Memberikan informasi pada siswa bahwa semua Melayani siswa melalui media sosial dan home visit

51 nyaman, senang dan betah ketika mencurahkan isi hatinya dengan guru BK. Adapun tempat yang biasa digunakan guru BK untuk melakukan pelayanan konseling diantaranya ; kantin, perpustakaan, kelas, ruang BK, halaman sekolah, masjid dan lain sebagainya. “.....biasanya kalau anak kita panggil kan justru bertanya-tanya. Kalau saya biasanya justru memanggil anak di kantin waktu istirahat, dan sebagainya. Disitu mungkin kita bisa memberi masukan-masukan. Dari situ anak tidak terasa kalau dia sedang diberi bimbingan.” 25

e. Melayani siswa dengan cara memperlakukan mereka seperti

anak sendiri Dalam sebuah lembaga pendidikan saat ini, tidak jarang untuk mendapatkan seorang siswa yang mana orang tuanya juga mengajar di sekolah yang sama. Hal ini akan memicu terjadinya kecemburuan sosial khususnya dalam hal penanganan masalah. Seperti yang diungkapkan bapak Budi selaku guru BK di MAN Wonokromo Bantul yang kebetulan beliau juga mempunyai anak sekolah di sekolahan tersebut. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi bapak Budi.

D. Metode Konseling yang digunakan Guru BK Dalam Memecahkan

Problem Siswa Bermasalah Pada dasarnya metode dan teknik bimbingan dan konseling Islami diklasifikasikan berdasarkan segi komunikasi, di antaranya ; 25 Ibid 52 Metode langsung Adalah metode di mana pembimbing melakukan komunikasi langsung bertatap muka dengan orang yang dibimbingnya. Metode tidak langsung Adalah bimbingan dan konseling yang dilakukan melalui media komunikasi massa. 26 Adapun metode yang digunakan oleh kedua MAN adalah metode langsung dan tidak langsung, namun tergantung pada jenis problem siswanya. Hal ini dapat dilihat dari wawancara dibawah ini ;

1. Metode yang digunakan di MAN II Yogyakarta

Dalam praktek konseling, guru BK MAN II Yogyakarta menggunakan pendekatan konseling umum dan Islami yang mana keduanya dirangkum kemudian disampaikan dengan baik sehingga siswa bisa menerima materi tersebut dengan baik. Meskipun guru BK sudah menyampaikan dengan baik, bukan berarti tidak ada siswa yang tidak kritis. Dalam menghadapi siswa yang kritis ini, guru BK memberikan penjelasan mengenai materi yang disampaikan tadi kemudian siswa tersebut diberi kesempatan untuk berpendapat. Dalam menanggapi pendapat siswa tersebut guru BK memberikan penjelasan yang singkat, padat, jelas dan mengena sehingga siswa mau menerima materi yang sudah disampaikan guru BK. 26 Prof. DR. H. Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islami, Yogyakarta : UII Press, 1992, hlm. 49-50