 2 “sia tuh? Mencari sia malam-malam begini?” 02TKVDW Pada tuturan 2 menyatakan bahwa mande jamilah ingin mengetahui dan meminta supaya mitra tutur mengatakan siapa dirinya dan mengapa malam-malam datang kerumahnya. Tindak tutur tersebut termasuk tindak tutur ilokusi dalam bentuk tindak tutur direktif karena penutur meminta lawan tutur untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh penutur. 3 “Tabek, saya mencari rumah mande Jamilah.” 02TKVDW Pada tuturan 3 Zainuddin ingin mengetahui kebenaran dari rumah yang ia datangi apakah benar rumah tersebut ialah rumah mande Jamilah atau bukan. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk direktif karena penutur meminta mitra tutur melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur. 4 “Saya mande Jamilah, engku sia?” 02TKVDW Pada tuturan 4 mande Jamilah membenarkan apa yang dikatakan oleh zainuddin bahwa rumah yang ia datangi memang benar rumah mande Jamilah selain itu ia meminta agar Zainuddin memberi tahu siapa ia sebenarnya. Tindak tutur di atas merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk asertif dan direktif. Dalam tuturan “saya mande Jamilah” tergolong ke dalam bentuk asertif karena penutur memberikan informasi dan penutur menyatakan Universitas Sumatera Utara kebenaran akan tuturannya. Dalam tuturan “engku sia?” tergolong ke dalam bentuk direktif karena penutur meminta mitra tutur melakukan tindakan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh penutur. 5 “Saya Zainuddin, dari Makassar.” 02TKVDW Pada tuturan 5 Zainuddin sebagai penutur menjelaskan siapa dirinya kepada mande Jamilah agar mande Jamilah tahu siapa lawannya berbicara kemudian ia menjelaskan kepada mande Jamilah bahwa ia berasal dari Makassar. Tindak tutur di atas merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk asertif karena tuturan tersebut berisi informasi yang penuturnya dapat bertanggungjawab atas kebenaran tuturannya. 6 “Zainuddin? Dari Makassar?” 02TKVDW Pada tuturan 6 mande Jamilah kaget atas pernyataan yang disampaikan oleh Zainuddin sambil ia berpikir apakah benar ada saudaranya di Makassar yang bernama Zainuddin. Tindak tutur tersebut termasuk tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk ekspresif karena penutur memperlihatkan kondisi psikologis bahwa ia sedang terkejut atau kaget atas pernyataan yang disampaikan oleh mitra tutur. 7 “Saya ini anak pendekar Sultan.” 02TKVDW Pada tuturan 7 Zainuddin mencoba meyakinkan mande Jamilah bahwa ia benar-benar saudaranya dari Makassar berdasarkan fakta dan kenyataan bahwa ia anak pendekar Sultan yang merupakan adik dari mande Jamilah. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk tindak tutur asertif karena tuturan tersebut berisi informasi yang yang dinyatakan oleh si penutur dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Universitas Sumatera Utara 8 “Zainuddin, anak si Sultan?” 02TKVDW Pada tuturan 8 mande Jamilah merasa kaget dan tidak percaya bahwa Zainuddin adalah anak dari adiknya sendiri yang sudah lama merantau ke Makassar. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam bentuk tindak tutur ekspresif karena penutur memperlihatkan kondisi psikologis bahwa ia sedang terkejut atau kaget atas pernyataan yang disampaikan oleh mitra tutur. 9 “iya mande” 02TKVDW Pada tuturan 9 Zainuddin membenarkan dan menegaskan apa yang telah ia katakana kepada mande Jamilah itu benar dan ia dapat mempertanggung jawabkannya. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk ke dalam bentuk tindak tutur asertif yang dikategorikan dalam verba membenarkan atau mengakui. 10 “Ayo masuklah, masuk.” TKVDW02 Pada tuturan 10 mande Jamilah mempercayai apa yang di katakana oleh Zainuddin dan ia dapat mengizinkan Zainuddin masuk kedalam rumahnya sebagai saudaranya. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur ilokusi yang termasuk ke dalam bentuk tindak tutur deklaratif yang dikategorikan dalam verba mengesahkan dan mengizinkan.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data