PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang mengikuti PROPER dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

(1)

THE INFLUENCES OF CORPORATE GOVERNANCE, ENVIRONMENTAL PERFORMANCE AND INVESTMENT DECISIONS TOWARD THE

VALUES OF FIRM

(An Empirical Studies on Manufacture Companies That Enroll In “PROPER”

And Are Listed in the Indonesian Stock Exchange in 2012-2014 Period)

Oleh

SISKA ERLITA WARTI 20130420216

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang mengikuti PROPER dan

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

THE INFLUENCES OF CORPORATE GOVERNANCE, ENVIRONMENTAL PERFORMANCE AND INVESTMENT DECISIONS TOWARD THE

VALUES OF FIRM

(An Empirical Studies on Manufacture Companies That Enroll In “PROPER”

And Are Listed in the Indonesian Stock Exchange in 2012-2014 Period)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

SISKA ERLITA WARTI 20130420216

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Nomor Mahasiswa : 20130420216

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CORPORATE

GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DAN KEPUTUSAN

INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang mengikuti PROPER dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 16 Desemeber 2016


(4)

MOTTO

“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanyai tentang empat perkara: tentang badannya untuk apa digunakan, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan dan tentang ilmunya bagaimana

ia beramal dengannya.” (HR Tirmidzi)

“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah

dilaksanakan atau diperbuatnya”. (Ali Bin Abi Thalib) “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.” (Lessing)

“Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah

berbuat baik kepada diri sendiri.” (Benyamin Franklin)

“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa

bahagia tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu

semua orang menangis sedih tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.”


(5)

Dengan penuh rasa syukur dan suka cita, saya persembahkan penulisan sederhana ini untuk orang orang yang tak ada hentinya mendoakanku dan mendukungku dalam penulisan ini.

 Sujud syukur kusembahkan kepada Allah SWT yang telah membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan hingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

 Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan suritauladan yang baik kepada para kaumNya.

 Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada kedua orangtuaku ibu Rubiyani dan bapak Agus Salim yang telah merawat, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepadaku dari aku lahir hingga saat ini. Aku sayang kalian. Terimakasih Ibu. Terimakasih Bapak.

 Sebagai tanda kasih kepada kedua kakakku Adhita Sangaji dan Arum Haryu Apsari terima kasih kalian sudah membantuku, mendoakanku, menghiburku dalam menyelesaikan skripsi ini.  Terimakasih juga buat kakek dan nenekku yang selalu

menasehatiku dan mendoakanku.

 Bapak Andan Yunianto, S.E., M.Si., Akt. terima kasih atas bimbingan, nasehat, kesabaran, ilmu yang Ibu berikan kepadaku hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada halangan yang berarti. Terimakasih atas pengetahuan yang telah Bapak berikan yang sangat bermanfaat bagi saya.

 Ibu Dra. Arum Indrasari, M.Buss.,Akt. terima kasih atas semua bantuan yang ibu berikan dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

 Terimakasih buat sahabat kecilku Septi Anggraeni Listyaningrum atas doa dan dukungannya.

 Buat sahabatku Rempong (Anggritisa, Astuti Risma, Rizka Ika, Putri Devia, Tiara Prameswari, Trivia dan Selviyanti) bersyukur punya sahabat seperti kalian, terimakasih buat doa dan dukungannya.

 Buat Nia Kusumawati, terimakasih selalu jadi pendengar yang baik.

 Buat Manifold ( Milla Muthia dan Fitria Widyaningtyas) temen galak tapi super baik, thanks for everything.

 Buat partner kuliahku (Tiara, Gesha, Opik, Ratna, Farin, Prasetya, Dzaky, Dodi) terimakasih sudah jadi partner kuliah terbaik.  Buat Fiska Atia dan Putri Dwi Aprilia, kalian memang partner

paling oke buat ngerjain skripsi. Salam panik.

 Mbak Riezka Karnia, Mbak Junda Faudiana, Mbak Rikhana dan Mbak Desi Ismayani terimakasih telah membantu dan memberi masukan menyelesaikan skripsi ini.

 Buat temen-temen PERS FE UMY 2013/2014 dan BEM FE UMY 2014/2015 terimakasih sudah menjadi partner organisasi yang luar biasa.


(7)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Masalah ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 12

2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) ... 13

3. Teori Signal (Signaling Theory) ... 13

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 13


(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Obyek Penelitian ... 20

B. Jenis Data ... 20

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 20

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data... 25

1. Uji Kualitas Data ... 25

2. Uji Asumsi Klasik ... 26

3. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 31

B. Hasil Uji Instrumen dan Data ... 32

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 32

2. Analisis Uji Asumsi Klasik ... 34

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 38

D. Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN .. 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

C. Keterbatasan Penelitian ... 50 DAFTAR PUSTAKA


(9)

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL ...31

TABEL 4.2 STATISTIK DESKRIPTIF ...32

TABEL 4.3 HASIL PROPER ...34

TABEL 4.4 HASIL UJI NORMALITAS ...35

TABEL 4.5 HASIL UJI AUTOKOLERASI ...36

TABEL 4.6 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS...36

TABEL 4.7 HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS ...37

TABEL 4.8 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI ...38

TABEL 4.9 HASIL UJI NILAI F ...39

TABEL 4.10 HASIL UJI NILAI t ...40


(11)

Lampiran 2 Data Variabel Independen Lampiran 3 Data Variabel Dependen Lampiran 4 Data Seluruh Variabel Lampiran 5 Hasil Uji Statistk Deskriptif Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Berganda


(12)

(13)

(14)

INTISARI

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan, kinerja lingkungan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Tata kelola perusahaan yang identifikasi dengan proporsi kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, dan jumlah komite audit. nilai perusahaan yang ditunjukkan oleh Tobin'sQ, sementara kinerja lingkungan diukur dengan PROPER yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia. Penelitian menggunakan sampel dari populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014. Sampel ditentukan dengan menggunakan purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan 1) Tata kelola perusahaan dengan proporsi kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, dan jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. 2) Kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif pada nilai perusahaan. 3) Keputusan investasi memiliki pengaruh negatif pada nilai perusahaan.


(15)

governance, environmental performance factors, and investment decisions toward the values of firm. The corporate governance used in this research was identified by the proportion of institutional ownership, the proportion of independent commissioner board, and the total number of audit committee. The values of firm

theory used in this research was measured under Tobin’s Q theory. While, the

environmental performance factors were measured under the guidance of PROPER issued by the Ministry of Environmental Affairs of Indonesia.

The research employed samples out of manufacture companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014 period. The samples were determined by using purposive sampling method.

The research result pointed that 1.) The corporate governance, along with the proportion of institutional ownership, the proportion of independent commissioner board, and the number of audit committee created negative influences toward the values of firm, and 2.) The environmental performance factors brought positive influences toward the values of firm.

Key words: corporate governance, environmental performance, investment decision, and values of firm.


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah meningkatkan nilai perusahaan (Permanasari, 2010). Perusahaan yang tergolong baik adalah perusahaan yang mampu melakukan kontrol pada potensi finansial maupun non finansial guna meningkatkan nilai perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham (Agustina, 2013). Nilai perusahaan adalah pandangan investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dan harga yang dibayarkan saat perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan sering kali dikaitkan dengan harga saham (Brigham, 2007).

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak pada menurunnya harga saham di pasar modal Indonesia hingga 40-60 persen dari posisi awal. Selain itu, nilai tukar rupiah merosot 18 persen dan indeks harga saham gabungan juga anjlok hingga 57 persen. Penurunan IHSG ini merupakan yang terburuk di Asia. Bahkan, otoritas pasar modal harus dua kali menghentikan perdagangan saham. Sepanjang sejarah pasar modal di Indonesia, ini merupakan kali pertama dilakukan.

Krisis ini berakibat pada kehati-hatian investor asing maupun domestik dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang melakukan proses pembuatan produk


(17)

dari bahan mentah menjadi barang jadi. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang saat ini menjadi perbincangan, perusahaan manufaktur merupakan barometer untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( Ratih & Damayanthi 2016). Dalam artikel G.T. Suroso, 2015 dampak positif dari Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah Indonesia dapat lebih luas melakukan investasi tanpa adanya batasan antar negara anggota ASEAN. Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN kita juga mampu menarik investasi dari para pemodal di ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif dengan adanya persaingan yang ketat dan para profesional akan semakin meningkatkan skill dan profesionalitas yang dimiliki.

Pengukuran nilai perusahaan berdasarkan nilai buku dan nilai pasar ekuitas kurang mencerminkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, investor dapat mempertimbangkan pengukuran kinerja perusahaan yaitu melalui rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q merupakan gabungan dari nilai buku dan nilai pasar ekuitas yang diukur dari nilai pasar ekuitas ditambah nilai buku total hutang kemudian dibagi dengan nilai buku total aset. Ukuran Tobin’s Q memberikan gambaran tidak hanya pada aspek fundamental tetapi juga dari berbagai aspek termasuk seberapa jauh pasar menilai perusahaan (Hastuti, 2005). Nilai Tobin’s Q yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang bagus dan memberikan gambaran perusahaan mempunyai citra yang baik. Sedangkan, nilai Tobin’s Q yang rendah pada umumnya merupakan perusahaan yang mulai mengecil (Sukamulja, 2004).


(18)

3

Secara praktis proses meningkatkan nilai perusahaan sering kali mengakibatkan adanya konflik kepentingan yang terjadi antara pengelola (agen) dan pemegang saham (prinsipal). Pihak agen lebih sering mendahulukan kepentingan pribadi yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan cenderung melalaikan kepentingan prinsipal. Perbedaan dari dua kepentingan yaitu agen dan prinsipal inilah yang biasanya disebut sebagai konflik keagenan. Cara ini biasanya dilakukan melalui praktik kecurangan akuntansi yang orientasinya terletak pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu namun lebih menguntungkan pihak agen. Oleh sebab itu, hal ini merugikan kualitas nilai perusahaan dari sisi laba. Laba yang cenderung rendah mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah oleh para pemakai laporan keuangan, sehingga nilai perusahaan berkurang (Siallagan & Machfoeds, 2006).

Teori agensi memberikan persepsi bahwa kecurangan yang dilakukan oleh agen dapat berdampak pada menurunnya kualitas laba yang berimbas juga pada menurunnya nilai perusahaan. Namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan adanya pengawasan yang baik melalui corporate governance. Penerapan corporate governance merupakan salah satu cara untuk mengahambat adanya praktik kecurangan pada laporan keuangan sehingga diharapkan laporan keuangan perusahaan dapat disajikan dengan nilai fundamental sebenarnya. Penerapan corporate governance juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan pemegang saham (Hariati & Rihatiningtyas, 2015). Penerapan corporate governance dalam penelitian dijelaskan


(19)

menggunakan beberapa variabel yaitu kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran komite audit.

Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Kepemilikan institusional adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan. Menurut Hariati & Rihatiningtyas (2015), besarnya kepemilikan institusional dapat meningkatkan kegiatan monitoring yang dapat meminimalisir opportunisme manajemen. Monitoring oleh investor juga dapat mendorong manajemen bertindak sesuai dengan keinginan pihak prinsipal. Karena pada dasarnya pihak prinsipal menginginkan perusahaan dikelola secara efektif dan efisien agar kesejahteraan meningkat. Perusahaan dengan kesejahteraan meningkat dapat menarik investor untuk menanamkan sahamnya sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007), Tarjo (2008) dan Susanti (2010) kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010), Badjuri (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Fama and Jensen (1983) berpendapat bahwa komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan dengan tata kelola yang baik atau good corporate governance. Tata kelola perusahaan yang baik dapat menjadikan perusahaan


(20)

5

menjadi lebih efisien. Semakin efisiennya perusahaan dapat menarik investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

Hasil penelitian proporsi dewan komisaris independen memberikan hasil yang tidak konsisten. Hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007), Wardoyo dan Veronica (2013) menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariati & Rihatiningtyas (2015) yang menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Komite audit mampu memantau anggota manajemen perusahaan yang harus bertanggung jawab atas kesalahan atau kecurangan yang dapat berakibat pada kerugian keuangan bagi perusahaan. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya komite audit diharapkan perusahaan akan berjalan secara efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi sebuah perusahaan dapat menarik investor untuk menanamkan saham pada perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat. Penelitian Manik (2011) dan Linda (2012) menemukan pengaruh positif ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian Fachruzzaman et al (2013) menemukan hasil negatif dari ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan.


(21)

Peringkat kinerja lingkungan yang tinggi juga merupakan salah satu aspek yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Semakin banyak wujud pertanggungjawaban sebuah perusahaan terhadap kelestarian lingkungan hidup dapat dipastikan maka citra dari perusahaan juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena perusahaan sanggup mewujudkan kontrak sosial atau legitimasi kepada masyarakat, sehingga keberadaannya diterima baik oleh masyarakat. Investor pun lebih tertarik pada perusahaan yang mempunyai citra positif di masyarakat, karena hal tersebut berdampak pada kesetiaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian, dalam jangka panjang penjualan perusahaan akan terus mengalami perbaikan yaitu berupa peningkatan penjualan sehingga profitabilitasnya pun juga akan mengalami peningkatan. Perusahaan yang tergolong baik adalah perusahaan yang mampu menghasilkan profitabilitas tinggi. Apabila perusahaan berjalan sesuai tujuan perusahaan, maka nilai perusahaan akan terus mengalami peningkatan. (Retno, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Suratno et al (2006) dan Hariati & Rihatiningtyas (2015) menyatakan bahwa kinerja lingkungan mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Perintah memerhatikan lingkungan sekitar dalam Islam juga sudah diperintahkan oleh karenanya, emiten sudah semestinya mampu menjaga lingkungan melalui kinerja lingkungannya sesuai dengan firman Allah yang tercantum dalam QS Al A’raf ayat 56-58 :


(22)

7

Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)


(23)

Di sisi lain, perusahaan melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan investasi mempunyai jangka waktu yang panjang sehingga keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan matang. Karena kesalahan dalam peramalan akan berakibat fatal yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal maupun sumber pendanaan eksternal. Berdasarkan signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Wijaya (2010) dan Rakhimsyah & Gunawan (2011) menemukan adanya pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Artinya, semakin keputusan investasi itu dilakukan maka semakin tinggi pula peluang nilai perusahaan itu meningkat. Namun hal ini tidak didukung oleh penelitian Wahyudi & Pawestri (2006) yang menemukan pengaruh negatif keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian Hariati & Rihatiningtyas (2015) yang menguji pengaruh tata kelola perusahaan dan kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan. Fokus penelitian ini adalah menguji pengaruh corporate governance, kinerja lingkungan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini adalah pada tahun pengujian dan adanya penambahan variabel independen yaitu keputusan investasi. Diharapkan dengan adanya penambahan variabel independen


(24)

9

tersebut, peneliti dapat mengetahui apakah keputusan investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian dari peneliti-peneliti sebelumnya maka penulis tertarik mengambil topik penelitian dibidang akuntansi khususnya keuangan dengan judul “ Pengaruh Corporate Governance, Kinerja Lingkungan dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014)”.

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan penulis diantaranya adalah corporate governance, kinerja lingkungan dan keputusan investasi. Corporate governance dapat dijelaskan dengan menggunakan beberapa variabel antara lain: kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran komite audit.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?

2. Apakah proporsi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?

3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?


(25)

4. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?

5. Apakah keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk menguji tentang:

1. Pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh positif proporsi dewan komisaris independen terhadap nilai

perusahaan.

3. Pengaruh positif ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh positif kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan. 5. Pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai faktor – faktor yang dapat berdampak bagi nilai perusahaan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengembangan praktik nilai perusahaan, sehingga dapat menjadi salah satu sarana bahan bacaan dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk peneliti selanjutnya.


(26)

11

a. Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan, agar dapat menarik calon investor dan kreditor melalui nilai perusahaan yang baik.

b. Bagi pihak pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat membuat peraturan mengenai nilai perusahaan.

c. Bagi pihak investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk para calon investor sebagai bahan pertimbangan awal untuk membuat keputusan dalam menanamkan modalnya.


(27)

(28)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi merupakan teori yang mendefinisikan adanya hubungan antara prinsipal dan agen. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai kontrak antara prinsipal dan agen untuk melakukan beberapa jasa/pelayanan untuk kepentingan prinsipal, yaitu melalui pendelegasian beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori ini mempunyai hubungan dengan Good Corporate Governance, karena menyoroti secara langsung hubungan prinsipal dengan agen.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsipal tidak mampu mengelola perusahaannya sendiri sehinnga menyerahkan kegiatan operasional perusahaan kepada pihak agen. Pihak manajemen sebagai agen bertanggungjawab secara profesional mengelola perusahaan dengan baik untuk memaksimalkan laba dan kinerja perusahaan. Sementara itu, pihak prinsipal akan melakukan pengendalian terhadap kinerja agen tersebut dengan memastikan modal yang telah diinvestasikan dikelola dengan baik. Apabila tujuan tujuan agen dan prinsipal samamaka tujuan untuk menaikkan nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan akan terwujud.


(29)

2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Teori legitimasi adalah sebuah teori yang memberikan penjelasan bahwa perusahaan mempunyai perjanjian dengan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan operasi berdasarkan dengan batas dan nilai keseimbangan (Deegan, 2012). Perusahaan harus mampu membuat masyarakat yakin bahwa aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi sudah sesuai dengan aturan dan kaidah yang dipercayai oleh masyarakat, sehingga hal tersebut membuat perusahaan memperhatikan analisis perilaku dengan memperhatikan lingkungan sosial (Naser et al., 2006 dalam Ratih & Damayanthi 2016).

3. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal merupakan suatu pengumuman atau pernyataan yang dipublikasikan agar memberikan sinyal bagi penanam modal atau investor untuk mengambil keputusan berinvestasi (Jogiyanto, 2015). Teori sinyal memberikan gambaran bahwa pengeluaran investasi mempunyai sinyal positif terhadap pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan sehingga dapat meningkatkan harga saham.

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis 1. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan

Kepemilikan institusional adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional dari suatu perusahaan maka semakin kuat


(30)

14

pula tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga konflik keagenan yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang (Jensen dan Meckling, 1976).

Besarnya proporsi kepemilikan institusional juga dapat meningkatkan kegiatan monitoring yang dilakukan perusahaan. Pengawasan investor individu sering dipandang kurang maksimal dalam mengawasi opportunisme pihak agen, sehingga kepemilikan investor institusi harus lebih ditingkatkan. Semakin ketatnya kegiatan monitoring oleh investor institusi diharapkan dapat meminimalisir opportunisme manajemen, terutama dari aspek finansial. Monitoring oleh investor juga dapat mendorong manajemen bertindak sesuai dengan keinginan pihak prinsipal. Pihak prinsipal pada dasarnya menginginkan aset perusahaan dikelola secara efektif dan efisien agar kesejahteraannya meningkat. Kesejahteraan yang meningkat dapat memikat investor untuk menenamkan saham kepada perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat (Hariati & Rihatiningtyas, 2015).

Penelitian yang dilakukan Rachmawati dan Triatmoko (2007), Tarjo (2008), Susanti (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan institusional dan nilai perusahaan. Dari penjelasan dan penelitian terdahulu tersebut, maka hipotesis yang diturunkan adalah:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai


(31)

2. Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan

Komisaris independen merupakan pihak yang netral dan tidak memihak siapapun di dalam perusahaan. Komisaris independen mampu memberikan pengarahan kepada manajemen dan mengawasi tindakan – tindakan manajemen. Berdasarkan agency theory, pengendalian tertinggi ada pada dewan komisaris independen yang bertanggung jawab memonitor tindakan manajemen puncak (Ulya, 2010). Jadi, semakin besar proporsi komisaris independen akan meningkatkan kemampuan monitoring perusahaan dan mengurangi adanya penyimpangan terhadap agen.

Fama and Jensen (1983) berpendapat bahwa komisaris independen merupakan posisi paling baik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta sebuah perusahaan dengan tata kelola yang baik atau good corporate governance. Semakin tinggi proporsi dewan komisaris independen maka semakin ketat pula kegiatan monitoring yang dilakukan. Oleh sebab itu, masalah kepentingan antar manajer internal dapat diawasi dengan baik. Dengan demikian, biaya keagenan perusahaan akan menurun sehingga perusahaan akan semakin efisien. Semakin efisiennya perusahaan dapat menarik investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) dan Hariati & Rihatiningtyas (2015) menemukan adanya hubungan positif antara


(32)

16

proporsi dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian yang dipaparkan dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2 : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

3. Ukuran Komite Audit dan Nilai Perusahaan

Pernyataan FCGI (2008) menjelaskan hubungan komite audit terhadap kinerja atau nilai perusahaan, yaitu komite audit bertanggung jawab di bidang pengawasan perusahaan (Corporate Control). Tanggung jawab tersebut adalah mengetahui dan memahami masalah serta hal-hal yang berpotensi menimbulkan risiko dan sistem pengendalian intern serta memonitoring proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal. Pemahaman komite audit mengenai masalah serta hal-hal yang dapat menimbulkan risiko, berpotensi baik untuk meminimalisir kerugian perusahaan khususnya dari aspek finansial seperti penurunan nilai perusahaan. Pemahaman komite audit mengenai sistem pengendalian internal perusahaan, juga diharapkan dapat mendeteksi berbagai tindakan kecurangan dan opportunisme manajemen yang dapat merugikan perusahaan khususnya dari aspek finansial. Selain itu, sistem pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja auditor internal oleh komite audit diharapkan mampu memantau anggota manajemen perusahaan yang harus bertanggung jawab atas kesalahan atau kecurangan yang dapat berakibat pada kerugian keuangan bagi perusahaan. Dengan demikian, dapat ditarik


(33)

kesimpulan bahwa dengan adanya komite audit diharapkan perusahaan akan berjalan secara efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi sebuah perusahaan dapat menarik investor untuk menanamkan saham pada perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Linda (2012) dan Manik (2011) menemukan adanya hubungan positif komite audit dan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan dan penelitian terdahulu, maka hipotesisnya adalah:

H3 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4. Kinerja Lingkungan dan Nilai Perusahaan

Berdasarkan legitimacy theory, sebuah perusahaan harus mampu menyeimbangkan antara tujuan ekonomi dengan tujuan lingkungan dan sosialnya agar dapat diterima baik oleh masyarakat. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika sebuah perusahaan menginginkan nilai perusahaan meningkat, maka perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja lingkungannya. Hal ini disebabkan masyarakat selaku konsumen akan memberikan kepercayaannya terhadap legitimasi tersebut (Ulya, 2014). Perusahaan yang mampu meyakinkan masyarakat bahwa kegiatan yang dilakukan memperhatikan kelestarian lingkungan maka perusahaan tersebut akan mendapatkan citra yang baik dari masyarakat. Dengan adanya citra baik, investor akan lebih tertarik menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut.


(34)

18

Penelitian yang dilakukan Suratno et al. (2006) dan Hariati & Rihatiningtyas (2015) menemukan adanya hubungan positif kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diturunkan adalah:

H4 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

5. Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan

Investasi ialah mengorbankan nilai aset di masa sekarang untuk mendapatkan aset di masa datang dengan jumlah yang lebih besar. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Berdasarkan signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.

Price earnings ratio (PER) yang merupakan proksi dari keputusan investasi dalam penelitian ini merupakan rasio harga saham terhadap laba per lembar saham. PER digunakan dalam penelitian ini karena menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit. Apabila PER semakin tinggi maka akan membuat nilai perusahaan semakin tinggi pula dimata para investor karena PER yang tinggi memberikan suatu gambaran bahwa perusahaan dalam kondisi sehat dan menunjukkan pertumbuhan perusahaan (Rakhimsyah & Gunawan, 2011).


(35)

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Wijaya (2010), Rakhimsyah & Gunawan (2011) menemukan adanya hubungan positif keputusan investasi dengan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan dan penelitian terdahulu, hipotesis yang diajukan adalah:

H5 : Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

C. Model Penelitian

+

+

+ +

+

GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIAN 1 Kepemilikan Institusional

Proporsi Dewan KomisarisIndependen

Ukuran Komite Audit

Kinerja Lingkungan

Keputusan Investasi

Nilai Perusahaan


(36)

(37)

A. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2012 sampai dengan 2014. Perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasti sudah mempunyai kriteria tertentu, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut akan relevan.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Penggunaan data sekunder dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur dan mengikuti PROPER.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif tertentu


(38)

1. Seluruh perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama periode 2012-2014.

2. Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan atau annual report dan Laporan Keuangan atau financial report periode 2012-2014. 3. Perusahaan yang mendapatkan peringkat PROPER berturut-turut periode

2012-2014.

4. Perusahaan yang memiliki data-data lengkap terkait dengan variabel dalam penelitian.

5. Perusahaan yang memiliki laba per saham atau earnings per share berturut-turut periode 2012-2014.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan atau dokumen perusahaan yaitu berupa annual report dan PROPER, website resmi BEI melalui www.idx.co.id, website resmi perusahaan, dan pojok BEI Fakultas Ekonomi UMY. Penelitian ini menggunakan metode penggabungan data (pooling data) dalam periode pengamatan tahun 2012 sampai dengan 2014. Pemilihan penggunaan metode pooling karena metode tersebut mempunyai keunggulan yaitu kemungkinan diperolehnya jumlah sampel yang lebih besar yang diharapkan dapat meningkatkan power of test penelitian.


(39)

perusahaan. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai kondisi dimana perusahaan memperoleh pencapaian dari kepercayaan investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan rasio Tobin’s Q yang diukur dengan menjumlahkan nilai pasar saham dan nilai buku total hutang kemudian dibagi dengan nilai buku total aset. Rumus perhitungan dapat ditulis dengan :

= ��+ ��

TA

yang mana,

Q : nilai perusahan

EMV : nilai pasar saham ( harga saham penutupan × jumlah saham beredar)

DEBT : nilai buku total hutang TA : nilai buku total aset

2. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

Variabel Independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

a. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (Tarjo, 2008). Pengukuran penelitian ini sesuai dengan penelitian Hariati & Rihaningtyas (2015) menggunakan kepemilikan institusional dengan rumus:


(40)

KI = �ℎ �ℎ� �� � �ℎ �ℎ�

b. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Menurut KNKG, proporsi dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar pemegang saham perusahaan, yang tidak terafiliasi dari hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan membandingkan antara jumlah dewan komisaris independen dengan total anggota komisaris.

PDKI= �ℎ �� �

� � �� � �

c. Ukuran Komite Audit

Pengertian komite audit dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-29/PM/2004, tertanggal 24 September 2004 pada Peraturan nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Komite audit. Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengolahan perusahaan.

Ukuran komite audit diukur dengan menjumlahkan banyaknya anggota komite audit yang dimiliki perusahaan.

UKA = �ℎ � � �� � �


(41)

Kinerja lingkungan merupakan kinerja dari suatu perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini kinerja lingkungan diproksikan oleh PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yang dibuat oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Program ini merupakan wujud kepedulian dan kontribusi masyarakat dalam mengendalikan dampak lingkungan. Perusahaan yang pada umumnya mempunyai dampak terhadap lingkungan didorong untuk melalukan pengelolaan dan pengawasan dari dampak tersebut. Dimana dari proses tersebut perusahaan akan memperoleh penghargaan atau sanksi yang akan diumumkan di media massa. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2011 mengungkapkan 5 kriteria penilaian PROPER. Secara umum pemberian penghargaan atau sanksi berdasarkan peringkat kinerja PROPER yang dibedakan menjadi 5 warna yang dinilai dari yang terbaik sampai yang terburuk yaitu: Emas: sangat sangat baik peringkat: 5; Hijau: sangat baik peringkat: 4; Biru: baik peringkat: 3; Merah: buruk peringkat: 2; Hitam: sangat buruk peringkat: 1.


(42)

e. Keputusan Investasi

Keputusan investasi adalah kombinasi dari aset yang dimiliki dan pilihan investasi di masa depan dengan net present value positif (Myers, 1977 dalam Wijaya, 2010). Keputasan Investasi tidak dapat diobservasi secara langsung, maka dalam penelitian ini diproksikan dengan Price Earnings Ratio (PER) yang dirumuskan dengan:

� =ℎ� �� �ℎ�

yang mana,

PER : price earnings ratio EPS : earnings per share A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Kualitas Data

a. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean), standar deviasi, varian, sum, range, skewness, kurtosis, maksimum dan minimum (Ghozali, 2011). Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Uji statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS 23.0.


(43)

berganda diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel-variabel memiliki distribusi normal. Data yang terdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan terjadinya bias (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Adapun dasar pengambilan keputusan uji one sample kolmogorov-smirnov test adalah:

a. Jika nlai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka diartikan bahwa data residual tidak berdistribusi normal.

b. Jika nlai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka diartikan bahwa data residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, maka uji jenis ini hanya diperuntukan untuk penelitian yang memiliki variabel independen lebih dari satu (Ghozali, 2011). Multikolinearitas dapat


(44)

dilihat dengan menganalisis nilai VIF (Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika: 1. Nilai Tolerance < 0,10, atau

2. Nilai VIF > 10. c. Uji Autokolerasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t (saat ini) dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan Uji Durbin-Watson. Menurut Santoso (2010) dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi dengan kriteria :

a. Nilai d-w dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif

b. Nilai d-w antara -2 sampai dengan +2 berarti tidak ada autokolerasi.

c. Nilai d-w berada diatas +2 berarti ada autokolerasi negatif. d. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Alat uji statistik yang digunakan untuk mendekteksi heteroskedastisitas adalah menggunakan


(45)

indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). 3. Uji Hipotesis dan Analisa Data

1) Uji Regresi berganda

Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit, kinerja lingkungan, keputusan investasi. Sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan persamaan berikut ini:

� �� ′�� = + . �� + � . �� + � . ���

+ � . � � + � . � + �

Keterangan :

Tobin’sQ : Nilai Perusahaan

KI : Kepemilikan Institusional

PDKI : Proporsi Dewan Komisaris Independen UKA : Ukuran Komite Audit

PROPER : Kinerja Lingkungan PER : Keputusan Investasi α : Konstanta

1− �5 : Koefisien variabel bebas e : Error


(46)

Uji signifikansi simultan (F-test) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Pengujian dilakukan sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara bersama-sama variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3) Uji Nilai t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significant level 0,05 atau a=5%. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Penerimaan hipotesis adalah bila nilai signifikansi t < 0.05 maka Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.


(47)

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil memberikan gambaran bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011)


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014 yang terdaftar sebagai peserta PROPER secara berturut-turut. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 22 sampel dari perusahaan sektor manufaktur dengan menggunakan periode pengamatan selama 3 tahun sehingga total sampel didapat 66 data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut perincian proses pemgambilan sampel disajikan pada tabel 4.1:

TABEL 4.1

PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL 1

Uraian 2012 2013 2014 Total

Perusahaan sektor manufaktur yang listing berturut-turut di BEI dari tahun 2012 – 2014

147 152 145 444 Perusahaan yang tidak mendapat

peringkat PROPER berturut-turut periode 2012-2014

(112) (117) (110) (339) Perusahaan yang tidak memeliki laba per

saham (13) (13) (13) (39)

Total perusahaan yang dijadikan sampel 22 22 22 66

Data Outlier (6) (6) (6) (18)


(49)

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) dari variabel independen dan variabel dependen. Hasil statistik deskriptif ditunjukkan dalam Tabel 4.2.

TABEL 4.2

STATISTIK DESKRIPTIF

Variable N Minimum Maximum Mean Std. Devation Tobin’sQ 48 0,37 3,78 1,7213 0,96034

KI 48 0,26 0,96 0,7181 0,13606

PDKI 48 0,14 0,67 0,3926 0,10121

UKA 48 2,00 4,00 2,9583 0,28868

PROPER 48 2,00 5,00 3,2917 0,74258

PER 48 2,08 89,84 23,9157 17,15036

Valid N 48

Sumber : Output SPSS 23.0

Tabel 4.2 menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan jumlah data dalam penelitian sebanyak 48 sampel (N) yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang mengikuti PROPER dan tedaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Variabel Nilai Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,37%, nilai maksimum sebesar 3,78&, nilai rata-rata sebesar 1,7213%, dan standard deviation 0,96034%.

Variabel Kepemilikan Instutusional memiliki nilai minimum sebesar 26% yang dimiliki oleh PT Polychem Indonesia Tbk, nilai maksimum sebesar 96% yang dimiliki oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk, rata-rata


(50)

kepemilikan institusional yang dimiliki oleh perusahaan dalam penelitian ini sebesar 71% dengan standard deviation 13,60%. Variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen memiliki nilai minimum sebesar 14% proporsi terkecil ini dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, sedangkan perusahaan dengan nilai maksimum proporsi dewan komisaris independen dalam penelitisn ini sebesar 67% adalah PT Gudang Garam Tbk, nilai rata-rata 39% dengan standard deviation 10,12%. Variabel Ukuran Komite Audit memiliki nilai minimum sebesar 2,00, perusahaan yang memiliki 2 anggota komite audit adalah PT Martina Berto Tbk, nilai maksimum sebesar 4,00, perusahaan yang memiliki 4 anggota komite audit dalam perusahaan adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, nilai rata-rata dalam penelitian ini adalah 3 jadi rata-rata anggota komite audit yang dimiliki oleh perusahaan dalam penelitian ini adalah 3 dan standard deviation 3. Variabel Keputusan Investasi nilai minimum sebesar 2,08% yang merupakan keputusan investasi dari PT Polychem Indonesia Tbk dan nilai maksimum 89,84% yang merupakan keputusan investasi PT Toba Pulp Lestari Tbk dari nilai rata-rata sebesar 23,9157%, dan standard deviation sebesar 17,15036%.


(51)

TABEL 4.3 HASIL PROPER

Berdasarkan tabel hasil peringkat proper menjelaskan bahwa persentase variabel kinerja lingkungan dari 48 sampel perusahaan dalam penelitian ini yang mendapat warna emas dengan peringkat 5 sebesar 14,58%, warna hijau dengan peringkat 4 sebesar 12,50%, warna biru dengan peringkat 3 sebesar 66,67%, warna merah dengan peringkat 2 sebesar 6,25% dan tidak ada perusahaan yang mendapatkan warna hitam dengan peringkat 1.

2. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Warna Peringkat Jumlah Persentase

Emas 5 7 14,58%

Hijau 4 6 12,50%

Biru 3 32 66,67%

Merah 2 3 6,25%

Hitam 1 0 0%


(52)

TABEL 4.4

HASIL UJI NORMALITAS 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal

Parameters(a,b)

Mean

0,0000000

Std. Deviation 0,81754172

Most Extreme Differences

Absolute

0,082

Positive 0,082

Negative -0,068

Kolmogorov-Smirnov Z 0,082

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200(c,d)

a. Test distribution is Normal b. Calcuated from data

Sumber : Output SPSS 23.0

Pada pengujian yang disajikan dalam tabel 4.4. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dalam model persamaan, dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Tabel 4.4. menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Pengujian ini untuk mengetahui ada-tidaknya autokorelasi dalam model persamaan, dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson. Jika -2 < dw < +2 maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian disajikan dalam tabel 4.5.


(53)

TABEL 4.5

HASIL UJI AUTOKORELASI 1

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,525(a) 0,275 0,189 0,86484 1,613 a. Predictors: (Constant), KI, PDKI, UKA, PROPER, PER

b. Dependent Variable: Tobin’sQ Sumber : Output SPSS 23.0

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai dw berada diantara minus 2 dan positif 2. Dimana nilai dw (1,613) lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2, sehingga dapat disimpulkan bawah tidak terjadi autokolerasi dalam model regresi.

c. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini untuk mengetahui ada-tidaknya multikolinearitas dalam model persamaan, dilakukan dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka data bebas dari multikolinearitas. Hasil pengujian disajikan dalam tabel 4.6.

TABEL 4.6

HASIL UJI MULTIKOLINERITAS 1

Variabel

Collinearity

Statistics Kesimpulan

Tolerance VIF

KI 0,742 1,347 Tidak terjadi multikolinearitas PDKI 0,702 1,424 Tidak terjadi multikolinearitas UKA 0,943 1,061 Tidak terjadi multikolinearitas PROPEER 0,935 1,069 Tidak terjadi multikolinearitas PER 0,948 1,056 Tidak terjadi multikolinearitas a. Dependent variable: Tobin’sQ


(54)

Tabel 4.6. menunjukkan nilai tolerance variabel independen lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi. d. Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini untuk mengetahui ada-tidaknya heteroskedastisitas dalam model persamaan, dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Jika nilai signifikansi lebih besar dari α (0,05), maka tidak terjadi heretoskedastisitas. Hasil pengujian disajikan dalam tabel 4.7

TABEL 4.7

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS 1

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -0,229 0,805 -0,285 0,777

KI 0,240 0,588 0,071 0,409 0,685

PDKI 0,262 0,813 0,057 0,322 0,749

UKA 0,146 0,246 0,091 0,594 0,555

PROPER 0,081 0,096 0,130 0,845 0,403

PER -0,003 0,004 -0,122 -0,794 0,432

a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber : Output SPSS 23.0

Tabel 4.7. menunjukkan bahwa seluruh nilai signifikansi lebih besar dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.


(55)

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.8.

TABEL 4.8

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINAS1

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 0,525(a) 0,275 0,189 0,86484 1,613 a. Predictors: (Constant), KI, PDKI, UKA, PROPER, PER

b. Dependent Variable: Tobin’sQ Sumber : Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.8., besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0,189 atau 18,9%. Hal ini menunjukan kemampuan variabel independen, yaitu kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit, kinerja lingkungan, keputusan investasi secara bersama memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar 18,9%, sedangkan sisanya 81,1% (100% - 18,9%) dijelaskan variabel lain yang tidak masuk dalam model.


(56)

2. Uji Nilai F

TABEL 4.9 HASIL UJI NILAI F 1

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 11,932 5 2,386 3,191 0,016(b)

Residual 31,414 42 0,748

Total 43,346 47

a. Predictors: (Constant), KI, PDKI, UKA, PROPER,PER b. Dependent Variable: Tobin’sQ

Sumber : Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.9., diperoleh nilai F test sebesar 3,191 dan nilai signifikansi (0,016) lebih kecil dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen, yaitu kepemilika institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit, kinerja lingkungan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

3. Uji Nilai t

Berdasarkan pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda, diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4.10 :


(57)

TABEL 4.10 HASIL UJI NILAI t 1

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1,967 1,474 -1,335 0,189

KI 0,111 1,076 0,016 0,103 0,916

PDKI 0,834 1,487 0,088 0,560 0,576

UKA 0,691 0,450 0,208 1,536 0,132

PROPER 0,458 0,176 0,354 2,609 0,013

PER -0,011 0,008 -0,204 -1,510 0,139

a. Dependent Variable: Tobin’sQ Sumber : Output SPSS 23.0

Berdasarkan tabel 4.10., dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -1,967 + 0,111 KI + 0,834 PDKI + 0,691 UKA + 0,458 PROPER – 0,011 PER

Dimana :

KI = Kepemilikan Institusional

PDKI = Proporsi Dewan Komisaris Independen UKA = Ukuran Komite Audit

PROPER = Kinerja Lingkungan PER = Keputusan Investasi

a. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.8, variabel kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,103 dengan signifikansi sebesar 0,918 lebih besar dari α (0,05), sehingga variabel kepemilikan institusional terbukti tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis satu ditolak.


(58)

b. Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan Berdasarkan tabel 4.8, variabel proporsi dewan komisaris independen memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,560 dengan signifikansi sebesar 0,578 lebih besar dari α (0,05), sehingga variabel proporsi dewan komisaris independen terbukti tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan dengan demikian hipotesis dua ditolak.

c. Ukuran Komite Audit dan Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.8, variabel ukuran komite audit memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,536 dengan signifikansi sebesar 0,132 lebih besar dari α (0,05), sehingga variabel ukuran komite audit terbukti berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis tiga ditolak.

d. Kinerja Lingkungan dan Nilai Perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.8, variabel kepemilikan asing memiliki nilai koefisien regresi sebesar 2,609 dengan signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil dari α (0,05), sehingga variabel kinerja lingkungan terbukti berpengaruh positif terhadap variabel nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis empat diterima.

e. Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.8, variabel keputusan investasi memiliki nilai koefisien regresi -0,1510 sebesar dengan signifikansi 0,139 sebesar lebih besar dari α (0,05), sehingga variabel kputusan


(59)

investasi terbukti tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis lima ditolak.

Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel 4.11 dibawah ini:

TABEL 4.11

RINGKASAN HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS1

Kode Hipotesis Hasil

H1 Kepemilikan Institusional berpengaruh positif

terhadap nilai perusahan.

Ditolak H2 Proporsi Dewan Komisaris Independen

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Ditolak H3 Ukuran Komite Audit berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Ditolak H4 Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Diterima H5 Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Ditolak

D. Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris indeenden, ukuran komite audit, kinerja lingkungan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, hasilnya menunjukan bahwa variabel independen kepemilikan institusional, ukuran komite audit, kinerja lingkungan dan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap variabel dependen nilai perusahaan. Sedangkan, variabel independen proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen nilai perusahaan.


(60)

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Beberapa alasan yang menjadi penyebab adalah karena kepemilikan institusional yang besar dengan rata-rata 71,81% merupakan pemilik mayoritas. Investor institusional mayoritas memiliki potensi untuk bekerjasama atau berpihak kepada manajemen dan mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. Anggapan bahwa manajemen sering mengambil tindakan atau kebijakan yang kurang optimal dan cenderung mengarah pada kepentingan pribadi mengakibatkan strategi antara investor institusional dengan pihak manajemen mendapat tanggapan yang kurang baik oleh pasar. Hal ini tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan dipasar modal sehingga dengan kepemilikan institusional belum mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurunnya harga saham sebuah perusahaan juga menyebabkan investor tidak tertarik menanamkan saham di perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan akan menurun (Permanasari, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Permanasari (2010), Badjuri (2012) dan Hariati dan Rihatiningtyas (2015) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh dengan nilai perusahaan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007), Tarjo (2008) dan Susanti (2010) yang menemukan bahwa kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menolak hipotesis pertama.


(61)

2. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi dewan komisaris yang besar dalam perusahaan tidak efektif dalam mewujudkan tata kelola yang baik guna meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini juga menunjukkan tidak efektifnya fungsi monitoring dewan komisaris independen dalam mengurangi tingkat manipulasi yang disebabkan oleh perilaku menyimpang dari pihak manajemen. Hal ini mengindikasikan bahwa dewan komisaris independen tersebut dipertanyakan tingkat independensinya. Bisa juga dewan komisaris independen dibentuk hanya untuk memenuhi persyaratan dan dibentuk hanya untuk formalitas sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-29/PM/2004 yang menetetapkan bahwa setiap emiten wajib memiliki dewan komisaris independen. Jadi, besar kecilnya proporsi dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan juga tidak dapat dijadikan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin baik dan tidak terjadi kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan. Adanya monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen tidak menghalangi perilaku manajer untuk memaksimumkan kepentingan pribadi sehingga target perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan sulit tercapai apabila terdapat perbedaan kepentingan seperti itu (Kayati et al, 2016).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007), Wardoyo dan Veronica (2013) dan Kayati et al (2016)


(62)

yang menyatakan tidak adanya hubungan antara proporsi dewan komisaris independen dengan nilai perusahaan. Namun, tidak sejalan dengan penelitian Herawaty (2008), Ulya (2014) dan Hariati dan Rihatiningtyas (2015) yang menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menolak hipotesis kedua.

3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan tindakan komite audit memonitoring manajemen dan memberikan masukan kepada dewan komisaris independen tidak dapat dijadikan jaminan untuk meningkatkan kinerja dari sebuah perusahaan. Selain itu jumlah atau ukuran komite audit bukan merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan efektifitas fungsi komite audit khususnya dengan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan (Hariati & Rihatiningtyas, 2015). Hasil tersebut juga menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan kemungkinan besar dikarenakan belum optimalnya kinerja komite audit dalam memantau dan melaksanakan pengendalian internal perusahaan. Adanya beberapa anggota komite audit yang masih memiliki hubungan dengan perusahaan atau dengan kata lain tidak independen ini dapat mempengaruhi terhadap kepengawasannya terhadap perusahaan. Ada kemungkinan bahwa keberadaan komite audit yang tinggi bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin baik, sehingga pasar menganggap keberadaan komite audit bukanlah faktor yang mereka


(63)

pertimbangkan dalam mengapresiasi nilai perusahaan. Adanya anggapan pasar tersebut berakibat pada kehati-hatian inveator menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut sehingga harga saham menurun dan nilai perusahaan akan menurun juga.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Susanto dan Subekti (2013), Fachruzzaman et al. (2013) dan Hariati & Rihatiningtyas (2015) yang menemukan bahwa ukuran komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun, penelitian Manik (2011) dan Linda (2012) menemukan pengaruh positif ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menolak hipotesis ketiga.

4. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi, yaitu apabila sebuah perusahaan mampu memperhatikan pengelolaan lingkungan, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan respon positif dari masyarakat, sehingga citra perusahaan dapat meningkat. Dengan adanya citra yang baik, para investor biasanya akan lebih tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi karena investor tersebut mempunyai keyakinan bahwa apabila suatu perusahaan mempunyai kinerja lingkungan yang baik, maka akan dapat menarik konsumen dan juga dapat berdapampak pada loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Dalam hal ini pun, para konsumen juga akan memilih menggunakan produk-produk dari perusahaan yang memerhatikan kinerja


(64)

lingkungan dengan baik. Sehingga, dampak dari hal tersebut adalah seecara tidak langsung akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, dalam periode jangka panjang profitabilitas perusahaan akan meningkat yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Suratno et al. (2006), Retno (2012), dan Hariati & Rihatiningtyas (2015) yang menyatakan kinerja lingkungan dapat memengaruhi nilai perusahaan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tjahjono (2012) yang menyatakan bahwa kinerj lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menerima hipotesis keempat.

5. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan apa yang dikatakan Fama (1978) bahwa keputusan investasi menentukan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori sinyal (signaling theory) yang menyatakan bahwa keputusan investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan suatu perusahaan di masa yang akan datang, sehinga meningkatkan harga saham di pasar modal yeng merupakan salah satu indikator dari nilai perusahaan. Hal ini memberikan gambaran bahwa berapapun investasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat risiko investasi yang ditanggung di masa datang akan sesuai dengan dengan besarnya investasi yang telah dilakukan sehingga hal tersebut dapat


(65)

memengaruhi kepercayan investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut (Achmad dan Amanah, 2014)

Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Wahyudi dan Prawestri (2006) dan Achmad dan Amanah (2014) yang menemukan bahwa keputusan investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun, penelitian Wijaya (2010) dan Rakhimsyah dan Gunawan (2011) menemukan pengaruh positif keputusan inveatasi terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menolak hipotesis kelima.


(66)

(67)

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh corporate governance, kinerja lingkungan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar sebagai peserta PROPER pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Berdasrakan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan nilai perusahaan.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

5. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukka bahwa keputusan investasi tidakberpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(68)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian kedepanya sebagai berikut:

1. Menambah jumlah sampel penelitian dengan mamanjangkan periode waktu penelitian agar hasil penelitian dapat lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah beberapa proksi dari Corporate Governance seperti jumlah rapat dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing.

3. Bagi investor, untuk lebih mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan dan sosial agar dalam berinvestasi tidak hanya terpaku oleh ukuran moneter. 4. Bagi masyarakat, untuk lebih bisa melakukan monitoring dan kontroling

terhadap perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan hak-hak masyarakat atas hak yang seharusnya diperoleh.

5. Bagi pemerintah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai hasil pertimbangan untuk menciptakan regulasi mengenai nilai perusahaan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bukan tanpa keterbatasan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh keterbatasan penelitian

1. Periode penelitian kurang lama mengingat terbatasnya sampel perusahaan yang megikuti PROPER.


(69)

lebih besar terhadap nilai perusahaan.

3. Corporate governance yang digunakan masih menggunakan tiga proksi yaitu kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit.


(1)

V. SARAN, SIMPULAN DAN KETERBATASAN 5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh

corporate governance, kinerja lingkungan dan keputusan investasi terhadap

nilai perusahaan pada seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar sebagai peserta PROPER pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran komite

audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan nilai perusahaan. 4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

5. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukka bahwa keputusan investasi tidakberpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(2)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian kedepanya sebagai berikut:

1. Menambah jumlah sampel penelitian dengan mamanjangkan periode waktu penelitian agar hasil penelitian dapat lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah beberapa proksi dari Corporate Governance seperti jumlah rapat dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing.

3. Bagi investor, untuk lebih mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan dan sosial agar dalam berinvestasi tidak hanya terpaku oleh ukuran moneter.

4. Bagi masyarakat, untuk lebih bisa melakukan monitoring dan kontroling terhadap perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan hak-hak masyarakat atas hak yang seharusnya diperoleh.

5. Bagi pemerintah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai hasil pertimbangan untuk menciptakan regulasi mengenai nilai perusahaan.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bukan tanpa keterbatasan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh keterbatasan penelitian

1. Periode penelitian kurang lama mengingat terbatasnya sampel perusahaan yang megikuti PROPER.


(3)

2. Tingkat adjusted R2 dari model yang diuji dalam penelitian ini tergolong rendah, yaitu sebesar 18,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap nilai perusahaan.

3. Corporate governance yang digunakan masih menggunakan tiga proksi

yaitu kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad.L.S, Amanah.L. (2014). Pengaruh Kepetusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol 3 No 9.

Agustina, Silvia. 2013. Pengaruh Profitabilitas Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan ( Studi Empiris padaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Jurnal Akuntansi.

Brigham, Eugene dan Houston Joel. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Deegan, Bahtiar.,Uzliawati, Lia., Yulianto, Agus Sholikhan. 2012. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Environmental Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di BEI Tahun 2008-2011. Simposium nasional

Akuntansi XV. Banjarmasin. 20-23 September 2012.

Fachruzzaman., & Utari, A. D. (2013). Analisis pengaruh mekanisme corporate governance, firm size, dan growth opportunity terhadap kinerja perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2012.Working Paper. Universitas Bina Nusantara.

Fama, E., & Jensen, M. (1983). Agency problem and residual claims. Journal of

Law and Economic, 26 (2),301-325.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. Seri Tata Kelola Perusahaan Jilid 11.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hariati, Isnin., Rihatiningtyas, Y.W. 2015. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XVIII Medan.

Hastuti, D. T. (2005). Hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII,Solo. 475-490.

http://katadata.co.id/infografik/2014/07/17/krisis-1997-vs-2008 diunduh pada 15 Mei 2016 pukul 20.00 WIB.

http://www.menlh.go.id/category/proper/ diunduh pada 16 Oktober 2016 pukul 17.00 WIB.


(5)

Jasen, MC and Meckling. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency

Costs and Ownership Structur. Journal of Financial Economics.

3,pp:305-360.

Jogiyanto.2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kesepuluh.Yogyakarta : BPFE.

Kayati, N.I, Wahyudi.S, Rini.I. (2016). Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Universitas Diponegoro.

Linda. (2012). Mekanisme corporate governance dan biaya agensi. Simposium

Nasional Akuntansi XV, 1-25. Banjarmasin.

Manik, T. (2011). Analisis pengaruh kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit, umur perusahaan terhadap kinerja keuangan.

JEMI , 2 (2), 25-36.

Permanasari, Wien Ika. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan

Institusional Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai

Perusahaan”.Skripsi.Akuntansi. Universitas Diponegoro.Semarang.

Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi X Makassar.

Ratih, I Dewa Ayu., Damayanthi, I Gusti Ayu Eka. 2016. Kepemilikan Manajerial Dan Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Rakhimsyah, L.D., & Gunawan, B. 2011. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Investasi, Vol 7 No 1.

Retno M, R. D. 2012. Pengaruh good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Jurnal Nominal, 1 (1), 84-103.

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat, Jakarta : PT Gramedia.

Siallagan, H., & Machfoedz, M. 2006. Mekanisme corporate governance , kualitas laba, dan nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. 1-23.

Sukamulja, & Sukmawati. 2004. Good corporate governance di sektor keuangan: Dampak GCG terhadap perusahaan. BENEFIT. 8(1), 1-25.


(6)

Suratno, I. G., Darsono., Mutmainah, S. 2006. Pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.

Suroso Widyaiswara, G.T. 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Perekonomian Indonesia.Artikel Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan.

Susanti, Angraheni Niken, dkk. 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Simposium Nasional Keuangan I.

Susanto, Priyatna Bagus & Imam Subekti. 2013. Pengaruh Corporate Social

Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan (Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

Penelitian Universitas Brawijaya.

Tarjo. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage

Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang saham serta Cost of Equity

Capital”. Simposium Nasioanal Akuntansi XI. Pontianak.

Tjahjono, Sri.E.M, 2012. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai

Perusahaan dan Kinerja Keuangan”. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ulya, M. A. 2014. Pengaruh corporate governance terhap kinerja ekonomi

perusahaan dengan kinerja lingkungan sebagai variabel intervening. Jurnal

Akuntansi Diponegoro, 3 (3), 1-14.

Wahyudi, Untung dan Pawestri, Hartini Prasetyaning. 2006. “Implikasi Struktur

Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan

Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang 23-26 Agustus.

Wardoyo dan Thedora Martina Veronica, 2013, “Pengaruh good corporate

governance, Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4 No.2 Wijaya, L.R.P, Bandi & A. Wibawa, 2010. “Pengaruh Keputusan Investasi,

Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai


Dokumen yang terkait

PENGARUH REPUTASI AUDITOR DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

0 3 16

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Mengikuti PROPER dan Terdaftar di BUrsa Efek Indonesia periode 2012-20

0 6 24

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Mengikuti PROPER dan Terdaftar di BUrsa Efek Indonesia periode 2012-20

0 10 99

PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI LINGKUNGAN, KINERJA LINGKUNGAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PROPER DAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2012-2014)

0 10 101

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 6 103

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).

0 2 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2009).

0 0 8

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 ).

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

0 0 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 17