Siswa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan 55
5.2 Saran
56
DAFTAR PUSTAKA 57
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.
Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 18
Tabel 2.2. Kriteria Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 19
Tabel 3.1. Desain Penelitian
33 Tabel 3.2.
Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa
35 Tabel 3.4
Kriteria Indeks Reliabilitas Tes 38
Tabel 3.5. Kategori Taraf Kesukaran Item
39 Tabel 4.1.
Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Setelah 43
Pengajaran di Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Tabel 4.2.
Sebaran Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas Eksperimen 45 dan di Kelas Kontrol
Tabel 4.3. Uji-t Data Kemampuan Berpikir Kritis Setelah
47 Pengajaran di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol
Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Postes Hasil Belajar Kelas Eksperimen 47
dengan Kelas Kontrol Tabel 4.5.
Uji-t Data Postes Hasil Belajar di kelas Eksperimen 49
dan di kelas Kontrol
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Populasi Gajah 22
Gambar 2.2. Ekosistem Laut 23
Gambar 2.3. Simbiosis Mutualisme 27
Gambar 2.4. Simbiosis Komensalisme 28
Gambar 2.5. Rantai Makanan 29
Gambar 2.6. Jaring-Jaring Makanan 29
Gambar 2.7. Piramida Makanan 30
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 44
Setelah diberi Pengajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan 45
Berpikir Kritis Sebelum dan Sesudah Pengajaran Kelas di Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Nilai Postes Hasil Belajar Kelas 48
Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretes Hasil Belajar 49
dan Postes Hasil Belajar kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar L.1. Pretes di Kelas Eksperimen
139 Gambar L.2 Pretes di Kelas Kontrol
139 Gambar L.3. Peneliti Membuka Pelajaran Di Depan Kelas dan Memberi 139
Arahan Gambar L.4. Siswa melakukan Eksperimen sesuai petunjuk di LKS
139 Gambar L.5. Peneliti membimbing siswa yang sedang melakukan
140 Eksperimen
Gambar L.6. Siswa Sedang Mendiskusikan LKS 140
Gambar L.7. Peneliti Membantu Siswa untuk Menemukan Konsep 140
yang Benar dengan Memberikan Pertanyaan Gambar L.8. Persentase Yang Dilakukan Satu Kelompok
140 Gambar L.9. Peneliti Memberi Penjelasan dari Konsep yang Ditemukan 141
Gambar L.10 Siswa sedang Observasi di Pekarangan Sekolah 141
Gambar L.11 Postes di Kelas Eksperimen 141
Gambar L.12 Postes di Kelas Kontrol 141
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Silabus Pembelajaran 59
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
60 Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 66
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
72 Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa I 78
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II
81 Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa III 84
Lampiran 8 Tes Kemampuan Berpikir Kritis
87 Lampiran 9
Tes Hasil Belajar 92
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kritis
97 Lampiran 11
Lembar Jawaban 98
Lampiran 12 Tabel Uji Validitas, Reliabilitas dan Tingkat
99 Butir soal
Lampiran 13 Tabel Daya Pembeda Soal
100 Lampiran 14
Perhitungan Validitas Soal, Reliabilitas, Kesukaran 101
Daya Beda Soal Lampiran 15
Tabel Validitas Tiap Butir Soal 103
Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran
104 Lampiran 17
Tabel Daya Beda 105
Lampiran 18 Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes
106 Lampiran 19
Data Nilai Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas 107
Kontrol Lampiran 20
Data Nilai Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas 108
Eksperimen Lampiran 21
Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku, Varian 109
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Lampiran 22
Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis 111
Siswa di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Lampiran 23 Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
114 Kontrol dan Kelas Eksperimen
Lampiran 24 Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis
115 Lampiran 25
Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas 118
Kontrol Lampiran 26
Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas 120
Eksperimen Lampiran 27
Data Nilai Uji Pretes Hasil Belajar X dan Uji Postes 122
Kelas Kontrol Lampiran 28
Data Nilai Uji Pretes Hasil Belajar X dan Uji Postes 123
Kelas Eksperimen Lampiran 29
Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Varian 124
Hasil Belajar di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Lampiran 30 Uji Normalitas Data Pretes Hasil Belajar Siswa
126 dan Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
Eskperimen Lampiran 31
Uji Homogenitas Hasil Belajar Kelas Kontrol dan 129
Kelas Eksperimen Lampiran 32
Uji Hipotesis Hasil Belajar 130
Lampiran 33 Tabel Harga kritik r product moment
133 Lampiran 34
Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke z 134
Lampiran 35 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
135 Lampiran 36
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 137
Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian
138
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini kualitas pendidikan menjadi agenda serius untuk diperbincangkan, baik di kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat maupun
pihak pengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai banyak kalangan belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan dengan kualitas
pendidikan di negara-negara tetatangga, seperti: Malaysia, Singapura, Philipina, Thailand, dan Vietnam. Kualitas pendidikan kita semakin terpuruk bila dibandingkan
dengan negara-negara besar lainnya pada abad ke-21. Padahal pendidikan menjadi
variabel penting dalam proses pencerdasan bangsa Janawi, 2013.
Fakta menunjukkan bahwa praktek dalam proses pembelajaran biologi di sekolah-sekolah yang berlangsung selama ini, pembelajaran berpusat satu arah
teacher centered, dan guru tidak berusaha mengajak untuk berpikir. Seperti, hasil pengalaman langsung yang dialami oleh peneliti di sekolah SMP Negeri 2 Porsea
sewaktu program pengajaran lapangan terpadu PPLT di Porsea mulai bulan Agustus sampai Nopember 2015, dan saat mengadakan observasi proses pembelajaran di SMP
Swasta Brigjend Katamso Medan pada tanggal 22 Januari 2016 menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung pada umumnya bersifat satu arah, kurang
melibatkan interaksi siswa, hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.
Kemampuan berpikir kritis merupakan aspek yang penting untuk diteliti dan menarik perhatian peneliti untuk menelitinya. Berpikir kritis merupakan salah satu
dari karakter yang diharapkan setelah proses pembelajaran dan sangat jelas tercantum dalam sintaks pembelajaran. Hal ini dapat dijabarkan dari UU No.20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif,
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Hasil belajar IPA di SMP Swasta Brigjend Katamso secara umum masih tergolong rendah dapat dilihat dari rata-rata nilai ujian akhir semester pada bulan
Desember 2015, khususnya untuk kelas VII pada mata pelajaran IPA 65 yang mana hasil tersebut masih jauh dari KKM, yaitu 80. Kemampuan berpikir kritis juga
tergolong masih rendah. Hal ini terlihat saat guru lebih dominan memberikan informasi atau menjelaskan materi. Siswa jarang diberi kesempatan untuk berpikir
kritis dengan melakukan percobaan di laboratorium atau memecahkan masalah dengan studi literatur. Tidak heran apabila beberapa siswa tidak tertarik belajar,
kemudian merasa bosan dan mengantuk. Setelah proses pembelajaran, guru biasanya akan memberikan beberapa soal pemahaman konsep tanpa mempertimbangkan aspek
berpikir kritis siswa. Padahal, aspek berpikir kritis sangat penting untuk diketahui. Setiap manusia
yang tidak memiliki keterampilan dalam berpikir kritis dalam hidupnya akan mendapatkan kendala-kendala dalam hal menyelesaikan permasalahan hidup yang
dialami Unimed, 2015. Pengalaman penulis ketika melakukan penelitian pada bulan Maret menunjukkan bahwa siswa yang kurang berpikir kritis akan kurang cepat untuk
menanggapi sebuah teka teki yang mengandung persoalan untuk dipecahkan, dan terbukti siswa tersebut setelah dites memiliki kemampuan berpikir kritis yang kurang.
Dari berbagai masalah yang di jumpai perlu adanya suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir kritis, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi
pembelajaran inkuiri adalah adalah strategi yang cocok digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dan meningkatkan hasil belajar
siswa. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan Hamruni, 2012. Penelitian yang terkait dengan pembelajaran inkuiri adalah telah dilakukan
oleh Anggareni 2013 di SMP Negeri 2 Kintamani, Bali pada Tahun Ajaran 20122013, diperoleh rata-rata hasil belajar sebelum menerapkan strategi