35 Creaming    pada emulgel terus mengalami peningkatan dengan bertambahnya
umur sediaan.  Pada formula 1,  2,  3,  dan 4  terbentuknya krim  terjadi  pada 4 minggu  penyimpanan pada suhu kamar.  Pada formula 5 dan 6  creaming  terjadi
pada  8 minggu penyimpanan pada suhu kamar dan  formula 7 terbentuknya krim terjadi  setelah 8 minggu penyimpanan.  Pembentukan krim creaming    yang
terjadi pada semua formula dapat dihomogenkan kembali dengan pengocokan yang cukup.
Creaming  menyebabkan suatu sediaan emulsi memerlukan pengocokan untuk menjadi homogen kembali karena sebagian fase minyak mengalami
penggabungan membentuk lapisan yang lebih pekat di permukaan. Pembentukan creaming  masih diperbolehkan dalam suatu sediaan emulsi karena terjadinya
creaming  bersifat reversibel, artinya dengan pengocokan yang cukup emulsi tersebut dapat kembali homogen. Berbeda dengan  koalesensibreaking pecahnya
sediaan emulsi yang bersifat irreversibel Ansel, 1989.
4.2.6 Hasil pemeriksaan ukuran partikel dan distribusi partikel terdispersi
4.2.6.1 Ukuran partikel terdispersi
Hasil pengamatan mikroskopik dari emulgel tabir surya yang dibuat pada variasi konsentrasi Tween 20 dapat dilihat pada Lampiran 11.
Dari keseluruhan gambar pada Lampiran 11, dapat kita lihat bahwa ukuran partikel terdispersi semakin kecil dengan bertambahnya konsentrasi Tween 20,
namun selama penyimpanan 8 minggu ukuran partikel terdispersi semakin besar. Peristiwa ini mungkin disebabkan karena  fase terdispersi kurang rapat
dibandingkan fase luar sehingga menyebabkan creaming.  Pengamatan diameter globul  minyak bertujuan untuk mengevaluasi adanya koalesensi atau
36 penggabungan globul-globul minyak menjadi lebih besar pada sediaan emulsi
selama 8 minggu penyimpanan.
Tabel 4.6 Pengaruh penyimpanan terhadap ukuran rata-rata partikel terdispersi
Formula Ukuran partikel terdispersi dalam µm minggu
1 2
3 4
5 6
7 8
F1 29,35  29,71  31,95  33,20  34,22  36,04  36,95  38,09  45,95
F2 22,53  22,97  24,55  25,14  25,17  27,23  28,08  29,20  29,51
F3 24,05  26,82  26,85  28,38  28,89  32,02  36,59  37,92  42,29
F4 17,18  18,21  19,17  19,46  19,82  20,00  20,31  21,03  22,39
F5 18,50  18,87  19,01  19,03  19,18  19,62  19,95  22,52  22,81
F6 16,27  18,21  18,98  19,00  19,76  20,09  20,31  21,22  21,59
F7 17,36  19,54  20,06  20,18  20,51  20,55  20,66  20,79  20,89
Keterangan:  F1: Konsentrasi Tween 20 0,1   F5: Konsentrasi Tween 20 2 F2: Konsentrasi Tween 20 0,5  F6: Konsentrasi Tween 20 2,5
F3: Konsentrasi Tween 20 1 F7: Konsentrasi Tween 20 3
F4: Konsentrasi Tween 20 1,5
Gambar 4.3  Pengaruh penyimpanan terhadap ukuran rata-rata partikel terdispersi.
Berdasarkan  hasil  pengamatan yang dilakukan, peningkatan konsentrasi Tween 20 menyebabkan ukuran partikel semakin kecil. Hal  ini disebabkan
semakin besar penambahan Tween 20, maka akan semakin banyak partikel minyak yang terbungkus oleh film monomolekuler yang dibentuk Tween 20.
37 Faktor internal yang mempengaruhi stabilitas emulsi tergantung pada ukuran
partikel. Ukuran partikel  yang semakin kecil menandakan produk emulsi yang semakin stabil Martin, 1993. Penggunaan kombinasi Tween yang hidrofilik dan
Span yang lipofilik mungkin akan menghasilkan produk emulsi yang lebih stabil dibandingkan penggunaan Tween saja Sinko, 2006.
4.2.6.2 Penentuan distribusi partikel terdispersi