Pengujian Rangkaian Penerima Inframerah

Setb Led ACAAL Delay_500ms JB Reset, TS4 Clr Buzzer Ajmp TS1 Printah program diatas adalah perintah program setelah terdeteksi ayunan bandul dan buzzer telah diaktifkan. Program tersebut melakukan penundaan waktu selama 1 menit dan mendeteksi tombol reset untuk menonaktifkan buzzer dan kembali keawal untuk mulai mendeteksi kembali. Seiring dengan tunda waktu selama 1 menit, program akan mengedipkan lampu indikator dengan durasi 500 ms selama 60 kali. Jika tombol reset ditekan sebelum 60 detik program akan langsung menghentikan atau menonaktifkan buzzer dan kembali ke awal setelah diuji program juga bekerja sesuai dengan yang diprogramkan dengan tundaan waktu yang tepat yaitu 1 menit, jika tidak dilakukan reset.

4.1.3 Pengujian Rangkaian Penerima Inframerah

Hasil pengujian ini pada rangkaian ini yaitu data yang telah diolah oleh mikrokontroler AT89S51 akan dikirimkan kerangkaian penerima dengan menggunakan LED infra merah. Pada rangkaian LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt ini akan sama artinya jika pada mikrokontroler AT 89S51 diberi logika high 1 karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 sampai dengan 5 volt cukup untuk mengaktifkan transistor sedangkan untuk mematikan LED inframerah maka mikrokontroler AT89S51 harus diberi logika low 0, karena dengan memberikan logika low pada mikrokontroler, maka mikrokontroler akan memiliki tegangan 0 sampai dengan 0,009 Volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktif. Untuk pengiriman data agar dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas ddari frekuensi infra merah Universitas Sumatera Utara alam. Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi selain 38KHz, maka pancarannya akan terganggu oleh frekuensi-frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi inframerah yang dipancarkan oleh matahari, tumbuhan bahkan badan manusia. Dengan menggunakan frekuensi 38KHz maka pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, ssehingga jarak pengiriman data semakin jauh. Rangkaian penerima inframerah ini berbentuk IC. IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high 1 atau tegangan 4,5 Volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra merah denngan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan ic ini akan mengeluarkan sinyal low 0 atau tegangan 0,109 Volt jika pancaran sinar inframerah dengan frekuensi antara 38-40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 500 µs, setelah itu outputnya akan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkkan sebagai pengiriman data. Output dari ic ini dihubungkan pada mikrokontroler sehingga setiap kali ic ini mengeluarkan logika low atau high pada outpuutnya, mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya. Cahaya infra merah mempunyai perbedaan dengan cahaya biasa pada umumnya. Kita bisa melihat dengan jelas apabila suatu sinar atau cahaya mengenai suatu benda. Lain halnya dengan sinar infra merah kita tidak bisa melihat wujud dari sinar tersebut. Sistem sensor inframerah pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media utuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm gempa bumi, alarm kemalingan, otomatisasi pada sistem ini terdiri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, photodioda atau infrmerah module yang berfungsi untuk menerima sinar infra merah yang dikirimkan oleh pemancar. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Rangkaian penguat Arus