Pengertian Otonomi Daerah. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Pengertian APBD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah suatu
untuk pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah, pemerintah pusat akan mentransfer dana perimbangan kepada pemerintah daerah.
Menurut penelitian Prakosa 2004, transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan keuangan dan ekonomi daerah. Tujuan dari transfer ini adalah untuk
mengurangi kesenjangan fiskal antar pemerintahan dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh daerah.
Salah satu fenomena yang mencolok dari hubungan antara sistem pemerintah daerah dengan pembelanjaan daerah adalah ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah
pusat. Ketergantungan ini terlihat dari relatif rendahnya PAD dan dominannya transfer dari pusat Kuncoro, 2009:371.
Penelitian Nugraeni 2011 menyatakan bahwa terdapat keterkaitan pemerintah daerah dalam menyusun APBD masih mengandalkan dana transfer dari pemerintah pusat. Secara spesifik
Nugraeni menegaskan bahwa dari ketiga variabel tersebut yang paling kuat hubungannya dengan belanja daerah adalah DAU.
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 16 belanja daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsikabupatenkota.
Hubungan dalam bidang keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagaimana tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 15 ayat 1 huruf b
adalah pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintah daerah. Dana perimbangan tersebut terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum DAU, dan dana alokasi khusus DAK.
DAU adalah salah satu cara untuk mengatasi ketimpangan fiskal antar daerah karena kemampuan setiap daerah berbeda-beda. Pemberian DAU diprioritaskan pada daerah yang
pendapatan fiskalnya rendah, sehingga pada pemerintah daerah yang pendapatan fiskalnya tinggi akan mendapatkan bagian transfer yang lebih rendah.
Dalam mengelola keuangannya, seharusnya pemerintah daerah meningkatkan sumber penerimaan daerah yang berasal dari PAD dengan mengoptimalkan potensi, kreatifitas, dan
kemampuan daerah. Tujuannya adalah agar pemerintah mampu membiayai usaha-usaha dan pembangunan daerah secara mandiri sehingga tidak menggantungkan dana dari pemerintah pusat.
Dengan adanya peningkatan PAD, masyarakat mengharap adanya peningkatan pelayanan terutama di sektor publik. Peningkatan layanan publik ini diharapkan mampu
meningkatkan daya tarik bagi investor untuk membuka usaha di kabupatenkota wilayah Jawa Tengah. Harapan ini bisa terwujud apabila ada upaya dari pemerintah memberikan fasilitas
pendukung investasi. Pemerintah perlu memberikan alokasi belanja daerah yang lebih besar untuk hal itu. Apabila investor mau menanamkan modalnya di kabupatenkota di Jawa Tengah, maka
PAD kabupatenkota di Jawa Tengah akan meningkat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh DAU, DAK, dan PAD terhadap belanja daerah
kabupatenkota di wilayah Jawa Tengah.