28 sebuah layar dan dilakukan pemotretan dari slide yang sudah disiapkkan. Pada
sistem ini akan muncul ukuran partikel dalam bentuk pixel selanjutnya diubah kedalam bentuk µm 1 pixel= 264,58334 µm. Dari hasil pengamatan kemudian di
plot grafik waktu versus ukuran partikel terdispersi sehingga diamati perubahan ukuran partikel terdispersi. Ukuran rata-rata partikel terdispersi yang semakin
kecil menandakan produk emulsi semakin stabil. Distribusi partikel terdispersi ditentukan dengan memplot ukuran partikel
versus jumlah partikel sehingga diperoleh kurva distribusi partikel terdispersi Sinko, 2006.
3.6 Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan
Percobaan ini dilakukan pada 9 orang sukarelawan yang menggunakan sediaan emulgel yang stabil yaitu formula 7 Tween 20 3 dengan cara :
Sejumlah tertentu emulgel dioleskan dibelakang telinga, kemudian biarkan selama 12 jam siang selama 2 hari berturut-turut Wasitaatmadja, 1997.
3.7 Penentuan Nilai SPF Sediaan
Penentuan nilai SPF menggunakan Metode Mansur.Spektrum serapan sampel diperoleh dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 290-400 nm dengan menggunakan etanol sebagai blanko. Penentuan ini dilakukan dengan cara ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dengan pelarut
etanol 96 dalam labu takar 100 ml dan disaring menggunakan kertas saring, lalu dipipet 5 ml dari larutan tersebut, dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml dan
ditambahkan dengan etanol 96 hingga garis tanda. Lalu dipipet 5 ml dari labu takar kedua, dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dan ditambahkan dengan
29 etanol 96 sampai garis tanda. Larutan yang terakhir ini diukur serapannya
dengan spektrofotometer UV-Vis. Nilai serapan yang diperoleh dikalikan dengan EE x I untuk masing-
masing interval.Jumlah EE x I yang diperoleh dikalikan dengan faktor koreksi akhirnya diperoleh nilai SPF dari sampel yang diuji.
Cara perhitungan SPF menurut metode Mansur :
SPF = CFx x EE x I
Dimana : EE = Spektrum efek eritemal I = Intensitas spektrum sinar
Abs = Serapan produk tabir surya CF = Faktor koreksi = 10
Tabel 3.2 Ketetapan nilai EE x I Sayre et al, 1979
Panjang gelombang nm Nilai EE x I
290 0,0150
295 0,0817
300 0,2874
305 0,3278
310 0,1864
315 0,0839
320 0,0180
a Serapan diukur pada panjang gelombang 290, 295, 300, 305, 310, 315, dan
320 nm. b
Nilai serapan yang diperoleh dikalikan dengan nilai EE x I untuk masing- masing panjang gelombang.
c Hasil perkalian serapan dan EE x I dijumlahkan.
d Hasil penjumlahan kemudian dikalikan dengan faktor koreksi yang nilainya
10 untuk mendapatkan nilai SPF sediaan Dutra et al, 2004.
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Formulasi Emulgel
Pada penelitian ini dihasilkan sediaan emulgel yang berwarna putih susu, dan tidak berbau. Formulasi sediaan emulgel terdiri dari avobenzone sebagai
bahan tabir surya penyerap UVA dengan konsentrasi 3 dan oktilmetoksisinamat OMC sebagai penyerap UVB dengan konsentrasi 7,5 Rieger, 2000.
Penggunaan paraffin cair dalam formula ini sebagai fase minyak dengan konsentrasi 7,5, konsentrasi yang biasa digunakan untuk sediaan topikal adalah
1-32 Rowe et al, 2009. Tween 20 dalam formula ini berfungsi sebagai emulgator hidrofilik dengan variasi konsentrasi 0,1, 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5, dan 3.
Tween 20 selain digunakan sebagai emulgator hidrofilik juga sebagai surfaktan nonionik. Oleh karena itu, surfaktan tersebut dapat menurunkan
tegangan permukaan pada fase emulsi Rowe et al, 2009. Bahan pembentuk gel yang digunakan yaitu HPMC yang merupakan
serbuk warna putih yang larut dalam air dingin. HPMC memerlukan air 20-30 untuk membuatnya menjadi gel dengan pengadukan yang kencang serta suhu 80
- 90
C. HPMC juga digunakan sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi, dan agen penstabil Rowe et al, 2009.
` Propilen glikol dalam formula ini berfungsi sebagai humektan untuk
menjaga kelembaban kulit pada konsentrasi 1-15. Propilen glikol juga berfungsi sebagai pelarut pengawet yaitu metil paraben dan propil paraben Rowe et al,
2009.